Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar menemukan masalah, mengumpulkan, mengorganisasi, dan memecahkan masalah. Lebih lanjut, Sochman (susilawati: 2004: 10) mengemukakan bahwa:
‘Model pembelajaran inkuiri dapat melatih siswa untuk menginvestigasi dan menjalankan suatu proses yang tidak biasa, mengajak siswa melakukan hal yang serupa seperti ilmuan dalam usaha mengorganisir pengetahuan dan membuat prinsip-prinsip’.
Tujuan umum inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangkitkan pertanyaan yang muncul dari rasa keingintahuannya dan upaya mencari jawabannya. Metode inkuiri memfasilitasi agar siswa mempertanyakan bagaimana cara tersebut dapat dilakukan, kemudian berusaha mengumpulkan data dan mengolahnya, sehingga dengan caranya itu dapat menemukan jawaban bersifat sementara - See more at:
http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/12/pengertian-model-pembelajaran- nkuiri.html#sthash.XNayeIhy.dpuf
Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa macam model pembelajaran inkuiri diantaranya: a. Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)
Pembelajaran inkuri terbimbing merupakan suatu model pembelajaran
inkuiri yang dalam prosesnya guru menyediakan bimbingan dan petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaanya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan suatu masalah.
b. Modified Inquiry
Model pembelajaran tipe ini guru tidak memberikan permasalahan,
kemudian siswa ditugasi untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya.
Disamping itu guru memperoleh narasumber yang tugasnya hanya memberikan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah. c. Free Inquiry
Model ini harus mengidentifikasi dan merumuskan macam-macam
d. Inquiry Role Approach
Model pembelajaran inkuiri model ini melibatkan dalam tim-tim yang
masing-masing terdiri atas empat untuk memecahkan masalah yang diberikan. Masing-masing anggota memegang peranan berbeda, yaitu sebagai koordinator tim, penasehat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.
e. Invitation Into Inquiry
Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara-cara yang lazim ditempuh oleh para ilmuan, suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalui
pertanyaan masalah yang lebih direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa
untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau ini mungkin semua kegiatan. f. Pictorial Riddle Inquiry
Model ini merupakan metode mengarang yang dapat mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar. Gambar, peragaan, atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara bertikir kritis dan kreatif para siswa. Biasanya, suatu riddle berupa gambar
dipapan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu.
g. Syneclis Lesson Inquiry
Model jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan, supaya dapat membaca intelegensinya dan
mengembangkan kreatifitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena dapat
membantu siswa dalam berfikir untuk memandang suatu problema sehingga dapat
menunjang timbulnya ide-ide kreatif. h. Value clarifikation
Model pembelajaran jenis inquiry ini siswa yang difokuskan pada
pemberian penjelasan tentang suatu tata aturan nilai-nilai pada suatu proses-proses
pembelajaran.
Jerome Bruner, seorang profesor psikologi dan Harvard University di Amerika Serikat menyatakan beberapa keuntungan sebagai berikut : 1. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
belajar yang baru.
3. Mendorong siswa agar dapat berfikir.
4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih menantang.
Model pembelajaran inkuiri berasal dari sebuah keyakinan bahwa siswa
memiliki kebebasan dalam belajar. Model pembelajaran ini menuntut partisipasi siswa aktif dalam proses "menemukan" dan penyelidikan ihmiah. Siswa memiliki rasa keingintahuan dan ingin berkembang, dan model inkuiri menekankan pada sifat-sifat siswa.
- See more at: http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/12/macam-macam-model-pembelajaran-inkuiri.html#sthash.nh3C1HCh.dpuf
Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran inkuiri diantaranya :
a. Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model pembelajaran inkuiri ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari suatu materi pelajaran itu sendiri.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya (self belief). Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai narasumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motifator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
c. Tujuan dari model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tidak
berpikirnya secara optimal; namun sebaliknya, siswa akan mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala biasa menguasai materi pelajaran.
- See more at: http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/12/ciri-ciri-model-pembelajaran-inkuiri.html#sthash.4PnnNYmW.dpuf
Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Inkuiri Tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri adalah agar siswa dapat mengkontruksi pengetahuan sendiri. Guru dipandang sebagai motivikator, moderator dan fasilitator bagi siswa dalam rangka mengkontruksi pengetahuannya. Dengan demikian ada beberapa teori belajar yang mendasari proses pembelajaran dengan metode inkuiri. Teori-teori belajar tersebut antara lain teori belajar kontruktivisme, teori belajar ausubel, dan teori belajar penemuan
dari Bruner.
a. Belajar menurut paham kontruktivisme
Salah satu diimplementasikan teori dalam belajar proses yang cukup pembelajaran dikenal adalah dan banyak teori belajar kontruktivisme. Karena teori belajar yang berbasis kontruktivisme mempunyai tujuan dan visi dalam proses pembelajaran. Tujuan dan visi menurut Brooks & Brooks (Gani, 2007:95), sebagai berikut:
1) Pembelajaran disajikan secara utuh menuju bagian-bagian yang menekankan pada konsep-konsep besar (Big konsep)
2) Menggali pertanyaan dari siswa, sangat dihargai.
3) Aktivitas pembelajaran dititikberatkan pada sumber data utama dan manipulasi
bahan-bahan atau alat peraga.
4) Siswa dipandang sebagai pemikir dengan memunculkan permasalahan. 5) Guru umumnya bertindak dengan interaktif dan sebagai mediator lingkungan bagi siswa.
6) Guru menggali konsep siswa, sehingga memahami sajian konsepsi siswa untuk
penggunaan dalam pelajaran berikutnya.
Berdasarkan tujuan diatas, kontruktivisme mempunyai anggapan bahwa
pengetahuan merupakan hasil kontruksi siswa-siswa sendiri. Menurut pandangan teori ini siswa mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan objek, fenomena, data-data, fakta-fakta, pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan yang dikontruksi dianggap benar, bila pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi. Kontruktivisme juga beranggapan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari sesorang kepada orang lain, tetapi harus di interpretasikan sendiri
oleh masing-masing individu. Artinya, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah
jadi, melainkan proses yang berkembang terus menerus. Salah satu tokoh kontruktivisme yaitu Pieget (Gani, 2007: 97) berpendapat bahwa:
‘pengetahuan yang dibuat dalam pikiran anak, selama anak tersebut
terlibat dalam proses pembelajaran merupakan akibat dari interaksi secara aktif dengan lingkunganya melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses kognitif untuk menyerap setiap informasi baru kedalam pikirannya seperti: presepsi, konsep, dan sebagainya. Selanjutnya akomodasi masalah suatu
proses restrukrisasi informasi yang sudah ada atau kemampuan menyusun kembali struktur pikirannya karena pengaruh informasi yang baru saja diterima’. Selain piaget, ahli konstruktivisme Vygostsky (Gani, 2007: 98)
berpendapat bahwa “perkembangan intelektual seorang anak yang sedang mengalami proses pembelajaran juga oleh faktor sosialnya”. Maksudnya,
perkembangan anak secara kognitif dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana anak itu berada.
Pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dinggap
sebagai proses untuk mengkonstruksi pengetahuan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri. Karena siswa diarahkan untuk menjawab materi sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya saat itu. Disamping itu, dalam konstruktivisme proses belajar dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan
lingkungan yang mendukung dalam memecahkan masalah, melakukan
materi yang disesuaikan dengan masalah yang baisa dialami dilingkungan
sehari-hari. Dengan demikian teori kontruktivisme berkaitan dengan penjelasan melalui metode inkuiri.
b. Belajar bermakna dari Ausubel
Belajar menurut Ausubel (Dahar,1996:111) ada dua jenis, yaitu 1) belajar bermakna (meaningful learning), dan 2) belajar menghapal (rate learning). Belajar bermakna merupakan suatu proses dimana setiap informasi atau
pengetahuan baru dihubungkan dengan struktur pengertian atau pemahaman yang
sudah dimilikinya oleh siswa sebelumnya. Belajar bermakna terjadi bila siswa mampu menghubungkan setiap informasi baru kedalam struktur pengetahuan mereka. Hal ini terjadi melui pemahaman siswa terhadap sebuah konsep, mampu
mengubah konsep melalui proses asimilasi dan akomodasi konsep. Sehingga menyebabkan peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah. Untuk itu dapat dikatakan teori belajar bermakna dari Ausubel sesuai dengan metode inkuiri. Karena siswa mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan materi secara mandiri tanpa dibimbing oleh guru.
c. Belajar penemuan dari Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah
model dari Jerome Bruner (1996) yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Bruner menganggap, bahwa “belajar penemuan sesuai dengan pencarian secara aktif oleh manusia”. Menurut Bruner, siswa disarankan berusaha sendiri untuk memecahkan masalah yang berinteraksi dengan lingkungan, agar mereka memperoleh pengalaman, melakukan eksperimen dan menemukan konsep itu sendiri.
pengetahuan dan kemampuan sendiri. Setelah itu siswa berdiskusi dan dapat menarik kesimpulan sendiri mengenai materi yang diberikan.
- See more at: http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/12/teori-belajar-yang-mendasari-model.html#sthash.DYIIL0Zj.dpuf
Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Ada beberapa jenis aktivitas belajar yang dikemukakan oleh Sardiman (2007:101) yang dalam hal ini mencangkup aktivitas fisik dan mental, yaitu sebagai berikut:
1. Visual Activities, (Aktivitas Visual)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, mengamati percobaan orang lain.
2. Oral Activites, (Aktivitas Oral)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, interupsi, dll.
3. Listening Activities, (Aktivitas Mendengar)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.
4. Writing Activities, (Aktivitas Menulis)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menulis cerita, karangan, laporan, mengisi angket, menyalin, mengerjakan tes, dsb.
5. Motor Activities, (Aktivitas Motorik)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, membuat model, mereparasi, berkebun, beternak, dsb. 6. Drawing Activities, (Aktivitas Menggambar)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta dan diagram, pola dsb.
7. Mental Activities, (Aktivitas Mental)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan, mengambil keputusan dsb. 8. Emotional Activities, (Aktivitas Emosi)
Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tenang, gugup, dsb.
baik fisik maupun mental yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, dengan demikian dalam pembelajaran siswalah yang harus aktif, adapun guru lebih bertindak sebagai fasilitator.
- See more at: http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-aktivitas-belajar.html#sthash.bKJiogJA.dpuf
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas belajar merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam pembelajaran seperti kegiatan audiovisual, menulis, gambar, kegiatan
mental dan emosional. Kusnandar (2008: 277) mengungkapkan bahwa, “Aktivitas
siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.”.
Menurut Sardiman (2007:77), “...seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologi, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.” Faktor-faktor yang dimaksud di atas adalah bahan-bahan yang
dijadikan untuk memotivasi seseorang. Sebagai contoh adalah faktor kebutuhan, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang tidak memiliki kebutuhan. Biasanya karena latar belakang kebutuhan inilah motivasi timbul dan menggerakkan manusia untuk beraktivitas. Sardiman (2007:100) mengatakan bahwa “Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik dan mental seperti seperangkat kegiatan
yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran audiovisual, menulis, dan gambar”.
Selanjutnya Sardiman (2007: 22) menyatakan bahwa, Belajar sebagai
terkandung dua maksud yaitu:
1. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.
2. Proses ini dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan. Berdasarkan uraian tentang belajar di atas peneliti berpendapat bahwa
dalam belajar terjadi dua proses yaitu (1) perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang sedang belajar, (2) interaksi dengan lingkungannya, baik berupa pribadi, fakta,dan sebagainya.
Aktivitas siswa merupakan prinsip yang penting dalam pembelajaran,
karena pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri bagi siswanya. Keterlibatan siswa
secara aktif akan memberikan ingatan yang lama bagi siswa dan menciptakan suasanan pembelajaran yang menarik. Sardiman (2007: 101) mengungkapkan bahwa ada beberapa nilai aktivitas dalam pembelajaran, yaitu:
1. Para siswa menemukan sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan segala aspek pribadi siswa secara integral.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa.
4. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, serta hubungan orang tua dan
guru.
5. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
6. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 7. Pengajaran dilakukan secara realistis dan kongkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari verbalistis.
8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.
Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran, seperti dalam tanya jawab, hanya beberapa siswa yang memiliki keberanian untuk melakukannya, oleh karena itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa seperti dikemukakan berikut:
2. Siapkan siswa secara tepat, persyaratan apa saja yang harus dipersiapkan siswa
untuk mempelajari tugas belajar yang baru.
3. Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individual masing-masing siswa untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berperan.
- See more at: http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/12/kegiatan-pembelajaran.html#sthash.HWzyL52a.dpuf
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran, Proses pembelajaran di kelas untuk para siswa hendaknya dapat
mengarahkan, membimbing dan mempermudah dalam penguasaan sejumlah materi sehingga pada akhirnya hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Seorang guru diharapkan untuk mahir dalam menerjemahkan materi
yang sulit menjadi mudah untuk dipelajari. Oleh karena itulah diperlukan suatu rencana atau pola dalam pembelajaran sehingga dapat terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif.
Pada dasarnya model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang dirancang dengan tujuan tertentu dan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran, dan makna model itu sendiri lebih luas dibandingkan dengan metode, strategi, atau prosedur. Model pembelajaran itu sendiri mencakup metode, strategi, dan prosedur pembelajaran.
Soekamto dalam Trianto (2007: 5) memberikan pengertian mengenai model pembelajaran sebagai berikut:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancangan pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.
Sedangkan M.D Dahlan (1990:21) mengungkapkan bahwa ”Model
Dari berbagai pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu tata cara, pola, strategi bagi guru yang
berhubungan erat dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Model pembelajaran harus bersifat utuh dan terpadu melibatkan serta mengembangkan berbagai potensi belajar siswa.
Begitu banyak ragam dari model pembelajaran, tetapi Arends dalam
Trianto (2007:9) menyeleksi enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan oleh guru dalam mengajar yaitu ‘...presentasi, pembelajaran langsung,
pembelajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas’.
- See more at: http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran.html#sthash.KQkvMM20.dpuf
Teori Belajar
Teori Belajar
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar, Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai aksi dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku
ini lebih lanjut dijelaskan Bloom dalam Makmun (1997:116) dikenal ‘sebagai ranah kognitif, afektif dan psikomotor’. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
sendiri, dapat memberikan contoh, dan mengklasifikasikan. Ranah afektif meliputi penerimaan, sambutan, penghargaan, pendalaman dan penghayatan.Indikator hasil belajar dari aspek ini diantaranya adalah siswa dapat bersikap menerima, menyetujui atau sebaliknya, siswa ikut berpartisipasi, siswa pun mampu menghargai pendapat orang lain, mempercayai dan meyakini dan pada akhirnya mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ranah psikomotor meliputi persepsi, kesiapan, respon
terbimbing, mekanisme, respon kompleks, adaptasi dan originasi.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar menurut peneliti dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan dalam tingkah laku,
perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, perubahan yang terjadi menyangkut beberapa aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.