Restika Sari, 2012
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
1.3.1 Pembatasan Masalah ... 4
1.3.2 Perumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Proses Pembelajaran ... 8
2.1.1 Pendekatan Pembelajaran ... 8
2.1.3 Metode Pembelajaran ... 10
2.1.4 Teknik Pembelajaran ... 11
2.1.5 Taktik Pembelajaran ... 11
2.1.6 Model Pembelajaran ... 12
2.2 Quantum Learning ... 14
2.2.1 Pengertian Learning (Belajar) ... 14
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 15
2.2.3 Pengertian Quantum Learning ... 15
2.2.4 Dasar Pemikiran Quantum Learning ... 17
2.2.5 Aspek-aspek Quantum Learning ... 21
2.3 Quantum Teaching ... 27
2.4 Hasil Belajar ... 30
2.5 Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela ... 37
2.6 Hasil Penelitian yang Relevan ... 37
2.7 Anggapan Dasar ... 39
2.8 Hipotesis ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41
3.2 Desain Penelitian ... 42
3.2.1 Alur Penelitian ... 43
3.2.2 Tahapan Penelitian ... 43
Restika Sari, 2012
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.6 Instrumen Penelitian ... 47
3.7 Teknik Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 56
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 56
4.1.2 Gambaran Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela ... 56
4.1.2.1 Deskripsi Data ... 56
4.1.2.2 Analisis Data ... 59
4.1.3 Gambaran Pelaksanaan Quantum Learning ... 66
4.1.4 Keefektifitasan Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa... 69
4.2 Pembahasan ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74
5.2 Pembahasan ... 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pendidikan memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap terbentuknya kualitas sumber daya manusia sebagai tulang punggung
dalam pembangunan bangsa. Tujuan dari pendidikan ini yaitu salah satunya
mencetak sumber daya manusia yang berprestasi. Berprestasi adalah idaman
setiap individu, tidak hanya dalam bidang pendidikan saja, berprestasi dalam
bidang pekerjaan, social, seni, politik, budaya, dan lain-lain pun tentunya sangat
diinginkan. Dalam bidang pendidikan indikator berprestasi selalu digambarkan
dengan perolehan nilai yang sangat memuaskan, ketepatan waktu dalam
menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil dari pengalaman Program Latihan Profesi (PLP), pada
mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela, prestasi siswa masih
tergolong rendah. Ini dapat simpulkan dari hasil belajar siswa yang didapat selama
kegiatan PLP, yaitu untuk kelas TGB 1, 71% siswa mengikuti remidial UTS, 74%
siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 1, 90%
siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 2, dan
39% siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 3
dan 4. Sedangkan untuk TGB 2, 45% siswa mengikuti remidial, 65 % siswa
terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 1 dan 2, 45%
siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 3, dan
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari data yang didapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi rendahnya prestasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran
Menggambar Kusen Pintu dan Jendela adalah :
1. Rendahnya minat siswa akan mata pelajaran tersebut, sehingga siswa menjadi
kurang bersemangat dalam menyimak materi pelajaran maupun dalam
pengerjaan tugas,
2. Kurang inovasi dari guru dalam cara menyampaikan materi, sehingga
membuat siswa menjadi jenuh,
3. Fasilitas baik yang berkaitan dengan sarana maupun prasarana yang kurang
memadai. Contohnya dalam pelajaran menggambar, meja gambar yang rusak,
penggaris yang hilang, dan lain sebagainya.
Berbagai upaya telah dilakukan pihak sekolah dan guru dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan
keterlambatan siswa dalam pengerjaan tugas maupun yang berkaitan dengan
prestasi siswa pada mata pelajaran produktif, khususnya mata pelajaran
Menggambar Kusen Pintu dan Jendela, diantaranya :
1. Membentuk team teaching. Pada dasarnya pembentukan team teaching ini
salah satunya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada semua
mata pelajaran produktif.
2. Berusaha melengkapi segala fasilitas sarana dan prasarana yang dapat
menunjang keberlangsungan belajar siswa, sehingga dapat diharapkan siswa
3. Berusaha menumbuhkan minat siswa. Siswa SMK memiliki pandangan bahwa
setelah lulus dari sekolah mereka mempunyai keahlian untuk terjun ke dunia
kerja. Pihak sekolah khususnya guru berusaha memberikan pengertian bahwa
dengan memiliki keahlian menggambar, harapan untuk terjun ke dunia kerja
menjadi semakin besar.
4. Pihak guru khususnya berusaha membuat inovasi-inovasi dalam teknik
pembelajaran, baik itu dari segi metode, maupun menggunakan media-media
pembelajaran, sehingga diharapkan murid menjadi semangat dalam belajar.
Dilatarbelakangi dari upaya inilah, khususnya yang berkaitan dengan
upaya berinovasi dalam KBM, penulis mencoba untuk menerapkan model
quantum learning dalam rangka meningkatkan prestasi siswa khususnya dalam
pelajaran gambar. Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh
proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Model quantum learning ini menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan
cara menggunakan unsur yang ada pada diri siswa dan lingkungan belajarnya
melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Oleh sebab itu, atas dasar inilah penulis mengambil judul skripsi :
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah usaha untuk mengungkap sumber-sumber
masalah dengan segala faktor yang mempengaruhinya sehingga masalah yang
sebenarnya didapatkan. Identifikasi permasalahan yang timbul dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Prestasi siswa yang masih kurang khususnya pada mata pelajaran gambar,
yang berdampak menurunnya nilai akademik siswa.
2. Upaya yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran quantum
learning yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa.
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
1 Membatasi masalah mengenai penerapan model quantum learning pada mata
pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik
Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.
2 Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan
Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.
1.3.2 Perumusan Masalah
1 Bagaimana gambaran prestasi siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen
Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2
2 Bagaimana gambaran dari model quantum learning dalam mata pelajaran
Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar
Bangunan di SMK Negeri 2 Garut?
3 Apakah model quantum learning efektif untuk meningkatkan prestasi siswa
dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X
Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran prestasi siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan
dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela di SMK Negeri 2
Garut.
2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan proses dari model quantum
learning dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela di SMK
Negeri 2 Garut.
3. Untuk mengetahui seberapa efektif model quantum learning dalam
meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu
dan Jendela di SMK Negeri 2 Garut.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Teknik Sipil FPTK UPI. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga Pendidikan
Dapat dijadikan tambahan wawasan mengenai model pembelajaran di
SMK khususnya Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, sehingga dapat
dijadikan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan metode pembelajaran pada
siswa.
b. Bagi Peserta Didik / Mahasiswa
Sebagai bahan referensi dan pengetahuan bagi peserta didik / mahasiswa
tentang kontribusi model quantum learning terhadap prestasi siswa.
c. Bagi Peneliti
Untuk memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, serta
menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk terjun dalam
lingkungan masyarakat.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN membahas mengenai hal-hal yang mendorong
dilaksanakannya penelitian (latar belakang, identifikasi masalah,
perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN membahas
mengenai teori-teori yang berhubungan dengan aspek-aspek elemen
fungsional, anggapan dasar untuk memperkuat teori tentang
permasalahan penelitian, dan hipotesis, yakni jawaban sementara yang
belum diuji kebenarannya.
BAB III METODE PENELITIAN membahas mengenai metode-metode serta
langkah-langkah dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN membahas mengenai
deskripsi data dan analisis data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan bagian terakhir dalam
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan maksud mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sugiyono (2009 : 6), mengatakan bahwa :
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, sikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Teknik penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:107) menjelaskan bahwa ”Eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.”
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen semu (Quasi
Eksperimen). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan
pengaruh pemberian suatu perlakuan pada suatu objek (kelompok eksperimen)
serta melihat besar pengaruh perlakuannya, namun dalam proses penelitian tidak
dapat dilakukan pengacakan siswa dalam rangka penempatan kedalam kelompok
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain nonequivalent control group design
dimana terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini menggunakan dua
kelompok, yaitu kelompok pertama dengan menggunakan quantum learning dan
kelompok kedua dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dengan desain penelitian diilustrasikan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest
E
Dalam desain penelitian ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional.
3.2.1. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alur Kegiatan Penelitian
3.2.2. Tahapan Penelitian
a. Perencanaan
Menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan
masalah dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini peneliti
mengembangkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model Populasi
A. Kelompok Eksperimen pre-test perlakuan post-test B. Kelompok Kontrol pre-test perlakuan post-test
quantum learning. Pembuatan rencana pembelajaran dikonsultasikan
dengan guru.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran quantum learning
yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaraan
quantum learning meliputi :
1) tes awal ( pretest);
2) pelaksanaan pembelajaran;
3) pelaksanaan posttest;
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah penggunaan model quantum learning.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah hasil belajar pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen
Pintu dan Jendela.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan Teknik Gambar
Bangunan Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012 yang mendapatkan Mata Pelajaran
Menggambar Kusen Pintu dan Jendela dengan jumlah 61 orang.
Sugiyono (2007: 62) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki populasi. Penarikan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive adalah
teknik penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik tersebut sangat
cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena jumlah sampel yang diambil
hanya pada siswa yang mendapatkan mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu
dan Jendela pada semester genap periode 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 61 orang yang terbagi dalam dua kelas, kelas TGB 1 berjumlah 30
orang dan kelas TGB 2 berjumlah 31 orang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ada
beberapa teknik yang penulis gunakan antara lain :
1. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan
memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara
membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber
2. Observasi
Observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori atau
pendekatan yang erat hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti.
3. Tes
Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa “ tes dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.
Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data yaitu tes hasil belajar
berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dan uraian dengan lima alternatif
jawaban. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal
diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal kedua kelompok
penelitian. Sementara posttest atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk
melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar pada kedua
kelompok penelitian. Pada model pembelajaran quantum learning dan model
pembelajaran konvensional. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan
instrumen tes hasil belajar ini adalah:
a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian untuk materi yang akan diberikan.
b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
c. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.
d. Setelah instrumen yang diujicobakan tersebut valid dan reliabel, maka
instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pre test dan post test.
e. Studi dokumentasi, digunakan untuk memperoleh informasi atau data-
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah soal tes hasil
belajar (pretest dan posttest). Sebelum instrument dipakai, terlebih dahulu
dilakukan pengujian soal. Adatpun pengujiannya sebagai berikut :
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Untuk menguji validitas setiap butir soal,
skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor-skor total.
Sebuah soal akan memiliki vasliditas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki
dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan
dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal
digunakan rumus korelasi.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product
Interpretasi besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan
rumus berikut : (Sudjana,1997)
rxy: Koefesien korelasi
Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,45. Uji
instrument dari 25 butir soal diperoleh soal yang valid berjumlah 20 butir soal
data perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengukuran yang
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
( )
(Arikunto, 2002)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen atau reliabilitas tes secara menyeluruh
K = banyaknya butir soal
pq = jumlah hasil penelitian antara p dan q
p = proporsi subyek yang menjawab benar
q = proporsi subyek yang menjawab salah
S2 = varians total
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment.
Apabila r hitung > r tabel dengan taraf siginifikan 5% maka test dinyatakan
reliabilitas. (Arikunto, 2002). Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 - 0,20 Sangat rendah
0,21 - 0,40 Rendah
0,41 - 0,60 Cukup
0,61 - 0,80 Tinggi
0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini diperoleh
tinggi. Data hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
3. Daya beda
Suatu tes dapat dipandang memadai apabila butir-butir soal yang
ditunjukkan oleh tes tersebut dapat membedakan secara signifikan antara siswa
yang pandai (kelompok atas) dan siswa yang kurang (kelompok bawah). Untuk
menganalisis daya pembeda tiap butir soal dilakukan dengan menggunakan
persamaan : ( Arikunto, 2002)
Keterangan:
DP = daya pembeda
JSA = banyaknya siswa kelas TGB 1tas
JBA = jumlah jawaban benar dari kelompok atas
JBB = jumlah jawaban benar dari kelompok bawah
Hasil perhitungan daya pembeda diklasifikasikan berdasarkan hal berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 - 0,20 Jelek
0,21 - 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini diperoleh
berkisar antara 0,33 sampai 0,83 dengan distribusi termasuk klasifikasi cukup
sampai baik sekali. Data hasil perhitungan daya pembeda selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
4. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran yaitu suatu parameter untuk menyatakan bahwa item
soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan
rumus :
S
J B P
(Arikunto, 2009: 208)
dimana :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.5 Klasifikasi Taraf Kesukaran
Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0,7 TK 1,00 Mudah
0,3 TK < 0,7 Sedang
0,00 TK < 0,3 Sukar
Hasil perhitungan indeks kesukaran diperoleh enam butir soal yang mudah, tujuh
belas butir soal yang sedang, tiga butir soal yang sukar. Data hasil perhitungan
indeks kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka langkah
berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data yang meliputi persiapan,
tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Karena data
yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki
makna yang berarti sehingga data tersebut agar dapat lebih bermakna dan dapat
memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, data tersebut
harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian
lebih lanjut. Karena data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara
pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.
1. Menghitung rata-rata nilai tes awal (pre-tes) dan tes akhir (pos-tes)
Dengan rumus : ̅ ∑
2. Menghitung Variansi dan simpangan baku masing-masing perubah
Dengan rumus : √∑
3. Menghitung Indeks Gain
Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest.
Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dialami siswa. Analisis gain bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian,
yaitu melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah data yang diperoleh yaitu skor pretest dan skor posttest,
kemudian dilakukan uji statistik terhadap skor pretest dan posttest, dan indeks
gain ternormalisasi dengan rumus:
Menurut Hake (dalam Liliawati dan Puspita, 2010: 428)
mengemukakan bahwa tabel interprestasi nilai gain yag dinormalisasi adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi
Nilai <g> Klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah
( Hake, 1998)
4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua
kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji
normalitas ini dilakukan terhadap skor pretes dan posttes dari dua kelompok
siswa (eksperimen dan kontrol).
Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui asumsi yang
dipakai dalam pengujian kesamaan dua rata-rata independen dari skor pretes
dan posttes antara kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Uji homogenitas
dilakukan dengan uji statistik F.
kecil besar
S S
F 2
2
dengan S2 : varians
6. Uji Hipoteis
Uji hipotesis dilakukan melalui dua cara sesuai dengan normalitas data
yang diperoleh. Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan analisis
statistik parametris. Sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal, maka
dilakukan analisis statistik nonparametris.
a. Uji Hipotesis Parametris
Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang
dilakukan adalah pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen,
yaitu menggunakan t-test. Dalam Sugiyono (2011: 138) terdapat dua buah
rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut: Apabila jumlah kedua sampel sama besar
Separated Varians :
̅ ̅ √( ) ( )
Apabila jumlah kedua sampel berbeda
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
̅ ̅
√
Keterangan :
= nilai rata – rata kelas eksperimen
= nilai rata – rata kelas kontrol
= varians sampel kelas eksperimen
= varians sampel kelas kontrol
= jumlah responden kelas eksperimen
= jumlah responden kelas kontrol
(Sugiyono, 2011:138)
Pengujian dengan menggunakan t-test tidak berkorelasi uji dua pihak.
Menggunakan uji dua pihak karena hipotesis1 (H1) berbunyi terdapat
perbedaan sedangkan hipotesis0 (H0) berbunyi tidak terdapat perbedaan.
(Sugiyono, 2011: 122)
Setelah dilakukan t-test, maka untuk mengetahui perbedaan itu
signifikan atau tidak maka harga thitung tersebut perlu dibandingkan dengan
ttabel. dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujian
untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :
Tolak H0, dan Terima H1, jika :
t hitung > t tabel
Terima H0 dan Tolak H1, jika :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
diambil sebagai berikut :
1. Penggunaan quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela. Hasil penelitian kelas
eksperimen menunjukan nilai rata-rata pretest sebesar 3, 14 dan posttestnya
6,27, mengalami peningkatan sebesar 3,13 pada kelas kontrol mendapatkan
nilai pretest sebasar 2,72 dan postesnya 5,22 mengalami peningkatan 2,50.
Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas eksperimen lebih
baik dibanding kelas kontrol, membuktikan bahwa quantum learning lebih
baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional (ceramah).
2. Pembelajaraan quantum learning telah dilaksanakan dengan tahapan
pelaksanaanya, yaitu pengukuhan AMBAK (Apa Manfaat Bagi Ku),
penataan lingkungan belajar, memupuk sikap juara, bebaskan gaya belajar,
membiasakan mencatat, membiasakan membaca. Selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung siswa kelas eksperimen tampak leih rileks dan santai
dalam belajar namun dapat memahami dan mencerna materi yang diberikan
dengan baik, lebih ceria, dan bebas bergerak, mampu berkomunikasi dan
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan baik, cenderung lebih antusias dalam menyelesaikan tugas, dan lebih
semangat dalam belajar.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
pada kelas eksperimen. Dilihat dari nilai rata-rata pretest sebesar 3,14 dan
posttest sebesar 6,27 serta N-gain-nya sebesar 58 %. Hal itu menunjukan
ada peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan
dengan menggunakan quantum learning.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan, terutama dari segi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran sebaiknya quantum learning digunakan sebagai
alternatif dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Agar siswa dapat terlibat aktif dalam keseluruhan proses kegiatan belajar
mengajar guru perlu membangkitkan teelebih dahulu motivasi belajar dan
motivasi berprestasi siswa di awal kegiatan belajar mengajar.
3. Agar siswa dapat belajar secara kondusif, aktif dan optimal, baik pada
proses belajar dalam tim maupun pada proses belajar antar tim dalam
rangkaian pembelajaran quantum learning, guru diharapakan memberikan
informasi terlebih dahulu mengenai model pembelajaran yang akan
Ali, M. (1984). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Asyraf.
Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2002). Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Deporter, B dan Hernacki, M. (2002). Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Masyhuri. dan Zaenudin, M. (2008). Metodelogi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.
Munthe, Bernawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Nurina, A. (2008). Profil Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA Pada Pembelajaran Sistem Saraf Dengan Quantum Learning. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.
Purnasari. (2007). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sudjana.(2005). Metode Statistika.Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Restika Sari, 2012
Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Widyastantyo, H. (2007). Penerapan Metiode Quantum Learning Untuk Mmeningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA atau Sains bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Tamanggung.[Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.. [25 Januari 2012].