PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN SERTA KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Makalah Ini di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
Disusun Oleh:
Rian Ariska (14290097)
Dosen Pengampu:
Leni Marlina, M.Pd. I
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
PENDAHULUAN
Salah satu syarat keberhasilan sekolah yang menerapkan format kerja MBS adalah kemampuan kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapapun menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, ketika dalam tugas itu dia berinteraksi dengan dan memengaruhi orang lain. Bahkan dalam kapasitas pribadi pun, di dalam tubuh manusia itu ada kapasitas atau potensi pengendali yang pada intinya memfasilitasi seseorang untuk dapat memimpin dirinya sendiri.
PEMBAHASAN 1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan diterjemahkan dari bahasa Inggris “Leadership”. Dalam Ensiklopedi Umum diartikan sebagai “Hubungan yang erat antara seorang dan kelomok manusia, karena ada kepentingan yang sama”. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yang dipimpin. 1
Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut “kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelomok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.” 2
Adapun beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Fred E. Fiedler mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok.3
b. George Terry mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas untuk memengaruhi sarta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan. 4
c. D.E McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana pemimpin dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses memengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah di tetapkan. 5
1 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 177
2 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 125
3 Ibid., hlm. 125
4 Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, (-: Erlangga Group, 2013), hlm. 47
d. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin suatu kerja untuk memengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. 6
e. Bass mengemukakan kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok. 7
Pemimpin yang memiliki ciri kepemimpinan adalah seorang yang memiliki kualitas diri yang baik tercermin dari sifat-sifat atau watak seperti cerdas, bijak, semangat, tanggung jawab, dan dapat dipercaya. Davis mengikhtisarkan 4 sifat utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemimpin yaitu: (1) kecerdasan, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, (3) motivasi diri dan dorongan berprestasi, (4) sikap-sikap hubungan manusiawi. Kepala sekolah harus dipilih dari kalangann guru yang benar-benar memiliki pengalaman, wawasan, dan kompetensi yang sesuai. Perilaku kepemimpinan merupakan tindakan-tindakan spesifik seseorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kerja anggota kelomopk. Individu yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang memadai akan mampu memimpin secara lebih efektif. 8
2. Jenis-Jenis Kepemimpinan
Terdapat jenis-jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan tuntutan era desentralisasi, yaitu sebagai berikut.
a. Kepemimpinan Transaksional
6 Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.91
7 Engkoswara dan Aan Komariah, Op. Cit., hlm. 177
Kepemimpinan transaksional dalam pendidikan adalah dapat melakukan pekerjaan, keamanan, jabatan, dapat menyenangkan dan bahkan lebih mendukung perubahan, bekerja sama dan pemenuhan keutuhan anggota.9
b. Kepemimpinan Transformasional
Kemampuan melakukan transformasi aneka sumber daya sekolah dimutlakkan dalam kerangka kepemimpinan sekolah yang di kelola secara berbasisi MBS. Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan visi menjadi realita, panas menjadi energi, potensi menjadi aktual, laten menjadi manifes, dan sebagainya. 10
c. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan “school based management”
dan didambakan bagi produktivitas pendidikan adalah kepemimpinan yang memiliki visi (Visionary Leadership) yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang profesional dan dapat membimbing personil lainnya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan. 11
Adapun tipe-tipe kepemimpinan yakni sebagai berikut: a. Pemimpin Otokratik
Kata otokratik dapat diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa “aku” yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan. Ketika perilaku atau sikap itu ditampilkan oleh pimpinan, lahirlah yang disebut dengan kepemimpinan otokratik atau kepemimpinan yang otoriter.
b. Pemimpin Demokratis
Inti demokrasi adalah keterbukaan dan keinginan memosisikan pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe kepemimpinan demokratis bertolah dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan yang bermutu dapat
9 Syafruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 134
10 Sudarwan Danim, Op. Cit., hlm.218
dicapai. Pimpinan yang demokratis berusaha lebih banyak melibatkan anggota kelompok dalam memacu tujuan.
c. Pemimpin Permisif
Kata permisif bisa bermakna serba boleh, serba mengiyakan, tidak mau ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya, dan apatis. Pimpinan permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pimpinan yang termasuk ke dalam kategori ini biasanya terlalu banyak mengambil muka dengan dalih untuk mengenakkan individu yang dihadapinya.12
3. Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah dalam konteks MBS memegang peranan kunci dalam keberhasilan aplikasi MBS. Bekal kemampuan, keahlian, dan keterampilan menjadi keniscayaan bagi kepala sekolah untuk mampu menjalankan roda lembaganya secara MBS.13 Kepala sekolah merupakan motor
penggerak, penentu arah ke bijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Sehubungan dengan MBS, kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan bigitu, MBS sebagai paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:
a. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif,
12 Ibid., hlm. 212-214
b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah,
e. Bekerja dengan tim manajemen , serta
f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut Pidarta di kutip oleh E. Mulyasa mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyuseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan yersebut adalah sebagi berikut.
a. Keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi,
b. Keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan memimpin, serta
c. Keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.14
Menurut Jauch dan Glueck di kutip dalam oleh Syafruddin Efektivitas pelaksanaan kepemimpinan mencakup membuat secara menyakinkan bahwa seseorang memiliki pendidikan yang benar, kemampuan, pengalaman, motivasi, dan kepribadian, untuk menangani strategi perubahan. Karena itu, sifat dasar dari kepemimpinan adalah motivasi, keputusan, komunikasi, dan proses pengendalian akan menentukan efektivitas kepemimpinan dalam mengembangkan suatu iklim dan budaya kondusif untuk membuat kebijakan. 15
Kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam menciptakan perubahan sekolah. Salah satu fokus kepala sekolah adalah membuat kebijakan. Hasil penelitian menurut Rutter yang di kutip oleh Syafruddin, menunjukkan satu faktor
14 E, Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 126
penting yang menentukan efektivitas sekolah adalah dicapai dengan kebijakan pengembangan sekolah, diantaranya:
a. Sistem reward dan hukuman. Menambah penggunaan reward menimbulkan kebanggaan dan penghargaan, bekerjasama dengan hasil yang menyenangkan, sedangkan, masalah pemberlakukan hukuman adalah lebih baik mengurangi hukuman, terutama hukuman fisik supaya menjadi kondusif. b. Lingkungan sekolah. Kondisi kerja sekolah yang baik, tanggung jawab kepada kebutuhan murid dengan kependidikan yang baik dan dekorasi bangunan serasi, semuanya bekerja sama dengan hasil yang lebih tinggi. c. Sekolah yang berhasil, cenderung membuat penggunaan tugas rumah lebih
baik, menyusun tujuan akademik yang jelas,memiliki atmosfir percaya diri sebagai suatu kemampuan murid.
d. Hasil lebih baik bila guru-guru memberikan perilaku contoh yang baik dalam arti memelihara waktu dengan baik, dan memiliki keinginan menangani masalah murid.
e. Temuan atas kelompok manajemen dalam kelas berpendapat pentingnya mempersiapkan bahan kemajuan pelajaran, memelihara perhatian keseluruhan kelas dari sikap rendah hati, disiplin, fokus atas perilaku pemberian imbalan yang baik dan bertindak cepat menangani gangguan.
f. Hasil akan lebih menyenangkan bila ada kombinasi kepemimpinan bersama dengan proses pengambilan keputusan yang semua guru merasa pandanagn mereka terwakili. 16
Adapun karakteristik yang harus di miliki oleh sosok seorang pemimpin menurut Stephen R. Covey yang di kutip oleh Ikbal Barlian yaitu sebagai berikut: a. Memiliki kemauan untuk belajar sepanjang hayat
b. Bekerja dengan berorientasi pada pelayanan terbaik c. Membawa energi positif
d. Selalu melihat kehidupan sebagai tantangan e. Bersinergi 17
16 Ibid., hlm. 132-133
Selanjutnya kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan membangun visi, misi, dan strategi lembaga b. Kemampuan berperan sebagai inovator
c. Kemampuan membangun motivasi kerja yang baik
d. Keterampilan melakukan komunikasi, menangani konflik, dan membangun iklim kerja yang kondusif di lingkungan lembaga pendidikan
e. Kemampuan melakukan pengambilan keputusan dengan baik
f. Keterampilan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada para bawahan g. Kemampuan mengayomi bawahan dalam hubungan kerja yang harmonis h. Kemampuan menangkap informasi dari pihak lain. 18
Menurut Sutisna yang dikutip oleh bahwa kepemimpinan dan perubahan dalam manajemen sekolah merupakan perilaku kepemimpinan yang telah menekankan perubahan. Dengan kata lain, jika pemimpin membantu menciptakan tujuan, kebijaksanaan, atau struktur, dan prosedur baru, ia memperlihatkan perilaku kepemimpinan. Hal ini berarti bahwa ada kebutuhan bagi para pemimpin untuk memperlengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan untuk merancang, menyarankan, dan mendatangkan inovasi-inovasi dalam pendidikan serta administrasinya dengan berpangkal kepada penilaian yang realistis terhadap praktik-praktik sekarang serta didasarkan atas gagasan yang baik tentang proses-proses administratif.19
18 Ibid., hlm. 49-52
KESIMPULAN
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelomok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Terdapat jenis-jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan tuntutan era desentralisasi, yaitu sebagai berikut.
a. Kepemimpinan Transaksional b. Kepemimpinan Transformasional c. Kepemimpinan Visioner
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. Idochi. 2013. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Barlian, Ikbal. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi. -: Erlangga Group
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara
Engkoswara dan Aan Komariah. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Refika Aditama
Syafruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2012.