• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KUSEN PINTU DAN JENDELA : Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 No Panggil.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KUSEN PINTU DAN JENDELA : Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 No Panggil."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Restika Sari, 2012

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

1.3.1 Pembatasan Masalah ... 4

1.3.2 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Proses Pembelajaran ... 8

2.1.1 Pendekatan Pembelajaran ... 8

(2)

2.1.3 Metode Pembelajaran ... 10

2.1.4 Teknik Pembelajaran ... 11

2.1.5 Taktik Pembelajaran ... 11

2.1.6 Model Pembelajaran ... 12

2.2 Quantum Learning ... 14

2.2.1 Pengertian Learning (Belajar) ... 14

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 15

2.2.3 Pengertian Quantum Learning ... 15

2.2.4 Dasar Pemikiran Quantum Learning ... 17

2.2.5 Aspek-aspek Quantum Learning ... 21

2.3 Quantum Teaching ... 27

2.4 Hasil Belajar ... 30

2.5 Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela ... 37

2.6 Hasil Penelitian yang Relevan ... 37

2.7 Anggapan Dasar ... 39

2.8 Hipotesis ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Desain Penelitian ... 42

3.2.1 Alur Penelitian ... 43

3.2.2 Tahapan Penelitian ... 43

(3)

Restika Sari, 2012

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Instrumen Penelitian ... 47

3.7 Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 56

4.1.2 Gambaran Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela ... 56

4.1.2.1 Deskripsi Data ... 56

4.1.2.2 Analisis Data ... 59

4.1.3 Gambaran Pelaksanaan Quantum Learning ... 66

4.1.4 Keefektifitasan Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa... 69

4.2 Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Pembahasan ... 75

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan memberikan pengaruh yang sangat besar

terhadap terbentuknya kualitas sumber daya manusia sebagai tulang punggung

dalam pembangunan bangsa. Tujuan dari pendidikan ini yaitu salah satunya

mencetak sumber daya manusia yang berprestasi. Berprestasi adalah idaman

setiap individu, tidak hanya dalam bidang pendidikan saja, berprestasi dalam

bidang pekerjaan, social, seni, politik, budaya, dan lain-lain pun tentunya sangat

diinginkan. Dalam bidang pendidikan indikator berprestasi selalu digambarkan

dengan perolehan nilai yang sangat memuaskan, ketepatan waktu dalam

menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil dari pengalaman Program Latihan Profesi (PLP), pada

mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela, prestasi siswa masih

tergolong rendah. Ini dapat simpulkan dari hasil belajar siswa yang didapat selama

kegiatan PLP, yaitu untuk kelas TGB 1, 71% siswa mengikuti remidial UTS, 74%

siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 1, 90%

siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 2, dan

39% siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 3

dan 4. Sedangkan untuk TGB 2, 45% siswa mengikuti remidial, 65 % siswa

terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 1 dan 2, 45%

siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 3, dan

(6)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari data yang didapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi rendahnya prestasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran

Menggambar Kusen Pintu dan Jendela adalah :

1. Rendahnya minat siswa akan mata pelajaran tersebut, sehingga siswa menjadi

kurang bersemangat dalam menyimak materi pelajaran maupun dalam

pengerjaan tugas,

2. Kurang inovasi dari guru dalam cara menyampaikan materi, sehingga

membuat siswa menjadi jenuh,

3. Fasilitas baik yang berkaitan dengan sarana maupun prasarana yang kurang

memadai. Contohnya dalam pelajaran menggambar, meja gambar yang rusak,

penggaris yang hilang, dan lain sebagainya.

Berbagai upaya telah dilakukan pihak sekolah dan guru dalam kurun

waktu 5 tahun terakhir untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan

keterlambatan siswa dalam pengerjaan tugas maupun yang berkaitan dengan

prestasi siswa pada mata pelajaran produktif, khususnya mata pelajaran

Menggambar Kusen Pintu dan Jendela, diantaranya :

1. Membentuk team teaching. Pada dasarnya pembentukan team teaching ini

salah satunya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada semua

mata pelajaran produktif.

2. Berusaha melengkapi segala fasilitas sarana dan prasarana yang dapat

menunjang keberlangsungan belajar siswa, sehingga dapat diharapkan siswa

(7)

3. Berusaha menumbuhkan minat siswa. Siswa SMK memiliki pandangan bahwa

setelah lulus dari sekolah mereka mempunyai keahlian untuk terjun ke dunia

kerja. Pihak sekolah khususnya guru berusaha memberikan pengertian bahwa

dengan memiliki keahlian menggambar, harapan untuk terjun ke dunia kerja

menjadi semakin besar.

4. Pihak guru khususnya berusaha membuat inovasi-inovasi dalam teknik

pembelajaran, baik itu dari segi metode, maupun menggunakan media-media

pembelajaran, sehingga diharapkan murid menjadi semangat dalam belajar.

Dilatarbelakangi dari upaya inilah, khususnya yang berkaitan dengan

upaya berinovasi dalam KBM, penulis mencoba untuk menerapkan model

quantum learning dalam rangka meningkatkan prestasi siswa khususnya dalam

pelajaran gambar. Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh

proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta

membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.

Model quantum learning ini menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan

cara menggunakan unsur yang ada pada diri siswa dan lingkungan belajarnya

melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.

Oleh sebab itu, atas dasar inilah penulis mengambil judul skripsi :

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata

(8)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah usaha untuk mengungkap sumber-sumber

masalah dengan segala faktor yang mempengaruhinya sehingga masalah yang

sebenarnya didapatkan. Identifikasi permasalahan yang timbul dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Prestasi siswa yang masih kurang khususnya pada mata pelajaran gambar,

yang berdampak menurunnya nilai akademik siswa.

2. Upaya yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran quantum

learning yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa.

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

1 Membatasi masalah mengenai penerapan model quantum learning pada mata

pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik

Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.

2 Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan

Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.

1.3.2 Perumusan Masalah

1 Bagaimana gambaran prestasi siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen

Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2

(9)

2 Bagaimana gambaran dari model quantum learning dalam mata pelajaran

Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar

Bangunan di SMK Negeri 2 Garut?

3 Apakah model quantum learning efektif untuk meningkatkan prestasi siswa

dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X

Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran prestasi siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan

dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela di SMK Negeri 2

Garut.

2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan proses dari model quantum

learning dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela di SMK

Negeri 2 Garut.

3. Untuk mengetahui seberapa efektif model quantum learning dalam

meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu

dan Jendela di SMK Negeri 2 Garut.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada

(10)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Teknik Sipil FPTK UPI. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi

penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat dijadikan tambahan wawasan mengenai model pembelajaran di

SMK khususnya Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, sehingga dapat

dijadikan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan metode pembelajaran pada

siswa.

b. Bagi Peserta Didik / Mahasiswa

Sebagai bahan referensi dan pengetahuan bagi peserta didik / mahasiswa

tentang kontribusi model quantum learning terhadap prestasi siswa.

c. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, serta

menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk terjun dalam

lingkungan masyarakat.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN membahas mengenai hal-hal yang mendorong

dilaksanakannya penelitian (latar belakang, identifikasi masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

(11)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN membahas

mengenai teori-teori yang berhubungan dengan aspek-aspek elemen

fungsional, anggapan dasar untuk memperkuat teori tentang

permasalahan penelitian, dan hipotesis, yakni jawaban sementara yang

belum diuji kebenarannya.

BAB III METODE PENELITIAN membahas mengenai metode-metode serta

langkah-langkah dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN membahas mengenai

deskripsi data dan analisis data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan bagian terakhir dalam

(12)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan

data dengan maksud mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sugiyono (2009 : 6), mengatakan bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, sikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Teknik penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:107) menjelaskan bahwa ”Eksperimen adalah metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.”

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen semu (Quasi

Eksperimen). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan

pengaruh pemberian suatu perlakuan pada suatu objek (kelompok eksperimen)

serta melihat besar pengaruh perlakuannya, namun dalam proses penelitian tidak

dapat dilakukan pengacakan siswa dalam rangka penempatan kedalam kelompok

(13)

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain nonequivalent control group design

dimana terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberi

pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini menggunakan dua

kelompok, yaitu kelompok pertama dengan menggunakan quantum learning dan

kelompok kedua dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dengan desain penelitian diilustrasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest

E

Dalam desain penelitian ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok

(14)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Quantum

Learning sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

3.2.1. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alur Kegiatan Penelitian

3.2.2. Tahapan Penelitian

a. Perencanaan

Menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan

masalah dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini peneliti

mengembangkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model Populasi

A. Kelompok Eksperimen pre-test perlakuan post-test B. Kelompok Kontrol pre-test perlakuan post-test

(15)

quantum learning. Pembuatan rencana pembelajaran dikonsultasikan

dengan guru.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran quantum learning

yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaraan

quantum learning meliputi :

1) tes awal ( pretest);

2) pelaksanaan pembelajaran;

3) pelaksanaan posttest;

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah penggunaan model quantum learning.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah hasil belajar pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen

Pintu dan Jendela.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

(16)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan Teknik Gambar

Bangunan Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012 yang mendapatkan Mata Pelajaran

Menggambar Kusen Pintu dan Jendela dengan jumlah 61 orang.

Sugiyono (2007: 62) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki populasi. Penarikan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive adalah

teknik penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik tersebut sangat

cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena jumlah sampel yang diambil

hanya pada siswa yang mendapatkan mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu

dan Jendela pada semester genap periode 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 61 orang yang terbagi dalam dua kelas, kelas TGB 1 berjumlah 30

orang dan kelas TGB 2 berjumlah 31 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ada

beberapa teknik yang penulis gunakan antara lain :

1. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara

membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber

(17)

2. Observasi

Observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori atau

pendekatan yang erat hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti.

3. Tes

Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa “ tes dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.

Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data yaitu tes hasil belajar

berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dan uraian dengan lima alternatif

jawaban. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal

diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal kedua kelompok

penelitian. Sementara posttest atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk

melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar pada kedua

kelompok penelitian. Pada model pembelajaran quantum learning dan model

pembelajaran konvensional. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan

instrumen tes hasil belajar ini adalah:

a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian untuk materi yang akan diberikan.

b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

c. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.

d. Setelah instrumen yang diujicobakan tersebut valid dan reliabel, maka

instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pre test dan post test.

e. Studi dokumentasi, digunakan untuk memperoleh informasi atau data-

(18)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah soal tes hasil

belajar (pretest dan posttest). Sebelum instrument dipakai, terlebih dahulu

dilakukan pengujian soal. Adatpun pengujiannya sebagai berikut :

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Untuk menguji validitas setiap butir soal,

skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor-skor total.

Sebuah soal akan memiliki vasliditas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki

dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan

dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal

digunakan rumus korelasi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

(19)

Interpretasi besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan

rumus berikut : (Sudjana,1997)

rxy: Koefesien korelasi

Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,45. Uji

instrument dari 25 butir soal diperoleh soal yang valid berjumlah 20 butir soal

data perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengukuran yang

(20)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

( )

(Arikunto, 2002)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen atau reliabilitas tes secara menyeluruh

K = banyaknya butir soal

pq = jumlah hasil penelitian antara p dan q

p = proporsi subyek yang menjawab benar

q = proporsi subyek yang menjawab salah

S2 = varians total

Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment.

Apabila r hitung > r tabel dengan taraf siginifikan 5% maka test dinyatakan

reliabilitas. (Arikunto, 2002). Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,00 - 0,20 Sangat rendah

0,21 - 0,40 Rendah

0,41 - 0,60 Cukup

0,61 - 0,80 Tinggi

0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini diperoleh

(21)

tinggi. Data hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

3. Daya beda

Suatu tes dapat dipandang memadai apabila butir-butir soal yang

ditunjukkan oleh tes tersebut dapat membedakan secara signifikan antara siswa

yang pandai (kelompok atas) dan siswa yang kurang (kelompok bawah). Untuk

menganalisis daya pembeda tiap butir soal dilakukan dengan menggunakan

persamaan : ( Arikunto, 2002)

Keterangan:

DP = daya pembeda

JSA = banyaknya siswa kelas TGB 1tas

JBA = jumlah jawaban benar dari kelompok atas

JBB = jumlah jawaban benar dari kelompok bawah

Hasil perhitungan daya pembeda diklasifikasikan berdasarkan hal berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 - 0,20 Jelek

0,21 - 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

(22)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini diperoleh

berkisar antara 0,33 sampai 0,83 dengan distribusi termasuk klasifikasi cukup

sampai baik sekali. Data hasil perhitungan daya pembeda selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran.

4. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran yaitu suatu parameter untuk menyatakan bahwa item

soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan

rumus :

S

J B P

(Arikunto, 2009: 208)

dimana :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.5 Klasifikasi Taraf Kesukaran

Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,7  TK  1,00 Mudah

0,3  TK < 0,7 Sedang

0,00  TK < 0,3 Sukar

(23)

Hasil perhitungan indeks kesukaran diperoleh enam butir soal yang mudah, tujuh

belas butir soal yang sedang, tiga butir soal yang sukar. Data hasil perhitungan

indeks kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka langkah

berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data yang meliputi persiapan,

tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Karena data

yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki

makna yang berarti sehingga data tersebut agar dapat lebih bermakna dan dapat

memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, data tersebut

harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian

lebih lanjut. Karena data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara

pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.

1. Menghitung rata-rata nilai tes awal (pre-tes) dan tes akhir (pos-tes)

Dengan rumus : ̅ ∑

2. Menghitung Variansi dan simpangan baku masing-masing perubah

Dengan rumus : √∑

3. Menghitung Indeks Gain

Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest.

Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah

(24)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dialami siswa. Analisis gain bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian,

yaitu melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah data yang diperoleh yaitu skor pretest dan skor posttest,

kemudian dilakukan uji statistik terhadap skor pretest dan posttest, dan indeks

gain ternormalisasi dengan rumus:

Menurut Hake (dalam Liliawati dan Puspita, 2010: 428)

mengemukakan bahwa tabel interprestasi nilai gain yag dinormalisasi adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

( Hake, 1998)

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua

kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji

normalitas ini dilakukan terhadap skor pretes dan posttes dari dua kelompok

siswa (eksperimen dan kontrol).

(25)

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui asumsi yang

dipakai dalam pengujian kesamaan dua rata-rata independen dari skor pretes

dan posttes antara kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Uji homogenitas

dilakukan dengan uji statistik F.

kecil besar

S S

F 2

2

 dengan S2 : varians

6. Uji Hipoteis

Uji hipotesis dilakukan melalui dua cara sesuai dengan normalitas data

yang diperoleh. Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan analisis

statistik parametris. Sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan analisis statistik nonparametris.

a. Uji Hipotesis Parametris

Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang

dilakukan adalah pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen,

yaitu menggunakan t-test. Dalam Sugiyono (2011: 138) terdapat dua buah

rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:  Apabila jumlah kedua sampel sama besar

Separated Varians :

̅ ̅ √( ) ( )

 Apabila jumlah kedua sampel berbeda

(26)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

̅ ̅

Keterangan :

= nilai rata – rata kelas eksperimen

= nilai rata – rata kelas kontrol

= varians sampel kelas eksperimen

= varians sampel kelas kontrol

= jumlah responden kelas eksperimen

= jumlah responden kelas kontrol

(Sugiyono, 2011:138)

Pengujian dengan menggunakan t-test tidak berkorelasi uji dua pihak.

Menggunakan uji dua pihak karena hipotesis1 (H1) berbunyi terdapat

perbedaan sedangkan hipotesis0 (H0) berbunyi tidak terdapat perbedaan.

(Sugiyono, 2011: 122)

Setelah dilakukan t-test, maka untuk mengetahui perbedaan itu

signifikan atau tidak maka harga thitung tersebut perlu dibandingkan dengan

ttabel. dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujian

untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

Tolak H0, dan Terima H1, jika :

t hitung > t tabel

Terima H0 dan Tolak H1, jika :

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang

diambil sebagai berikut :

1. Penggunaan quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela. Hasil penelitian kelas

eksperimen menunjukan nilai rata-rata pretest sebesar 3, 14 dan posttestnya

6,27, mengalami peningkatan sebesar 3,13 pada kelas kontrol mendapatkan

nilai pretest sebasar 2,72 dan postesnya 5,22 mengalami peningkatan 2,50.

Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas eksperimen lebih

baik dibanding kelas kontrol, membuktikan bahwa quantum learning lebih

baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional (ceramah).

2. Pembelajaraan quantum learning telah dilaksanakan dengan tahapan

pelaksanaanya, yaitu pengukuhan AMBAK (Apa Manfaat Bagi Ku),

penataan lingkungan belajar, memupuk sikap juara, bebaskan gaya belajar,

membiasakan mencatat, membiasakan membaca. Selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung siswa kelas eksperimen tampak leih rileks dan santai

dalam belajar namun dapat memahami dan mencerna materi yang diberikan

dengan baik, lebih ceria, dan bebas bergerak, mampu berkomunikasi dan

(28)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan baik, cenderung lebih antusias dalam menyelesaikan tugas, dan lebih

semangat dalam belajar.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

pada kelas eksperimen. Dilihat dari nilai rata-rata pretest sebesar 3,14 dan

posttest sebesar 6,27 serta N-gain-nya sebesar 58 %. Hal itu menunjukan

ada peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan

dengan menggunakan quantum learning.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka

beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran di

Sekolah Menengah Kejuruan, terutama dari segi keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran sebaiknya quantum learning digunakan sebagai

alternatif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Agar siswa dapat terlibat aktif dalam keseluruhan proses kegiatan belajar

mengajar guru perlu membangkitkan teelebih dahulu motivasi belajar dan

motivasi berprestasi siswa di awal kegiatan belajar mengajar.

3. Agar siswa dapat belajar secara kondusif, aktif dan optimal, baik pada

proses belajar dalam tim maupun pada proses belajar antar tim dalam

rangkaian pembelajaran quantum learning, guru diharapakan memberikan

informasi terlebih dahulu mengenai model pembelajaran yang akan

(29)

Ali, M. (1984). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Asyraf.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2002). Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Deporter, B dan Hernacki, M. (2002). Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Masyhuri. dan Zaenudin, M. (2008). Metodelogi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.

Munthe, Bernawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Nurina, A. (2008). Profil Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA Pada Pembelajaran Sistem Saraf Dengan Quantum Learning. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.

Purnasari. (2007). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.

Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana.(2005). Metode Statistika.Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

(30)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Widyastantyo, H. (2007). Penerapan Metiode Quantum Learning Untuk Mmeningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA atau Sains bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Tamanggung.[Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.. [25 Januari 2012].

Gambar

Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.1 Diagram Alur Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Kategori Validitas Butir Soal
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AKTIF BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan briket dengan nilai kalor tertinggi dan untuk mendapatkan briket dengan kualitas yang baik dari variasi ukuran partikel dan variasi

[r]

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai.. Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi

autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi”.Berdasarkan pernyataan tersebut telah jelas bahwa melalui pemecahan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ GAMBARAN PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA PENGRAJIN PERABOT RUMAH TANGGA DI TOKO MULIA RATTAN, JALAN GATOT