PENCARIAN SENSASI PADA PEREMPUAN BERPAKAIAN PROVOKATIF (Studi Kasus Pada 2 Orang Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Muhammad Fajar Jayadi
0900426
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
PENCARIAN SENSASI PADA PEREMPUAN BERPAKAIAN PROVOKATIF (Studi Kasus Pada 2 Orang Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)
Oleh :
Muhammad Fajar Jayadi
0900426
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Muhammad Fajar Jayadi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pencarian Sensasi Pada Perempuan Berpakaian Provokatif (Studi Kasus Pada Dua Orang Mahasiswi UPI
Bandung) ini sepenuhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Tidak ada bagian di
dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika-etika
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika-etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2013
Yang membuat pernyataan,
Muhammad Fajar Jayadi
Alhamdulillaahirabbil’alamiin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, Rabb yang Maha Memiliki Ilmu dan Pengetahuan karena atas izin dan
kekuasaanNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pencarian Sensasi Pada Perempuan Berpakaian Provokatif (Studi Kasus Pada Dua Orang Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia)“. Shalawat serta salam penulis
sampaikan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, serta para
sahabatnya, dan umatnya. Semoga kita mendapatkan rahmat dan hidayahnya hingga
akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung. Dalam penyusunan skripsi ini yang masih jauh dari
bentuk sempurna, peneliti berharap membawa banyak manfaat bagi orang-orang
yang membacanya dan mengamalkannya.
Bandung, Oktober 2013
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan-bantuan atau
dukungan dari banyak pihak, baik yang bersifat nyata maupun yang bersifat
emosional maupun informasional. Apresiasi dan ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Seluruh keluarga besar Universitas Pendidikan Indonesia, dari rektor
beserta staf yang telah banyak membantu dalam kegiatan perkuliahan.
2. Keluarga besar Fakutltas Ilmu Pendidikan dan dekan beserta dengan
jajarannya yang telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman-pengalaman selama kuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan
3. Keluarga besar Jurusan Psikologi, kepada dosen-dosen yang saya hormati
yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu tentang dunia Psikologi dan
juga seluruh staff Jurusan yang ikut turut serta membantu jalannya
perkuliahan.
4. Ibu Dr. Elly Malihah, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang selalu
bersedia membimbing penulis, meluangkan waktu, dan memberi banyak
ilmu pengetahuan.
5. Ibu Gemala Nurendah, S.Pd.,MA selaku dosen pembimbing II yang selalu
bersedia meluangkan waktu, membimbing penulis dan memberikan
banyak ilmu pengetahuan.
6. Ayah dan Ibu yang telah melahirkan penulis ke dunia ini, yang telah
tiada henti mencurahkan kasih sayangnya dan perjuangannya. Begitu juga
beserta kaka dan adik yang selalu memberi warna-warni dalam hidup ini.
7. Kedua subjek TR dan IR yang dengan tulus bersedia membantu untuk
memberikan informasi-informasi untuk kepentingan peneliti yang
sungguh bermanfaat bagi penelitian ini.
8. Keluarga besar Psikologi 2009 yang telah menemani selama 4 tahun
dalam suka dan duka maupun manis pahitnya hidup selama kita menjalani
warna-warni hari bersama untuk menuntut ilmu.
9. Teman-teman capung yeti, genkol, geng kerudung, genk sushis, trio
macan, Zea, Farhan, Fikri, Tata, Ilma, Sri, Ririn, Eko, Sekar, Mahalani,
Rini, Nisa, Ipeh, Uni, Nova, Maulidina, Mara, Wida, Rendra, Mutia,
Risma yang selalu berada disaat suka, duka dalam menjalani hiup ini dan
juga ikut turut serta membantu memberikan motivasi untuk mengerjakan
skripsi ini
10.Teman-teman Psikologi angakatan 2006, 2007, 2008, 2010, 2011, 2012
yang telah memberikan rasa persahabatan sampai dengan saat ini.
11.Kawan-kawan Mentari dan Analog yang telah memberikan pengalaman
pada dunia keolahragaan dan persahabataan.
12.Sahabat-sahabat basket Psikologi UPI yang telah memberikan rasa
kekeluargaan saat penulisan skripsi ini dan juga Fadila yang telah
memberikan warna-warni dalam kehidupan ketika melakukan penulisan
skripsi ini.
13.Teman-teman Antapani yang memberikan banyak cerita dan pengalaman
14.Semua pihak yang terkait dalam proses penyusunan skripis ini, walaupun
tidak bisa disebutkan satu persatu dengan kemurahan peniliti
mengucapkan banyak terima kasih.
Sungguh berarti peran pihak-pihak tersebut bagi penulis selama proses
penyusunan skripsi ini. Tidak ada yang dapat membalas kebaikan pihak-pihak
tersebut kecuali Allah SWT yang mampu membalas kebaikan semuanya dengan
kebaikan yang berlipat ganda.
Bandung, Oktober 2013
ABSTRAK
Muhammad Fajar Jayadi (0900426). Pencarian Sensasi Pada Perempuan
Berpakaian Provokatif. (Studi Kasus pada 2 Orang Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencarian sensasi (sensation seeking) apa yang dirasakan pada perempuan berpakaian provokatif dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitan ini yaitu dua orang mahasiswi yang berstatus aktif, konsisten dalam berpakaian provokatif dan berusia 15-24 tahun. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive
sampling dan pengumpulan data dengan teknik wawancara. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pencarian sensasi yang dirasakan sama ketika berpakaian provokatif. Namun pada faktor apa saja yang mempengaruhi dalam berpakaian provokatif mempunyai faktor-faktor yang berbeda-beda dalam setiap subjek. Subjek yang pertama dikarenakan dipengaruhi oleh kebebasaan yang diberikan oleh orangtua subjek, adanya peniruan atau imitasi dari telivisi, pengaruh teman-teman, dan kebutuhan akan penghargaan atau rasa percaya diri. Pada subjek kedua dipengaruhi oleh peniruan atau imitasi dari majalah, kekecewaan yang di alami oleh subjek sehingga mengekspersikan lewat pakaian-pakaianya, kebebasaan yang didapat ketika jauh dari orangtua subjek, kebutuhan akan adanya apresiasi.
ABSTRACT
Muhammad Fajar Jayadi (0900426). Sensation Seeking In Women Dressed
Provocative. (Case Study 2 The student at Universitas Pendidikan Indonesia Bandung). Department of Psychology, Faculty of Education. Indonesia University of Education. Bandung (2013).
This research aims to determine of sensation seeking and the factors when woman wearing the provocatively dresses. The method of this research is use a case study with qualitative approach. The subjects in this research are two female students whose still active as a student college and their have to consistent to wear a provocative dress whose in 15 until 24 years old. Selection subjects of this research were used purposive sampling and data collection by interview. The results showed that woman when wearing provocatively dresses felt usual. However, the factors that affect the provocatively dress factors have different in every subject. The first is because the subject is affected by freedom given by her parent, the impersonation or imitation from television, the influence of her friends, and the need for respect or self-confidence. In the second subject is affected by impersonation or imitation from the magazine, the disappointment experienced of herself through the expressing of wearing of her clothes and her daily habit and the freedom obtained when the subject away from the parents, so their need for the appreciation.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN ……….. i
ABSTRAK ……… ii
ABSRACT ……… iii
KATA PENGANTAR ………... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ……….. v
DAFTAR ISI ………. vii
DAFTAR GAMBAR ……… x
DAFTAR TABEL ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……… xii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………..
B. Fokus Penelitian ……….…...
C. Rumusan Masalah ……….
D. Tujuan Penelitian ………..
E. Manfaat Penelitian ……….
F. Sistematika Penulisan Skripsi ………... 1 4 4 4 5 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pencarian Sensasi (Sensation Seeking)………..…...
1. Definisi Pencarian Sensasi (Sensation Seeking)………...
2. Dimensi – Dimensi Pencarian Sensasi (Sensation Seeking)....
B. Pakaian Provokatif………
1. Definisi Pakaian Provokatif…......
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ……….. 14
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 14
C. Definisi Operasional………. 15
D. Instumen Penelitian……….…….… 15
E. Pengujian Keabsahan Data………... 16
F. Teknik Pengumpulan Data……….. 16
G. Teknik Analisis Data………..……….……. 17
H. Tahap-tahap Penelitian…..……….. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan Subjek 1 1. Profil Subjek 1 ……… 21
2. Hasil Penelitian Subjek 1 ……… 23
3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 1 ………... 35
B. Hasil dan Pembahasan Subjek 2 1. Profil Subjek 2 ……… 41
2. Hasil Penelitian Subjek 2 ……… 44
3. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek 2 ………... 56
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……….. 62
B. Rekomendasi ……… 63
DAFTAR PUSTAKA ……….. 66 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif…….. 40
Gambar 4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Berpakaian Provokatif pada
Subjek 1 ………. 34
Gambar 4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Berpakaian Provokatif pada
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pencarian getaran jiwa dan petualangan (Thrill and Adentury
Seeking)……… 24
Tabel 4.2 Pencarian Pengalaman (Experience Seeking) ………. 25
Tabel 4.3 Disinhibition (Tanpa batas)………. 28
Tabel 4.4 Kerentanan Terhadap Rasa Bosan (Boredom Susceptibility)….. 29
Tabel 4.5 Kebebasaan Subjek 1………... 29
Tabel 4.6 Peniruan atau Imitasi Subjek 1……… 30
Tabel 4.7 Pengaruh Teman Sebaya Subjek 1……….. 31
Tabel 4.8 Penghargaan Diri Subjek 1……….. 33
Tabel 4.9 Pencarian Sensasi Pada Subjek 1………. 33
Tabel 4.10 Pencarian getaran jiwa dan petualangan (Thrill and Adentury Seeking)……… 45
Tabel 4.11 Pencarian Pengalaman (Experience Seeking)………. 46
Tabel 4.12 Disinhibition (Tanpa batas)………. 49
Tabel 4.13 Kerentanan Terhadap Rasa Bosan (Boredom Susceptibility)….. 50
Tabel 4.14 Peniruan atau Imitasi Subjek 2……… 51
Tabel 4.15 Kekecewaan Subjek 2……….. 52
Tabel 4.16 Kebebasaan Subjek 2………... 53
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
2. Lampiran 2 : Penyajian Data
3. Lampiran 3 : Dokumentasi Subjek
4. Lampiran 4 : Verbatim Wawancara
5. Lampiran 5 : Verbatim Significant Person
6. Lampiran 6 : Surat Persetujuan Subjek
7. Lampiran 7 : SK Pembimbing
8. Lampiran 8 : Kartu Bimbingan
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia tidak lepas dari aktivitas sehari-hari. Dalam
melakukan aktivitasnya, manusia sering kali melibatkan aktivitas-aktivitas
berbahaya untuk menghindari kejenuhan di hidupnya, seperti terjun, payung,
balap motor, balap mobil, tinju, gulat, boxer dan lain-lain. Aktivitas- aktivitas
berbahaya dilakukan orang, untuk membuktikan bahwa manusia tidak akan
merasa puas dengan kondisi tenang dalam jangka waktu yang cukup lama,
sehingga selalu melakukan aktivitas yang bisa menimbulkan sensasi walaupun
hal itu berbahaya bagi keselamatannya (Zukerman dalam Atkinson dkk, 1983).
Selain melakukan aktivitas yang berkaitan dengan olahraga berbahaya tersebut,
terkadang manusia juga ingin mencari sensasi dengan mencoba hal-hal baru
yang berakibat kepada kesehatan tubuhnya seperti minum-minuman beralkhol,
merokok dan mengonsumsi obat-obatan terlarang (marijuana dan narkoba).
Sebenarnya pencarain sensasi pada setiap orang sudah tertanam untuk
keinginan mencari sensasi, hanya saja tergantung dari level, atau kebutuhan
maupun tingkat kepercayaan dirinya (Roslina, 2012).
Bila kita menonton berita di telivisi pencarian sensasi sering juga
dikaitkan dengan masalah politik. Pencarian sensasi digunakan di politik untuk
meningkatkan popularitas seorang tokoh partai politik maupun partai itu
sendiri. Selain digunakan untuk meningkatkan seorang tokoh politik, pencarian
sensasi juga suka digunakan dalam panggung hiburan ataupun dunia keartisan.
Pencarian sensasi dalam dunia keartisan sering dipergunakan untuk
mendongkrak popularitas seorang artis maupun menaikan nama artis untuk
menjadi lebih terkenal dan juga menjaga popularitas seorang artis. Sering kali
dunia keartisan kita dikenal bukan karena prestasi yang ia lakukan seperti
karena musiknya, aktingnya maupun kiprahnya di dunia keartisan melainkan
2
membuat mereka terkenal secara mendadak atau instan. Contohnya saja artis
yang sukses menjadi terkenal karecna sensasi negatifnya adalah Nikita
Mirzani. Sosok Nikita Mirzani yang paling dikenal sebagai artis yang paling
sering membuat sensasi, dia pun mengakui bahwa menjadwalkan gosip,
sensasi, dan menikmati sensasi yang ia ciptakan. Nikita Mirzani menanggapi
bahwa sensasi adalah alat untuk membuat namanya tetap bersinar di panggung
hiburan. Beberapakali sensasi yang diciptakan oleh sosok wanita bernama
Nikita Mirzani dari mulai foto-foto toplessnya, fotonya yang tengah berciuman
dengan seorang perempuan, foto yang memperlihatkan payudaranya dipegang
oleh seorang pelawak dan pakaian-pakaian seksi yang ia gunakan.
(Vivalive.co.id).
Menurut Delly (2009). Semakin tinggi tingkat Sensation seeking pada
seseorang maka perilaku juvenile delinkuen (kenakalan remaja) juga tinggi,
sedangakan semakin rendah sensation seekingnya maka perilaku juvenile
delinkuen (kenakalan remaja) semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku juvenile delinkuen sangat dipengaruhi oleh tingkat Sensation Seeking
seseorang.
Pencarian sensasi selain dikaitkan dengan perliaku atau tingkah laku juga
sering dikaitkan dengan dunia fashion atau pakaian. Dari artis mancanegara
sampai artis lokal kerap menggunakan pakaian untuk pencarian sensasi demi
meningkatkan popularitasnya. Pakaian yang dipergunakan pun
bermacam-macam dari pakaian sehari-hari sampai pakaian olahraga. Seperti contohnya
Nikita Mirzani dengan pakaian yang memperlihatkan lekak-lekuk tubuhnya,
rok di atas lulut, memperlihatkan kulit bagian dada dan kaki bagian atas kerap
kali pakaian-pakaian seperti itu dipergunakan untuk mencari sensasi.
Pakaian-pakaian ini sesuai dengan pernyataaan Lennon dalam Funches (2007) bahwa
pakaian yang terbuka seperti blus dengan dada rendah, rok mini, pakaian ketat,
3
Penelitian Christy Starr dalam Health Detik (2012) bahwa keinginan untuk
tampil seksi dimulai sejak umur wanita 6 - 9 tahun. Di dalam penelitian ini
anak perempuan diperlihatkan dengan dua buah boneka, yang satu buah
boneka dengan pakaian provokatif dengan rok mini dan baju yang
memperlihatkan bagian pusar dan satu buah boneka dengan pakaian
konservatif dengan celana kargo dan bagian badan dengan sweater tertutup,
hasilnya bahwa 68% anak perempuan mengatakan mereka akan lebih memilih
untuk terlihat seperti boneka yang berpakaian provokatif.
Penelitian Durante (2011) mengenai pakaian provokatif yakni keberanian
perempuan untuk membeli pakaian provokatif tersebut disebabkan oleh
pengaruh alam bawah sadar mereka yang ingin terlihat lebih memukau
dibanding perempuan lainnya. Selain itu juga, keinginan membeli dan
menggunakan pakaian provokatif pada perempuan dikarenakan keinginan
untuk mendapatkan perhatian pria.
Penelitian Knauf dan Mittag (2008) tentang pengaruh pakaian dan persepsi
terhadap kecerdasan intelektual, perempuan mengenakan gaya pakaian yang
lebih konservatif akan dinilai lebih positif pada aspek kepribadian dan
kecerdasan, daripada wanita mengenakan pakaian provokatif. Di sisi lain
perempuan berpakaian provokatif juga menunjukan peringkat moralitas secara
signifikan lebih rendah dari gaun konservatif. Selai itu juga perempuan
berpakaian provokatif juga cenderung kurang untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma sosial.
Pemakaian pakaian provokatif menimbulkan banyak problematika di
masyarakat Indonesia dari pencarian sensasi para artis sampai pelarangannya.
Seperti pelarangan rok mini oleh Badan Kehormatan DPR-RI (suaranews.com
2012). Selain itu juga Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang menuai
kecaman terkait pernyataannya yang menyalahkan rok mini sebagai salah satu
4
Oleh karena itu berdasarkan permasalahan tentang pencarian sensasi dan
studi pendahulunya tentang pakaian provokatif, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pencarian Sensasi Pada Perempuan Berpakaian Provokatif (Studi Kasus Pada Dua Orang Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)”.
B.Fokus Penelitian
Pada penggunaannya pakaian provokatif menuai banyak masalah di
Indonesia, karena di Indonesia sendiri berpakaian cenderung menganut adat
budaya timur, sehingga sering dianggap melanggar norma-norma sosial yang
ada di masyarakat apabila pakaian yang tidak sesuai dengan norma-norma
sosial seperti pakaian yang terlihat lekuk tubuh maupun pakaian yang terlalu
terbuka. Dengan demikan fokus penelitian ini adalah pencarian sensasi apa
yang dirasakan pada dua orang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia
yang berpakaian provokatif dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
dalam berpakaian provokatif.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang teridentifikasi di atas,
maka masalah penilitan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Sensasi apa yang dirasakan pada perempuan menggunakan pakaian
provokatif ?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menggunakan pakaian
5
D.Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian
ini adalah sebagai berikut;
1. Mengetahui sensasi apa yang dirasakan ketika perempuan yang
menggunakan pakaian provokatif ?
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menggunakan
pakaian provokatif ?
E.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan baik bagi pengembangan ilmu psikologi sosial, terutama untuk
bahasan mengenai pencarian sensasi pada perempuan berpakaian
provokatif.
2. Manfaat Praktis: hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
sumber referensi untuk mengetahui informasi pengguna pakaian
provokatif, maupun untuk menambah pengetahuan pada masyarakat
tentang penggunaan pakaian provokatif dan diharapkan dapat lebih
menghargai kebebasan berpakaian pada perempuan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika cara penulisan skripsi ini terdiri dari Bab I sampai dengan V
yang dijabarkan sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Bab I ini berisi tentang uraian-uraian pendahuluan yang berisi tentang
latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian dari teoritis sampai praktis. Uraian-uraian
ini merupakah salah satu bagian dari skripsi pencarian sensasi pada
perempuan berpakaian provokatif. Pada bab ini peneliti menjelaskan dari
6
2. BAB II Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan konsep-konsep teori yang dapat digunakan
untuk menjelaskan variabel yang akan diteliti. Selain teori disini juga berisi
tentang penelitian-penelitian sebelumnya, dari penelitian pencarian sensasi
sampai dengan pakaian provokatif.
3. BAB III Metode Penelitian
Metode penelitian berisi tentang penjelasan-penjelasan mengenai
metode-metode penelitian dari lokasi, subjek, desain, teknik pengumpulan
data, teknik pengolahan data sampai dengan keabsahan data penelitian.
4. BAB IV Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan berisi tentang hasil-hasil penelitian yang
ditemukan peneliti, yang berkaitan dengan rumusan masalah. Selain itu juga
berisi tentang profil-profil subjek yang diteliti oleh peneliti.
5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan berisi tentang hasil penelitian yang telah di simpulkan.
Sedangkan rekomendasi berupa saran untuk subjek, masyarakat, dan peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desaian Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiyono, 2012). Selain itu juga menurut
Moleong (2010) pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Peneliti ini menggunakan desain studi kasus guna menggali lebih dalam
mengenai pencarian sensasi apa yang dirasakan dan faktor apa saja yang
mempengaruhi dalam berpakaian provokatif, hal ini sesuai dengan rancangan
studi kasus menurut Alsa (2010) dilakukan untuk memperoleh pengertian yang
mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu atau subjek yang diteliti.
Penelitian studi kasus lebih mementingkan proses daripada hasil dan lebih
ditujukan untuk menemukan sesuatu daripada kebutuhan konfirmasi.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung,
sedangkan lokasi pengambilan data bersifat situasional menyesuaikan dengan
keadaan maupun perjanjian dengan subjek. Pemilihan subjek ini dipilih dengan
cara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).
Subjek penelitian ini dipilih dengan non-probality sampling dengan teknik
15
1. Subjek adalah mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang
menempuh pendidikan atau ber-status aktif dengan rentang usia 15-24
tahun.
2. Subjek konsisten dalam menggunakan pakaian provokatif
C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pencarian sensasi adalah
kebutuhan untuk merasakan apa yang dilakukannya dengan cara mengambil resiko
yang bersifat fisik maupun sosial untuk suatu kepentingan tertentu. Pencarian
sensasi ini diungkap melalui wawancara mendalam dengan subjek penelitian.
Pedoman wawancara dirumuskan berdasarkan empat dimensi dari Zuckerman
(1979), yaitu sebagai berikut:
1. Pencarian getaran jiwa dan petualangan (Thrill and Adentury Seeking)
Dimensi ini berhubungan dengan kemauan individu untuk mengambil
risiko-risiko yang bersifat fisik dan keikutsertaan dalam olah raga yang
beresiko tinggi. Tindakan yang berisiko meliputi keinginan kuat untuk terlibat
dalam aktivitas fisik yang menuntut kecepatan berbahaya seperti terjun
payung, menyelam, dan bungge jumping.
2. Pencarian Pengalaman (Experience Seeking)
Dimensi ini berhubungan dengan kebutuhan akan pengalaman-
pengalaman baru, menyenangkan, dan gaya hidup yang tidak konvesional
maupun antikonformitas termasuk dalam hal musik, seni, travel style, seperti
mencoba mengkonsumsi marijuana dan obat-obatan lainya juga merupakan
pencarian pengalaman terhadap hal-hal baru.
3. Tanpa batas (Disinhibition)
Dimensi ini berhubungan dengan keinginan untuk mengambil
risiko-risiko sosial dan keikutsertaan dalam perilaku-perilaku yang berisiko-risiko terhadap
16
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap posisi orang di dalam
masyarakat terhadap kondisi badan atau pikiran seseorang yang dapat muncul
di masa kini atau di masa yang akan datang.
4. Kerentanan Terhadap Rasa Bosan
Dimensi ini berhubungan dengan sebuah ke tidak inginan untuk
melakukan pengalaman yang bersifat ber ulang-ulang, pekerjaan rutin atau
orang-orang yang membosankan dan sikap melepaskan diri dari kondisi yang
monoton
D.Intrument Penelitian
Instrument dalam penelitian ini adalah human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
ini, peneliti adalah intrumen kunci. (Sugiyono, 2012)
E. Pengujian Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan data dilakukan melalui beberapa
cara sebagai berikut:
1. Triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012).
2. Member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh
data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data (Sugiyono, 2012). Pelaksanaan member check dilakukan setelah satu
periode pengumpulan data selesai atau setelah mendapat suatu temuan atau
kesimpulan. Dalam penelitian ini, pengecekan hasil wawancara dilakukan
17
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif ini teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah
dengan wawancara mendalam dan observasi (Sugiyono, 2012). Untuk melakukan
wawancara digunakan alat bantu ialah recorder dan alat tulis untuk mencatat.
1. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono (2012) mendefenisikan wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui
manya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara juga dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden lebih mendalam (Sugiyono 2012).
Dalam penelitan ini peneliti menggunakan wawancara semitersetruktur,
jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview.
Tujuan dari wawancara jenis in adalah untuk menemukan suatu
permasalahan yang lebih terbuka dimana pihak yang di ajak wawancaranya
diminta pendapat dan ide-idenya. (Sugiyono 2012).
2. Observasi
Marshall dalam Sugiyono (2012) menyatakan bahwa dengan
observasi peneliti banyak belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku
tersebut. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan
mengikuti kegiatan-kegiatannya dan observasi ketika melakukan wawancara.
G.Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012) yaitu dengan cara reduksi data (data
18
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya
sudah jenuh. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif (Miles dan
Huberman dalam Sugiyono, 2012)
1. Data reduction.
Pada tahap ini peneliti merangkum data yang telah dikumpulkan, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari
tema dan polanya. Dalam mereduksi data, peneliti memberikan kode pada
aspek-aspek tertentu yang berhubungan dengan fokus dalam penelitian ini.
2. Data display.
Pada tahap ini peneliti menyajikan data yang telah direduksi dalam
bentuk matriks, uraian singkat atau teks yang bersifat naratif, dan bagan
hubungan antar kategori.
3. Conclusion drawing/verification
Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini
berupa deskripsi atau gambaran mengenai suatu objek yang sebelumnya
masih remang-remang, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Data collection Data diplay
Data reduction
19
H. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
b. Menentukan fokus penelitian.
c. Menentukan landasan teoritis.
d. Mempersiapkan pedoman wawancara.
e. Mencari informasi awal mengenai subjek penelitian
f. Melakukan pendekatan secara personal dengan subjek penelitian untuk
dijadikan informan.
2. Tahap Pengambilan Data
a. Melaksanakan pengambilan data terhadap subjek penelitian melalui
wawancara dan observasi.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan verbatim dari wawancara yang telah dilaksanakan dengan
subjek penelitian.
b. Melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan secara
kualitatif.
4. Tahap Pembahasan
a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis data.
b. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada
Bab IV mengenai pencarian sensasi pada dua perempuan berpakaian
provokatif, didapatkan kesimpulan umum bahwa pencarian sensasi yang di
alami mempunyai kesamaan dan setiap subjek memiliki faktor mempengaruhi
yang berbebeda-beda dalam berpakaian provokatif.
1. Pencarian Sensasi Pada Wanita Berpakaian Provokatif
Pada dua subjek perempuan berpakaian provokatif mengalami sensasi yang
sama yaitu:
a. Pencarian getaran jiwa (Thrill) yang berhubungan dengan kemauan
untuk mengambil risiko-risiko fisik,
b. Pencarian pengalaman (Experience Seeking) kebutuhan akan pengalaman-pengalaman menyenangkan maupun gaya hidup yang tidak
konvesional,
c. Tanpa batas ( Disinhibition) keinginan untuk mengambil risiko-risiko
sosial dan resiko kesehatan
d. Kerentanan terhadap rasa bosan (Boredom Susceptibility).
Meskipun pencarian sensasi dalam berpakaian provokatif mengalami empat
dimensi yang sama, tetapi tujuan subjek pertama dalam berpakaian provokatif
karena menumbuhkan rasa percaya diri. Sedangkan untuk subjek kedua tujuan
dalam berpakaian provokatif karena membutuhkan rasa kenyamanan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berpakaian Provokatif
Pada setiap subjek memiliki faktor yang berbeda-beda dalam
berpakaian provokatif. Pada subjek pertama dipengaruhi oleh kebebasaan
yang diberikan oleh orangtua subjek dalam melakukan apapun, adanya
63
subjek memasuki les vokal, dan kebutuhan akan penghargaan atau rasa
percaya diri. Pada subjek kedua dipengaruhi oleh peniruan atau imitasi
dari majalah-majalah, kekecewaan yang di alami oleh subjek sehingga
mengekspersikan lewat pakaian-pakaianya, kebebasaan yang didapat
ketika jauh dari orangtua subjek, kebutuhan akan adanya apresiasi.
B.Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pencarian sensai
perempuan berpakaian provokatif, berikut ini adalah beberapa rekomendasi
untuk berbagai pihak yang terkait, maupun untuk penelitian selanjutnya.
1. Bagi perempuan berpakaian provokatif
Bagi perempuan berpakain provokatif lebih bisa menjaga diri dalam
berpakaian dari tindakan-tindakan kriminal.
2. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat jangan memandang negatif seseorang dari penampilan
saja maupun mengkaitkan penampilan seseorang dengan perilaku dan
lingkungan yang ada disekitarnya. Selain itu juga lebih menghargai
kebebasaan perempuan dalam ber-pakaian provokatif.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti berharap penelitian ini tentang pencarian sensasi pada perempuan
berpakaian provokatif menjadi sebuah referensi atau dasar bagi
penelitian-penelitian selanjutnya dan juga subjek dalam penelitian-penelitian bisa lebih
diperbanyak, subjek diperluas tidak hanya mahasiswi tetapi juga
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, A. (2007). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anindiya, L.(2012). Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Pencarian Sensasi
Pada Konsumen IPAD. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012,
Tidak Diterbitkan).
Atkinson, R.L & Atkinson, R.C (1983). Pengatar Psikologi Umum II. Jakarta: Erlangga.
Boeree, C.G. (2010). Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Primsa Sophie.
Delly, R. Hubungan Antara Dorongan Mencari Sensasi (Sensation Seeking)
dengan Kenakalan pada Remaja (Juvenile Delinkuen). Jurnal: UII
Durante, K.M. (2011). Ovulation, Female Competition, and Product Choice:
Hormonal Influences on Consumer Behavior. Journal Of Consumer
Research, Inc.●Vol. 37
Feij, J.A & T. T.W. Beyond the Genetic Basis of Sensation Seeking: The Influence
of Birth Order, Family Size and Parenting Styles. Romanian Journal of
Applied Psychology, 2010, Vol. 12, No. 2, 54-61
Funches, K.W. (2007). The Role Of Female’s Alcohol Consumption And Clothing
On Attitudes Towards Date Rape. Tesis pada Department of Psychology :
University of North Carolina Wilmington
64
Grasha & Kirschenbaum. (1980). Pshychology of adjustmen and competence.
USA. Winthrop Publisher Inc.
Good Future Teen Rehab. ____. Dress Code. [online]. Tersedia:
http://www.goodfutureteenrehab.com/what-to-pack.html
Healt Detik. (2012). Keinginan Tampil Seksi Sudah Muncul Sejak Perempuan Usia 6 Tahun. [online]. Tersedia:
http://health.detik.com/read/2012/07/18/172531/1968743/763/keinginan-tampil-seksi-sudah-muncul-sejak-perempuan-usia-6-tahun
Hurlock, E.B. 1986. Personality Development. New Delhi: Tata McGraw-Hill,
inc.
Hurlock, E. B. 1994. Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi ke-5. Alih bahasa: Wasana. Jakarta: Erlangga
Kamberaj, D. (2011). Female Students’ Clothing Styles and their Effect on
Perceived Intelligence by College. Coastal Carolina University
Knauf, T.G & Mittah, R.M. 2008. Smart and Sexy? Major and Clothing’s
Influence on Perceptions of Intelligence. Journal of Undergraduate Research
XI.
65
Moleong, Lexy J. 1989. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Remadja Karya.
Roslina. (2012). Sensasi Artis Jual Diri Demi Populer di Dunia Hiburan. [online]. Tersedia:
http://us.m.life.viva.co.id/news/read/368176-sensasi-artis-jual-diri-demi-pupuler-di-dunia-hiburan
Santoso, S. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Suara News. (2012). Rok Mini DPR-RI Masuk Menjadi Berita Dunia. [online]. Tersedia:
http://www.suaranews.com/2012/03/mini-dpr-ri-masuk-menjadi-berita-dunia-html
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tempo. (2011). Kontroversi Pernyataan Rok Mini Foke Minta Maff. [online]. Tersedia:
http://m.tempo.co/read/news/2011/09/17/057356767/Kontroversi-Pernyataan-Rok-Mini-Foke-Minta-Maff
66
Pine, Karen J. (2011). The Effect of Appearance on First Impressions. University
of Hertfordshire in collaboration with Mathieson & Brooke Tailors Ltd.
United Kingdom.
Vaillancourt, T & Sharma, A. (2011). Intolerance of Sexy Peers: Intrasexual
Competition Among Women. University of Ottawa, Ontario, Canada.
Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset.
Zuckerman, M. (1979). Sensation Seeking. Beyond The Optimal Level Of Arasual.
New Jersey: Lawarance Erlbaum Associates. Publisher.
Zuckerman, M., & Kuhlman, D. M. (2000). Personality and Risk-Taking:
Common Biosocial Factors. Journal of Personality. Special Issue:
Personality Perspectives on Problem Behavior, 68(6), 999-1