• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asam Bugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asam Bugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SUSU KUDA ORGANIK “ASAMBUGAR” UKM DIANA HERMAWATI PARUNG BOGOR

SKRIPSI

RATNA SOGIAN SIWANG H34051952

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

RATNA SOGIAN SIWANG. H34051952. 2009. Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik “Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RAHMAT YANUAR).

Trend pertanian Indonesia saat ini adalah peralihan sistem dari pertanian konvensional menuju pertanian organik. Pertumbuhan pertanian organik di Indonesia cukup baik. Pertumbuhan penjualan produk organik di Indonesia diperkirakan mencapai 10 persen per tahun, walaupun jumlah ini relatif kecil dibanding pertumbuhan penjualan produk organik di negara lain. Media organik Inggris menulis bahwa di Asia penjualan produk organik meningkat 20 persen setiap tahunnya.

Konsep organik tidak hanya dapat diterapkan pada sub sektor pertanian seperti sayur dan buah saja, tetapi juga sub sektor lain, seperti sub sektor peternakan. Peternakan organik merupakan pengelolaan peternakan dengan sistem yang sesuai dengan standar manajemen pertanian organik. Produk-produk peternakan yang telah diusahakan secara organik antara lain adalah daging, telur, madu, dan susu. Salah satu perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk peternakan organik adalah UKM Diana Hermawati, yang salah satu produknya adalah susu kuda organik. Susu kuda sumbawa sejak lama dikenal manjur untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari TBC, jantung, kanker rahim, hipertensi, asam urat, asma, diabetes, ginjal, anemia, types, lemah syahwat, sulit punya keturunan, menurunkan kolesterol, dan sebagainya.

Pada tahun 2008 Dr. Diana Hermawati melakukan sertifikasi kepada produk susu kuda Sumbawanya sebagai susu kuda organik, yang merupakan susu kuda organik pertama dan satu-satunya di Indonesia. Sertifikasi tersebut beliau lakukan agar produknya memiliki keunggulan dibandingkan produk susu kuda sumbawa produksi perusahaan lain, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Namun, predikat susu kuda organik ternyata belum meningkatkan penjualan susu kuda Sumbawa produksi UKM Diana Hermawati.

Berdasarkan data penjualan susu kuda organik “ASAMBUGAR” selama enam bulan sebelum dan enam bulan setelah sertifikasi organik, penambahan penjualan produk ukuran 500 ml hanya sebesar 0,536 persen, sedangkan produk ukuran 250 ml malah mengalami penurunan sebesar 1,4 persen. Total penjualan pada penjualan pada enam bulan sebelum sertifikasi organik adalah Rp165.240.000, sedangkan total penjualan enam bulan setelah sertifikasi organik adalah Rp165.150.000. Maka disimpulkan malah terjadi penurunan penjualan setelah sertifikasi organik.

(3)

(External Factor Evaluation), perumusan strategi dilakukan dengan matriks IE (Internal External) dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan urutan prioritas strategi diputuskan dengan menggunakan matiks QSP (Quantitative Strategic Planning).

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal UKM Diana Hermawati menunjukkan kekuatan dan kelemahan UKM Diana Hermawati yang mempengaruhi pemasarannya. Kekuatan UKM Diana Hermawati diantaranya yaitu produk berkualitas, khasiat produk yang telah diakui konsumen, harga bersaing, kemampuan bermitra dengan stake holder, serta SDM Litbang yang ahli di bidangnya. Sedangkan kelemahan UKM Diana Hermawati adalah kurangnya lokasi distribusi, terbatasnya modal, belum ada SDM yang fokus pada pemasaran, rasa susu kuda yang asam dan aroma yang khas, kemasan kurang menarik, dan belum memiliki segmen pasar yang jelas.

Identifikasi terhadap faktor- faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk susu kuda organik menghasilkan faktor peluang dan ancaman yang dihadapi UKM Diana Hermawati. Peluang UKM Diana Hermawati antara lain yaitu trend hidup sehat dan alami, tingginya jumlah penderita penyakit kronis di Indonesia, dan UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. Sedangkan ancaman yang dihadapi UKM Diana Hermawati antara lain yaitu rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kelebihan produk organik, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat susu kuda, munculnya pesaing yang juga menjual susu kuda Sumbawa, munculnya produk susu kuda Sumbawa palsu, tingkat inflasi, dan produk substitusi.

Matriks IFE UKM Diana Hermawati menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 2,6389 , sedangkan matiks EFE menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,2320. Hal tersebut berarti UKM Diana Hermawati memiliki kemampuan yang rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, serta memiliki kemampuan yang tinggi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Dengan demikian, posisi UKM Diana Hermawati dalam matriks IE adalah pada sel ke II yaitu pada posisi grow and build (tumbuh dan berkembang) dan strategi yang cocok untuk posisi ini adalah strategi intensif atau strategi integratif. Analisis SWOT UKM Diana Hermawati menghasilkan enam alternatif strategi yang berkaitan dengan posisi perusahaan dalam matriks IE. Urutan prioritas strategi UKM Diana hermawati berdasarkan analisis QSPM adalah (1) Memanfaatkan fasilitas kredit dari pemerintah (nilai TAS 7,448), (2) Meningkatkan strategi pemasaran langsung (nilai TAS 7,5618), (3) Mempertahankan kualitas produk (nilai TAS 7,4480), (4) Melaksanakan pengembangan produk agar lebih menarik dan enak dikonsumsi (nilai TAS 6,9783), (5) Menggiatkan iklan dan promosi penjualan (nilai TAS 6,8283), dan (6) Melaksanakan strategi pemasaran yang terkonsentrasi (nilai TAS 6,6483).

(4)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SUSU KUDA ORGANIK “ASAMBUGAR” UKM DIANA HERMAWATI PARUNG BOGOR

RATNA SOGIAN SIWANG H34051952

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk me mperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asam Bugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor

Nama : Ratna Sogian Siwang

NIM : H34051952

Disetujui, Pembimbing

Rahmat Yanuar SP, MSi NIP. 19760101 200604 1 010

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang, pada tanggal 4 Juli 1986. Penulis adalah anak bungsu dari pasangan Bapak Alm. H. Sogian Siwang dan Ibu Dra. Rosiana Siwang. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Adiyaksha I Jambi pada tahun 1999 serta pendidikan lanjutan tingkat pertama di SLTP Islam As-Syafiiyah Sukabumi pada tahun 2002. Pendidikan menengah atas di selesaikan pada tahun 2005 di SMAN 3 Sukabumi. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Penulis memasuki Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen tahun 2006 melalui seleksi umum mayor minor pertama yang dilakukan terhadap seluruh mahasiswa IPB angkatan 42.

Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis cukup aktif berorganisasi. Beberapa pengalaman organisasi yang pernah diikuti yaitu yaitu DKM Al-Quds asrama TPB IPB sebagai ketua, BEM Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai ketua Departemen PPSDM , UKM FORCES sebagai ketua biro internal, dan BEM KM IPB Kabinet IPB Gemilang sebagai sekretaris kementrian pendidikan. Penulis juga aktif mengikuti berbagai kepanitiaan dan sering ditunjuk sebagai koordinator divisi acara dan steering commitee.

Berbagai prestasi dalam bidang akademik pernah diraih oleh penulis, diantaranya yaitu penerima dana Program Kretifitas Mahasiswa bidang kewirausahaan dan pengabdian masyarakat, serta finalis dalam Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa bidang IPS dan Pendidikan, juga finalis dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-qur’an Tingkat IPB. Penulis juga pernah menjadi finalis pada PIMNAS XXII di Malang, dan presenter pada The International Symposium Go Organic 2009 di Bangkok, Thailand. Penulis juga adalah penerima beasiswa penuh dari Tanoto Foundation tahun 2006-2009. Di sela-sela waktunya, penulis juga menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam selama empat semester dan asisten mata kuliah Sosiologi Umum selama dua semester.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran produk susu kuda organik pada UKM Diana Hermawati serta faktor internal dan eksterternal yang mempengaruhinya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi UKM Diana Hermawati berdasarkan keadaan perusahaan.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, baik dari aspek teknis penulisan maupun substansi, karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan sehingga penulis dapat menyusun penelitian yang lebih baik di masa mendatang. Kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam skripsi ini juga dapat dijadikan pembelajaran oleh peneliti yang menjadikan skripsi ini sebagai referensi, agar kekurangan maupun kesalahan tersebut tidak terulang lagi.

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, kasih sayang dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi salah satu persembahan terbaik. 2. Bapak Rahmat Yanuar SP, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama proses pra-penelitian hingga penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc, selaku dosen penguji utama dalam ujian skripsi penulis atas kesediaan, pertanyaan, kriktik membangun, dan masukan yang berharga bagi perbaikan skripsi penulis.

4. Bapak Arif Karyadi, SP selaku dosen penguji dari Komisi Akademik dalam ujian skripsi penulis atas kesediaan, pertanyaan, kriktik membangun, dan masukan yang berharga bagi perbaikan skripsi penulis

5. Ibu Febriantina Dewi yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen Departemen Agribisnis selama penulis menjadi mahasiswa Departemen Agribisnis.

6. Pihak UKM Diana Hermawati sebagai responden penelitian atas penerimaan, waktu, kesempatan, informasi, dan seluruh bantuan yang diberikan untuk kelancaran proses penelitian.

7. Staf pelayanan akademik (Ibu Ida dan Mbak Dian) yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi serta seluruh staf Departemen Agribisnis. 8. Mohamad Ikhsan yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan pikiran

melalui pertanyaan, kritik, serta saran yang diberikan saat menjadi pembahas seminar penulis.

9. Tanoto Foundation, yang telah memberikan beasiswa penuh kepada penulis selama tiga tahun.

(10)

11. Keluarga Kemdik Gemilang (Widi, Moro, Dita, Bina, Enung, Ughie, Dede, Ipeh, Adam, Tifah, Tya, Diki, Elis) serta seluruh pimpinan dan crew BEM KM IPB Gemilang untuk pelajaran, kasih sayang, pengertian dan dukungannya. Aku bahagia memiliki kalian.

12. Keluarga Gladikarya Desa Girijaya Garut (Mba e, Ayik, Mamato) dan seluruh teman-teman AGB 42 atas kebersamaan, kenangan, dan semangat yang diberikan.

13. Cila Apriande dan Ivan Stenley teman satu bimbingan skripsi atas kebersamaan, dukungan, dan masukan berharga bagi penelitian penulis. 14. Rekan-rekan seperjuangan “Injury Time” (Ratna P, Anis, Fehmi, Rifi, Ikhsan)

atas semangat perjuangan dan bantuan yang diberikan.

15. Rekan-rekan seperjuangan di IM1 dan IM3 TPB 42, FRESH AGB 42, FREM, UKM FORCES, BEM FEM Kabinet Generasi Emas dan Kabinet FEM Bersatu, Kafilah KKTA PIMNAS XXII Malang, dan delegasi IPB dalam Symposium Go Organic 2009 Bangkok, untuk kebersamaan, pelajaran, pengalaman berharga, dan doa yang kalian berikan.

(11)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SUSU KUDA ORGANIK “ASAMBUGAR” UKM DIANA HERMAWATI PARUNG BOGOR

SKRIPSI

RATNA SOGIAN SIWANG H34051952

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

RATNA SOGIAN SIWANG. H34051952. 2009. Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik “Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RAHMAT YANUAR).

Trend pertanian Indonesia saat ini adalah peralihan sistem dari pertanian konvensional menuju pertanian organik. Pertumbuhan pertanian organik di Indonesia cukup baik. Pertumbuhan penjualan produk organik di Indonesia diperkirakan mencapai 10 persen per tahun, walaupun jumlah ini relatif kecil dibanding pertumbuhan penjualan produk organik di negara lain. Media organik Inggris menulis bahwa di Asia penjualan produk organik meningkat 20 persen setiap tahunnya.

Konsep organik tidak hanya dapat diterapkan pada sub sektor pertanian seperti sayur dan buah saja, tetapi juga sub sektor lain, seperti sub sektor peternakan. Peternakan organik merupakan pengelolaan peternakan dengan sistem yang sesuai dengan standar manajemen pertanian organik. Produk-produk peternakan yang telah diusahakan secara organik antara lain adalah daging, telur, madu, dan susu. Salah satu perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk peternakan organik adalah UKM Diana Hermawati, yang salah satu produknya adalah susu kuda organik. Susu kuda sumbawa sejak lama dikenal manjur untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari TBC, jantung, kanker rahim, hipertensi, asam urat, asma, diabetes, ginjal, anemia, types, lemah syahwat, sulit punya keturunan, menurunkan kolesterol, dan sebagainya.

Pada tahun 2008 Dr. Diana Hermawati melakukan sertifikasi kepada produk susu kuda Sumbawanya sebagai susu kuda organik, yang merupakan susu kuda organik pertama dan satu-satunya di Indonesia. Sertifikasi tersebut beliau lakukan agar produknya memiliki keunggulan dibandingkan produk susu kuda sumbawa produksi perusahaan lain, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Namun, predikat susu kuda organik ternyata belum meningkatkan penjualan susu kuda Sumbawa produksi UKM Diana Hermawati.

Berdasarkan data penjualan susu kuda organik “ASAMBUGAR” selama enam bulan sebelum dan enam bulan setelah sertifikasi organik, penambahan penjualan produk ukuran 500 ml hanya sebesar 0,536 persen, sedangkan produk ukuran 250 ml malah mengalami penurunan sebesar 1,4 persen. Total penjualan pada penjualan pada enam bulan sebelum sertifikasi organik adalah Rp165.240.000, sedangkan total penjualan enam bulan setelah sertifikasi organik adalah Rp165.150.000. Maka disimpulkan malah terjadi penurunan penjualan setelah sertifikasi organik.

(13)

(External Factor Evaluation), perumusan strategi dilakukan dengan matriks IE (Internal External) dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan urutan prioritas strategi diputuskan dengan menggunakan matiks QSP (Quantitative Strategic Planning).

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal UKM Diana Hermawati menunjukkan kekuatan dan kelemahan UKM Diana Hermawati yang mempengaruhi pemasarannya. Kekuatan UKM Diana Hermawati diantaranya yaitu produk berkualitas, khasiat produk yang telah diakui konsumen, harga bersaing, kemampuan bermitra dengan stake holder, serta SDM Litbang yang ahli di bidangnya. Sedangkan kelemahan UKM Diana Hermawati adalah kurangnya lokasi distribusi, terbatasnya modal, belum ada SDM yang fokus pada pemasaran, rasa susu kuda yang asam dan aroma yang khas, kemasan kurang menarik, dan belum memiliki segmen pasar yang jelas.

Identifikasi terhadap faktor- faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk susu kuda organik menghasilkan faktor peluang dan ancaman yang dihadapi UKM Diana Hermawati. Peluang UKM Diana Hermawati antara lain yaitu trend hidup sehat dan alami, tingginya jumlah penderita penyakit kronis di Indonesia, dan UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. Sedangkan ancaman yang dihadapi UKM Diana Hermawati antara lain yaitu rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kelebihan produk organik, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat susu kuda, munculnya pesaing yang juga menjual susu kuda Sumbawa, munculnya produk susu kuda Sumbawa palsu, tingkat inflasi, dan produk substitusi.

Matriks IFE UKM Diana Hermawati menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 2,6389 , sedangkan matiks EFE menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,2320. Hal tersebut berarti UKM Diana Hermawati memiliki kemampuan yang rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, serta memiliki kemampuan yang tinggi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Dengan demikian, posisi UKM Diana Hermawati dalam matriks IE adalah pada sel ke II yaitu pada posisi grow and build (tumbuh dan berkembang) dan strategi yang cocok untuk posisi ini adalah strategi intensif atau strategi integratif. Analisis SWOT UKM Diana Hermawati menghasilkan enam alternatif strategi yang berkaitan dengan posisi perusahaan dalam matriks IE. Urutan prioritas strategi UKM Diana hermawati berdasarkan analisis QSPM adalah (1) Memanfaatkan fasilitas kredit dari pemerintah (nilai TAS 7,448), (2) Meningkatkan strategi pemasaran langsung (nilai TAS 7,5618), (3) Mempertahankan kualitas produk (nilai TAS 7,4480), (4) Melaksanakan pengembangan produk agar lebih menarik dan enak dikonsumsi (nilai TAS 6,9783), (5) Menggiatkan iklan dan promosi penjualan (nilai TAS 6,8283), dan (6) Melaksanakan strategi pemasaran yang terkonsentrasi (nilai TAS 6,6483).

(14)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SUSU KUDA ORGANIK “ASAMBUGAR” UKM DIANA HERMAWATI PARUNG BOGOR

RATNA SOGIAN SIWANG H34051952

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk me mperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asam Bugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor

Nama : Ratna Sogian Siwang

NIM : H34051952

Disetujui, Pembimbing

Rahmat Yanuar SP, MSi NIP. 19760101 200604 1 010

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang, pada tanggal 4 Juli 1986. Penulis adalah anak bungsu dari pasangan Bapak Alm. H. Sogian Siwang dan Ibu Dra. Rosiana Siwang. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Adiyaksha I Jambi pada tahun 1999 serta pendidikan lanjutan tingkat pertama di SLTP Islam As-Syafiiyah Sukabumi pada tahun 2002. Pendidikan menengah atas di selesaikan pada tahun 2005 di SMAN 3 Sukabumi. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Penulis memasuki Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen tahun 2006 melalui seleksi umum mayor minor pertama yang dilakukan terhadap seluruh mahasiswa IPB angkatan 42.

Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis cukup aktif berorganisasi. Beberapa pengalaman organisasi yang pernah diikuti yaitu yaitu DKM Al-Quds asrama TPB IPB sebagai ketua, BEM Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai ketua Departemen PPSDM , UKM FORCES sebagai ketua biro internal, dan BEM KM IPB Kabinet IPB Gemilang sebagai sekretaris kementrian pendidikan. Penulis juga aktif mengikuti berbagai kepanitiaan dan sering ditunjuk sebagai koordinator divisi acara dan steering commitee.

Berbagai prestasi dalam bidang akademik pernah diraih oleh penulis, diantaranya yaitu penerima dana Program Kretifitas Mahasiswa bidang kewirausahaan dan pengabdian masyarakat, serta finalis dalam Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa bidang IPS dan Pendidikan, juga finalis dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-qur’an Tingkat IPB. Penulis juga pernah menjadi finalis pada PIMNAS XXII di Malang, dan presenter pada The International Symposium Go Organic 2009 di Bangkok, Thailand. Penulis juga adalah penerima beasiswa penuh dari Tanoto Foundation tahun 2006-2009. Di sela-sela waktunya, penulis juga menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam selama empat semester dan asisten mata kuliah Sosiologi Umum selama dua semester.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik ”Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran produk susu kuda organik pada UKM Diana Hermawati serta faktor internal dan eksterternal yang mempengaruhinya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi UKM Diana Hermawati berdasarkan keadaan perusahaan.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, baik dari aspek teknis penulisan maupun substansi, karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan sehingga penulis dapat menyusun penelitian yang lebih baik di masa mendatang. Kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam skripsi ini juga dapat dijadikan pembelajaran oleh peneliti yang menjadikan skripsi ini sebagai referensi, agar kekurangan maupun kesalahan tersebut tidak terulang lagi.

(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, kasih sayang dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi salah satu persembahan terbaik. 2. Bapak Rahmat Yanuar SP, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama proses pra-penelitian hingga penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc, selaku dosen penguji utama dalam ujian skripsi penulis atas kesediaan, pertanyaan, kriktik membangun, dan masukan yang berharga bagi perbaikan skripsi penulis.

4. Bapak Arif Karyadi, SP selaku dosen penguji dari Komisi Akademik dalam ujian skripsi penulis atas kesediaan, pertanyaan, kriktik membangun, dan masukan yang berharga bagi perbaikan skripsi penulis

5. Ibu Febriantina Dewi yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen Departemen Agribisnis selama penulis menjadi mahasiswa Departemen Agribisnis.

6. Pihak UKM Diana Hermawati sebagai responden penelitian atas penerimaan, waktu, kesempatan, informasi, dan seluruh bantuan yang diberikan untuk kelancaran proses penelitian.

7. Staf pelayanan akademik (Ibu Ida dan Mbak Dian) yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi serta seluruh staf Departemen Agribisnis. 8. Mohamad Ikhsan yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan pikiran

melalui pertanyaan, kritik, serta saran yang diberikan saat menjadi pembahas seminar penulis.

9. Tanoto Foundation, yang telah memberikan beasiswa penuh kepada penulis selama tiga tahun.

(20)

11. Keluarga Kemdik Gemilang (Widi, Moro, Dita, Bina, Enung, Ughie, Dede, Ipeh, Adam, Tifah, Tya, Diki, Elis) serta seluruh pimpinan dan crew BEM KM IPB Gemilang untuk pelajaran, kasih sayang, pengertian dan dukungannya. Aku bahagia memiliki kalian.

12. Keluarga Gladikarya Desa Girijaya Garut (Mba e, Ayik, Mamato) dan seluruh teman-teman AGB 42 atas kebersamaan, kenangan, dan semangat yang diberikan.

13. Cila Apriande dan Ivan Stenley teman satu bimbingan skripsi atas kebersamaan, dukungan, dan masukan berharga bagi penelitian penulis. 14. Rekan-rekan seperjuangan “Injury Time” (Ratna P, Anis, Fehmi, Rifi, Ikhsan)

atas semangat perjuangan dan bantuan yang diberikan.

15. Rekan-rekan seperjuangan di IM1 dan IM3 TPB 42, FRESH AGB 42, FREM, UKM FORCES, BEM FEM Kabinet Generasi Emas dan Kabinet FEM Bersatu, Kafilah KKTA PIMNAS XXII Malang, dan delegasi IPB dalam Symposium Go Organic 2009 Bangkok, untuk kebersamaan, pelajaran, pengalaman berharga, dan doa yang kalian berikan.

(21)

DAFTAR ISI

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 40

IV METODOLOGI PENELITIAN ... 43

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

4.2 Metode Pengumpulan Data ... 43

4.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 43

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 45

4.4.1 Tahap Pengumpulan Data (The Input Stage) ... 45

4.4.2 Tahap Analisis (Matching Stage) ... 49

4.4.3 Tahap Pengambilan Keputusan(The Decision Stage) .... 53

V GAMBARAN UMUM UKM DIANA HERMAWATI ... 55

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 55

5.2 Lokasi dan Keadaan Perusahaan ... 56

5.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 56

5.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 57

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN... 58

6.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan... 58

6.1.1 Aspek Manajemen Organisasi... 58

(22)

6.1.3 Aspek Sumberdaya Manusia ... 60 6.1.4 Aspek Produksi dan Operasi ... 61 6.1.5 Aspek Pemasaran ... 64 6.1.6 Aspek Penelitian dan Pengembangan ... 69 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan ... 70 6.2.1 Lingkungan Jauh ... 70 6.2.2 Lingkungan Industri ... 83

VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN ... 89 7.1 Tahap Input ... 89

7.1.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ... 89 7.1.2 Matriks IFE ... 95 7.1.3 Matriks EFE ... 97 7.2 Tahap Pencocokan... 98 7.2.1 Matriks IE... 98 3.2.1 Matriks SWOT ... 100 7.3 Tahap Keputusan ... 105 7.3.1 Matriks QSP ... 105

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Penjualan Produk Susu Kuda Organik UKM Diana Hermawati Sebelum (Juni -Desember 2008 ) dan Setelah

(Januari-Juni 2009) Sertifikasi Organik... 4 2 Perbandingan Komposisi Susu Kuda dengan Susu

hewan Ternak Lain dan Susu Ibu(%)... 10 3 Komposisi dan Sifat Susu Kuda Sumbawa dan Susu Kuda Pacu 10 4 Kendala Pengembangan UMK di Indonesia ... 18 5 Jenis Data Penelitian ... 44 6 Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ... 46 7 Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan ... 47 8 Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 48 9 Bentuk Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 49 10 Matriks SWOT ... 52 11 Bentuk Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning)... 54 12 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) Tahun 2003 -2009... 71 13 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok

Barang, 2002, 2005, dan 2007 (rupiah)... 72 14 Pengeluaran Perkapita untuk Kesehatan Beberapa Negara Asia 73 15 Daftar Perusahaan yang Menjual Susu Kuda Sumbawa ... 84 16 Matriks IFE UKM Diana Hermawati... 96 17 Matriks EFE UKM Diana Hermawati... 97 18 Matriks SWOT UKM Diana Hermawati ... 104 19 Hasil QSPM UKM Diana Hermawati ... 106

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Grafik Penjualan Produk Susu Kuda Organik UKM Diana Hermawati Sebelum (Juni -Desember 2008 ) dan Setelah

(Januari-Juni 2009) Sertifikasi Organik ... 5 2 Sumber Modal UMK ... 19 3 Langkah- langkah Segmenting, Targetting, dan Positioning ... 29 4 Bagan Bauran Pemasaran (marketing mix)... 30 5 Kerangka Pemikiran Operasional... 42 6 Matriks Internal- Eksternal... 50 7 Struktur Organisasi UKM Diana Hermawati ... 57 8 Alur Produksi Susu Kuda Organik ... 63 9 Jalur Distribusi produk Susu Kuda Organik “Asambugar ... 67 10 Tingkat Inflasi Bulanan Indonesia Tahun 2008-Juni 2009 ... 74 11 Grafik Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1990 – 2008 ... 76 12 Persentase Penduduk Indonesia yang Mengobati sendiri

Tahun 1999-2006 (%) ... 78 13 Persentase Penduduk Indonesia yang Menggunakan Obat

Tradisional Tahun 1999-2006 (%) ... 78 14 Matriks IE UKM Diana Hermawati ... 99

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Rata-rata Rating Faktor- faktor Internal dan Eksternal ... 113 2 Hasil Pembobotan Faktor-faktor Internal dan Eksternal... 114 3 Matriks QSP UKM Diana Hermawati ... 118 4 Kuesioner Penelitian ... 120

(26)

I.

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sektor pertanian yang mencakup pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan sektor unggulan yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Hingga tahun 2007, GDP Indonesia dari sektor pertanian adalah sebesar 14 persen dengan serapan tenaga kerja sebesar 41,21 persen (BPS,2008). Sektor pertanian merupakan sektor yang berjasa dalam penyediaan kebutuhan hidup masyarakat baik pangan maupun non pangan. Kebutuhan akan produk pertanian akan terus ada selama manusia masih membutuhkan pangan.

Dalam konteks ekonomi, produk-produk pertanian merupakan produk yang tergolong sebagai barang in elastis, yang artinya permintaannya cenderung tidak berubah banyak apabila terjadi perubahan harga. Namun, hal ini tidak berlaku apabila terjadi keadaan yang tidak cateris paribus, yang salah satu keadaannya adalah apabila terjadi perubahan trend atau selera masyarakat (Nicholson, 2002). Trend pertanian Indonesia saat ini adalah peralihan sistem dari pertanian konvensional menuju pertanian organik.

Peralihan ini dilatarbelakangi semakin tingginya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan serta keamanan pangan. Masyarakat semakin menyadari bahaya residu kimia dalam produk pertanian konvensional yang dapat menyebabkan berbagai penyakit apabila dikonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh. Maka dari itu trend produk pertanian organik sebagai produk pertanian yang sehat dan bebas residu kimia mulai meningkat. Keadaan ini membuka peluang yang cukup besar terhadap pertumbuhan pertania n organik di Indonesia dan dunia.

Pertumbuhan pertanian organik di Indonesia cukup baik. Pertumbuhan penjualan produk organik di Indonesia diperkirakan mencapai 10 persen per tahun1. Walaupun jumlah ini relatif kecil dibanding pertumbuhan penjualan

1

(27)

produk organik di negara lain. Sekjen Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina) Ririen Prihandarini memperlihatkan data penduduk dunia yang mulai menaruh perhatian pada produk-produk pangan organik, masyarakat Cheska menghabiskan 15,9 juta dolar AS untuk membeli produk organik. Sementara di Swiss, sekitar 10 -15 persen rumah tangga di sana membeli produk organik secara teratur. Swiss merupakan pembeli produk organik terbesar di dunia dengan menghabiskan 160 Swiss Franc atau sekitar Rp 1,2 juta per orang setiap tahunnya untuk produk-produk organik tertentu. Pertumbuhan permintaan pangan organik di pasar Kanada juga meningkat yaitu diprediksi mencapai 17,41 persen pada periode 2007-2011. Padahal, permintaan tahun sebelumnya hanya 3 - 4 persen. Media organik Inggris menulis bahwa di Asia penjualan produk organik meningkat 20 persen setiap tahunnya. 2

Konsep organik tidak hanya dapat diterapkan pada sub sektor pertanian seperti sayur dan buah saja, tetapi juga sub sektor lain, seperti sub sektor peternakan. Peternakan organik merupakan pengelolaan peternakan dengan sistem yang sesuai dengan standar manajemen pertanian organik. Produk-produk peternakan yang telah diusahakan secara organik antara lain adala h daging, telur, madu, dan susu (Litbang Deptan, 2002).

Salah satu perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk peternakan organik adalah UKM Diana Hermawati, yang salah satu produknya adalah susu kuda organik. Susu sejak lama dipercaya sebagai pangan yang menyehatkan dan mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Susu kuda yang diproduksi dan dipasarkan oleh UKM Diana Hermawati adalah susu kuda Sumbawa, atau yang dahulu dikenal sebagai susu kuda liar. Susu kuda Sumbawa yang diproduksi oleh perusahaan ini didapat melalui kemitraan dengan kelompok peternak kuda Sumbawa di Kabupaten Dompu, Sumbawa. Dr. Diana Hermawati selaku pemilik perusahaan kebetulan merupakan salah satu pembina dari kelompok peternak tersebut.

2

(28)

Susu kuda sumbawa sejak lama dikenal manjur untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari TBC, jantung, kanker rahim, hipertensi, asam urat, asma, diabetes, ginjal, anemia, types, lemah syahwat, sulit punya keturunan, menurunkan kolesterol, dan sebagainya (Hermawati, 2005). Khasiat susu kuda sudah diakui dengan banyaknya testimoni dari konsumen susu kuda yang mengaku sembuh dari penyakitnya setelah mengkonsumsi susu kuda Sumbawa secara teratur. Namun sayangnya belum banyak penelitian yang membuktikan secara klinis khasiat susu kuda Sumbawa. Salah satu yang penelitinya adalah Dr. Diana Hermawati sebagai pemilik UKM, yang telah melakukan penelitian mengenai susu kuda sumbawa pada tahun 2005, dan berhasil membuktikan adanya senyawa anti bakteri pada susu kuda Sumbawa (Hermawati,2005).

Khasiat dari susu kuda Sumbawa tersebut membuatnya banyak d icari terutama oleh pasien penyakit kronis. Selain itu, susu kuda Sumbawa memiliki kelebihan lain yaitu tidak menggumpal dan tahan pada suhu kamar hingga lima bulan tanpa dipasteurisasi atau ditambahkan pengawet apapun. Susu kuda dapat menjadi obat alternatif yang ampuh, aman, dan bebas zat kimia. Apalagi saat ini jumlah penyakit kronis seperti TBC, kanker, dan sebagainya di Indonesia terus meningkat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah penderita Tuberculosis (TBC) di Indonesia menempati posisi nomor tiga terbesar di dunia setelah India dan China, dengan angka insiden (kasus baru) sebesar 107 per 100 ribu penduduk3. Hal ini membuat bisnis susu kuda Sumbawa cukup memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan

I.2 Perumusan Masalah

UKM Diana Hermawati merupakan salah satu perusahaan yang memasarkan produk susu kuda Sumbawa. Pada akhir tahun 2008 Dr. Diana Hermawati melakukan sertifikasi kepada produk susu kuda Sumbawanya sebagai susu kuda organik, yang merupakan susu kuda organik pertama dan satu-satunya

3[WHO] World Hea lth Organization. 2009. W HO Reports 2009 : Globa l Tuberc losis

(29)

di Indonesia. Sertifikasi tersebut beliau lakukan agar produknya memiliki keunggulan dibandingkan produk susu kuda sumbawa produksi perusahaan lain, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Namun, predikat susu kuda organik ternyata belum secara signifikan meningkatkan penjualan susu kuda Sumbawa produksi UKM Diana Hermawati. Berikut adalah tabel penjualan produk susu kuda organik pada periode Juli hingga Desember 2008 (sebelum berlabel organik) dan Januari hingga Juni 2009 (setelah berlabel organik).

Tabel 1. Penjualan Produk Susu Kuda Organik UKM Diana Hermawati

Sebelum (Juni- Desember 2008 ) dan Setelah (Januari-Juni 2009) Sertifikasi Organik

Sumber : Profil Perusahaan UKM Diana Hermawat i, 2009

Tabel 1 menunjukkan data jumlah penjualan produk yang tidak jauh berbeda antara sebelum dan sesudah sertifikasi organik. Penambahan penjualan produk ukuran 500 ml hanya sebesar 0,536 persen, sedangkan produk ukuran 250 ml malah mengalami penurunan sebesar 1,4 persen. Total penjualan pada penjualan pada enam bulan sebelum sertifikasi organik adalah Rp 165.240.000, sedangkan total penjualan enam bulan setelah sertifikasi organik adalah Rp 165.150.000. Maka disimpulkan malah terjadi penurunan penjualan setelah

No Bulan Penjualan Produk

Ukuran 500 ml Ukuran 250 ml

1 Juli 2008 285 350

2 Agustus 2008 325 298

3 September 2008 321 289

4 Oktober 2008 359 234

5 November 2008 334 224

6 Desember 2008 323 219

7 Januari 2009 332 285

8 Februari 2009 286 221

9 Maret 2009 378 281

10 April 2009 286 221

11 Mei 2009 368 303

(30)

sertifikasi organik. Perbandingan penjualan produk di atas secara lebih ringkas dapat dilihat dalam gambar 1 berikut

Gambar 1. Grafik Penjualan Produk Susu Kuda Organik UKM Diana

Hermawati Sebelum (Juni -Desember 2008 ) dan Setelah (Januari-Juni 2009) Sertifikasi Organik

(Su mber : Data Primer, dio lah)

Sertifikasi organik dilaksanakan oleh UKM Diana Hermawati dengan salah satu tujuannya untuk meningkatkan penjualan. Namun, hal yang terjadi adalah sebaliknya. Doktor dari Sekolah Pasca Sarjana IPB ini menyatakan penjualan yang kurang memuaskan tersebut dikarenakan perusahaannya mengalami berbagai kendala pemasaran diantaranya yaitu belum memasyarakatnya produk organik di Indonesia, sehingga belum terlalu banyak yang mengetahui keunggulan produk organik.

Kendala lainnya yaitu rasa susu kuda Sumbawa yang asam, membuat konsumen terkadang kurang menyukainya, sehingga membuatnya hanya dikonsumsi pada saat konsumen membutuhkan pengobatan, dan tidak kembali dikonsumsi ketika konsumen tersebut sembuh. Padahal Dr. Diana Hermawati menyatakan bahwa susu kuda S umbawa bukan hanya manjur sebagai obat, tetapi juga dapat digunakan sebagai minuman harian untuk menjaga kebugaran dan kesehatan.

UKM yang resmi berdiri pada tahun 2006 ini juga mengalami kendala modal. Dr. Diana mengaku biaya pemasaran untuk produk susu kuda organik ini

(31)

cukup besar. UKM ini belum memiliki outlet milik sendiri, sehingga harus menyewa outlet untuk penjualan. Selama ini penjualan dilaksanakan di outlet Pasar Tani Deptan di Ragunan dan Taman Mini Indonesia Indah satu minggu sekali, pameran-pameran yang dilaksanakan pemerintah atau swasta, serta outlet di Pamulang Square. Dr. Diana juga kerap melayani pesanan dari berbagai daerah di Indonesia.

Dr. Diana mengaku bahwa biaya pemasaran melalui o utlet-outlet tersebut cukup besar, padahal keuntungan penjualan tidak besar, sebagai contoh, untuk outlet Pamulang Square saja biaya sewanya Rp 3.000.000,00 per bulan, ditambah biaya tenaga kerja Rp 1.000.000,00 p er bulan, padahal hasil penjualan di tempat tersebut tidak selalu menutupi biaya tetapnya. Saat ini Dr. Diana mulai memasarkan produknya melalui internet.

Melihat berbagai masalah pemasaran yang ada pada UKM Diana Hermawati, penulis memiliki hipotesis bahwa UKM Diana Hermawati belum menerapkan manajemen strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan produknya. UKM Diana Hermawati sebagai produsen produk susu kuda organik “Asambugar” yang merupakan produk baru dalam masyarakat membutuhkan strategi pemasaran yang tepat sehingga proses pemasaran dapat berjalan optimal dan memberikan profit maksimal kepada UKM Diana Hermawati. Namun berbagai kendala tersebut juga menunjukkan bahwa pemasaran susu kuda organik dipengaruhi oleh keadaan internal dan eksternal perusahaan. Maka, strategi pemasaran yang dilaksanakan oleh UKM Diana Hermawati sebaiknya juga mempertimbangkan keadaan internal dan eksterna l perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor internal dan ekstenal perusahaan apa sajakah yang

mempengaruhi pemasaran produk susu kuda organik “Asambugar” ?

2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan dalam pemasaran produk susu kuda organik “Asambugar” berdasarkan analisis faktor- faktor internal dan eksternalnya?

(32)

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengidentifikasi faktor- faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk susu kuda organik “Asambugar”.

2. Merumuskan strategi pemasaran yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada produk susu kuda organik “Asambugar”.

3. Menentukan urutan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran produk susu kuda organik “Asambugar”.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah wawasan dan kompetensi di bidang pemasaran dan strategi agribisnis sehingga dapat menjadi bekal ketika kelak berkecimpung dalam dunia agribisnis.

2. Bagi pihak UKM Diana Hermawati, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi kegiatan pemasaran produk susu kuda organik “Asambugar”, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk dan menambah keuntungan perusahaan.

3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai produk susu kuda organik dan proses pemasarannya sehingga dapat menjadi referensi ketika kelak membuka usaha yang sama.

1. 5Ruang Lingkup Penelitian

(33)
(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Susu dan Susu Kuda

Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing atau mamae dari hewan mamalia (Susilorini dan Sawitri, 2006). Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia (1999) susu didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat tanpa ditambah atau dikurangi zat apapun kecuali didinginkan serta diperoleh dengan cara yang baik dan benar. Susu mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak mamalia. Zat-zat gizi tersebut diantaranya adalah lemak, protein, karbohidrat (laktosa), vitamin, mineral, dan air. Komponen dan karakteristik zat gizi yang terdapat dalam susu memungkinkan zat gizi susu mudah diserap oleh tubuh (Bucke et al, 1987). Istilah susu untuk konsumsi diartikan sebagai susu sapi, sedangkan untuk susu hewan mamalia lainnya diikuti dengan nama spesiesnya, sehingga susu yang berasal dari ambing kuda disebut susu kuda.

Susu kuda sejak lama telah dikonsumsi oleh masyarakat di daerah Asia Tenggara, Mongolia, Eropa Timur, dan Rusia. Susu kuda umumnya dikonsumsi dalam bentuk susu fermentasi sebagai minuman sehari- hari maupun untuk pengobatan. Susu kuda banyak digunakan untuk pengobatan penyakit radang paru-paru, TBC, penyakit ginjal, hati, radang usus, radang lambung, anemia, avitaminosis, dan gangguan kardiovaskuler (Hermawati, 2005).

(35)

Tabel 2. Perbandingan Komposisi Susu Kuda dengan Susu hewan Ternak Lain ekstensif (liar) di Pulau Sumbawa, anatara lain di desa Saneo, Kabupaten Dompu, dan desa Palama, Kabupaten Bima. Supriati (1998) yang melakukan penelitian mengenai susu kuda Sumbawa menemukan bahwa kandungan gizi susu kuda

Tabel 3. Komposisi dan Sifat Susu Kuda Sumbawa dan Susu Kuda Pacu

Komposisi Susu Kuda Sumbawa Susu Kuda Pacu

Berat Jenis 1,0235 -

Kadar Lemak (persen) 1,68 2,0

Kadar Protein (persen) 2,26 1,70

Kadar Laktosa (persen) 4,31 5,80

(36)

Tabel 3 memperlihatkan perbandingan komposisi susu k uda Sumbawa dan susu kuda pacu. Dari tabel 3 terlihat bahwa susu kuda Sumbawa memiliki beberapa kelebihan antara lain kadar lemak yang lebih rendah, kadar protein yang lebih tinggi, dan kadar anti mikroba yang jauh lebih tinggi dibandingkan susu kuda pacu. Secara organoleptik, susu kuda Sumbawa berwarna putih, aroma khas, rasa asam, dan konsistensi encer.

Susu kuda Sumbawa mengalami autofermentasi sehingga pHnya rendah dan membuat rasanya sangat asam (Sudarwanto et al, 1998). Proses fermentasi umumnya terjadi karena adanya asam laktat yang mengubah laktosa menjadi oleh asam laktat. Salah satu keunggulan susu kuda adalah lebih mudah dicerna oleh usus manusia karena laktosa susu kuda mengandung dua molekul gula, yaitu satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa, dan galaktosa mudah diubah menjadi glukosa (Morel, 2003).

2.3 Peternakan Organik

2.3.1 Definisi Pangan Organik dan Te rnak Organik

Pangan organik adalah pangan berkaitan dengan cara-cara produksi pertanian organik. Suatu bahan pangan disebut sebagai pangan organik hanya apabila pangan tersebut berasal dari suatu lahan pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang menerapkan praktik-praktik pengelolaan yang bertujuan untuk memelihara ekosistem untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan (OKPO, 2007).

Pertanian organik juga melakukan pengendalian gulma serta hama dan penyakit melalui berbagai cara seperti daur ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, pengelolaan pengairan, pengolahan lahan dan penanaman, serta penggunaan bahan-bahan hayati. Kesuburan tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu sistem yang mengoptimalkan aktivitas biologis tanah, keadaan fisik, serta keadaan mineral tanah yang bertujuan untuk menyediakan suplai nutrisi yang seimbang bagi kehidupan tumbuhan dan ternak serta untuk menjaga sumberdaya tanah.

(37)

adanya hubungan yang seimbang antara inang atau predator, peningkatan populasi serangga yang menguntungkan, pengendalian biologis dan kultural, serta pembuangan secara mekanis pada hama maupun bagian tumbuhan yang terinfeksi.

Sedangkan peternakan organik merupakan pengelolaan peternakan berdasarkan prinsip pertanian organik. Dasar budidaya ternak organik adalah pengembangan hubungan secara harmonis antara lahan, tumbuhan, ternak, serta penghargaan terhadap kebutuhan fisiologis da n kebiasaan hidup ternak. Hal ini dipenuhi melalui kombinasi antara penyediaan pakan yang ditumbuhkan secara organik yang berkualitas baik, kepadatan populasi ternak yang cukup, sistem budidaya ternak yang sesuai dengan tuntutan kebiasaan hidupnya. Hal tersebut juga dipenuhi dengan menerapkan cara-cara pengelolaan ternak yang dapat mengurangi stres,mendorong kesejahteraan serta kesehatan ternak, pencegahan penyakit, serta usaha penghindaran penggunaan obat hewan kolompok sediaan farmasetika atau jenis kemoterapetika (termasuk antibiotika).

2.3.2 Pedoman Teknis Peternakan Organik

Berikut ini adalah pedoman teknis peternakan organik menurut Otoritas Kompeten Pangan Organik tahun 2007:

1. Lahan dan Penyiapan Lahan, Kandang, Bangunan kantor dan Tenaga kerja a. Unit usaha atau peternak harus memiliki catatan riwayat penggunaan lahan

minimal dua tahun sebelum lahan tersebut diperuntukan untuk sistem peternakan organik, kecuali bagi lahan yang ada dihutan bebas, bekas hutan, dan lahan bukaan baru.

b. Unit usaha atau peternak mempunyai peta lokasi lahan yang berbatasan dengan lahan yang akan digunakan untuk peternakan organik.

(38)

seperti semula atau sebaliknya) antara metode produksi te rnak organik dan konvensional.

d. Tidak menyiapkan lahan dengan cara pembakaran, termasuk pembakaran sampah.

e. Kandang pemeliharaan ternak harus ditata supaya aliran air, saluran pembuangan limbah tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan penyakit.

f. Kandang isolasi diletakan paling belakang dan terpisah dari kandang lainnya untuk menghindari penularan penyakit melalui udara, air, peralatan dan petugas kandang.

g. Bangunan kantor dan tempat tinggal karyawan harus terpisah dari areal perkandangan dan dipagar.

h. Tenaga kerja yang dipekerjakan hendaknya berbadan sehat dan mendapat pelatihan teknis budidaya ternak dan penanganan panen, pasca panen, distribusi dan pemasaran hasil peternakan organik.

2. Bibit ternak

a. Bibit ternak berasal dari ternak yang dipelihara secara organik atau sesuai dengan cara -cara yang sesuai dengan SNI .

b. Tidak menggunakan bibit ternak yang berasal dari hasil rekayasa genetika yang dibuktikan dengan sertifikat .

c. Dalam hal tidak tersedia bibit seperti yang disyaratkan tersebut maka pada tahap awal dapat menggunakan bibit tanpa perlakuan.

3. Sumber Air

a. Air yang digunakan berasal dari sumber mata air yang langsung atau dari sumber lain yang memenuhi standar air yang dibenarkan oleh SNI. Terdapat catatan hasil uji air dalam periode tertentu.

b. Air yang tidak berasal dari mata air langsung harus telah mengalami perlakuan untuk mengurangi cemaran sehingga memenuhi persyaratan baku dan terdokumentasi.

(39)

4. Manajemen Kesuburan Tanah

a. Kesuburan dan aktivitas biologis tanah harus dipelihara atau ditingkatkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam SNI No 01-6729-2006.

b. Tidak menggunakan kotoran manusia. 5. Pencegahan Penyakit dan Pemeliharaan Ternak

a. Meminimalkan stres, mencegah terjadinya penyakit, tidak menggunakan obat kimia untuk pencegahan dan pengobatan penyakit, tidak menggunakan hormon pemacu pertumbuhan, tidak menggunakan pakan ternak yang mengandung obat kimia dan hormon pemacu pertumbuhan sintetis, menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan, serta tidak menggunakan pestisida, herbisida, dan produk hasil rekayasa genetika. b. Tidak melakukan proses pembakaran dalam pengendalian gulma.

c. Menerapkan sistem pengendalian penyakit yang terpadu sehingga dapat menekan kerugian akibat penyakit.

d. Memelihara ternak secara ekstensif pada lahan organik. Ternak yang dipelihara bukan secara ekstensif harus mempertahankan kebersihan kandang, ternak, peralatan dan orang yang menangani ternak serta kesehatan ternak dan orang yang menangani ternak.

e. Memelihara spesies ternak yang dapat hidup pada pola organik.

f. Untuk menangani ternak yang sedang sakit dapat diberikan tindakan fisioterapi, akupuntur, probiotik, dan herbal organik. Dalam keadaan terpaksa dapat menggunakan obat obat kimia seperti antibiotik,obat cacing dan lain lain harus memperhatikan dosis, cara pemberian, waktu henti obat dan dalam pengawasan dokter hewan.

g. Ternak yang sedang sakit dan dalam proses pengobatan dipelihara secara terpisah dari ternak yang sehat dan dibawah pengawasan dokter hewan. Kotoran dan air kencing hewan yang sakit tidak boleh mencemari lingkungan lahan organik.

(40)

seperti pembuatan pagar hidup dan tempat sarang, zona penyangga ekologi, ekosistem yang beragam, hal ini akan bervariasi antar daerah. Sebagai contoh, zona penyangga untuk mengendalikan erosi, agroforestry, merotasikan tanaman dan sebagainya; penyiapan biodinamik dari stone meal, kotoran ternak atau tanaman; Penggunaan mulsa disebarkan diatas permukaan tanah secara rapat dapat menghindari kerusakan permukaan tanah dari terpaan hujan.

i. Jika terdapat kasus yang membahayakan atau ancaman yang serius terhadap tanaman dimana tindakan pencegahan di atas tidak efektif, maka dapat digunakan bahan lain sebagaimana dicantumkan dalam Lampiran pada SNI.

6. Pakan Ternak

a. Menggunakan bahan baku pakan ternak organik, tidak menggunakan bahan baku yang berasal dari rekayasa genetik.

b. Susu yang diminum oleh ternak muda harus berasal dari susu induk organik

c. Ternak yang dipelihara secara ekstensif dan intensif atau semi intensif harus mengkonsumsi pakan dari lahan organik.

d. Air minum yang digunakan untuk minum, membersihkan ternak dan lingkungan harus berasal dari air organik.

e. Bahan pakan tambahan seperti mineral dan vitamin diperoleh secara alami dan berasal dari sumber sumber organik dan dalam proses produksinya tidak menggunakan pelarut kimia.

f. Probiotik, enzim dan mikroorganisme diperbolehkan untuk digunakan. 7. Penanganan Panen, Pasca Panen, Penyimpanan, Transportasi dan Pemasaran

a. Pencucian peralatan,ternak produk ternak organik segar dilakukan denga menggunakan air standar baku yang diizinkan untuk sistem pangan organik.

(41)

c. Tidak menggunakan bahan kimia sintetis dalam proses penanganan pasca panen, penyimpanan, dan pengangkutan.

d. Peralatan pada waktu dan pasca panen harus bebas dari kontaminasi bahan kimia sintetis.

e. Tidak menggunakan bahan pembungkus yang menimbulkan kontaminasi produk.

f. Dalam pengemasan menggunakan bahan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali atau menggunakan bahan yang mudah mengalami dekomposisi. Menggunakan kemasan untuk makanan organik.

g. Selalu menjaga integritas produk organik selama penanganan, penyimpanan dan transportasi serta dalam pemasaran.

8. Dokumentasi dan Rekaman

a. Untuk setiap butir yang relevan perlu tersedia ”Standar Prosedur Operasional” (SPO) yang terdokumentasikan.

b. Setiap butir yang relevan harus terdapat catatan, rekaman, atau dokumentasinya untuk membuktikan pemenuhan terhadap standar ini.

2.4 Susu Organik

Susu organik merupakan susu hasil perahan ternak dari peternakan organik. Penelitian yang dilakukan oleh University of Aberdeen, Italian Research Council, dan Institute of Grassland and Environmental Research menunjukkan susu sapi organik mengandung jumlah vitamin E, antioksidan, dan asam lemak esensial omega-3 lebih banyak dibandingkan susu non-organik. Hasil penelitian ini disampaikan dalam Kongres Quality Low Impact Food yang diselenggarakan oleh University of Newscastle, awal Januari 2005. 4

Sapi yang dipelihara secara organik – hanya memakan berbagai jenis rumput segar dalam jumlah banyak dan rumput yang difermentasi – memproduksi susu yang mengandung vitamin E (alpha tocopherol) 50 persen lebih tinggi, beta karotin (di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A) 75 persen lebih tinggi,

4

(42)

dan antioksidan lutein dan zeaxanthine dua sampai tiga kali lebih banyak dibandingkan susu non-organik. University of Aberdeen dan Institute of Grassland and Environmental Research menemukan jumlah asam lemak esensial omega-3 lebih tinggi dalam susu organik. Meminum 568 mililiter susu sehari telah mencukupi 17,5 persen kebutuhan vitamin E bagi perempuan dan 14 persen bagi laki- laki, dan mendapatkan beta karotin sama banyaknya dengan beta karotin dari satu porsi sayuran.

Buah dan sayuran adalah sumber utama asupan antioksidan tetapi penelitian ini menunjukkan susu organik bisa menjadi sumber tambahan antioksidan dan vitamin lainnya yang sangat bermanfaat. Manfaat susu organik berasal dari makanan sapi yang alami, berdasarkan ketentuan standar organik di Eropa. Sementara itu, sapi non-organik mendapatkan makanan kaya konsentrat yang lebih murah untuk meningkatkan jumlah produksi susu. Selain itu, peternak sapi non-organik boleh menggunakan makanan yang berasal dari tanaman transgenik, tanaman yang dipupuk dengan urea, larutan dari sisa makanan, yang terlarang bagi peternak sapi organik.

2.5 Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, kriteria usaha mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha mikro memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memilik i memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

(43)

masa depan. Pada saat krisis global UMK masih dapat terus bertahan. Hasil Sensus Ekonomi 2006 mencatat sebanyak 22,5 juta UMK. Tenaga kerja yang terserap sebanyak 43,9 juta orang. Menariknya, UMK yang bergerak dilapangan usaha perdagangan besar dan eceran masih mendominasi UMK di tanah air (45,42 persen). UMK jenis ini menyerap tenaga kerja 17,4 juta orang atau 39,60 perse n dari total pekerja UMK .

Dalam pengembangannya UMK mengalami beberapa kendala. Secara nasional terdapat 48,5 persen UMK mengalami kesulitan dalam menggerakkan perusahaan atau usahanya. Terdapat beberapa penyebab kesulitan UMK diantaranya terbatasnya bahan baku atau barang dagangan, pemasaran, permodalan, BBM atau energi, transportasi, keterampilan tenaga kerja, upah buruh, dan lainnya. Berikut tabel 4 yang menjelaskan beberapa kendala pengembangan UMK di Indonesia

Tabel 4. KendalaPengembangan UMK di Indonesia

Jenis Banyaknya Persentase

Kendala Usaha (persen)

Modal 3.899.264 35,7

Pemasaran 3.795.953 34,8

Bahan Baku 1.173.911 10,8

BBM/ Energi 444.340 4,1

Transportasi 303.327 2,8

Keterampilan 133.329 1,2

Upah Buruh 95.128 0,8

Lainnya 1.073.802 9,8

Sumber : BPS RI, 2006

(44)

sebagian besar dialami oleh lapangan usaha penyediaan makan minum, dengan 42,2 persen (kesulitan modal) dan 37,3 persen (kesulitan pemasaran).

Sebagian UMK menggerakkan usahanya dengan modal milik sendiri. Hanya 16 persen UMK yang melakukan pinjaman dari pihak lain, seperti yang terlihat pada Gambar 2

Gambar 2. Sumber Modal UMK (Su mber : BPS RI, 2006)

UMK yang meminjam modal dari pihak lain, sebagian besar meminjam pada teman, rentenir, pemberi modal di luar kerabat, dan lainnya yang sifatnya perorangan. Sebanyak 47,7 persen UMK di Indonesia belum memiliki rencana pengembangan atau memperluas usahanya setahun akan datang. Mengembangkan atau memperluas usaha yang dimaksud adalah rencana memperluas tempat usaha, membuka cabang, meningkatkan keahlian, dan sebagainya. UMK yang tidak memiliki rencana pengembangan usaha tersebut dikarenakan bukan hanya masalah modal, namun juga masalah pemasaran. Hal tersebut terlihat pada 50,2 persen UMK tidak memiliki rencana karena kesulitan modal, menyusul 24,2 persen karena kendala pemasaran (Tabel 4). Kendala tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan menjalin kemitraan dengan usaha lain, namun persentase UMK yang menjalin kemitraan dengan usaha lain hanya 9,1 persen dari total UMK di Indonesia. Sebagian besar UMK tersebut menjalin kemitraan atau kerja sama dalam hal pengadaan bahan baku yaitu sebesar 55,8 persen, sedangkan hubungan kemitraan dalam hal bimbingan usaha masih kurang dilakukan, yaitu baru 4,4 persen saja.

84% 16%

Milik Sendiri

(45)

2.6 Penelitian Terdahulu

Manalu (2004) melaksanakan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran produk susu segar kambing farm P4S Citarasa di Desa Ciherang Pondok Kecamatan Caringin, Bogor. Analisis faktor internal menggunakan matriks IFE menunjukkan skor 2,735, serta analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE 2,811 mengidentifikasikan bahwa farm P4S Citarasa memiliki posisi yang sedang, atau berada pada kuadran V. Maka, strategi yang diambil adalah hold and maintain, berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Analisis SWOT terhadap faktor-faktor kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh farm P4S Citarasa menghasilkan lima pilihan strategi, yaitu: 1) Strategi mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, 2) strategi diversifikasi produk, 3) Strategi mempertahankan harga jual susu, 4) Strategi peningkatan penjualan atau pemasaran, 5) Strategi peningkatan kualitas manajemen. Analisis QSPM lalu menghasilkan prioritas strategi yang akan dijalankan, yaitu 1) Diversifikasi produk untuk memenuhi keinginan konsumen sesuai dengan modal yang ada, 2) Menggiatkan strategi peningkatan pemasaran melalui promosi, 3) mempertahankan harga jual susu, 4) Membenahi sistem manajemen , 5) mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk.

(46)

Yuliawati (2008) melaksanakan penelitian mengenai strategi pemasaran obat herbal “Biomunos” pada PT. Biofarmaka Indonesia, Bogor. Alat analisis yang digunakan untuk analisis faktor- faktor internal dan eksternal perusahaan adalah matriks IFE dan matriks EFE. Perumusan strategi menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, dan prioritas strategi didapatkan dengan menggunakan QSPM. Total skor matriks EFE PT. Biofarmaka Indonesia adalah 3,48 yang artinya perusahaan memiliki kemampuan faktor eksternal yang tinggi, sedangkan total skor matriks IFE adalah 2,77, yang menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan faktor internal yang rata-rata.

(47)

pesaing, memperkuat merek, serta meningkatkan aktivitas promosi yang dan distribusi yang efektif dan efisien. Prioritas selanjutnya adalah mempertahankan harga yang kompetitif dengan pesaing, mempertahankan kualitas produk dan keamanan pangan pada produk, menambah variasi produk, mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar, dan memperbaiki sistem pembayaran.

Khirom (2008) melaksanakan penelitian mengenai strategi pemasaran “ Cincau Drink” pada CV. Citra Pangan Mandiri. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis implementasi strategi bauran pemasaran; (2) Analisis lingkungan perusahaan; (3) Proses Hierarki Analitik (PHA). Faktor yang menjadi unsur strategi pemasaran cincau drink adalah produk, harga, promosi, distribusi, segmentasi, targetting, dan positioning. Strategi operasional yang dilaksanakan CPM untuk meningkatkan loyalitas konsumen adalah memprioritaskan mutu pada bauran produk, struktur diskon pada bauran harga, periklanan pada bauran promosi, pendapatan pada bauran segmentasi, spesialisasi apada bauran targetting, dan keunggulan produk baru pada bauran positioning. Strategi operasional yang yang dilakukan CV. CPM untuk memperluas pangsa pasar adalah memprioritaskan: mutu pada bauran produk, struktur diskon pada bauran harga, periklanan pada bauran promosi, agen pada bauran distribusi, pendapatan pada bauran segmentasi, konsentrasi pasar tunggal pada bauran targetting, dan tingkat harga bada bauran positioning.

Kristianto (2006) melaksanakan peneltian tentang strategi pemasaran jamu tradisional pada PT. Fito Medisina, Bogor. Alat analisis pada penelitian ini adalah matriks IFE, EFE, IE, dan SWOT. Total skor matriks IFE PT. Fito Medisina adalah 3, 19 dan total skor matriks EFEnya adalah 2,92 maka posisi perusahaan pada matriks IE adalah hold and mantain. Alternatif strategi dari matriks SWOT adalah (1) Mempertahankan iklim kerja yang kondusif; (2) Menciptakan hubungan emosional dengan konsumen untuk meningkatkan loyalitas; (3) Mempertahankan harga jual yang kompetitif; (4) Mencari dan membina hubungan baik dengan distributor baru; (5) Melakukan promosi yang aktif; (6) Mengembangkan variasi produk.

(48)
(49)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pe mikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pe masaran

Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun perdagangan. Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management Analysis, Planning, and Control, mengartikan pemasaran sebagai suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk serta nilai dengan individu dan kelompok lainnya.

Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki dua dimensi, yaitu dimensi saat ini dan dimensi yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan dimasa yang akan datang yang diharapkan terjalin dengan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Strategi pemasaran adalah rencana pemasaran untuk menentukan pasar dan konsep bauran pemasaran. Assauri (2004) mendefenisikan strategi pemasaran sebagai pasar sasaran dan bauran pemasaran yang berhubungan. Dalam hal ini menurutnya terdapat dua bagian yang saling berhubungan, yaitu :

1. Pasar sasaran : kelompok konsumen yang relatif sama yang ingin diraih perusahaan

2. Bauran pemasaran : variabel-variabel yang terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan kelompok sasaran.

Keberhasilan pemasaran merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan. keberhasilan pemasaran akan meningkatkan volume penjualan, market share, dan kepuasan pelanggan, yang akhirnya akan meningkatkan deviden, nilai pasar saham dan lain- lain.

(50)

diinginkan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pemasaran, yaitu : menetapkan pembeli yang dijadikan target, memperkirakan jumlah penjualan serta menyusun berbagai kombinasi kebijakan pemasaran untuk mencapai target penjualan yang ditentukan dengan cara mensegmentasi pasar. Selanjutnya , atas segmen pasar yang dipilih perlu ditetapkan taksiran penjualan untuk melayani pasar tersebut.

Taksiran penjualan sangat penting artinya bagi perusahaan karena akan mempengaruhi keputusan di bidang lainnya misalnya bidang produksi atau keuangan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian pasar untuk mengetahui tingkat permintaan dan posisi produk saingan . Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penetapan tingkat penjualan perusahaan. Tingkat penjualan dapat pula ditetapkan atas dasar penjualan tahun-tahun sebelumnya. Atas dasar pengalaman ini dapat diperkirakan tingkat penjualan perusahaan untuk tahun mendatang dengan bantuan analisis statistik. Jika perkiraan volume penjualan sudah ditetapkan maka langkah selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah menentukan kombinasi strategi pemasaran untuk merealisasikan target tersebut.

Selain strategi pemasaran, masih dibutuhkan bermacam taktik atau kiat pemasaran untuk mewujudkan strategi menjadi kenyataan. Strategi merupakan cara yang dipakai dalam pertempuran untuk memenangkan peperangan, sedangkan taktik merupakan teknik yang dipakai untuk melaksanakan strategi. Dalam istilah marketing, strategi berarti perencanaan dasar suatu aksi yang dipilih untuk mencapai suatu sasaran (objective), sedangkan taktik merupakan cara dalam menjalankan rencana tersebut.

Gambar

Tabel 2. Perbandingan Komposisi Susu Kuda dengan Susu hewan Ternak Lain dan Susu Ibu (persen)
Tabel 4. Kendala Pengembangan UMK di Indonesia
Gambar 2. Sumber Modal UMK
Gambar 3. Langkah-langkah Segmenting, Targetting, dan positioning                   (Sumber : Kotler,2000)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan ANNA FARIYANTI). Pengembangan peternakan saat ini menunjukkan prospek