• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pertumbuhan Penduduk dan Ketahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pertumbuhan Penduduk dan Ketahan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR

DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETAHANAN PANGAN INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Masalah Ketahanan Pangan di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Marhaenus J. Rumondor, M.Si. selaku Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar FMIPA, Universitas Sam Ratulangi, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai perkembangan dan masalah-masalah penduduk di Indonesia dalam perspektif ketahanan pangan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Manado, 20 Agustus 2017

(3)

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... KATAPENGANTAR ... DAFTARISI ... BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujan ... 2

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ketahanan Pangan ... 3

2.2 Ketahanan Pangan di Indonesia ... 3

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan di Indonesia ... 5

2.4Upaya dalam Meningkatkan Kualitas di Indonesia ... 7

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... ... 9

(4)

4 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketahanan pangan adalah pertahanan negara, ketika ketahanan pangan suatu negara terancam, maka kelangsungan hidup suatu bangsa dipertaruhkan.Pandangan ini cukup menjelaskan mengapa ketahanan pangan selalu menjadi perhatian besar di banyak negara di dunia.Dalam berbagai pertemuan tingkat dunia, masalah ketahanan pangan selalu menjadi agenda utama.Sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan ketahanan pangan tidak pernah lepas dari perhatian pemerintahan di berbagai belahan dunia.Pertamaadalah ledakan penduduk, pangan tak pelak merupakan nafas kehidupan miliaran penduduk dunia.Kedua, terjadinya perubahan iklim yang berdampak pada penurunan produktivitas pangan.Ketiga, mulai terbatasnya sumber-sumber pangan.Ketiga faktor ini berpeluang besar menghadirkan ancaman bagi ketahanan pangan setiap negara, tidak terkecuali Indonesia.

Indonesia kini tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempatdunia. Data Badan Pusat Statistik menyebutkandalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir rata-rata pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.Angka pertumbuhan tersebut mencerminkan besarnya tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai ketahanan pangan.Oleh sebab itu pemerintahselalu menempatkan masalah ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam setiap tahap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan di era pemerintahanPresiden Jokowi sekarang ini, pencapaian kedaulatan pangan menjadi bagian dari agenda ketujuhNawa Cita untuk Indonesia.

(5)

5

Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan memiliki hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan penduduk dalam sebuah negara harus diimbangi dengan meningkatnya jumlah ketersediaan pangan bagi para penduduknya. Thomas Robert Malthus (1798) telah memprediksi bahwa dunia akan menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan pangan yang memadai bagi penduduknya. Malthus dalam teorinya mengungkapkan bahwa peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sehingga manusia pada masa depan akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Sehingga diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk menciptakan sebuah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan.

Begitupun jumlah penduduk Indonesia yang melonjak cukup pesat harus menjadi perhatian pemerintah. Pertumbuhan penduduk pasti mempengaruhi ketahanan pangan. Suatu sistem yang terdiri dari subsistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan menjadi pemicu utama lahirnya persoalan pangan.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhanpermintaan pangan lebih tinggi dari penyediaannya. Permintaan pangan yang tinggi disebabkan dari pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli, dan perubahan seleramasyarakat.Sementara itu dalam hal penyediaan, berkaitan dengan masalah produksi yang mengalami pertumbuhan cenderung menurun atau stagnan (Handewi etal., 2003).

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan dan ketersediaan pangan di

Indonesia.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan dan

(6)

6 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahanan Pangan

Dari perspektif sejarah istilah ketahanan pangan (food security) muncul dan dibangkitkan karena kejadian krisis pangan dan kelaparan.7 Istilah ketahanan pangan dalam kebijakan pangan dunia pertama kali digunakan pada tahun 1971 oleh PBB untuk membebaskan dunia terutama negara–negara berkembang dari krisis produksi dan suplay makanan pokok (Maleha dan Sutanto, 2006).

Fokus ketahanan pangan pada masa itu menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan pokok dan membebaskan daerah dari krisis pangan yang nampak pada definisi ketahanan pangan oleh PBB sebagai berikut: food security is availability to avoid acute food shortages in the event of wide spread coop vailure or other disaster (Syarief, Hidayat, Hardinsyah dan Sumali, 1999).

Selanjutnya definisi tersebut disempurnakan pada Internasional Conference of Nutrition 1992 yang disepakati oleh pimpinan negara anggota PBB sebagai berikut: tersedianya pangan yang memenuhi kebutuhan setiap orang baik dalam jumlah dan mutu pada setiap saat untuk hidup sehat, aktif dan produktif (Maleha dan Sutanto, 2006).

Di Indonesia, secara formal dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional, istilah kebijakan dan program ketahanan pangan diadop sejak tahun 1992 (Repelita VI) yang definisi formalnya dicantumkan dalam undang pangan tahun 1996. Dalam pasal 1 undang-undang pangan tahun 1996, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, merata dan terjangkau.

2.2 Ketahanan Pangan di Indonesia

(7)

7

penyelarasan peningkatan produksi di satu pihak (kepentingan makro) dan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di lain pihak (kepentingan mikro) dengan prinsip pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat petani sebagai upaya pemberdayaan. Oleh karena itu, jika secara konsisten ingin mensimultankan pencapaian tujuan peningkatan produksi dan tujuan kesejahteraan khususnya untuk petani yang sebagian besar berusahatani pangan, maka kebijakan swasembada (self sufficiency) untuk komoditi beras yang strategis haruslah disesuaikan dan diarahkan kepada self sufficiency ratio sebagai guide lines yaitu suatu indeks yang menunjukkan perbandingan supplai pangan yang harus dihasilkan secara domestik terhadap jumlah keseluruhan permintaan pangan dalam negeri. Dengan demikian terjadi keseimbangan antara kepentingan produsen dan konsumen dengan tingkat harga produk yang layak (atreasonable prices), sehingga memungkinkan usahatani itu memperoleh nilai tambah, melakukan reinvestasi dan berkembang mandiri secara berkelanjutan (Maleha dan Sutanto, 2006).

Dalam hal ketahanan pangan, beras merupakan komoditas utama bagi Indonesia. Beras hingga kini masih merupakan salah satu komoditi pangan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditi strategis bagi pembangunan nasional. Pengalaman pada periode-periode awal pembangunan di tanah air menunjukkan bahwa kekurangan beras sangat mempengaruhi kestabilan pembangunan nasional. Bahkan hingga kini, bukan saja pada tingkat nasional, daerah, dan rumah tangga tetapi juga tingkat internasional dimana terlihat besarnya dampak yang ditimbulkan akibat kekurangan persediaan pangan beras.

Mengingat penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah petani, masalah ketahanan pangan menjadi isu penting yang harus diselesaikan. Ketahanan pangan yang buruk akan mengakibatkan kerawanan sosial yang meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ilma Adelman (dalam Tambunan, 2003) yang mengatakan bahwa sektor pertanian merupakan penggerak pembangunan. Adanya ketahanan pangan yang baik mengindikasikan bergeraknya sektor pertanian di Indonesia, dan meurut Adelman, dalam teorinya mengatakan, sektor pertanian yang baik mengindikasikan adanya pertumbuhan ekonomi.

(8)

8

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Indonesia

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia, diantarnya adalah sebagai berikut :

1) Faktor ketersediaan pangan terdiri dari indikator kepadatan penduduk desa, rasio konsumsi normatif, dan jenis tanah.

2) Faktor sosial ekonomi terdiri dari indikator dari jumlah rumah tangga tanpa akses listrik, jumlah rumah tangga miskin, dan jumlah kejadian BBLR.

3) Faktor dampak kesehatan terdiri dari indikator dari jumlah kejadian gizi kurang dan gizi buruk serta laju pertumbuhan penduduk.

4) Faktor fisik alam terdiri dari indikator jumlah kejadian bencana alam, luas puso, jenis jalan utama desa, dan ketinggian desa.

(9)

9

pertanian terancam dialihfungsikan menjadi lahan nonpertanian tiap tahun. Jika ini terus berlanjut, dikhawatirkan lahan pertanian irigasi akan semakin menyusut dari 7,3 juta hektar saat ini menjadi 4,3 juta hektar. Di daerah perdesaan, alih fungsi lahan dari pertanian irigasi menjadi lahan non pertanian bisa mencapai 110 ribu hektar per tahun. Diperkirakan nanti hanya akan tersisa 4,3 juta hektar lahan pertanian yang dapat digunakan dengan baik pada tahun 2030, yang menyebabkan produksi pangan akan jauh merosot dan Indonesia terancam krisis pangan. Pertumbuhan penduduk membawa konsekuensi pula terhadap peningkatan dan pertumbuhan permukiman dan perkotaan, pertumbuhan industri dan pariwisata yang menyingkirkan lahan-lahan pertanian.

Pertumbuhan penduduk yang pesat dan kegagalan program keluarga berencana di sejumlah negara memunculkan tantangan serius bagi penyediaan pangan penduduk dunia ke depan. Krisis pangan serta adanya kompetisi sengit penggunan lahan untuk pangan dan bahan bakar menjadi semacam lonceng peringatan yang harus dijawab oleh para pemimpin dunia. Masalah jumlah penduduk yang besar ini tak hanya sekedar persoalan ekonomi, sosial dan lingkungan melainkan juga terkait dengan persoalan politik dan idiologis. Secara politik jumlah penduduk yang tinggi tanpa adanya langkah penanganan dan antisipasi yang serius khususnya yang terkait dengan pangan, energi, lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan akan berimplikasi pada ancaman kedaulatan bangsa dan ketahanan nasional. Krisis politik yang dibarengi krisis ekonomi, ancaman kelaparan akibat kekurangan pangan & pasokan energi serta lingkungan hidup berpotensi menghancurkan eksistensi sebuah Negara.

Besarnya jumlah penduduk terkait langsung dengan jumlah penyediaan pangan, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menuntut pemenuhan pangan yang sangat besar pula. Dibutuhkan sedikitnya 130kg beras untuk setiap orang per tahunnya. Belum maksimalnya penyediaan pangan yang ditandai dengan besarnya impor kebutuhan pangan saat ini, menjadi pertanda yang serius bagi kita agar memiliki perhatian pada persoalam penyediaan pangan di negara tercinta ini.

(10)

10

menganggap bahwa sebuah negara aman dari krisis pangan, sehingga berdasarkan pada teori ini dapat diprediksikan bahwa suatu saat lahan pertanian di Indonesia akan hilang. Disebabkan karena adanya perkembangan yang pesat pada pembukaan dan penggunaan lahan untuk pemukiman penduduk dan meningkatnya kebutuhan akan pangan. Untuk menanggulangi permasalahan ini maka pemerintah harus serius dalam mengerem laju pertumbuhan penduduk melalui program-program yang sudah dilaksanakan seperti Keluarga Berencana. Serta melakukan kajian ulang terhadap rancangan tata kelola kota untuk menetapkan batas minimum lahan pertanian, sehingga setiap kota dan wilayah di Indonesia kan memiliki rencana jangka panjang akan ketahanan pangan. Pemerintah juga harus mendukung konsep pembangunan yang berwawasan kependudukan dan pengembangan manajemen pertanian secara komprehensif. Secara eksplisit konsep ini terkait dengan program kebijakan kependudukan bagi peningkatan kualitas, proses pengedalian pertumbuhan, acuan untuk menyeimbangkan antara aspek kualitas-kuantitas kependudukan, mobilisasi penduduk secara global dan jaminan ketersedian alam bagi peningkatan kesejahteraan, termasuk juga akumulasi pembangunan pertanian-pangan untuk memacu hasil produksi pangan secara berkelanjutan. Hal ini mengacu pada pemahaman bahwa mutualisme interkasi antara kependudukan, proses kontuinitas pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta jaminan lingkungan harus bersandar pada filosofi bahwa manusia merupakan faktor utama dalam proses pembangunan yang berkelanjutan.

2.4 Upaya dalam Meningkatkan Kualitas Pangan di Indonesia

Jumlah penduduk Indonesia yang banyak ( lebih dari 230 juta) dan terus bertambah memerlukan produk pangan dalam jumlah yang terus meningkat (peningkatan kebutuhan pangan nasional 1-2% per tahun), sehingga keberadaan lahan sawah dalam jumlah yang cukup dan layak untuk mendukung ketersediaan dan ketahanan pangan mutlak diperlukan. Disamping itu perlu upaya peningkatan produksi pangan (terutama padi)secara berkelanjutan. Mengandalkan pangan impor untuk ketahanan pangan nasional tentu riskan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi,sosial dan politik nasional.

(11)

11

efisiensi sistem produksi, serta peningkatan mutu dan nilai tambah produk menjadi tumpuan utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Untuk mencapai berbagai target dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan untuk mempertahankan ketahanan pangan dan pengembangan bioenergi nasional, diperlukan strategi dan kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan, baik lahan pertanian (sawah yang sudah dimanfaatkan saat ini maupun lahan cadangan ). Strategi tersebut adalah 1. Mengoptimalakan pemanfaatan sumber daya lahan eksisting agar lebih produktif dan lestari

baik secara kuantitas dan kualitas, yaitu dengan intensifikasi dan peningkatan intensitas tanam, pengembangan inovasi tekhnologi, dan pengendalian konversi lahan.

2. Perluasan areal pertanian, seperti ekstensifikasi dengan memanfaatkan lahan potensial.

3. Percepatan penyiapan dan pelaksanaan beberapa kebijakan dan regulasi kelembagaan untuk melindungi lahan pertanian tanaman pangan/sawah.

Upaya pemerintah Indonesia sendiri dalam meningkatkan kualitas ketahanan pangan di indonesia adalah sebagai berikut :

1. Pertama, adanya peningkatan kualitas pangan yang didukung oleh berbagai pihak terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola sektor pangan.

2. Kedua, BUMN pangan sebagai agen pembangunan harus bisa menciptakan stabilitas harga pangan. Agar gejolak harga pangan yang kerap kali terjadi tidak menjadi suatu hal yang sulit untuk ditangani.

3. Ketiga, dengan terciptanya peningkatan kualitas pangan dan stabilitas harga pangan, maka perbaikan gizi pun perlu dikontrol perkembangannya, agar tidak ada lagi istilah gizi buruk yang terjadi di masyarakat.

4. Keempat, mitigasi gangguan terhadap pangan pun perlu dilakukan. "Pangan ini sangat rentan terhadap cuaca, maka dari itu perlu ada mitigasi gangguan terhadap pangan," ucap Bambang. 5. Kelima, guna menciptakan peningkatan kualitas pangan, peningkatan kesejahteraan petani

(12)

12 BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Dari pembahasan makalah tentang masalah ketahanan pangan di Indonesia ini, dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

 Ketahanan pangan merupakan salah satu sistem pertahanan negara, ketika ketahanan pangan suatu negara terancam, maka kelangsungan hidup suatu bangsa dipertaruhkan.

 Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga penyediaan pangan termasuk masalah yang sangat kompleks.

 Tingkat pertumbuhan penduduk sangat erat kaitannya dengan ketersediaan pangan karena ketidakmampuan penyediaan pangan dapat menjadi ancaman serius.

 Pengatasan masalah pangan dapat diatasi melalui beberapa bidang seperti pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, energy dan sumber daya mineral, dan lingkungan hidup.

3.2Saran

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/ariakesuma/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat-ketahanan-pangan-indonesia_55c35d6da223bdd9066c955b

https://masrogultom.wordpress.com/2014/05/20/bagaimana-upaya-untuk-meningkatkan-ketahanan-pangan-di-indonesia/

https://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/11/03/130000526/ini.5.cara.pemerintah.meningkat kan.kualitas.pangan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menentukan kriteria yang menjadi prioritas perusahaan dalam mencari kandidat untuk program Management Trainee dan (2)

kepada Jemaat-Jemaat di Wilayah Mupel GPIB Jabar II setelah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Perbendaharaan Mupel GPIB Jabar II melalui Rapat Kerja dan Sidang Tahunan

Dana transfer yang terus mengalami peningkatan setiap tahun sementara jika dibandingkan dengan angka kemiskinan yang masih tinggi tentunya menyisakan beberapa

Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa sekularisasi yang dilancarkan Mustafa Kemal tidak bemaksud menghilangkan agama, tetapi menghilangkan kekuasaan

Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam memikul beban

Kebutuhan bahan pangan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Mengandalkan pangan impor untuk memenuhi kebutuhan nasional dinilai riskan, karena

Kondisi saat ini pun terjadi di Kota Manado, dimana peningkatan dalam jumlah penduduk terus meningkat sehingga kepadatan penduduk yang tinggi menjadi masalah