• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture dengan Model Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture dengan Model Pembelajaran"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011:72), “penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Dalam penelitian ini terdapat dua kelas dengan kondisi yang sama. Kelas pertama yaitu kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan sedangkan kelas yang kedua yaitu kelas eksperimen atau kelas yang diberikan perlakuan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran picture and picture dengan model pembelajaran make a match. 3.1.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan quasi experimental design

atau penelitian eksperimen semu. Pada quasi experimental design terbagi dua bentuk desain yaitu time-series design dan nonequivalent control group design. Bentuk quasi experimental design yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonequivalent control group design. Sugiyono (2011: 79) menyatakan bahwa: “desain ini hampir sama dengan pretest posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

(2)

Dalam desain ini, menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan diawali pemberian tes awal (pretest) yang diberikan pada kedua kelas, kemudian diberi perlakuan (treatment) dan diakhiri dengan sebuah tes akhir

(posttest) yang diberikan pada kedua kelas tersebut. Tabel 3.1 menggambarkan desain penelitian yang digunakan peneliti.

Gambar 3 Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design

Keterangan :

X1 : Perlakuan model pembelajaran Picture and Picture

X2 : Perlakuan model pembelajaran Make a Match

O1 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas eksperimen O2 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas eksperimen O3 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas kontrol O4 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas control 3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam eksperimen ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Ngrambitan 01 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan serta siswa kelas IV di SD Negeri Japah 02 sebagai kelas eksperimen berjumlah 23 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

O1 X1 O2

………

(3)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jumlah Sampel Penelitian Kelas V SD

Kelas Nama sekolah Jumlah siswa Presentase

L P Total

Kelas kontrol

SD Negeri Ngrambitan 1

14 11 25 52 %

Kelas eksperimen

SD Negeri Japah 2 11 12 23 48%

Jumlah seluruhnya 48 100%

Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Ngrambitan 01 sebagai kelas kontrol dan SD Negeri Japah 02 sebagai kelas eksperimen, dilakukan tiga kali pertemuan. Pemberian treatment pada subjek penelitian dilakukan oleh guru kelas 4 dan mengikuti jadwal yang telah direncanakan. Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Terhadap Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Tahun Pelajaran 2014/2015

Pertemuan Hari dan Tanggal Uraian Kegiatan

1 Sabtu, 11 April 2015 Memberikan pretest pada subjek penelitian yaitu kelas 4 SD Negeri Ngrambitan 01 dan kelas 4 SD Negeri Japah 02 untuk menguji kesetaraan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2 Senin, 15 April 2015 Memberikan treatment kepada kelas eksperimen dengan penggunaan model pembelajaran picture and picture dengan materi Sumber Daya Alam dan memberikan

posttest untuk menguji pemahaman siswa terkait materi yang telah diajarkan.

3 Selasa, 16 April 2015 Memberikan treatment kepada kelas kontrol dengan penggunaan model pembelajaran

(4)

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38).

Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Picture and Picture

dan model pembelajaran Make a Match.

X1 : Model pembelajaran Picture and Picture X2 : Model pembelajaran Make a Match 2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,konsekuen. Variabel kan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.

Y : Hasil belajar IPA

3.3.2 Definisi Operasional

(5)

mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Dalam penelitian ini, definisi operasional mengenai model pembelajaran Make a Match, Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, dan hasil belajar.

Model pembelajaran Make a Match adalah sebagai model pembelajaran yang membuat siswa dapat aktif mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan kartu jawaban pasangan berdasarkan permainan yang disajikan oleh guru, sehingga suasana dalam pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa dapat berfikir mencari informasi sendiri tentang materi yang sudah diajarkan. Model pembelajaran Make a Match di susun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kerjasama berpasangan , serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinterksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif saat pembelajaran. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

(6)

3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1.1 Tes

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes. Bentuk soal dari tes tersebut adalah pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas IV materi Hubungan antara Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.

3.4.1.2 Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk mendapatkan data tentang pencapaian guru dalam mengajar di dalam kelas serta aktifitas siswa dalam pembelajaran, sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

3.4.2.1 Lembar Soal Tes

(7)

Tabel 4

Kisi-Kisi Instrumen Butir Soal IPA Kelas IV Semester II Tahun 2014/2015

Standar jenis sumber daya alam.

 3, 4, 22, 23, 28

 Menggolongkan benda yang bersasal dari

 Menggolongkan jenis sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

 6, 7, 10, 14, 24

 Menggolongkan jenis sumber daya alam yang

tidak dapat

diperbaharui.

 1, 13, 17, 21, 25

 Menggolongkan jenis sumber daya alam hayati.

 8, 20, 27, 29

 mengelompokkan jenis sumber daya alam non

Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Observasi dilakukan untuk hal implementasi RPP yaitu: a. Kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktifitas guru

(8)

Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan model pembelajaran

picture and picture dan model pembelajaran make a match. Untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrumen observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi ini adalah teori dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran

picture and picture dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Kisi-Kisi Observasi untuk Aktifitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture (Kelas Eksperimen)

No Aspek Indikator No. Item

1 Kegiatan Awal Pembelajaran

Memeriksa kesiapan ruang, alat, media dan siswa

1-2 Kegiatan Apresepsi dan motivasi 3 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 4 2 Kegiatan Inti

Menyampaikan KD, indikator-indikator ketercapaian KD mata pelajaran. menarik perhatian siswa agar minat siswa tertarik untuk belajar.

7

Penyampaian materi 8-10

Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik

11-15

Penggunaan bahasa 16-18

Langkah 3:

Menunjukkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi

Pemanfaatan media 19-20

Membagikan gambar pada siswa 21

Langkah 4: Menunjuk/

Menunjuk siswa untuk mengelompokkan gambar secara bergantian.

(9)

Langkah 5: Menanya dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

Tanya jawab pada siswa alasan/ atas dasar pemikiran apa saat mengurutkan/ mengelompokkan gambar tersebut.

25

Langkah 6: Dari alasan atau urutan gambar tersebut menanamkan konsep materi

Guru mulai menanamkan konsep dengan memberi penekanan

26 Membentuk kelompok diskusi

dengan permainan “ Talking stick” 27-28 3 Kegiatan Akhir

Pembelajaran/ Penutup

Refleksi pembelajaran 29-30 Pelaksanaan evaluasi 31 Pelaksanaan tindak lanjut 32

Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk kisi-kisi aktifitas guru pada model pembelajaran picture and picture kelompok eksperimen yang pertama pada kegiatan awal pembelajaran yaitu guru menganalisis/ memeriksa kesiapan ruang, alat dan media sebelum melaksanakan model pembelajaran picture and picture

(10)

Tabel 6

Kisi-Kisi Observasi untuk Aktifitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match (Kelas Kontrol)

No Aspek Indikator No. Item

1 Kegiatan Awal Pembelajaran

Memeriksa kesiapan ruang, alat, media dan siswa

1-2

Kegiatan Apresepsi, Motivasi 3

Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 4

2 Kegiatan Inti Pembelajaran

Penyampaian materi 5-7

Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik

8-12

Penggunaan bahasa 13-15

Langkah1: Menyiapkan kartu

Kartu soal dan jawaban disiapkan 16

Siswa dipersiapkan untuk menerima kartu

Kartu dibuka bersama-sama 19

Langkah 3: Memikirkan jawaban/ soal dari kartu

Siswa diberi batas waktu untuk memikirkan jawaban yang berkaitan dengan kartu yang dibawa

20

Langkah 4: Mencari pasangan yang cocok dengan kartunya.

Memberi kesempatan siswa untuk bertanya dengan teman lainnya kartu apa yang mereka bawa

21

Langkah 5: Mencocokkan kartu sebelum batas waktu yang ditentukan

Siswa berkompetisi untuk mencari pasangan/mencocokkan kartu dengan waktu yang sudah ditentukan.

22-23

Mempresentasikan hasil jawaban 24-26

Langkah 6: Setelah satu babak, kartu dikumpulkan dan dikocok lagi

Siswa mengumpulkan kartu soal dan jawabannya kembali untuk dikocok lagi pada babak ke-dua

27

3 Kegiatan Akhir

Pembelajaran/ Penutup

Refleksi pembelajaran 28-29

Pelaksanaan evaluasi 30

Pelaksanaan tindak lanjut 31

(11)

guru melakukan kegiatan apresepsi dan motivasi pada siswa, guru mengkaji atau menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Langkah kedua dalam kegiatan inti pembelajaran yang diamati adalah guru menyampaikan materi dengan penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran make a match, guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, kartu soal dan kartu jawaban dibagikan pada masing-masing siswa, siswa membuka kartu secara bersamaan, guru meminta siswa untuk memahami dan memikirkan jawaban soal masing-masing kartu yang sudah dipegang, Siswa berkompetisi secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan pasangan kartu soal dan jawaban yang benar dengan waktu yang ditentukan, Guru memberikan point untuk siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangannya sesuai dengan waktu yang ditentukan, setelah satu babak pertama selesai guru meminta siswa untuk mengumpulkan kartu soal dan kartu jawabannya untuk dikocok kembali pada babak ke dua. Pada langkah ketiga dalam kegiatan akhir pembelajaran/ penutup guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apa yang belum diketahui/ memberikan refleksi, guru memberikan lembar evaluasi, setelah itu guru memberikan tindak lanjut.

3.4.3. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

3.4.3.1Uji Validitas Tes

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2011:172). Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurannya dan mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Uji validitas merupakan perhitungan derajat kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan sebenarnya, validitas item didasarkan pada besarnya korelasi yang diperoleh.

(12)

dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Validasi butir soal dalam penelitian ini dilakukan dengan aplikasi program SPSS 21. Adapun langkah-langkah dalam menghitung validasi butir soal dengan SPSS 21 yaitu: membuka SPSS 21 – file new data – data view – memasukkan data pada tabel data viewvariable view - analyze – correlate - bivariate – bivarriate correlation – memasukkan semua variabel ke dalam variablesok. Hasil validitas pada butir soal dapat dilihat pada output SPSS.

Kriteria kevalidan soal adalah jika rhitung > rtabel maka koefisien item soal tersebut valid dan jika rhitung negatif dan rhitung ≤ rtabel maka koefisien item soal tidak valid, ttabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 (Sugiyono, 2010:373).

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan validitas ditunjukkan oleh tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7

Kriteria Validitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,800 - 1,00

0,600 - 0,800 0,400 - 0,600 0,200 - 0,400 0,00 - 0,200

Sangat Tinggi Tinggi

Cukup Rendah

Sangat Rendah (Arikunto, 2012:89)

(13)

21,0. Setelah diuji cobakan, berikut disajikan pada tabel 8 hasil uji validitas instrumen tes hasil belajar IPA.

Tabel 8

Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPA

No. Indikator Butir Soal

Hasil Uji Validitas

Valid Tidak Valid

1. Menjelaskan berbagai jenis sumber

daya alam

dari bahan alam tidak hidup.

2, 9, 12, 15,

16, 18

16, 18 2, 9, 12, 15

3. Menggolongkan jenis sumber daya

alam yang dapat diperbaharui.

6, 7, 10, 14,

24

6, 7, 10,

24

14

4. Menggolongkan jenis sumber daya

alam yang tidak dapat diperbaharui.

1, 13, 17, 21,

5. Menggolongkan jenis sumber daya

alam hayati.

8, 20, 27, 29 8, 27 29

6. Mengelompokkan jenis sumber

daya alam non hayati

(14)

Tabel 9

Hasil Uji Validitas Instrumen Butir Soal Tes No

Item Soal

R Keterangan

VAR00001 ,374 Valid

VAR00002 -,228 Tidak Valid

VAR00003 ,000 Tidak Valid

VAR00004 ,460 Valid

VAR00005 ,114 Tidak Valid

VAR00006 ,484 Valid

VAR00007 ,484 Valid

VAR00008 ,379 Valid

VAR00009 ,000 Tidak Valid

VAR00010 ,550 Valid

VAR00011 ,645 Valid

VAR00012 ,332 Tidak Valid

VAR00013 ,483 Valid

VAR00014 ,124 Tidak Valid

VAR00015 -,105 Tidak Valid

VAR00016 ,444 Valid

VAR00017 ,546 Valid

VAR00018 ,429 Valid

VAR00019 ,531 Valid

VAR00020 ,624 Valid

VAR00021 ,487 Valid

VAR00022 ,346 Tidak Valid

VAR00023 ,593 Valid

VAR00024 ,546 Valid

VAR00025 ,448 Valid

VAR00026 ,584 Valid

VAR00027 ,467 Valid

VAR00028 ,305 Tidak Valid

VAR00029 ,284 Tidak Valid

VAR00030 ,549 Valid

(15)

3.4.3.2. Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajegan instrumen tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono,2011:172). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan aplikasi program SPSS 21. Langkah-langkah dalam menghitung atau mengetahui reliabilitas butir soal yaitu : analyze – scale reliability analysis item soal yang valid dipindah ke dalam items, item yang gugur diabaikan – statistics – scale if item deleted – continue – ok. Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5% . Jika rhitung> rtabbel maka item tes yang diuji cobakan tersebut adalah reliabel.

Tabel 10

Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,800-1,00

0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,00-0,200

Sangat Tinggi Tinggi

Cukup Rendah

Sangat Rendah (Arikunto, 2012:89)

(16)

Tabel 11 Hasil Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,884 20

3.4.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki butir soal dengan tingkat kesukaran yang seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Arikunto Suharsimi (2012:222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) pada soal evaluasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,0. Artinya soal dengan indeks kesukaran 0,0 menujukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya jika indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Sehingga semakin mudah soal evaluasi yang diberikan, maka semakin besar pula indeksnya. Menurut Arikunto Suharsimi (2012:223) rumus untuk mencari tingkat kesukaran soal/ indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

𝑃 =𝐽𝑆𝐵

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

(17)

Tabel 12

Berdasarkan instrumen soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan indeks kesukaran soal. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini:

Tabel 13

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi

(18)

Berdasarkan hasil uji validitas soal menggunakan SPSS for windows versi 21.0, dari 30 item soal terdapat 20 item soal yang valid dan 10 item soal tidak valid. Dari 20 item soal tersebut diklasifikasikan menurut indeks kesukaran soal seperti yang terdapat dalam tabel 14 berikut ini:

Tabel 14

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Untuk Instrumen Penelitian

Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi

1 0,92 Soal Mudah

4 0,64 Soal Mudah

6 0,96 Soal Mudah

7 0,96 Soal Mudah

8 0,64 Soal Sedang

10 0,84 Soal Mudah

11 0,64 Soal Sedang

13 0,68 Soal Sedang

16 0,84 Soal Mudah

17 0,8 Soal Mudah

18 0,88 Soal Mudah

19 0,72 Soal Mudah

20 0,6 Soal Sedang

21 0,8 Soal Mudah

23 0,56 Soal Sedang

24 0,8 Soal Mudah

25 0,8 Soal Mudah

26 0,52 Soal Sedang

27 0,48 Soal Sedang

30 0,72 Soal Sedang

Tabel 15

Klasifikasi Tingkat Prosentase Kesukaran Soal Untuk Instrumen Penelitian

No Keterangan Jumlah Persentase (%)

1. Soal Mudah 12 60%

2. Soal Sedang 8 40%

(19)

soal dengan presentasi 60% dan tingkat kesukaran soal sedang sebanyak 8 butir soal dengan presentasi 40%.

3.4.5Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dengan kelas eksperimen mempunyai varian yang sama atau tidak. Dalam uji homogenitas ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 21.0 yaitu dengan tabel F test (Levenes Test).

Kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen atau tidak adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang tidak homogen.

Hasil uji homogenitas pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:

Tabel 16

Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,711 1 46 ,403

(20)

3.4.6 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang akan dianalisis. Uji normalitas data menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 21.0 yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Langkah-langkah dalam uji normalitas yaitu: data view – variable view – analyze – nonparametric tests – legacy dialogs – 1 samples KS – memindahkan data ke test variable list – ok.

Kriterianya adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti data berdistribusi normal sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 berarti data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:

Tabel 17

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

N 25 23

Normal Parametersa,b

Mean 51.8000 60.4348

Std. Deviation

14.49713 13.13505

Most Extreme Differences

Absolute .160 .114

Positive .160 .091

Negative -.114 -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .802 .548

Asymp. Sig. (2-tailed) .540 .925

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(21)

kelas eksperimen sebesar 0,925. Jadi dari output tabel hasil uji normalitas dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

3.5 Teknik Analisis Data

Menguji signifikansi perbedaan mean antar kelas eksperimen dan kelas kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data yang terkumpul dari hasil tes 1 dan tes 2 pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai uji t (t-test) yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi 21.0. Uji t (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan pengaruh hasil belajar IPA antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Picture and Picture ( kelas eksperimen) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran Make a Macth yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol)

Gambar

Gambar 3 Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Terhadap Kelompok Kontrol
Tabel 4
Tabel 5 Kisi-Kisi Observasi untuk Aktifitas Guru Menggunakan Model
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bertanggung jawab melestarikan keberadaan kebudayaan takbenda di Provinsi Sulawesi Selatan untuk memperkokoh jati diri

Pengendalian penyakit blas harus dilakukan secara terpadu dengan memadukan berbagai komponen pengendalian, dan varietas tahan sebagai komponen utama, tetapi penanaman satu

Lidah buaya ( aloe vera ) adalah tanaman asli yang telah banyak dibudidayakan petani (terutama di Kalimantan Barat) dan hasil tanaman tersebut juga banyak digunakan manusia

Program “Pelatihan Spiritual Tour Guide untuk Siswa Sekolah Berorientasi Pariwisata” di SMA Karya Wisata Penarukan telah memberikan pengalaman peserta pelatihan dalam

Tujuan dari penelitian tentang pengaruh Citra Merek terhadap Cinta Merek dan Word Of Mouth dan Dampaknya pada Pembelian Ulang pada Produk Ponds di

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

For example, collectivism (individualism) as an aspect of culture will determine the extent to which a person likes engaging in social activities. Similarly, extroversion as

Metode penelitian dalam pengembangan media pembelajaran tata surya berbasis teknologi holobox pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar menggunakan Research