LAPORAN AKTUALISASI
NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA OLAHRAGA PARIWISATA DAN
KEBUDAYAAN KABUPATEN JEMBRANA
NAMA : NI LUH PUTU SUARDIYANTI, S.Pd. NIP : 19901022 201503 2 006
NDH : 23
INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN PEMUDA OLAHRAGA PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN
DIKLAT PRAJABATAN CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XIII
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA
Nama : Ni Luh Putu Suardiyanti, S.Pd.
NIP/NDH : 19901022 201503 2 006 / 23
Instansi : Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan
Jabatan : Staf Sub-Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
Judul : Laporan Aktualisasi Nilai - nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara
di Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Jembrana
Telah diperiksa dan disempurnakan berdasarkan masukan dan saran oleh mentor dan
coach untuk diseminarkan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali yang akan
dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016.
Denpasar, Maret 2016
Pembimbing/Coach, Mentor,
A.A. Rai Kartini, S.Sos., M.Si. I Gede Ketut Suharsana, S.Sos.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA
Nama : Ni Luh Putu Suardiyanti, S.Pd.
NIP : 19901022 201503 2 006
Instansi : Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan
Kebudayaan
Jabatan : Staf Sub-Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
Judul : Laporan Aktualisasi Nilai - nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil
Negara di Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Jembrana
Telah mengikuti seminar Laporan Aktualisasi Nilai – nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali yang dilaksanakan pada tanggal
29 Maret 2016.
Denpasar, Maret 2016
Pembimbing/Coach, Penguji,
A.A. Rai Kartini, S.Sos., M.Si. Drs. Ida Bagus Anom, M.Pd.
NIP. 19680107 198809 2 001 NIP. 19551231 197903 1 125
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Bali
Dr. Ida Bagus Sedhawa, S.E., M.Si.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
berkat rahmat-Nya “Laporan Aktualisasi Nilai - nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara
di Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana”
ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi rangkaian prosedur pendidikan dan pelatihan
prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil golongan III. Keberhasilan penyusunan laporan
aktualisasi ini tidak lepas dari usaha dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala
ketulusan hati diucapkan terimakasih kepada yang terhormat.
1. Bapak Dr. Ida Bagus Sedhawa, S.E., M.Si. sebagai Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Bali yang telah memberi dukungan dalam pengaktualisasian nilai
– nilai dasar Profesi Aparatur Sipil Negara;
2. Ibu A.A. Rai Kartini, S.Sos., M.Si. sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan memotivasi agar kegiatan yang diaktualisasikan senantiasa berjalan
dengan baik.
3. Bapak Drs. Ida Bagus Anom, M.Pd. sebagai penguji yang telah memberikan saran
dan dukungan terkait aktualisasi.
4. Bapak I Gede Ketut Suharsana, S.Sos. selaku Kasubbag Perencanaan Evaluasi dan
Pelaporan yang memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan nilai – nilai dasar Profesi Aparatur Sipil Negara dan memberikan masukan tentang proses
pelaksanaannya di lapangan.
5. Panitia Diklat Prajabatan golongan III provinsi Bali tahun 2016 yang telah banyak
memberikan bantuan dalam penyelesaian laporan ini.
6. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan peserta diklat prajabatan golongan III Kabupaten
Jembrana.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Denpasar, Maret 2016
v
BAB II GAMBARAN UMUM AKTUALISASI 2.1 Teori Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara ... 3
2.2 Profil Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan ... 12
2.3 Gambaran Umum Tugas Jabatan Peserta Diklat ... 15
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara ... 16
3.2 Jadwal Aktualisasi ... 32
vi
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Halaman 3.1 Rancangan Aktualisasi Nilai – nilai Dasar Profesi ASN ... 26 3.2 Jadwal Aktualisasi Nilai – nilai Dasar Profesi ASN ... 32 4.1 Daftar Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ... 34
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Tabel Halaman 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata
dan Kebudayaan ... 14
4.1 Proses pengolahan dan input data yang diserahkan bidang-bidang untuk
isian rencana kerja dinas ... 37
4.2 Rencana Kerja SKPD yang telah dibuat ... 37
4.3 Proses pengolahan dan input data yang diserahkan bidang-bidang untuk
isian indikator kinerja umum dinas ... 39
4.4 Indikator Kinerja Umum SKPD yang telah dibuat ... 40
4.5 Rapat pembahasan rancangan cascading dinas bersama kepala-kepala
bidang dan Kabag Ortal Setda ... 41
4.6 Proses penginputan dan revisi cascading ... 42
4.7 Print out cascading yang telah tersusun ... 42
4.8 Proses penginputan data dalam pembuatan rangkuman data pendidikan
sebagai pendukung penyusunan profil pendidikan ... 43
4.9 Rangkuman data pendidikan dan buku profil pendidikan ... 44
4.10Proses pendampingan pengisian data dapodik yang dilakukan oleh salah
satu Operator Dapodik Sekolah ... 45
4.11Mendampingan salah satu operator sekolah dalam memperbaharui versi
Dapodik ... 46
4.12Membantu salah satu operator yang kesulitan sinkronisasi data ... 46
4.13Proses pengumpulan, pemilihan dan merekap laporan monev masing-
viii
4.14Laporan monev dinas yang diserahkan ke Inspektorat ... 48
4.15Menerima lapor bulan dari SMP dan SMA/SMK ... 49
4.16Proses memilah lapor bulan sesuai jenjang pendidikandan menginput
data menjadi suatu rekap bulanan ... 50
4.17Dokumen rekap lapor bulan yang telah dibuat ... 50
4.18Mencatat surat masuk dan surat keluar secara manual dalam buku register
serta menginput data persuratan ke aplikasi pengelolaan arsip ... 51
4.19Buku register surat, bendel surat masuk dan surat keluar ... 52
4.20Memasukkan arsip surat ke dalam lemari arsip ... 52
4.21Mengarsipkan dokumen sesuai dengan jenis dokumen dan tanggal
penerbitannya ... 53
4.22Rak arsip dengan dokumen yang terpilah dan tertata di dalamnya ... 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 (Rencana Kerja SKPD)
2. Lampiran 2 (Indikator Kinerja Umum)
3. Lampiran 3 (Cascading Dinas)
4. Lampiran 4 (Rangkuman Data Pendidikan)
5. Lampiran 5 (Laporan Monev Dinas)
6. Lampiran 6 (Rekap Lapor Bulan Sekolah)
7. Lampiran 7 (Buku Register Surat)
8. Lampiran 8 (Form Bimbingan Aktualisasi)
9. Lampiran 9 (Rancangan Aktualisasi)
1
pada instansi pemerintah. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Sebagai Aparatur Sipil Negara, PNS mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Keberadaan ASN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita besar bangsa
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang diantaranya yaitu membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat
yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional
sebagaimana tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan.
Diklat prajabatan pola baru dilaksanakan dengan sistem internalisasi nilai-nilai
dasar profesi ASN yang diakronimkan sebagai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) kemudian dituangkan dalam suatu
dokumen yang disebut laporan aktualisasi nilai dasar sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat bekerja. Aktualisasi nilai dasar
merupakan suatu proses untuk membuat kelima nilai dasar (ANEKA) menjadi aktual atau
nyata terjadi serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di unit kerja, dalam hal
2 Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan. Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan
nilai dasar ANEKA, tugas pokok dan fungsi, serta visi misi dalam organisasi.
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang
penulis laksanakan ini antara lain sebagai berikut.
1.2.1 Penulis dapat memahami dan memaknai nilai-nilai dasar profesi yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) yang akan dituangkan dalam kegiatan aktualisasi.
1.2.2 Penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA dan memberikan
kontribusi kepada organisasi melalui kegiatan aktualisasi ini.
1.3 Lokus Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga
Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Jembrana yang beralamat di Jalan
Surapati No. 1 Negara, sebagai instansi tempat peserta diklat ditugaskan. Secara lebih
khusus, lokus kegiatan aktualisasi ini adalah pada Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan
Pelaporan (PEP) Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan yang
3 BAB II
GAMBARAN UMUM AKTUALISASI
2.1 Landasan Teori Nilai - Nilai Dasar Profesi ASN
Ada 5 (lima) nilai-nilai dasar profesi ASN yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas jabatan secara profesional sebagai pelayan masyarakat meliputi : 1) Akuntabilitas;
2) Nasionalisme; 3) Etika Publik; 4) Komitmen Mutu; dan 5) Anti Korupsi atau dapat
disingkat sebagai ANEKA. Penjelasan dari kelima nilai tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
2.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan sebuah kewajiban individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik antara
lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan antara kepentingan publik dengan sektor, kelompok dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan prilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintah.
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2015:8),
aspek-aspek tersebut terdiri dari:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki tanggung
jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens (dalam LAN RI, 2015:10)
4 a. untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akuntabilitas
vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas vertikal membutuhkan pejabat
pemerintah untuk melaporkan “ke bawah” kepada publik. Sedangkan akuntabilitas
horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Akuntabilitas ini
membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan “ke samping” kepada para pejabat lainnya dan lembaga negara.
Selain itu, menurut LAN RI (2015: 11), akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan
sebagai berikut.
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor
publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut.
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality);
b. Akuntabilitas proses (process accountability);
c. Akuntabilitas program (program accountability);
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Dalam pengambilan keputusan yang akuntabel, seorang PNS mengambil
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias.
b. Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process.
c. Akuntabel dan transparan.
d. Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif, dan efisien.
e. Berperilaku sesuai dengan standar sektor etika publik sesuai dengan
organisasinya.
5 Nilai-nilai sebagai upaya menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel antara lain :
a. Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain, adanya komitmen
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);
b. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan);
c. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang, kontrak, kebajikan, dan peraturan yang berlaku);
d. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas responsibilitas perseorangan dan
responsibilitas institusi);
e. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi);
f. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal – hal yang dapat dipercaya);
g. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas);
h. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
i. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas
merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai oleh PNS.
2.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya
(chauvinism). Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara politis nasionalisme berarti
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan
integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
professional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai
6 Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang harus
dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat
b. Memahami pluralitas
c. Berorientasi kepublikan yang kuat
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
2.1.3 Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015: 6). Integritas publik menuntut para
pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi
peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN,
2015: 7).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
7 g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Selanjutnya, perlu diketahui tentang nilai-nilai dasar etika publik
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Dimensi etika publik terdiri dari: 1) dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan; 2) dimensi
8 tindakan integritas publik (LAN, 2015:11). Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi
dasar untuk menjadi pelayan publik yang beretika. Etika publik menjadi sebuah
refleksi kritis yang mengarahkan nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, dan
kesetaraan yang dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan
diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa
menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan
publik adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia
namun juga di akhirat.
Terdapat 6 prinsip etika publik, yaitu:
1) Keindahan (beauty), yakni prinsip yang berkaitan/dapat menghasikan rasa
senang
2) Persamaan (equality), yakni prinsip yang berkaitan dengan kesamaan harkat dan
derajat/tidak diskriminatif
3) Kebaikan (goodness), yakni prinsip yang berkaitan dengan cita rasa/perasaan
4) Keadilan (justice), yakni prinsip yang berkaitan dengan rasa adil (didasarkan
kebutuhan)
5) Kebebasan (liberty), yakni prinsip yang berkaitan dengan keleluasaan namun
tidak mengganggu orang lain
6) Kebenaran (truth), yakni prinsip yang didasarkan pada kebenaran baik secara
ilmiah maupun mutlak
Agar etika publik dapat dihayati, diperlukan kode etik diantara aparatur sipil
negara. Dengan rumusan kode etik yang baik dan diikuti sebagai pedoman bertindak
dan berperilaku, sehingga para aparatur negara akan melihat kedudukan mereka
9 Mengacu pada TAP MPR NO.VI/MPR/2001 ada pokok-pokok etika
kehidupan berbangsa yaitu:
a. Etika sosial dan budaya
b. Etika politik dan pemerintahan
c. Etika ekonomi dan bisnis
d. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
e. Etika keilmuan
f. Etika lingkungan.
Adapun aktualisasi etika Aparatur Sipil Negara antara lain:
1. Aktualisasi etika publik untuk peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Aktualisasi kode etik untuk melawan korupsi
3. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan kinerja organisasi
4. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan integritas publik
2.1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama
yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
a.Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja sedangkan efektivitas organisasi
berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
b.Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan atau
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya sedangkan efisiensi
organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang,
10 Efisensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
c.Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap
perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.
d.Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut.
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customer/clients.
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar
customer/clients tetap setia.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan,
dan tidak ada pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customer/clients mauun perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.
2.1.5 Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya perbuatan yang
tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum. Anti Korupsi adalah
tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak
11 Ada 7 jenis korupsi menurut Syed Husin Alatas (LAN, 2014:17) yaitu:
1. Korupsi Transaktif yaitu ditandai adanya kesepakatan timbal balik kedua pihak
yang sama-sama aktif demi keuntungan bersama;
2. Korupsi Ekstroaktif yaitu ditandai adanya tekanan kepada pihak pemberi untuk
menyuap demi kepentingan keselamatan diri dan koleganya;
3. Korupsi Investif yaitu penawaran barang/jasa yang keuntungannya diharapkan
dimasa datang;
4. Korupsi Nepotistik yaitu ditandai dengan perlakuan khusus kepada kerabatnya
dalam suatu kedudukan;
5. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang di lakukan individu dengan
memanfaatkan kelebihan pemahaman dan pengetahuannya sendiri;
6. Korupsi Suportif yaitu tindakan korupsi untuk melindungi tindak korupsi
lainnya;
7. Korupsi Defensif yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan untuk mempertahankan
diri dari pemerasan.
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara; (2) suap-menyuap;
(3) pemerasan; (4) perbuatan curang; (5) penggelapan dalam jabatan; (6) benturan
kepentingan dalam pengadaan; dan (7) gratifikasi.
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara untuk
menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti korupsi adalah sebagai
berikut.
Korupsi juga disebut sebagai kejahatan yang luar biasa, karena dampaknya
12 kehidupan yang luas. Menurut LAN RI (2014:8) yang dikutip dari berbagai sumber,
dampak perilaku dan tindak pidana korupsi adalah sebagai berikut.
a. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih besar
b. Harga infrastruktur lebih tinggi
c. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan pendapatan dan
kemiskinan
d. Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan pertumbuhan
ekonomi
e. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif terhadap arus investasi
asing
f. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkap korupsi yang relatif rendah selalu
menarik investasi lebih banyak dari pada negara rentan korupsi
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan
misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
untuk mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
2.2Profil Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan
2.2.1 Visi dan Misi Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Perumusan Visi Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Jembrana mencerminkan apa yang ingin dicapai,
memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat komponen
Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan, memiliki orientasi
masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dan mampu
menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka Visi Dinas Pendidikan, Pemuda
Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana disusun sebagai berikut:
“Terwujudnya kualitas layanan prima pendidikan dan kepariwisataan yang berbudaya, menuju masyarakat Jembrana yang cerdas, trampil, mandiri, bermutu
13 Yang dimaksud dengan layanan prima adalah layanan pendidikan yang:
1. tersedianya Layanan Pendidikan dasar dan menengah secara merata di seluruh
pelosok Kabupaten Jembrana;
2. terjangkaunya Layanan Pendidikan dasar dan menengah oleh seluruh lapisan
masyarakat;
3. berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan bermasyarakat, dunia usaha,
dan dunia industry;
4. setara bagi warga masyarakat Jembrana dalam memperoleh pendidikan
berkualitas dengan memperhatikan keragaman latar belakang sosial-budaya,
ekonomi, geografi, gender, dan sebagainya; serta
5. menjamin kepastian bagi masyarakat Jembrana untuk dapat mengenyam
pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha, dan
dunia industri.
MISI
Untuk mewujudkan Visi Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Jembrana, maka ditetapkan 8 (delapan) Misi sebagai berikut.
1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan
2. Memperluas Keterjangkauan Layanan Pendidikan
3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevan Layanan Pendidikan
4. Mewujudkan Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan
5. Menjamin Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan
6. Pengembangan Kebudayaan Daerah dan Nasional
7. Mewujudkan Sarana prasarana Pariwisata yang memadai serta melestarikan
obyek dan daya tarik wisata
8. Meningkatkan kerjasama lintas sektoraluntuk pengembangan kepariwisataan
2.2.2 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Dikporaparbud, maka
14 STRUKTUR ORGANISASI DINAS DIKPORAPARBUD BERDASARKAN
PERDA NO. 15 TAHUN 2011
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata
15 2.3Gambaran Umum Tugas Jabatan Peserta Diklat
Peserta Diklat ditempatkan dibagian Sekretariat, sebagai Staf Subag Perencanaan,
Evaluasi, dan Pelaporan. Tugas Pokok dan fungsi sebagai Staf Subag Perencanaan,
Evaluasi, dan Pelaporan antara lain:
1. mengolah data usulan program Rencana kerja (Renja) Dinas Dikporaparbud,
2. mengolah data usulan program Rencana Kerja (Renja) Dinas Dikporaparbud,
3. mengolah data usulan program Penetapan Kinerja Dinas Dikporaparbud,
4. mengolah data usulan program LKPJ dan LPPD Dinas Dikporaparbud,
5. mengolah data usulan program Indikator Kinerja Umum (IKU) Dinas Dikporaparbud,
6. mengolah data usulan program LKjIP Dinas Dikporaparbud,
7. mengolah data usulan program RKA dan DPA Dinas Dikporaparbud, serta
16 BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara
Dalam rancangan aktualisasi ini, akan dilaksanakan beberapa kegiatan yang
tertuang dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), beberapa kegiatan dari tugas tambahan
yang diberikan oleh atasan langsung serta kegiatan atas inisiatif sendiri dengan persetujuan
atasan langsung yang masih berkaitan dengan tugas pokok. Sebagian kegiatan
perencanaan lain yang terdapat dalam SKP tidak dapat dimunculkan selama kegiatan
aktualisasi karena telah terlaksana atau akan dilaksanakan tidak bertepatan dengan jadwal
aktualisasi. Adapun rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan selama kegiatan
aktualisasi adalah sebagai berikut.
3.1.1 Mengolah Data Pendukung Rencana Kerja Dinas Dikporaparbud
Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan dan pengolahan data usulan
rencana kerja yang diberikan oleh masing-masing bidang pada dinas untuk
dikompilasi sebagai acuan target rencana satu tahun ke depan yang menjadi sasaran
SKPD. Tahapan kegiatan ini dimulai dari menyampaikan draf isian usulan renja
yang harus diisi oleh bidang-bidang terkait untuk kemudian dikumpulkan dan diolah
datanya hingga tahapan akhir memperoleh hasil olahan data Rencana Kerja dinas.
Output kegiatan ini adalah terlaksananya pengolahan data usulan Rencana Kerja
dinas. Nilai-nilai ANEKA yang dapat teraktualisasi dari kegiatan ini adalah sebagai
berikut.
a. Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat pengolahan data yang diberikan oleh masing-masing bidang. Data yang diolah dan diinput
harus sesuai dengan data usulan yang diterima. Selain itu, dokumen hasil olahan
data juga merupakan suatu aspek akuntabilitas yang membutuhkan laporan
sebagai wujud dari rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian tugas.
b. Nasionalisme: pengamalan sila ke-5 dari Pancasila tampak pada menghargai hasil karya orang lain berupa data usulan dari masing-masing bidang.
c. Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses pengumpulan dan
17 d. Komitmen Mutu: dalam mengolah data pendukung rencana kerja dinas, orientasi mutu ditunjukkan dengan hasil olahan data yang telah melalui evaluasi
serta perbaikan yang dipandang perlu untuk menjaga kualitas data yang baik dan
tanpa adanya kesalahan.
e. Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai dengan ketentuan waktu dari atasan langsung.
Dalam kegiatan ini, kendala yang mungkin muncul selama kegiatan
aktualisasi adalah keterlambatan penyerahan data oleh bidang-bidang terkait. Untuk
mengatasi kendala tersebut, akan diberikan batasan waktu pengumpulan draf isian
data bidang dan dilakukan komunikasi berkala dalam proses pengumpulannya.
3.1.2 Mengolah Data Usulan Indikator Kinerja Umum Dinas
Dalam kegiatan ini terdapat proses pengumpulan dan pengolahan data usulan
Indikator Kinerja Umum (IKU) dari masing-masing bidang pada dinas untuk untuk
disatukan menjadi IKU dinas yang menjadi sasaran SKPD. Tahapan kegiatan ini
dimulai dari menyampaikan draf isian usulan IKU kepada setiap kepala bidang dan
kasubbag di sekretariat. Draf isian tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah
datanya hingga tahapan akhir memperoleh hasil olahan IKU dinas. Output kegiatan
ini adalah terlaksananya pengolahan data Indikator Kinerja Umum dinas. Adapun
nilai-nilai ANEKA yang dapat teraktualisasi dari kegiatan ini adalah sebagai berikut.
a. Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat pengolahan data yang diberikan oleh masing-masing bidang. Data yang diolah dan diinput
harus sesuai dengan data usulan yang diterima. Selain itu, dokumen hasil olahan
data juga merupakan suatu aspek akuntabilitas yang membutuhkan laporan
sebagai wujud dari rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian tugas.
b. Nasionalisme: pengamalan sila ke-5 dari Pancasila tampak pada menghargai hasil karya orang lain berupa data usulan dari masing-masing bidang.
c. Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses pengumpulan dan
pengolahan data Indikator Kinerja Umum dinas tersebut.
18 perbaikan yang dipandang perlu untuk menjaga kualitas data yang baik dan tanpa
adanya kesalahan.
e. Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai dengan ketentuan waktu dari atasan langsung.
Dalam kegiatan ini, kendala yang mungkin muncul selama kegiatan
aktualisasi adalah keterlambatan penyerahan data oleh bidang-bidang terkait. Untuk
mengatasi kendala tersebut, akan diberikan batasan waktu pengumpulan draf isian
data bidang dan dilakukan komunikasi berkala dalam proses pengumpulannya.
3.1.3 Mengolah Data Cascading Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan
Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan dan pengolahan data cascading
yang diberikan oleh masing-masing bidang pada dinas untuk dikompilasi sebagai
suatu cascading dinas secara utuh. Tahapan kegiatan ini dimulai dari menyampaikan
nota dinas dan draf isian cascading yang telah diberikan oleh sekretaris dinas agar
diisi oleh bidang-bidang terkait untuk kemudian dikumpulkan dan diolah datanya
hingga tahapan akhir memperoleh hasil cascading dinas. Output kegiatan ini adalah
terlaksananya pengolahan data cascading dinas. Nilai-nilai ANEKA yang dapat
teraktualisasi dari kegiatan ini adalah sebagai berikut.
a. Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat pengolahan data yang diberikan oleh masing-masing bidang. Data yang diolah dan diinput
harus sesuai dengan data usulan yang diterima. Selain itu, adanya dokumen
cascading dinas sebagai output juga merupakan suatu aspek akuntabilitas yang
membutuhkan laporan sebagai wujud dari rasa tanggung jawab terhadap
penyelesaian tugas.
b. Nasionalisme: pengamalan sila ke-4 dari Pancasila tampak pada kegiatan rapat penyusunan cascading yang dilaksanakan di dinas, dimana dalam rapat ini terlihat
adanya musyawarah untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.
c. Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses pengumpulan dan
pengolahan data cascading tersebut.
19 yang dipandang perlu untuk menjaga kualitas data yang baik dan tanpa adanya
kesalahan.
e. Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai dengan ketentuan waktu dari atasan langsung.
Dalam kegiatan ini, kendala yang mungkin muncul selama kegiatan
aktualisasi adalah keterlambatan pengolahan data cascading karena belum adanya
kesepakatan dalam bidang untuk sasaran dan indikator pencapaian sasaran, sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama dalam bermusyawarah. Hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kendala ini adalah dengan memberikan batasan waktu pada
masing-masing bidang serta mengundang pihak lain yang terkait dan menguasai tata cara
penyusunan cascading untuk dijadikan narasumber dalam pelaksanaan rapat
penyusunan cascading dinas.
3.1.4 Membuat Rangkuman Data Pendidikan sebagai Pendukung Profil Pendidikan Tahapan kegiatan membuat rangkuman data pendidikan yang digunakan
sebagai pendukung profil pendidikan dimulai dari menyampaikan draf isian data
pendukung yang diserahkan kepada bidang-bidang terkait untuk kemudian
dikumpulkan dan diolah datanya bersama-sama pada subbag PEP hingga diperoleh
hasil akhir berupa dokumen rangkuman data pendidikan dinas Dikporaparbud.
Output kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen rangkuman data pendidikan dinas.
Nilai-nilai ANEKA yang dapat teraktualisasi dari kegiatan ini adalah sebagai berikut.
a. Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat pengolahan data yang diberikan oleh masing-masing bidang. Data yang diolah dan diinput
harus sesuai dengan data usulan yang diterima. Selain itu, dokumen rangkuman
data pendidikan yang tersusun juga merupakan suatu aspek akuntabilitas yang
berorientasi pada hasil sebagai wujud dari rasa tanggung jawab terhadap
penyelesaian tugas.
b. Nasionalisme: nilai nasionalisme yang teraktualisasi dari kegiatan ini adalah musyawarah dan semangat gotong royong yang tercermin melalui kegiatan kerja
sama dalam berkoordinasi menyusun dokumen rangkuman data pendidikan.
c. Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses penyusunan dokumen
20 d. Komitmen Mutu: dalam mengolah data menjadi dokumen rangkuman data pendidikan yang utuh, orientasi mutu ditunjukkan dengan hasil olahan data yang
telah melalui evaluasi serta perbaikan yang dipandang perlu untuk menjaga
kualitas data yang baik dan meminimalisir terjadinya kesalahan.
e. Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai dengan ketentuan waktu dari atasan langsung serta jujur
dalam membuat rangkuman data pendidikan sesuai dengan keadaan data
pendidikan yang sebenarnya.
Kendala yang mungkin muncul adalah keterbatasan waktu dan keterlambatan
dalam proses pengumpulan data awal yang akan diolah menjadi rangkuman data
pendidikan dari bidang-bidang terkait. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kendala ini adalah dengan memberikan batasan waktu bagi bidang untuk
mengumpulkan isian data serta mengkompilasi data dengan sumber-sumber data
pendidikan lain seperti misalnya dapodik. Selain itu, kerja sama yang efektif antar
staf sub-bagian PEP juga dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu yang
diberikan.
3.1.5 Memberikan Layanan Konsultasi DAPODIK Kepada Operator DAPODIK PAUD-DIKMAS
Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan bagi
operator sekolah yang masih mengalami kesulitan berkaitan dengan proses
penginputan data Dapodik sekolahnya. Tahapan kegiatan pelayanan ini dimulai dari
menerima operator yang datang dengan ramah dan sopan, memberikan pelayanan
solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh operator hingga memastikan operator
telah benar-benar memahami penjelasan yang diberikan. Output kegiatan ini berupa
terlaksananya layanan konsultasi Dapodik PAUD-DIKMAS. Nilai-nilai dasar
profesi yang dapat diaktualisasikan pada kegiatan pelayanan ini antara lain sebagai
berikut.
a. Akuntabilitas: aspek akuntabilitas sebagai sebuah hubungan tercermin dari adanya tanggung jawab antara kedua belah pihak. Pemberi pelayanan
bertanggung jawab menyampaikan informasi yang diperlukan oleh operator
sekolah sedangkan operator bertanggung jawab untuk menerapkan solusi tersebut
21 b. Nasionalisme: nilai penerapan Pancasila sila ke-5 yaitu suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar mampu berdiri sendiri teraktualisasi dalam
kegiatan pelayanan ini.
c. Etika Publik: kegiatan pelayanan ini dapat mengaktualisasi nilai dasar etika publik yaitu memberikan layanan kepada publik (operator Dapodik) secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun dalam
menyampaikan informasi.
d. Komitmen Mutu: orientasi mutu dalam kegiatan pelayanan ini adalah mengedepankan komitmen pelayanan terhadap kepuasan pengguna layanan
(operator sekolah).
e. Anti Korupsi: menghindari pemberian/gratifikasi yang tidak wajar dari operator sekolah dalam proses pemberian layanan merupakan upaya pengaktualisasian
nilai anti korupsi dalam kegiatan ini.
Kendala yang mungkin muncul dalam kegiatan ini adalah adanya operator
sekolah yang tidak fasih menggunakan teknologi (gagap teknologi) sehingga selama
pennyampaian pelayanan harus dilakukan dengan terperinci disertai contoh untuk
membuat mereka paham dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
Penyampaian informasi juga harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar
mereka dapat mengingat setiap langkah yang dilakukan.
3.1.6 Mengolah dan Membuat Laporan Monev Fisik dan Keuangan Dinas
Pembuatan laporan monev merupakan salah satu jenis evaluasi terhadap
target capaian dinas setiap bulannya. Kegiatan ini diawali dari pengumpulan data
monev masing-masing PPTK untuk kemudian diinput dalam laporan monev dinas
secara utuh dan dievaluasi oleh atasan langsung untuk kemudian disampaikan
kepada kepala dinas dan dilaporkan kepada inspektorat sebagai instansi yang
berwenang. Nilai-nilai dasar profesi yang dapat diaktualisasikan melalui kegiatan ini
adalah sebagai berikut.
a. Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat pengolahan data yang diberikan oleh PPTK. Data yang diolah dan diinput harus sesuai dengan
data monev yang diterima. Selain itu, adanya laporan monev juga merupakan
suatu aspek akuntabilitas yang membutuhkan laporan sebagai wujud dari rasa
22 b. Nasionalisme: pengamalan sila ke-5 dari Pancasila tampak pada menghargai
hasil karya orang lain berupa laporan monev masing-masing PPTK.
c. Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses pengumpulan dan
pengolahan rekapan laporan monev tersebut.
d. Komitmen Mutu: dalam mengolah data monev PPTK menjadi suatu laporan Monev dinas, orientasi mutu ditunjukkan dengan hasil olahan data yang telah
melalui evaluasi serta perbaikan yang dipandang perlu untuk menjaga kualitas
data yang baik dan tanpa adanya kesalahan.
e. Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai dengan ketentuan batas waktu pengumpulan laporan monev
yang ditentukan oleh Inspektorat.
Kendala yang dapat muncul dari kegiatan ini adalah terlambatnya
pengumpulan data monev dari masing-masing PPTK serta adanya kesalahan
penginputan yang dilakukan oleh PPTK. Cara mengatasi permasalahan
keterlambatan pengumpulan dapat dilakukan dengan memberi batasan waktu dan
mengingatkan setiap PPTK untuk mengumpulkan monev dengan tetap
menggunakan etika komunikasi dan bahasa yang santun. Untuk mengurangi faktor
kesalahan input dari PPTK, setiap monev yang masuk akan dilakukan pemeriksaan
dan akan diserahkan kembali pada PPTK jika terdapat kesalahan yang ditemukan.
3.1.7 Membuat Rekapan Lapor Bulan Sekolah
Kegiatan membuat rekapan lapor bulan sekolah merupakan salah satu tugas
tambahan yang outputnya berupa tersedianya rekapan lapor bulan sekolah. Kegiatan
ini diawali dari pengumpulan data lapor bulan yang diserahkan masing-masing
sekolah ke Sub-Bagian PEP, kemudian diregister untuk mengetahui sekolah yang
sudah atau yang belum mengumpulkan laporan. Keseluruhan lapor bulan kemudian
dipilah dan diinput sesuai format rekapan yang dibuat. Kemudian hasilnya
dilaporkan kepada atasan langsung untuk dievaluasi dan sebagai laporan. Nilai-nilai
dasar profesi yang dapat diaktualisasikan melalui kegiatan ini adalah sebagai berikut.
a. Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat merekap data lapor bulan sekolah. Data yang diolah dan diinput harus sesuai dengan data lapor
23 suatu aspek akuntabilitas yang membutuhkan laporan sebagai wujud dari rasa
tanggung jawab terhadap penyelesaian tugas.
b. Nasionalisme: pengamalan sila ke-5 dari Pancasila tampak pada menghargai hasil karya orang lain berupa lapor bulan yang dikumpulkan sekolah.
c. Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses pengumpulan dan
pengolahan data lapor bulan sekolah tersebut.
d. Komitmen Mutu: dalam membuat rekapan lapor bulan sekolah, orientasi mutu ditunjukkan dengan hasil dokumen yang telah melalui evaluasi serta perbaikan
yang dipandang perlu untuk menjaga kualitas data yang baik dan tanpa adanya
kesalahan.
e. Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai dengan ketentuan batas waktu yang diberikan oleh atasan
langsung.
Kendala yang dapat muncul dari kegiatan ini adalah keterlambatan sekolah
mengumpulkan lapor bulannya. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan batasan waktu pengumpulan data lapor bulan kepada masing-masing
sekolah.
3.1.8 Meregister serta Mengarsipkan Surat Masuk dan Surat Keluar pada Sub-Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan (PEP)
Meregister serta mengarsipkan surat masuk dan surat keluar dilakukan agar
lebih tertibnya administrasi dalam sub-bagian baik berupa penerimaan dan tindak
lanjut surat masuk maupun penomoran dan pencatatan surat keluar. Tahapan
kegiatannya mulai dari mengumpulkan dan memilah hingga mengarsipkan surat
masuk serta melakukan penomoran terurut dan pencatatan untuk setiap surat keluar.
Nilai-nilai dasar profesi yang dapat diaktualisasikan melalui kegiatan ini antara lain
sebagai berikut.
a. Akuntabilitas: terlihat dari sikap bertanggung jawab dan konsisten dalam mengarsipkan serta mencatat setiap surat masuk dan surat keluar.
24 c. Etika Publik: penyusunan arsip surat yang tertata rapi menunjukkan prinsi etika berupa keindahan, sehingga surat dengan mudah dapat ditemukan apabila
diperlukan. Selain itu, kode etik dan kode prilaku ASN yang tercermin dalam
kegiatan ini adalah melaksanakan tugas dengan cermat dan teliti.
d. Komitmen Mutu: penyusunan arsip surat masuk dan surat keluar didasarkan atas jenis dan tanggal suratnya sehingga apabila diperlukan, akan lebih efisien waktu
dalam menemukan surat tersebut.
3.1.9 Menata Arsip Dokumen pada Sub-Bagian PEP
Kegiatan menata arsip dokumen-dokumen yang ada pada Sub-Bagian PEP
dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan pengarsipan yang terdapat di ruangan.
Pengarsipan yang terdahulu telah dilaksanakan namun penataannya belum terpilah
secara efektif sehingga diperlukan waktu untuk menemukan suatu dokumen saat
diperlukan. Hal tersebut menjadi latar belakang dilaksanakannya kegiatan ini. Dalam
pengarsipan yang akan dilaksanakan, dokumen-dokumen akan dipilah dan disusun
berdasarkan jenis serta waktu pembuatannya. Nilai-nilai dasar profesi yang dapat
diaktualisasikan melalui kegiatan ini antara lain sebagai berikut.
a. Akuntabilitas: terlihat dari sikap bertanggung jawab dan konsisten dalam mengarsipkan dokumen perencanaan yang ada pada sub-bagian PEP.
b. Nasionalisme: tercermin pada pelaksanaan kegiatan yang berguna bagi kepentingan bersama.
c. Etika Publik: tercermin pada prinsip etika keindahan dan kebaikan yang ditunjukkan dengan peka terhadap lingkungan kerja. Selain itu, kode etik dan
kode prilaku ASN yang tercermin dalam kegiatan ini adalah melaksanakan tugas
dengan cermat dan teliti.
d. Komitmen Mutu: penyusunan arsip dokumen dilakukan dengan cermat berdasarkan jenis dan waktu pembuatannya sehingga apabila diperlukan, akan
lebih efisien waktu dalam menemukan dokumen tersebut. Selain itu, kegiatan ini
juga merujuk pada upaya perbaikan berkelanjutan terhadap masalah pengarsipan
dokumen.
Kendala yang dapat muncul selama kegiatan pengarsipan dokumen adalah
terdapat banyak dokumen yang harus diarsipkan namun rak arsip yang disediakan
terbatas sehingga ada beberapa dokumen yang tidak dapat tertata dengan baik. Untuk
25 diarsip dan dimasukkan dalam rak arsip. Dokumen yang menjadi prioritas selama
kegiatan pengarsipan nantinya adalah dokumen yang paling sering dicari dan
digunakan untuk memperlancar kegiatan di sub-bagian PEP. Dokumen tersebut
antara lain dokumen perencanaan anggaran (berupa RKA dan DPA SKPD) selama
lima tahun terakhir, Peraturan Daerah yang dikeluarkan berkaitan dengan
perencanaan, rangkuman data (baik itu data pendidikan maupun data kependudukan)
serta dokumen perencanaan dan dokumen evaluasi (seperti Renstra, Renja, LAKIP,
LPPD, dan dokumen lain) selama kurun waktu lima tahun terakhir.
Berdasarkan uraian kegiatan aktualisasi yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
26 Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
No KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL
KEGIATAN
1) Menyampaikan draf isian rancangan penyusunan
renja dinas ke bidang-bidang di dinas pendidikan pemuda olahraga pariwisata dan kebudayaan.
2) Menerima dan mengumpulkan seluruh data usulan
renja dari masing-masing bidang untuk penyusunan renja dinas.
3) Setelah semua data usulan bidang terkumpul, selanjutnya diserahkan kepada kasubag PEP untuk ditindak lanjuti bersama sekertaris dinas.
4) Selanjutnya data olahan yang telah direkap dan disetujui tersebut diinput dalam tabel isian data renja.
5) Menyerahkan dan mengkonsultasikan hasil
penginputan pada tabel isian data renja kepada kasubag PEP untuk diperiksa.
6) Melakukan revisi atau penyempurnaan (bila diperlukan) kemudian menyerahkan hasil olahan data penyusunan renja yang telah disetujui kepada kasubag PEP. satu tahun ke depan yang secara tidak
1) Menyampaikan draf rencana pencapaian Indikator
Kinerja Umum kepada tiap kepala bidang dan kepala subbag di sekretariat.
2) Mengumpulkan hasil draf rencana pencapaian
27
No KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL
KEGIATAN
3) Merekap rencana pencapaian iku dari
masing-masing bidang dan menginputnya ke dalam tabel isian rencana pencapaian indikator kinerja umum dinas.
4) Menyampaikan hasil input tabel rencana
pencapapian indikator kinerja umum dinas kepada Kasubag PEP untuk diperiksa atau direvisi (jika ada).
5) Melakukan revisi (jika ada) dan menyerahkan
tabel rencana pencapaian IKU dinas kepada kasubag PEP.
1) Menyampaikan nota dinas dan draf penyusunan
cascading yang telah diberikan oleh Sekretaris Dinas kepada masing-masing bidang
2) Meminta dan mengumpulkan data yang masuk dari
tiap bidang
3) Menyampaikan hasil rekapan data cascading masing-masing bidang kepada Kasubag PEP untuk dikonsultasikan dengan Sekretaris Dinas
4) Mengadakan rapat penyusunan cascading yang
diikuti semua bidang dan mengundang Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana untuk dimintai petunjuk
5) Mengimput data cascading yang telah disetujui dalam bentuk bagan cascading dinas
28
No KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL
KEGIATAN
6) Menyerahkan draf cascading dinas yang telah dibuat kepada Kasubag PEP untuk dilakukan pemeriksaan dan revisi (jika diperlukan)
7) Menyerahkan bagan cascading dinas kepada
Kasubag PEP
1) Menyampaikan draf isian data yang diperlukan dalam menyusun profil pendidikan kepada bidang-bidang terkait di dinas pendidikan pemuda olahraga pariwisata dan kebudayaan
2) Meminta dan mengumpulkan seluruh data
pendukung dari masing-masing bidang untuk pembuatan rangkuman data pendidikan
3) Menyampaikan hasil rekap data-data yang telah diserahkan oleh bidang-bidang kepada kasubag PEP untuk ditindak lanjuti bersama sekertaris dinas 4) Setelah mendapat persetujuan, data-data yang telah
terkumpul diolah dan diinput ke dalam dokumen rangkuman data pendidikan.
5) Menyerahkan dan mengkonsultasikan draf
rangkuman data pendidikan yang telah dibuat kepada kasubag PEP untuk diperiksa dan direvisi (jika ada).
6) Menyerahkan hasil revisi (jika ada) dokumen rangkuman data pendidikan sebagai bahan
penunjang profil pendidikan kepada kasubag PEP.
29
No KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL
KEGIATAN
1) Menerima dan melayani operator DAPODIK
dengan ramah dan sopan
2) Mendengarkan permasalahan yang dihadapi
operator selama mengerjakan DAPODIK 3) Memberikan solusi dan penjelasan atas
permasalahan yang disampaikan dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti serta membantu dengan demonstrasi (jika diperlukan)
4) Menanyakan kembali kepada operator apabila
belum memahami penjelasan yang telah diberikan sebelumnya. Jika masih kurang dimengerti,
penjelasan akan diulang sehingga operator mampu memahami prosedur mengisi data DAPODIK dengan jelas
1) Meminta laporan monev dari masing-masing PPTK
di semua bidang
2) Merekap dan menginput laporan monev
masing-masing PPTK untuk disatukan menjadi laporan Monev dinas
3) Menyampaikan hasil rekap laporan monev bulanan
dinas beserta lampiran monev PPTK kepada Kasubag PEP untuk diperiksa
4) Merevisi (jika ada) serta membuat surat pengantar laporan Monev yang akan dikirim
5) Menyerahkan laporan monev beserta lampirannya
dan surat pengantar kepada Kasubag PEP untuk
30
No KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL
KEGIATAN
diparaf dan selanjutnya meminta tanda tangan Kepala Dinas
6) Menyerahkan laporan monev dinas kepada
inspektorat
7. Membuat rekapan Lapor Bulan Sekolah
1) Menerima lapor bulan yang diserahkan oleh sekolah SMP/MTs dan SMA/MA/SMK se-Kabupaten Jembrana
2) Meregister lapor bulan yang telah diterima 3) Memilah lapor bulan sekolah sesuai dengan
tingkatan pendidikan
4) Membuat format dokumen rekap lapor bulan
sekolah untuk masing-masing jenjang pendidikan 5) Menginput data lapor bulan semua sekolah untuk
digabungkan dalam satu dokumen rekapan lapor bulan sekolah untuk masing-masing tingkatan pendidikan
6) Menyerahkan hasil rekap lapor bulan sekolah kepada Kasubag PEP untuk diperiksa dan disetujui
Tersedianya
8. Meregister serta mengarsipkan
1) Menyiapkan buku register surat masuk dan surat keluar dan odner surat masuk serta odner surat keluar
2) Membuat kolom pada buku register surat masuk dan
surat keluar.
3) Mencatat setiap surat masuk (tanggal surat, pengirim, perihal, tindak lanjut) dan surat keluar (tanggal surat, nomor surat, tujuan surat, perihal)
31
No KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL
KEGIATAN
dalam buku register dan mencatannya secara
elektronik ke dalam aplikasi arsip surat masuk dan surat keluar
4) Memasukkan surat ke dalam odner sesuai dengan
jenisnya
9. Menata arsip dokumen pada sub-bagian PEP
1)Mengumpulkan dokumen-dokumen arsip yang akan
ditata
2)Mengelompokkan dokumen-dokumen tersebut
berdasarkan jenisnya kemudian disusun kembali berdasarkan tahun pembuatannya
3)Membersihkan lemari arsip dan menata dokumen
yang telah terpilah tadi berdasarkan pengaturan tata letak yang direncanakan
4)Menempelkan keterangan nama jenis dokumen pada
lemari arsip untuk memperjelas letak dokumen dan mempermudah dalam proses pencarian dokumen nantinya
Tertatanya arsip 1. Akuntabilitas
32 3.2 Jadwal Aktualisasi
Dalam melakukan kegiatan aktualisasi, diperlukan rencana jadwal kegiatan untuk
mempermudah peserta mencapai target aktualisasi dengan baik. Rencana jadwal
pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini tertuang dalam Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Jadwal Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
No. Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
33
No. Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Libur hari sabtu dan minggu
Libur serangkaian nyepi
Libur wafatnya Isa Almasih
34 BAB IV
HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
4.1Capaian Pelaksanaan Aktualisasi
Selama kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi ASN yang dijadwalkan dari tanggal
7 Maret sampai dengan 26 Maret 2016, seluruh kegiatan yang telah direncanakan dapat
terlaksana. Dalam kegiatan aktualisasi tersebut diperoleh capaian yang disajikan dalam
tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Daftar Capaian Pelaksanaan Aktualisasi
35 No Uraian Kegiatan Output Evidence Nilai-nilai
Dasar
7. Membuat rekapan
Lapor Bulan
8. Meregister serta mengarsipkan
Tertatanya arsip Dokumentasi
36 4.2Pembahasan Kegiatan Aktualisasi
Pada bagian sebelumnya telah disebutkan capaian aktualisasi kegiatan secara
umum. Adapun deskripsi capaian masing-masing kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi
ASN yang telah dilaksanakan pada sub-bagian PEP Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana diuraikan sebagai berikut.
4.2.1 Mengolah Data Pendukung Rencana Kerja Dinas Dikporaparbud
Kegiatan Mengolah data pendukung Rencana Kerja Dinas Dikporaparbud
Hari/Tanggal Selasa, 15 Maret 2016 s.d. Rabu, 23 Maret 2016
Output Terlaksananya pengolahan data usulan Renja Dinas
Keterkaitan nilai dasar dengan kegiatan
Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan dan pengolahan data usulan rencana kerja
yang diberikan oleh masing-masing bidang pada dinas untuk dikompilasi sebagai acuan target
rencana satu tahun ke depan yang menjadi sasaran SKPD. Tahapan kegiatan ini dimulai dari
menyampaikan draf isian usulan renja yang harus diisi oleh bidang-bidang terkait untuk
kemudian dikumpulkan dan diolah datanya hingga tahapan akhir memperoleh hasil olahan data
renja dinas. Nilai-nilai ANEKA yang dapat teraktualisasi dari kegiatan ini adalah sebagai berikut.
Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat pengolahan data yang diberikan oleh masing-masing bidang. Data yang diolah dan diinput harus sesuai dengan data
usulan yang diterima. Selain itu, dokumen hasil olahan data juga merupakan suatu aspek
akuntabilitas yang membutuhkan laporan sebagai wujud dari rasa tanggung jawab terhadap
penyelesaian tugas.
Nasionalisme: pengamalan sila ke-5 dari Pancasila tampak pada menghargai hasil karya orang lain berupa data usulan dari masing-masing bidang.
Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses pengumpulan dan pengolahan data renja tersebut.
Komitmen Mutu: dalam mengolah data pendukung rencana kerja dinas, orientasi mutu ditunjukkan dengan hasil olahan data yang telah melalui evaluasi serta perbaikan yang dipandang
perlu untuk menjaga kualitas data yang baik dan tanpa adanya kesalahan.
Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan
37 Dokumentasi Kegiatan
DOKUMENTASI KEGIATAN MENGOLAH DATA PENDUKUNG
RENCANA KINERJA DINAS DIKPORAPARBUD
Gambar 4.1 Proses pengolahan dan input data yang diserahkan bidang-bidang untuk isian rencana kerja dinas
38 Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka Rencana Kerja
dinas tidak akan dapat terselesaikan tepat waktu karena kurangnya komitmen dan tanggung
jawab saat penyelesaian tugas. Jika tidak terbangun kerjasama dan komunikasi dengan etika
public yang baik, maka data pendukung yang akan diolah tidak akan terkumpul tepat waktu.
Tidak adanya akuntabilitas serta kecermatan dan tanggung jawab dalam menginput data juga
akan berdampak pada tidak validnya data, yang nantinya dapat berpengaruh dalam perencanaan
kerja dinas selama setahun.
Bukti Pendukung Lain Lampiran 1 (Rencana Kerja Dinas)
4.2.2 Mengolah Data Usulan Indikator Kinerja Umum Dinas
Kegiatan Mengolah data usulan indikator kinerja umum dinas
Hari/Tanggal Senin, 21 Maret 2016 s.d. Rabu, 23 Maret 2016
Output Terlaksananya pengolahan data usulan Indikator Kinerja Umum
dinas
Keterkaitan nilai dasar dengan kegiatan
Dalam kegiatan ini terdapat proses pengumpulan dan pengolahan data usulan Indikator
Kinerja Umum (IKU) dari masing-masing bidang pada dinas untuk disatukan ke dalam IKU
dinas yang menjadi sasaran SKPD. Tahapan kegiatan ini dimulai dari menyampaikan draf isian
usulan IKU kepada setiap kepala bidang dan kasubbag di sekretariat. Draf isian tersebut
kemudian dikumpulkan dan diolah datanya hingga tahapan akhir memperoleh hasil olahan IKU
dinas. Adapun nilai-nilai ANEKA yang dapat teraktualisasi dari kegiatan ini adalah sebagai
berikut.
Akuntabilitas: nilai ini tercermin dari adanya integritas pada saat pengolahan data yang diberikan oleh masing-masing bidang. Data yang diolah dan diinput harus sesuai dengan data
usulan yang diterima. Selain itu, dokumen hasil olahan data juga merupakan suatu aspek
akuntabilitas yang membutuhkan laporan sebagai wujud dari rasa tanggung jawab terhadap
penyelesaian tugas.
Nasionalisme: pengamalan sila ke-5 dari Pancasila tampak pada menghargai hasil karya orang lain berupa data usulan dari masing-masing bidang.
Etika Publik: nilai dasar etika publik yang muncul adalah menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dalam proses pengumpulan dan pengolahan data Indikator Kinerja Umum dinas
39
Komitmen Mutu: dalam mengolah data usulan program IKU dinas, orientasi mutu ditunjukkan dengan hasil olahan data yang telah melalui evaluasi serta perbaikan yang dipandang perlu untuk
menjaga kualitas data yang baik dan tanpa adanya kesalahan.
Anti Korupsi: nilai anti korupsi yang teraktualisasi dalam kegiatan ini adalah disiplin waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan
ketentuan waktu dari atasan langsung.
Dokumentasi Kegiatan
DOKUMENTASI KEGIATAN MENGOLAH DATA
USULAN INDIKATOR KINERJA UMUM DINAS