3.1.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu yaitu
metode yang tidak memungkinkan untuk peneliti melakukan pengawasan atau
pengendalian secara utuh pada faktor yang lain dalam mempengaruhi variabel
dan kondisi eksperimen, misalnya faktor minat, motivasi dan intelegensi.
Pada eksperimen semu ini terdapat sebab akibat antar variabel. Eksperimen itu
sendiri merupakan kegiatan observasi di bawah kondisi buatan dimana kondisi
tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti sendiri. Sedangkan ekperimental
adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap
objek penelitian juga adanya kontrol.
3.1.2 Desain Penelitian
Peneliti memilih penelitian eksperimen semu dengan pola “Nonequivalent Control Group Design”, karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan
terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya suatu pengaruh tindakan
tersebut. Tindakan itu sendiri didalam eksperimen disebut dengan treatment
yang berarti pemberian kondisi yang nantinya akan dinilai pengaruhnya. Ada
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
dipilih secara tidak random, tetapi matching only (Gay, 1987: 277).
Pemilihan dalam kelompok eksperimen dilakukan dengan matching only
lebih memungkinkan untuk dilakukan dibanding pemilihan secara
random; karena dalam merandom subjek penelitian membutuhkan izin dari
setiap kepala sekolah agar beberapa siswa yang ditunjuk dapat menjadi
subjek penelitian. Kedua kelompok tersebut (kelompok kelas eksperimen
mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol (Sugiyono, 2014:
116).
Gambaran lebih rinci dari desain penelitian Nonequivalent Control
Group Design dijelaskan pada gambar 3.1 berikut :
Kelompok Sebelum
Perlakuan
Perlakuan Sesudah
Perlakuan
Kelompok
Eksperimen
O1 X1 O2
Kelompok
Kontrol
O3 O4
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Desain penelitian ini terdapat data pretest kelompok hasil belajar
kelas eksperimen (O1) dan kelompok kelas kontrol (O3), data posttest
kelompok kelas eksperimen (O2) dan kelompok kelas kontrol (O4).
Pemberian perlakuan pada kelompok kelas eksperimen yaitu penerapan
model pembelajaran NHT (X1) dan kelompok kelas kontrol yaitu
penerapan model pembelajaran STAD (X2).
Keterangan lebih rinci dari desain penelitan ini adalah sebagai berikut :
X1: Pemberian (pembelajaran menggunakan model NHT)
X2: Tidak diberi perlakuan seperti eksperimen (pembelajaran
menggunakan model STAD)
O1: Hasil pretest kelompok eksperimen
O2: Hasil posttest kelompok eksperimen
O3: Hasil pretest kelompok kontrol
O4: Hasil posttest kelompok kontrol
Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kecamatan Banyubiru.
Penelitian ini menggunakan 2 SD yang akan diteliti yang pertama SD Negeri
Banyubiru 01 sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Banyubiru
03sebagai kelompok kontrol yang terletak di Kecamatan Banyubiru, Jawa
Tengah. Pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
3.2 Variabel dan Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2014: 38) Variabel dalam penelitian adalah suatu hal yang sangat penting. Di dalam variabel terdapat atribut, sifat, dari manusia, gejala, objek yang memiliki variasi tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau sebagai timbulnya variabel dependen (terikat) yang diberi lambang (X), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau sebagai akibat dan dilambangkan dengan (Y). Variabel kovariat yaitu yang digunakan sebagai pengontrol sesuatu yang idak terkontrol pada varibel terikat. Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian dari penelitian (Arikunto, 2010: 161). Variabel bebas dilembangkan dengan huruf X yaitu model pembelajaran tipe NHT dan STAD, variabel terikat dilambangkan dengan huruf Y yakni hasil belajar. Untuk mengukur variabel terikat digunakan instrument tes.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Abdurrahman, Muhidin dan Somantri (2011: 129) populasi merupakan keseluruhan komponen, unit penelitian, unit analisis yang mempunyai ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek obyek penelitian pada suatu pengamatan. Populasi yaitu suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang ditetapkan peneliti untuk dilajarai dan mampu menarik kesimpulannya menurut Sugiyono (2010: 117). Menurut Margono (2010: 118) populasi merupakan semua data yang menjadi pusat perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang sudah ditentukan.
tersebut. Dan untuk melihat keterampilan sosial yang peserta didik miliki setelah kegiatan pembelajaran IPA maka akan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif.
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004:57). Menurut Sudjana (2005: 6) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Senada dengan hal tersebut Margono (2010: 121) sampel sebagai bagian dari populasi, contohnya yang diambil dengan menggunakan cara tertentu yaitu dengan cara pengundian. Dari hasil pengundian tersebut ditentukan kelas 5 SD Negeri Banyubiu 01 sebagai kelas eksperimen pertama dengan pembelajaran model NHT dan untuk SD Negeri Banyubiru 03 menjadi kelas eksperimen yang kedua dengan menggunakan pembelajaran model STAD.
3.4 Teknik dan instrument pengumpulan data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan teknik dokumentasi, observasi
dan tes. Lebih lengkapnya dijelaskan dibawah ini:
1. Dokumentasi
Peneliti akan mencari langsung data yang diperlukan dalam
penelitian dari tempat penelitian berupa buku yang relevan, laporan
kegiatan, foto-foto, peraturan-peraturan, data yang relevan penelitian
(Riduwan, 2009: 43)
2. Observasi
Observasi merupakan teknik dalam mengumpulkan data dengan
mengadakan pengamatan pada kegiatan yang berlangsung (Sukmadinata,
2010: 220). Dari observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas
peserta didik dan guru pada proses pembelajaran menggunakan lembar
pengamatan yang peneliti buat.
Tes merupakan serangkaian latihan atau berupa pertanyaan yang
akan digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan bahkan bakat yang peserta didik miliki (Riduwan, 2009: 42).
3.4.2 Instrumen pengumpulan data
Instrumen penelitian yaitu suatu yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada suatu penelitian yang menggunakan suatu metode
(Arikunto, 2010: 192).
1. Pedoman Observasi
Digunakan untuk melihat suatu proses, aktivitas peserta didik dan
guru pada kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran NHT dan STAD.
2. Soal tes
Digunakan untuk mengetahui data mengenai hasil belajar peserta
didik pada materi IPA. Tes ini berupa soal pilihan ganda yang dilakukan
sebelum dan setelah mendapatkan tindakan. Soal tes yang diberikan
sebelum mendapat tindakan atau perlakuan (pretest) dengan jumlah 20
soal dan soal tes yang diberikan setelah mendapatkan tindakan atau
perlakuan (postest)sejumlah 20 soal.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru
dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT No. Nomor
Item
Kegiatan Guru
Pertemuan ke- 1
1. 1 Guru melakukan apersepsi.
dilakukan.
3. 3 Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik
4. 4 Guru memancing pengetahuan umum peserta didik
mengenai energy.
5. 5 Guru menjelaskan materi mengenai materi energy.
6. 6 Guru memberikan soal latihan kepada peserta didik untuk
dikerjakan di rumah.
Pertemuan ke- 2
1. 1 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan model
pembelajaran tipe NHT.
2. 2 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang
heterogen.
3. 3 Guru membagikan nomor pada setiap kelompok.
4. 4 Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik sesuai
dengan nomor urutnya.
5. 5 Guru melakukan bimbingan supaya tidak ada
kesalahpahaman pada saat peserta didik mengerjakan soal.
6. 6 Guru memanggil nomor dan memintanya untuk menuliskan
jawabannya didepan.
7. 7 Guru mengoreksi hasil jawaban yang sudah peserta didik
tulis.
8. 8 Guru membantu peserta didik untuk membuat kesimpulan
dan memberireward kepada peserta didik.
Pertemuan ke- 3
1. 1 Guru memberikan soal evaluasi mandiri
2. 2 Guru menyuruh peserta didik mengerjakan soal
3. 3 Guru mengajak siswa untuk mengoreksi bersama
pelajaran hari ini
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa
dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT No. Nomor
Item
Kegiatan Guru
Pertemuan ke- 1
1. 1 Siswa mendengarkan apersepsi dari guru
2. 2 Siswa mendengarkan langkah pembelajaran IPA yang
disampaikan guru.
3. 3 Siswa mengerjakan soal pretest dari guru
4. 4 Siswa menjawab soal yang guru berikan mengenai energy.
5. 5 Siswa mendengarkan saat guru menjelaskan mengenai materi
energy.
6. 6 Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru ke depan kelas.
Pertemuan ke- 2
1. 1 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
langkah-langkah pembelajaran dengan model NHT.
2. 2 Siswa membentuk ke dalam kelompok secara heterogen
3. 3 Siswa mendapatkan nomor yang diberikan oleh guru.
4. 4 Siswa menjawab pertanyaan dari guru sesuai dengan nomor
urutannya.
5. 5 Siswa dibimbing oleh guru pada saat diskusi kelompok
supaya tidak terjadi kesalahpahaman.
tulis.
7. 7 Siswa dengan tenang memperhatikan guru pada saat
mengoreksi hasil jawaban di papan tulis.
8. 8 Siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini dan akan
mendapatkan reward dari guru yang mendapatkan yang
paling bagus.
Pertemuan ke- 3
1. 1 Siswa menerima soal evaluasi dari guru.
2. 2 Siswa mulai mengerjakan soal evaluasi.
3. 3 Siswa bersama guru mengoreksi hasil pekerjaannya
4. 4 Siswa bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran
hari ini.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru
dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No. Nomor
Item
Kegiatan Guru
Pertemuan ke- 1
1. 1 Guru melakukan apersepsi.
2. 2 Guru menjelaskan langkah pembelajaran IPA yang akan
dilakukan.
3. 3 Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik
4. 4 Guru memancing pengetahuan umum peserta didik
mengenai energy.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa
dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
6. 6 Guru memberikan soal latihan kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal latihan di papan tulis
Pertemuan ke- 2
1. 1 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan model
pembelajaran tipe STAD.
2. 2 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang
heterogen.
3. 3 Guru membagikan materi energy dan lembar LKS
4. 4 Guru melakukan bimbingan supaya lebih memahami pada
saat peserta didik mengerjakan soal.
5. 5 Guru mengoreksi pekerjaan peserta didik.
6. 6 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang
mendapatkan nilai tertinggi.
Pertemuan ke- 3
1. 1 Guru memberikan soal evaluasi mandiri
2. 2 Guru menyuruh peserta didik mengerjakan soal
3. 3 Guru mengajak siswa untuk mengoreksi bersama
4. 4 Guru mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan pada
pelajaran hari ini
No. Nomor
Item
Kegiatan Guru
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. 1 Peserta didik mendengarkan guru yang melakukan apersepsi.
2. 2 Peserta didik mendengarkan langkah-langkah pembelajaran
IPA yang akan dilakukan.
3. 3 Peserta didik menerima soal pretest kepada peserta didik
4. 4 Peserta didik menyampaikan pendapatnya mengenai Energy
secara umum.
5. 5 Peserta didik mendengarkan penjelasan materi mengenai
materi energy.
6. 6 Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal di papan tulis
Pertemuan ke- 2
1. 1 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai
langkah-langkah kegiatan model pembelajaran tipe STAD.
2. 2 Peserta didik duduk sesuai kelompoknya yang heterogen.
3. 3 Peserta didik diberi materi energy dan lembar LKS
4. 4 Peserta didik dibimbing supaya lebih memahami pada saat
peserta didik mengerjakan soal.
5. 5 Peserta didik memperhatikan guru saat mengoreksi pekerjaan
peserta didik.
6. 6 Peserta didik menerima penghargaan pada kelompok yang
mendapatkan nilai tertinggi.
Pertemuan ke- 3
1. 1 Peserta didik menerima soal evaluasi mandiri
2. 2 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
3. 3 Siswa bersama dengan guru mengoreksi bersama
Validitas menurut Arikunto (2010: 211) bahwa validitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan tingkat kevalidan suatu instrumen. Menurut
Nugriantoro (2012: 152) bila diukur, instrument yang valid adalah yang
mempunyai validitas yang tinggi.
Reliabilitas menurut Nurgiantoro (2012: 165) menyatakan reliabilitas
menunjuk kepada pengertian konsisten suatu pengukuran seberapa konsisten
skor tes maupun hasil evaluasi dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya.
Validitas akan terpengaruh dari tinggi rendahnya reliabilitas. Skor peserta
didik dipengaruhi oleh keakuratan tes namun hasil skor yang peserta didik
peroleh tidak seutuhnya mencerminkan kemampuan dalam hasil belajarnya.
Maka dari itu butuh usaha konsistensihasil pengukuran dan mengetahui tinggi
rendah suatu tingkat reliabilitas tes. Reliabilititas berkaitan dengan tingkat
keajegan suatu pengukuran dan memiliki tingkat reliabilitas yang mencukupi
apabila instrumen digunakan untuk mengukur aspek yang diukur lebih dari
sekali sama atau mungkin relative sama (Sukmadinata, 2010: 229)
3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Uji Prasyarat Eksperimen
Uji prasyarat dilakukan untuk menguji data yang telah didapatkan,
sehingga mampu untuk diuji hipotesisnya.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan SPPS untuk melihat populasi sudah
terdistribusi normal atau belum. Apa bila data berdistribusi normal maka
menggunakan metode parametric namun bila data tidak berdistribusi
normal maka menggunakan statistic non parametric. Pengujian
menggunakan One Sample Kolmogorov-Smornov dengan signifikansinya
0,05. Bila data normal maka signifikansinya akan melebihi dari 0,05 atau
5% namun bila dibawah 0,05 atau 5% maka data tersebut tidak normal.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan 2 keadaan
populasi kelas ekspeerimen dan kelas kontrol. Apakah data dari setiap
kelompok sampel mempunyai kesamaan varian atau berbeda. Uji
homogenitas menggunakan uji F dan data yang diperlukan untuk Uji F
adalah data pretest dan posttest dari kedua kelompok. Dikatakan
homogen bila hasil probabilitasnya lebih dari 0,05 atau 5% namun bila
kurang maka belum homogen.
3.5.2 Uji Beda Mean (rata-rata)
Menggunakan uji independent-test supaya mampu mengetahui
perbandingan pada 2 kelompok dar sampel yang berbeda. Sebelum
menggunakan uji-t harus dilakukan uji normalitas populasi serta uji
homogenitas variansi populasi yang digunakan sebagai syarat melakukan uji-t.
Bila signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05 maka Ha diterima namun bila
kurang dari 0,05 maka H0 tidak diterima atau ditolak.
3.5.3 Uji hipotesis
H0: µ1 = µ2 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada
peserta didik kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT dan
SD Negeri Banyubiru 03 dalam pembelajaran menggunakan
model STAD.
Ha: µ1 ≠ µ2= Terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada
peserta didik kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT dan
SD Negeri Banyubiru 03 dalam pembelajaran menggunakan