• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS WEB TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : Studi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS WEB TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : Studi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Bandung."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS

WEB TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(Studi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

RIZAL AZIZ MUSLIM

0806928

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS

WEB TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI

Oleh

Rizal Aziz Muslim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rizal Aziz Muslim 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RIZAL AZIZ MUSLIM 0806928

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS WEB TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

_Dr. Deni Darmawan, M.Si._ NIP.19711228 199802 1 001

Pembimbing II

__Dr. Cepi Riyana, M.Pd.__ NIP. 19751230 200112 1 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

_Dr. Toto Ruhimat, M.Pd._ NIP. 19591121 198503 1 001

Ketua Prodi Teknologi Pendidikan

(4)

i

Rizal Aziz Muslim (0806928). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Web Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Studi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Bandung).

Skripsi. Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Tahun 2013.

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi dilapangan bahwa pemanfaatan media dalam pembelajaran masih kurang. Sekolah-sekolah masih terpaku dengan media pembelajaran konvensional seperti buku dan presentasi powerpoint, padahal banyak pilihan media pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba menerapkan penggunaan multimedia interaktif berbasis web sebagai media pembelajaran.

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe

stand alone pada mata pelajaran TIK. Adapun rinci permasalahan dalam

penelitian ini adalah: (1) Apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek memahami pada mata pelajaran TIK. (2) Apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek menerapkan pada mata pelajaran TIK. (3) Apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek menganalisis pada mata pelajaran TIK.

Pada penelitian ini kelas eksperimen menggunakan multimedia interaktif berbasis

web dan kelas kontrol menggunakan powerpoint tipe stand alone. Berdasarkan

hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretest kelas eksperimen 18,05 sedangkan rata-rata skor pretest kelas kontrol 17,49, rata-rata skor post-test kelas eksperimen sebesar 27,85 sedangkan rata-rata skor post-test kelas kontrol sebesar 23,10, rata-rata gain kelas eksperimen sebesar 9,79 sedangkan gain kelas kontrol sebesar 5,62. Hal ini berarti hasil belajar kelas eksperimen jauh lebih besar dari kelas kontrol. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan

powerpoint tipe stand alone pada mata pelajaran TIK.

(5)

Rizal Aziz Muslim (0806928). Effect of Using Web-Based Interactive Multimedia Against Improved Student Learning Outcomes In Subjects Information and Communication Technology. (Quasi Experiment in Class X Students 10 Senior High School Bandung).

Research Paper. Educational Technology Studies Program, Department of Curriculum and Educational Technology, 2013.

This research is motivated from the observation that the use of media in the field of learning is still lacking. The schools are still stuck with the conventional instructional media such as books and powerpoint presentations, whereas many media options that learning can be developed to improve student learning outcomes, especially in the Subject Information and Communication Technology (ICT). So based on that researchers try to apply the use of web-based interactive multimedia as a learning medium.

The central issue in this study is whether there is a significant increase in learning outcomes between students who used the interactive multimedia Web-based compared with students who use powerpoint stand alone type on ICT subjects. The problems detailed in this study were: (1) Is there a significant increase in learning outcomes between students who used the interactive multimedia Web-based compared with students who use powerpoint stand alone type on the cognitive aspect of understanding in ICT subjects. (2) Is there a significant increase in learning outcomes between students who used the interactive multimedia Web-based compared with students who use powerpoint stand alone type on the cognitive aspects of implementing the ICT subjects. (3) Is there a significant increase in learning outcomes between students who used the interactive multimedia Web-based compared with students who use powerpoint stand alone type on the cognitive aspects of analyzing the ICT subjects.

In this research, the experimental class using a web-based interactive multimedia and control class using powerpoint stand alone type. Based on the results of the research can be seen that the average pretest score of 18.05 while the experimental class average pretest score of the control class 17.49, the average post-test score of 27.85 experimental classes while the average post-test score class control of 23.10, an average gain of 9.79 while the experimental class gain control class is 5.62. This means that the results of the experimental class learning much larger than the control class. From these results prove that there is a significant increase in learning outcomes between students who used the interactive multimedia Web-based compared with students who use powerpoint stand alone type on ICT subjects.

(6)

vi

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 14

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 17

3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 20

B. Multimedia Interaktif ... 24

1. Definisi Multimedia ... 24

2. Definisi Multimedia Interaktif ... 24

3. Kelebihan Multimedia Interaktif ... 26

4. Elemen Multimedia Interaktif ... 28

5. Format Multimedia Interaktif ... 31

C. Multimedia Interaktif Berbasis Web ... 35

(7)

3.Multimedia Interaktif Berbasis Web ... 39

4.Perangkat Lunak Pendukung Multimedia Interaktif Berbasis Web ... 43

D. Microsoft Office PowerPoint Tipe Stand Alone ... 46

E. Hasil Belajar ... 47

1.Belajar ... 47

2.Hasil Belajar ... 49

3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 51

4.Klasifikasi Hasil Belajar ... 54

5.Aspek Memahami, Menerapkan, dan Menganalisis ... 58

F. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 59

1. Definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 59

2. Pengertian Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 61

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 62

4. Karakteristik Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 62

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Menengah Pertama ... 63

6. Pembelajaran Pengaturan Periferal Komputer Pada Sistem Operasi Komputer pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 64

G. Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Web Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 64

H. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 65

1. Asumsi Penelitian ... 65

(8)

viii Rizal Aziz Muslim, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ... 69

1.Metode Penelitian ... 69

2.Desain Penelitian ... 72

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 75

1.Lokasi Penelitian ... 75

2.Populasi Penelitian ... 75

3.Sampel Penelitian ... 75

C. Instrumen Penelitian ... 77

D. Teknik Pengembangan Instrumen ... 78

1. Uji Validitas ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 92

1. Hasil Uji Coba Instrumen ... 92

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 99

3. Uji Normalitas ... 113

4. Uji Homogenitas ... 116

5. Uji Hipotesis ... 121

(9)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 144 B. Rekomendasi ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 148

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing antar bangsa. Oleh karena itu sektor pendidikan harus terus ditingkatkan mutunya. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam aktivitas pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini telah banyak memberikan kontribusi yang signifikan dalam penyebaran informasi, khususnya penyebaran informasi pendidikan.

Pendapat Tinsiri dari jurnal ICT Tools for Learning Materials

Development yang dikutip dari Koesnandar (2008) memberi perumpamaan

yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Tinsiri mengatakan,

(11)

Secara geografis, sosial dan ekonomis, penerapan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan Indonesia dimasa depan. Teknologi informasi dan komunikasi yang akan dikembangkan tersebut harus mampu mengangkat harkat dan nilai kemanusiaan dengan terciptanya layanan pendidikan yang lebih bermutu dan efisien. Kondisi tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia di era globalisasi dan kompetitif ini. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sekarang ini telah memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran.

Perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dan jadwal yang telah ditentukan, berkembang menjadi pembelajaran jarak jauh yang bisa dilaksanakan di manapun dan kapanpun. Pembelajaran yang biasanya melibatkan fasilitas berupa materi atau fisik seperti buku, saat ini berkembang dengan memanfaatkan fasilitas jaringan kerja (network) dengan memanfaatkan teknologi komputer dengan internetnya, sehingga terbentuk pembelajaran

online. Dengan adanya pembelajaran secara online ini, maka keterbatasan geografis, sosial dan ekonomis tidak lagi menjadi penghalang bagi siapapun yang berminat untuk belajar.

(12)

administrasi, pendukung keputusan, dan sebagai infrastruktur. Salah satu bentuk TIK sebagai alat bantu belajar atau media pembelajaran adalah penggunaan multimedia.

Kehadiran multimedia sebagai salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan disambut gembira, karena perannya turut membantu mencapai tujuan pendidikan. Multimedia didefinisikan oleh Haffost (Feldmans, 1995) dalam Rusman (2012:149) sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari hardware dan software yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik dan animasi dengan suara, teks, dan data yang dikendalikan dengan program komputer. Kelengkapan media dalam teknologi multimedia melibatkan penggunaan seluruh panca indera, sehingga daya imajinasi, kreativitas, fantasi, emosi peserta didik berkembang ke arah yang lebih baik. Pembelajaran yang disampaikan pun akan diingat lebih lama oleh peserta didik.

(13)

simulasi, tutorial, tugas/ latihan tanya-jawab dan modul berbasis masalah (problem-based modules).

Selama ini penggunaan multimedia interaktif masih terkendala ruang dan waktu. Siswa sebagai peserta didik yang ingin menggunakan multimedia interaktif harus mempunyai file multimedia interaktif tersebut, atau di perangkat komputer yang telah tersedia file multimedia interaktif tersebut. Siswa akan semakin mudah dalam belajar apabila multimedia interaktif tersebut dapat tersedia dimana saja dan kapan saja. Harapan tersebut dapat terpenuhi jika pengaplikasiannya diimplementasikan melalui fasillitas yang kita kenal dengan internet. Internet saat ini telah menjadi jembatan penghubung masyarakat secara meluas.

Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet ini telah mengubah pola interaksi masyarakat, baik interaksi belajar, interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan pengaruh yang demikian besar bagi masyarakat untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Bagi dunia pendidikan, meluasnya pemanfaatan internet merupakan suatu potensi dan solusi untuk pengembangan pembelajaran dengan sistem online agar tuntutan global akan dunia pendidikan dapat terpenuhi. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (2005, Hal 15 -24) yaitu

Today the internet has been utilized in almost every aspect of human life

including in education”. Telah terbukti dengan munculnya sistem pendidikan

secara online yang kita kenal dengan sebutan learning. Kapabilitas

(14)

artinya peserta didik dapat mengakses bahan-bahan setiap saat dan berulang-ulang dalam mengakses informasi secara meluas. Pembelajaran seperti ini akan jauh memiliki manfaat yang lebih banyak.

Banyak sekali inovasi-inovasi yang tercipta dalam pemanfaatan internet untuk proses pembelajaran. Misalnya multimedia interaktif berbasis web atau

online. Multimedia interaktif berbasis web atau multimedia interaktif online

menurut Suyanto dalam Kosasih (2012:13) adalah media interaktif yang cara penyampaiannya melalui jalur/kawat/jaringan internet.

Penggunaan multimedia interaktif berbasis web akan memudahkan siswa untuk menggunakan media pembelajaran tersebut. Siswa dapat menggunakan multimedia interaktif berbasis web dimana saja dan kapan saja selama ada akses internet dan perangkat keras yang mendukung untuk melakukan aktivitas browsing. Dalam multimedia interaktif berbasis web tersebut terdapat materi, rangkuman, dan soal evaluasi yang dapat dikerjakan oleh siswa. Dengan kemudahan tersebut guru yang berhalangan hadir masih dapat memberikan pembelajaran untuk siswa di sekolah, dan guru juga dapat meningkatnya kompetensinya dengan membuat multimedia interaktif berbasis

web untuk peserta didiknya. Multimedia interaktif berbasis web tidak jauh

berbeda dengan e-learning model computer based instruction (CBI).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dantika (2011) dalam skripsinya mengenai pengembangan e-learning model computer based

instruction (CBI) untuk mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di

(15)

1. Dengan adanya e-learning model CBI maka hal ini menjadi suatu inovasi yang dinilai ideal dalam penyelenggaraan proses pembelajaran terutama bertujuan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran tersebut khususnya pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Menengah Pertama.

2. Tingkat peranan e-learning model Computer Based Instrustion (CBI) dilihat dari dimensi accessibility (daya jangkau/akses informasi) , speed (kecepatan informasi), amount (kuantitas informasi), cognitive

effectiveness (keefektifan memperoleh pengetahuan), relevance

(kesesuaian informasi), dan motivating (motivasi) khususnya untuk mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah bernilai positif / baik.

3. Pengaruh e-learning model Computer Based Instruction (CBI) terbukti membantu dalam meningkatkan hasil belajar siwa.

Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa e-learning model Computer

Based Instruction (CBI) terbukti membantu dalam meningkatkan hasil belajar

siwa, menjadi inovasi yang ideal khususnya dalam mata pelajaran TIK, serta mempunyai daya jangkau, kecepatan, dan pengaruh motivasi yang baik bagi siswa.

(16)

kompetensi dasar pengaturan peripeheral komputer adalah 67,7. Nilai tersebut berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70,0. Mencoba menelusuri lebih lanjut bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, ternyata siswa lebih banyak belajar dengan konvensional (ceramah) dan dengan media presentasi powerpoint di kelas. Siswa kelas X memang jarang di laboratorium komputer karena keterbatasan laboratorium komputer dalam menampung 3 angkatan dalam 1 tahun ajaran. Selain itu pembagian waktu penggunaan lab yang kadang bentrok dengan kelas XI dan kelas XII menyebabkan kelas X harus mengalah dan tidak menggunakan laboratorium komputer.

Tabel 1.1

Rata-Rata Hasil Belajar Kompetensi Dasar Pengaturan Periferal Komputer Mata Pelajaran TIK SMA Negeri 10 Bandung

No. Kelas Rata-Rata Kelas

(17)

media pembelajaran alternatif bagi siswa yang dapat digunakan kapan saja dan di mana saja, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi dengan cara memanfaatkan media pembelajaran dalam format multimedia interaktif berbasis web. Adapun judul penelitian ini adalah : “Pengaruh penggunaan multimedia interaktif berbasis web terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi”.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah penelitian ini secara umum adalah “apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone dalam mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi?”.

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka pokok permasalahan tersebut dijabarkan menjadi rumusan penelitian sebagai berikut:

(18)

2. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek menerapkan dalam mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi?

3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek menganalisis dalam mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone dalam mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

Secara lebih rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis

web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan PowerPoint tipe

stand alone pada ranah kognitif aspek memahami dalam mata pelajaran

(19)

2. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis

web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan PowerPoint tipe

stand alone pada ranah kognitif aspek menerapkan dalam mata pelajaran

teknologi informasi dan komunikasi.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis

web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan PowerPoint tipe

stand alone pada ranah kognitif aspek menganalisis dalam mata pelajaran

teknologi informasi dan komunikasi. D. Manfaat Hasil Penelitian

Peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

1) Diharapkan untuk terus dipergunakan sebagai salah satu media pembelajaran alternatif secara online baik di dalam maupun luar sekolah dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 2) Selalu menyesuaikan keilmuan terhadap tuntutan perkembangan

zaman secara bertanggung jawab, teratur, dan positif. b. Manfaat bagi Guru

(20)

dapat menuntaskan materi pembelajaran khususnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

c. Manfaat bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dengan adanya alternatif media pembelajaran ini dapat membuat pihak sekolah lebih kreatif dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar. d. Manfaat bagi penelitian selanjutnya

Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang penggunaan multimedia interaktif berbasis web sebagai alternatif media pembelajaran yang membantu meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kompetensi dasar pengaturan periferal komputer di Sekolah Menengah Atas sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Teoritis

(21)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa istilah pada judul sebagai berikut ini:

1. Multimedia Interaktif

Menurut Angkowo dan Kosasih (2007), “multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang

dikehendaki untuk proses selanjutnya”.

2. Multimedia Interaktif berbasis web

(22)

3. Hasil Belajar Siswa

Definisi hasil belajar menurut Rusman (2012:123) hasil belajar adalah

“sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keteramilan, cita-cita, keinginan dan harapan”.

4. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu mata pelajaran yang dipersiapkan untuk mengantisipasi dampak perkembangan teknologi khususnya bidang informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Darmawan, (2011) Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah “Suatu prosedur atau pendekatan yang dikembangkan dengan berbasis ide, proses dan hasil dalam rangka menyampaikan informasi melalui sistem komunikasi untuk menciptakan

(23)

69 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan pedoman yang disusun secara sistematis dan logis tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian. Syaodih (2011:52) mengemukakan bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai masalah penelitian. Metode diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka untuk mendapatkan hasil yang baik harus digunakan metode penelitian yang tepat.

(24)

Sebagaimana dikemukakan oleh Ali (1993: 140): “Kuasi eksperimen

hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi ekperimen tidak dilakukan penugasan

random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada”.

Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variabel yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variable bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (eksperimen kuasi).

Metode eksperimen kuasi ini digunakan mengingat karakteristik variabel penelitian yang bersifat ingin mengetahui dan memperoleh informasi terhadap suatu media pembelajaran yang diterapkan, yaitu bagaimana pengaruh penggunaan multimedia interaktif berbasis web terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

(25)

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web di kelas eksperimen dan

PowerPoint tipe Stand Alone di kelas kontrol. Sedangkan variabel

terikatnya adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif aspek memahami, menerapankan dan menganalisis. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Aspek Menerapkan (Y2) X1Y2 X2Y2

Hasil Belajar

Aspek Menganalisis (Y3) X1Y3 X2Y3

(26)

X1Y1 : Penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek memahami (C2) pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

X2Y1 : Penggunaan PowerPoint tipe Stand Alone terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek memahami (C2) pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

X1Y2 : Penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek menerapankan (C3) pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

X2Y2 : Penggunaan PowerPoint tipe Stand Alone terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek menerapankan (C3) pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. X1Y3 : Penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif

berbasis web terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek menganalisis (C4) pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

X2Y3 : Penggunaan PowerPoint tipe Stand Alone terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek menganalisis (C4) pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

(27)

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan multimedia interaktif berbasis web dalam meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami, menerapkan, dan menganalisis pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web dalam pembelajaran TIK diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Bandung, sehingga untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka harus ada kelas pembandingnya. Dari data yang diperoleh, siswa kelas X di SMAN 10 Bandung pada mata pelajaran TIK lebih sering menggunakan media presentasi powerpoint sebagai media pembelajaran dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya. Oleh karena itu peneliti akan menggunakan powerpoint tipe stand alone sebagai media pembelajaran yang digunakan pada kelas pembanding (kontrol). Selain karena memang sebelumnya guru TIK yang bersangkutan menggunakan powerpoint sebagai media pembelajaran juga karena powerpoint tipe stand alone dirasa setara dengan multimedia interaktif berbasis web yaitu sama-sama media untuk belajar mandiri bagi siswa.

(28)

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian Non-equivalent

Control Group Design. Desain tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1I Y O2I

Keterangan:

O1 = Tes awalpada kelompok eksperimen. O1I = Tes awal pada kelompok kontrol.

O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen. O2I = Tes akhir pada kelompok kontrol.

X = Perlakuan menggunakan multimedia interaktif berbasis web. Y = Perlakuan menggunakan powerpoint tipe stand alone.

Berdasarkan desain diatas maka langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini akan diberi perlakuan dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis web sedangkan kelas kontrol akan diberi perlakuan dengan menggunakan

PowerPoint tipe Stand Alone.

(29)

eksperimen dan kelas kontrol, langkah kedua adalah memberikan pre-test pada kedua kelas tersebut sebelum diberi perlakuan. Kemudian langkah ketiga adalah memberikan perlakuan kepada kedua kelas tersebut. Setelah kedua kelas tersebut diberi perlakuan yang berbeda selanjutnya langkah keempat adalah memberikan post-test pada kedua kelas tersebut dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor pre-test sehingga diperoleh

gain, yaitu selisih skor pre-test dan post-test.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bandung yang beralamat di jalan Cikutra No. 77 Kota Bandung Telepon 022-7273109.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian adalah keseluruhan objek yang dijadikan sumber penelitian, mempunyai karakteristik tertentu sebagai objek, atau sasaran penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaodih (2011:250) “populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian”. Berdasarkan dari pendapat tersebut maka yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandung yang berjumlah 407 orang siswa yang terdiri dari 11 kelas yakni kelas X-1 sampai dengan kelas X-11.

(30)

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:62) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Tujuan dari pengambilan sampel adalah menggunakan sebagian objek penelitian untuk memperoleh informasi tentang populasi.

Penentuan sampel pada penelitian ini disebut dengan istilah penarikan sampel atau sampling. Sampling pada penelitian ini dilakukan dengan

cluster sampling. Menurut Bungin (2010:113) “Cluster Sampling tidak

memilih individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi memilih rumpun-rumpun populasi sebagai anggota unit populasi”. Dalam Cluster

Sampling teknik pengambilan sampel berdasarkan kelas-kelas atau

kelompok-kelompok yang sudah ada.

Maka hasil dari perundingan dengan guru TIK yang bersangkutan ditentukanlah sampel pada penelitian ini adalah kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa Keterangan

1 X-1 39 Orang Kelas Eksperimen

2 X-3 39 Orang Kelas Kontrol

Terdapat beberapa alasan yang menjadi pertimbangan pemilihan kelas tersebut, yaitu sebagai berikut:

(31)

b. Kedua kelas tersebut sama-sama belum memperoleh materi.

c. Guru mata pelajaran TIK yang mengajar dikelas tersebut adalah orang yang sama.

d. Hasil belajar sebelumnya yang diperoleh dikedua kelas tersebut rata-rata hampir sama, dengan rata-rata-rata-rata nilai kelas X-1 yaitu 63 dan kelas X-3 yaitu 64 yang didapat dari penilaian guru yang bersangkutan. Dasar penentuan ini diperoleh dari nilai kompetensi dasar pengaturan periferal komputer mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi pada saat ujian tengah semester.

C. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:160) “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa tes hasil belajar.

(32)

pengolahan data untuk mengetahui tingkat kemampuan perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan menggunakan gain, yaitu selisih skor atau nilai antara hasil post-test dengan pre-test.

D. Teknik Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas

Berkaitan dengan uji validitas instrumen, Arikunto (2006:169) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah.

Valid berarti instrumen pengumpul data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang teliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan hasil uji coba instrumen dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kemudian diuji signifikasi korelasinya. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk mengetahui validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik Pearson’s Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

(33)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang di cari N : Jumlah responden

∑XY : Jumlah hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden ∑X : Jumlah skor X

∑Y : Jumlah skor Y

(∑X)2 : Kuadrat jumlah skor X (∑Y)2 : Kuadrat jumlah skor Y

Menurut Zaenal Arifin (2009:257) untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Acuan Validitas Soal

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan

0.81 – 1.00 Sangat tinggi

0.61 – 0.80 Tinggi

0.41 - 0.60 Cukup

0.21 – 0.40 Rendah

00.00 – 0.20 Sangat rendah

Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan rumus:

t =

(34)

r : Koefisien korelasi n : Jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas (dk) = n-2. Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi tersebut signifikan / berarti.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas menunjuk kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Menurut Arifin (2009: 258) “suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang

berbeda”. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus

Spearman Brown sebagai berikut:

( Arikunto, 2006:180) Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen.

= rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara

(35)

Tingkat kesukaran soal menunjukan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah baik. Pencarian tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengukur seberapa derajat kesukaran suatu soal. Dikatakan dalam Zaenal Arifin (2009:266) jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Sejalan dengan itu Arikunto (2006:207) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauan.

Untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus:

(Zaenal Arifin, 2009:266)

Keterangan:

WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL = Jumlah kelompok bawah

(36)

Menurut Arifin (2009:266) sebelum menggunakan rumus diatas, harus ditempuh terlebih dahulu langkah-langkah sebagai berikut:

a.Menyusun lembar jawaban peserta didik dari skor tertinggi sampai terendah.

b.Mengambil 27 % lembar jawaban dari atas (higher group), dan 27% lembar jawaban bawah (lower group).

c. Membuat tabel untuk mengetahui jawaban benar atau salah dari peserta didik, baik dari kelompok atas atau kelompok bawah.

Selanjutnya, untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah. b.Jika jumlah persentase 28%-72% termasuk sedang.

c. Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar

(Zaenal Arifin, 2009:270) 4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat pembedaan suatu instrumen. Menurut Arifin (2009:273) “perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu”. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut.

(37)

n WH WL =

DP

(Zaenal Arifin, 2009:273) Keterangan:

DP = Daya pembeda

WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas

n = 27% x Jumlah peserta didik

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria:

Tabel 3.5

Kriteria Koefisien Daya Pembeda

Index of discrimniation Item evaluation

0.40 and up Very good items

0.30 – 0.39 Reasonably good, but possibly subject to improvement

0.20 – 0.29 Marginal items, usially needing and being subject to improvement

Below – 0.19 Poor items, to be rejected or improved by revision

(Zaenal Arifin,2009:274)

(38)

Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Mengenai hal ini Sugiyono (2008:308) menyatakan “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan tes hasil belajar berupa bentuk tes objektif pilihan berganda karena tes objektif dapat mengungkap tingkat penguasaan siswa terhadap materi bahan ajar yang telah dipelajari. Tes bentuk objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa pada aspek memahami, menerapkan dan menganalisis. Bentuk tes hasil belajar ini berupa pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Jumlah soal ditentukan berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang penyusunannya sesuai dengan kisi – kisi instrumen.

Adapun langkah–langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan materi pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator mata pelajaran TIK kelas X SMA.

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang telah ditetapkan pada mata pelajaran TIK kelas X SMA.

4. Menyusun kisi–kisi instrumen penelitian dengan pokok bahasan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(39)

6. Menganalisis instrumen hasil ujicoba.

7. Menggunakan soal yang valid kepada sampel penelitian yaitu kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan salah satu cara memeriksa normalitas pada sebuah sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov dengan software Statistical Products and Solution Services

(SPSS) versi 20. Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian

normalitas yang banyak dipakai.

Langkah – langkah yang dilakukan adalah dengan memasukan data hasil penelitian aspek memahami kelas eksperimen, aspek menerapkan kelas eksperimen, aspek menganalisis kelas eksperimen, aspek memahami kelas kontrol, aspek menerapkan kelas kontrol, dan aspek menganalisis kelas control. Kemudian melakukan analyze dengan memilih non

parametric tessample K-S.

Kriterianya adalah jika nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai signifikansi > 0.05 maka distribusi adalah normal (Santoso, 2005:168).

(40)

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan dengan uji Levene Test. Uji Levene Test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent) mempunyai varians dengan variabel terikat (dependent). Penelitian ini terdiri dari variabel X

(independent variabel) adalah media pembelajaran multimedia interaktif

berbasis web sedangkan variabel Y (dependent variabel) adalah hasil belajar aspek memahami, menerapkan, dan analisis. Uji Levene Test akan muncul bersamaan dengan hasil uji beda rata-rata atau uji-t. Kriterianya adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama (Santoso, 2005:168).

3. Uji Hipotesis

(41)

populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi

Tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah gain skor post-test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek (aspek pemahaman, aspek penerapan dan aspek analisis).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah–langkah atau tahapan–tahapan yang dilakukan sebelum penelitian sampai penelitian itu terlaksana. Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah

Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Pada tahap ini, peneliti mengindentifikasi hal-hal apa saja yang akan diteliti yang nantinya akan dipecahkan permasalahannya, seperti variabel apa yang akan diukur dalam penelitian? Apakah ada alat-alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut?

2. Studi pendahuluan

(42)

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi serta mengobservasi tempat yang akan dilakukan penelitian.

3. Perumusan masalah

Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi dan berkonsultasi dengan dosen dan guru mata pelajaran tersebut, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang akan dijawab, melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian, menetapkan asumsi dasar dan hipotesis.

4. Rancangan penelitian

Peneliti membuat rancangan penelitian dan menentukan dan menyusun instrumen tes yang dilakukan dibawah bimbingan dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Adapun langkah–langkah dalam penyusunan instrumen sebagai berikut:

a. Melakukan observasi, yaitu dengan cara wawancara guru mata pelajaran TIK untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan penelitian yang sesuai.

b. Membuat prosedur pelaksanaan eksperimen berdasarkan KTSP. c. Menelaah silabus mata pelajaran TIK.

d. Membuat RPP.

(43)

f. Pembuatan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web untuk kelompok kelas eksperimen, serta PowerPoint tipe Stand Alone untuk kelompok kelas kontrol yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian.

g. Melakukan expert judgement media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web kepada dosen ahli media Universitas Pendidikan Indonesia.

h. Menyusun kisi–kisi instrumen penelitian dengan 40 objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban (a, b, c, d, dan e).

i. Melakukan expert judgement instrumen penelitian.

j. Melakukan ujicoba instrumen kepada yang bukan sampel.

k. Mengolah data ujicoba instrumen dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, sehingga di dapat soal-soal yang layak untuk diujikan pada sampel penelitian.

5. Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Diawali dengan penentukan kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakukan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web, sedangkan kelompok kelas kontrol diberikan perlakuan

PowerPoint tipe Stand Alone. Sebelum perlakuan, terlebih dahulu siswa

(44)

kelompok kelas kontrol). Kemudian diberikan perlakuan kepada kedua kelas tersebut dan terakhir diberikan posttest.

6. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut:

a. Pengolahan data kelompok kelas eksperimen maupun kelompok kelas kontrol.

b. Membuat kesimpulan data yang di dapat berdasarkan pretest dan

posttest kedua kelas tersebut.

7. Pembuatan Laporan Penelitian

(45)

H. Alur Penelitian

(46)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan perolehan data dari penelitian hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kompetensi dasar pengaturan periferal komputer, secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan PowerPoint tipe Stand Alone pada mata pelajaran TIK kompetensi dasar pengaturan periferal komputer di SMA Negeri 10 Bandung. Secara khusus, kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek memahami pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

2. Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek menerapkan pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

(47)

siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada ranah kognitif aspek menganalisis pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini bahwa penggunakan multimedia interaktif berbasis web dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami, menerapkan, dan menganalisis pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) SMA, peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepada Pihak Sekolah

Penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif berbasis web dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa terutama ketika digunakan dalam proses belajar mandiri baik di rumah maupun di sekolah. Hal tersebut sangat cocok karena multimedia interaktif berbasis web diunggah ke internet sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

(48)

2. Kepada Guru

a. Guru hendaknya dapat senantiasa meningkatkan kualitas proses pembelajaran secara inovatif yang dilatarbelakangi akan tuntutan global untuk meningkatkan kompetensi dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

b. Guru hendaknya dapat menggunakan multimedia interaktif berbasis

web dalam pembelajaran di sekolah maupun sebagai tugas siswa di

rumah.

c. Guru hendaknya dapat menggunakan multimedia interaktif berbasis

web ketika berhalangan hadir ke sekolah, sehingga siswa masih bisa

mendapatkan materi dengan belajar mandiri melalui multimedia interaktif berbasis web.

d. Guru hendaknya dapat menyesuaikan laboratorium komputer agar dapat menggunakan multimedia interaktif berbasis web dengan baik dan efektif.

e. Guru hendaknya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan terbukti efektif.

3. Kepada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

(49)

Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai pengembang kurikulum dan media pembelajaran diharapkan dapat mensosialisasikan sekaligus mengembangkan berbagai keterampilan belajar dan berfikir yang efektif dalam memaksimalkan proses pembelajaran.

4. Kepada Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pustaka bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian tentang media pembelajaran multimedia interaktif khususnya multimedia interaktif berbasis web. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk lebih kreatif dalam mengembangkan multimedia interaktif berbasis web agar lebih mudah digunakan oleh siswa untuk belajar dan memahami materi pembelajaran. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya tentang media pembelajaran multimedia interaktif berbasis

(50)

Adri, M. (2008). Pengembangan Paket Multimedia Interaktif Sebagai Sarana

Belajar Mandiri Mahasiswa [online]. Tersedia : http://ilmukomputer.org/wp-content / uploads/2008/03 / adri_nelda_makasemnas2008.pdf [6 November 2012].

Ali, Mohammad (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. _____________ (2005). E-Learning in The Indonesian Education System.

Asia Pacific Cyber Education Journal. vol 1.no2.2005 . pp15-24.

Angkowo dan Kosasih. (2007) Rangkuman Buku Optimalisasi Media

Pembelajaran. [Online] Tersedia : http : // neozonk . blogspot . com / 2007 /

11/rangkuman-buku-media-pembelajaran.html [25 Oktober 2012]. Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. ___________ (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S.. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Baharudin dan Wahyuni, Nur. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogjakarta: Ar-ruzz Media.

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.

Dantika, D. (2011) Pengembangan E-Learning Model Computer Based

Instruction Untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Darmawan, D. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Arum Mandiri Press.

Depdiknas. (2004). Blue Print ICT untuk Pendidikan, Jakarta.

England, E dan Finney, A. (2011). Interactive Media. United Kingdom.

Febrian, J. (2007). Kamus komputer dan Teknologi Informasi. Bandung: Informatika.

(51)

Skripsi. Tidak diterbitkan.

Inansyah. (2012). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK. [Online] Tersedia: http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content &view=article&id=520:kajian-kebijakan-kurikulum-mata-pelajaran-tik& catid=41:top-headlines [16 Desember 2012].

Iswara, R. P. (2011). Modul Pembelajaran Pengantar Multimedia. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana.Jakarta.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Koesnandar. (2008) Pengembangan Bahan Belajar berbasis Web Tersedia: http://www.teknologipendidikan.net/2008/02/12/pengembangan-bahan-belajar-berbasis-web/ [6 November 2012].

Kosasih, A. (2011). Perancangan media pembelajaran interaktif matematika

dasar sebagai penunjang belajar anak di Taman Kanak-Kanak. Tesis.

Tidak diterbitkan.

Madcoms. (2010). Kupas Tuntas Adobe Dreamweaver dengan Pemrograman

PHP & Mysql. Yogyakarta. C.V Andi Offset.

Munadi, Y. (2008) Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Munir. (2013). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Rachmat, A dan Roswanto, A. (2006) Pengantar Multimedia. Tersedia: http://lecturer.ukdw.ac.id/anton/download/multimedia1.pdf (10 November 2012).

Rusman & Ruhimat, Toto. (2010) Layanan Pembelajaran Berbasis Elearning

Untuk Pemerataan Akses Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. [Online]

Tersedia: http://www.ilmupendidikan.net/2010/03/21/layanan-pembelajaran-berbasis-e-learning.php [1 Desember 2012].

Rusman, Riyana, C. dan Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung.

(52)

Santoso, I. (2004). Interaksi Manusia dan Komputer : Teori dan Praktek. Yogyakarta: Andi Offset.

Santoso, S. (2005). Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: SPSS Statistik NonParametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2004) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

_______. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryani, N. (2012) Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) Terhadap

Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Susanto, J (2007). Pengantar Multimedia Untuk Media Pembelajaran. Tersedia: http://ilmukomputer.org/2012/10/19/pengantar-multimedia-untuk-media-pembelajaran/. [19 November 2012).

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. (2008) Media Pembelajaran (Hakikat

Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian). Bandung: Jurusan Kurikulm

dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Syaodih, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Thalib, et al. (2005). Computer-animated instruction and students conceptual

change in electrochemistry: preliminary qualitativeanalysis [Online].

International Education Journal, ERC2004 Special Issue, 2005, 5 (5), 29-42. Umar, Al Fath (2010). “Pengembangan bahan belajar berbasis web” [Online].

Tersedia : http://umarstain.blogspot.com/2009/03/pengembangan-bahan-belajar-berbasis-web.html [2 Oktober 2012].

Uno, Hamzah B.(2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

(53)

Wikipedia. (2012). Aplikasi Berbasis Web [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org /wiki/Aplikasi_web [6 januari 2013].

________. (2012). Hipotesis [Online] Tersedia: http://id.wikipedia.org /wiki/ Hipotesis [1 Februari 2013].

SUMBER LAIN:

--- (2012) Pengertian Aplikasi Berbasis Web. [Online] Tersedia:

jawarapost.blogspot.com/2012/06/pengertian-aplikasi-berbasis-web-dan.html [1 Januari 2013].

(54)

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Multimedia literacy Fred Thomas Hofstetter Irwin/McGraw-Hill, 2001 Ariesto, Hadi Sutopo, 2003, Multimedia Interaktif dengan Flash, Yokyakarta

Graha Ilmu.

Soenarto S. (2011) Multimedia Pembelajaran. Tidak Diterbitkan.

Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.

Dadi Ahmadi 2012

APLIKASI PEMBUATAN “MULTIMEDIA ONLINE” BAGI PELAJAR

SEBAGAI PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Introducing multimedia www.qiau.ac.ir/Services/elearning/dehghan/1.pdf.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

Gambar

Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Belajar Kompetensi Dasar Pengaturan Periferal Komputer
Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pelabuhan Tanjung Priok, dengan Asosiasi Pengguna Jasa Pelayanan Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok BPD GINSI DKI Jakarta, DPW ALFI/ILFA DKI Jakarta, DPC/DPD INSA JAYA

B.III.1 Pengadaan Alat Peraga Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Kota Sungai Penuh (30 Sekolah) 1 Paket Kecamatan Sungai Penuh 293.868.000 Luncuran DAK 2011 3.a.4

[r]

PENGARUH ADJUVANT ADDAVAX TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI DAN LIMPA MENCIT PASCA IMUNISASI BERULANG DAN UJI TANTANG DENGAN PLASMODIUM BERGHEI IRADIASI GAMMA STADIUM

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana pemahaman para istri di Kecamatan Bangkalan terhadap fikih prioritas, kemudian faktor yang melatar belakangi prioritas

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

Seperti hal nya pada fungsi perbankan dimana lembaga keuangan bank memiliki peranan untuk sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat luas dan kemudian dana

[r]