LAPORAN MAKALAH
Kasus : Pengkajian Keperawatan Komunitas
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Community Nursing Program IV pada Semester Ganjil
Dosen tutor : Setiawan, AMK., BSN., M.Kes Tutor : 9 (sembilan)
Disusun oleh :
Amalia Pebriyanti 220110130003
Nuri Novelia P 220110130008
Anbar Ajeng K 220110130039
Nafisah Syahidah 220110130049 Ayu Fitri Lestari 220110130051
Arindita Husna 220110130079
Syara Noor Liza 220110130089 Christie Mervie J. K. 220110130094 Lanni Sulastri 220110130120
Raden Nida Yudiastri M. 220110130128 Siti Sarah Fadhilah 220110130134 Fika Apriandini 220110130149
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BAB I PENDAHULUAN Kasus 3
Pengkajian Keperawatan Komunitas
Hasil pengkjian komunitas yang dilakukan oleh tim keperawatan komunitas pada suatu wilayah kerja puskesmas A yang terdiri dari tiga kelurahan. Sebagai berikut :
Data demografi
a. Tinggi tempat dari permukaan laut 700-750 m. b. Curah hujan rata-rata pertahun 2400 mm3. c. Keadaan suhu rata-rata 28-300 C.
d. Kualitas lingkungan fisik di 3 kelurahan terdiri dari sungai, air, sumur, udara, hutan lahan pertanian dan air irigasi dengan keadaan rata-rata baik.
e. Kelembaban di 3 kelurahan yang cukup tinggi karena daerah perbukitannya lebih lus sehingga mempunyai dampak negatif yang memungkinkan tingginya penyakit ISPA f. Kondisi tanah daerah perbukitan disertai curah hujan yang tinggi di 3 kelurahan sehingga
STEP 1
-STEP 2
1. Peran perawat dalam menanggulangi kemiskinan (Sarah) 2. Pengkajian khusus untuk lansia (Nafi)
3. Menanggulangi penyakit ISPA , adakah program-program nya? (Ayu) 4. Bagaimana cara menentukan prioritas Masalah (Nuri)
5. Bagaimana metode mengumpulkan data (Anbar) 6. Langkah-langkah mengakaji komunitas? (Nida)
7. Peran perawat dalam mengatasi kesusahan akses kesehatan (Fika)
8. Adakah prinsip-prinsip dalam mengkaji komunitas, kalau ada apa saja?(Lanni) 9. Upaya lainnya untuk warga miskin kecuali jamkesmas, apa?(Arin)
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian komunitas (Ayu) 11. Siapa saja yang berwewenang dalam pengkajian komunitas?(Syara) 12. Indikator penduduk miskin (Nuri)
13. Peran perawat dalam meningkatkan status kesehatan (Arin) 14. Penyajian data?(Fika)
15. Upaya preventif dan promotif apa yang diperlukan ?(Amel)
STEP 3
5. Mendekati stake holder, observasi, survey, dan memberikan kuisioner pada Masyarakat, data dari puskesmas, wawancara (Amel, Nuri)
2. Pengkajian status fungsional ,psikologis, afektif,sosial, ekonomi, penyakit lansia, riwayat kesehatan, Menkaji keluarga lansia ( Nafi, Fika, Anbar)
12. Antara pendapatan dan tanggungan tidak seimbang, ukuran rumah yang tidak sesuai dengan kuantitas (Ayu)
9. BPJS, Jamsostek KIS, GAKIN untuk puskesmas tertentu, Jakarta sehat (Sarah, Ayu, Syara)
1. Memberdayakan masyarakat dengan optimal,buat koperasi desa, konsultan kesehatan (Ayu, Anbar, Nafi)
6. Sub sistem: lingungan fisik, air, udara, politik dan kebijakan kesehatan nya, pelayanan yang tersedia, sistem komunikasi; Inti komunikasi seperti : demografi, etnik, budaya dan agama (Mervi, Anbar)
1. Penanggulangn lonsor saat musim hujan (Amel)
Dalam kasus ini data di tunjukkan salah satunya permasalahan lingkungan. Kegiatan preventif yang dapat dilakukan adalah seperti menghidari terjadinya perkembangan bibit penyakitagar mngurangi ISPA dan penyakit lainnya denga 3M. Kegiatan promotif nya dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait PHBS atau permasalah yang terdapat di sekitar wilayah puskesmas tersebut (Fika).
7. Promosi kesehtan seperti : perawat datang ke rumah-rumah warga untuk mendata masyarakat yang belum punya akses kesehatan seperti JAMKESMAS, KIS dll (Lanni) 4. Pertama: Mengancam jiwa, kedua: yang terbayak dan ketiga : yang paling beresiko (Sarah) 11. Dokter, yang diberi pelatiahan, kader, stake holder,institusi terkait (Sarah)
14. Prevensi primer, sekunder dan tersier, care giver, konsultan dan motivator (Ayu, Anbar). Reporting
BAB II
TINJAUAN TEORITIS 1. Konsep Pengkajian Komunitas
2. Komponen Pengkajiam Komunitas 2.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
2.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti
(1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
(2) Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan
komposisi keluarga. (3) Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran
a. Status Kesehatan Komunitas
ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
2) Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh. 3) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
ISPA
Penyakit asma
TBC paru
Penyakit kulit
Penyakit mata
Penyakit rheumatic
Penyakit jantung
Penyakit gangguan jiwa
Kelumpuhan
Penyakit menahun lainnya
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : Pola pemenuhan nutrisi
Pola pemenuhan cairan elektrolit
Pola istirahat tidur
Pola eliminasi
Pola aktivitas gerak
Pola pemenuhan kebersihan diri
6) Status psikososial
7) Status pertumbuhan dan perkembangan 8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin. b. Data lingkungan fisik
Luas bangunan
Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
Dinding : tembok, kayu, bambu Lantai : semen, keramik, tanah Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai Pencahayaan : kurang, baik Penerangan : kurang, baik Kebersihan : kurang, baik Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
Sanitasi
Penyediaan air bersih (MCK)
Penyediaan air minum
Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana
jarak dengan sumber air
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara
pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
Fasilitas
Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
Pekarangan
Sarana olahraga
Taman, lapangan
Ruang pertemuan
Sarana hiburan
Sarana ibadah
Batas – batas wilayah
Kondisi geografis
Pelayanan kesehatan dan sosial Pelayanan kesehatan
Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader), jumlah kunjungan serta sistem rujukan
Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan) Lokasi, Kepemilikan, dan Kecukupan Ekonomi
Jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan, jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
c. Keamanan dan transportasi 1) Keamanan
Sistem keamanan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanggulangan bencana, penanggulangan polusi, udara dan air tanah
2) Transportasi
Kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki dan sarana transportasi yang ada d. Politik dan pemerintahan
Sistem pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, dan peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
e. Sistem komunikasi
Sarana umum komunikas, jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas dan cara penyebaran informasi
f. Pendidikan
1) Tingkat pendidikan komunitas
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal) : Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas, sumber daya manusia, tenaga yang tersedia, serta jenis bahasa yang digunakan
g. Rekreasi
Kebiasaan rekreasi dan Fasilitas tempat rekreasi
Pengumpulan data dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian adalah wawancara
(interview), pengamatan (observasi), dan pemeriksaan fisik (pshysical assessment). dan studi dokumentasi.
3.1.1 Wawancara
Biasa juga disebut dengan anamnesa, yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka maupun tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi
mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang perlu dilatih.
Unsur-unsur yang penting dalam mendengarkan secara aktif yaitu: - Memperhatikan pesan yang disampaikan
- Mengurangi hambatan-hambatan
- Suara yang gaduh (suara radio, tv, pembicaraan di luar) - Kurangnya privasi
- Adanya interupsi dari perawat lain - Perasaan terburu-buru
- Klien merasa cemas, nyeri, mengantuk
- Perawat sedang memikirkan hal lain / tidak fokus ke klien - Klien tidak senang dengan perawat atau sebaliknya
- Posisi duduk sebaiknya berhadapan, dengan jarak yang sesuai.
- Mendengarkan penuh dengan perasaan terhadap setiap yang dikatakan klien Tujuan Wawancara :
1. Untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien. 2. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan
3. Membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan.
4. Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
5. Meningkatkan hubungan antara perawat dengan klien dalam berkomunikasi.
Komunikasi keperawatan digunakan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Riwayat keperawatan merupakan data yang khusus dan data ini harus dicatat, sehingga rencana tindakan keperawatan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan klien. Riwayat keperawatan sebaiknya segera didapatkan begitu klien masuk rumah sakit, karena riwayat tersebut akan memudahkan perawat dalam mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan klien, resiko terjadinya gangguan fungsi kesehatan, dan masalah-masalah keperawatan yang aktual mupun potensial.
Tahapan wawancara : 1. Persiapan
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk terhadap klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa, atau memberi kesempatan kapan klien sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
2. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
3. Isi atau tahap kerja
- Fokus wawancara adalah klien
- Mendengarkan dengan penuh perhatian.
- Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya
- Jika situasi memungkinkan kita dapat memberikan sentuhan terapeutik, yang bertujuan untuk memberikan dorongan spiritual, merasa diperhatikan.
4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara akan berakhir dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
3.1.2 Pengamatan atau observasi
Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih sering menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang
diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas Bapak dalam satu menit“ kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien.
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat yang lain.
Contoh kegiatan observasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik, adanya
perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain.
3.1.3 Pemeriksaan fisik
ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat
keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan
klien. Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan.
3.2 Metoda Pengumpulan Data Komunitas
Pengumpulan data adalah bagian integral dalam setiap aktifitas perawat kesehatan komunitas. Prosedur pengumpulan data komunitas lebih luas dari pengkajian individual. Ada beberapa pendekatan dalam pengumpulan data untuk mengetahui status kesehatan masyarakat, antara lain:
3.2.1 Participant observation
Observasi partisipan adalah metode pengumpulan data untuk membantu perawat mengetahui informasi tentang komunitas, pengaturan sosial, sekelompok orang, atau menilai status kesehatan individu. Aspek unik dari observasi partisipan adalah bahwa pengamat sengaja memahami pengaturan dan kondisi sosial tanpa memanipulasi mereka dengan cara apapun. Pengamat mengumpulkan informasi melalui indera tentang peristiwa alamiah yang terjadi, yaitu secara visual, pendengaran, sentuhan, bau, ataupun rasa. Aspek penting dari observasi partisipan adalah pengamat belajar dari lingkungan, dan menahan diri untuk mempengaruhi partisipan dengan tidak mengajukan pertanyaan pada partisipan.
Tujuan:
- Dapat digunakan untuk penilaian masyarakat, seperti: karakteristik masyarakat, status ekonomi masyarakat, rekreasi yang biasa dilakukan masyarakat, kebiasaan berkumpul masyarakat, kebanggaan dan spirit masyarakat, kebiasaan berjalan-jalan masyarakat atau kecenderungan mengisolasi diri di rumah, bahaya kesehatan yang terdapat di masyarakat, kekuatan masyarakat, dan area masalah di lingkungan.
- Dapat membantu perawat dalam mempelajari informasi yang mendalam tentang suatu komunitas atau sekelompok orang.
- Dapat digunakan saat perawat tidak mengenal budaya masyarakat, misalnya keyakinan, nilai, dan praktik budaya masyarakat.
- Dapat digunakan untuk proyek-proyek penelitian formal.
- Dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara pemberi perawatan kesehatan dengan klien (masyarakat).
Cara pengumpulan data dengan berkendaraan atau berjalan-jalan di sepanjang lingkungan yang diamati. Pengamatan dilakukan menggunakan penglihatan, pendengaran, rasa, penciuman, dan sentuhan, serta merupakan tahapan awal yang baik untuk memberikan gambaran tentang masyarakat luas secara keseluruhan.
Tujuan:
- Untuk mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan indera tentang kekuatan dan kelemahan masyarakat.
- Survei dilakukan mulai dari individu, kelompok, atau populasi khusus untuk mengidentifikasi masalah atau situasi spesifik.
- Menyediakan beragam data subjektif melalui pengamatan personal dari masyarakat. 3.2.3 Focus group Karena sifat mereka yang unik, dan fakta bahwa focus group mendorong responden untuk memberikan jawaban mereka sendiri atas pertanyaan, mereka menyediakan informasi berharga daripada metoda pengumpulan data yang lain.
- Merupakan metode pengumpulan data yang baik dalam pengkajian komunitas karena mendapatkan data mengenai pemahaman tentang keyakinan kesehatan dan pilihan perawatan kesehatan dari anggota masyarakat.
3.2.4 Key informants
Key informants adalah individu-individu yang mengetahui tentang komunitas dan bersedia untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemahaman yang dibutuhkan. Sering digunakan dalam pengkajian komunitas karena posisi mereka yang mengetahui masyarakat melalui keahlian dan pengalamannya.
Tujuan:
- Untuk memperoleh informasi yang tidak tersedia dengan metode pengumpulan data yang lain.
- Informasi diperoleh dari key informants melalui interview atau survei.
3.2.5 Delphi technique
Suatu metode untuk memperoleh konsensus pendapat dari sekelompok orang. Tiga karakteristik teknik Delphi adalah: 1) anonymity, 2) iteration with controlled feedback, dan 3) statistical group responses.
Tujuan:
- Teknik Delphi awalnya dirancang untuk mengumpulkan opini dari para ahli, namun dalam prosesnya juga pernah digunakan pada orang-orang awam untuk berbagi pengalaman yang sama untuk membentuk suatu opini.
- Membuat kesepakatan terhadap prioritas, masalah, atau kekuatan komunitas. 3.2.6 Surveys
Merupakan metoda pengumpulan informasi dari orang-orang melalui kuesioner ataupun face to face interviews. Untuk perawat kesehatan komunitas, survey dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi demografi suatu komunitas, opini, pengetahuan, atau pengalaman anggota masyarakat.
Tujuan:
- Survey dapat digunakan untuk mengumpulkan data untuk perencanaan program, menambah data pengkajian komunitas, dan kontribusi untuk program evaluasi.
- Survey dapat digunakan untuk memperbarui atau melengkapi informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji kesehatan komunitas secara lebih baik dan perencanaan program langsung.
- Survey berguna dalam mendokumentasikan pola paparan bahaya lingkungan. - Survey dapat dilakukan dengan caradoor to door, paper and pencil questionnaire. 3.2.7 Archival data
Menggunakan data-data arsip dalam pengkajian untuk menggambarkan kesehatan komunitas atau populasi. Meliputi vital statistic, data penyakit dan kesehatan dari program-program komunitas, seperti klinik anak sehat, senior health fair screening, catatan kunjungan rumah. Concern terhadap kerahasiaan data, kualitas data, dan akses data.
Tujuan:
- Menyediakan latar belakang informasi tentang suatu komunitas atau populasi.
3.2.8 Literature review
Menyediakan kesempatan untuk memahami masalah kesehatan di komunitas. Literature dapat memperkenalkan masalah kesehatan utama di komunitas sesuai dengan laporan masalah kesehatan yang ada di komunitas.
Tujuan:
- Mengeksplorasi sejarah komunitas yang spesifik dari perpustakaan local.
- Ketersediaan pelayanan, fasilitas, aktivitas, dan sumber-sumber lain dapat ditentukan dengan mereview literature.
- Literature juga menyediakan latar belakang umum tentang banyak aspek dari pengkajian komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto.
Ervin, N.E.(2002). Advance Community Health Nursing Practice.New Jersey: Prentice Hall