• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cyberbullying dalam Sudut Pandang Etika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cyberbullying dalam Sudut Pandang Etika"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.

Salah satu perkembangan teknologi yang sering digunakan dan dibutuhkan semua kalangan masyarakat adalah komputer. Dengan computer seseorang dapat dengan mudah mempergunakannya, tetapi dengan adanya komputer seseorang menggunakannya dengan ada hal yang positif dan negatif.

Salah satu dampak negatih internet adalah muncul perilaku Cyberbullying. Cyberbullying juga merupakan suatu topik penting yang perlu diperhatikan dan perlu di diskusikan. Permasalahan ini merupakan salah satu masalah yang sangat serius dan harus dipikirkan bagaimana cara mengatasi permasalahan ini. Cyberbullying merupakan suatu aktivitas didunia maya menggunakan media internet untuk mengejek, menyela dan mengeluarkan kata - kata yang tidak pantas dan semena-semena terhadap seseorang. Biasanya penyerangan ejekan dari beberapa orang atau kelompok terhadap seseorang. Media yang sering dijadikan terjadinya cyberbullying yaitu facebook, youtube, dan twitter.

(2)

nyatanya adalah kasus yang dialami oleh Amanda Todd yang melakukan bunuh diri pada Oktober 2012 <m.kabarcepat.com>. Ia adalah gadis berusia 15 tahun asal Vancouver yang sudah mengalami cyberbullying selama 3 tahun. Sebelum ia melakukan bunuh diri, ia merekam video berdurasi 9 menit tentang dirinya sambil memegang kertas bertuliskan “Saya tidak memiliki siapapun. Saya membutuhkan seseorang.”. Berita ini sempat menjadi bahan pembicaraan bahkan trending topics di twitter.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan tentang definisi Cyberbullying

2. Menjelaskan faktor yang mendorong Cyberbullying 3. Menjelaskan tentang aspek hukum Cyberbullying

C. METODE PENULISAN

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Cyber Ethics

Berikut ini adalah beberapa definisi Cyber ethics :

 Cyber ethics merupakan suatu aturan tak tertulis yang dikenal di dunia IT.

Suatu nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dipatuhi dalam interaksi antar pengguna teknologi khususnya teknologi informasi.

Microsoft memberikan pengertian "Cyberethics is the philosophic study

of ethics pertaining to computer networks, encompassing user behavior and what networked computers are programmed to do, and how this affects individuals and society" Jadi cyberethics adalah studi etika filosofis yang berkaitan dengan jaringan komputer, mencakup perilaku pengguna dan apa yang dilakukan oleh komputer yang terprogram dan saling terhubung, dan bagaimana hal ini mempengaruhi individu dan masyarakat

Ikeepsafe.org memberikan pengertian “Cyber-ethics is the discipline of using appropriate and ethical behaviors and acknowledging moral duties and obligations pertaining to online environments and digital media". Menurut pengertian ini, cyber-ethics adalah disiplin dalam menggunakan perilaku yang tepat dan etis dan mengakui kewajiban moral dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan secara online dan media digital

Kebutuhan akan cyberethics dan kegunaannya

Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah membentuk komunitas masyarakat tersendiri. Surat menyurat yang dulu dilakukan secara tradisional (merpati pos atau kantor pos) sekarang bisa dilakukan hanya dengan duduk dan

(4)

Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya adalah sebagai berikut:

 Bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.

 Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.

 Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.

 Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru didunia maya tersebut.

B. Definisi Cybercrime

Cybercrime adalah tindakan pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet (cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan pribadi. Secara teknik tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi on-line crime, dan cybercrime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun perbedaan utama antara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi publik (internet). Cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi.

The Prevention of Crime and The Treatment of Offlenderes di Havana, Cuba pada tahun 1999 dan di Wina, Austria tahun 2000, menyebutkan ada 2 istilah yang dikenal:

(5)

2. Cybercrime dalam arti luas disebut computer related crime, yaitu prilaku ilegal/ melanggar yang berkaitan dengan sistem komputer atau jaringan.

C. Definisi Cyberbullying

Bullying dapat didefinisikan sebagai aktivitas berulang (the activity of repeated), perilaku agresif (aggressive behavior) dimaksudkan untuk menyakiti (to hurt ) orang lain, secara fisik maupun mental (physically or mentally). Bullying juga ditandai dengan perilaku individu dengan cara tertentu untuk menguasai orang lain (gain power over another person).

(Besag, V. E. (1989) Bullies and Victims in Schools. Milton Keynes, England: Open University Press)

Bullying menggunakan kekerasan (force) atau paksaan (coercion) untuk menyalahgunakan (abuse) atau mengintimidasi (intimidate) orang lain. Hal ini dapat mencakup pelecehan verbal (verbal harassment) atau ancaman (threat), serangan fisik atau paksaan (physical assault or coercion) dan dapat diarahkan berulang kali (repeatedly towards) kepada korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan (ability). Jika bullying dilakukan oleh sebuah kelompok, itu disebut mobbing. Korban bullying kadang-kadang disebut sebagai “target“.

Cyberbullying dalam pemahaman hukum (menurut definitions.uslegal.com) adalah :

 Aktivitas menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara disengaja, berulang, mengandung permusuhan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk melukai orang lain (kelompok atau indvidu).

 Penggunaan teknologi komunikasi untuk tujuan merugikan orang lain

(6)

 “Proses menggunakan internet, ponsel atau perangkat lain untuk

mengirim atau mengirim teks atau gambar yang dimaksudkan untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain”. (The National Crime Prevention Council)

Kasus pelanggaran Cyber ethics yang pernah terjadi, diantaranya adalah Cyberbulying, contoh kasus diantaranya adalah :

Contoh kasus 1 :

Jakarta – Cyberbullying yang terjadi adalah intimidasi atau pelecehan melalui internet atau ponsel. Korban akan dihina atau diancam melalui pesan singkat atau situs jejaring sosial. Hal tersebut dilakukan agar korban merasa dalam bahaya.

Kasus cyberbullying ini contoh nyatanya terjadi pada putra aktris Ayu Azhari. Pada akhir Oktober 2010, Ayu mengungkapkan putra sulungnya mendapat ancaman melalui internet dari seorang anak pejabat militer melalui Facebook. Tak hanya mengancam, si anak pejabat militer itu juga menghina Ayu.

Cyberbullying ini tentu saja tidak hanya terjadi pada anak Ayu. Ada anak-anak lainnya yang bisa jadi korban kejahatan ini.

Contoh kasus 2 :

(7)

YouTube tentang tindakan bully yang dialaminya sebelum ia ditemukan tewas di rumahnya, Kanada. Ia telah menerima perlakukan cyber bullying (pelecehan di dunia maya) selama 3 tahun. Oleh karena itu kasus seperti cyberbullying ini tidak boleh dianggap remeh karena banyak sekali korban yang terlah direngut nyawanya, alangkah lebih baiknya penggunaan kata-kata terhadap seorang harus lebih diperhatikan dan lebih dipilih agar tidak menimbulkan keresahan terhadap pihak lain.

Sumber http://komunikasi.us/index.php/course/15-komunikasi-teknologi-dan-masyarakat/2649-hubungan-etika-dengan-lingkup-media

D. Jenis-jenis cyberbullying

Jenis-jenis cyberbullying bermacam-macam, diantaranya :.

Flaming bersifat frontal dan bersifat memaki-maki secara langsung.

Harassment berupa pengiriman pesan secara berulang-ulang dan ditujukan untuk mengganggu.

Cyberbullying secara Denigration adalah perusakan nama baik dan reputasi seseorang.

Impersonation adalah membuat diri kita seolah-olah adalah orang lain, dan menyalahgunakan nama orang tersebut. Biasanya ini digunakan untuk mengirim dan menampilkan kata-kata atau hal-hal yang buruk agar seolah-olah orang yang digunakan namanya tersebut yang berbuat salah.

Outing dan Trickery sama-sama menyebarkan rahasia orang. Bedanya, Trickery didahului dengan menipu seseorang untuk memperoleh rahasia orang tersebut, lalu menyebarkannya.

Exclusion dilakukan dengan cara mengeluarkan orang dari suatu kelompok online, memojokkan, dan menjauhkan.

(8)

dilakukan orang dewasa untuk kepentingan tertentu dan dapat dikategorikan sebagai kriminalitas.

E. Faktor Pendorong cyberbullying

Menurut Education.com, terdapat 4 faktor yang mendorong melakukan cyberbullying,

diantaranya :

- Perasaan mendapat popularitas ketika melakukan cyberbullying. Para pelaku

cyberbullying ingin menunjukan kekuatan yang mereka miliki lebih dari teman-temannya, tentunya tanpa keraguan untuk menyakiti orang lain. - Terkadang, para pelaku cyberbullying ini hanya ingin membalas kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh teman lama mereka melalui sosial media. 61% remaja melakukan

cyberbullying berlandaskan faktor tersebut.

- Remaja yang kecanduan internet memiliki peluang yang lebih besar untuk melakukan

cyberbullying.

- Mempunyai sarana penggunaan internet secara personal juga menimbulkan peluang yang besar untuk melakukan cyberbullying.

Trolling juga bias menjadi faktor yang mendorong melakukan cyberbullying . Trolling yaitu perilaku yang sering terjadi di forum online dan halaman Facebook dengan memberikan komentar terus-menerus (bombardir komentar) yang berisi penghinaan, provokasi atau ancaman.

F. Aspek Hukum Cyberbullying

(9)

Sedangkan Pasal 310 ayat (2) menyatakan bahwa “Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukan atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Dari kedua pasal tersebut, maka Pasal 310 ayat (2) dinilai lebih cocok untuk menuntut para pelaku cyber bullying. Namun memang disini tidak ditegaskan mengenai apa yang dimaksud dengan “muka umum.”

Pertanyaan mengenai apakah dunia maya termasuk dalam kategori “muka umum” sudah dijawab dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/PUU-VI/2008, dimana Mahkamah berpendapat bahwa “Penghinaan yang diatur dalam KUHP (penghinaan off line) tidak dapat menjangkau delik penghinaan dan pencemaran nama baik yang dilakukan di dunia siber (penghinaan on line) karena ada unsur ”di muka umum”. Mahkamah juga menambahkan bahwa “memasukkan dunia maya ke dalam pengertian “diketahui umum”, “di muka umum”, dan “disiarkan” sebagaimana dalam KUHP, secara harfiah kurang memadai, sehingga diperlukan rumusan khusus yang bersifat ekstensif yaitu kata “mendistribusikan” dan/atau “mentransmisikan” dan/atau “membuat dapat diakses”.

Pada dasarnya, KUHP memang dibentuk jauh sebelum perkembangan teknologi dunia maya dicetuskan. Maka, dalam rangka mengakomodasi pengaturan mengenai dunia maya dan segala hal yang berkaitan dengannya, dibentuklah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam undang-undang ini, terdapat pasal-pasal yang lebih sesuai untuk menjerat para pelaku cyber bullying. Undang-undang ini menerapkan larangan dan sanksi pidana antara lain bagi: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan (Pasal 27 ayat 1), muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik (Pasal 27 ayat 3), muatan pemerasan dan/atau

(10)

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), (Pasal 28 ayat 2); Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi (Pasal 29) Ancaman bagi pelaku tindak pidana diatas dapat dikenakan hukuman 6-12 tahun penjara dan denda satu-dua miliar rupiah.

G. Dampak Cyberbullying

Cyber bullying juga merupakan perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendahkan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja, baik yang dilakukan secara online atau melalui telepon seluler. Cyber bullying memanfaatkan pesan SMS, email, instant messaging (IM), blog, situs jejaring sosial, atau halaman web untuk mengganggu, mempermalukan dan mengintimidasi anak. Bentuknya bermacam-macam, seperti menyebarkan isu-isu palsu, memposting fotofoto memalukan, pelecehan seksual, ancaman hingga tindakan yang berbuntut pemerasan. Beberapa kasus di luar negeri, korban dari cyber bullying ini banyak yang akhirnya bunuh diri.

Kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman sepantaran melalui media cyberatau internet cyberbullying sering kali depresi, merasa terisolasi, diperlakukan tidak manusiawi, dan tak berdaya ketika diserang,selain itu kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan kekerasan secara fisik

(11)

membolos, lari dari rumah, dan bahkan minum minuman keras atau menggunakan narkoba.

Tanda-tanda seseorang korban cyber bullying

1. Emosi seseorang menjadi berubah drastis seperti marah atau sedih yang berlebihan setelah menggunakan ponsel atau ber-internet.

2. Seseorang menarik diri dari teman-teman atau kegiatan yang biasa mereka jalankan.

3. Nilai sekolah turun, atau merasa tidak puas dengan sekolah atau kelas tertentu.

4. Menunjukkan tanda-tanda depresi yang tidak biasa. 5.

Merespon Cyber Bullying

1. Simpan atau cetak bukti-bukti cyber bullying. 2. Identifikasi pelaku cyber bullying.

3. Ajukan keluhan kepada provider internet atau operator ponsel. 4. Mintalah pelaku cyber bullying untuk menghentikan aksinya.

5. Hubungi orang tua pelaku cyber bullying. Ceritakan dengan jelas apa yang telah terjadi. Tunjukkan bukti-bukti, dan kalau perlu beri peringatan bahwa Anda akan mengambil langkah hukum jika tidak aksi cyber bullying tersebut tidak dihentikan.

6. Hubungi pihak sekolah anak Anda jika cyber bullying terjadi di sekolah, seperti guru dan kepala sekolah, sehingga dapat diambil langkah protektif untuk menghentikan tindakan cyber bullying tersebut.

7. Jika cyber bullying sudah mengarah ke tindak kekerasan, pemerasan atau seksual, segera hubungi pihak kepolisian.

(12)

Berikut adalah beberapa upaya pencegahan cyberbullying :

 Berusaha untuk selalu mencermati dan mempelajari jenis jejaring sosial yang akan anda gunakan.

 Pikirkan secara matang mengenai wujud pemikiran yang akan anda tuangkan dalam jejaring sosial. Hindari segala bentuk penghinaan, pemojokan, pengejekan dan/atau diskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu; khususnya terhadap orang-orang di sekitar anda seperti teman, rekan, atasan atau bahkan orang yang tidak anda kenal namun masih berada dalam lingkungan kehidupan anda.

 Hindari pula segala pernyataan yang bersifat provokatif dan sensitif (seperti SARA), mengingat masyarakat Indonesia sangat beragam.

 Jika tidak diperlukan, hindari mencantumkan data pribadi seperti nama

lengkap, alamat lengkap dan nomor telepon karena dapat lebih membuka akses yang lebih luas bagi pelaku cyber bullying.

 Hindari memasang foto pribadi yang bersifat seronok karena dapat

menjadi sasaran manipulasi foto dan objek penghinaan dan cemooh bagi para cyber bullying.

 Bagi orang tua, awasi dengan cermat dan seksama penggunaan internet,

khususnya jejaring sosial oleh anak-anak, meskipun mereka telah beranjak dewasa.

 Jangan terpancing untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan cyber

bullying, meskipun atas ajakan teman sehingga akan melahirkan persengkongkolan untuk memojokan seseorang.

 Laporkan segala bentuk indikasi awal cyber bullying.

(13)

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai manusia yang beradab, dalam menyikapi dan menggunakan teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian mengambilnya sebagai penyambung mata rantai kebaikan terhadap sesama, kita juga mesti pandai melihat mana yang buruk dan merugikan bagi orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau memberantasnya jika hal itu ada di hadapan kita. Kita juga harus menghindari sikap pelanggaran cyber etich.

Cyberbullying adalah “Proses menggunakan internet, ponsel atau perangkat lain untuk mengirim atau mengirim teks atau gambar yang dimaksudkan untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain”. (The National Crime Prevention Council)

Untuk cyberbullying sendiri memang belum diatur dalam hukum di Indonesia. Namun terdapat pasal – pasal dalam KUHP yang mungkin relevan dengan cyberbullying. Pasal-pasal KUHP yang relevan dalam mengatur delik cyber bullying ini adalah yang tercantum dalam Bab XVI mengenai Penghinaan, khususnya Pasal 310 ayat (1) dan (2).

B. SARAN

(14)

keterbatasan kami dalam segala hal termasuk dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik atau saran yang membangun kami.

Cyberbullying adalah bentuk pelanggaran yang mestinya kita hindari atau kita berantas keberadaannya. Dengan makalah ini, kami berusaha untuk memberikan informasi tentang Cyberbullying. Kami berharap kita semua menjadi pengguna media informasi yang bijak dan sesuai aturan tanpa melakukan pelanggaran apapun.

(15)

Besag, V. E. (1989) Bullies and Victims in Schools. Milton Keynes, England: Open University Press

http://www.microsoft.com/security/online-privacy/cyberethics-practice.aspx http://www.ikeepsafe.org/educators/more/c3-matrix/cyber-ethics/

http://tiketikaprofesi.blogspot.com/2012/11/pengertian-etika-dan-cyber-ethics.html

http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/01/25/cyberbullying-dan-cyberstalking-dalam-pemahaman-sederhana--522828.html

http://hukum.kompasiana.com/2013/01/21/aspek-hukum-dan-pencegahan-cyber-bullying-527409.html

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat keras keluaran atau Output device yaitu peralatan yang berfungsi untuk menampilkan data, instruksi dan informasi dalam bentuk teks, grafik atau gambar..

Kode Etik Akuntan Indonesia mensyaratkan bahwa dalam menyusun atau menyajikan informasi, Akuntan harus melakukannya dengan cara yang tidak dimaksudkan untuk menyesatkan

Perangkat keras keluaran atau Output device yaitu peralatan yang berfungsi untuk menampilkan data, instruksi dan informasi dalam bentuk teks, grafik atau gambar..

Modul kamera bekerja layaknya mata manusia yang berfungsi untuk menangkap gambar atau cahaya dari objek luar untuk dapat dimasukkan ke perangkat (komputer,

Selanjutnya klik tanda plus (tambah) untuk menambahkan fitur lainnya untuk memperjelas materi seperti teks, gambar, video, suara, dan menyematkan link dari internet.

Yang menarik dari pertanyaan ini adalah bahwa, sebagai seorang pemimpin, nabi Sulaiman mencari person yang memiliki kompetensi untuk melakukan suatu pekerjaan,

 FTP : File transfer protocol adalah protokol (antarmuka) yang digunakan untuk men-transfer, mengirim atau menerima file dari internet..  FAQ

Router Router adalah suatu perangkat keras pada jaringan komputer yang berfungsi untuk menguhungkan beberapa jaringan komputer agar dapat mengirim data melalui jaringan atau internet