• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISUALISASI PERCOBAAN INTRUSI AIR LAUT D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "VISUALISASI PERCOBAAN INTRUSI AIR LAUT D"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Hasil dan Analisis Data Penelitian

Bab ini memaparkan data penelitian dan analisis terkait yang didapatkan

dari kegiatan pemilihan sampel dan kegiatan belajar mengajar di kelas. Data

penelitian berupa data terkait pemilihan sampel dan hasil belajar siswa yang

terdiri dari hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor serta angket respons

siswa dan lembar keterlaksanaan RPP.

1. Analisis Pemilihan Sampel

a. Uji Normalitas

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut. Sebelum perlakuan diterapkan, terlebih dahulu pengetahuan awal siswa

tentang bencana kebumian diukur melalui beberapa soal pre-test. Nilai pre-test ini dibandingkan dengan nilai post-test yang diberikan setelah perlakuan. Selain itu,

nilai pre-test akan dianalisis dengan menguji level normalitas sampel penelitian yang selanjutnya sebagai dasar untuk pengujian homogenitas.

Penggunaan nilai pre-test untuk menguji level normalitas sampel penelitian dianggap perlu untuk memastikan apakah kelas VIII-G SMPN 2 Lamongan

representatif sebagai sampel penelitian pembelajaran dengan memanfaatkankan

visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa terkait bencana alam kebumian. Selain itu,

penentuan level normalitas sampel digunakan untuk menentukan analisis statistik

(2)

hubungan antara nilai pre-test dan post-test. Adapun nilai pre-test masing-masing siswadapat dilihat pada lampiran 4.a

Dari data nilai pre-test masing-masing siswa, dapat dilakukan uji normalitas dengan beberapa cara uji statistika. Dengan mempertimbangkan sampel yang

digunakan hanya 28 orang dan juga dengan pertimbangan tidak ada kemungkinan

untuk menambah sampel dikarenakan beberapa alasan, sehingga uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Lilliefors. Adapun hasil uji

normalitas Lilliefors dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Adapun rincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4.b.

Tabel 4.1. Hasil perhitungan uji normalitas pre-test

Dari Tabel 4.1 tersebut di

atas, didapatkan bahwa sampel

penelitian berdistribusi

normal. Oleh karena nilai tertinggi Lo (0.122) < Ltabel (0,1641) seperti terlihat pada

Lampiran 5.a, maka Ho diterima. Dengan demikian sampel penelitian

disimpulkan berasal dari distribusi normal. Selanjutnya, Hal ini sebagai dasar

untuk menentukan homogenitas dari populasi. b. Uji Homogenitas

Xi fkum Zi

F(zi)-S(zi)

10 1 -2.36 0.027

18 3 -1.54 0.045

20 6 -1.33 0.122

25 7 -0.81 0.041

27 8 -0.61 0.015

30 12 -0.30 0.046

35 18 0.22 0.056

38 22 0.53 0.084

40 24 0.73 0.090

42 25 0.94 0.066

45 27 1.25 0.070

(3)

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

bersifat homogen. Data yang diuji adalah data pretest masing-masing kelas. Hasil

perhitungan uji homogenitas ditunjukkan pada Tabel 4.2. Sedangkan untuk

perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.d.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Homogenitas

Kelas ni S2i

S

gab B χ2tabel χ2hitung

VIII E 30 123,871

151,76 3

244,2

9 7,81 1 ,42

VIII F 29 187,432

VIII G 29 159,935

VIII H 28 136,259

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa X2hitung < X2tabel. Hal ini menunjukkan

syarat homogenitas terpenuhi (H0 diterima). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua sampel yang juga merupakan populasi bersifat homogen

2. Analisis Hasil Belajar Kognitif

Pada akhir pembelajaran, post-test diberikan untuk mengukur pengetahuan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan memanfaatkan video percobaan

simulasi intrusi air laut. Selisih nilai post-test dan pre-test dijadikan sebagai acuan perhitungan peningkatan hasil belajar siswa tentang bencana alam kebumian.

Adapun daftar lengkap nilai post-test masing-masing siswa secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 4.c.

Dari data nilai post-test masing-masing siswa, dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan nilai siswa, baik secara individu maupun secara klasikal. Nilai pre-test

(4)

kelas pada post-test tersebut. Adapun perbandingan nilai rata-rata kelas baik pre-test maupun post-test dapat dilihat pada Gambar 4.1

Rata-rata nilai kelas VIII G

Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Postest

pre-test post-test

Selain membandingkan nilai rata-rata kelas pada pre-test dan post-test, dilakukan pula penilaian terhadap pencapaian hasil belajar kognitif dalam hal

pencapaian masing-masing indikator. Gambar 4.2 berikut merupakan gambaran

pencapaian hasil belajar siswa pada masing-masing indikator.

1 2 3 4 5 6

masing-masing indikator. Akan tetapi, pada indicator kedua dan keenam belum

mendapatkan pencapaian yang melebihi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) pada Gambar 4.1 perbandingan nilai rerata pre-test dan posttest.

(5)

mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Lamongan. Adapun perhitungan secara

terperinci dapat dilihat pada Lampiran 4e.

Sebelum data nilai post-test dianalisis menggunakan uji statistika, data tersebut dipastikan apakah berdistribusi normal atau tidak dengan cara uji

normalitas Lilliefors. Hal ini dilakukan untuk menentukan cara pengujian statistika yang tepat atas hasil pre-test dan post-test guna mengetahui pengaruh

dari pemanfaatan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun perhitungan normalitas data nilai post-test dapat dilihat pada Tabel 4.3. Sedangkan perhitungan rincinya dapat dilihat

pada Lampiran 4c.

Tabel 4.3 Hasil perhitungan normalitas post-test kelas VIII G

Dari Tabel 4.3 tersebut di

atas, didapatkan bahwa sampel

tidak berdistribusi normal. Hal ini

karena nilai tertinggi Lo (0.187)

> Ltabel (0,1641), maka Ho ditolak.

Sehingga, sampel disimpulkan

sebagai sampel yang tidak berasal

dari distribusi normal.

Akan tetapi, dengan asumsi bahwa nilai pre-test merupakan sekumpulan

data yang berasal dari ditribusi normal dan juga berasal dari populasi yang bersifat

(6)

dilakukan analisis menggunakan skor gain ternormalisasi dengan menggolongkan

pencapaian peningkatan masing-masing individu dari hasil pre-test dan post-test.

Tujuan dari menghitung skor gain ternormalisasi ialah menghitung seberapa jauh

peningkatan hasil belajar siswa dalam hal ini terkait bencana dengan

membandingkan nilai pre-test dengan nilai post-test. a. Uji t Berpasangan

Uji t berpasangan merupakan suatu uji statistika yang digunakan untuk

mengetahui signifikansi perbedaan antara pre-test dan post-test. Dalam uji t

berpasangan dihitung perbedaan selisih antara nilai pre-test dan post-test yang kemudian dikurangi dengan nilai median data. Selanjutnya menentukan nilai t

hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel.

Dalam uji ini dilakukan dengan dua cara, yakni dengan menggunakan

perhitungan manual dan cara kedua dengan cara analisis langsung menggunakan

Microsoft Excel. Hasil perhitungan dengan cara manual dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Sedangkan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4.f

Tabel 4.4 Hasil perhitungan ujit berpasangan manual

x2 Md T

3972,43 52,64 22,6

Dari Tabel 4.4 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa thitung yang diperoleh

berdasarkan perhitungan di atas didapatkan hasil sebesar 22,96 yang lebih besar

dari pada ttabel sebesar 1,70 dengan reliabilitas 95% dan dk = 27. Dengan

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara pre-test dan post-test, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa

(7)

laboratorium untuk pemodelan fenomena alam memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa.

Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan analisis data Ms.excel dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil perhitungan ujit berpasangan ms.excel Variable 1 Variable 2

Mean 84.92857143 32.28571429

Variance 61.62433862 94.8042328

Observations 28 28

Pearson Correlation 0.060846706

Hypothesized Mean Difference 0

Df 27

t Stat 22.96530944

P(T<=t) one-tail 1.48945E-19

t Critical one-tail 1.703288423

P(T<=t) two-tail 2.9789E-19

t Critical two-tail 2.051830493

Dari Tabel 4.5 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa nilai t Stat sebesar

22.9653. hal ini menunjukkan jika hasil perhitungan menggunakan analisa data

Ms.excel sama dengan hasil perhitungan manual yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan visualisasi

percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk pemodelan fenomena alam

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif

siswa

b. Skor Gain Ternormalisasi

Dalam pengujian menggunakan skor gain ternormalisasi, peningkatan hasil

belajar siswa akan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yakni rendah (g<0,3),

sedang (0,3<g<0,7), dan tinggi (g>0,7). Adapun perhitungan skor gain

(8)

Tabel 4.6 Hasil perbandingan pre-test dan post-test siswa kelas VIII G No Nilai testpre- Nilai posttest Gain (g) Kategori

1 27 85 0.79 Tinggi

Dari Tabel 4.6 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing siswa

mengalami peningkatan nilai yang cukup signifikan. Hal ini terlihat pada hasil

perhitungan skor gain ternormalisasi, peningkatan nilai siswa mayoritas berada

pada kategori tinggi (g > 0,7) dan beberapa pada kategori sedang ( 0,3 > g < 0,7 ).

(9)

Dalam penelitian ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa

dalam hal afektif. Penilaian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian afektif dianggap penting dikarenakan tujuan yang diinginkan dalam

penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terkait bencana

dengan menerapkan pembelajaran yang diajarkan, dimana afektif merupakan

salah satu tolak ukur hasil belajar siswa terhadap bencana.

Penilaian hasil belajar afektif dianalisa dengan menghitung nilai rata-rata

nilai tiap aspek afektif. Adapun analisa hasil belajar afektif secara lengkap dapat

dilihat pada Lampiran 4.h. Sedangkan hasil perhitungan hasil belajar afektif siswa

secara sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini :

(10)

25 3.20 baik

26 3.20 baik

27 3.80 sangat baik

28 3.60 sangat baik

Rata-rata 3.54 sangat baik

Keterangan (aspek yang diamati): 1. Kehadiran siswa

2. Keaktifan berpartisipasi dalam pembelajaran 3. Kerjasama dalam kelompok

4. Kepedulian terhadap lingkungan 5. Presentasi

Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut di atas dapat diketahui nilai masing-masing

siswa kelas VIII G dengan rentang skala penilaian 1–4. Dimana skala penilaian

tersebut kemudian dikategorikan kepada beberapa kategori sesuai dengan lembar

penilaian afektif yang terdapat pada Lampiran 2.c.

Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat hasil belajar afektif siswa didominasi

pada kategori baik dan sangat baik. Namun, dapat dilihat rata-rata hasil belajar

afektif kelas VIII G pada kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar afektif yang diamati oleh peneliti pada saat pembelajaran

menggunakan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk

pemodelan fenomena alam sangat baik.

4. Analisis Hasil Belajar Psikomotor

Dalam penelitian ini aspek psikomotor juga dinilai pada saat pembelajaran

berlangsung. Setelah siswa dijelaskan oleh guru tentang materi yang diajarkan,

siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kemudian diberikan tugas untuk

membuat poster. Pada pembuatan poster inilah yang dijadikan nilai dari hasil

(11)

masing-masing siswa kelas VIII G. Adapun perhitungannya secara rinci terdapat

pada Lampiran 4i.

Tabel 4.8 Hasil penilaian hasil belajar psikomotor kelas VIII G No Nilai Psikomotor

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat dilihat nilai psikomotor dari

masing-masing siswa kelas VIII G. Nilai psikomotor terendah pada nilai 79 dan tertinggi

pada nilai 88. Sedangkan untuk nilai psikomotor rata-rata kelas VIII G 80,61. Dari

(12)

belajar psikomotor kelas VIII G pada pembelajaran dengan memanfaatkan

visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan

fenomena alam yang relevan berkategori baik.

5. Analisis Keterlaksanaan Rencana

Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP)

Analisis Rencana Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP) dianggap perlu

karena hal ini nantinya digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan guru

dalam mengelola kelas dengan pendekatan kontekstual. Setelah itu, hasil dari

analisis keterlaksanaan Rencana Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP) selanjutnya

akan dipelajari oleh guru sebagai evaluasi pada proses kegiatan belajar mengajar

pada bab berikutnya. Data hasil pengamatan lembar Rencana Keterlaksanaan

Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.9, dimana

pengamatan dilakukan oleh dua pengamat yang mengamati selama proses belajar

mengajar berlangsung. Adapun perhitungan secara terperinci terdapat pada

Lampiran 4j.

Tabel 4.9 Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP Aspek yang

Diamati

Rata-rata Nilai

Rata-rata Kategori Pengamat 1 Pengamat 2

Pendahuluan 3.31 3.23 3.27 Baik

Kegiatan inti 3.4 3 3.2 Baik

Kegiatan penutup 2.56 2.67 2.62 Baik

Pengelolaan waktu 3.22 3 3.11 Baik

Suasana kelas 3 3 3 Baik

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa kriteria keterlaksanaan

RPP berkategori baik. Hal ini berarti guru dapat dikatakan dapat mengelola kelas

(13)

6. Analisis Respons Siswa

Dalam menganalisis respons siswa terhadap pembelajaran menggunakan

pemodelan fenomena alam dari hasil percobaan gravity current dalam skala laboratorium untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap bencana, maka

diberikan angket respons siswa untuk siswa di kelas VIII G. Berdasarkan angket

tersebut didapatkan respons siswa dengan rekapitulasi pada Tabel 4.10. Adapun

perhitungan secara terperinci pada Lampiran 4.k.

Tabel 4.10 Hasil angket respons siswa kelas VIII G

No Uraian Penilaian/pendapat

1 Bagaimana pendapat kamu mengenai tertarikSangat Tertarik Kurangtertarik Tidak tertarik

(14)

komponen-No Uraian Penilaian/pendapat

mudah Mudah Kurangmudah mudahTidak

a. Apakah kamu merasa

Dari Tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran tersebut sangatlah tinggi. Begitu pula pendapat siswa terhadap

kebaharuan dari pola pembelajaran tersebut sangatlah tinggi. Siswa menganggap

pembelajaran yang menggambarkan fenomena alam dengan menggunakan

(15)

cukup baik. Akan tetapi secara umum, siswa memiliki kesulitan dalam pengerjaan

latihan soal baik pre-test maupun post-test. Hal ini sangat wajar mengingat materi

dari kegiatan belajar mengajar tersebut masih sangat baru.

B. Pembahasan

Dari analisis data diatas, didapatkan nilai pre-test siswa kelas VIII G

berdistribusi normal. Kemudian sampel dipastikan berasal dari populasi yang

bersifat homogen dengan uji homogenitas yang dilakukan pada empat kelas VIII

di SMP Negeri 2 Lamongan. Hal itu sebagai dasar yang menyatakan bahwa

sampel dianggap representatif untuk diteliti secara lebih lanjut untuk diberikan

perlakuan berupa pembelajaran dengan memanfaatkan visualisasi percobaan

intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan fenomena alam yang telah

dilakukan di Laboratorium Sains Kebumian Jurusan Fisika Universitas Negeri

Surabaya yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang bencana

alam kebumian dalam upaya mitigasi bencana.

Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan post-test guna mengetahui

peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Hasil post-test yang telah dilakukan kemudian dikaji dan dibandingkan dengan nilai pre-test baik secara-rata-rata klasikal maupun secara terperinci per indikator. Analisa ini dilakukan dengan

mempresentasikan nilai yang dicapai siswa pada masing-masing indikator yang

kemudian dibandingkan dengan nilai maksimum pada masing-masing indikator.

Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah setiap indikator dalam pembelajaran

(16)

Kemudian dilakukan uji yang menyatakan apakah ada perbedaan yang

dignifikan antara nilai pre-test dan post-test dengan menggunakan analisa

statistika. Dalam hal ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t

berpasangan dengan pertimbangan bahwa hasil pre-test siswa kelas VIII G berasal dari distribusi normal, meskipun data hasil post-test siswa kelas VIII G tidak

berasal dari distribusi normal. Pengujian dengan menggunakan metode ini

bertujuan untuk mengetahui signifikansi dari peningkatan hasil belajar siswa

secara klasikal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa peningkatan

hasil belajar siswa kelas VIII G terhadap bencana bersifat signifikan. Sehingga

dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan visualisasi

percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan fenomena alam

dapat berpengaruh secara signifikan dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam

aspek kognitif.

Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar masing-masing

siswa secara kuantitatif, dilakukan pengujian dengan menggunakan skor gain

ternormalisasi. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan nilai taraf peningkatan

hasil belajar siswa kelas VIII G sebagian besar berada pada kategori tinggi,

dimana (g > 0,7) dan beberapa pada kategori sedang ( 0,3 > g < 0,7 ).

Pada penelitian ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil belajar afektif

siswa kelas VIII G. Dari hasil analisis diketahui bahwa penilaian rata-rata hasil

belajar afektif kelas VIII G sangat baik. Hal ini menyimpulkan bahwa siswa

memiliki ketertarikan khusus dalam pembelajaran yang memvisualisasikan dan

(17)

yang relevan. Dalam aspek afektif, dinilai pula kemampuan siswa dalam hal kesadaran dalam menjaga lingkungan. Sehingga, dari hasil belajar dalam aspek

afektif ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa dalam kesadaran

lingkungan meningkat.

Dalam aspek psikomotor, siswa diminta untuk membuat poster yang

menggambarkan fenomena alam terkait bencana alam kebumian, dalam hal ini

intrusi air laut berikut dengan solusi dari bencana tersebut. Hal ini dilakukan

untuk mengasah kemampuan siswa dari segi psikomotorik guna mengetahui

pemahaman siswa terkait bencana. Dalam aspek ini, kemampuan siswa dinilai

pada saat pembuatan poster yang dikerjakan dalam kelompok. Dari penilaian

tersebut, didapatkan bahwa nilai psikomotor siswa kelas VIII G paling rendah

pada nilai 79 dan paling tinggi pada nilai 88. Sedangkan untuk nilai psikomotor

rata-rata kelas VIII G ialah 80,61

Dalam hal keterlaksanaan pembelajaran, peneliti membuat lembar

keterlaksanaan RPP yang diisi oleh dua orang pengamat yang mengamati jalannya

proses belajar mengajar dari awal hingga akhir. Setelah dianalisis lembar

keterlaksanaan RPP tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar dengan

memanfaatkan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk

mensimulasikan fenomena alam yang relevan terlaksana dengan baik.

Selain hal yang dikemukakan diatas, dalam penelitian ini juga diambil

respons dari masing-masing siswa kelas VIII G terhadap pembelajaran yang telah

(18)

komprehensif apa yang dirasakan masing-masing siswa terhadap pembelajaran

yang diberikan pada kelas. Dalam aspek ketertarikan terhadap pembelajaran dan

juga aspek kebaharuan dari pembelajaran, mayoritas siswa kelas VIII G sangat

tertarik dan mengakui kebaharuan dari pembelajaran tersebut. Sebagian besar

siswa pula merasa penjelasan dari guru saat kegiatan belajar mengajar jelas dan

membantu siswa. Akan tetapi, tidak begitu halnya dengan kemudahan siswa

dalam mengerjakan latihan soal baik dalam pre-test maupun post-test.

Kebanyakan siswa mengaku kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan

mengerjakan soal. Hal ini dianggap wajar mengingat materi ajar dari

pembelajaran tersebut sangatlah baru dan bersifat mutakhir, sehingga siswa butuh

waktu dalam mencerna materi ajar.

Dari penjelasan tersebut diatas, pembelajaran dengan memanfaatkan

visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan

fenomena alam yang relevan merupakan suatu pembelajaran yang baru yang dapat

menjadi alternatif pilihan serta terobosan baru dalam hal materi maupun cara

penyampaiannya.

Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap

bencana alam kebumian. Hal ini sangat dibutuhkan oleh siswa-siswi Indonesia,

mengingat negara Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam kebumian.

Dengan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

terkait bencana alam, maka diharapkan siswa mengerti dan memahami serta

(19)

Dalam upaya mitigasi bencana di selingkung sekolah, suatu pembelajaran

haruslah bersifat kontekstual serta komprehensif, sehingga apa yang diterima

siswa di sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menilik dari apa

yang telah disajikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk

pemodelan fenomena alam merupakan pembelajaran yang cukup inovatif dan

dapat dinilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang bencana alam

kebumian sehingga diharapkan hal ini dapat mendorong siswa untuk melakukan

upaya yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya mitigasi

Gambar

Tabel 4.1. Hasil perhitungan uji normalitas pre-test
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa X2hitung < X2tabel. Hal ini menunjukkan
Gambar 4.1  perbandingan nilai rerata pre-test dan posttest.
Tabel 4.3  Hasil perhitungan normalitas post-test kelas VIII G
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan kondisi dan situasi pada kegiatan penjagaan adalah sebagai berikut (1) masyarakat yang terlibat dalam penjagaan adalah masyarakat pemilik lahan

dilihat pada skenario berikut [5] ini : a) Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sebelumnya telah dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran

Berdasarkan teori keadilan dan teori pertukaran sosial, karyawan tidak akan menunjukkan sikap yang sinis mengenai perubahan organisasional apabila mereka menganggap

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan logis matematis dengan hasil belajar matematika siswa kelas X TE SMK N 02 Salatiga;

Dalam Undang-Undang Penataan Ruang, Pasal 1 ayat (5) dikemukakan “Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

Pengaruh Variasi Kuat Arus Las Terhadap Kekuatan Sambungan Kombinasi (Trans + Long) Las Material Plat ST-42” Tujuan penelitian yang diharapkan adalah untuk mengetahui

Dari data yang sudah didapatkan dari penelitian akan disajikan dengan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan

Melalui peningkatan bobot pipilan tersebut, maka hasil panen juga akan lebih besar dan terbukti bahwa melalui penambahan bahan organik + Cendawan Mikoriza