• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN : Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN : Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN

(Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh:

SHINTA MARGARETA

0705056

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SHINTA MARGARETA (0705056)

JUDUL :

HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN

( Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd

NIP : 19600810 198603 1 001

Pembimbing II,

Dr. Nugraha Suharto, M.Pd

NIP : 19670618 200102 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

(3)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PIMPINAN

(Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat )

Oleh:

SHINTA MARGARETA

0705056

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© SHINTA MARGARETA 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

ABSTRAK

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan tekhnologi informasi mulai dari kegiatan sampai akhir kegiatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Salah satu informasi yang sangat penting bagi suatu lembaga adalah rekaman dari kegiatan lembaga itu sendiri. Data diolah menjadi informasi yang dapat digunakan pimpinan dalam menunjang pengambilan keputusannya.

Penelitian ini berjudul “ Hubungan Pelaksanaan Sistem Kearsipan dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan” (Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat). Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan sistem kearsipan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Bagaimana efektivitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dan seberapa besar hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektivitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket tertutup dengan 5 skala penilaian (likert). Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah pegawai di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebanyak 47.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) menunjukan bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk variabel X (Pelaksanaan Sistem Kearsipan) sebesar 4,20 dan berada dalam kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata kecenderungan umum untuk variabel Y (Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan ) sebesar 4,13 berada dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas distribusi data, diketahui bahwa variabel X dan Variabel Y berdistribusi normal. Dilihat dari perhitungan koefisien korelasi ( ) dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,76 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y, serta nilai uji signifikansi sebesar 7,844 terbukti signifikan karena (7,844) > (1,684).

Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y ditunjukan dari hasil perolehanan alisis koefisien determinasi (KD) sebesar 57,76%, ini menggambarkan pelaksanaan sistem kearsipan berhubungan dengan efektivitas pengambilan keputusan sebesar 57,76% dan sisanya sebesar 42,24% dipengaruhi oleh faktor lain. Persamaan regresi Y atas X adalah ̂ = 9,02 + 0,812X , artinya setiap perubahan satu unit pada variabel X akan memberikan perubahan pada variabel Y sebesar 9,832.

(5)

HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN

(Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh:

SHINTA MARGARETA

0705056

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(6)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SHINTA MARGARETA (0705056)

JUDUL :

HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN

( Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd

NIP : 19600810 198603 1 001

Pembimbing II,

Dr. Nugraha Suharto, M.Pd

NIP : 19670618 200102 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

(7)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================HUBUNGAN PELAKSANAAN SISTEM KEARSIPAN DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PIMPINAN

(Study deskriptif analisis kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat )

Oleh:

SHINTA MARGARETA

0705056

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© SHINTA MARGARETA 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Arsip adalah catatan atau rekaman dari setiap kegiatan yang dilakukan sebagai alat bantu untuk mengingat maupun untuk keperluan administrasi, hukum, dan kepentingan-kepentingan pembuktian-pembuktian yang otentik. Dengan adanya arsip akan timbul pekerjaan kearsipan, baik dengan peralatan yang sederhana maupun dengan peralatan yang canggih atau tekhnologi tinggi seperti misalnya komputer.

Arsip merupakan bukti dokumenter mengenai penyelesaian persoalan, bukti transaksi dan

perencanaan kedepan suatu badan atau lembaga. Arsip diantaranya adalah sebagai bahan pengingat bagi suatu badan atau lembaga bahkan perseorangan, memberikan keterangan yang dibutuhkan, memberikan nilai pembuktian dari sesuatu hal, menggambarkan peristiwa masa lampau serta berfungsi sebagai bahan untuk dipelajari, sehingga dapat memberikan bahan untuk ilmu pengetahuan.

Pengertian Arsip yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan yaitu :

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara, Pemerintah Daerah, Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(9)

Salah satu informasi yang sangat penting bagi suatu lembaga adalah rekaman dari kegiatan lembaga itu sendiri. Rekaman tersebut terdapat pada arsip. Data diolah menjadi informasi secara manual maupun komputer. Informasi digunakan oleh para pimpinan untuk mengambil keputusan. Data itu sendiri berasal dari berbagai transaksi dan kegiatan yang terekam pada arsip. Walau sudah dikelola oleh komputer, arsipnya harus tetap disimpan sebagai bahan bukti yang otentik. Di sinilah letak pentingnya arsip di dalam kancah perkembangan peralatan tekhnologi yang semakin canggih dewasa ini.

Pentingnya arsip bagi penunjang kegiatan suatu lembaga dan bagi penunjang pengambilan keputusan oleh pemimpin, sehingga perlu adanya suatu sistem pengelolaan kearsipan yang baik, sehingga seluruh proses kegiatan dapat terekam dan bisa menjadi

bahan pengkajian terhadap kinerja suatu lembaga.

Demikian pula halnya dengan kegiatan kearsipan di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, perlu dikelola dengan baik dan sistematis agar setiap pengelolaan di Bidang Pendidikan dapat dilihat secara nyata hasil kerja yang telah dicapainya, serta dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan secara efektif.

Proses pengelolaan sistem kearsipan di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kepmendikbud RI) Nomor 09/U/1995 tentang Pedoman Tata Persuratan dan Kearsipan di Lingkungan Kanwil Depdikbud. Dalam keputusan tersebut diatur mengenai asas penataan arsip, seperti yang dijelaskan dalam BAB X Pasal 141, yaitu :

1. Azas sentralisasi, merupakan azas penataan atau penyimpanan arsip baik aktif maupun yang in-aktif yang dipusatkan pasa satu unit kerja;

2. Azas desentralisasi, merupakan azas yang berkenaan dengan arsip yang masih aktif maupun yang telah in-aktif tidak dipusatkan penataan arsipnya pada suatu induk Tata Usaha,akan tetapi setiap unit kerja dalam suatu organisasi menyimpan arsipnya masing-masing.

3. Azas gabungan, merupakan azas yang dilakukan oleh setiap unit pengolahan (Cabang Tata Usaha) untuk arsip yang masih aktif dan induk Tata Usaha untuk arsip yang telah mencapai masa in-aktif.

Pengelolaan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mencapai tujuan kearsipan,

(10)

Tujuan kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.

Jika diaplikasikan dalam bidang Pendidikan bahwa kearsipan bertujuan sebagai bahan pertanggungjawaban kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan bagi seorang pelaksana/pemimpin pendidikan sebagai akibat dari keputusan yang dibuatnya. Oleh karena itulah agar pertanggungjawaban pelaksana/pemimpin pendidikan dapat diterima dengan baik, maka segala bentuk pengambilan keputusannya harus berdasar data-data yang ada dengan salah satunya dalam bentuk arsip.

B. Identifikasi Masalah

Kearsipan berperan penting dalam administrasi, sebagai pusat ingatan dan sumber informasi dalam rangka melakukan kegiatan perencanaan, penganalisaan, perumusan kebijakan, mengambil keputusan dan sebagainya. Oleh karena itu, arsip perlu disimpan secara sistematis, sehingga apabila diperlukan sewaktu-waktu dapat ditemukan kembali dengan cepat, terutama jika pimpinan ingin mengambil keputusan mengenai kegiatan

pendidikan. Tujuan kearsipan selain memudahkan pimpinan dalam mengambil keputusan, tujuannya pun dapat dibagi menjadi tiga tujuan pokok, sebagaimana dikemukakan oleh Anhar (1980 : 55), yaitu :

1. Menyimpan bahan-bahan arsip atau dokumen-dokumen yang masih memiliki nilai pakai yang sewaktu-waktu diperlukan bagi pemecahan suatu persoalan atau proses pekerjaan;

2. Menyimpan bahan-bahan arsip atau dokumen-dokumen dengan suatu sistem tertentu, sehingga apabila diperlukan dengan cepat dapat ditemukan kembali; dan

3. Menjaga dan memelihara fisik arsip atau dokumen agar terhindar dari kemungkinan-kemungkinan rusak atau hilang.

(11)

Kearsipan berperan penting dalam administrasi, ironisnya dewasa ini masih banyak kantor-kantor yang belum melakukan penataan arsip dengan baik. Masih banyak dijumpai arsip-arsip yang hanya ditumpuk di dalam gudang, sehingga cepat rusak, dan sulit ditemukan kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan. Padahal sebagai pusat ingatan, arsip adalah dokumen yang sangat penting sebagai bukti penyelenggaraan kegiatan organisasi. Dengan demikian dokumen tersebut dapat digunakan sebagai alat pembuktian atau sebagai bahan untuk mendukung suatu keterangan. Arsip merupakan memori kolektif instansi, karena melalui arsip dapat tergambar perjalanan sejarah atau keberadaan organisasi dari masa ke masa.

Bertambahnya terus-menerus arsip-arsip tanpa diikuti dengan tatakerja dan

peralatan kearsipan serta tenaga ahli dalam bidang kearsipan, menimbulkan masalah tersendiri yaitu akan membutuhkan ruang, lemari dan rak sebagai bagian dari arsip yang baik. Begitu pula mengenai petugas arsip, tidak ada yang ditugaskan secara khusus dan pada umumnya dirangkap oleh pegawai lain, sehingga akibatnya banyak pekerjaan yang terbengkalai terutama tugas pokok. Di samping itu juga ada kantor dan lembaga pendidikan yang menunjuk petugas kearsipan, akan tetapi petugas tersebut tidak atau belum memahami kearsipan, sehingga hal tersebut jelas menghambat terhadap pengambilan keputusan yang harus dilakukan oleh pimpinan.

Berdasarkan hasil pengamatan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Sub bagian kepegawaian dan umum adalah sub bagian yang menangani masalah kearsipan lembaga, yaitu tempat dimana dilaksanakannya aktifitas surat menyurat dan ketata usahaan. Aktifitas tersebut dilakukan oleh bagian umum dan kepegawaian guna mengolah data-data dan informasi yang berguna bagi pemimpin dalam menunjang pengambilan keputusan.

(12)

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas dan untuk menjaga agar permasalahan tidak terlalu meluas karena mengingat keterbatasan yang ada pada penulis, maka pada penelitian ini membatasi ruang lingkup permasalahan.

a. Secara Konseptual

Perlu kiranya penulis membatasi masalah dan ruang lingkup agar penelitian ini lebih terarah. Penulis memberikan pembatasan yakni sebagai berikut: Masalah penelitian ini berkisar pada kajian Hubungan pelaksanaan sistem kearsipan sebagai

variabel bebas , dengan Efektifitas Pengambilan Keputusan Pimpinan sebagai variabel terikat.

b. Secara Kontekstual

Sedangkan secara kontekstual penulis akan melakukan penelitian di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”

Dari apa yang telah diuraikan diatas, maka di tarik suatu rumusan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan sistem kearsipan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana efektifitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ?

3. Seberapa besar hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ?

(13)

1. Tujuan Umum

Secara Umum, penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bagaimana Hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Secara Khusus, penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang : a. Pelaksanaan sistem kearsipan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

b. Efektifitas Pengambilan Keputusan Pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan

Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

c. Hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

E. Manfaat Penelitian

1. Segi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana dan menambah pengetahuan terutama dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan dan menambah relevansi pendidikan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian dalam bidang yang relevan dengan penelitian di masa mendatang dalam lingkup yang lebih detail, jelas dan lebih mendalam lagi.

2. Segi Operasional

a. Bagi peneliti agar memperoleh wawasan dan pengalaman yang realistis sehingga suatu saat dapat diterapkan dalam dunia kerja dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah diberikan pada masa kuliah dengan kenyataan yang ada dan juga menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta untuk

menerapkan teori-teori yang didapat selama masa perkuliahan.

(14)

dapat diterapkan di lembaga sehingga akan menambah kinerja. Dan sebagai masukan dalam menilai keberhasilan pelaksanaan sistem kearsipan di lembaga. c. Bagi pimpinan, yaitu sebagai bahan pemikiran untuk lebih meningkatkan sistem

kearsipan sehingga dapat menunjang dalam pengambilan keputusan, sehingga fungsi dan penataannya lebih ditingkatkan lagi.

d. Bagi lembaga, untuk dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem kearsipan dan diharapkan sebagai masukan untuk lembaga dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga yang berhubungan dengan sistem kearsipan. Dari informasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan sistem kearsipan yang lebih efektif dan efisien, dan dapat

meningkatkan kondisi kerja yang lebih baik

e. Bagi Pihak Lain , diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian yang sejenis.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Pada bagian ini dikemukakan sistematika penulisan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penulisan skripsi. Berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam karya ilmiah dari mulai bab I hingga bab V dan daftar pustaka. Yang terinci sebagai berikut:

1. BAB I : Pendahuluan . Berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan analisis masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi, hipotesis, metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian.

2. BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Dalam suatu karya ilmiah, kajian pustaka mempunyai peranan yang sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukan “the state of the art” dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang

(15)

3. BAB III : Metode Penelitian. Uraian dalam bab III merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah disajikan pada BAB I. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen sebagai berikut:

a. Desain lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, serta cara pemilihan sampelnya.

b. Definisi konseptual dan definisi operasional dari variabel yang terlibat dalam penelitian.

c. Instrumen penelitian misalnya tes, lembar observasi, angket, dan atau skala sikap/pendapat/pandangan.

d. Proses pengembagan instrumen antara lain: pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, dan karakteristik lainnya.

e. Teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya. Teknik yang dipilih misalnya melalui tes tulis/lisan dan atau tes tindakan , angket, wawancara, observasi partisipatif dan observasi nonpartisipatif.

f. Pendekatan yang akan digunakan (kalau diperlukan), misalkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, atau pendekatan lainnya. g. Prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persipkan sampai

dengan penyusunan laporan akhir.

4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Bahasan. Pada dasarnya Bab IV memuat dua hal utama yaitu pengelolaan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengelolaan data dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang diuraikan dalam bab III. Uji hipotesis dilakukan sebagai bagian dari analisis data.

Bagian pembahasan atau analisis temuan mendiskusikan temuan tersebut dkaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam bab II. Dalam penelitian kuantitatif hasil pengujian hipotesis akan memperlihatkan konsekuensi temuan

(16)
(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data dan kemudian mengolah data sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan permasalahan penelitian. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Winarno Surakhmad (1985:131) yaitu: ”Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau

dari tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan”.

Peran metodologi penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian ini dilakukan. Metodologi mengandung makna yang menyangkut prosedur dan cara melakukan pengujian data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (1989 : 64) bahwa :

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya.

Mohamad Ali (1982:120) menjelaskan bahwa: “metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi pada masa sekarang”.

Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi.

(18)

kuantitatif menurut Winarno Surakhmad (1998:139) adalah: ” untuk mengukur dimensi yang hendak diteliti”.

Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah aktual dan fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka memiliki makna. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana (1997:53) bahwa: ”Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna”.

Adapun tujuan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini adalah untuk

menjelaskan suatu situasi yang hendak diteliti dengan dukungan studi kepustakaan sehingga lebih memperkuat analisa peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. Dimana hasil penelitian diperoleh dari hasil perhitungan indikator-indikator variabel penelitian kemudian dipaparkan secara tertulis oleh penulis.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala atau fenomena yang terjadi di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Sudjana (2001: 64) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Ciri-ciri dari metode deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003:61) yaitu :

a) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau masalah-masalah yang aktual.

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa, oleh karena itu metode ini sering disebut metode analisa.

(19)

keputusan sebagaimana adanya atau dapat mendeskripsikan fenomena seobyektif mungkin.

Adapun yang menjadi landasan peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu: 1) Penelitian ini mengungkapkan masalah-masalah aktual yang teradi pada

masa sekarang.

2) Dengan metode ini dapat memberikan gambaran tentang hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan. Memudahkan peneliti dalam pengolahan data karena data yang terkumpul bersifat homogen atau sama.

3) Metode ini selain dapat mengumpulkan data, menyusun data,

menginterpretasikan data serta datanya dapat disimpulkan.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik. Menurut Izaak Latanussa dalam Sudjana (2004: 40) “Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran”.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (2004:53) bahwa :

Metode Penelitian deskriptif dengan pendekatan secarakuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian (variabel X dan variabel Y) untuk kemudian dicari hubungan antara

variabel tersebut. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas penelitian.

(20)

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh ketajaman berfikir dalam rangka menganalisa permasalahan melalui penelaahan terhadap berbagai sumber tertulis melalui pendapat-pendapat para ahli yang dituangkan dalam buku dan sebagainya, juga untuk menunjang instrumen pengumpulan data dan memperdalam kajian terhadap permasalahan penelitian.Hal ini merujuk pada pendapat Surakhmad (1992 : 63) mengemukakan bahwa:

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan para ahli.

Melalui studi kepustakaan ini, dapat menunjang terhadap pemecahan permasalahan dan dijadikan acuan dalam bentuk teori dan landasan berfikir yang berisi tentang sistem kearsipan dan efektifitas pembuatan keputusan pimpinan.

Disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh studi kepustakaan sehingga hasilnya bisa sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang diharapkan.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, khususnya Sub Bagian Kepegawaian dan Umum yang menangani sistem kearsipan serta unsur pimpinan yang memiliki kepentingan dalam mengambil keputusan

berdasarkan pelaksanaan sistem kaersipan di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provonsi Jawa Barat. Pimpinan yang dimaksud adalah Kepala Bagian Kepegawaian dan

Umum di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provonsi Jawa Barat.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

(21)

keseluruhan subjek penelitian”. Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Sugiyono (2011:86) berpendapat bahwa: “Makin besar jumlah sampel yang mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi”. Pengambilan sampel penelitian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar representatif. Artinya sampel yang diambil benar-benar-benar-benar dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan sehingga dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif). Oleh karena itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yang menjadi subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:86) bahwa: “Jumlah anggota sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri”.

Sampel yang digunakan penelitian adalah sampel jenuh. Sesuai pendapat Nasution (2003:100) mengemukakan bahwa: ”sampel jenuh adalah populasi yang seluruhnya dijadikan sampel”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sumber data. Sampel sebanyak 47 pegawai di bagian Kepegawaian dan Umum Disnas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Adapun jumlah responden sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Responden Penelitian

NO RESPONDEN JUMLAH (orang)

(22)

2 Bagian kepegawaian 17

JUMLAH 47

(Sumber data: Bagian Umum dinas pendidikan provinsi jawa barat)

Berdasarkan tabel 3.1 diatas, dijelaskan bahwa responden terdiri dari 47 orang yang merupakan sebagian pegawai bagian Kepegawaian dan Umum Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

C. Desain Penelitian

Setiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara melaksanakan penelitian. Menurut Nasution (2003:23) dijelaskan bahwa : “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian akan memberikan pegangan yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Berdasarkan definisi tersebut, maka desain penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan Gambar 3.1 diatas dijelaskan bahwa Variabel X dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Sistem Kearsipan dan Variabel Y adalah Pengambilan Keputusan Pimpinan.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah pengertian dan menghindari

kesalah pahaman persepsi dengan berbagai konsep yang ada, sehingga pemikiran penulis

Pelaksanaan

sistem kearsipan

(Variabel X)

Efektivitas

Pembuatan

keputusan

(23)

disajikan dengan jelas dan tidak bertentangan dengan konsep yang ada. Untuk itu agar terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca sesuai dengan judul penelitian, yaitu Hubungan Pelaksanaan Sisem Kearsipan dengan Efekivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan maka ditarik sebuah defisi operational dari penelitian.

Nazir dalam Sudjana (2002:52) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Sesuai dengan penjelasan diatas, adapun definisi operasional yang akan dijelaskan berdasakan variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sistem kearsipan

Arsip merupakan setiap catatan (record/warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan , dalam bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi dan informasi .

Dengan adanya arsip, maka timbul permasalahan bagaimana mengurus arsip, untuk apa harus diurus, dengan cara bagaimana diurusnya, serta sarana apa yang diperlukan. Masalah tersebut akan dijawab oleh apa yang disebut dengan ilmu kearsipan, yaitu sekelompok ilmu pengetahuan teratur yang memperlajari hal ikhwal dokumen-dokumen atau warkat-warkat , baik milik perorangan, kelompok masyarakat, organisasi swasta atau pemerintah.

Kearsipan adalah penempatan kertas-kertas dalam tempat-tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang telah ditentukan menurut aturan yang telah ditentukan terlebih dahulu sedemikian rupa, sehingga setiap kertas atau surat,bila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat.

Kearsipan pada intinya berhubungan dengan proses penataan/penyusunan warkat secara sistematis pada tempat-tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang telah ditentukan , sehingga bila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat.

Tabel 3.2

(24)

Shinta Margareta, 2013

Hubungan Pelaksanaan Sistem Kearsipan Dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan Variabel

Penelitian Aspek Indikator Sub Indikator

No

3) Meneliti lampiran surat 3

4) Mengklasifikasi arsip 4

5) Mengindeks arsip 5-6

6) Menyusun arsip sesuai

1) Memisahkan arsip aktif dan

in-aktif

8-9

2) Mengelompokan berkas

berdasarkan masalah

10

3) Menyimpan berkas ke dalam

box arsip

5) Membuat daftar arsip yang

disimpan untuk

1) Alat korespondensi 20

(25)

P

2. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan

alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

Pengambilan keputusan dalam penelitian ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang harus di ambil pimpinan yaitu Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum berdasarkan pada pelaksanaan sistem keasipan di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Pengambilan keputusan merupakan kegiatan penentuan akhir dengan pemilihan salah satu alternatif yang ada yang dianggap dapat menyelesaikan pemecahan suatu masalah dengan tindakan yang dilakukannya sendiri.

Petugas Kerasipan yang memenuhi syarat

1) Memiliki pengetahuan di bidang kearsipan

26-27

2) Pengetahuan tentang seluk beluk instansi

28

3) Memiliki keterampilan untuk

melaksanakan teknik tata kearsipan

29

4) Berkepribadian yakni tekun, sabar, cekatan, teliti , cerdas, jujur serta loyal

(26)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Variabel Y ( Efektifitas pengambilan keputusan)

Variabel

Penelitian Aspek Indikator Sub Indikator

No

Tujuan Sasaran yang hendak

dicapai

organisasi Kebutuhan dari orang

(27)

E. Instrumen

Penelitian

Sugiyono (2011:137) menyatakan bahwa: “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup terdiri dari 45 butir pernyataan untuk variabel X ( Pelaksanaan sistem kearsipan) dan 34 butir pernyataan untuk variabel Y ( Efektifitas pembuatan keputusan). Dimana setiap butir pernyataan mewakili aspek dalam penelitian ini.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan, dibutuhkan alat pengumpul data (angket) yang baik. Baik tidaknya kualitas suatu alat pengumpul data (angket) ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas dan reliabilitas.

(28)

untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi, baik itu dalam pernyataan maupun dalam alternatif jawaban. Sugiono (2002: 97) menegaskan bahwa “Instrumen yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya”.

1. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas penelititan. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen.

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Akdon (2008 :143) menegaskan “Validitas diartikan lebih luwes yaitu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan)”.

Validitas Konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel (Sofyan Siregar, 2010: 163) “Penentuaan validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitasi lainnya”

Cara menguji Validitas Konstruk yaitu, Langkah pertama, menghitung harga korelasi setiap butir dengan menggunakan Rumus Product Moment sebagai berikut:

r

xy

=

√ √

(Akdon, 2008 : 145)

Keterangan :

N = jumlah responden X = skor setiap item Y = skor total

(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor item (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total

rxy = koofisien korelasi variabel x dan y

(29)

t

hitung

=

Keterangan :

Langkah selanjutnya jika sudah didapat hasil uji-t maka selanjutnya mencari nilai ttabel apabila diketahui signifiknsi untuk α = 0,05% dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan uji satu pihak. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkannya thitung dengan ttabel dimana kaidah keputusannya adalah :

Jika : t hitung > t tabel berarti Valid, dan

t hitung < t tabel berarti Tidak Valid

Tabel 3.4

Hasil Uji Coba Variabel X (Sistem Kearsipan

No Item

thitung = nilai thitung

(30)

18 0.712 3.6594037 1.771 Valid

Berdasarkan pada hasil Uji Coba terdapat 15 item yang di Reduksi : 2, 3, 4, 6, 8, 9, 11, 14, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 35 dan terdapat 3 item yang di Revisi : 1, 7, 25. Dengan

demikian instrument untuk variabel X berjumlah 30 item.

(31)

17 0.673 3.284622 1.771 Valid 18 0.497 2.065258 1.771 Valid 19 0.797 4.761677 1.771 Valid 20 0.864 6.192625 1.771 Valid 21 0.631 2.930528 1.771 Valid 22 0.647 3.058601 1.771 Valid 23 0.752 4.119489 1.771 Valid 24 0.631 2.932948 1.771 Valid 25 0.553 2.395858 1.771 Valid

Berdasarkan pada hasil Uji Coba terdapat 9 item yang di Reduksi : 2, 4, 12, 14, 16, 18, 20, 21, 22 dan terdapat 1 item yang di Revisi : 17. Dengan demikian instrument untuk variabel X berjumlah 25 item.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Pada penelitian ini pengujian uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai reliabilitas ( ) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan dk = N – 1 = 15 – 1 = 14, signifikansi 5% maka diperoleh = 0,532. Selanjutnya untuk menentukan

reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

(32)

1) Jika > berarti Reliabel dan

2) Jika < berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Hasil uji reliabilitas variabel X ( Sistem Kearsipan )

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh = 0.923 sedangkan

= 0,532. Karena > maka semua data yang dianalisis dengan

menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.

2) Hasil uji reliabilitas variabel Y (Efektifitas Pengambilan Keputusan Pimpinan) Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh = 1,148 sedangkan

= 0,532. Karena > maka semua data yang dianalisis dengan

menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reabilitas

Variabel r11 R

tabel

Kesimpulan

Variabel X ( Sistem Kearsipan) 0,932 0,532 Reliabel

Variabel Y ( Efektifitas Pengambilan Keputusan Pimpinan

1,148 0,532 Reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hermawan Wasito (Sofyan Siregar, 2010: 60), bahwa:

(33)

Telah dijelaskan hal tersebut bahwa dalam teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Dalam penelitian, penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil (pemecahan masalah).Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket mengenai Hubungan pelaksanaan sistem kearsipan dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan di lingkungan kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian (Arikunto, 2002: 200). Sejalan dengan pendapat Surakhmad (Arikunto, 2002: 202) yang mengemukakan bahwa: “Pada umumnya ada dua bentuk angket yaitu angket berstruktur dan angket yang tidak berstruktur”.

Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengukur variabel X dan variabel Y, dalam penelitian ini digunakan angket berstruktur (tertutup) yang berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia, Seperti pendapat Sanafiah Faisal (Sofyan Siregar, 2010: 159) yang menyatakan bahwa:

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian bisanya meminta jawaban yang membutuhkan tanda “check” (√) pada item yang termasuk dalam alternatif jawaban.

Dalam menyusun angket, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu Pelaksanaan sistem kearsipan untuk variabel X dan Efektifitas Pengambilan Keputusan untuk variabel Y.

2. Menentukan sub variabel dan indikator dari setiap variabel.

3. Mengidentifikasi masing-masing indikator penelitian berdasarkan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada BAB II

4. Menyusun kisi-kisi angket

5. Menyusun pernyataan-pernyataan dari setiap variabel, disertai dengan alternatif jawabannya.

6. Menetapkan kriteria pemasukan skor untuk setiap alternatif jawaban, yaitu sebagai berikut:

(34)

Shinta Margareta, 2013

Hubungan Pelaksanaan Sistem Kearsipan Dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kriteria Bobot Alternatif Jawaban

Variabel X dan variabel Y

Alternatif Jawaban Bobot

(+) (-)

Sudah sangat

teliti/selalu/sangat baik 5 1

Sudah teliti/sering/baik 4 2

Sudah cukup

teliti/kadang-kadang/Cukup baik 3 3

Kurang

teliti/Jarang/Kurang Baik 2 4

Tidak teliti/Tidak

Pernah/Tidak baik 1 5

H. Teknik Pengolahan Data Angket

Setelah seleksi semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data merupakan aspek yang paling penting untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang diteliti sehingga dapat memberikan makna dan arti tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Surakhmad (Arikunto, 2002:129) bahwa :

Mengolah data adalah usaha konkrit untuk membuat data itu “berbicara” sebab betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan bisu “seribu bahasa”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengolahan data harus dilakukan dengan langkah-langkah secara sistematis sehingga peneliti dapat menggunakan data-data tersebut untuk membuat sebuah kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah data terkumpul adalah sebagai berikut:

1. Menghitung kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel

penelitian dengan menggunakan teknik Weight Means Scored (WMS)

(35)

kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut :

Dimana :

̅= Rata-rata skor responden

X = Jumlah Skor dari setiap alternatif jawaban responden

n = Jumlah Responden

Setelah diketahui skor rata-rata harga ̅ dikonsultasikan dengan kriteria hasil perhitungan kecenderungan skor rata–rata yang masing-masing kriterianya adalah berikut:

Tabel 3.8

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 - 5,00 Sangat baik Selalu Selalu

3,00 - 4,00 Baik Sering Sering

2,01 - 3,00 Cukup baik Kadang-kadang Kadang-kadang

1,01 - 2,00 Rendah Jarang Jarang

0,01 - 1,00 Sangat rendah Tidak Pernah Tidak Pernah

Sumber: Sugiyono (2003:214)

2. Mengubah Skor Mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel penelitian, menurut Akdon (2008:178) menggunakan rumus:

Keterangan :

Ti = skor baku yang dicari

(36)

Xi = skor Mentah

Untuk menggunakan rumus tersebut, maka akan ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mencari skor terbesar dan skor terkecil

2) Menentukan nilai rentangan (R) yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah 3) Menentukan banyak kelas interval (BK) dengan rumus :

BK = 1 + (3,3) log n

4) Menentukan panjang kelas interval (P) yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (BK), dengan rumus :

5) Mencari skor rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus :

6) Mencari simpangan baku atau Standar deviasi dengan menggunakan rumus :

7) Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus :

3. Uji Normalitas Distribusi Data

Hasil pengujian terhadap normalitas distribusi data akan memberikan implikasi pada teknik statistik yang digunakan. Dalam hal ini Surakhmad dalam Arikunto(2002: 95) mengemukakan bahwa :

(37)

Untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analitik parametrik atau non parametrik maka dilakukan uji normalitas distribusi data yang menggunakan rumus chi kuadrat (X²) sebagai berikut :

Keterangan :

X² = Kuadrat Chi yang dicari Fo = Frekunsi hasil Penelitian Fe = Frekuensi yang diharapkan

Langkah – langkah yang digunakan dalam menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi yang beguna dalam memberikan harga-harga untuk menghitung mean dan simpangan baku.

2. Membuat batas bawah kiri interval dan batas skor kanan interval, yaitu dengan cara angka skor kiri interval kurang 0,5 kemudian skor kanan inteval ditambah 0,5.

3. Mencari Z untuk batas kelas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Z = Angka standar.

BK = Batas kelas.

̅ = rata-rata distribusi. S = simpangan baku. 4. Mencari luas O-Z dari daftar frekuensi.

5. Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O-Z kelas interval yang berdekatan untuk tanda Z yang sejenis dan menambah luas O-Z untuk tanda yang tidak sejenis.

(38)

7. Mencari Chi-kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan, dengan rumus sebagai berikut:

8. Menentukan keberartian dengan cara membandingkan hitung dengan tabel. Kriteria pengauain yang digunakan adalah :

Jika hitung < , maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa data dari

variabel terdebut adalah distribusi normal, sedangkan sebaliknya jika hitung

> , maka dapat diambil kesimpulan bahwa data dari variabel tersebut adalah berdistribusi tidak normal.

I. Analisis Data

1. Analisis Korelasi

Kegunaan dari uji korelasi adalah untuk mengetahui tentang keterkaitan antar

variabel dalam suatu penelitian dan menunjukan kuat lemahnya hubungan antar variabel serta memperlihatkan arah korelasi antara variabel yang diteliti. Analisis korelasi berkaitan erat dengan analisis regresi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perhitungan analisis korelasi adalah :

a. Mencari korelasi antara variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi koefisien product moment sebagai berikut:

(39)

Tabel 3.9

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup Kuat

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

c. Menguji tingkat signifikasi koefisien korelasi, yang digunakan untuk mengetahui keberartian derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y yang ditunjukan dengan koefisien korelasi. Adapun rumus yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:214). Adalah sebagai berikut :

Keterangan :

t = nilai yang dicari

r = koefisien korelasi n = jumlh sampel

Apabila hasil konsultasi harga > , maka Ho ditolak dan Ha diterima,

dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara variabel X dan Y adalah signifikan.

d. Mencari koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).Dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:188) yaitu :

(40)

= a + bX Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi

2. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) jika variabel independen (variabel X) diubah.Adapun analisis regresi sederhana, dengan rumus berikut (Sugiyono, 2009:262) yaitu :

Keterangan:

̂= Nilai yang diprediksikan (baca Y topi) a= Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

Berdasarkan rumus di atas, maka untuk mencari harga a dan b langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien korelasi a dan

b, yaitu: , , , , melalui tabel.

2) Mencari harga a dan b untuk percamaan regresi ̂ = a + bX dengan rumus berikut:

a

= ( )

b =

(41)

Shinta Margareta, 2013

Hubungan Pelaksanaan Sistem Kearsipan Dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti, yaitu: Hubungan Sistem Kearsipan dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan oleh Pimpinan ( Studi Deskriptif analisis Kuantitatif di Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat).

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Sistem Kearsipan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berdasarkan tanggapan responden berada pada rentang sangat tinggi, artinya sistem kearsipan tersebut sangat menunjang efektifitas pengambilan keputusan pimpinan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui perencenaan, pelaksanaan, pengurusan, sistem penyimpanan, fasilitas kearsipan dan petugas

kearsipannya. Sistem Kearsipan yang dilakukan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tergolong sangat baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel X (Sistem Kearsipan) adalah sebesar 4,20.

2. Efektifitas Pengambilan Keputusan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tergolong sangat baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel Y ( Efktivitas

Pengambilan Keputusan ) adalah sebesar 4,13. Kategori ini ditunjukan dengan fakta di lapangan yang menunjukan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan yang ditunjukan dengan terorganisirnya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan dari mulai penentuan tujuan hingga evaluasi terhadap hasil keputusannya.

(42)

Shinta Margareta, 2013

Hubungan Pelaksanaan Sistem Kearsipan Dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan

keputusan (variabel Y) di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tergolong sangat kuat. Hal ini dapat digambarkan dari perolehan angka koefisien korelasi sebesar 0,76 . Sistem kearsipan memberikan kontribusi sebesar 57,76 % dalam efektifitas pengambilan keputusan pimpinan dan 42,24 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti sumber daya manusia yang bersangkutan (arsiparis) dan informasi yang tersedia.

Dari hasil penelitian kedua variabel dan hubungannya tersebut artinya sistem kearsipan perlu diperhatikan dalam menunjang pengambilan keputusan pimpinan . Hal ini akan berdampak baik pada pencapaian pengambilan keputusan yang dilakukan pimpinan apabila dilengkapi dengan sistem kearsipan yang baik.

Saran

Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :

1. Untuk Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Sistem Kearsipan di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Namun ada beberapa masukan yang perlu ditanggapi oleh lembaga dalam meningkatkan sistem kearsipan misalnya dari segi pelaksanaan dengan membuat daftar arsip sehingga lebih dapat memudahkan pelayanan yang dibutuhkan dan dalam peningkatan sistem penyimpanannya lebih diperhatikan berdasarkan sistem abjad, masalah, nomor, tanggal dan wilayah sehingga dapat ditemukan dengan cepat dan tepat ketika dibutuhkan kembali. Dengan sistem kearsipan yang baik tentunya akan berdampak pada efektifitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan.

2. Untuk peneliti selanjutnya

(43)

Shinta Margareta, 2013

Hubungan Pelaksanaan Sistem Kearsipan Dengan Efektivitas Pengambilan Keputusan Pimpinan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Sahlan H. (2005) . Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Ali, S. ( 1982) . Penelitian Pendidikan, prosedeur dan strategi. Bandung. Angkasa

Ametembun, N. A. (1996). Kepemimpinan Administrasi Pendidikan. Bandung : Suri

Amsyah, Z. (1996). Manajemen Kearsipan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anhar. (1980). Penataan arsip dalam organisasi. Jakarta : Depdikbud

Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Atmosudirjo, Prajudi. (1971) . Seri pustaka Ilmu adminsitrasi tentang pengambilan keputusan.

Jakarta : Ghalia Indonesia

Balai Pembinaan Administrasi UGM. (1968). Filsafat Adminitrasi. Yogyakarta :

University Press

Daryan, Y. & Suhardi, H. (1998). Terminology Kearsipan Indonesia. Jakarta : PT Sigma

Cipta Utama.

Depdikbud. (1980). Pokok-pokok Kearsipan dan Kepegawaian RI. Jakarta : Depdikbud

Dermawan, R. (2006). Pengambilan Keputusan. Bandung : Alfabeta

Martono. (1992). Manajemen Kepegawaian. Jakarta : Depdikbud

Moekijat. (1989). Kearsipan dalam Konteks Adminitrasi. Jakarta : Sinar Agung

Nasution, S. (1988) . Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Purwanto, N. M. (1995). Adminitrasi Pendidikan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya

(45)

Siregar, Sofyan . ( 2010) . Statistika Deskriptif untuk penelitian. Jakarta : Rajawali Pers

Sudjana. N & Ibrahim. (1989) . Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung : Sinar Baru

Sugiyono. (2007) . Metode penelitian kualitatif kuantitatif dan RND. Bandung : Alfabeta

Sundari, S. (1994). Efektivitas Kearsipan dalam Manajemen Perkantoran. Jakarta : Depdikbud

Surakhmad, W. (1985). Pengantar penelitian ilmiah : Dasar Metodologi dan teknik-teknik. Bandung : Tarsito

Sutisna, O. (1994). Administrasi Pendidikan : Pengantar Praktis Untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa

Syamsi, I. (1994) . Sistem dan Prosedur Kerja. Jakarta : Bumi Aksara

Gie, T. L. ( 1976 ). Administrasi Perkantoran . Yogyakarta : Liberty

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan.

Udang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan.

Widjaja, A. (1993). Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Ya’qub, H. ( 1984 ). Menuju keberhasilan manajemen dan kepemimpinan.

Bandung : CV Diponegoro

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Responden Penelitian
Gambar 3.1  Desain Penelitian
Tabel 3.2  Kisi-kisi Variabel X ( Pelaksanaan sistem kearsipan)
Tabel 3.3  Kisi-kisi Variabel Y ( Efektifitas pengambilan keputusan)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai pembuatan objek yang kemudian dibuat animasi hingga terbentuk menjadi sebuah iklan animasi coca-cola. Untuk dapat

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk meneliti pengaruh citra merek, harga dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk fashion imitasi

PERAN GURU PKn DALAM UPAYA MEMBINA PERILAKU ANTIKORUPSI SISWA di SMK NEGERI 9 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Lampiran 15 Tenaga Kerja Pembukaan Lahan Usahatani Udang di Desa Sentang PerPeriode No... Lampiran 16 Tenaga Kerja Penebaran Benur Usahatani Udang di Desa

Laporan yang dicetak adalah laporan penjualan.Dengan aplikasi penjualan yang dibuat oleh penulis, masalah tersebut dapat diatasi, waktu pengerjaan menjadi lebih efektif,

Apabila siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran, maka secara otomatis model cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PJOK

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sehubungan dengan berkembangnya teknologi komputer maka penulis tertarik untuk membuat website klub sepak bola Intermilan dengan menggunakan Aplikasi Dreamweaver 4.0, karena