• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GULING BELAKANG DI SMAN 1 TANJUNGSARI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GULING BELAKANG DI SMAN 1 TANJUNGSARI."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GULING BELAKANG DI

SMAN 1 TANJUNGSARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sajana Pendidikan

Program Setudi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh : Dede Rahmat

0801450

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Media Audiovisual Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Senam Lantai

Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Oleh

Dede Rahmat Aprilliandi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dede Rahmat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

DEDE RAHMAT APRILLIANDI 0801450

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG DI SMAN 1 TANJUNGSARI

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

(Drs. Yoyo Bahagia, M,Pd) NIP.194903161972111001

Pembimbing II

(Drs. Hendi Suhendi P) NIP. 195803021985111002

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Dede Rahmat Aprilliandi (2013). Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling belakang di SMAN 1 Tanjungsari. Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah pada umumnya menggunakan berbagai media pembelajaran, salah satunya yaitu media audiovisual. Dalam penelitiannya, hasil pembelajaran senam lantai guling belakang melalui media audiovisual akan dibandingkan dengan pembelajaran yang konvesional atau metode pembelajaran yang sering dilakaukan di SMAN 1 Tanjungsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, desain penelitian pretest and posttes control group design. Sampel penelitian siswa kelas X SMAN 1 Tanjungsari berjumlah 40 orang dipilih secara random. Instrumen penelitian yang digunakan merujuk pada skala penilaian yang dikemukakan oleh Schembri (1989:16.) dengan skor dari 1-5. Uji hipotesis penelitian menggunakan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak atau uji t. Hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran senam lantai melalui media audiovisual memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap hasil belajar senam lantai guling belakang dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional.

(5)

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

Dede Rahmat Aprilliandi (2013). Effect of Audiovisual Media Against Improved Student Learning Outcomes At the rear Bolster Learning Gymnastics Floor in SMAN 1 Tanjungsari. Thesis Program PJKR Sports Education Programs. FPOK - UPI.

The learning process in general physical education in schools using a variety of instructional media, one of which audiovisual media. In his research, learning outcomes gymnastics floor rear roll through audiovisual media will be compared with conventional learning or learning methods which often doing in SMAN 1 Tanjungsari. The research method used was experimental methods, research design and posttes pretest control group design. The research sample class X SMAN 1 Tanjungsari of 40 people chosen at random. Instruments used in this study refers to the grading scale proposed by Schembri (1989:16.) With a score of 1-5. Test hypotheses using similarity of two test average of one party or the t test. The data processing is concluded that the learning process through the floor exercises audiovisual media provide a more significant effect on learning outcomes gymnastics floor rear bolsters compared with conventional learning.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 9

A.Media Audio-Visual Dalam Pendidikan ... 9

1. Pengertian Media ... 9

2. Macam-macam Media Pembelajaran ... 11

3. Pengertian Media Audio Visual ... 14

4. Karakteristik dan Macam-macam Media Audio Visual... 16

5. Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran ... 19

B.Hasil Belajar ... 19

C.Senam Lantai Guling Belakang ... 22

1. Pengertian Senam ... 22

2. Jenis Senam ... 25

3. Guling Belakang (BackwardRoll) ... 26

(7)

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A.Metode Penelitian ... 30

B. Desain Penelitian Lokasi dan Langkah-langkah Penelitian ... 31

C.Populasi dan Sampel ... 33

D.Instrumen Penelitian ... 34

E. Prosedur Pengolahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A.Hasil Penelitian ... 41

B.Diskusi Penemuan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47

A.Simpulan ... 47

B.Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan, manusia tidak akan pernah jauh dari kata pendidikan, karena salah satu sifat dasar manusia adalah keingintahuannya akan hal-hal yang baru untuk menuju kehidupan yang lebih baik entah dari segi jasmani, rohani, material ataupun kematangan berpikir. Sedangkan arti proses pendidikan itu sendiri yaitu merupakan salah satu upaya yang dilakukan kepada peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Pendididkan jasmani memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan prilaku siswa seperti aspek kognitif, afektif dan khususnya adalah aspek psikomotor, mengenai hal ini Lutan (2000:15), mengatakan bahwa: “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalu aktivitas jasmani”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan jasmani itu sendiri yaitu, mencangkup domain psikomotor, kognitif dan afektif.

(9)

2

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan-tujuan penjas (pendidikan jasmani) menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2006 adalah: (1) mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup melalui berbagai aktivitas jasmani; (2) mengembangkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga. Lutan (2001), “pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan konstribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani peserta didik”. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan jasmani harus lebih dikembangkan ke arah yang lebih optimal sehingga peserta didik akan lebih inovatif, terampil, kreatif, dan memiliki kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman gerak manusia.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani saat ini, salah satu masalah utama pendidikan jasmani di Indonesia ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Disetiap jenjang sekolah, baik di sekolah dasar ataupun di sekolah lanjutan, upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran pendidikan jasmani serta kualitas output pendidikan itu sendiri telah dilakukan dengan berbagai cara. Kaitannya dengan tujuan umum pendidikan nasional, pendidikan jasmani merupakan bagian penting yang mendukung pada tercapainya tujuan umum tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.

(10)

media dan metode yang monoton yang mana guru hanya menjelaskan materi dan praktik tanpa ada contoh gerakan nyata yang dapat langsung dipahami oleh peserta didik, karena mereka hanya mengejar bagaimana materi pelajaran tersebut dapat selesai, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran itu bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kesehariannya.

Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah, senam merupakan salah satu materi ajar yang harus diberikan kepada siswa. Pembelajaran senam yang diberikan di sekolah merupakan bagian dari senam kependidikan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang paling penting dari pembelajaran senam itu sendiri adalah perkembangan dan pertumbuhan anak atau peserta didik.

(11)

4

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hidayat, (dalam Mahendra 2007:8), mencoba mendefinisikan senam sebagai:

“Suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai spriritual”.

Salah satu jenis senam yang dipelajari di sekolah yaitu senam lantai, senam lantai adalah senam yang memiliki unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu saat meloncat kedepan atau ke belakang. Guling depan dan guling belakang merupakan salah satu bagian dari rangkaian senam lantai. Sebetulnya gerakan senam lantai guling depan dan guling belakang sudah dipelajari di SMP bahkan di SD pun senam lantai guling depan sudah di ajarkan sehingga pada saat siswa masuk SMA pembelajaran senam lantai guling depan dan guling belakang sudah tidak asing lagi bagi mereka, hanya saja kenyataan di lapangan saat penulis melakukan pengamatan di SMAN 1 Tanjungsari, ketika guru penjas SMA tersebut sedang melakukan tes senam lantai guling depan dan guling belakang, guling depan lebih dominan di kuasai oleh siswa ketimbang guling belakang dan hal ini tidak hanya pada satu kelas saja namun hampir semua kelas X semuanya sama lebih dominan pada gerakan guling depan dan hanya beberapa siswa yang bisa melakukan guling belakang, bahkan masih banyak kekurangan pada gerakan siwa saat melakukan senam lantai guling belakang, antara lain, posisi sikap awal yang masih kurang baik, pada saat mengguling tidak lurus (menyamping) dan posisi akhiran yang belum sempurna. Hal ini karena masih banyak siswa yang merasa ketakutan dan merasa kesulitan pada saat melakukan tugas gerak guling belakang, sehingga motivasi untuk melakukan latihan gerak jadi berkurang sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai hasil belajar siswa.

(12)

siswa dan tingkat keberhasilan yang ingin di capai oleh guru penjas sekolah tersebut tidak tercapai. Adapun beberapa indikator yang menyebabkan tidak berhasilnya proses pembelajaran senam lantai di SMA 1 Tanjungsari antara lain (1). Media dan metode pengajaran yang masih bersifat tradisional, (2). Tugas gerak yang dilakukan siswa tidaklah maksimal, (3). Pemberian materi yang dirasakan siswa terkesan membosankan.

Salah satu permasalahan yang di hadapi dari penjelasan di atas yaitu media pembelajaran yang masih bersifat tradisional sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media pembelajaran menurut Schramm (dalam Yoyo Bahagia, 2010) mengemukakan bahwa “media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”. Salah satu media pembelajaran yang digunakan pada zaman sekarang yaitu media audiovisual, media audiovisual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Rohani (1997:97-98) yang dikutip dari

http://www.sarjanaku.com/2011/05/media-audio-visual.html (09-03-2013)

berpendapat bahwa “Audiovisual adalah media instruktional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) meliputi media yang dapat di lihat dan di dengar”

Dari hasil penjelasan d atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang pengaruh media pembelajaran audiovisual dalam pembelajaran senam lantai guling belakang di SMA, khususnya di SMA 1 Tanjungsari, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan siswa terhadap senam lantai guling belakang.

B. Rumusan Masalah

(13)

6

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

betul-betul tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, maka dari itu peneliti merumuskan permasalahan ini kedalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh media audiovisual dan pembelajaran yang konvensional (tidak menggunakan media audiovisual) terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam lantai khususnya guling belakang?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pembelajaran senam lantai guling belakang yang menggunakan media audiovisual dengan pembelajaran yang konvensional ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai. Arikunto (1998:49) mengemukakan bahwa “tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.

1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru mengenai penggunaan media pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran senam lantai. Temuan tersebut menjadi landasan dalam upaya mengembangkan pembelajaran senam lantai. Hasil ini sangat diperlukan oleh para guru khususnya guru di SMA dalam membantu mengenai efektivitas metode dan media pembelajaran pada pelajaran senam lantai guling belakang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap:

a. pengaruh media audiovisual terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran senam lantai khususnya guling belakang.

(14)

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan informasi serta memberikan gambaran mengenai media dan metode pembelajaran dalam pelajaran senam khususnya senam lantai guling belakang.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru-guru penjas dalam penerapan media pembelajaran yang sesuai serta memahami dampaknya terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran senam lantai guling belakang.

3. Manfaaat bagi penulis/peneliti, peneliti mendapatkan fakta bahwa media pembelajaran audio visual lebih efektif di gunakan untuk pembelajaran senam lantai guling belakang.

E. Batasan Penelitian

Sehubungan dengan luasnya permaslahan yang timbul dari topik kajian, maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh pemahaman kajian dan menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan di SMA 1 Tanjungsari.

2. Penelitian dipusatkan pada pengaruh dari media audiovisual terhadap hasil belajar siswa dalampembelajaran senam lantai guling belakang.

3. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media audiovisual (video) 4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media audiovisual, sedangkan

variabel terikatnya yaitu hasil belajar siswa pada pembelajaran senam lantai guling belakang.

5. Populasi dan sampel

(15)

8

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Sedangkan arti dari metode itu sendiri yaitu suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan dipergunakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang diperlukan dan dipergunakan dengan permasalahan yang diselidiki. Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Seperti halnya menurut Nazir (2005:84) penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku” jadi dalam setiap penelitian dibutuhkan metode yang ilmiah sebagai alat untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Tentang metode penelitian disampaikan oleh Sugiyono (2010:2) yang menjelaskan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (2007:206) menjelaskan penelitian adalah “Suatu proses yang dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan

yang dajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan”.

(17)

31

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan relevan atau tidaknya suatu metode dapat dilihat dari kecocokan, kegunaan, dan tidak terjadi banyak penyimpangan pada saat proses penggunaan metode tersebut maka metode tersebut dapat dikatakan relevan dan sesuai.

Dalam suatu penelitian terdapat beberapa jenis metode penelitian yang biasa digunakan untuk mengungkap suatu permasalahan, seperti metode deskriftif, metode historis, dan metode eksperimen. Berkaitan dengan masalah yang ingin dikaji dan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan maka metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, menurut Sugiyono (2010:72) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai, “Metode penelitisn yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Selanjutnya dijelaskan oleh Arikunto (2007:207), bahwa :

“Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek

selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada

tidaknya hubungan sebab akibat”.

Berdasarkan uraian tersebut, secara spesifik penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang yang menggunakan media audiovisual dengan metode pembelajaran senam lantai guling belakang yang diterapkan di SMA 1 Tanjungsari atau bisa dibilang tanpa media audiovisual.

B. Desain penelitian, Lokasi, dan Langkah-Langkah Penelitian

(18)

kontrol diberi perlakuan dengan metode pengejaran yang biasa diterapkan di sekolah SMAN 1 Tanjungsari dengan kata lain tanpa audiovisual, lalu tes akhir sebagai bahan perbandingan. Adapun gambaran desainnya sebagai berikut

:

A

O

1

X

1

O

2

B

O3 X2 O4

Gambar 3.1 Bagan Desain (Arikunto, 2006:86)

Keterangan :

O1 : Tes awal kelompok eksperimen (Media Audio visual) O2 : Tes akhir kelompok eksperimen (Media Audio visual) O3 : Tes awal kelompok kontrol (Konvensional)

O4 : Tes akhir kelompok kontrol (Konvensional) A : Kelompok eksperimen (Media Audio visual) B : Kelompok kontrol(Tanpa Media Audio Visual) X1 : Pengajaran melalui Media Audio visual

X2 : Metode pengajaran senam lantai SMAN 1 (Konvesional) Prosedur dan desain dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menentukan sampel dari populasi.

2. Melakukan tes awal pada masing-masing kelompok (pretest)

3. Memberikan perlakuan dengan media audiovisual dan tanpa media audiovisual

4. Melakukan tes akhir (posttest) setelah diberi perlakuan dan kemudian menghitung rata-rata.

5. Menghitung perbedaan antara hasil kelompok pertama (media audiovisual) dan kelompok kedua (Metode pengajaran SMAN 1) setelah diberi perlakuan 6. Langkah terahkir memakai pengujian hipotesis untuk menentukan apakah

(19)

33

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun gambaran rancangan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.2 Langkah-langkahPenelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Tanjungsri. C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sumber data yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena populasi merupakan merupakan keseluruhan sumber data atau obyek yang akan diteliti. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007:155) bahwa

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa populasi yakni keseluruhan sumber data yang akan dipelajari sifat-sifatnya atau dengan kata lain penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi kelas X di SMAN 1 Tanjungsari.

SAMPEL

TES AWAL

Kelompok A Kelompok B

Media Audio Visual Pengajaran senam lantai SMAN 1

TES AKHIR

Pengolahan Data

(20)

Sedangkan sampel menurut Arikunto (2006:131) yaitu “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Mengenai jumlah sampel Surakhmad (1990:100)

menjelaskan bahwa “... bila populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50% dan diatas seratus 15%”.

Dalam penelitian ini jumlah populasi dari siwa kelas X SMAN 1 Tanjungsari adalah : X-1 = 40 siswa , X-2 = 40 siswa, X-3 = 40 siswa, X-4 = 35 siswa dan X-5 = 35 siswa, jadi jumlah keseluruhan populasi yaitu 180 siswa. sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel random sampling yaitu “cara pengambilan sampel secara acak yang berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Sugiyono (2007:171), karena penulis menganggap populasi dalam penelitian ini sifatnya homogen. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang siswa dan siswi, usia 14-15 tahun dengan jumlah sampel masing-masing kelas 7- 8 orang. Sampel yang telah ditentukan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A (eksperimen)dan kelompok B (kontrol)dengan masing-masing sampel 20 orang /kelompok.

D. Instrument Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang

disebut Instrument. Menurut Arikunto (2002 :126) Instrument adalah “ alat pada waktu penelitian menggunakan metode” berdasarkan pengertian tersebut, maka untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan kemampuan keterampilan siswa digunakan instrument sebagai berikut:

(21)

35

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Adapun kriteria penilaian tes guling belakang ini merujuk pada skala peilaian yang dikemukakan oleh Sschembri (1989:16) yaitu:

Tabel 3.1

Pelaksanaan dan kontrol yang sempurna, teknik dan bentuk yang sempurna dan gerakan lancar.

Gerakan sangat baik, kesalahan bentuk dan posisi yang minim, tidak ada pelanggaran dari ketentuan.

Gerakan baik, hal-hal yang pokok dapat dilakukan, peragaan terlihat aman, sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang kecil.

Tidak terkontrol, bentuk dan teknik jelek banyak kesalahan dari ketentuan tang tertulis. Takdapat dikenali karena pelaksanaan salah atau hilang dan tidak aman.

Adapun bentuk format dalam tes untuk senam lantai guling belakang ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Lembar Tes Guling Belakang

(22)

E. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data yang terkumpul dati hasil pengukuran tes awal maupun tes akhir, maka data tersebut diolah secara setatistik agar memiliki arti dalam sebuah penelitian. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Data yang telah diperoleh dari hasil pengetesan dan pengukuran, kemudian diolah secermat mungkin dengan menggunakan statistik yang sesuai, agar dapat menguji hipotesis dan memberikan kesimpulan yang tepat.

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai rata-rata

̅

̅ = nilai rata-rata yang dicari

x = jumlah skor yang didapat n = banyak sampel

2. Menghitung simpangan baku

√ ̅

S = setandar deviasi yang dicari

∑ = jumlah dari

= Nilai Skor Sampel

̅ = Nilai rata-rata

= banyak sampel

3. Uji normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji normalitas liliefors. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

(23)

37

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

̅

X = Rata-rata sampel

S = Simpangan baku sampel

̅ = Nilai skor sampel

b. Untuk setiap bilangan menggunakan data distribusi normal baku, kemudian hitung peluang.

F(Zi)= P = (Z≤Zi)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ..., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan S (Zi), maka :

d. Hitung selisih F(Zi) F(Si) kemudian tentukan harga mutlaknya. Ambilah harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo dengan L yang diambil dari table taraf nyata yang dipilih.

1) Hipotesis ditolak apabila Lo > L tabel Adalah populasi berdistribusi tidak normal 2) Hipotesis diterima apabila Lo < L table

Kesimpulan adalah populasi berdistribusi normal 4. Uji homogenitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga variabel tersebut mempunyai kemampuan awal dan akhir yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan F = homogenitas yang dicari.

(24)

5. Uji masing-masing pembelajaran

Uji perkembangan hasil pembelajaran masing-masing kelompok metode bagian dan metode keseluruhan. Yaitu menggunakan rumus dari sudjana (1992:239) dengan rumus :

̅ ̅ √

X1 = nilai rata-rata satu X2 = nilai rata-rata 2 S = simpangan baku n1 = banyak sampel satu n2 = banyak sampel dua

Kriteria : tolak hipotesis (Ho) jika : t ≥ t tabel (1- ), dengan dk = n1+ n2-2 dalam hal lain hipotesis (Ho) d diterima.

6. Uji signifikansi dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata, uji satu pihak .

Uji signifikansi ini yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata hasil pembelajaran antara yang menggunakan media Audio visual dan yang menggunakan metode pengajaran SMAN 1 Tanjungsari yaitu dengan menggunakan rumus sebagai beikut:

Kriteria : tolak hipotesis Ho jika uji satu pihak dengan rumus:

(25)

39

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dan terima Ho jika sebalinya.

= nilai dari = nilai dari

= nilai dari t (1- = nilai dari t (1-

Sedangkan jika dala perhitungan uji normalitas data yang dicapai tidak sesuai dengan ketentuan uji diatas yang bersifat normal, maka dilakukan perhitungan dengan statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan uji wilcoxon.

1. Uji wilcoxon

Uji wilcoxon ini digunakan untuk mengetahui uji masing-masing perkembangan kelompok pengajaran yang menggunakan media Audio visual dan pengajaran di SMAN 1 Tanjungsari, dengan ketentuan jika J dari hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan J daftar berdasarkan taraf nyata = 0,01 atau taraf nyata = 0,05 yang telah dipilh sebelumnya, maka tolak Ho jika J dari perhitungan lebih kecil atau sama dengan J tabel dan hal lainya diterima. Uji Wilcoxon ini dilakukan dengan cara:

a. Beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut beri pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y)

c. Hitunglah jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga nomor urut yang bertanda negatif.

d. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di C/ di atas , ambilah harga mutlaknya paling kecil, sebutlah julah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.

(26)

Uji U-test i ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata hasil pembelajaran antara pengajaran menggunakan media audiovisual dengan pengajaran di SMAN 1 Tanjungsari yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. = dan

2. =

= jumlah sampel 1 = jumlah sampel 2 = jumlah peringkat 1 = jumlah peringkat 2

(27)

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran senam lantai guling belakang melalui media Audio Visual dan konvensional dapat menunjukan penigkatan dan pengaruh terhadap hasil belajar senam lantai guling belakang siswa.

2. Proses pembelajaran senam lanatai guling belakang melalui media Audio Visual dapat menunjukan peningkatan hasil belajar senam lantai guling belakang yang lebih baik dan signifikan dibandingkan dengan proses pembelajaran senam lantai guling belakang melalui pembelajaran yang konvensional (tidak menggunakan media Audio Visual).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam suatu proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran keterampilan yang membutuhkan gerakan-gerakan sebaiknya pembelajaran tersebut dibantu dengan alat bantu seperti media Audio Visual karena hal ini akan lebih memudahkan guru untuk menyampaikan materi dan siswa pun dapat memahami gerakan demi gerakan dan penjelasan materi yang dapat dimengerti dengan mudah.

(28)
(29)

Dede Rahmat, 2013

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Abdulhak, Ishak dan Harun, Djaenudin (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Bahagia, Yoyo (2010). Modul 2 Modifikasi Media Pembelajaran. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Djamarah, dan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Handri, T. (2011). Pengaruh perbandingan motode bagian dan metode

keseluruhan terhasap hasil belajar senam lantai guling belakang. Skripsi: FPOK UPI Bandung.

Hermawan,H. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung : Upi Press

Lutan, Rusli. Pendidikan Kebugaran Jasmani : Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta : Depdiknas

Mahendra, A. (2007) Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam Untuk Mahasiswa FPOK-UPI.

Mahendra, Agus. (2003). Pembelajaran Senam. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nurhasan, (2007). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Bandung.

Slameto. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Schembri, Gene (1983). Gym Skills. Dingley Vic: The Australian Gymnastics Federation Inc.

(30)

Sudjana. (1992). Metode Stastistika. Bandung. Tarsito Bandung. Sudjana. (2008). Cara belajar Siswa Aktif. Bandung : Sinar Baru

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Nurhasan (2007). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Bandung.

Winkel. (1996). Pisikologi Pengajaran. Jakarta : PT Grasindo

INTERNET:

http://vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam-lantai/

http://ismail403.wordpress.com/2013/01/06pengertian-media-pembelajaran/

www.sarjanaku.com/2011/05/medi-audio-visual.html?=1

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/

http://nurmayanti-smi.blogspot.com/

http://robiatulfazriah.blogspot.com/2011/05/media-audio-visual.html

http://mathc-edu.blogspot.com/2013/01/pengertian-hasil-belajar.html

http://www.sarjanaku.com/2011/05/media-audio-visual.html

http://vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam-lantai/

http://suradin.wordpress.com/2008/03/07/

http://coach01.wordpress.com/2011/05/15/penjas-dan-ktsp/

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Desain (Arikunto, 2006:86)
Gambar 3.2 Langkah-langkahPenelitian
Tabel 3.2  Lembar Tes Guling Belakang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

anak korban bencana menurut Konvensi Hak-Hak Anak dan

Pengertian asas kepentingan yang terbaik bagi anak adalah, bahwa dalam suatu. tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu peneliti ingin melihat gambaran apa adanya tentang suasana proses belajar mengajar yang

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi angket dalam rangka untuk pengumpulan data penelitian tentang “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Staf Kantor Perpustakaan Arsip

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR