MENGGUNAKAN TARGET PADA PERMAINAN
SEPAK BOLA SISWA KELAS V
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
OLEH:
ROHYANI
0908968
PGSD PRODI S1 PENJAS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyundul Bola Melalui Pantulan Bola ke Tembok Dengan Menggunakan Target Pada Permainan Sepak Bola Siswa Kelas V” ini beserta isinya adalah benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, Juni 2011 Yang membuat pernyataan
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyundul Bola Melalui Pantulan Bola ke Tembok Dengan Menggunakan
Target Pada Permainan Sepak Bola Siswa Kelas V Oleh
ROHYANI NIM. 0908968
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Dr. Tatang Muhtar, M.Si. NIP. 19590603 198603 1 005
Pembimbing II
Indra Safari., M.Pd. NIP. 19770902 200801 1 016
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang
LEMBAR PENGESAHAN ... i
B. Pembelajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) di Sekolah Dasar ... 12
C. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 17
D. Peranan Pendidikan Jasmani ... 15
E. Teknik Menyundul Bola ... 16
F. Pengertian Media ... 18
G. Tujuan Media ………. 19
H. Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Media Target ………. 20
BAB III METODE PENELITIAN
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 39
1. Teknik Pengumpulan Data ... 39
2. Analisis Data ... 44
G. Validasi Data ... . 45
A.Kesimpulan ... 113 B.Saran ... 115
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 3
Tabel 3.1 Daftar Tenaga Pegawai ... 23
Tabel 3.2 Keadaan Siswa ... 24
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 27
Tabel 4.1 Data Awal Hasil Perencanaan ... 48
Tabel 4.2 Data Awal Observasi kinerja Guru ... 50
Tabel 4.3 Data Awal Observasi Aktivitas Siswa ... 52
Tabel 4.4 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 53
Tabel 4.5 Hasil Perencanaan Siklus I ... 57
Tabel 4.6 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Siklus I ... 60
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 61
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 65
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 68
Tabel 4.10 Hasil Persentase Perencanaan Siklus I ... 70
Tabel 4.11 Hasil Persentase Kinerja Guru Siklus I ... 71
Tabel 4.12 Hasil Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 72
Tabel 4.13 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 74
Tabel 4.14 Hasil Perencanaan Siklus II ... 76
Tabel 4.15 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Siklus II ... 80
Tabel 4.16 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 81
Tabel 4.19 Hasil Persentase Perencanaan Siklus II ... 89
Tabel 4.20 Hasil Persentase Kinerja Guru Siklus II ... 90
Tabel 4.21 Hasil Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 91
Tabel 4.22 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ... 93
Tabel 4.23 Hasil Perencanaan Siklus III ... 96
Tabel 4.24 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Siklus III ... 99
Tabel 4.25 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 99
Tabel 4.26 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 103
Tabel 4.27 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 105
Tabel 4.28 Hasil Persentase Perencanaan Siklus III ... 108
Tabel 4.29 Hasil Persentase Kinerja Guru Siklus III ... 108
Tabel 4.30 Hasil Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 109
Diagram 4.1 Data awal dan Siklus I Perencanaan ... 59
Diagram 4.2 Data awal dan Siklus I Kinerja Guru ... 64
Diagram 4.3 Data awal dan Siklus I Aktivitas Siswa ... 68
Diagram 4.4 Data awal dan Siklus I Hasil Belajar Siswa ... 71
Diagram 4.5 Data awal, Siklus I dan Siklus II Perencanaan ... 79
Diagram 4.6 Data awal, Siklus I dan Siklus II Kinerja Guru ... 84
Diagram 4.7 Data awal, Siklus I dan Siklus II Aktivitas Siswa ... 86
Diagram 4.8 Data awal, Siklus I dan Siklus II Hasil Belajar Siswa ... 89
Diagram 4.9 Data awal sampai Siklus III Perencanaan ... 98
Diagram 4.10 Data awal sampai Siklus III Kinerja Guru ... 102
Diagram 4.11 Data awal sampai Siklus III Aktivitas Siswa ... 104
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) Siklus I... 119
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) Siklus II ... 123
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) Siklus III ... 126
Lampiran 4 Lembar Hasil Perencanaan ... 129
Lampiran 5 Lembar Hasil Perencanaan Siklus I ... 130
Lampiran 5 Lembar Hasil Perencanaan Siklus II ... 131
Lampiran 6 Lembar Hasil Perencanaan Siklus III ... 132
Lampiran 7 Lembar Observasi Kinerja Guru ... 133
Lampiran 8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 137
Lampiran 9 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 138
Lampiran 10 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 139
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 140
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 141
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 142
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 143
Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus I ... 144
Lampiran 16 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus II ... 145
Lampiran 17 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus III ... 146
Lampiran 18 Lembar Wawancara Guru ... 147
Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan Guru ... 148
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan dengan
melibatkan seluruh sistem dalam pendidikan, salah satunya adalah guru. Salah satu
indikator berhasilnya pendidikan adalah ditangan guru, oleh karena itu guru harus
mampu mengatur dan mengkondisikan pembelajaran yang menyenangkan agar siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani agar siwsa mampu memahami apa yang
dijelaskan oleh guru, mempunyai sikap yang baik, dan bergerak aktif.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan, sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, malalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita (Lutan, 1996: 1)
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum.
Menurut cholik (1997: 1) "Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pendidikan yang ditujukan tmtuk mencapai pendidikan melalui gerakan fisik".
Pendidikan jasmani sebagai suatu subsistem pendidikan memiliki peranan yang
berarti dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia, sebagai mana
ditetapkan dalam UU RI No. II Tahun 2004 tentang sistem pendidikan nasional
bahwa:
pengembangan manusia Indonesia seutuhnya Yang dimaksud dengan manusia Indonesia yang seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Cholik, 1997: 1)
Secara sederhana, pendidikan jasmani tak lain adalah proses belajar untuk
bergerak dan belajar melalui gerak. Selain belajar dam didik melalui gerak untuk
mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani, anak diajarkan untuk
bergerak, melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani
dan rohaninya.
Melalui proses tersebut pendidikan jasmani bertujuan untuk
mengembangkan potensi anak secara seimbang. Pengembangan tersebut harus terjadi
secara menyeluruh, sebab yang di harapkan dari proses belajar tersebut tidak hanya
aspek jasmani yang bisa di kenal dengan istilah psikomotorik, akan tetapi juga
potensi yang lainnya, yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran yang bisa di
sebut dengan istilah kognitif. Selain itu diharapkan dapat mencapai perkembangan
sikap serta kepribadian yang positif yang tercantum ranah efektif.
Materi bahan ajar pada bidang studi pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek, antara lain
adalah permainan dan olahraga dan salah satu di antaranya adalah olahraga
permainan sepak bola. Dalam permainan sepak bola, memiliki beberapa teknik
dasar yang harus di kuasai dengan baik oleh para pelakunya, agar permainan
dasar tersebut adalah teknik menggiring, mengoper dan kerjasama, menyundul bola.
Keterangan gerak teknik dasar permainan sepak bola dapat dicapai dengan baik
melalui proses belajar. Keterampilan satu cabang olahraga hanya akan dapat
dikuasai dengan baik bila di pelajari dengan sebaik-baiknya. Prosesnya mencakup
kegiatan latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang.
Berikut data hasil tes siswa menyundul bola ke tembok dapat dilihat pada Tabel
di bawah ini :
Tabel 1.1
Data Awal Hasil Tes Menyundul Bola ke Tembok
Dan hasil pengamatan yang di lakukan oleh penulis dilapangan terhadap salah
satu teknik dasar permainan sepak bola, yaitu melalui tes terhadap siswa kelas V
SDN 2 Gegesik Kulon kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, adalah 40% siswa
kelas V yaitu 8 siswa dari 20 siswa sudah memenuhi target nilai belajar, sedangkan
60% siswa yaitu 12 siswa belum memenuhi target nilai belajar, Dengan demikian
keterampilan teknik dasar merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN 2 Gegesik
Kulon kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon yang harus di cari pemecahannya.
Untuk menyelesaikan permasalahannya tersebut maka di perlukan satu cara
atau teknik yang sesuai dengan pokok permasalahannya yang muncul. Hal ini
sesuai dengan pendapat seorang pakar pendidikan jasmani yang menyatakan
"Tujuannya menciptakan kondisi dan kegiatan belajar yang memudahkan murid
lancar belajar dan mencapai sasaran belajar". (Supandi, 1992: 5 ). Adapun upaya yang
diajukan adalah siswa belajar menyundul bola dengan cara langsung, tetapi bola di
lambungkan pada saat memantul ke tembok baru siswa melakukan menyundul.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keberanian menyundul
pada permainan sepak bola, sehingga keberanian dan kemampuan menjadi lebih baik.
Kegiatan ini dilakukan secara individu dan berpasangan, kemudian pada akhirnya
dilakukan menyundul bola yang sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa perlu untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran menyundul bola melalui pantulan bola ke tembok di kelas V SDN 2
Gegesik Kulon kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.
upaya meningkatkan kemampuan menyundul bola melalui pantulan bola ke tembok
dengan menggunakan target pada permainan sepak bola siswa kelas v (penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kulon kecamatan Gegesik
Kabupaten Cirebon).
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, tentang permasalahan yang muncul di kelas V
SDN 2 Gegesik Kulon kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, maka dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran menyundul bola dengan
menggunakan pantulan bola ke tembok.
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dengan
menggunakan pantulan bola ke tembok.
c. Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran menyundul bola dengan
menggunakan pantulan bola ke tembok.
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada masalah yang muncul, maka penulis mengajukan pemecahan
masalah sebagai berikut:
Pada tahap awal pada siswa di berikan informasi tentang teknik dasar
menyundul bola yang benar. Kemudian mereka diberi kesempatan untuk melakukan
di lakukan pada observasi data awal. Pada tahap berikutnya setiap siswa melakukan
latihan teknik menyundul secara individu dengan melempar bola ke tembok. Lakukan
sundulan dan sundul lagi begitulah seterusnya berulang-ulang. Pada tahap
selanjutnya, dilakukan secara berpasangan kemudian dilakukan secara berkelompok.
Dalam merealisasikan pemecahan masalah di atas, maka dalam
pelaksanaannya dilakukan beberapa tahapan yaitu :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru
mengenai menyundul bola melalui pantulan bola ke tembok dengan menggunakan
target pada permainan sepak bola pada mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas V
SDN 2 Gegesik Kulon kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.
Tujuan Khusus adalah penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan
sebagai berikut :
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran menyundul bola dengan
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dengan
menggunakan pantulan bola ke tembok.
3. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran menyundul bola dengan
menggunakan pantulan bola ke tembok.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan peneliti setelah melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul upaya meningkatkan kemampuan menyundul bola melalui
pantulan bola ke tembok dengan menggunakan target pada permainan sepak bola siswa
kelas v (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kulon
kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon), diantaranya:
1. Manfaat Bagi Siswa
Akan dapat meningkatkan motifasi belajar siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
2. Manfaat Bagi Guru
Menambah wawasan tentang aplikasi teknik atau cara yang sesuai dengan
tuntunan tujuan pembelajaran
3. Manfaat Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya
4. Manfaat Bagi Lembaga UPI
Dapat menjadi bahan bacaan dan bahan acuan dalam karya tulis ilmiah
bagi para mahasiswa atau pembaca yang ada dalam lembaga tersebut.
5. Manfaat Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan model
dan media pembelajaran
E. Batasan Istilah
Pembelajaran adalah bahwa belajar itu dimaknai sebagai proses perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Tingkahlaku itu menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang
tidak. Tingkah laku yang dapat diamati disebut dengan behavioral performance,
sedangkan yang tidak dapat diamati disebut behavioral tendency. (Husdarta dan
Yudha M. Saputra, 2000: 2)
Menyundul bola adalah mengoper bola kepada teman sendiri atau Gawang
lawan dalam suatu regu dengan teknik tertentu. Gerakan menyundul bola dalam
permainan sepak bola menggunakan kepala sebagai sarananya.
(http://sameng.blogdetik.com/.2010 : 3)
Teknik pantulan bola ke tembok adalah suatu cara melakukan latihan
ketinggian 1,5 meter kemudian setelah bola di sundul, manual ke tembok, maka saat
itulah siswa melakukan sundulan bola dan menyundulnya lagi.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang
media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/01/12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah SDN 2 Gegesik Kulon
kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Lokasi tersebut dekat dari rumah sekaligus sebagai tempat peneliti bertugas
sehingga jika harus diadakan penelitian secara mendadak, dapat langsung
mengadakan observasi tanpa harus pergi ke tempat yang lebih jauh yang
memerlukan tenaga dan biaya yang lebih besar.
b. Siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kulon mengalami kesulitan dalam memahami
gerak teknik dasar Menyundul bola.
c. Peneliti memahami keadaan sekolah, karakteristik siswa termasuk proses
pembelajaran di SDN 2 Gegesik Kulon.
d. Meskipun penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan intensif, tetapi
diusahakan tidak mengganggu proses pembelajaran, dan tidak mengganggu
penelitian tindakan kelas yaitu bahwa “ Penelitian tindakan kelas apapun tidak boleh mengganggu tugas mengajar:” (Kasbolah, 1998:26)
a. Kondisi Tenaga Pegawai SDN 2 Gegesik Kulon
Kegiatan belajar mengajar di SDN 2 Gegesik Kulon dilaksanakan mulai pukul
07.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB dengan tenagan pengajar sebanyak 15
orang. Satu Kepala Sekolah, satu orang tata usaha dan satu orang penjaga sekolah. 13
dari tenaga pengajar berstatus sebagai pegawai negeri sipil yang terdiri satu orang
Kepala Sekolah, sepuluh orang guru kelas, dua orang guru penjas dan satu orang guru
pendidikan agama Islam. Sedangkan lima yang lainnya masih berstatus tenaga
honorer sekolah. Berikut tabel tenaga pegawai di SDN 2 Gegesik Kulon:
Tabel 3.1
Daftar Tenaga Pegawai di SDN 2 Gegesik Kulon
No Nama Jenis Kelamin Jabatan Mengajar
No Nama Jenis Kelamin Jabatan Mengajar
b. Kondisi Siswa SDN Gegesik 2 Kulon
SDN Gegesik 2 Kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon memiliki siswa
dengan jumlah seluruhnya 401, yang terdiri dari 193 siswa laki-laki dan 218 siswa
perempuan. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel 3.2 di bawah ini :
Tabel 3.2
Keadaan Siswa SDN 2 Gegesik Kulon Tahun Ajaran 2010/2011
No Kelas Jumlah Jumlah Laki-Laki Perempuan
5. V 29 29 58
6. VI 19 26 45
Jumlah 193 218 401
c. Tata Ruang SDN Gegesik Kulon
SDN 2 Gegesik Kulon berdiri di atas tanah milik pemerintah desa seluas
1.066 m2. SDN 2 Gegesik Kulon yang didirikan pada tahun 1975 ini memiliki
beberapa ruangan dengan rincian sebagai berikut: 6 ruangan kelas, 1 ruangan guru
dan kepala sekolah, 1 ruangan WC guru, 4 ruangan WC siswa.
Di lingkungan sekolah ini juga terdapat lapangan bola voli yang merangkap
dengan lapangan bulu tangkis dimana setiap hari senin digunakan untuk lapangan
upacara bendera.
Gambar 3.1
Denah Sekolah
2. Waktu Penelitian
Lamanya tindakkan dalam penelitian ini selama 6 bulan. Mulai dari bulan
Januari sampai pada bulan April 2010. Dalam Tabel 3.3:
Jalan Utama (Gegesik)
kan tin
Ruang Guru
Kelas Kelas Wc
j a l a
n
Lapangan Upacara dan Olahraga
NO URAIAN KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
Januari februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan dan pembekalan
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan siklus I
4 Pelaksanaan siklus II
5 Pelaksanaan siklus III
6 Pengolahan data
7 Penyusunan laporan
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian, dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Gegesik
kulon kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2010-2011, yang
berjumlah 20 orang.
Adapun alasan pemilihan subjek penelitian di kelas V SDN 2 Gegesik kulon
berdasarkan pada pertimbangan hasil data awal yang diperoleh bahwa tingkatan
pemahaman siswa dalam gerak teknik dasar menyundul bola masih kurang, sehingga
siswa kurang mempunyai bekal kemampuan pemahamannya untuk tingkat
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi adalah hampir sebagian besar siswa
kelas V SDN 2 Gegesik kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon mengalami
kesulitan dalam melakukan gerak teknik dasar menyundul bola. Dari permasalahan
yang ditemukan dengan penerapan media target tembok dapat dijadikan sebagai
model pembelajaran yang dapat membantu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan gerak teknik dasar menyundul melihat dari hasil observasi yang belum
optimal. Persoalannya adalah bagaimana penggunaan penerapan model media target
tembok digunakan dalam memecahkan gerak teknik dasar menyundul yang belum
dikuasai oleh siswa. Karena permasalahan di atas sangat mendesak untuk diselesaikan
sehingga digunakanlah Metode Penelitian Tindakan Kelas. Digunakannya penelitian
tindakan kelas dalam penelitian ini diharapkan memberi dampak langsung untuk
perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses
pembelajaran di kelas.
Beberapa ahli mengungkap mengenai penelitian tindakan kelas (PTK), diantaranya adalah Arikunto (2006: 3) yang menjelaskan bahwa “Penelitian tindakan
Wiriaatmadja (2005: 13) menyimpulkan bahwa “Penelitian tindakan kelas
adalah bagian dari sekelompok guru dapat mengorganisasikan praktek pembelajaran
mereka, dan belajar dari pengalaman belajar mereka sendiri”.
Dengan mengacu kepada beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek
pembelajaran. Sehingga PTK berfokus pada permasalah praktis, yaitu permasalahan
proses pembelajaran yang terjadi di kelas yaitu pada aspek-aspek pembelajaran
seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode pembelajaran yang kurang tepat,
media pembelajaran yang kurang mendukung, atau sistem penilaian yang kurang
sesuai.
Penelitian ini dilakukan untuk membantu guru dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pembelajaran mengenai teknik dasar menyundul. Selain
itu, guru mempunyai peranan penting dalam setiap perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Seperti yang diungkapkan oleh Oja dan Semulyan (Kasbolah, 1998: 122) bahwa “Penelitian tindakan kelas memandang guru sebagai peneliti yang
memiliki ciri penting, yaitu sangat berperannya guru dalam proses penelitian tindakan kelas”.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut pendapat Bagdan dan Taylor
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan
menurut Moleong (2007: 6) pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut:
Penelitian yang bermaksud untuk untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk memahami segala sesuatu yang dialami oleh
subjek penelitian baik mengenai perilaku atau tindakan. Dengan kata lain maka
tepatlah jika digunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dalam
penelitian ini yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam
pembelajaran sehingga mampu mengatasi ketidakpahaman siswa akan teknik dasar
menyundul.
Sedangkan kuantitatif menurut pendapat Hatimah (2007: 196) mendefinisikan bahwa pendekatan kuantitatif adalah “Prosedur penelitian yang menghasilkan data
yang berbentuk bilangan atau angka.” Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif
dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matemtika atau
statistika.
Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktek pembelajaran
yang memfokuskan kepada penerapan pendekatan penerapan media target tembok
dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dan pendekatannya
2. Desain Penelitian
Dengan berpatokan pada refleksi awal, maka dilaksanakanlah penelitian
tindakan kelas ini dalam bentuk siklus, peneliti menggunakan model spiral Kemmis
dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005 : 66), yaitu model siklus yang dilakukan secara
berulang, berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat
perubahan atau pencapaian hasilnya. Model ini meliputi empat langkah yaitu:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Seperti yang nampak pada
gambar Gambar 3. 2 berikut:
Gambar 3.2
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan alur dalam model spiral Kemmis dan Mc Taggart (Kasbolah , 1998 : 144), yaitu “Model siklus yang
dilakukan secara berulang, berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan semakin
meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Model ini meliputi empat langkah
yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.” Sedangkan untuk siklus
selanjutnya adalah sebagai pelaksanaan tindakan ulang.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi:
1) Membuat skenario pelaksanaan tindakan.
2) Membuat lembar observasi: untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar di
kelas ketika pendekatan media target tembok dilaksanakan yaitu lembar observasi,
format wawancara, dan lembar hasil belajar siswa.
3) Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi teknik dasar menyundul
telah dikuasai oleh siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pelaksanaan praktek pembelajaran
yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama
antara praktisi dan peneliti guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Tindakan yang telah dirancang dilaksanakan oleh peneliti. Pembelajaran yang
skenario pembelajaran yang telah dibuat. Adapun tahap pelaksanaan tindakan
diuraikan sebagai berikut:
1) Pembukaan (Pemanasan)
a) Siswa dibariskan.
b) Mengecek kehadiran siswa.
c) Melakukan gerakan pemanasan yamg berorientasi pada kegiatan inti.
d) Mendemonstrasikan materi ajar yang akan disampaikan.
2) Proses Pembelajaran (kegiatan inti)
a) Guru memisahkan siswa laki-laki dan perempuan.
b) Guru menjelaskan tentang menyundul bola melalui media target tembok.
c) Siswa dikelompokan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
d) Siswa mempraktekan gerakan menyundul bola dengan media target tembok.
e) Siswa melakukannya secara bergantian agar tidak jenuh.
f) Guru sesekali bergabung dengan siswa.
g) Guru menyuruh siswa untuk mendemontrasikan gerakan-gerakan yang telah
dipelajari oleh setiap kelompok.
3) Penutup (Pelemasan)
Semua siswa melakukan gerakan-gerakan pelemasan, lalu diadakan umpan
balik tentang hasil dari kegiatan inti yang dilaksanakan, koreksi-koreksi diberikan
Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi dengan
kelompok sendiri, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir
pembelajaran siswa harus mendemontrasikan gerakan-gerakan yang telah di pelajari.
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan dalam
penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pelaksanaan siklus yang pertama yaitu untuk menjawab
permasalahan-permasalahan yang didapat pada sebelum pembelajaran yaitu pada
perolehan dari data awal. Pelaksanaan siklus selanjutnya yang mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah dibuat yang mengacu kepada hasil yang diperoleh pada
siklus sebelumnya. Untuk siklus selanjutnya akan berulang seperti pada kejadian
pada siklus sebelumnya. Siklus akan selesai apabila tujuan dan target yang telah
dirumuskan telah tercapai.
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan kegiatan pengamatan langsung
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan.
Kegiatan observasi dilakukan oleh oleh dua orang dari tim peneliti untuk mengamati
guru dalam kelas selama melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan media tali dan tim yang kedua adalah untuk mengawasi
untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran.
Selain itu peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan alat
pengumpul data yang telah dirancang. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti
melakukan wawancara terhadap siswa dan praktisi. Hasil observasi dijadikan sebagai
dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan untuk merancang tindakan
selanjutnya.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis.
Kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus
akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Tahap ini adalah merupakan kegiatan terakhir
penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan,
dianalisis, dan diinterprestasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan
berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
E. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk pengumpulan data mengenai aktivitas
siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi adalah
suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti dan
“Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk pengumpulan data
tentang proses kegiatan”. Pedoman observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua bagian yang meliputi observasi aktivitas siswa dan kinerja guru
selama pembelajaran berlangsung adapun urainnya sebagai berikut:
a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mendapatkan gambaran
secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas. Sehingga data observasi diperoleh
secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan
demikian data tersebut dapat bersifat objektif dalam melukiskan aspek-aspek
kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya. Aspek pengamatan yang
dilakukan memuat tiga karakteristik gerak dasar menyundul bola mulai dari sikap
awal, gerakan menyundul dan ketepatan.
b. Pedoman Observasi Kinerja Guru
Pedoman observasi kinerja guru merupakan sebuah format yang berisi
indikator tentang keadaan yang menggambarkan kinerja guru kelas V pada saat
berlangsungnya pelaksanaan tindakan penerapan pendekatan media target tembok,
yaitu pada proses pembelajaran menyundul bola. Aspek pengamatan pada kinerja
guru yang meliputi berbagai aspek yang harus diperhatikan sesuai dengan format
observasi kinerja guru yang meliputi kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan
kegiatan akhir pembelajaran. Dalam format observasi kinerja guru pengamat hanya
yang telah ditentukan, lalu dijumlahkan dan di interpretasikan sesuai dengan apa yang
telah dirancang.
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
tindakan kelas sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan atau sesuai
dengan RPP yang telah dibuat.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk memperoleh data mengenai apa yang
dilihat, didengar, dan diamati selama pembelajaran berlangsung seperti yang
diungkapkan oleh Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 209) menyebutkan bahawa “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami,
dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian”. catatan lapangan yang dibuat berisi fokus, deskripsi proses pembelajaran,
komentar dan kesimpulan. Pada kolom fokus berisi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Kolom deskripsi proses pembelajaran berisi catatan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh praktisi dan siswa pada waktu kegiatan proses pembelajaran dari
kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Sedangkan pada kolom komentar berisi
komentar dari peneliti berdasarkan pada deskripsi proses pembelajaran. Selanjutnya
membuat kesimpulan berdasarkan pada isi fokus, deskripsi dan komentar dalam satu
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dilakukan untuk memperoleh data bagaimana proses
pembelajaran penjas yang khususnya dalam melakukan teknik menyundul bola.
Wawancara yang dilakukan meliputi wawancara untuk guru dan wawancara siswa
tujuannya untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan media target tembok untuk
meningkatkan teknik menyundul bola. Waktu pelaksanaan wawancara dilaksanakan
pada setiap akhir tindakan.
Format ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan deskripsi jawaban.
Pedoman wawancara yang dibuat dibagi menjadi dua yaitu pedoman wawancara
untuk siswa dan pedoman wawancara untuk untuk guru, dimana terdiri dari 13
pertanyaan, 7 pertanyaan untuk guru dan 6 pertanyaan untuk siswa pertanyaan yang
telah dibuat dapat disesuaikan dengan kebutuhan, begitu juga dengan deskripsi
jawaban dari siswa.
4. Tes Hasil Belajar
Soal tes dalam penelitian ini diujikan diakhir pembelajaran yang berguna untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai materi teknik menyundul bola. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada kegiatan akhir
pembelajaran, tujuannya untuk mengetahui data hasil belajar siswa dalam setiap
siklusnya. Soal tes juga dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
sebelum dan sesudah pemberian tindakan dengan cara membandingkan rata-rata yang
Pada lembar soal tes ini menggunakan bentuk tes perbuatan yang terdiri dari
sikap awal, gerakan menyundul dan ketepatan. diharapkan mampu meningkatkan
proses dalam melakukan teknik menyundul bola.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Sebelum dilakukan pengolahan data, dilakukan pengumpulan data terlebih
dahulu. Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari
observasi, catatan lapangan, wawancara, dan soal tes belajar yang dilakukan terhadap
siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Data
observasi, catatan lapangan dan wawancara diperoleh pada saat proses pembelajaran
berlangsung dengan format observasi atau pengamatan terlampir. Teknik pengolahan
data pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yang meliputi teknik pengolahan
data proses dan teknik pengolahan data hasil. Adapaun uraiannya sebagai berikut:
a. Teknik Pengolahan Data Proses
Teknik pengolahan data proses meliputi data proses, dilakukan melalui
wawancara, catatan lapangan, observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa.
Adapun uraiannya sebagai berikut:
1) Catatan Lapangan
Data dari catatan lapangan diperoleh dengan mencatat kejadian-kejadian yang
dianalisis, direduksi, lalu data dari hasil catatan lapangan disajikan, dilakukan
pemaknaan dengan mempelajari data yang diperoleh dari catatan lapangan, setelah
dimaknai lalu disimpulkan sehingga diperoleh apa yang menjadi kekurangan pada
setiap tindakan yang dilakukan dan dapat diperbaiki pada tindakan selanjutnya.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai, wawancara diberikan
kepada siswa dan guru. Pada teknik pengolahan data pada wawancara secara umum
hampir sama dengan catatan lapangan. Diawali dengan tahap pengumpulan data,
analisis data, reduksi data lalu dilakukan penarikan kesimpulan dengan tujuan untuk
mengetahui perkembangan data menurut para sumber sehingga akan diperoleh apa
saja yang perlu diperbaiki dalam tindakan selanjutnya.
3) Observasi Kinerja Guru
Observasi dilakukan dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
media target tembok dalam memecahkan teknik menyundul bola. Teknik yang
digunakan dalam pengolahan data proses yaitu penilaian terhadap aspek-aspek yang
terdapat didalam lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Pengolahan data
proses pada observasi kinerja guru menekankan pada seberapa banyak indikator yang
muncul pada setiap tindakan. Dengan deskriptor sebagai berikut:
a) Pra Pembelajaran
(2) Memeriksa kesiapan siswa
Kesiapan siswa, antara lain mencakup kehadiran, kerapihan, ketertiban,
perlengkapan pembelajaran, kesiapan belajar.
b) Kegiatan awal pembelajaran
(1) Membuka kegiatan pembelajaran
(a) Menarik perhatian anak
(b) Memotivasi anak
(c) Mengaitkan materi dengan pengalaman anak
(d) Mengajarkan pada kegiatan inti
c) Kegiatan inti pembelajaran
(1) Mengelola inti pembelajaran
(a) Isi kegiatan disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang
(b) Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat
(c) Penyampaian sistematis
(d) Materinya jelas dan benar mudah dimengerti anak
(2) Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas
(a) Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan dan akhir
(b) Leluasa melakukan aktifitas gerak
(c) Mengarahkan dan mengoreksi gerakan
(d) Membantu/menentukan solusi pada siswa
(e) Penggunaan media dan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan
(1) Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
(a) Melaksanakan penilaian/pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai
dengan bentuk penilaian yang sudah ada
(b) Menilai kemajuan anak secara individual maupun kelompok
(c) Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung
(d) Memberi perbaikan dari hasil penilaian
(2) Kesan umum kinerja guru
(a) Guru terlibat langsung dalam pembelajaran
(b) Guru member kesempatan untuk leluasa pada siswa
(c) Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi lapangan
(d) Menutup pembelajaran dengan waktu yang direncanakan
4) Observasi Aktivitas Siswa
Adapun pengolahan data proses untuk observasi aktivitas siswa terdapat tiga
komponen yang diobservasi untuk aktivitas siswa ketika pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan media target tembok dalam meningkatkan pemahaman siswa
mengenai teknik menyundul bola. Komponen yang dinilai dalam penelitian ini
meliputi aspek sebagai berikut:
a) Sikap awalan, kedua kaki berdiri selebar bahu, kepala menghadap target
b) Kepala diayunkan ke belakang sedikit dan mengenakan bola pada kening
dengan mengarahkan bola pada target tembok.
c) Bola diarahkan pada target tembok dan mengena pada bagian yang telah
ditargetkan.
b. Teknik Pengolahan Data Hasil
Teknik pengolahan data hasil meliputi soal tes hasil belajar siswa dilakukan
pada akhir pembelajaran kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
mengenai teknik menyundul bola di kelas V SDN 2 Gegesik Kulon Kecamatan
Gegesik Kabupaten Cirebon. Untuk hasil tes belajar siswa digunakanlah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) belajar siswa yang digunakan di SDN 2 Gegesik Kulon
yaitu sebesar 75%.
Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai KKM yang telah ditentukan
yaitu 75%, dan kriteria klasikal yang dinyatakan tuntas harus mencapai >75% dari
jumlah siswa.
Adapun perhitungan untuk mengetahui nilai siswa dengan menggunkan rumus
sebagai berikut:
Nilai rata-rata kelas = Jumlah skor Aspek penilaian
Persentase kelulusan = jumlah siswa yang mencapai Skor kriteria ketuntasan ( 20)
Aspek penilaian × 100
Keterangan: Skor Ideal = 20
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Teknik pengolahan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data secara
kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dimulai pada saat melakukan refleksi dari
setiap tindakan yang dilaksanakan pada satiap siklus dalam penelitian. Seluruh data
yang diperoleh melalui instrumen penelitian kemudian dibaca dan ditelaah secara
mendalam sehingga dapat diketahui apa yang menjadi kekurangannya dan dapat
diperbaiki pada siklus selanjutnya.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian
berlangsung secara terus-menerus. Teknik analisis data dilakukan ke dalam dua tahap
yaitu analisis proses dan analisis hasil, dimana dalam analisis proses dilakukan
dengan observasi kinerja guru dan onservasi aktivitas siswa. Sedangkan untuk
analisis hasil dilihat dari tes hasil belajar siswa.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan
data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil perolehan data dari guru
dan siswa. Data yang terkumpul diseting ke dalam penelitian kualitatif. Hasil
selanjutnya. Analisis data menurut Patton (Maleong, 2007: 103) adalah sebagai berikut “Proses mengatur urutan data, mengorganisasi kedalam suatu pola, kategori,
dan satuan uraian dasar”. Maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
reduksi data, penyajian data, pemaknaan data, dan penyimpulan.
Pada tahap reduksi data peneliti menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, kemudian menginformasikan secara utuh. Kegiatan penyajian data
adalah pengorganisasikan data hasil reduksi. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan
sajian data yang utuh.
Selanjutnya kegiatan pemaknaan data dilakukan dengan menelaah dan
mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai instrumen yang telah dibuat.
Setelah data dimaknai lalu diperiksa kebenarannya. Setelah diperiksa baru beranjak
pada tahap selanjutnya yaitu tahap penarikan kesimpulan dan diuji kebenarannya
dengan melakukan pemeriksaan validitas data.
F. Validitas Data
Validitas dalam penelitian ini merujuk kepada pendapat Hopkins
(Wiriaatmadja, 2005: 168-171) antara lain :
1. Member check, yakni meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi
data yang diperoleh selama observasi atau wawancara, dengan cara
kolaborasi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan,
sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa, sehingga
terjaring data yang benar yang memiliki validitas yang tinggi.
2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh oleh sumber lain yaitu guru dan
siswa. Tujuannya untuk memperoleh kepercayaan data yang maksimal. Selain
itu juga dilaukan kegiatan wawancara dengan siswa, dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan media target tembok.
3. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur data dengan cara
mendiskusikan dengan guru, pembimbing, dan teman-teman peneliti. Kegiatan
ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas yang cukup tinggi.
4. Expert Opinion, dilakukan dengan cara mengkonsultasikan temuan-temuan di
lapangan dan persiapan-persiapan dalam melakukan penelitian yang telah
dibuat peneliti kepada pihak ahli yang disini peneliti mengkonsultasikannya
kepada dosen pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan agar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan
pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan media target
dinding dalam meningkatkan keterampilan menyundul bola dalam permainan sepak
bola di kelas V SDN 2 Gegesik Kulon kabupaten Cirebon, penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam
pembelajaran. Yang pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan
dalam pembelajaran menyundul bola dalam permainan sepak bola, menentukan
tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan media target dinding
untuk meningkatkan keterampilan menyundul bola dalam permainan sepak bola.
Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan
instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik
pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran
menggunakan media target dinding. Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I
yaitu baru mencapai 93 % dan belum mencapai target yang ditentukan, sehingga
diperlukan perbaikan pada siklus II, pada siklus II mencapai 96%, dan dalam siklus
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan media target
dinding dalam pembelajaran menyundul bola dalam permainan sepak bola.
Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan
penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan aktifitas siswa yang meliputi aspek antusias,
disiplin, dan tanggung jawab. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik
melakukan menyundul bola pada target dinding.
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus
III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama
penggunaan media target dinding.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa selama proses penelitian yang mengacu pada hasil siklus
yang dilaksanakan diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut : persentase hasil
belajar siswa sebelum diberi tindakan yaitu 45,45 %. Pada siklus I persentase hasil
belajar siswa yaitu 54,54 %, pada siklus II menjadi 74,05 %, kemudian pada siklus
III menjadi 100 %. Berdasarkan perolehan nilai proses dan hasil pada tiap-tiap siklus
selalu ternyata mengalami kenaikan sesuai dengan target yang diharapkan peneliti.
Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan teknik
menyundul bola dalam permainan sepak bola, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
permainan sepak bola siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik
Kabupaten Cirebon.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa dilapangan
dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
dengan menggunakan media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran ini baik
digunakan untuk guru kelas V dalam melakukan gerak dasar menyundul bola.
b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum menggunakan media target dinding,
terlebih dahulu menyiapkan sarana dan prasarana yang akan dibutuhkan dalam
penerapan media target dinding. Serta mejelaskan aturan pembelajaran
menggunakan media target dinding yang jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan
profesionalismenya, dalam upaya membantu siswa mempermudah untuk
memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memilih
media pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.
2. Bagi Siswa Sekolah Dasar
a. Dalam menggunakan media target dinding, sebelum melakukan kegiatan terlebih
pelaksanaan tidak menyimpang atau tidak sesuai dengan peraturan yang dibuat.
Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan
membantu siswa melakukan teknik menyundul bola dalam permainan sepak bola.
b. Media pembelajaran ini baik digunakan untuk siswa kelas V SD, karena akan
membantu siswa melakukan teknik menyundul bola dalam permainan sepak bola.
3. Untuk Sekolah
a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Dapat menerapkan media target dinding pada lapangan dalam pembelajaran
menyundul bola dalam permainan sepak bola.
4. Untuk Lembaga
a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak
sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar
pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa
maupun guru.
b. Dalam meningkatkan bakat dan minat terhadap olahraga sepakbola, maka perlu
diadakannya perlombaan baik pada tingkat gugus, kecamatan maupun tingkat
kabupaten yang dilakukan secara berkala.
c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan
oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan
5. Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan
penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi
pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan modifikasi dalam
pembelajaran sebagai tindakan.
c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya
menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam
pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dalam permainan sepak bola ini lebih
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : CV. Yrama Widya Jakarta : Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto (2006), Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Binar Grafika
Ateng, H. Abdulkadir (1992). Asas Dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Cbolik, M. Toho dan Lutan Rusli. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar. Depdikbud. (2006). Kurikulum Sekolah Dasar 2007. Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.
Husdarta dan Yudha M. Saputra, (2000). “Belajar dan Pembelajaran” PT Raja Grafindo.Jakarta.
Kasbolah, Kasihani (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagan Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Deplikbud.
Kusnandar,(2008).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Lutan Rusli (2001), Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jendral Olahraga.
Mochtar Remmy (1992), Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Moleong Lexy J (2007), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nadisah (1992), Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Suharsimi. Suhardjono, dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta PT. Bumi Aksara.
Pendidikan Nasional.
Sukintaka (1992), Teori bermain. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Supartono (2000), Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen Sumitro (1992). Permainan Besar. Jakarta : Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Wahyudin (1998). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Wiriaatmaja (2005), Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.