DAFTAR PUSTAKA
Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media, Jakarta
Mardiasmo, 2011, Perpajakan Edisi Revisi 2011, Andi, Yogyakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011, Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2014, Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN
A. Gambaran Pajak Secara Umum
Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perjakan adalah kontrubusi wajib kepada Negara yang
terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Mardiasmo, 2011 : 23)
1. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu :
a. Fungsi budgetair, yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi. (Mardiasmo, 2011 : 1)
2. Asas Pemungutan Pajak
2.1 Asas Domisili (asas Tempat Tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak
dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak
Dalam Negeri.
2.2 Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
2.3 Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara,
misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang
yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di
Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
3. Sistem Pemungutan Pajak
3.1 Official assessment system, yaitu sistem pemungutan yang member wewenang kepada Pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus
b. Wajib Pajak bersifat Pasif
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
3.2 Self assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri berapa
besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak itu sendiri
b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terhutang
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi
3.3 With holding system, yaitu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak
yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah: wewenang menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan
Wajib Pajak. (Mardiasmo, 2011 : 7)
4. Lembaga Pemungut Pajak
4.1 Pajak Pusat, yaitu
digunakan untuk membiayai pengeluaran atau rumah tangga negara.
Contohnya adalah : Pajak Penghasilan (UU No. 36 Tahun 2008), Pajak
Tahun 1985), Bea Masuk atau Kepabeanan (UU No. 17 Tahun 2006),
dan Cukai (UU No.39 Tahun 2007).
4.2 Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran daerah.
Contohnya adalah : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan
dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
Dalam hal ini penulis akan membahas tentang Pajak Daerah khususnya
mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
1. Dasar Hukum
1.1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
1.2 Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 yang
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8
Tahun 2014 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
2. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat (37),
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
Orang Pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan
usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011, Pasal 3 Ayat (1),
Objek Pajak bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi
atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.
Dalam Pasal 3 Ayat (2) yang termasuk dalam pengertian Bangunan adalah :
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel,
pabrik, dan emplasmennya, yang merupakan satu kesatuan dengan
kompleks Bangunan tersebut;
c. Kolam renang;
d. Pagar mewah;
e. Tempat olahraga;
f. Galangan kapal, dermaga;
g. Taman mewah;
h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; dan
i. Menara.
Dalam Pasal 3 Ayat (3), Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang :
a. Digunakan oleh Pemerintah; dan Daerah untuk penyelenggaraan
pemerintahan;
b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;
c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan
itu;
d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang
e. Digunakan oleh Badan Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan
asas perlakuan timbal balik; dan
f. Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Sibolga sesuai dengan Peraturan Daerah
Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 dan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
a. Untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)
ditetapkan sebesar 0,11% pertahun;
b. Untuk NJOP diatas Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) ditetapkan
sebesar 0,22 % pertahun.
E. Rumus Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
NJOPTKP = 10.000.000
F. Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran PBB P2 di Bank Pemerintah
yang ditunjuk sebagai tempat pembayaran, Kantor Pos, Giro yang telah tercantum
pada SPPT. Untuk di Kota Sibolga dapat dilakukan di Bank SUMUT.
G. Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
Wilayah pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan di Kota Sibolga telah ditetapkan sebanyak empat wilayah pemungutan,
yaitu:
1. Kecamatan Sibolga Utara
2. Kecamatan Sibolga Kota
3. Kecamatan Sibolga Sambas
4. Kecamatan Sibolga Selatan
Tabel 3.1 Wilayah Pemungutan
No Kecamatan Kelurahan
1 Sibolga Utara
Angin Nauli
Huta Tonga-Tonga
Sibolga Ilir
Simare-mare
2 Sibolga Kota
Kota Baringin
Pasar Baru
Pasar Belakang
Pancuran Gerobak
3 Sibolga Sambas
Pancuran Kerambil
Pancuran Pinang
Pancuran Dewa
Pancuran Bambu
4 Sibolga Selatan
Aek Manis
Aek Habil
Aek Parombunan
Aek Muara Pinang
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015
H. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
a. Wajib Pajak membayar pajak di RKUD (Rekening Kas Umum Daerah)
b. Pembayaran pajak yang menggunakan warkat seperti bilyet giro atau
cek, atau dengan cara transfer, baru dapat dinyatakan sah apabila telah
dibukukan di RKUD.
c. Wajib Pajak yang telah melakukan pembayaran pajaknya diberikan Surat
Tanda Terima Setoran (STTS) dan/atau SSPD sebagai tanda bukti
pembayaran pajak.
d. Pembayaran pajak dilakukan sekaligus atau lunas.
e. Jatuh Tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling
lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.
I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga
Tahun Anggaran 2013
No Kecamatan Target Realisasi Persen %
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa target dari setiap Kecamatan belum
bisa realisasikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dan juga dapat dikatakan
bahwa tingkat kesadaran masyarakat sebagai Wajib Pajak masih kurang dalam
melakukan kewajiban perpajakannya yaitu membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
Grafik 3.2
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga Tahun Anggaran 2013
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015
0 200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000
Sibolga Utara Sibolga Kota Sibolga Sambas Sibolga Selatan
Target
Tabel 3.3
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga Tahun Anggaran 2014
No Kecamatan Target Realisasi Persen %
1 Sibolga Utara 363,522,197 277,499,869 76.34 2 Sibolga Kota 1,129,993,228 958,509,417 84.82 3 Sibolga Sambas 404,211,070 306,032,840 75.71 4 Sibolga Selatan 296,165,113 180,734.957 62.88 Jumlah 2,193,891,608 1,722,777,083 78.53 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa target dari setiap Kecamatan belum
bisa realisasikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dan juga dapat dikatakan
bahwa tingkat kesadaran masyarakat sebagai Wajib Pajak masih kurang dalam
melakukan kewajiban perpajakannya yaitu membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
Grafik 3.3
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga Tahun Anggaran 2014
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Potensi Pajak
Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, setiap daerah dipacu untuk dapat
berkreasi untuk mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung
pembiayaan belanja daerah atau pengeluaran daerah tersebut serta dapat membangun
daerahnya sendiri agar bisa lebih maju. Undang-Undang tentang Pemerintahan
Daerah menetapkan bahwa daerah memiliki hak untuk melakukan pemungutan pajak
dan retribusi daerah. Pajak dan retribusi daerah ini merupakan salah satu sumber
penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi masing-masing daerah. Dalam era Otonomi Daerah sekarang ini, daerah
diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Tujuannya antara lain untuk lebih mendekatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan
mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD), selain itu juga menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan
mendorong timbulnya inovasi. Pemberian kewenangan yang semakin besar pula
dalam urusan perpajakan.Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
merupakan salah satu pajak daerah yang baru dilimpahkan seluruhnya kepada daerah
dan memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
ke daerah, maka daerah memiliki wewenang penuh dalam memungut PBB P2. Hanya
saja bagaimana cara Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan kinerjanya melalui
kerja sama yang baik antara Dinas Pengelola Kekayaan Dan Aset Daerah Kota
Sibolga dengan Kelurahan dan Kecamatan di lingkungan kota Sibolga serta kerja
sama yang baik dengan Wajib Pajak itu sendiri agar Wajib Pajak dengan kesadaran
sendiri membayar pajak dan tanpa paksaan.
Dari data yang sudah saya dapat dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Sibolga, dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan pada tahun anggaran
2013 dari 4 Kecamatan yang digunakan sebagai wilayah pemungutan PBB P2 Kota
Sibolga yaitu sebesar Rp. 2.245.713.001 tetapi realisasinya mencapai Rp.
1.783.416.260 atau sekitar 79,41% dari target yang telah ditetapkan.
Pada tahun anggaran 2014 di Kecamatan Sibolga Kota target penerimaan
PBB-P2 diturunkan dari Rp. 1.175.188.216 menjadi Rp. 1.129.993.228. Walaupun
target penerimaan telah ditetapkan, penerimaan PBB-P2 di Kecamatan Sibolga Kota
belum bisa direalisasikan sesuai dengan target bahkan realisasi penerimaan pada
tahun anggaran 2014 di Kecamatan Sibolga Kota turun dari tahun anggaran 2013
yaitu dari Rp. 1.006.194.544 menjadi Rp.958.509.417 pada tahun anggaran 2014 atau
penurunan realisasi penerimaan sebesar Rp. 47.685.127 sekitar 0,8%. Tidak hanya di
Kecamatan Sibolga Kota target diturunkan, Kecamatan Sibolga Sambas dan
Di Kecamatan Sibolga Sambas target yang telah ditentukan pada tahun
anggaran 2013 sebesar Rp. 405.389.110 turun menjadi Rp.404.211.070 pada tahun
anggaran 2014. Walaupun target telah diturunkan, realisasi penerimaan juga belum
bisa mencapai target bahkan realisasi penerimaan juga ikut turun sebesar Rp.
3.459.385 atau sekitar 0,63%. Dari realisasi penerimaan pada tahun anggaran 2013
Di Kecamatan Sibolga Selatan, target yang telah ditentukan pada tahun
anggaran 2013 sebesar Rp. 310.672.639 turun menjadi 296.165.113 pada tahun
anggaran 2014. Walaupun target telah diturunkan, realisasi penerimaan juga belum
bisa mencapai target bahkan realisasi penerimaan juga ikut turun sebesar Rp.
27.717.819 atau sekitar 4,22% dari realisasi penerimaan pada tahun anggaran 2013
Tetapi di Kecamatan Sibolga Utara, target penerimaan ada peningkatan.
Target yang telah ditetapkan pada tahun anggaran 2013 Rp. 354.463.035 bertambah
menjadi Rp.363.522.197 pada tahun anggaran 2014. Peningkatan target pada tahun
anggaran 2014 juga diikuti dengan bertambahnya realisasi penerimaan sebesar Rp.
18.223.154 atau bertambah sekitar 3,19% dari tahun anggaran 2013. Walaupun
realisasi pada tahun anggaran 2014 bertambah, target pada tahun anggaran 2014
belum bisa direalisasikan atau belum bisa mencapai target.
Secara keseluruhan dari empat kecamatan yang digunakan sebagai wilayah
pemungutan, pada tahun anggaran 2014 jumlah target yang telah ditentukan Rp.
2.193.891.608 mengalami penurunan target dari tahun anggaran 2013 sebesar Rp.
51.821.393. Walaupun demikian target penerimaan PBB-P2 dapat direalisasikan
penerimaan PBB-P2 mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu
sekitar Rp. 60.639.177 atau sekitar 0,88%.
Ini artinya penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan belum bisa optimal atau tingkat kesadaran masayarakat Sibolga sebagai
Wajib Pajak masih kurang. Sangat disayangkan bila pelimpahan Pajak Bumi dan
Bangunan dari pusat ke daerah belum bisa dioptimalkan pemungutan pajaknya.
Seperti diketahui dan bukan rahasia umum lagi bahwa Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan merupakan salah satu pajak daerah yang menjadi
“lumbung” atau pendapatan terbesar yang bisa mengisi kas Pendapatan Asli Daerah
dari pajak daerah yang telah dikelola Kota Sibolga. Bila pengelolaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ini belum bisa dioptimalkan
penerimaannya, maka secara otomatis Pendapatan Asli Daerah akan juga berkurang
dari target yang telah ditetapkan. Belum tercapainya target penerimaan PBB-P2 tidak
bisa dibebankan kepada DPKAD Kota Sibolga bahkan juga tidak bisa dibebankan
kepada Kecamatan/Kelurahan Kota Sibolga. Tetapi semua pegawai yang berwenang
dalam pemungutan maupun pengelolaan PBB-P2 kinerjanya harus bisa ditingkatkan
agar bisa tercapainya target yang telah ditetapkan. Bukan hanya itu masyarakat kota
Sibolga juga harus memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk bisa melaksanakan
kewajiban perpajakannya. .
Mereka harus sadar betul dan tahu bahwa uang yang telah disetor untuk
membayar pajak tidak akan sia-sia. Secara tidak langsung mereka telah menikmatinya
daerah Kota Sibolga lebih maju harus dimulai dari bawah yaitu dari kesadaran
masyarakatnya itu sendiri, terlebih dibutuhkan tingkat kesadaran yang tinggi untuk
bisa membayar pajak daerah maupun pusat, dan juga kejujuran dalam melaporkan
seluruh harta yang dimilikinya agar pajak yang dibayar sesuai dengan harta yang
dimiliki karena dengan membayar pajak sudah ikut berpartisipasi dalam membangun
daerahnya sendiri.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
1. Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak
Berdasarkan data yang telah saya terima dapat dilihat bahwa tingkat
kesadaran masyarakat sibolga masih kurang karena realisasi dari tahun 2013 sampai
tahun 2014 belum bisa mencapai target yang telah ditentukan. Wajib Pajak harus
dituntut memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam membayar pajak. Pembayaran
pajak yang dilakukan juga sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri bahkan bagi
daerahnya sendiri karna dapat membangun daerahnya sendiri agar tidak menjadi
daerah yang tertinggal dari daerah yang lain. Tingkat kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak akan berbanding lurus dengan realisasi penerimaan pajak.
2. Adanya Sanksi yang Tegas
Sanksi yang tegas sangat diperlukan bila tidak melakukan kewajiban
Perkotaan. Jika Wajib Pajak tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak akan dikenakan sanksi jika tidak membayar
pajak, sanksi yang diberikan berupa dikenakan bunga sebesar 2% per bulan, dan jika
tidak ada keinginan untuk membayar selama di berikan tempo batas waktu, maka
petugas akan melakukan penyitaan.
C. Masalah Yang Dihadapi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
1. Basis data yang di terima Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Sibolga tidak lengkap, sehingga membuat Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Sibolga sulit menyesuaikan data yang diterima dengan data yang telah
dimiliki.
2. Basis Data tidak up to date dengan keadaan saat ini, sehingga menyulitkan pegawai untuk mencari wajib pajak yang telah meninggal atau masih hidup, yang
tanahnya sudah berpindah tangan, yang sudah dijual dan masalah lain yang berkaitan
dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
D. Upaya Dalam Mengatasi Masalah Yang Di hadapi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu
melakukan evaluasi per triwulan untuk memastikan target penerimaan PBB-P2 yang telah ditetapkan dapat direalisasikan di Kota Sibolga
5. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2
Pegawai DPKAD Kota Sibolga akan melakukakan pendataan ulang
Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan dan Perkotaan Kota
Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan Objek pajak yang
dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa keadilan di
tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak yang belum memiliki
SPPT PBB-P2
6. Pemasangan Himbauan
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu
berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan
kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara
membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.
E. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
1. Walikota menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran
pajak yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saat
terutangnya pajak dan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
2. SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang
harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus
dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
3. Walikota atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan
yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga
sebesar 2% sebulan.
4. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan
keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh
Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.
5. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
6. Jika Wajib Pajak masih saja membandel dan tidak mau membayar pajak,
maka pegawai dapat melakukan penyitaan pada Tanah atau bangunan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
yaitu, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD). Sesuai dengan amanat di dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, maka berlaku Peraturan Daerah Kota
Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan.
2. Tata cara dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan
dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Sibolga juga tidak sulit, sangat mudah. Hanya dengan datang ke Kantor
Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga lalu meminta
formulir Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
Mengisi Formulir SSPD tersebut lalu memberikan formulir ke Dinas
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, lalu
membayarkannya ke bank yang telah ditunjuk.
3. Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran Masyarakat Kota Sibolga sebagai
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
tergolong belum cukup memadai dalam rangka optimalisasi penerimaan
dilihat dari Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan tahun anggaran 2013 belum bisa mencapai
target yang telah ditentukan dan pada tahun anggaran 2014 realisasi
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
juga belum mencapai target bahkan mengalami penurunan dari realisasi
tahun 2013. Hal ini akan menjadi tugas yang cukup menantang bagi
Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah beserta jajarannya
untuk bisa lebih bekerja keras lagi untuk bisa mencapai target yang telah
ditetapkan sehingga Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan dapat dioptimalkan dengan baik bila karna sangat membantu
dalam hal menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Sibolga.
4. Dari data yang sudah saya dapat dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Sibolga, dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan pada
tahun anggaran 2013 dari 4 Kecamatan yang digunakan sebagai wilayah
pemungutan PBB P2 Kota Sibolga yaitu sebesar Rp. 2.245.713.001 tetapi
realisasi penerimaannya dari 4 Kecamatan Sibolga mencapai Rp.
1.783.416.260 atau sekitar 79,41% dari target yang telah ditetapkan. Pada
tahun anggaran 2014, adanya penurunan target penerimaan PBB P2
sebesar Rp. 2.193.891.608 atau sekitar Rp. 51.821.393 penurunan target
dari tahun anggaran 2013. Walaupun demikian realisasi penerimaan PBB
P2 juga belum bisa menyentuh target yang telah diturunkan sebelumnya
realisasi penerimaan PBB-P2 mengalami penurunan dari tahun 2013 ke
tahun 2014 yaitu sekitar Rp. 60.639.177 atau sekitar 0,88%
5. Usaha yang dilakukan oleh seluruh pegawai Bidang Pendapatan yang
bertugas dalam meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajin Pajak dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
sudah cukup baik, selanjutnya respon positif dari masyarakat dalam
melakukan kewajiban perpajakannya sangat diharapkan sehingga target
yang telah ditentukan dapat direalisasikan bila perlu melebihi target atau
over target. B. Saran
1. Perlu diadakannya penyuluhan baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus menerus dan merata
kepada seluruh masyarakat Kota Sibolga mengenai perpajakan khusunya
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang telah
dilimpahkan ke daerah
2. Pelaksanaan pendataan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak
yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, agar dilakukan secara
teratur dan terencana dengan baik.
3. Membuat stand atau pojok pajak pada acara-acara atau momen tertentu
yang dianggap dapat memotivasi masyarakat membayar Pajak Bumi dan
4. Penagihan aktif baik operasi sisir door to door maupun berupa himbauan membayar pajak sebelum jatuh tempo.
5. Mewajibkan membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan selama 5 tahun terakhir.
6. Agar para pegawai/staff yang sudah eksis dibidang Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dapat meningkatkan
kinerjanya yang produktif sehingga penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan akan sesuai dengan harapan
pimpinan maupun instansi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM
A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di
wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi
Pemerintahan Kota Sibolga.
Undang ‒ Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menganut prinsip otonomi yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggung jawab,
dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintahan daerah yang terdiri dari
pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah
Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif
daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislatif daerah.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala
Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang
membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam sekretariat
yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur
pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.
Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga Nomor 188.4.54/14/2000
terbentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola
penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak
yang berada di dalam daerah Kota Sibolga.
Namun pada tahun 2008, sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 41
Tahun 2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga melakukan peleburan
dengan Bagian Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sibolga.
Maka sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Dinas-dinas di Kota Sibolga, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga berganti nama
menjadi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga secara yuridis
formal dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi Dinas - Dinas Kota Sibolga. Pembentukan
dimaksudkan sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengharuskan
daerah untuk melakukan perubahan struktur organisasi daerah sesuai dengan kondisi
dan perkembangan yang ada di daerah. Secara resmi Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2008 diberlakukan sejak tanggal 3 Mei 2008 dengan dilantiknya para Pejabat
Eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Sibolga oleh Walikota Sibolga.
B. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan
melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai Pasal 83 Ayat (2) adalah :
1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah
2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan
program/kegiatan
3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah
4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada walikota tentang
pelaksanaan program/kegiatan
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk
demi kelancaran pelaksanaan tugas
6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan
Disamping tugas pokok dan fungsi diatas, Kepala Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga juga berfungsi sebagai Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Menurut Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Kepala SKPKD merupakan Pejabat
Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD). Selanjutnya Pasal 7 Peraturan Menteri
Nomor 13 Tahun 2006 menetapkan bahwa :
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelola keuangan daerah
b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan
dengan peraturan daerah
d. Melaksanakan fungsi BUD
e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :
a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD
b. Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD
d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah
e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah
f. Menetapkan SPD
g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah
h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
i. Menyajikan informasi keuangan daerah
j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan
2. Sekretaris Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
Sekretaris berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
dan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan teknis
administrasi kepada seluruh satuan organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah.
Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran,administrasi
keuangan dan kepegawaian
c. Penyelengaraan urusan umum dan perlengkapan
d. Penyelengaraan ketatalaksanaan dan kearsipan
e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan unit kerja.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
3. Kepala Sub Bagian Umum
Kepala Sub Baguan Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas
penyelenggaraan urusan umum yang menyangkut urusan administrasi dan
Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana kegiatan urusan umum, perlengkapan dan
kepegawaian;
b. Penyelenggaraan urusan umum, perlengkapan dan kepegawaian;
c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum,
perlengkapan dan kepegawaian;
d. Melaksanakan persiapan rapat – rapat dinas dan pendokumentasian
kegiatan dinas
e. Melaksanakan pengelolaan kearsipan
f. Melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan
kebersihan di lingkungan kerja
g. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kenderaan dinas,peralatan
perlengkapan kantor dan aset lainnya
h. Melaksanakan persiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan
prasarana di lingkungan dinas;
i. Melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian
dan inventarisasi barang;
j. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran;
k. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan,penyimpanan dan
pemeliharaan data dan kartu pegawai dilingkungan Dinas;
l. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun
m.pelaksanaan penyiapan bahan kenaikan pangkat,daftar penilaian
pekerjaan, daftar urut kepangkatan,sumpah janji pegawai, gaji berkala
dan peningkatan kesejahtraan pegawai;
n. melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti
pendidikan/pelatihan kepimpinan,teknis dan fungsional;
o. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan disiplin pegawai;
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
4. Kepala Sub bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan administrasi keuangan.
Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan;
b. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dalam pengelolaan administrasi
keuangan;
c. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan
anggaran pendapatan dan belanja dilingkungan Dinas;
d. Melaksanakan penyusunan laporan prognosis realisasi keuangan dan
lingkungan Dinas
e. Melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran;
g. melaksanakan pengawasan evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan
keuangan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya
5. Kepala Sub Bagian Program
Mempunyai tugas menyusun perencanaan dan pelaporan Kegiatan Dinas.
Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan pelaporan seperti
renstra,renja,lakip,dan pelaporan pelaksanaan tugas
b. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen
pelaksanaan anggaran
c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan perencanaan
d. Mengumpulkan bahan – bahan dalam penyusunan perencanaan dan
kegiatan Dinas
e. Melaksanakan pengolahan data dalam penyusunan perencanaan dan
kegiatan tahunan Dinas
f. Mengkompilasi hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran dari
masing – masing bidang Dinas
g. Menyusun dokumen pelaksanaan angaran masing – masing Bidang
i. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dan
perencanaan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
6. Kepala Bidang Pendapatan
Kepala Bidang Pendapatan mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis Bidang Pendapatan Daerah, melakukan pendataan dan
penetapan objek pajak, menyusun alokasi dan pengembangan pendapat, melakukan
penagihan pajak retribusi.
Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :
a Perumusan kebijakan teknis Bidang pendapatan
b Penyusunan perencanaan Bidang Pendapatan
c Pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dan pendataan dan
penetapan objek pajak dan retribusi
d Penyelenggaraan pendapatan dan penetapan objek – objek dan
retribusi
e Menyusun alokasi dana perimbangan
f Melakukan penagihan pajak dan retribusi daerah
g Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan penagihan pajak dan retribusi
h Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
7. Kepala Bidang Penganggaran
Kepala Bidang Penganggaran mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas bidang pendapatan yang berkaitan dengan penyusunan RAPBD/ RPAPBD,
mengendalikan anggaran menata usahakan, administrasi keuangan, mengelola gaji
PNS / CPNS, serta menyelenggarakan pembinaan anggaran
Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksaan APBD dan PAPBD
b. Menyelenggarakan penyusunan APBD dan RAPBD
c. Menyusun RKA-SKPD
d. Berkoordinasi tentang pembuatan KUA dan PPAS
Berdasarkan tugas dan fungsi dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kota Sibolga, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
memiliki visi dan misi sebagai panutan dalam melaksanakan tugas pengelolaan
terhadap keuangan daerah. Penetapan visi merupakan suatu langkah penting
perjalanan suatu organisas. Visi diperlukan pada saat organisasi berkarya dalam
kehidupan organisasi selanjutnya. Visi merupakan suatu pedoman dan pendorong
Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan kewenangan di bidang
pendapatan, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar lebih terarah dan
terfokus kepada hasil yang tercapai, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah bertugas dalam penyelenggaraan pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan hal tersebut maka Visi Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah “ Menjadi Pengelola Keuangan dan Kekayaan daerah yang tertib, efisien, efektif, transparan, akuntabel serta dipercaya
dan dibanggakan oleh masyarakat Kota Sibolga“.
Makna yang terkandung dari pernyataan Visi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pengelola adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan dan pengendalian
internal proses keuangan dan aset daerah.
b. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah.
c. Tertib adalah keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna
yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat
d. Efisien adalah pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan
tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran
tertentu.
e. Efektif adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah
ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.
f. Transparan adalah merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-
luasnya tentang keuangan daerah.
g. Akuntabel dan auditabel adalah pengelolaan keuangan daerah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi dan dapat
diperiksa kebenaran penggunaan dan pengelolaanya
h. Sebagai pengelolaan keuangan dan aset daerah yang dipercaya dan
dibanggakan masyarakat, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Sibolga berupaya mengambil peran sebagai bagian dari instrumen
proses trasnformasi bangsa di Kota Sibolga menuju masyarakat adil,
makmur, dan berperadapan tinggi
Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan di atas, maka sebagai tindak
lanjut pencapaian Visi tersebut adalah dengan merumuskan/menetapkan Misi Dinas
a. Mengkelola Keuangan Daerah dengan tertib, efisien, efektif, transparan,
akuntabel dan auditabel
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan tepat dalam
pengelolaan keuangan dan aset daerah yaitu :
1. Gedung kantor yang baik dan dapat menampung pegawai dengan
segala aktivitasnya.
2. Mengadakan meubeleur dan perlengkapan kantor seperti komputer dll
yang cukup.
3. Menggunakan aplikasi teknologi komputer dalam pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
4. Mengadakan sarana mobilitas pegawai yang cukup.
5. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola keuangan dan asset
daerah, terutama dibidang akuntansi keuangan negara/daerah serta
pengelolaan barang/aset daerah.
d. Mengadakan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan dan asset
e. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional sesuai
dengan tuntutan paket 3 Undang ‒ Undang Keuangan Negara Tahun 2003
-2004 dan turunannya.
f. Menginventarisasi semua aset daerah dan melengkapi bukti kepemilikannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
g. Menepati jadwal waktu yang ditentukan dalam pengelolaan keuangan dan
asset daerah
C. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja sesuai dengan
keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan kerja dan
wilayah kerja setiap karyawan. Struktur organisasi adalah bagan yang
menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang
serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara
maksimal.
a. Memudahkan pelaksanaan kerja
b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan
c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian
d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staf bagian saja
e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai
dengan rencana.
Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga terdapat
Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dalam Jabatan Struktural Eselon
III/D yaitu:
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Program
Sementara itu, Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Sibolga terdapat 5 (lima) bidang yang dipimpin oleh Kepala Bidang dalam jenjang
Jabatan Struktural Eselon III/D. Tiap-tiap bidang terdiri dari 3 (tiga) seksi yang
masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang termasuk dalam kategori jenjang
1. Bidang Pendapatan
a. Seksi Pendataan Pedapatan Daerah
b. Seksi Penetapan Penagihan
c. Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan Evaluasi
2. Bidang Penganggaran
a. Seksi Penyusunan APBD
b. Seksi Penganggaran I
c. Seksi Penganggaran II
3. Bidang Perbendaharaan
a. Seksi Belanja Langsung
b. Seksi Belanja Tidak Langsung
c. Seksi Kas Daerah dan Investasi
4. Bidang Akuntansi
a. Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah
b. Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan Daerah
c. Seksi Pelaporan dan Pembinaan
5. Bidang Aset
a. Seksi Perencanaan Aset
b. Seksi Penatausahaan Aset
Selanjutnya masing-masing Kepala Sub Bagian membawahi beberapa orang
staf/pelaksana, dan pada dinas tersebut terdapat Kelompok Jabatan Fungsional dan
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
[image:42.612.114.519.336.677.2]D. Gambaran Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
Tabel 2.1
Struktur Organisasi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Dinas 1 orang
2 Sekretaris 1 orang
3 Kasubbag Umum 1 orang
4 Kasubbag Keuangan 1 orang
5 Kasubbag Program 1 orang
6 Kabid Pendapatan 1 orang
7 Kabid Penganggaran 1 orang
8 Kabid Perbendaharaan 1 orang
9 Kabid Akuntansi 1 orang
10 Kabid Aset 1 orang
12 Seksi Penetapan dan Penagihan 1 orang
13 Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan Evaluasi 1 orang
14 Seksi Penyusunan APBD 1 orang
15 Seksi Penganggaran I 1 orang
16 Seksi Penganggaran II 1 orang
17 Seksi Belanja Langsung 1 orang
18 Seksi Belanja Tidak Langsung 1 orang
19 Seksi Kas Daerah dan Investasi 1 orang
20 Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah 1 orang
21 Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan Daerah 1 orang
23 Seksi Pelaporan dan Pembinaan 1 orang
24 Seksi Perencanaan Aset 1 orang
25 Seksi Penatausahaan Aset 1 orang
26 Seksi Pengendalian Aset 1 orang
Tabel 2.2
Pangkat dan Golongan dalam Jabatan Struktural dan Fungsional
No Jabatan Pangkat/Golongan Jumlah Pegawai (orang)
1 Eselon II - 1
2 Eselon IIIa Pembina (IV/a) 1
3 Eselon IIIb Pembina (IV/a) 1
4 Eselon IIIb Penata Tk. I (III/d) 4
5 Eselon IVa Penata Tk. I (III/d) 2
6 Eselon IVa Penata (III/c) 5
7 Eselon IVa Penata (III/b) 6
8 Staf Penata Muda (III/a) 17
9 Staf Pengatur Tk. I (II/d) 2
10 Staf Pengatur Tk. I (II/c) 11
11 Staf Pengatur Tk. I (II/b) 5
Jumlah 55
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015
Tabel 2.3
Tingkatan Pendidikan Pegawai DPKAD Kota Sibolga
No Pendidikan Jumlah Pegawai (orang) 1 S-2 2
2 S-1 30
3 D-4 1
4 D-3 11
5 D-1 2
6 SMA 9
Jumlah 55
[image:44.612.124.498.450.566.2]BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Indonesia merupakan Negara yang menjadikan pajak sebagai salah satu
sumber pendapatan terbesar yang mencakup dari pajak pusat dan pajak daerah.
Pajak Pusat adalah kontribusi wajib yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui
Undang-undang, yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat dan
hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan
pembangunan. Sedangkan Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu
Pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan pajak untuk membiayai pembangunan
dan berusaha mengoptimalkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah diberikan wewenang
untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai
sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah
penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD).
sendiri. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No 8 Tahun 2011 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan bahwa Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) adalah pajak yang dikenakan
atas Bumi dan / atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai dan / atau dimanfaatkan oleh
orang pribadi atau Badan untuk sektor perkotaan kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Oleh karena itu, daerah harus mempunyai sumber dana yang akan digunakan
dalam penyelengaraan pemerintahannya. Seiring dengan kepentingan diatas, Pajak
Bumi dan Bangunan yang awalnya merupakan pajak yang kewenangannya ada pada
pemerintah pusat sekarang telah beralih menjadi pajak daerah yang dikelola oleh
pemerintah Kabupaten/Kota dan telah berubah nama menjadi Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2).
Terkait pengelolaan PBB di daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan untuk
mengeluarkan Peraturan Daerah sebagai payung hukum dalam pemungutan PBB di
wilayah masing-masing. Selain itu, adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga untuk mengoptimalkan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah
sebagai berikut :
1. Evaluasi per Triwulan
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu
2. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2
Pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan akan melakukakan
pendataan ulang Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan
dan Perkotaan Kota Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan
Objek pajak yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa
keadilan di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak
yang belum memiliki SPPT PBB-P2
3. Pemasangan Himbauan
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu
berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan
kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara
membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.
Dengan sudah dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan oleh Pemerintah Daerah tersebut, membuat penulis tertarik mengangkat
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1.1 Untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan
Aset Daerah Kota Sibolga.
1.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.
1.3 Untuk mengetahui usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah (Pemda) dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah
pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan
khususnya dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan
c. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan dalam kegiatan selama kegiatan selama pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
2.2 Bagi Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga
a. Untuk membina hubungan baik antara Dinas Pengelola Keuangan Dan
Aset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan
Instansi tersebut.
c. Membantu pihak Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota
Sibolga dalam mensosialisasikan perpajakan, khususnya Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada masayarakat
wajib pajak melalui mahasiswa peserta PKLM.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pengelola Keuangan Dan
Aset Daerah Kota Sibolga.
b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan
melalui bangku perkuliahan.
c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya
d. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang
berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
C. Uraian Teoritis
Menurut Prof. Dr. Rochmat Sumitro, SH pajak adalah iuran rakyat kepada
kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2011 : 1)
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek
dan subjek pajak atau Retribusi, penentuan besarnya pajak atau Retribusi yang
terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau
Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu pajak
daerah yang terbaru yang memberikan pendapatan kepada pemerintahan daerah
adalah Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Bumi adalah
permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta
laut wilayah Indonesia. Contoh : sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang,
dll. Sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah dan atau perairan. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan
tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasmen, pagar mewah,
dermaga, taman mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang,
anjungan minyak lepas pantai dll. (Darwin, 2010 : 21).
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Penulis akan membahas secara rinci mengenai :
1. Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Kota Sibolga.
2. Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.
3. Usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Sibolga
untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mulai dari pengajuan judul,
penentuan judul oleh ketua program studi, penyusunan proposal,
perbaikan proposal, penentuan dosen pembimbing, bimbingan,
persetujuan dan pengajuan surat izin.
2. Studi Literatur
Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari buku
buku yang erkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM), artikel ilmiah serta sumber - sumber lain yang mendukung
penulisan proposal ini.
3. Observasi Lapangan
Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek
tempat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.
4. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan
dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini
yang dilakukan melalui dua cara yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
yang bersumber dari buku – buku tentang perpajakan. Undang - Undang
Perpajakan maupun peraturan lain yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
5. Analisis dan Evaluasi Data
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan
menganalisa dan mengevaluasi terhadap data - data yang telah diperoleh.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara (Interview Guide) :
Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab angsung kepada para
pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan yang bertugas untuk
memungut P2 untuk memperoleh penjelasan dari pemungutan
PBB-P2 dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
2. Observasi (Observation Guide)
Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan langsung
mengenai pengelolaan PBB-P2 yang menjadi objek penelitian di DPKAD
Kota Sibolga.
3. Dokumentasi (Optional Guide)
Dalam metode ini penulis mempelajari buku perkuliahan, buku hasil
karangan Mardiasmo, karangan ilmiah, data-data yang saya terima dari
yang dibutuhkan dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Mandiri
(PKLM) ini.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis
untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),
tujuan, uraian teoritis, ruang lingkup, Metode Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data, dan
Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM).
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas
Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.
BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan,
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Tarif yang
dikenakan untuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan, serta Wilayah Pemungutan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang
ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Faktor – faktor yang
menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Masalah – masalah
yang dihadapai DPKAD Kota Sibolga, usaha-usaha yang
dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan serta
Sanksi yang dikenakan kepada Wajib Pajak bila tidak membayar
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas
gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau
masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
TUGAS AKHIR
OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI DINAS PENGELOLA KEUANGAN
DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA
Oleh :
NAMA : AQNES SITUMORANG
NIM : 122600037
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PKLM INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH
Nama : Aqnes Situmorang
Nim : 122600037
Program Studi : Diploma III Administrasi Perpajakan
Judul : Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga
Ketua Program Studi Diploma III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan
Administrasi Perpajakan
Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si Fauziah, S.E, M.Si Zulfahri Lubis, S.E
NIP. 19560831 198601 1 001 NIP NIP. 19750918 200003 1 001
Dekan
Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang dengan kasih karuniaNya dan
pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga “ ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tahun
2014/2015.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam hal penyajian
materi maupun bahasa penyampaiannya. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan
setulus hati serta kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Arlina, SH selaku Sekretaris Jurusan Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
4. Ibu Fauziah, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan menyumbangkan pikiran kepada penulis
kearah yang lebih sempurna sehingga selesainya laporan tugas akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak
membantu, mendidik, membimbing penulis selama perkuliahan.
6. Bapak Srasamaluddin. SE, MM selaku Kepala DPKAD Kota Sibolga
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
riset pada DPKAD Kota Sibolga.
7. Bapak Zulfahri Lubis, SE selaku Sektretaris DPKAD Kota Sibolga yang
ikut serta membantu saya sehingga mempermudah saya untuk bisa
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
8. Bapak Ahmad Efendi, SE selaku Kabid Pendapatan DPKAD Kota
Sibolga yang memberikan masukan kepada saya untuk bisa
menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Abangda Roni Tuah Saragih selaku pegawai DPKAD Kota Sibolga yang
telah meluangkan waktunya untuk bisa memberikan data yang
dibutuhkan untuk laporan tugas akhir ini serta memberikan masukan
yang baik untuk mempermudah pekerjaan tugas akhir ini.
10.Uda Siringo-ringo yang sudah banyak membantu saya dalam hal
11.Teristimewa buat Bapak, Mamak, Abang, dan keluargaku yang lainnya
atas dukungan, memberikan yang terbaik bagiku dan doanya buatku.
Sehingga membuat saya selalu semangat dalam mengerjakan tugas akhir
ini.
12.Buat semua kawan-kawan SMA yang selalu memberikan dukungan dan
selalu mengingatkan agar bisa cepat mengerjakan tugas akhir ini.
13.Buat seluruh kawan-kawan Adm. Perpajakan Stambuk 2012 yang
dengan senang hati bisa bersahabat dengan saya dan membantu saya
untuk menjumpai dosen pembimbing.
14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala
bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung
yang membantu penulis selama penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca. Akhirnya, penulis berharap agar laporan yang telah penulis susun dapat
memberikan sumbangan pikiran dan menambah bahan referensi yang bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Medan, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Dan Manfaat PKLM ... 4
C. Uraian Teoritis ... 6
D. Ruang Lingkup ... 7
E. Metode PKLM ... 8
F. Metode Pengumpulan Data ... 9
G. Sisematika Penulisan Laporan PKLM ... 10
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat ... 12
B. Tugas dan Fungsi Dinas ... 13
C. Struktur Organisasi ... 25
D. Gambaran Struktur Organisasi ... 28
A. Gambaran Pajak Secara Umum ... 31
B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 34
C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 35
D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan .. 37
E. Rumus Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 37
F. Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 38
G. Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan ... 38
H. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 39
I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga ... 40
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Potensi Pajak ... 43
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan... 47
C. Masalah Yang dihadapi DPKAD Kota Sibolga ... 48
D. Upaya Dalam Mengatasi Masalah Yang dihadapi
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Struktur Organisasi DPKAD Kota Sibolga ... 28
Tabel II. 2 Pangkat dan Golongan dalam
Jabatan Struktural dan Fungsional ... 29
Tabel II. 3 Tingkatan Pendidikan Pegawai DPKAD Kota Sibolga . 30
Tabel III.1 Wilayah Pemungutan... 38
Tabel III.2 Target dan Realiasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga
Tahun Anggaran 2013 ... 40
Tabel III.3 Target dan Realiasi Penerimaan Pajak