• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlibatan Ayah dalam Pembentukan Kara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keterlibatan Ayah dalam Pembentukan Kara"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Keterlibatan Ayah dalam Pembentukan Karakter pada Anak

Oleh : Rizka Amalia Ramadhana (5545155116) Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, UNJ

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005), “ayah” adalah orang tua laki-laki seorang anak. Dalam hubungannya dengan sang anak, seorang “ayah“ bisa merupakan anak kandung (ayah secara biologis) atau ayah angkat. Ayah merupakan gelar yang diberikan kepada seorang pria apabila pria itu sudah memiliki anak terlepas anak itu anak kandung ataupun anak angkat. Dalam hubungan kekerabatan kata ayah memiliki pengertian sebagai seorang kepala keluarga yang diharapkan membawa kesejahteraan bagi keluarganya (Tambunan, 2010).

Ayah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam keluarga. Keluarga bukan hanya tanggung jawab para Ibu, sementara tanggung jawab Ayah hanyalah sekedar mencari nafkah. Baik Ayah maupun Ibu, semuanya menjalani peran-multi di dalam keluarga. Ayah dan Ibu memiliki perannya masing-masing dalam pembentukan karakter pada anak.

Peran ayah sangat dibutuhkan dalam pembentukan karakter baik pada diri anak. Kurangnya peran ayah dalam keluarga dan keterlibatan ayah dalam mendidik anak, ternyata berdampak terhadap kondisi psikologis seorang anak serta dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan dimasa yang akan datang terutama saat anak tersebut memasuki fase remaja.

Sekolah yang diharapkan mampu membantu proses pembentukan karakter pada anak tidak mungkin bisa mencapai tujuannya jika tidak ada bantuan dari keluarga yang seharusnya menjadi tempat pertama untuk belajar dan membentuk karakter diri. Disinilah peran orangtua sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pembentukan karakter pada anak.

(2)

tawuran, dan berbagai bentuk pelanggaran karakter lainnya. Bahkan, sudah tidak ada lagi rasa malu bagi remaja saat melakukan pelanggaran norma dan etika di depan umum.

Data Sensus Nasional dan Kementerian Agama Kota Bogor menyebutkan tingkat kehamilan dan pernikahan usia remaja di tahun 2013 semakin meningkat. Tercatat, 1.626pasangan menikah di usia yang masih sangat dini, dan terdapat 90 pasangan yang mengajukan dispensasi usia pernikahan di pengadilan agama kota Bogor kelas 1B (Kabar Bogor,15-08-2014).

Hasil survey ini di dukung juga dengan hasil dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat dari 5.465 responden, sebanyak 87% mengaku sudah tidak perawan, bahkan 56%-nya mengaku sudah pernah melakukan aborsi. Seperti yang diberitakan di harian Merdeka (8 Mei 2014), berdasarkan razia yang dilakukan oleh satgas pelajar kota Bogor, dari 40 anak yang terjaring razia, 10 di antaranya ditangkap karena terbukti sering membawa senjata tajam dan mengumpulkan video porno di dalam handphone-nya. Beberapa kebiasaan ini yang pada akhirnya membuat karakter mereka menjadi remaja tanpa toleransi dan kehilangan etika. Berdasarkan catatan dari Komnas HAM, kasus tawuran di Indonesia pada 2011 tercatat 339 kasus dimana 82 orang pelajar meninggal dunia akibat tawuran (Lodaya Post, 08-03-2012). Satuan Petugas pengawasan pelajar kota Bogor juga mendata, dari tahun 2011 hingga tahun 2014, khusus di kota Bogor 28 orang menjadi korban tewas dalam aksi tawuran pelajar, dan jumlah korban ini akan terus meningkat setiap tahunnya, karena aksi tawuran pada tahun 2011 sampai 2012 saja meningkat pesat hingga 128 kasus (Satgas Pelajar Bogor, dalam Lodaya Post, 08-03-2012).

(3)

Menurut Vera dan Putri (dalam Abdullah, tanpa tahun) peran ibu terkait merawat (caretaking) dan memberi kasih sayang (nurturance) lebih berhubungan dengan pengasuhan dan perawatan fisik. Sementara ayah, erat dengan interaksi bermain dan menjelajah, ayah berkaitan dengan segi rasional anak sementara ibu berkaitan dengan emosional.

Keterlibatan seoraang ayah dalam memberikan pengasuhan dan berinteraksi dengan anaknya akan memberikan pengaruh yang besar pada diri sang anak, hal ini akan terjadi bila sang anak menerapkan pola pengasuhan yang positif serta mencontohkan perilaku-perilaku yang baik. Lain halnya yang akan terjadi bila sang ayah menerapkan pola asuh yang negatif dan seringnya melakukan hukuman fisik terhadap anak. Anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan dirinya akan memiliki kemampuan sosial dan kognitif yang baik, sedangkan anak yang ayahnya tidak terlibat dalam pengasuhan dirinya biasanya mempunyai tingkat percaya diri yang dan kognitif yang rendah.

Keterlibatan ayah dalam pola asuh memberi dampak positif pada anak. Ayah memberikan warna tersendiri dalam pembentukan karakter anak. Ikatan ayah anak juga mampu meningkatkan kemampuan adaptasi anak, anak menjadi tidak mudah stres atau frustrasi sehingga lebih berani mencoba hal-hal yang ada di sekelilingnya. Dan dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa keterlibatan ayah adalah perilaku ikut serta ayah dalam pengasuhan anak mencakup aspek kognitif, afektif, dan tingkah laku.

Referensi :

Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan, Vol. 4 No.1, April 2015

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari. ©Neng Iramaya 2015 Universitas

Kegiatan Usaha Pertanian, Perdagangan Umum, Pengangkutan, Perindustrian dan Jasa Atau Pelayanan Jumlah Saham yang ditawarkan 240.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai

a) Menumbuhkembangkan keberanian pada Anak-anak; upaya yang dimaksud adalah untuk membiasakan pada anak-anak sejak diri untuk berani menolak apabila ada seseorang yang memperlakukannya

Jika sesuai, Junior Analyst pelayanan pelanggan membuat dan mencetak dokumen TUL I-01 (permohonan pasang baru) rangkap dua. 4) Calon pelanggan mengecek TUL I-01

Imbauan pesan dakwah yang digunakan Ustaz Slamet Junaidi dalam mewujudkan masyarakat cinta Alquran, dengan menggunakan teknik analisis metode perbandingan tetap

Kendala yang dihadapi oleh seorang Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Kurangnya profesionalisme

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bagaimana gambaran pengungkapan tanggung jawab sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa faktor situasional (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah asal, lingkungan sosial masyarakat), maupun faktor psikologis