• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Analisis Kurikulum Pendidikan Di Id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Analisis Kurikulum Pendidikan Di Id"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KURIKULUM

Dosen pengampu: Saiful Bahri, S.Ag

Disusun oleh :

1. Dwi Ernawati (2814133047) 2. Dwi Jayanti Endriani (2814133049) 3. Elva Mai Liana (2814133055)

TMT - 3B

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa meridhoi kami.Atas taufik dan hidayah serta ridho-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Kurikulum” guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan baik dan tepat waktu.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyyah menuju zaman Islamiyyah.

Tak lupa penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Saiful Bahri, S.Ag selaku dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.

2. Admisi IAIN Tulungagung yakni tenaga kerja perpustakaan yang telah memberi ijin untuk meminjam buku sebagai tambahan referensi.

3. Serta semua pihak yang ikut berpertisipasi untuk menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan yang kami buat dalam pembuatan makalah ini. Saran dan kritik senantiasa kami harapkan dalam menyempurnakan yang dimuat dalam makalah ini.

Tulungagung, 24 Oktober 2014

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Kurikulum...2

B. Landasan Kurikulum...2

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum...4

D. Pendekatan Kurikulum...6

E. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)...11

F. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan...17

G. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum...24

BAB III PENUTUP...25

A. Kesimpulan...25

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihn alam pendidikan dan/atau pelatihan. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).

Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dala merealisasikannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum? 2. Apa saja landasan kurikulum?

3. Apa prinsip pengembangan kurikulum? 4. Bagaimana pendekatan kurikulum?

5. Bagaimana Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)? 6. Bagaimana Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP)? 7. Apa saja faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum? C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian kurikulum.

2. Mengetahui landasan kurikulum.

3. Mengetahui prinsip pengembangan kurikulum

4. Mengetahui pendekatan kurikulum.

5. Mengetahui tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

6. Mengetahui tentang Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP).

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kurikulum

Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.

Kurikulum formal meliputi :

 Tujuan pelajaran, umum dan spesifik.

 Bahan pelajaran yang tersusun sistematis.

 Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya.

 Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai.

Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal. Yang termasuk kurikulum tak-formal ini antara lain: pertunjukan sandiwara, pertandingan antarkelas atau antarsekolah, perkumpulan berbagai hobby, pramuka, dan lain-lain.1

B. Landasan Kurikulum 1. Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan merupakan aktivitas berpikir tinggi dalam pencarian teori dan praktik pendidikan. Permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan bukanlah masalah ketidakjelasan konseptual melainkan pada masalah-masalah nyata dalam praktik pendidikan terutama yang berkaitan dengan kurikulum dan implementasi kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum perlu mengacu pada falsafah kehidupan bangsa Indonesia, dalam arti, kurikulum dikembangkan berdasarkan

(6)

cita pembangunan bangsa Indonesia, yakni yang dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Kesepakatan nasional menetapkan Tujuan Pendidikan Nasional (Tupenas) adalah “… berkembangnya potensi peserta didik agar mejadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (UU-RI No.20 Tahun 2003 pasal 3).2

2. Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan mencoba member kontribusinya ke dalam pendidikan dengan mengkaji beberapa karateristik subjek pendidikan dari beberapa aspek psikologi. Pertama, psikologi perkembangan yang mengkaji tentang perubahan progresif yang terjadi pada manusia. Ada beberapa kaidah perkembangan manusia dalam pendidikan. Yaitu, sikap kritis, peran kematangan dan belajar, pola perkembangan, perbedaan individu, tahapan perkembangan, setiap tahap perkembangan memiliki resiko, rangsangan, pengaruh budaya, haran social pada etiap perkembangan, serta keyakinan tradisional. Kedua, psikologi belajar yang mengkaji bagaimana seseorang belajar baik secara individu maupun kelompok. Berbagai teori belajar yang ditemukan tampaknya masih relevan untuk dipertimbangkan dalam proses pembelajaran.3

3. Masyarakat dan Budaya

S. Nasution mengemukakan: “Mendidik anak dengan baik hanya mungkin jika kita memahami masyarakat tempat mereka hidup. Oleh karena itu, setiap Pembina Kurikulum harus senantiasa mempelajari keadaan, perkembangan, kegiatan, dan aspirasi masyarakat. Melalui pendidikan manusia memperoleh peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban masa sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Kebudayaan suatu bangsa akan berkembang sebagai fungsi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu melibatkan ketiga sentra pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.4

4. Orientasi ke Masa Depan

2 Tedjo Narsoyo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.

(Bandung: 2010), hlm.22.

(7)

Kurikulum perlu dikembangkan berdasarkan tujuan0tujuan yang ingin dicapai dan termanifestasikan dalam pribadi-pribadi peserta didik, baik perilaku maupun sika. Profil manusia yang diharapkan terbentuk melalui pendidkan dan interaksi dengan masyarakat. Yurmaini Mainuddin (1994:41) memprioritaskan pembekalan sifat-sifat kreatif, berprakarsa dan mampu memcahkan masalah yang dihadapi oleh para lulusan.5

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Selama terjadinya perkembangan dan pengembangan kurikulum sekolah di Indonesia, masing – masing mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berbeda. Namun sasaran yang hendak dicapai adalah sama, yaitu dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan Pancasila dan UUD 45 yang diacukan pada kerangka dasar pembangunan nasional yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara.6

a. Prinsip Relevansi

Relevansi adalah kesesuaian, keserasian pendididkan dengan tuntutan masyarakat. Pendidikan dikatakan relevan jika hasil pendidikan tersebut berguna secara fungsional bagi masyarakat.

Masalah relevansi pendidikan dengan masyarakat :

1. Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik

Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum atau dalam menetapkan bahwa pengajaran yang diajarkan hendaknya dipertimbangkan atau disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar peserta didik.

2. Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang

Apa yang diajarkan kepada peserta didik pada saat ini hendaknya bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, kurikulum hendaknya disesuaikan dengan apa yang terjadi dimasa yang akan datang.

3. Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja

5 Ibid., hlm. 40.

(8)

Disamping relevensi dari isi pendidikan, hal yang dipertimbangkan relevansinya adalah berkenaan dengan relevansi segi kegiatan belajar. Kurangnya relevansi segi kegiatan belajar ini sering mengakibatkan sukarnya lulusan dalam menghadapi tuntutan dari dunia pekerjaan.

4. Relevensi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan begitu cepat. Oleh karena itu, pendidikan harus dapat menyesuikan diri dan bahkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. b. Prinsip-Prinsip Efektivitas dan Efesiensi

1. Prinsip Efektivitas

Efektivitas mengajar guru terutama berkenaan dengan sejauh mana kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektifitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan sangat berpengaruh pada efektivitas pencapaian tujuan pengajaran (pendidikan) yang telah ditetapkan. Efektivitas belajar peserta didik terutama berkenaan dengan sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar. Kemampuan peserta didik dalam menguasai tujuan yang telah ditetapakan oleh guru secara optimal sangat bergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan suasana pelajaran yang kondusif.

2. Prinsip Efesiensi

Efesiensi merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan pengeluaran (berupa waktu, tenaga, dan biaya) yang diharapkan paling tidak menunjukkan hasil yang seimbang. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan kurikulum atau proses belajar-mengajar, maka proses belajar-mengajar dikatakan efesiensi jika usaha, biaya dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut dapat merealisasikan hasil yang optimal.

c. Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)

Kurikulum sebagai wahana belajar yang dinamis perlu dikembangkan teus menerus dan berkesinambunagn dalam pengembangan kurikulum yang menyangkut saling hubungan dan saling menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi.

(9)

1. Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah diajarkan di sekolah sebelumnya.

2. Bahan pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu dajarkan lagi di sekolah yang tinggi.

d. Prinsip Fleksibilitas

Prinsin fleksibilitas menunjukkan bahwa kurikulum adalah tidak kaku. Tidak kaku arti bahwa ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak. Oleh karena itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan dan lingkungannya.

e. Prinsip Berorientasi pada Tujuan

Prinsip berorientasi pada tujuan bahwa sebelum bahan ditentuan maka langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah menentukan tujuan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar segala jam dan kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh peserta didik maupun guru dapat benar-benar terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tersebut.

f. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup

Prinsip pendidikan seumur hidup mengandung implikasi lain, yaitu agar sekolah tidak saja memberi pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan pada peserta didik tamat dari sekolah namun juga memberikan bakal kemampuan untuk dapat menumbuhkembangkan diri sendiri.

g. Prinsip dan Model Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, yaitu dengan jalan mengadakannya terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil yang telah dicapai untuk melakukan perbaikan, pemnatapan, dan pengembangan lebih berlanjut.7

D. Pendekatan Kurikulum

Para ahli kurikulum selama ini telah mendapatkan sejumlah pendekatan umum dalam pengembangan kurikulum masing-masing berdasarkan fokus utama tertentu. Cara penggolongan oleh para ahli itu agak berlainan, namun apa yang dikemukakan di sini boleh dikatakan telah mencakup kebanyakan dari pendekatan utama dewasa ini.8

1. Pendekatan Bidang Studi (Pendekatan Subjek atau Disiplin Ilmu)

(10)

Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau matapelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum, misalnya matematika, sains, sejarah, geografi, atau IPA, IPS, dan sebagainya seperti yang lazim kita dapati dalam sistem pendidikan kita sekarang di semua sekolah dan universitas.

Yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Pendekatan ini paling mudah dibandingkan dengan pendekatan lainnya oleh sebab disiplin ilmu telah jelas batasannya dan karena itu lebih mudah mempertanggung jawabkan apa yang diajarkan.

2. Pendekatan Interdisipliner

Banyak usaha telah dijalankan selama ini untuk mendobrak tembok pemisah yang dibuat-buat antara berbagai matapelajaran atau disiplin ilmu yang terdapat dalam pendekatan bidang studi. Masalah-masalah dalam kehidupan tidak hanya melibatkan satu disiplin, akan tetapi memerlukan berbagai ilmu secara interdisipliner.

Ada bebarapa pendekatan interdisipliner dalam pengembangan kurikulum: a. Pendekatan “Broad-Field

Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin atau matapelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Pendekatan broad-field ini juga dapat digunakan agar siswa memahami hubungan yang kompleks antara kejadian-kejadian di dunia.

b. Pendekatan kurikulum inti (Core Curiculum)

Kurikulum ini banyak persamaannya dengan broad-field, karena juga menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum diberikan berdasarkan suatu masalah sosial atau personal. Untuk memecahkan masalah itu digunakan bahan dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah itu.

Kurikulum ini berusaha menghilangkan tembok pemisah yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa dapat menerapkan secara fungsional pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dari berbagai disiplin ilmu guna memecahkan masalah sosial personal masa kini.

c. Pendekatan Kurikulum Inti di Perguruan Tinggi

(11)

layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar. Pengetahuan umum ini layak dimiliki tiap mahasiswa lepas dari jurusan yang dipilihnya.

d. Pendekatan Kurikulum Fusi

Kurikulum ini men-fusi-kan atau menyatukan dua (atau lebih) disiplin tradisional menjadi bidang studi baru, misalnya: geografi + geologi +botani + arkeologi menjadi earth sciences.

Semua pendekatan Interdisipliner mempunyai tujuan yang sama, yakni agar mengajar-belajar lebih relevan dan bermakna serta lebih mudah dipahami dalam konteks kehidupan kita.

3. Pendekatan Rekonstruksionisme

Pendekatan ini juga disebut Rekonstruksi Sosial karena memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat.

Dalam gerakan rekosnstruksionisme ini terdapat dua kelompok utama yang sangat berbeda pandangannya tentang kurikulum, yakni:

a. Rekonstruksionisme konservatif.

Aliran ini menginginkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat.

b. Rekonstruksionisme radikal.

Pendekatan ini berpendapat bahwa banyak negara mengadakan pembangunan dengan merugikan rakyat kecil yang miskin yang merupakan mayoritas masyarakat.

Kedua pendirian yang saling bertentangan ini mempunyai unsur kesamaan. Masing-masing berpendirian bahwa misi sekolah ialah untuk mengubah dan memperbaiki masyarakat. Sedangkan perbedaannya terletak dalam definisi atau tafsiran masing-masing tentang “perbaikan” dan cara pendekatan terhadap masalah itu.

4. Pendekatan Humanistik

(12)

Pendekatan humanistik dalam kurikulum didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan sepenuhnya.

b. Siswa yang diturut sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pelajaran akan merasa bertanggung jawab atas keberhasilannya.

c. Hasil belajar akan meningkat dalam suasana belajar yang diliputi oleh rasa saling mempercayai, saling membantu, saling mempedulikan dan bebas dari ketegangan yang berlebihan.

d. Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar memberi tanggungjawab kepada siswa atas kegiatannya belajar dan memupuk sikap positif terhadap “apa sebab” dan “bagiamana” mereka belajar.

e. Kepedulian siswa akan pelajaran memegang peranan penting dalam penguasaan bahan pelajaran itu.

f. Evaluasi diri bagian penting dalam proses belajar yang memupuk rasa harga diri.

5. Pendekatan “Accountability”

Accountability atau pertanggungjawaban lembaga pendididkan tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini tampil sebagai pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan. Namun, menurut bnayak pengamat pendidikan accountability ini telah mendesak pendidikan dalam arti yang sebenarnya menjadi latihan belaka. Akuntabilitas yang sistematis pertama kalinya diperkenalkan Frederick Taylor kelak dikenal sebagai “scientific management” atau manajemen ilmiah, menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu tertentu. Tiap pekerja bertanggung jawab atas penyelesaian tugas itu.

(13)

Para pengritik mengemukakan, bahwa pada umumnya standar yang ditentukan hanya mengenai pengetahuan kognitif dan ketrampilan tingkat rendah dan gagal merumuskan dan mengukur dimensi yang lebih tinggi seperti berpikir kritis, kreativitas, dan aspek-aspek afektif.

Dalam usaha mengembangkan standar yang dapat dipertanggung jawabkan, pendekatan kurikulum beralih ke arah apa yang disebut sistem yang tertutup atau model latihan.

6. Pendekatan Pembangunan Nasional Pendekatan ini mengandung tiga unsur: a. Pendidikan kewarganegaraan.

Berorientasi pada sistem politik negara yang menetukan peranan, hak dan kewajiban tiap warganegara.

Dalam masyarakat demokratis, warganegara dapat dimasukkan dalam tiga kategori;warganegara yang apatis, warganegara yang pasif, warganegara aktif. b. Pendidikan Pembangunan Nasional

Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Untuk itu harus diadakan proyeksi kebutuhan tenaga kerja yang cermat. Sistem pendidikan diatur sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan tenaga kerja menurut spesifikasi yang tgelah diproyeksikan dalam batas kemampuan keuangan negara. Para pengembang kurikulum bertugas untuk mendisain program yang sesuai dengan analisis jabatan yang akan diduduki.

c. Pendidikan Ketrampilan untuk Kehidupan Praktis

Ketrampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari-hari dapat dibagi dalam beberapa kategori yang tidak hanya bercorak ketrampilan kan tetapi juga mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yakni:

1) Ketrampilan untuk mencari nafkah dan rangka sistem ekonomi suatu negara.

2) Ketrampilan untuk mengembangkan masyarakat.

3) Ketrampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum. 4) Ketrampilan sebagai warga negara yang baik.

(14)

E. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

1. Konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi

a. Pengertian Kompetensi dan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

b. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi

Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi; dan pengembangan sistem pembelajaran.

Karakteristik KBK memiliki enam karakteristik sebagai berikut, 1. Sistem belajar dengan modul

2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar 3. Pengalaman lapangan

4. Strategi individual personal 5. Kemudahan belajar

6. Belajar tuntas

c. Asumsi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dalam kurikulum berbasis kompetensi, asumsi merupakan parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan dispesifikasikan. Sedikitnya terdapat tujuh asumsi yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi.

1. Banyak sekolah yang memilki sedikit guru profesional, dan tidak mampu melakukan proses pembelajaran secara optimal

2. Banyak sekolah yang hanya mengkoleksi sejumlah mata pelajaran dan pengalaman

(15)

4. Peserta didik memilki potensi yang berbeda dan bervariasi

5. Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal 6. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-kompetensi

potensial yang tersusun secara sistematis

7. Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan berbagai kemungkinan kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensinya secara optimal9

2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi a. Tingkat pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) seperti pengembangan pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu tingkat nasional, tingkat lembaga, tingkat bidang, dan tingkat satuan bahasan (modul). b. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum

Pendekatan seseorang terhadap kurikulum akan merefleksikan pandangannya tentang dunia, termasuk didalamnya pandangan tentang kenyataan, nilai, dan pengetahuan yang dianutnya. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum mempunyai arti yang sangat luass. Hal tersebut bisa berarti penyusunan kurikulum baru, bisa juga penyempurnaan terhadap kurikulum yang sedang berlaku. Untuk melakukan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan pengembangan kurikulum.

1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Sistem Pengelolaan 2. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Fokus Sasaran 3. Pendekatan Kompetensi

4. Keterkaitan KBK dengan Pendekatan Lain 5. Keunggulan KBK

c. Prinsip-prinsip pengembangan KBK

Sesuai dengsn kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung, maka dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip:1.Keimanan, nilai,dan budi pekerti luhur, 2. Penguatan integritas nasional, 3. Keseimbangan etika, logika, estetika dan

(16)

kinestatika, 4. Kesamaan memperoleh kesempatan; 5. Abad pengetahuan dan teknologi informasi; 6. Pengembangan ketrampilan hidup; 7. Belajar sepanjang hayat; 8. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif; dan 9. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan.

d. Pengembangan struktur KBK

Pengembangan struktur kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan struktur kurikulum, dan mendiskripsikan mata pelajaran.

3. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga pesrta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dalam garis besarnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.10

a. Pengembangan program

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, serta program bimbingan dan konseling.

b. Pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran hakekatnya adalah proses interaksi antara peseta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes, proses, dan post tes. 1) Pre tes (tes awal)

Pada umumya pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan pre tes. Fungsi pre tes ini antara lain dapat dikemukaan sebagai berikut:

a) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar

b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

(17)

c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.

d) Untuk mengatahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik dan perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus.

2) Proses

Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaiman tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.

3) Post tes

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes. Fungsi post tes antara lain dapat dikemukaan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan.

b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik serta yang belum dikuasainya.

c. Untuk mengetahui peserta didik-peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial.

d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul

4) Evalausi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertivikasi,benchmarking dan penilaian program. 5) Peningkatan kualitas pembelajaran11

Dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK), terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut antara lain peningkatan aktifitas dan kreatifitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, dan peningkatan motivasi belajar. 4. Perbedaan peserta didik dalam KBK

(18)

Terdapat lima perbedaan peserta didik yang perlu diperhatikan dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK), yaitu sebagai berikut :

a. Perbedaan tingkat kecerdasan b. Perbedaan kreatifitas

c. Perbedaan cacat fisik d. Kebutuhan peserta didik

e. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif f. Pengelompokan peserata didik dalam KBK

5. Reformasi sekolah dalam rangka implementasi KBK

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan, termasuk reformasi sekolah. Reformasi sekolah merupakan suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu pendidikan.

1. Perlunya reformasi sekolah

Perlunya reformasi sekolah dapat dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berlangsung setiap saat, begitu cepatnya perkembangan tersebut. Oleh karena itu sekolah dikondisikan agar dapat mengikuti perkembangan dan perubahan tersebut, hal ini jelas perlu adanya pembaruan sekolah.

2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam reformasi sekolah

a. Tujuan dan sasaran pendidikan nasional dalam pembangunan bukan hanya untuk menciptakan golongan elit dan kaum intelektual, melainkan membentuk manusia Indonesia secara utuh melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya pada masa mendatang.

b. Peserta didik merupakan subjek sekaligus objek pendidikan. Perubahan perilaku peserta didik ditentukan oleh pengalaman belajarnya disamping faktor-faktor bawaan (hereditas).

c. Mendidik merupakan pekerjaan profesional, memberikan petunjuk bahwa tidak setiap orang dapat melaksanakan profesi mendidik (pendidik).

(19)

Sekolah hendaknya tidak terpisah dari masyarakat. Oleh karena itu, dalam modernisasi pengelolaan sekolah para pelaksana pendidikan hendaknya bekerja sama dengan sektor-sektor lain di masyarakat yang telah menjalankan usaha modernisasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.

b. Modernisasi guru

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap efektifitas sekolah, guru perlu mendapat perhatian yang utama. Baik buruknya kurikulum pada akhirnya bergantung pada aktifitas dan kreatifitas guru dalam menjabarkan dan merealisasikan kurikulum tersebut.

4. Perencanaan reformasi sekolah

5. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam KBK

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam implentasi kurikulum berbasis kompetensi antara lain menyangkut tenaga guru, sumber belajar, bahasa pengantar, pendidikan budi pekerti, dan akselerasi belajar.

6. Beberapa inovasi dalam KBK 1. Kepala sekolah

Keberhasilan KBK sangat ditentukan oleh kepala sekolah dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menselaraskansemua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

2. Guru

Di samping kepala sekolah, guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan implementasi KBK, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar. Agar implementasi KBK berhasil memperhatikan perbedaan individual, maka guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Mengurangi metode ceramah

b. Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik c. Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya d. Bahan harus dimodifikasi dan dipercaya

(20)

F. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian Kurikulum

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KTSP merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan pendidikan. Dengan demikian, melalui KTSP ini pemerintah berharap jurang pemisah yang semakin menganga antara pendidikan dan pembangunan, serta kebutuhan dunia kerja deapat segera diatasi. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).12

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut. a. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk

mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.

b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

2. Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.13

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

3. Landasan Pengembangan KTSP

(21)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut.

 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

 Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

 Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan  Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no. 22

dan 23.14

4. Karakteristik KTSP

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut:15

a. Pemberian Otonomi Luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan. b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi.

c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional. d. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan.

5. Kerangka Dasar Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. Kelompok matapelajaran agama dan akhlak mulia.

b. Kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. c. Kelompok matapelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Kelompok matapelajaran estetika.

e. Kelompok matapelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.

(22)

Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistik, sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mempengaruhi pemahaman dan penghayatan peserta didik, dan semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan.16

6. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegitan pembelajaran. Struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah mencakup struktur kurikulum pendidikan umum, pendidikan kejuruan dan pendidikan khusus.17

a. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum

Struktur kurikulum pendidikan umum terdiri dari struktur kurikulum SD/MI, struktur kurikulum SMP/MTs, dan struktur kurikulum SMA/MA.

b. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Mata pelajaran Dasar Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Implikasi dari struktur kurikulum di atas adalah sebagai berikut:

1) Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaiakan dengan kebutuhan program keahlian.

2) Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaiakan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.

3) Pendidikan pada SMK/MAK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.

4) Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

(23)

5) Beban belajar pada SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.

6) Minggu efektif pada SMK/MAK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.

7) Lama penyelenggaraan pendidikan pada SMK/MAK tiga tahun, maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.

c. Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus

Struktur kurikulum dikembangkan untuk peserta didik berkelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial berdasarkan standar kompetensi lulusan, standar kompetensi kelompok mata peljaran, dan standar kompetensi mata pelajaran. Kurikulum Pendidikan Khusus terdiri atas 8 sampai dengan 10 mata pelajaran, muatan lokal, program khusus, dan pengembangan diri.

7. Mengembangkan KTSP

Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar.

Pengembangan KTSP mencakup beberapa tingkat, yaitu:18

a. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional

Kurikulum tingkat nasional dikembangkan dengan memperhatikan konteks pendidikan. Pada tingkat ini pengembangan kurikulum dibahas dalam lingkup nasional, meliputi jalur pendidikan sekolah dan laur sekolah, baik secara vertikal maupun horizontal. Pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini mencakup standar kompetensi lulsan (SKL) dan standar isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah.

b. Pengembangan KTSP

Pada tingkat ini dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

1) Menganalisis dan mengembangkan SKL dan SI.

2) Merumuskan visi dan missi, serta merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

(24)

3) Mengembangkan bidang studi-bidang studi yang akan diberikan utnuk merealisasikan tujuan tersebut.

4) Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan.

5) Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar.

c. Pengembangan Silabus

Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi.

2) Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam pembelajaran.

3) Mendeskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokkannya sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya,

4) Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya dan mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai dan sikap.

5) Mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Penyusunan silabus mengacu pada KTSP dan perangkat komponen-komponen yang dikembangkan berdasrkan standar kompetensi dan standar isi yang dikembangkan oleh BSNP.

d. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar. e. Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran)

Kurikulum aktual atau pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan pembelajaran. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum maka aktualisasinya sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembeljaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

(25)

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengethauan, teknologi dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan. f. Belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal.19

9. Strategi Pengembangan KTSP

Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP, diantaranya:20

a. Sosialisasi KTSP di sekolah.

b. Menciptakan suasana yang kondusif. c. Menyiapkan sumber belajar.

d. Membina disiplin.

e. Mengembangkan kemandirian kepala sekolah. f. Membangun karakter guru.

g. Memberdayakan staf.

10. Acuan Opersional Penyusunan KTSP

Acuan operasioanl penyusuna KTSP sedikitnya mencakup 12 poin, yakni:21

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak.

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

e. Tuntutan dunia kerja.

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. g. Agama.

h. Dinamika perkembangan global.

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. k. Kesetaraan Jender.

(26)

l. Karakteristik satuan pendidikan. 11. Proses Menyusun KTSP

Proses penyusunan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada di sekolah dan satuan pendidikan.

b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar. c. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.

Terdapat tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam proses penyusunan KTSP. a. Menentukan fokus atau kompetensi dasar.

b. Menentukan variabel atau indikator. c. Menentukan standar.

d. Membandingkan standar dan kompetensi. e. Menentukan kesenjangan yang terjadi.

f. Merencanakan target untuk mencapai standar.

g. Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target.22

12. Mengembangkan Komponen KTSP

Dalam garis besarnya KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.23

 Visi dan Misi

 Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan  Menyusun Kalender Pendidikan  Struktur muatan KTSP

 Silabus  RPP

13. Pengesahan KTSP

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas kabupaten atau kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite madrasah dan oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidsang agama.

(27)

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.24

F. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum

Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini. Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka. Untuk itu , mereka mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.

Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Di satu pihak, perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah menghasilkan diketemukannya teori-teori yang lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya teori dan cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas, dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan kurikulum.

Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. Dengan bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini.25

BAB III PENUTUP

24Ibid., hlm. 185

25 http://lilisdisdik.wordpress.com/2012/10/30/perubahan-kurikulum/ diunduh pada

(28)

A. Kesimpulan

1. Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

2. Landasan kurikulum digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, diantaranya yaitu landasan filsafat pendidikan, psikologi pendidikan, masyarakat dan budaya, serta orientasi ke masa depan.

3. Prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari prinsip relevansi, penddidikan dan tuntutan dunia kerja, efektivitas dan efisiensi, kesinambungan, fleksibilitas, orientasi pada tujuan, pendidikan seumur hidup, serta model pengembangan kurikulum. 4. Pendekatan kurikulum meliputi pendekatan bidang studi, interdisipliner,

rekonstruksionisme, humanistic, accountability, dan pembangunan nasional.

5. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

6. KTSP merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, dkk. Pengembangan Kurikulum. 1997. Bandung: CV Pustaka Setia. http://lilisdisdik.wordpress.com/2012/10/30/perubahan-kurikulum/

http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/ BAC_Pengkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Tulisan ini bertujuan mengungkapkan relevansi pemikiran Ibn Sahnûn mengenai kurikulum pengajaran pendidikan dasar Islam dengan praktik kurikulum pengajaran

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai diperdebatkan lagi.Kelompok yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih radikal disebut dengan kelompok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan Islam dalam Kurikulum 2013 di Indonesia dan Kurikulum 2008 di Thailand di tingkat sekolah menengah. Penelitian ini

Pada usia ini, anak sudah dapat menggambar sesuatu yang dia ingat, bukan hanya gambar yang dilihat, mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan

Perubahan kurikulum pendidikan nasional terus diupayakan yang bertujuan meningkatkan kualitas dan kompetensi dasar dalam pembelajaran, mulai dari kurikulum berbasis

Kajian ini bertujuan meneliti kurikulum halal yang diajar kepada murid-murid dengan menampilkan analisis dokumen kurikulum Pendidikan Islam terkini dalam Kurikulum

Analisis Kurikulum yang adad di Indonesia mulai dari jaman sebelum kemerdekaan sampai

Dengan menggunakan kurikulum 2013 sebagai patokan utama kurikulum yang digunakan di SMP Inklusif Galuh Handayani, maka menurut penuturan guru PAI disana bahwa mulai silabus sampai RPS