• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KADAR KUERSETIN PADA PROPOLIS DI PASARAN WILAYAH SURAKARTA SKRIPSI UntukMemenuhiPersyaratan MemperolehGelarSarjanaKedokteran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN KADAR KUERSETIN PADA PROPOLIS DI PASARAN WILAYAH SURAKARTA SKRIPSI UntukMemenuhiPersyaratan MemperolehGelarSarjanaKedokteran"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERBEDAAN KADAR KUERSETIN PADA PROPOLIS DI PASARAN WILAYAH SURAKARTA

SKRIPSI

UntukMemenuhiPersyaratan MemperolehGelarSarjanaKedokteran

RizkyAmalia P G.0009191

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsidenganjudul :Perbedaan Kadar KuersetinpadaPropolis di Pasaran Wilayah Surakarta

Rizky Amalia P, NIM: G.0009191, Tahun: 2012

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Kamis, tanggal 26 Juli 2012

Pembimbing Utama

Nama : R.P. Andri Putranto, dr., M.Si

NIP : 19630525 199603 1 001 (...)

(3)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 26Juli 2012

(4)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

iv ABSTRAK

RizkyAmalia P, G.0009191,2012. Perbedaan Kadar KuersetinpadaPropolis di Pasaran Wilayah Surakarta.Skripsi.FakultasKedokteran, UniversitasSebelasMaret, Surakarta.

LatarBelakang: Kuersetinadalahsalahsatuzataktifpadapropolis yangmemilikibanyakmanfaatbagikesehatanmanusiasebagaiantioksidan,

antikanker, antialergi, kardioprotektor, gastroprotektor, menurunkantekanandarah, sertameningkatkanimunitastubuh.

Kandungankuersetinpadapropolisdipengaruhiolehfaktorletakgeografis,

perbedaanmusim, iklim, jenistumbuhan, jenislebah, danjenispelarut.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuiperbedaankadarkuersetinpa dapropolis di pasaranwilayah Surakarta.

MetodePenelitian:Penelitianinimenggunakanmetodeobservasionalanalitik. Sampelberupapropolis yang dijual di pasaranwilayah Surakarta.Pengambilansampeldilakukandengancarapurposive samplingsebanyak 6 merekpropolis yang dibagimenjadi 6 kelompokyakni P1, P2, P3, P4, P5, dan P6. Masing-masingkelompokdilakukanpengukuransebanyaklima

kali.Penentuankadarkuersetinpadapropolisdenganmenggunakan UV-Vis spektrofotometermetodePrussian Blue. Data kadarkuersetin yang diperolehdianalisisdenganujistatistikone wayANOVAmenggunakan program komputer SPSS 17for windows.

Hasil Penelitian:Kadar kuersetin rata-rata sampelpropolisdiperolehhasilsampel P1=9,4440±0,06465 µg/mL, P2=4,4760±0,08591 µg/mL, P3=10,2700±0,04000 µg/mL, P4=7,4120±0,06648 µg/mL, P5=8,6780±0,03347 µg/mL, P6=8,4960±0,10877 µg/mL dengan p<0,001.

SimpulanPenelitian:Terdapatperbedaankadarkuersetinpadapropolis di pasaranwilayah Surakarta.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

RizkyAmalia P, G.0009191,2012. The DifferencesofQuercetinLevels of Propolisin the MarketArea ofSurakarta. Mini Thesis, Faculty of Medicine, SebelasMaret University, Surakarta.

Background:Quercetinis one ofthe activesubstancesinpropoliswhichhas manybenefitsfor human healthas antioxidant, anticancer, antiallergy, cardioprotector, gastroprotector, loweringbloodpressure, andincreasethe bodyimmunity. Quercetincontentinpropolisis influencedbygeographicalfactors, differences inthe season, climate, plants,bees, and thetype ofsolvent. This studyaims to determinedifferences of quercetinlevels ofpropolisin the marketarea ofSurakarta.

Methods:This studyusesobservationalanalyticmethods. Samplesofpropoliswere soldin the marketarea ofSurakarta. Sampling wasdone bypurposivesamplingas many assixbrands ofpropoliswhichis dividedinto 6groups:P1, P2, P3, P4, P5, andP6. Each groupwas measuredfive times.Determination ofquercetininpropolisby usingUV-Visspectrophotometer method ofPrussianBlue. Datawere analyzed forquercetinlevels withone-wayANOVAstatistical testusingthe computerprogramSPSS17forwindows.

Results:Averageofquercetin levels of

propolissamplesobtainedresultsP1=9,4440±0,06465 µg/mL, P2=4,4760±0,08591 µg/mL, P3=10,2700±0,04000 µg/mL, P4=7,4120±0,06648 µg/mL, P5=8,6780±0,03347 µg/mL, P6=8,4960±0,10877 µg/mL with p<0,001.

Conclusion:There aredifferences of quercetin levels ofpropolisin the marketarea ofSurakarta.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

vi PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Perbedaan Kadar KuersetinpadaPropolis di Pasaran Wilayah Surakarta”.

Skripsiinidisusunsebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr, Sp.PD-KR-FINASIM, selakuDekanFakultasKedokteranUniversitasSebelasMaret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes, selakuKetuatimskripsibeserta Tim SkripsiFakultasKedokteranUniversitasSebelasMaret Surakarta.

3. Diding Heri Prasetyo, dr., M.Si, selakuPembimbingUtama yang telahbanyakmeluangkanwaktuuntukmemberikanbimbingandannasihat.

4. Sri Hartati, Dra., Apt., S.U, selakuPembimbingPendamping yang telahbanyakmeluangkanwaktuuntukmemberikanbimbingandannasihat.

5. R.P. Andri Putranto, dr., M.Si, selakuPengujiUtama yang telahmemberikanbimbingandannasihat.

6. Sarsono, Drs., M.Si, selakuPengujiPendamping yang telahmemberikanbimbingandannasihat.

7. Bapak, Ibu, adik serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

Surakarta, 26 Juli 2012

(7)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Propolis ... 5

2. Flavonoid ... 12

3.Kuersetin ... 13

B. Kerangka Pemikiran ... 18

C. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Lokasi Penelitian ... 19

(8)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

viii

D. RancanganPenelitian ... 20

E. IdentifikasiVariabel Penelitian ... 20

F. Definisi Operasional VariabelPenelitian ... 21

G. AlatdanBahan ... 21

H. Cara Kerja ... 22

I. Teknik Analisis Data... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 24

A. PenentuanStandarKuersetindanKurvaKalibrasiKuersetin Standar ... 24

B. Penentuan Kadar KuersetinpadaSampelPropolis di Pasaran Wilayah Surakarta ... 26

C. HasilUjiNormalitas Data ... 27

D. HasilUjiVarians Data ... 28

E. HasilANOVA ... 28

BAB V PEMBAHASAN ... 30

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 33

A. Simpulan ... 33

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34

(9)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Kimia Kuersetin ... 14

Gambar 2.2SkemaKerangkaPemikiran ... 18

Gambar 3.1SkemaRancanganPenelitian ... 20

(10)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kuersetin pada UV-Vis

Spektrofotometer... 25

Tabel 4.2 Kadar Kuersetin Rata-rata PadaSampelPropolis di Pasaran Wilayah Surakarta ... 27

Tabel 4.3HasilUjiNormalitas Data ... 27

Tabel 4.4HasilUjiVarians Data (Homogeneity of Variance Test) ... 28

(11)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. HasilAnalisis Data Penelitian

(12)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lebah merupakan serangga yang memiliki banyak manfaat di bidang

kesehatan. Produk alam yang dihasilkan oleh lebah seperti madu, bee pollen,

dan royal jeli. Setiap produk lebah tersebut mempunyai fungsi dan manfaat

yang berbeda bagi kesehatan manusia. Selain itu, lebah juga menghasilkan

produk lain yaitu propolis (Wati, 2009).

Propolis merupakan resin lengket yang dikumpulkan oleh lebah

pekerja dari kuncup, kulit kayu, dan dari bagian tumbuhan yang lain. Resin

yang diperoleh dari bermacam-macam tumbuhan kemudian dicampur dan

diproses dengan air liur dan enzim lebah (Riyanti et al., 2008). Propolis

sering disebut dengan bee glue atau lem lebah (Osman dan Taha, 2008).

Propolis digunakan sebagai pertahanan ataupun bahan pengisi retakan pada

struktur sarang lebah (Suseno, 2009).

Propolis memiliki banyak manfaat terutama di bidang kesehatan

yaitu: 1) bersifat antibakteri baik terhadap bakteri gram positif maupun gram

negatif; 2) bersifat antiinflamasi dan analgesik; 3) memiliki aktivitas

antijamur, terutama terhadap spesies dermatofita dan kandida;

4) meningkatkan imunitas tubuh; 5) bersifat antioksidan karena mampu

(13)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2

Menurut Sabir (2005), komposisi dan kandungan kimia propolis

sangat bervariasi dan erat hubungannya dengan jenis dan umur tumbuhan

dimana propolis tersebut berasal. Propolis pada umumnya terdiri dari

campuran resin, lilin, minyak esensial, pollen, serta senyawa organik dan

mineral (Ramos dan Miranda, 2007). Kandungan aktif propolis dipengaruhi

oleh letak geografis dan sumber tumbuhan (Kumazawa et al., 2004).

Menurut Bankova (2005) kandungan kimia pada propolis tergantung dari

iklim daerahnya. Metode ekstraksi propolis juga dapat mempengaruhi

aktivitas biologis dan kandungan kimia pada propolis (Coneac et al., 2008).

Kandungan kimia yang penting pada propolis adalah flavonoid

(Khismatullina, 2005). Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia

adalah sebagai antioksidan yang dapat menghilangkan efek perusakan

oksigen dalam tubuh manusia (Sunarni et al., 2007). Salah satu senyawa

flavonoid pada propolis yang telah banyak diteliti tentang manfaat dan

kandungannya adalah kuersetin (Chang et al., 2002).

Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang termasuk

senyawa kelompok flavonol (Schor, 2010). Kuersetin memiliki banyak

manfaat bagi kesehatan manusia. Kuersetin berfungsi sebagai antioksidan,

antikanker, antialergi, kardioprotektor, gastroprotektor, menurunkan tekanan

darah, serta dapat meningkatkan imunitas tubuh (Kelly, 2011).

Semakin banyak penelitian mengenai manfaat propolis, semakin

banyak pula propolis yang dijual di pasaran dari berbagai wilayah dengan

(14)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3

memiliki komposisi dan kandungan kimia yang sama dikarenakan

banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, termasuk propolis

yang beredar di pasaran wilayah Surakarta. Propolis yang beredar di pasaran

wilayah Surakarta berasal dari Indonesia dan luar negeri. Oleh sebab itu

kandungan kimia antar propolis juga berbeda-beda termasuk kandungan

kuersetinnya.

Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya dilakukan pengamatan

tentang kandungan kuersetin pada propolis yang dijual di pasaran khususnya

wilayah Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut: Adakah perbedaan kadar kuersetin pada

propolis di pasaran wilayah Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar

kuersetin pada propolis di pasaran wilayah Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang

(15)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian lebih

lanjut mengenai kandungan kuersetin pada propolis di pasaran wilayah

(16)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Propolis

a. Pengertian

Propolis adalah produk lebah madu yang berupa campuran

kompleks antara lilin lebah, gula, dan getah pepohonan. Getah ini

kemudian dicampur dengan air liur dan lilin lebah sehingga

menghasilkan zat yang kental yang disebut propolis atau disebut juga

lem tawon (Susilo et al., 2009). Menurut Riyanti et al. (2008),

propolis merupakan resin lengket yang berasal dari batang pohon

atau kulit kayu, dikumpulkan dan diproses dengan dengan air liur

dan enzim yang disekresikan dari kelenjar mandibula lebah.

Propolis berasal dari bahasa Yunani yaitu pro dan polis. Pro

memiliki arti pertahanan dan polis memiliki arti kota. Secara umum

arti kata propolis adalah pertahanan kota. Istilah ini menggambarkan

propolis sebagai pelindung sarang lebah dari hal-hal di luar sarang,

agar sarang dan isinya yang mengandung koloni larva lebah madu

terlindungi dari bahaya (Riyanti et al., 2008). Propolis digunakan

untuk melapisi sarang lebah, mengisi retakan dan celahnya,

memperkuat dan menyambung sel-sel dalam sarang dan

(17)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6

propolis juga berfungsi membuat sarang tetap steril dengan tujuan

agar telur dapat menetas dan berkembang dengan sempurna

(Riyanti et al., 2008).

b. Komposisi dan Kandungan Kimia

Komposisi dan kandungan kimia propolis sangat bervariasi

dan erat hubungannya dengan jenis dan umur tumbuhan dimana

propolis tersebut berasal (Sabir, 2005). Selain itu, variasi kandungan

kimia propolis juga ditentukan oleh tempat dan waktu propolis

tersebut dikumpulkan (Syamsudin et al., 2009). Menurut

Bankova et al. (2000), komposisi dan kandungan kimia propolis

sangat beragam sesuai dengan sumber pohon, jenis lebah, musim,

dan daerah geografis propolis tersebut berasal. Umumnya propolis

terdiri dari campuran resin dan balsem 50%, lilin 30%, minyak

esensial 10%, pollen 5%, serta senyawa organik dan mineral 5%

(Ramos dan Miranda, 2007). Penelitian terhadap propolis yang

berasal dari 15 daerah yang berbeda di Rusia menunjukkan hasil

yang hampir sama, yaitu resin 50-55%, lilin 30%, minyak esensial

8-10%, dan bahan padat 5% (Sabir, 2005).

Propolis berwarna kuning sampai coklat tua, bahkan ada

yang transparan. Perbedaan warna tersebut dipengaruhi oleh

kandungan flavonoidnya. Pada suhu di bawah 15°C, propolis keras

(18)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7

umumnya meleleh pada suhu 60-69°C dan beberapa sampel

mempunyai titik leleh di atas 100°C (Woo, 2004).

Kandungan kimia propolis yang penting dalam bidang

farmakologi adalah flavonoid, senyawa fenolat, serta senyawa

aromatik. Senyawa flavonoid yang ada pada propolis di antaranya

adalah flavonol (galangin, kaemferol, kuersetin), flavanon (naringin,

naringenin, hesperetin), isoflavon (genistein), serta flavon (chrysin,

apigenin, luteolin) (Chang et al., 2002). Beberapa senyawa fenolat

yang ada di antaranya adalah hidroksisinamat, asam sinamat, dan

asam ferulat. Berbeda dengan komposisi kimianya, nilai nutrisi yang

dikandung propolis sangat sedikit, yaitu berasal dari protein, asam

amino, mineral, gula, dan vitamin dalam jumlah kecil seperti vitamin

A, B1, B2, B6, C, dan E (Khismatullina, 2005).

Menurut Bankova (2005), kandungan kimia pada propolis

dari berbagai negara tergantung dari iklim daerah asalnya.

Komponen pada daerah beriklim sedang seperti di Eropa, Amerika

Utara dan daerah non tropis di Asia, Amerika Selatan, dan di New

Zealand, kandungan utamanya adalah flavonoid aglikon, asam

aromatik dan esternya. Komponen pada daerah beriklim tropis dan

subtropis seperti Amerika Selatan banyak mengandung flavonoid

dan komponen terkait seperti flavon, flavonol, chalcone,

(19)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

8

Kandungan aktif propolis juga dipengaruhi oleh letak

geografis dan sumber tumbuhan (Kumazawa et al., 2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sulaiman et al. (2011),

didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan sifat fisik dan kandungan

kimia pada propolis yang diambil dari lima daerah yang berbeda

secara geografis di Irak. Keragaman sifat tersebut diakibatkan oleh

perbedaan perubahan musim, flora lokal, dan vegetasi tempat

tumbuhnya tanaman.

Valencia et al. (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh

dari musim terhadap komposisi kimia dan aktivitas biologis propolis

di Sonoran Meksiko. Bahan propolis mentah dikumpulkan pada

setiap musim selama setahun yaitu pada musim semi, musim panas,

musim gugur, dan musim dingin. Dari penelitian tersebut didapatkan

hasil bahwa perubahan musim mengakibatkan perbedaan jumlah

propolis yang dapat dipanen dan sifat antikanker pada propolis.

Musim panas menghasilkan jumlah propolis terbanyak dan musim

dingin menghasilkan jumlah propolis yang paling sedikit. Semua

sampel propolis Sonoran memiliki sifat menghambat pertumbuhan

sel kanker, namun sampel propolis pada musim semi memiliki

aktivitas menghambat pertumbuhan sel kanker yang tertinggi. Hal

tersebut dikarenakan sampel propolis musim semi memiliki sifat

(20)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9

dingin, musim panas, dan yang paling rendah adalah sampel propolis

pada musim gugur.

Menurut Fatoni et al. (2008) perbedaan jenis lebah juga

mempengaruhi jumlah propolis yang dihasilkan. Lebah madu Apis

mellifera menghasilkan propolis lebih sedikit daripada lebah madu

Trigona sp.

c. Ekstraksi Propolis

Menurut Apriyanti (2010), umumnya propolis diolah menjadi

ekstrak propolis terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut untuk

dipasarkan. Pietta dalam Susilo (2009) menyatakan bahwa propolis

mentah tidak dapat digunakan sebagai bahan baku dan harus

dimurnikan terlebih dahulu melalui proses ekstraksi dengan zat

pelarut. Hal ini disebabkan karena propolis mentah masih

mengandung berbagai bahan kontaminan seperti kayu, serbuk sari,

bahkan lebah yang sudah mati (Sforcin dan Bankova, 2011).

Metode ekstraksi propolis dapat mempengaruhi aktivitas

biologis flavonoid propolis (Coneac et al., 2008). Metode ekstraksi

yang umumnya digunakan saat ini adalah ekstrak padat, yaitu

ekstraksi dengan menggunakan etanol, metanol, dan air (Nagai et al.,

2002). Sforcin dan Bankova (2011) menyatakan bahwa pelarut yang

berbeda akan melarutkan komponen yang berbeda serta

mempengaruhi aktivitasnya. Meskipun propolis ekstrak etanol saat

(21)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

10

memberikan efek imunologis pada hewan maupun manusia sehingga

penelitian mengenai propolis ekstrak air semakin banyak dilakukan

(Nagai et al., 2002).

d. Sediaan

Sediaan propolis di pasaran dapat berupa propolis mentah

berbentuk bongkahan, bubuk, kapsul, dan tablet. Propolis juga

tersedia dalam bentuk cair dengan menambahkan pelarut seperti

alkohol dan air (Apriyanti, 2010).

e. Khasiat dan Penggunaan

Propolis memiliki banyak manfaat terutama di bidang

kesehatan yaitu: 1) bersifat antibakteri baik terhadap bakteri gram

positif maupun gram negatif; 2) bersifat antiinflamasi dan analgesik;

3) memiliki aktivitas antijamur, terutama terhadap spesies

dermatofita dan kandida; 4) meningkatkan imunitas tubuh; 5) bersifat

antioksidan karena mampu menangkap radikal bebas (Farre et al.,

2004; Lotfy, 2006). Propolis juga dapat menurunkan tekanan darah,

melindungi jaringan hati dan ginjal, mencegah terjadinya ulkus

lambung, dan mempertahankan kadar glukosa darah (Elkhayat et al.,

2009). Penggunaan propolis di bidang kedokteran gigi baru

dilaporkan beberapa tahun terakhir. Hasilnya menunjukkan bahwa

propolis dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengobatan

(22)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11

mencegah pembentukan plak; 2) mengobati ulserasi pada rongga

mulut; 3) mencegah terjadinya karies gigi (Sabir, 2005).

Propolis menunjukkan aktivitas antimikroba, baik secara

langsung pada berbagai mikroorganisme maupun secara tidak

langsung dengan memacu sistem imun tubuh. Propolis memacu

sistem imun dengan mengaktivasi makrofag dan meningkatkan

aktivitas micobicidal dari makrofag dan meningkatkan pembentukan

antibodi serta menunjukkan efek sinergis dengan obat-obatan

antimikroba (Sforcin, 2007).

Propolis disebut antibiotik alami karena kemampuannya

dalam menekan proses infeksi oleh bakteri. Kelebihan propolis

sebagai antibiotik alami dibandingkan dengan bahan sintetik adalah

lebih aman dan mempunyai efek samping yang relatif kecil. Selain

itu, propolis sebagai antibiotik mempunyai selektivitas yang tinggi.

Propolis hanya membunuh bakteri penyebab penyakit, sedangkan

bakteri yang berguna seperti flora usus tidak terganggu. Propolis juga

mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri seperti Bacillus

subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas

(23)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

12

2. Flavonoid

a. Pengertian

Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di

alam. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari

senyawa fenolik yang merupakan pigmen tumbuhan. Flavonoid

terdapat pada kebanyakan tumbuhan, biji, kulit buah atau kulit kayu,

dan bunga. Sejumlah besar tanaman obat juga mengandung

flavonoid. Flavonoid digolongkan berdasarkan struktur kimianya

menjadi flavonol, flavon, flavanon, isoflavon, antosianidin, dan

flavanol (Ross dan Kasum, 2002). Fungsi kebanyakan flavonoid

dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan yang dapat

menghilangkan efek perusakan oksigen dalam tubuh manusia

(Sunarni et al., 2007). Manfaat flavonoid lainnya adalah sebagai

antikanker, antitumor, dan kardioprotektor (Atmani et al., 2009).

b. Bioavailabilitas Flavonoid

Flavonoid yang berikatan dengan molekul gula dikenal

sebagai flavonoid glikosida, sementara flavonoid yang tidak

berikatan dengan molekul gula disebut flavonoid aglikon. Flavonoid

pada tanaman dan makanan berada dalam bentuk glikosida. Bakteri

usus biasanya memainkan peran penting dalam metabolisme dan

penyerapan flavonoid. Kemampuan seseorang untuk memetabolisme

flavonoid tertentu dapat bervariasi dan tergantung pada lingkungan

(24)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

13

c. Analisis Kandungan Flavonoid

Salah satu cara untuk menganalisis kandungan flavonoid

adalah dengan menggunakan UV spektrofotometri (Lin et al., 2000).

Terdapat beberapa metode UV spektrofotometri yang dapat

digunakan yaitu metode Folin-Ciocalteau, Prussian Blue, dan

o-Phenanthroline. Metode Folin-Ciocalteau merupakan metode yang

efektif dan cepat untuk propolis dengan konsentrasi komponen

fenolik yang tinggi, Prussian Blue merupakan metode yang cepat

dan sensitif untuk determinasi spektrofotometri dari total fenol,

sementara metode o-Phenanthroline membutuhkan prosedur yang

lebih lama supaya dapat memberikan hasil yang baik. Metode yang

direkomendasikan untuk mengukur kadar kuersetin adalah metode

Prussian Blue dan o-Phenanthroline, keduanya memberikan hasil

yang hampir sama dan tidak terdapat perbedaan yang terlalu

signifikan (Gonzalez et al., 2003).

3. Kuersetin

a. Pengertian

Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang

termasuk senyawa kelompok flavonol (Schor, 2010). Flavonol

banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Selain kuersetin,

jenis flavonol lain yang terdapat pada propolis adalah kaemferol dan

galangin. Variasi flavonol disebabkan oleh perbedaan lokasi dari

(25)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

14

termasuk kuersetin mempunyai ikatan 3-hydroxyflavone. Penentuan

flavonol termasuk dalam jenis kuersetin, kaempferol atau galangin

tergantung pada lokasi gugus phenolic-OH (Kelly, 2011).

Gambar 2.1 Struktur Kimia Kuersetin (Mao et al., 2009)

International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)

menetapkan nomenklatur dari kuersetin adalah 3, 3’, 4’, 5,

7-pentahydroxyflavone. Kuersetin mempunyai gugus OH yang terikat

pada posisi 3, 5, 7, 3’, dan 4’. Perbedaan kuersetin dan kaemferol

adalah kaemferol tidak mempunyai gugus OH pada posisi 3’.

Sedangkan perbedaan kuersetin dan galangin adalah galangin tidak

mempunyai gugus OH pada posisi 3’ dan 4’ (Kelly, 2011).

Terdapat dua macam kuersetin yaitu kuersetin aglikon dan

kuersetin glikosida. Kuersetin aglikon adalah kuersetin yang kurang

berikatan dengan gula dan berwarna kuning limau. Kuersetin aglikon

seluruhnya tidak larut dalam air dingin, dan kurang larut di air panas,

tetapi larut dalam alkohol. Kuersetin glikosida terbentuk dengan

(26)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

15

rutinosa) sebagai pengganti salah satu gugus OH (umumnya pada

posisi 3). Ikatan dengan gugus glikosil dapat mengubah kelarutan,

penyerapan dan efek In Vivo dari kuersetin. Adanya gugus glikosil

menyebabkan peningkatan kelarutan terhadap air dibandingkan

dengan kuersetin aglikon (Hollman dalam Kelly, 2011).

Kuersetin selain ditemukan pada propolis juga banyak

ditemukan pada berbagai macam buah-buahan dan sayuran seperti

apel, beri, anggur, bawang, tomat, teh, dan kacang. Kebanyakan tipe

kuersetin pada makanan adalah kuersetin glikosida (Kelly, 2011).

b. Bioavailabilitas

Faktor yang paling berpengaruh terhadap absorpsi kuersetin

adalah ikatan alami kuersetin dengan gula, kelarutan oleh etanol,

lemak, dan emulsi. Kuersetin glikosida ditemukan lebih banyak pada

makanan dibandingkan dengan kuersetin aglikon. Saat kuersetin

glikosida dimakan, gugus glikosil dapat dilepaskan selama dikunyah,

dicerna, dan diabsorpsi. Enzim di dalam mulut dan usus dapat

menghidrolisis kuersetin glikosida menjadi kuersetin aglikon. Bukti

lain juga mendukung kontribusi mulut dan bakteri usus dalam

hidrolisis ini (Scholz dan Williamson, 2007). Menurut Meng (2004),

bentuk aglikon kuersetin lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk

glikosida. Daya absorpsi kuersetin glikosida berbeda dikarenakan

(27)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

16

c. Kegunaan

Kuersetin memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia,

antara lain:

1) Antioksidan

Bukti penelitian pada hewan menunjukkan bahwa

kuersetin berpotensi sebagai antioksidan (Wiczkowski et al.,

2003). Antioksidan berfungsi untuk melindungi otak, jantung dan

berbagai jaringan dalam tubuh untuk mencegah iskemi,

penumpukan toksin serta berbagai faktor yang dapat

menginduksi stres oksidatif (Kelly, 2011; Abdelmoety et al.,

2010).

2) Antialergi

Kuersetin dapat menghambat pelepasan histamin dari sel

mast dan basofil sehingga berfungsi sebagai antialergi khususnya

pada alergi lewat jalan udara (Joskova et al., 2011).

3) Antikanker

Kuersetin juga memiliki beberapa mekanisme antikanker

seperti sebagai antioksidan, antiproliferatif, proapoptosis, efek

signaling sel, dan menekan faktor pertumbuhan (Aalinkeel et al.,

2008).

4) Kardioprotektor

Penambahan kuersetin mengurangi peningkatan hipertrofi

(28)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

17

(Han et al., 2009). Namun, suplementasi kuersetin pada makanan

tidak menunda onset atau mengurangi besarnya komplikasi

kardiovaskular yang berkembang pada tikus hipertensi

(Carlstrom et al., 2007). Beberapa studi epidemiologi telah

melaporkan hubungan antara asupan kuersetin dan penyakit

jantung koroner. Menurut Kelly (2011), risiko kematian karena

penyakit jantung dapat diturunkan secara signifikan dengan

asupan makanan yang mengandung kuersetin dengan jumlah

yang cukup tinggi.

5) Gastroprotektor

Hasil studi terhadap hewan didapatkan hasil efek protektif

kuersetin dalam melawan etanol yang dapat menginduksi ulserasi

lambung (Liu et al., 2008). Kuersetin juga dapat menghambat

pertumbuhan Helicobacter pylori secara In Vitro (Shin et al.,

2005). Pengobatan pada marmut yang terinfeksi H. pylori selama

15 hari dengan dosis 200 mg/kg kuersetin dapat menurunkan

infeksi H. pylori pada mukosa lambung dan mengurangi respon

inflamasi (Gonzales et al., 2008).

6) Antiinflamasi

Secara In Vitro, kuersetin dapat menghambat produksi

enzim cyclooxygenase (COX) yang merupakan enzim penyebab

(29)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

18

7) Antivirus

Penggunaan kuersetin bersama dengan acyclovir

meningkatkan potensi dalam melawan Herpes Simplex Virus dan

infeksi pseudorabies (Cushnie dan Lamb, 2005).

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :

: mempengaruhi

: menyebabkan

C. Hipotesis

Terdapat perbedaan kadar kuersetin pada propolis di pasaran wilayah

Surakarta.

Variasi kandungan kimia

Variasi kandungan kuersetin

Perbedaan kadar kuersetin Jenis tumbuhan

Propolis

Variasi kandungan propolis

Letak geografis Musim

Jenis lebah

(30)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi penelitian

Propolis yang dijual di pasaran wilayah Surakarta.

2. Sampel penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.

Purposive sampling merupakan metode pemilihan subjek atau sampel

berdasarkan atas ciri-ciri sifat tertentu yang berkaitan dengan

karakteristik populasi (Taufiqurahman, 2008). Dalam penelitian ini

didapatkan sampel sebanyak 6 merek propolis yang dijual di pasaran

(31)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

20

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik.

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:

N : Populasi propolis di Surakarta

S: Sampel propolis sebanyak 6 sampel dibedakan menjadi S1, S2, S3, S4,

S5, dan S6.

Q : Pengukuran kadar kuersetin pada masing-masing propolis

menggunakan UV-Vis spektrofotometer dengan metode Prussian Blue,

sehingga didapatkan hasil Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, dan Q6.

A : Analisis data.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : propolis

2. Variabel terikat : kadar kuersetin

(32)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

21

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Propolis

Propolis pada penelitian ini adalah propolis cair yang di jual di

pasaran wilayah Surakarta dengan kemasan botol. Sampel propolis

dipilih secara purposive sampling. Skala variabel adalah nominal.

2. Kadar Kuersetin

Kadar kuersetin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kadar

kuersetin yang terdapat dalam sampel propolis yang ditentukan dengan

UV-Vis spektrofotometer metode Prussian Blue. Kadar kuersetin

ditentukan dari nilai absorbansi sampel propolis pada UV-Vis

spektrofotometer kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi

linear yang diperoleh dari kurva kalibrasi kuersetin standar. Skala

variabel adalah rasio.

G. Alat dan Bahan

1. Alat

a) labu takar 10 mL, 100 mL, 250 mL; b) erlenmeyer tutup 100 mL, 250

mL; c) gelas beker 250 mL; d) pipet tetes; e) pipet mikro 0-10, 10-100,

100-1000 µ L; f) botol timbang; g) satu set spektrofotometer; h) kertas

saring; i) kain lap; j) sabun cuci; k) sikat tabung.

2. Bahan

a) kuersetin (1.10-3 s.d 2,98.10-3M); b) asam asetat; c) etanol 80%; d)

(33)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

22

0,1M/0,1M HCl; h) sampel propolis (propolis A, propolis B, propolis C,

propolis D, propolis E).

H. Cara Kerja

1. Menentukan standar kuersetin (302,236) dengan membagi kuersetin

standar menjadi enam kelompok ukuran yaitu: 0,00; 2,50; 5,00; 7,50;

10,00; 12,50 µg/mL.

2. Masing-masing kelompok ukuran kuersetin standar ditambahkan 400 µL

K3Fe(CN)6 0,0008M/0,1M HCl dan 400 µL FeCl3 0,1M/0,1M HCl lalu

diencerkan dengan etanol 80% menjadi 10 mL, setelah itu dikocok dan

tunggu selama 7 menit kemudian diamati absorbansi warna pada

UV-Vis spektrofotometer dengan panjang gelombang 700 nm.

3. Nilai absorbansi dicatat kemudian data yang didapat dibuat kurva

kalibrasi kuersetin standar absorbansi dan konsentrasi, dimana sumbu x

menunjukkan konsentrasi kuersetin standar dan sumbu y menunjukkan

nilai absorbansi.

4. Membagi sampel propolis menjadi enam kelompok yaitu: propolis 1

(P1), propolis 2 (P2), propolis 3 (P3), propolis 4 (P4), propolis 5 (P5),

dan propolis 6 (P6).

5. Masing-masing propolis diambil 10 µ L lalu diencerkan dengan etanol

80% menjadi 10 mL. Selanjutnya larutan diambil 100 µ L dan

ditambahkan 400 µL K3Fe(CN)6 0,0008M/0,1M HCl dan 400 µL FeCl3

(34)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

23

kemudian diamati absorbansi warna pada UV-Vis spektrofotometer

dengan panjang gelombang 700 nm.

6. Ulangi langkah ke 5 sebanyak lima kali untuk tiap sampel propolis.

7. Nilai rata-rata kadar kuersetin tiap sampel propolis kemudian dihitung

dengan menggunakan persamaan regresi linear yang diperoleh dari kurva

kalibrasi kuersetin standar.

8. Kadar kuersetin antara propolis 1 (P1), propolis 2 (P2), propolis 3 (P3),

propolis 4 (P4), propolis 5 (P5), dan propolis 6 (P6) kemudian

dibandingkan dengan menggunakan uji statistik.

I. Teknik Analisis Statistik

Untuk melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji

normalitas data dengan menggunakan pengujian Shapiro-Wilk. Bila

didapatkan distribusi dan varians data yang normal, maka data yang

diperoleh dianalisis dengan uji statistik one way ANOVA. Uji ANOVA

(Analisis of Variant) digunakan untuk membandingkan mean lebih dari dua

kelompok. Jika data tidak terdistribusi secara normal dan varians tidak sama,

maka dilakukan uji Kruskal-Wallis. Untuk memudahkan analisis data

tersebut digunakan program komputer SPSS (Statistical Product and Service

(35)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Penentuan Standar Kuersetin dan Kurva Kalibrasi Kuersetin Standar

Penentuan standar kuersetin dilakukan dengan menggunakan UV- Vis

spektrofotometer metode Prussian Blue. Metode Prussian Blue merupakan

metode yang cepat dan sensitif untuk determinasi spektrofotometri dari total

fenol, dan merupakan metode yang direkomendasikan untuk mengukur

kadar kuersetin (Gonzalez et al., 2003). Pada penelitian ini, kuersetin standar

dibagi menjadi enam kelompok ukuran yaitu: 0,00; 2,50; 5,00; 7,50; 10,00;

12,50 µg/mL. Selanjutnya masing-masing kelompok ukuran kuersetin

standar ditambahkan reagen Prussian Blue yaitu 400 µL K3Fe(CN)6

0,0008M/0,1M HCl dan 400 µL FeCl3 0,1M/0,1M HCl. Pada saat kuersetin

direaksikan dengan reagen Prussian Blue akan dihasilkan larutan berwarna

biru. Semakin tinggi konsentrasi kuersetin yang digunakan, maka warna biru

yang dihasilkan akan semakin pekat. Setelah itu campuran kuersetin dengan

reagen Prussian Blue diamati absorbansinya dengan UV-Vis spektrofometer

(36)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

25

Tabel 4.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kuersetin pada UV-Vis Spektrofotometer

Konsentrasi (µg/mL) Absorbansi (A)

0,00

Berdasarkan hasil pengukuran di atas, dapat dibuat kurva kalibrasi

antara absorbansi dengan konsentrasi. Pembuatan kurva kalibrasi ini

berguna untuk membantu menentukan kadar kuersetin pada sampel propolis

melalui persamaan regresi dari kurva kalibrasi (Gambar 4.1). Dari gambar

4.1 dapat dilihat bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi

yang mengikuti persamaan regresi linier. Dari pemeriksaan larutan standar

kuersetin didapatkan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi y = 0,023x -

0,008 dan harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,993. Nilai r yang mendekati

1 membuktikan bahwa persamaan regresi tersebut adalah linier.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

26

B. Penentuan Kadar Kuersetin pada Sampel Propolis di Pasaran Wilayah Surakarta

Konsentrasi kuersetin pada sampel propolis dapat ditentukan dengan

mengukur nilai absorbansi masing-masing sampel propolis dengan

menggunakan UV-Vis spektrofotometer, kemudian nilai absorbansi tersebut

dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear y = 0,023x - 0,008 yang

diperoleh dari kurva kalibrasi kuersetin standar.

Penelitian ini menggunakan sampel propolis dari pasaran wilayah

Surakarta sebanyak 6 macam sampel yakni propolis 1, propolis 2, propolis 3,

propolis 4, propolis 5, dan propolis 6. Dari masing-masing sampel akan

dilakukan percobaan sebanyak lima kali dengan tiap percobaan diambil

sampel sebanyak 10 µL. Selanjutnya masing-masing sampel propolis

ditambahkan reagen Prussian Blue yaitu 400 µL K3Fe(CN)6 0,0008M/0,1M

HCl dan 400 µL FeCl3 0,1M/0,1M HCl. Pada saat sampel propolis

direaksikan dengan reagen Prussian Blue akan dihasilkan larutan berwarna

biru. Semakin tinggi konsentrasi kuersetin pada propolis yang digunakan,

maka warna biru yang dihasilkan akan semakin pekat. Setelah itu, campuran

larutan diamati absorbansinya dengan UV-Vis spektrofometer dengan

menggunakan panjang gelombang 700 nm. Langkah selanjutnya adalah

menentukan kadar kuersetin yang terdapat pada sampel propolis dengan

menggunakan persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi kuersetin standar.

Hasil perhitungan kadar kuersetin rata-rata disajikan dalam tabel 4.2. Setelah

(38)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

27

Tabel 4.2 Kadar Kuersetin Rata-rata pada Sampel Propolis di Pasaran Wilayah Surakarta

Sampel propolis Kadar kuersetin Mean ± Sd (µg/mL)

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu harus dilakukan uji

normalitas data dengan menggunakan pengujian Shapiro-Wilk. Apabila

didapatkan distribusi dan varians data yang normal, maka data yang

diperoleh dianalisis dengan uji statistik one way ANOVA. Uji ANOVA

(Analisis of Variant) digunakan untuk membandingkan mean lebih dari dua

kelompok. Apabila data tidak terdistribusi secara normal dan varians tidak

sama, maka dilakukan uji Kruskal-Wallis.

C. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas yang digunakan adalah pengujian Shapiro-Wilk karena

sampel yang digunakan kurang dari atau sama dengan 50.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

28

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, didapatkan hasil nilai probabilitas (p)

untuk semua sampel propolis lebih dari 0,05, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa variabel kadar kuersetin berdistribusi normal.

D. Hasil Uji Varians Data

Tabel 4.4 Hasil Uji Varians Data (Homogeneity of Variance Test) Levene

Statistic

df1 df2 Sig

2.109 5 24 0.099

Hasil uji varians diperoleh nilai p = 0,099. Karena nilai p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kelompok data

yang dibandingkan atau dengan kata lain varians data adalah sama.

E. Hasil ANOVA

Hasil uji normalitas dan uji varians didapatkan distribusi data normal

dan varians data sama sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis dengan

uji statistik one way ANOVA. Pemilihan uji statistik one way ANOVA

dikarenakan hipotesis yang diuji merupakan hipotesis komparatif tidak

berpasangan dengan jumlah kelompok lebih dari dua kelompok.

(40)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

29

Hasil ANOVA diperoleh nilai p < 0,001 yang berarti paling tidak

terdapat perbedaan kuersetin yang bermakna pada dua kelompok. Untuk

mengetahui pada kelompok mana terdapat perbedaan yang bermakna harus

dilakukan analisis Post Hoc.

Hasil analisis Post Hoc pada lampiran 1 diperoleh hasil p < 0,05,

dengan demikian perbedaan kadar kuersetin berbeda secara bermakna pada

(41)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

Perbedaan kadar kuersetin yang bermakna pada tiap sampel propolis yang

beredar di pasaran wilayah Surakarta menandakan bahwa terdapat banyak faktor

yang dapat mempengaruhi kandungan kuersetin pada propolis. Kandungan

kuersetin pada propolis dipengaruhi oleh faktor letak geografis, perbedaan musim,

iklim, jenis tumbuhan, jenis lebah, dan jenis pelarut.

Komposisi dan kandungan aktif propolis dipengaruhi oleh letak geografis

asal propolis (Kumazawa et al., 2004). Propolis yang beredar di pasaran wilayah

Surakarta berasal dari Indonesia dan luar negeri yakni dari Australia, Inggris,

Selandia Baru, dan Brazil. Perbedaan letak geografis asal propolis berpengaruh

terhadap perbedaan jenis tumbuhan, jenis lebah, musim, dan iklim sehingga

menyebabkan berbagai macam variasi komposisi dan kandungan kimia propolis.

Menurut Bankova et al. (2000), komposisi dan kandungan kimia propolis sangat

beragam sesuai dengan sumber pohon, jenis lebah, musim, dan daerah geografis

propolis tersebut berasal. Menurut Sabir (2005), komposisi dan kandungan kimia

propolis sangat bervariasi dan erat hubungannya dengan jenis tumbuhan dimana

propolis tersebut berasal. Komposisi propolis terdiri dari campuran resin, balsam,

lilin, minyak esensial, senyawa organik dan mineral dari tumbuhan, sehingga

perbedaan jenis tumbuhan akan menyebabkan perbedaan komposisi bahan

(42)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

31

Menurut Fatoni et al. (2008) perbedaan jenis lebah juga mempengaruhi

jumlah propolis yang dihasilkan. Perbedaan jenis lebah menyebabkan perbedaan

air liur dan enzim lebah sehingga akan mempengaruhi kandungan kimia dan

komposisi propolis yang dihasilkan.

Perbedaan musim dan iklim asal propolis akan menyebabkan perbedaan

kandungan flavonoid dan jumlah propolis yang dipanen. Menurut Valencia et al.

(2012) perbedaan musim mempengaruhi kandungan kimia dan jumlah propolis.

Propolis pada musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin

menunjukkan perbedaan jumlah propolis yang dapat dipanen dan kandungan

kimia pada propolis. Menurut Bankova (2005), kandungan kimia pada propolis

dari berbagai negara tergantung dari iklim daerah asalnya. Propolis yang berasal

dari daerah beriklim sedang, tropis, dan, subtropis memiliki kandungan flavonoid

yang berbeda.

Metode ekstraksi propolis dapat mempengaruhi aktivitas biologis flavonoid

pada propolis (Coneac et al., 2008). Perbedaan jenis pelarut juga akan

menyebabkan perbedaan kandungan kimia propolis, karena pelarut yang berbeda

akan melarutkan komponen yang berbeda serta mempengaruhi aktivitasnya

(Sforcin dan Bankova, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan daerah

asal propolis menyebabkan adanya perbedaan kadar kuersetin pada propolis. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa kandungan

kuersetin pada propolis berbeda-beda antara propolis satu dengan yang lainnya,

(43)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

32

Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan, salah satunya dalam hal

penentuan sampel penelitian. Pada penelitian ini hanya didapatkan sampel

propolis sebanyak 6 macam sampel dikarenakan adanya keterbatasan waktu dalam

pencarian sampel. Selain itu, dalam penelitian ini belum secara lengkap

membahas mengenai faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kandungan

(44)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

33 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Terdapat perbedaan kadar kuersetin pada propolis di pasaran wilayah

Surakarta.

B. Saran

1. Pencarian sampel penelitian diusahakan dalam waktu yang lebih lama

agar didapatkan sampel yang lebih representatif.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan

faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kandungan kuersetin pada

Gambar

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kuersetin Standar  .............................................
Tabel 4.4HasilUjiVarians Data (Homogeneity of Variance Test) ....................... 28
Gambar 2.1 Struktur Kimia Kuersetin (Mao et al., 2009)
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Aspek struktural yang dapat mempengaruhi produktivitas kelapa sawit antara lain ialah : kebijakan peningkatan produktivitas dan mutu kelapa sawit, pengembangan industri hilir

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan oleh peneliti sebagaimana yang sudah disajikan pada tabel 7 menyatakan bahwa variabel kepercayaan merek memiliki signifikansi

Keponakan”Q yang paling lucu dan imut (Rafli, Fikri, Ocha, Rayhan, dan Azza), kalian semua adalah malaikat” kecilku yang selalu menghibur tante. Terkadang kalian semua suka

Pemeriksaan RT PCR dapat mendeteksi sampel positif virus dengue yang diambil sejak hari pertama sakit sampai hari ketujuh. Setelah hari ketujuh, pemeriksaan RT

Bila para buruh memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka mereka akan lebih mampu mengendalikan perasaan mereka, memahami perasaan orang lain, dan memotivasi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh bahwa penjual BBM pertamini dan penjual BBM eceran di Sukabumi Bandar Lampung telah menggunakan alat takar literan yang

https://www.google.co.id/amp/s/erlisbudiarti.wordpres.com/2013/03/21/manajemen- layanan-perpustakaan/amp/.. tetapi juga melakukan pendaftaran anggota perpustakaan, memberikan

89 2015 therefore inspired a strong reaction from the Ministry of Environment and Forestry, environmental watchdog groups, and responsible businesses, including