A. Hasil dan Analisis Data Penelitian
Bab ini memaparkan data penelitian dan analisis terkait yang didapatkan
dari kegiatan pemilihan sampel dan kegiatan belajar mengajar di kelas. Data
penelitian berupa data terkait pemilihan sampel dan hasil belajar siswa yang
terdiri dari hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor serta angket respons
siswa dan lembar keterlaksanaan RPP.
1. Analisis Pemilihan Sampel
a. Uji Normalitas
Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut. Sebelum perlakuan diterapkan, terlebih dahulu pengetahuan awal siswa
tentang bencana kebumian diukur melalui beberapa soal pre-test. Nilai pre-test ini dibandingkan dengan nilai post-test yang diberikan setelah perlakuan. Selain itu,
nilai pre-test akan dianalisis dengan menguji level normalitas sampel penelitian yang selanjutnya sebagai dasar untuk pengujian homogenitas.
Penggunaan nilai pre-test untuk menguji level normalitas sampel penelitian dianggap perlu untuk memastikan apakah kelas VIII-G SMPN 2 Lamongan
representatif sebagai sampel penelitian pembelajaran dengan memanfaatkankan
visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terkait bencana alam kebumian. Selain itu,
penentuan level normalitas sampel digunakan untuk menentukan analisis statistik
hubungan antara nilai pre-test dan post-test. Adapun nilai pre-test masing-masing siswadapat dilihat pada lampiran 4.a
Dari data nilai pre-test masing-masing siswa, dapat dilakukan uji normalitas dengan beberapa cara uji statistika. Dengan mempertimbangkan sampel yang
digunakan hanya 28 orang dan juga dengan pertimbangan tidak ada kemungkinan
untuk menambah sampel dikarenakan beberapa alasan, sehingga uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Lilliefors. Adapun hasil uji
normalitas Lilliefors dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Adapun rincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4.b.
Tabel 4.1. Hasil perhitungan uji normalitas pre-test
Dari Tabel 4.1 tersebut di
atas, didapatkan bahwa sampel
penelitian berdistribusi
normal. Oleh karena nilai tertinggi Lo (0.122) < Ltabel (0,1641) seperti terlihat pada
Lampiran 5.a, maka Ho diterima. Dengan demikian sampel penelitian
disimpulkan berasal dari distribusi normal. Selanjutnya, Hal ini sebagai dasar
untuk menentukan homogenitas dari populasi. b. Uji Homogenitas
Xi fkum Zi
F(zi)-S(zi)
10 1 -2.36 0.027
18 3 -1.54 0.045
20 6 -1.33 0.122
25 7 -0.81 0.041
27 8 -0.61 0.015
30 12 -0.30 0.046
35 18 0.22 0.056
38 22 0.53 0.084
40 24 0.73 0.090
42 25 0.94 0.066
45 27 1.25 0.070
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
bersifat homogen. Data yang diuji adalah data pretest masing-masing kelas. Hasil
perhitungan uji homogenitas ditunjukkan pada Tabel 4.2. Sedangkan untuk
perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.d.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Homogenitas
Kelas ni S2i
S
gab B χ2tabel χ2hitungVIII E 30 123,871
151,76 3
244,2
9 7,81 1 ,42
VIII F 29 187,432
VIII G 29 159,935
VIII H 28 136,259
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa X2hitung < X2tabel. Hal ini menunjukkan
syarat homogenitas terpenuhi (H0 diterima). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua sampel yang juga merupakan populasi bersifat homogen
2. Analisis Hasil Belajar Kognitif
Pada akhir pembelajaran, post-test diberikan untuk mengukur pengetahuan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan memanfaatkan video percobaan
simulasi intrusi air laut. Selisih nilai post-test dan pre-test dijadikan sebagai acuan perhitungan peningkatan hasil belajar siswa tentang bencana alam kebumian.
Adapun daftar lengkap nilai post-test masing-masing siswa secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 4.c.
Dari data nilai post-test masing-masing siswa, dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan nilai siswa, baik secara individu maupun secara klasikal. Nilai pre-test
kelas pada post-test tersebut. Adapun perbandingan nilai rata-rata kelas baik pre-test maupun post-test dapat dilihat pada Gambar 4.1
Rata-rata nilai kelas VIII G
Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Postest
pre-test post-test
Selain membandingkan nilai rata-rata kelas pada pre-test dan post-test, dilakukan pula penilaian terhadap pencapaian hasil belajar kognitif dalam hal
pencapaian masing-masing indikator. Gambar 4.2 berikut merupakan gambaran
pencapaian hasil belajar siswa pada masing-masing indikator.
1 2 3 4 5 6
masing-masing indikator. Akan tetapi, pada indicator kedua dan keenam belum
mendapatkan pencapaian yang melebihi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) pada Gambar 4.1 perbandingan nilai rerata pre-test dan posttest.
mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Lamongan. Adapun perhitungan secara
terperinci dapat dilihat pada Lampiran 4e.
Sebelum data nilai post-test dianalisis menggunakan uji statistika, data tersebut dipastikan apakah berdistribusi normal atau tidak dengan cara uji
normalitas Lilliefors. Hal ini dilakukan untuk menentukan cara pengujian statistika yang tepat atas hasil pre-test dan post-test guna mengetahui pengaruh
dari pemanfaatan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun perhitungan normalitas data nilai post-test dapat dilihat pada Tabel 4.3. Sedangkan perhitungan rincinya dapat dilihat
pada Lampiran 4c.
Tabel 4.3 Hasil perhitungan normalitas post-test kelas VIII G
Dari Tabel 4.3 tersebut di
atas, didapatkan bahwa sampel
tidak berdistribusi normal. Hal ini
karena nilai tertinggi Lo (0.187)
> Ltabel (0,1641), maka Ho ditolak.
Sehingga, sampel disimpulkan
sebagai sampel yang tidak berasal
dari distribusi normal.
Akan tetapi, dengan asumsi bahwa nilai pre-test merupakan sekumpulan
data yang berasal dari ditribusi normal dan juga berasal dari populasi yang bersifat
dilakukan analisis menggunakan skor gain ternormalisasi dengan menggolongkan
pencapaian peningkatan masing-masing individu dari hasil pre-test dan post-test.
Tujuan dari menghitung skor gain ternormalisasi ialah menghitung seberapa jauh
peningkatan hasil belajar siswa dalam hal ini terkait bencana dengan
membandingkan nilai pre-test dengan nilai post-test. a. Uji t Berpasangan
Uji t berpasangan merupakan suatu uji statistika yang digunakan untuk
mengetahui signifikansi perbedaan antara pre-test dan post-test. Dalam uji t
berpasangan dihitung perbedaan selisih antara nilai pre-test dan post-test yang kemudian dikurangi dengan nilai median data. Selanjutnya menentukan nilai t
hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel.
Dalam uji ini dilakukan dengan dua cara, yakni dengan menggunakan
perhitungan manual dan cara kedua dengan cara analisis langsung menggunakan
Microsoft Excel. Hasil perhitungan dengan cara manual dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Sedangkan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4.f
Tabel 4.4 Hasil perhitungan ujit berpasangan manual
∑
x2 Md T3972,43 52,64 22,6
Dari Tabel 4.4 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa thitung yang diperoleh
berdasarkan perhitungan di atas didapatkan hasil sebesar 22,96 yang lebih besar
dari pada ttabel sebesar 1,70 dengan reliabilitas 95% dan dk = 27. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara pre-test dan post-test, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
laboratorium untuk pemodelan fenomena alam memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa.
Sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan analisis data Ms.excel dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Hasil perhitungan ujit berpasangan ms.excel Variable 1 Variable 2
Mean 84.92857143 32.28571429
Variance 61.62433862 94.8042328
Observations 28 28
Pearson Correlation 0.060846706
Hypothesized Mean Difference 0
Df 27
t Stat 22.96530944
P(T<=t) one-tail 1.48945E-19
t Critical one-tail 1.703288423
P(T<=t) two-tail 2.9789E-19
t Critical two-tail 2.051830493
Dari Tabel 4.5 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa nilai t Stat sebesar
22.9653. hal ini menunjukkan jika hasil perhitungan menggunakan analisa data
Ms.excel sama dengan hasil perhitungan manual yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan visualisasi
percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk pemodelan fenomena alam
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif
siswa
b. Skor Gain Ternormalisasi
Dalam pengujian menggunakan skor gain ternormalisasi, peningkatan hasil
belajar siswa akan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yakni rendah (g<0,3),
sedang (0,3<g<0,7), dan tinggi (g>0,7). Adapun perhitungan skor gain
Tabel 4.6 Hasil perbandingan pre-test dan post-test siswa kelas VIII G No Nilai testpre- Nilai posttest Gain (g) Kategori
1 27 85 0.79 Tinggi
Dari Tabel 4.6 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing siswa
mengalami peningkatan nilai yang cukup signifikan. Hal ini terlihat pada hasil
perhitungan skor gain ternormalisasi, peningkatan nilai siswa mayoritas berada
pada kategori tinggi (g > 0,7) dan beberapa pada kategori sedang ( 0,3 > g < 0,7 ).
Dalam penelitian ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa
dalam hal afektif. Penilaian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Penilaian afektif dianggap penting dikarenakan tujuan yang diinginkan dalam
penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terkait bencana
dengan menerapkan pembelajaran yang diajarkan, dimana afektif merupakan
salah satu tolak ukur hasil belajar siswa terhadap bencana.
Penilaian hasil belajar afektif dianalisa dengan menghitung nilai rata-rata
nilai tiap aspek afektif. Adapun analisa hasil belajar afektif secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 4.h. Sedangkan hasil perhitungan hasil belajar afektif siswa
secara sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini :
25 3.20 baik
26 3.20 baik
27 3.80 sangat baik
28 3.60 sangat baik
Rata-rata 3.54 sangat baik
Keterangan (aspek yang diamati): 1. Kehadiran siswa
2. Keaktifan berpartisipasi dalam pembelajaran 3. Kerjasama dalam kelompok
4. Kepedulian terhadap lingkungan 5. Presentasi
Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut di atas dapat diketahui nilai masing-masing
siswa kelas VIII G dengan rentang skala penilaian 1–4. Dimana skala penilaian
tersebut kemudian dikategorikan kepada beberapa kategori sesuai dengan lembar
penilaian afektif yang terdapat pada Lampiran 2.c.
Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat hasil belajar afektif siswa didominasi
pada kategori baik dan sangat baik. Namun, dapat dilihat rata-rata hasil belajar
afektif kelas VIII G pada kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar afektif yang diamati oleh peneliti pada saat pembelajaran
menggunakan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk
pemodelan fenomena alam sangat baik.
4. Analisis Hasil Belajar Psikomotor
Dalam penelitian ini aspek psikomotor juga dinilai pada saat pembelajaran
berlangsung. Setelah siswa dijelaskan oleh guru tentang materi yang diajarkan,
siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kemudian diberikan tugas untuk
membuat poster. Pada pembuatan poster inilah yang dijadikan nilai dari hasil
masing-masing siswa kelas VIII G. Adapun perhitungannya secara rinci terdapat
pada Lampiran 4i.
Tabel 4.8 Hasil penilaian hasil belajar psikomotor kelas VIII G No Nilai Psikomotor
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat dilihat nilai psikomotor dari
masing-masing siswa kelas VIII G. Nilai psikomotor terendah pada nilai 79 dan tertinggi
pada nilai 88. Sedangkan untuk nilai psikomotor rata-rata kelas VIII G 80,61. Dari
belajar psikomotor kelas VIII G pada pembelajaran dengan memanfaatkan
visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan
fenomena alam yang relevan berkategori baik.
5. Analisis Keterlaksanaan Rencana
Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP)
Analisis Rencana Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP) dianggap perlu
karena hal ini nantinya digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan guru
dalam mengelola kelas dengan pendekatan kontekstual. Setelah itu, hasil dari
analisis keterlaksanaan Rencana Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP) selanjutnya
akan dipelajari oleh guru sebagai evaluasi pada proses kegiatan belajar mengajar
pada bab berikutnya. Data hasil pengamatan lembar Rencana Keterlaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.9, dimana
pengamatan dilakukan oleh dua pengamat yang mengamati selama proses belajar
mengajar berlangsung. Adapun perhitungan secara terperinci terdapat pada
Lampiran 4j.
Tabel 4.9 Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP Aspek yang
Diamati
Rata-rata Nilai
Rata-rata Kategori Pengamat 1 Pengamat 2
Pendahuluan 3.31 3.23 3.27 Baik
Kegiatan inti 3.4 3 3.2 Baik
Kegiatan penutup 2.56 2.67 2.62 Baik
Pengelolaan waktu 3.22 3 3.11 Baik
Suasana kelas 3 3 3 Baik
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa kriteria keterlaksanaan
RPP berkategori baik. Hal ini berarti guru dapat dikatakan dapat mengelola kelas
6. Analisis Respons Siswa
Dalam menganalisis respons siswa terhadap pembelajaran menggunakan
pemodelan fenomena alam dari hasil percobaan gravity current dalam skala laboratorium untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap bencana, maka
diberikan angket respons siswa untuk siswa di kelas VIII G. Berdasarkan angket
tersebut didapatkan respons siswa dengan rekapitulasi pada Tabel 4.10. Adapun
perhitungan secara terperinci pada Lampiran 4.k.
Tabel 4.10 Hasil angket respons siswa kelas VIII G
No Uraian Penilaian/pendapat
1 Bagaimana pendapat kamu mengenai tertarikSangat Tertarik Kurangtertarik Tidak tertarik
komponen-No Uraian Penilaian/pendapat
mudah Mudah Kurangmudah mudahTidak
a. Apakah kamu merasa
Dari Tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran tersebut sangatlah tinggi. Begitu pula pendapat siswa terhadap
kebaharuan dari pola pembelajaran tersebut sangatlah tinggi. Siswa menganggap
pembelajaran yang menggambarkan fenomena alam dengan menggunakan
cukup baik. Akan tetapi secara umum, siswa memiliki kesulitan dalam pengerjaan
latihan soal baik pre-test maupun post-test. Hal ini sangat wajar mengingat materi
dari kegiatan belajar mengajar tersebut masih sangat baru.
B. Pembahasan
Dari analisis data diatas, didapatkan nilai pre-test siswa kelas VIII G
berdistribusi normal. Kemudian sampel dipastikan berasal dari populasi yang
bersifat homogen dengan uji homogenitas yang dilakukan pada empat kelas VIII
di SMP Negeri 2 Lamongan. Hal itu sebagai dasar yang menyatakan bahwa
sampel dianggap representatif untuk diteliti secara lebih lanjut untuk diberikan
perlakuan berupa pembelajaran dengan memanfaatkan visualisasi percobaan
intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan fenomena alam yang telah
dilakukan di Laboratorium Sains Kebumian Jurusan Fisika Universitas Negeri
Surabaya yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang bencana
alam kebumian dalam upaya mitigasi bencana.
Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan post-test guna mengetahui
peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Hasil post-test yang telah dilakukan kemudian dikaji dan dibandingkan dengan nilai pre-test baik secara-rata-rata klasikal maupun secara terperinci per indikator. Analisa ini dilakukan dengan
mempresentasikan nilai yang dicapai siswa pada masing-masing indikator yang
kemudian dibandingkan dengan nilai maksimum pada masing-masing indikator.
Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah setiap indikator dalam pembelajaran
Kemudian dilakukan uji yang menyatakan apakah ada perbedaan yang
dignifikan antara nilai pre-test dan post-test dengan menggunakan analisa
statistika. Dalam hal ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t
berpasangan dengan pertimbangan bahwa hasil pre-test siswa kelas VIII G berasal dari distribusi normal, meskipun data hasil post-test siswa kelas VIII G tidak
berasal dari distribusi normal. Pengujian dengan menggunakan metode ini
bertujuan untuk mengetahui signifikansi dari peningkatan hasil belajar siswa
secara klasikal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa kelas VIII G terhadap bencana bersifat signifikan. Sehingga
dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan visualisasi
percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan fenomena alam
dapat berpengaruh secara signifikan dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam
aspek kognitif.
Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar masing-masing
siswa secara kuantitatif, dilakukan pengujian dengan menggunakan skor gain
ternormalisasi. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan nilai taraf peningkatan
hasil belajar siswa kelas VIII G sebagian besar berada pada kategori tinggi,
dimana (g > 0,7) dan beberapa pada kategori sedang ( 0,3 > g < 0,7 ).
Pada penelitian ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil belajar afektif
siswa kelas VIII G. Dari hasil analisis diketahui bahwa penilaian rata-rata hasil
belajar afektif kelas VIII G sangat baik. Hal ini menyimpulkan bahwa siswa
memiliki ketertarikan khusus dalam pembelajaran yang memvisualisasikan dan
yang relevan. Dalam aspek afektif, dinilai pula kemampuan siswa dalam hal kesadaran dalam menjaga lingkungan. Sehingga, dari hasil belajar dalam aspek
afektif ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa dalam kesadaran
lingkungan meningkat.
Dalam aspek psikomotor, siswa diminta untuk membuat poster yang
menggambarkan fenomena alam terkait bencana alam kebumian, dalam hal ini
intrusi air laut berikut dengan solusi dari bencana tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mengasah kemampuan siswa dari segi psikomotorik guna mengetahui
pemahaman siswa terkait bencana. Dalam aspek ini, kemampuan siswa dinilai
pada saat pembuatan poster yang dikerjakan dalam kelompok. Dari penilaian
tersebut, didapatkan bahwa nilai psikomotor siswa kelas VIII G paling rendah
pada nilai 79 dan paling tinggi pada nilai 88. Sedangkan untuk nilai psikomotor
rata-rata kelas VIII G ialah 80,61
Dalam hal keterlaksanaan pembelajaran, peneliti membuat lembar
keterlaksanaan RPP yang diisi oleh dua orang pengamat yang mengamati jalannya
proses belajar mengajar dari awal hingga akhir. Setelah dianalisis lembar
keterlaksanaan RPP tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar dengan
memanfaatkan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk
mensimulasikan fenomena alam yang relevan terlaksana dengan baik.
Selain hal yang dikemukakan diatas, dalam penelitian ini juga diambil
respons dari masing-masing siswa kelas VIII G terhadap pembelajaran yang telah
komprehensif apa yang dirasakan masing-masing siswa terhadap pembelajaran
yang diberikan pada kelas. Dalam aspek ketertarikan terhadap pembelajaran dan
juga aspek kebaharuan dari pembelajaran, mayoritas siswa kelas VIII G sangat
tertarik dan mengakui kebaharuan dari pembelajaran tersebut. Sebagian besar
siswa pula merasa penjelasan dari guru saat kegiatan belajar mengajar jelas dan
membantu siswa. Akan tetapi, tidak begitu halnya dengan kemudahan siswa
dalam mengerjakan latihan soal baik dalam pre-test maupun post-test.
Kebanyakan siswa mengaku kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan
mengerjakan soal. Hal ini dianggap wajar mengingat materi ajar dari
pembelajaran tersebut sangatlah baru dan bersifat mutakhir, sehingga siswa butuh
waktu dalam mencerna materi ajar.
Dari penjelasan tersebut diatas, pembelajaran dengan memanfaatkan
visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk mensimulasikan
fenomena alam yang relevan merupakan suatu pembelajaran yang baru yang dapat
menjadi alternatif pilihan serta terobosan baru dalam hal materi maupun cara
penyampaiannya.
Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
bencana alam kebumian. Hal ini sangat dibutuhkan oleh siswa-siswi Indonesia,
mengingat negara Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam kebumian.
Dengan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terkait bencana alam, maka diharapkan siswa mengerti dan memahami serta
Dalam upaya mitigasi bencana di selingkung sekolah, suatu pembelajaran
haruslah bersifat kontekstual serta komprehensif, sehingga apa yang diterima
siswa di sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menilik dari apa
yang telah disajikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk
pemodelan fenomena alam merupakan pembelajaran yang cukup inovatif dan
dapat dinilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang bencana alam
kebumian sehingga diharapkan hal ini dapat mendorong siswa untuk melakukan
upaya yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya mitigasi