• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MAKALAH kasus 3 cin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN MAKALAH kasus 3 cin"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MAKALAH

Kasus : Pengkajian Keperawatan Komunitas

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Community Nursing Program IV pada Semester Ganjil

Dosen tutor : Setiawan, AMK., BSN., M.Kes Tutor : 9 (sembilan)

Disusun oleh :

Amalia Pebriyanti 220110130003

Nuri Novelia P 220110130008

Anbar Ajeng K 220110130039

Nafisah Syahidah 220110130049 Ayu Fitri Lestari 220110130051

Arindita Husna 220110130079

Syara Noor Liza 220110130089 Christie Mervie J. K. 220110130094 Lanni Sulastri 220110130120

Raden Nida Yudiastri M. 220110130128 Siti Sarah Fadhilah 220110130134 Fika Apriandini 220110130149

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN Kasus 3

Pengkajian Keperawatan Komunitas

Hasil pengkjian komunitas yang dilakukan oleh tim keperawatan komunitas pada suatu wilayah kerja puskesmas A yang terdiri dari tiga kelurahan. Sebagai berikut :

Data demografi

a. Tinggi tempat dari permukaan laut 700-750 m. b. Curah hujan rata-rata pertahun 2400 mm3. c. Keadaan suhu rata-rata 28-300 C.

d. Kualitas lingkungan fisik di 3 kelurahan terdiri dari sungai, air, sumur, udara, hutan lahan pertanian dan air irigasi dengan keadaan rata-rata baik.

e. Kelembaban di 3 kelurahan yang cukup tinggi karena daerah perbukitannya lebih lus sehingga mempunyai dampak negatif yang memungkinkan tingginya penyakit ISPA f. Kondisi tanah daerah perbukitan disertai curah hujan yang tinggi di 3 kelurahan sehingga

(3)

STEP 1

-STEP 2

1. Peran perawat dalam menanggulangi kemiskinan (Sarah) 2. Pengkajian khusus untuk lansia (Nafi)

3. Menanggulangi penyakit ISPA , adakah program-program nya? (Ayu) 4. Bagaimana cara menentukan prioritas Masalah (Nuri)

5. Bagaimana metode mengumpulkan data (Anbar) 6. Langkah-langkah mengakaji komunitas? (Nida)

7. Peran perawat dalam mengatasi kesusahan akses kesehatan (Fika)

8. Adakah prinsip-prinsip dalam mengkaji komunitas, kalau ada apa saja?(Lanni) 9. Upaya lainnya untuk warga miskin kecuali jamkesmas, apa?(Arin)

10. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian komunitas (Ayu) 11. Siapa saja yang berwewenang dalam pengkajian komunitas?(Syara) 12. Indikator penduduk miskin (Nuri)

13. Peran perawat dalam meningkatkan status kesehatan (Arin) 14. Penyajian data?(Fika)

15. Upaya preventif dan promotif apa yang diperlukan ?(Amel)

STEP 3

5. Mendekati stake holder, observasi, survey, dan memberikan kuisioner pada Masyarakat, data dari puskesmas, wawancara (Amel, Nuri)

2. Pengkajian status fungsional ,psikologis, afektif,sosial, ekonomi, penyakit lansia, riwayat kesehatan, Menkaji keluarga lansia ( Nafi, Fika, Anbar)

12. Antara pendapatan dan tanggungan tidak seimbang, ukuran rumah yang tidak sesuai dengan kuantitas (Ayu)

(4)

9. BPJS, Jamsostek KIS, GAKIN untuk puskesmas tertentu, Jakarta sehat (Sarah, Ayu, Syara)

1. Memberdayakan masyarakat dengan optimal,buat koperasi desa, konsultan kesehatan (Ayu, Anbar, Nafi)

6. Sub sistem: lingungan fisik, air, udara, politik dan kebijakan kesehatan nya, pelayanan yang tersedia, sistem komunikasi; Inti komunikasi seperti : demografi, etnik, budaya dan agama (Mervi, Anbar)

1. Penanggulangn lonsor saat musim hujan (Amel)

Dalam kasus ini data di tunjukkan salah satunya permasalahan lingkungan. Kegiatan preventif yang dapat dilakukan adalah seperti menghidari terjadinya perkembangan bibit penyakitagar mngurangi ISPA dan penyakit lainnya denga 3M. Kegiatan promotif nya dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait PHBS atau permasalah yang terdapat di sekitar wilayah puskesmas tersebut (Fika).

7. Promosi kesehtan seperti : perawat datang ke rumah-rumah warga untuk mendata masyarakat yang belum punya akses kesehatan seperti JAMKESMAS, KIS dll (Lanni) 4. Pertama: Mengancam jiwa, kedua: yang terbayak dan ketiga : yang paling beresiko (Sarah) 11. Dokter, yang diberi pelatiahan, kader, stake holder,institusi terkait (Sarah)

14. Prevensi primer, sekunder dan tersier, care giver, konsultan dan motivator (Ayu, Anbar). Reporting

(5)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS 1. Konsep Pengkajian Komunitas

2. Komponen Pengkajiam Komunitas 2.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas

Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.

2.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

a. Data Inti

(1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di

komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan

komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.

(2) Data Demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan

komposisi keluarga. (3) Vital Statistik

Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran

a. Status Kesehatan Komunitas

(6)

ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :

1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas

2) Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh. 3) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :

ISPA

Penyakit asma

TBC paru

Penyakit kulit

Penyakit mata

Penyakit rheumatic

Penyakit jantung

 Penyakit gangguan jiwa

Kelumpuhan

Penyakit menahun lainnya

4) Riwayat penyakit keluarga

5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : Pola pemenuhan nutrisi

Pola pemenuhan cairan elektrolit

Pola istirahat tidur

Pola eliminasi

Pola aktivitas gerak

Pola pemenuhan kebersihan diri

6) Status psikososial

7) Status pertumbuhan dan perkembangan 8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

10) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin. b. Data lingkungan fisik

(7)

 Luas bangunan

 Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion

 Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen  Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes

 Dinding : tembok, kayu, bambu  Lantai : semen, keramik, tanah  Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai  Pencahayaan : kurang, baik  Penerangan : kurang, baik  Kebersihan : kurang, baik  Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik  Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik

 Sanitasi

Penyediaan air bersih (MCK)

 Penyediaan air minum

Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana

jarak dengan sumber air

Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara

pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan

Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry

 Fasilitas

Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain

Pekarangan

Sarana olahraga

Taman, lapangan

Ruang pertemuan

Sarana hiburan

Sarana ibadah

 Batas – batas wilayah

(8)

 Kondisi geografis

 Pelayanan kesehatan dan sosial Pelayanan kesehatan

Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader), jumlah kunjungan serta sistem rujukan

Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan) Lokasi, Kepemilikan, dan Kecukupan Ekonomi

Jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan, jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia

c. Keamanan dan transportasi 1) Keamanan

Sistem keamanan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanggulangan bencana, penanggulangan polusi, udara dan air tanah

2) Transportasi

Kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki dan sarana transportasi yang ada d. Politik dan pemerintahan

Sistem pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, dan peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

e. Sistem komunikasi

Sarana umum komunikas, jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas dan cara penyebaran informasi

f. Pendidikan

1) Tingkat pendidikan komunitas

2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal) : Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas, sumber daya manusia, tenaga yang tersedia, serta jenis bahasa yang digunakan

g. Rekreasi

Kebiasaan rekreasi dan Fasilitas tempat rekreasi

(9)

Pengumpulan data dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian adalah wawancara

(interview), pengamatan (observasi), dan pemeriksaan fisik (pshysical assessment). dan studi dokumentasi.

3.1.1 Wawancara

Biasa juga disebut dengan anamnesa, yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka maupun tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi

mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang perlu dilatih.

Unsur-unsur yang penting dalam mendengarkan secara aktif yaitu: - Memperhatikan pesan yang disampaikan

- Mengurangi hambatan-hambatan

- Suara yang gaduh (suara radio, tv, pembicaraan di luar) - Kurangnya privasi

- Adanya interupsi dari perawat lain - Perasaan terburu-buru

- Klien merasa cemas, nyeri, mengantuk

- Perawat sedang memikirkan hal lain / tidak fokus ke klien - Klien tidak senang dengan perawat atau sebaliknya

- Posisi duduk sebaiknya berhadapan, dengan jarak yang sesuai.

- Mendengarkan penuh dengan perasaan terhadap setiap yang dikatakan klien Tujuan Wawancara :

1. Untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien. 2. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan

(10)

3. Membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan.

4. Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.

5. Meningkatkan hubungan antara perawat dengan klien dalam berkomunikasi.

Komunikasi keperawatan digunakan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Riwayat keperawatan merupakan data yang khusus dan data ini harus dicatat, sehingga rencana tindakan keperawatan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan klien. Riwayat keperawatan sebaiknya segera didapatkan begitu klien masuk rumah sakit, karena riwayat tersebut akan memudahkan perawat dalam mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan klien, resiko terjadinya gangguan fungsi kesehatan, dan masalah-masalah keperawatan yang aktual mupun potensial.

Tahapan wawancara : 1. Persiapan

Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk terhadap klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa, atau memberi kesempatan kapan klien sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.

2. Pembukaan atau perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan

memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.

3. Isi atau tahap kerja

- Fokus wawancara adalah klien

- Mendengarkan dengan penuh perhatian.

(11)

- Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya

- Jika situasi memungkinkan kita dapat memberikan sentuhan terapeutik, yang bertujuan untuk memberikan dorongan spiritual, merasa diperhatikan.

4. Terminasi

Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara akan berakhir dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.

3.1.2 Pengamatan atau observasi

Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih sering menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

melakukan observasi :

a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang

diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas Bapak dalam satu menit“ kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.

b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien.

c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat yang lain.

Contoh kegiatan observasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik, adanya

perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain.

3.1.3 Pemeriksaan fisik

ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat

keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan

(12)

klien. Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan.

3.2 Metoda Pengumpulan Data Komunitas

Pengumpulan data adalah bagian integral dalam setiap aktifitas perawat kesehatan komunitas. Prosedur pengumpulan data komunitas lebih luas dari pengkajian individual. Ada beberapa pendekatan dalam pengumpulan data untuk mengetahui status kesehatan masyarakat, antara lain:

3.2.1 Participant observation

Observasi partisipan adalah metode pengumpulan data untuk membantu perawat mengetahui informasi tentang komunitas, pengaturan sosial, sekelompok orang, atau menilai status kesehatan individu. Aspek unik dari observasi partisipan adalah bahwa pengamat sengaja memahami pengaturan dan kondisi sosial tanpa memanipulasi mereka dengan cara apapun. Pengamat mengumpulkan informasi melalui indera tentang peristiwa alamiah yang terjadi, yaitu secara visual, pendengaran, sentuhan, bau, ataupun rasa. Aspek penting dari observasi partisipan adalah pengamat belajar dari lingkungan, dan menahan diri untuk mempengaruhi partisipan dengan tidak mengajukan pertanyaan pada partisipan.

Tujuan:

- Dapat digunakan untuk penilaian masyarakat, seperti: karakteristik masyarakat, status ekonomi masyarakat, rekreasi yang biasa dilakukan masyarakat, kebiasaan berkumpul masyarakat, kebanggaan dan spirit masyarakat, kebiasaan berjalan-jalan masyarakat atau kecenderungan mengisolasi diri di rumah, bahaya kesehatan yang terdapat di masyarakat, kekuatan masyarakat, dan area masalah di lingkungan.

- Dapat membantu perawat dalam mempelajari informasi yang mendalam tentang suatu komunitas atau sekelompok orang.

- Dapat digunakan saat perawat tidak mengenal budaya masyarakat, misalnya keyakinan, nilai, dan praktik budaya masyarakat.

- Dapat digunakan untuk proyek-proyek penelitian formal.

- Dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara pemberi perawatan kesehatan dengan klien (masyarakat).

(13)

Cara pengumpulan data dengan berkendaraan atau berjalan-jalan di sepanjang lingkungan yang diamati. Pengamatan dilakukan menggunakan penglihatan, pendengaran, rasa, penciuman, dan sentuhan, serta merupakan tahapan awal yang baik untuk memberikan gambaran tentang masyarakat luas secara keseluruhan.

Tujuan:

- Untuk mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan indera tentang kekuatan dan kelemahan masyarakat.

- Survei dilakukan mulai dari individu, kelompok, atau populasi khusus untuk mengidentifikasi masalah atau situasi spesifik.

- Menyediakan beragam data subjektif melalui pengamatan personal dari masyarakat. 3.2.3 Focus group Karena sifat mereka yang unik, dan fakta bahwa focus group mendorong responden untuk memberikan jawaban mereka sendiri atas pertanyaan, mereka menyediakan informasi berharga daripada metoda pengumpulan data yang lain.

- Merupakan metode pengumpulan data yang baik dalam pengkajian komunitas karena mendapatkan data mengenai pemahaman tentang keyakinan kesehatan dan pilihan perawatan kesehatan dari anggota masyarakat.

3.2.4 Key informants

Key informants adalah individu-individu yang mengetahui tentang komunitas dan bersedia untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemahaman yang dibutuhkan. Sering digunakan dalam pengkajian komunitas karena posisi mereka yang mengetahui masyarakat melalui keahlian dan pengalamannya.

Tujuan:

- Untuk memperoleh informasi yang tidak tersedia dengan metode pengumpulan data yang lain.

(14)

- Informasi diperoleh dari key informants melalui interview atau survei.

3.2.5 Delphi technique

Suatu metode untuk memperoleh konsensus pendapat dari sekelompok orang. Tiga karakteristik teknik Delphi adalah: 1) anonymity, 2) iteration with controlled feedback, dan 3) statistical group responses.

Tujuan:

- Teknik Delphi awalnya dirancang untuk mengumpulkan opini dari para ahli, namun dalam prosesnya juga pernah digunakan pada orang-orang awam untuk berbagi pengalaman yang sama untuk membentuk suatu opini.

- Membuat kesepakatan terhadap prioritas, masalah, atau kekuatan komunitas. 3.2.6 Surveys

Merupakan metoda pengumpulan informasi dari orang-orang melalui kuesioner ataupun face to face interviews. Untuk perawat kesehatan komunitas, survey dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi demografi suatu komunitas, opini, pengetahuan, atau pengalaman anggota masyarakat.

Tujuan:

- Survey dapat digunakan untuk mengumpulkan data untuk perencanaan program, menambah data pengkajian komunitas, dan kontribusi untuk program evaluasi.

- Survey dapat digunakan untuk memperbarui atau melengkapi informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji kesehatan komunitas secara lebih baik dan perencanaan program langsung.

- Survey berguna dalam mendokumentasikan pola paparan bahaya lingkungan. - Survey dapat dilakukan dengan caradoor to door, paper and pencil questionnaire. 3.2.7 Archival data

Menggunakan data-data arsip dalam pengkajian untuk menggambarkan kesehatan komunitas atau populasi. Meliputi vital statistic, data penyakit dan kesehatan dari program-program komunitas, seperti klinik anak sehat, senior health fair screening, catatan kunjungan rumah. Concern terhadap kerahasiaan data, kualitas data, dan akses data.

Tujuan:

- Menyediakan latar belakang informasi tentang suatu komunitas atau populasi.

(15)

3.2.8 Literature review

Menyediakan kesempatan untuk memahami masalah kesehatan di komunitas. Literature dapat memperkenalkan masalah kesehatan utama di komunitas sesuai dengan laporan masalah kesehatan yang ada di komunitas.

Tujuan:

- Mengeksplorasi sejarah komunitas yang spesifik dari perpustakaan local.

- Ketersediaan pelayanan, fasilitas, aktivitas, dan sumber-sumber lain dapat ditentukan dengan mereview literature.

- Literature juga menyediakan latar belakang umum tentang banyak aspek dari pengkajian komunitas.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W.I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto.

Ervin, N.E.(2002). Advance Community Health Nursing Practice.New Jersey: Prentice Hall

Referensi

Dokumen terkait

Performansi QoS VoIP over WLAN diuji pada NS-2.34 untuk setiap mekanisme penjadwalan PQ dan CSFQ pada 802.11e EDCA dengan jumlah pengguna VoIP sampai 20 titik dan beban trafik

Mengingat pada pasien ini terdapat riwayat sakit jantung rematik, adanya malfungsi katup pada penyakit jantung rematik dapat menimbulkan kegagalan pompa, baik oleh

Implementasi ke dalam bahasa pemrograman C dari kedua macam algoritma diatas, menunjukkan bahwa waktu komputasi algoritma midpoint lebih cepat sebesar 8 kali pada pembuatan garis

Akan tetapi, yang membedakan skripsi ini dengan penelitian tersebut yaitu skripsi ini akan mengkaji lebih dalam mengenai penafsiran akal yang secara spesifik

Selain para stakeholders yang sudah disebutkan di atas, perlu diperhatikan pula dampak yang dihadapi oleh stakeholders lainnya akibat dari perilaku tidak etis

4 Tahun 1998 Tentang Kepailitan tidak seyoyanya diberi dalam arti sempit, yaitu tidak seharusnya hanya diberi arti berupa kewajiban membayar utang yang timbul karena perjanjian

Karakteristik pertama yang ada pada pembelajaran terpadu ini adalah bahwa proses pembelajaran menjadikan siswa sebagai pemeran utama yang dituntut untuk aktif