• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA HINDU STIKES (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA HINDU STIKES (3)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN AGAMA

PENDIDIKAN AGAMA

HINDU

HINDU

OM SWASTYASTU,

OM SWASTYASTU,

TABE SALAMAT LINGU NALATAI SEMBAH

TABE SALAMAT LINGU NALATAI SEMBAH

(2)

BIODATA BIODATA

NAMANAMA : MARIATIE, S.Ag : MARIATIE, S.Ag

TEMPAT & TGL TEMPAT & TGL : Tewang Tampang, 30 Nopember 1970: Tewang Tampang, 30 Nopember 1970JENIS KELAMIN JENIS KELAMIN : Perempuan: Perempuan

AGAMAAGAMA : Hindu Kaharingan: Hindu Kaharingan

PEND. TERAKHIRPEND. TERAKHIR : Strata Dua (S-2) IHDN Denpasar : Strata Dua (S-2) IHDN Denpasar

Th. 2009Th. 2009

PEKERJAANPEKERJAAN : PNS ( Dosen STAHN-TP ) dan Ketua : PNS ( Dosen STAHN-TP ) dan Ketua

Jurusan Hukum Agama HinduJurusan Hukum Agama HinduPANGKAT / GOL.PANGKAT / GOL. : Penata Muda TK.I / III.d: Penata Muda TK.I / III.d

JABATANJABATAN : Lektor: Lektor

ALAMAT KANTORALAMAT KANTOR : Jl. G.Obos X P.Raya Telp./Fax. (0536) : Jl. G.Obos X P.Raya Telp./Fax. (0536)

32299423229942

RUMAHRUMAH : Jl. Sapan XX No.2/F P. Raya : Jl. Sapan XX No.2/F P. Raya

(3)

I. KONSEP AGAMA HINDU

I. KONSEP AGAMA HINDU

Ajaran Agama Hindu Kaharingan dapat Ajaran Agama Hindu Kaharingan dapat

dipahami dengan baik, apabila seseorang dipahami dengan baik, apabila seseorang

dapat mempelajari secara utuh dengan dapat mempelajari secara utuh dengan

kacamata atau sudut pandang Agama Hindu kacamata atau sudut pandang Agama Hindu

Kaharingan itu sendiri. Kaharingan itu sendiri.

Agama Hindu Kaharingan sebagaimana juga Agama Hindu Kaharingan sebagaimana juga Agama-Agama yang lain memiliki ciri-ciri

Agama-Agama yang lain memiliki ciri-ciri

khusus dan merupakan Identitas diri sebagai khusus dan merupakan Identitas diri sebagai

pemeluk. Salah satu menojol adalah adanya pemeluk. Salah satu menojol adalah adanya

bermacam-macam atau beraneka ragam bermacam-macam atau beraneka ragam

dalam penampilan atau pelaksanaan hidup dalam penampilan atau pelaksanaan hidup

(4)

 Adapun yang menjadi salah satu Adapun yang menjadi salah satu

penampilan atau pelaksanaan Ajaran penampilan atau pelaksanaan Ajaran

Agama Hindu Kaharingan disebut dengan Agama Hindu Kaharingan disebut dengan

Acara Agama Hindu Kaharingan yang Acara Agama Hindu Kaharingan yang

merupakan suatu tradisi atau kebiasaan merupakan suatu tradisi atau kebiasaan

secara turun temurun dilakukan oleh umat secara turun temurun dilakukan oleh umat

Hindu Kaharingan yang bersumber pada Hindu Kaharingan yang bersumber pada

kaidah-kaidah hukum secara tertulis kaidah-kaidah hukum secara tertulis

maupun sesuai tradisi setempat, Oleh maupun sesuai tradisi setempat, Oleh

karena itu Acara Agama merupakan suatu karena itu Acara Agama merupakan suatu

penampilan atau pelaksanaan Ajaran penampilan atau pelaksanaan Ajaran

Agama Hindu Kaharingan dan menjadi Agama Hindu Kaharingan dan menjadi

bagian luar yang paling nampak sebagai bagian luar yang paling nampak sebagai

(5)

Agama adalah suatu ajaran dimana Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk

setiap pemeluknya dianjurkan untuk

selalu berbuat bai. Untuk itu semua

selalu berbuat bai. Untuk itu semua

penganut agama yang

penganut agama yang

mempercayaai ajaran dan

mempercayaai ajaran dan

melaksanakan ajarannya mereka

melaksanakan ajarannya mereka

akan senantiasa melaksanakan

akan senantiasa melaksanakan

segala hal yang ada dalam ajaran

segala hal yang ada dalam ajaran

tersebut.

tersebut. Manusia tidak bisa Manusia tidak bisa

dilepaskan dengan agama, oleh

dilepaskan dengan agama, oleh

karena itu agama dan manusia

karena itu agama dan manusia

berhubungan sangat erat sekali

(6)

LAMBANG AGAMA HINDU

LAMBANG AGAMA HINDU

Agama Hindu secara Universal adalah

Agama Hindu secara Universal adalah

Lambang Swastika

Lambang Swastika

Agama Hindu Kaharingan adalah

Agama Hindu Kaharingan adalah

Lambang Cacak Burung

(7)

A. PENGERTIAN AGAMA HINDU A. PENGERTIAN AGAMA HINDU

Agama sebagai pengetahuan Agama sebagai pengetahuan

kerohanian yang menyangkut soal-soal kerohanian yang menyangkut soal-soal

rohani yang bersifat gaib dan rohani yang bersifat gaib dan

methafisika secara etimologi berasal methafisika secara etimologi berasal

dari Bahasa Sansekerta yaitu kata A dari Bahasa Sansekerta yaitu kata A

dan Gam. “A” artinya Tidak dan “Gam” dan Gam. “A” artinya Tidak dan “Gam”

artinya Pergi atau bergerak. Jadi kata artinya Pergi atau bergerak. Jadi kata

Agama berarti sesuatu yang tidak pergi Agama berarti sesuatu yang tidak pergi

atau tidak bergerak. Dan bersifat atau tidak bergerak. Dan bersifat

langgeng (Kekal, Abadi dan tidak langgeng (Kekal, Abadi dan tidak

(8)

Agama Hindu merupakan agama Agama Hindu merupakan agama yang paling tua di dunia

yang paling tua di dunia Hanya saja Hanya saja perlu dicatat bahwa sampai saat ini

perlu dicatat bahwa sampai saat ini

tahun lahirnya agama Hindu tersebut

tahun lahirnya agama Hindu tersebut

masih controversial dan belum

masih controversial dan belum

diketahui secara pasti kapan agama

diketahui secara pasti kapan agama

tersebut pertama kali Lahir, yang

tersebut pertama kali Lahir, yang

jelas sesuatu yang dianggap sebagai

jelas sesuatu yang dianggap sebagai

tradisi-tradisi Hindu telah lahir

tradisi-tradisi Hindu telah lahir

berberapa beratus sebelum masehi.

(9)

Agama Hindu merupakan agama yang Agama Hindu merupakan agama yang tidak berasal dari seorang pendiri,

tidak berasal dari seorang pendiri,

sebuah kitab, atau satu titik waktu

sebuah kitab, atau satu titik waktu

sebagaimana agama lain, tetapi

sebagaimana agama lain, tetapi

agama Hindu merupakan agama

agama Hindu merupakan agama

Tuhan yang disampaikan kepada

Tuhan yang disampaikan kepada Maha Maha

Rsi

Rsi (para penerima Wahyu), yang (para penerima Wahyu), yang pada jaman dahulu para

pada jaman dahulu para Maha RsiMaha Rsi

tersebut menyanyikan wahyu Tuhan di

tersebut menyanyikan wahyu Tuhan di

hutan, gunung, dan juga ditepian

hutan, gunung, dan juga ditepian

sugai-sungai di India, dan

sugai-sungai di India, dan

tradisi-tradisinya dihubungkan dengan

tradisinya dihubungkan dengan

Bangsa Arya

(10)

Dalam penulisan sejarah Agama Dalam penulisan sejarah Agama Hindu Dipriodisasikan kedalam

Hindu Dipriodisasikan kedalam

beberapa priode, yaitu

beberapa priode, yaitu : :

1. Pada Jaman Upanisad 500-1500 SM

1. Pada Jaman Upanisad 500-1500 SM

2. Pada Jaman Brahmana 1500-2000 SM

2. Pada Jaman Brahmana 1500-2000 SM

3. Pada Jaman Weda 2000-6500 SM

3. Pada Jaman Weda 2000-6500 SM

Kemudian periode selanjutnya

Kemudian periode selanjutnya

perkembangan agama Hindu ke

perkembangan agama Hindu ke

berbagai

berbagai

wilayah di luar India.

(11)

B. Kronologi Turunya Wahyu Tuhan dan

B. Kronologi Turunya Wahyu Tuhan dan

pembentukan Kitab Suci Agama Hindu

pembentukan Kitab Suci Agama Hindu

Turunya wahyu yang kemudian menjadi pegangan dan Turunya wahyu yang kemudian menjadi pegangan dan ajaran bagi orang-orang Hindu terjadi melalui beberapa

ajaran bagi orang-orang Hindu terjadi melalui beberapa

tahap, yaitu :

tahap, yaitu : pertama-tamapertama-tama, Brahman (Tuhan, sang , Brahman (Tuhan, sang Hyang Widhi Wasa) menyampaikan kepada Dewa

Hyang Widhi Wasa) menyampaikan kepada Dewa

Brahma, kemudian dari Dewa Brahma Wahyu tersebut

Brahma, kemudian dari Dewa Brahma Wahyu tersebut

disampaikan kepada 7

disampaikan kepada 7 Maha RsiMaha Rsi yang dikenal dengan yang dikenal dengan sebutan

sebutan Sapta Maha RsiSapta Maha Rsi yaitu, yaitu, Maha Rsi Grtsamada, Maha Rsi Grtsamada, Maha Rsi Wiswamitra, Maha Rsi Atri, Maha Rsi Baravia,

Maha Rsi Wiswamitra, Maha Rsi Atri, Maha Rsi Baravia,

Maha Rsi Vasistha, Maha Rsi Kanwa

Maha Rsi Vasistha, Maha Rsi Kanwa, dan yang terakhir , dan yang terakhir Maha Rsi Vamadewa.

(12)

Kemudia wahyu yang diterima oleh para Kemudia wahyu yang diterima oleh para Maha RsiMaha Rsi

Tersebut dibukukan oleh

Tersebut dibukukan oleh Maha RsiMaha Rsi Vyasa dan Vyasa dan

Muridnya dan menjadi kitab suci agama Hindu yang Muridnya dan menjadi kitab suci agama Hindu yang

dikenal dengan kitab Weda, yang terbagi kedalam dikenal dengan kitab Weda, yang terbagi kedalam

empat bagian yang dikenal dengan sebutan

empat bagian yang dikenal dengan sebutan Catur Catur Weda

Weda yaitu :Pertama, yaitu :Pertama, Kitab Reg WedaKitab Reg Weda yang yang dibukukan oleh

dibukukan oleh Maha RsiMaha Rsi Puluha, Kedua, Kitab Puluha, Kedua, Kitab

Yajur Weda

Yajur Weda oleh oleh Maha RsiMaha Rsi Vaisampayana, ketiga, Vaisampayana, ketiga,

Kitab Sama Weda

Kitab Sama Weda oleh oleh Maha RsiMaha Rsi Jaimini, dan Jaimini, dan yang terakhir adalah

yang terakhir adalah Kitab Atharva WedaKitab Atharva Weda oleh oleh

Maha Rsi

(13)

Kemudian untuk menjaga keaslian

Kemudian untuk menjaga keaslian

ajaran Weda yang tersimpan

ajaran Weda yang tersimpan

dalam beberapa kitab tersebut

dalam beberapa kitab tersebut

dibuatlah pedoman pasti yang

dibuatlah pedoman pasti yang

dituangkan dalam kitab

dituangkan dalam kitab

Manawana

Manawana

Dharmasastra.

Dharmasastra.

Dalam

Dalam

pedoman tersebut ajaran agama

pedoman tersebut ajaran agama

Hindu dijabarkan dibagi kedalam 5

Hindu dijabarkan dibagi kedalam 5

struktur yaitu,

struktur yaitu,

Sruti, Smrti, Sila,

Sruti, Smrti, Sila,

Acara

(14)

Berangkat dari pengertian itulah, Berangkat dari pengertian itulah,

maka agama adalah merupakan

maka agama adalah merupakan

kebenaran abadi yang mencakup

kebenaran abadi yang mencakup

seluruh jalan kehidupan manusia di

seluruh jalan kehidupan manusia di

dunia ini dalam konsep Hindu

dunia ini dalam konsep Hindu

Kaharingan di sebut (

Kaharingan di sebut (pantai danum pantai danum kalunen nalantai tisui luwuk

kalunen nalantai tisui luwuk kampungan bunu

kampungan bunu) dengan tujuan ) dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam

untuk menuntun manusia dalam

mencapai kesempurnaan hidup yang

mencapai kesempurnaan hidup yang

berupa kebahagiaan dan kesucian

berupa kebahagiaan dan kesucian

lahir bathin.

(15)

C. Tujuan Agama Hindu

C. Tujuan Agama Hindu

Ada 4 tujuan yang ingin dicapai Ada 4 tujuan yang ingin dicapai

menurut ajaran agama Hindu yang

menurut ajaran agama Hindu yang

disebut Catur Purusa Artha :

disebut Catur Purusa Artha :

1. Dharma artinya Kebenaran, Kebaikan

1. Dharma artinya Kebenaran, Kebaikan

2. Artha artinya Harta Benda/Kekayaan

2. Artha artinya Harta Benda/Kekayaan

3. Kama artinya Hawa Nafsu/Keinginan

3. Kama artinya Hawa Nafsu/Keinginan

4. Moksha artinya Kebebasan/Kelepasan

4. Moksha artinya Kebebasan/Kelepasan

keabadian

(16)

II. SEJARAH PERKEMBANGAN

II. SEJARAH PERKEMBANGAN

AGAMA HINDU

AGAMA HINDU

A. Sejarah Perkembangan Ag.Hindu Masuk

A. Sejarah Perkembangan Ag.Hindu Masuk

Ke IndonesiaKe Indonesia

Masuknya agama Hindu ke Indonesia Masuknya agama Hindu ke Indonesia

terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat

terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat

diketahui dengan adanya bukti tertulis

diketahui dengan adanya bukti tertulis

atau benda-benda purbakala pada abad

atau benda-benda purbakala pada abad

ke 4 Masehi dengan diketemukannya

ke 4 Masehi dengan diketemukannya

tujuh buah Yupa peningalan kerajaan

tujuh buah Yupa peningalan kerajaan

Kutai di Kalimantan Timur.

(17)

“Yupa itu didirikan untuk memperingati dan Yupa itu didirikan untuk memperingati dan

melaksanakan yadnya oleh Mulawarman”. Keterangan

melaksanakan yadnya oleh Mulawarman”. Keterangan

yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman

yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman

melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk

melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk

memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan

memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan

“Vaprakeswara”.

“Vaprakeswara”.

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan

pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman

pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman

prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke

prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke

dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang

dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang

Maha Esa dengan kitab Suci Weda dan juga

Maha Esa dengan kitab Suci Weda dan juga

munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu

munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu

wilayah.

(18)

Agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat Agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh

buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun,

Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten,

Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut

berbahasa Sansekerta dan memakai huruf berbahasa Sansekerta dan memakai huruf

Pallawa. Pallawa.

Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan

atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada

(19)

Prasasti ini berbahasa sansekerta

Prasasti ini berbahasa sansekerta

memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih

memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih

muda dari prasasti Purnawarman.

muda dari prasasti Purnawarman.

Prasasti ini yang menggunakan atribut

Prasasti ini yang menggunakan atribut

Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi,

Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi,

Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar,

Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar,

diperkirakan berasal dari tahun 650

diperkirakan berasal dari tahun 650

(20)

Selanjutnya agama Hindu Selanjutnya agama Hindu

berkembang pula di Bali. Kedatangan

berkembang pula di Bali. Kedatangan

agama Hindu di Bali diperkirakan

agama Hindu di Bali diperkirakan

pada abad ke-8. Hal ini disamping

pada abad ke-8. Hal ini disamping

dapat dibuktikan dengan adanya

dapat dibuktikan dengan adanya

prasasti-prasasti, juga adanya Arca

prasasti-prasasti, juga adanya Arca

Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa

Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa

Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe

Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe

sama dengan Arca Siwa di Dieng

sama dengan Arca Siwa di Dieng

Jawa Timur, yang berasal dari abad

Jawa Timur, yang berasal dari abad

ke-8.

(21)

B. Perkembangan Agama Hindu di

B. Perkembangan Agama Hindu di

Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah

Umat Hindu Kaharingan memiliki kepercayaan lokal genius Umat Hindu Kaharingan memiliki kepercayaan lokal genius (kearifan lokal) dan merupakan agama yang paling awal

(kearifan lokal) dan merupakan agama yang paling awal

masyarakat Dayak Kalimantan Tengah (Borneo). Mereka

masyarakat Dayak Kalimantan Tengah (Borneo). Mereka

adalah manusia beragama yang percaya bahwa di alam

adalah manusia beragama yang percaya bahwa di alam

semesta ini ada Yang Maha Kuasa yang mereka sebut

semesta ini ada Yang Maha Kuasa yang mereka sebut

Ranying Hatalla Langit, Raja Tuntung Matan Andau, Tuhan Ranying Hatalla Langit, Raja Tuntung Matan Andau, Tuhan Tambing Kabanteran Bulan, Jatha Balawang Bulau,

Tambing Kabanteran Bulan, Jatha Balawang Bulau,

Kanaruhan Bagaper Hintan”

Kanaruhan Bagaper Hintan” (Yang Maha Mengusai alam (Yang Maha Mengusai alam semesta, bertahta di langit, raja yang memerangi alam

semesta, bertahta di langit, raja yang memerangi alam

semesta, memberi kehidupan siang dan malam, zat yang

semesta, memberi kehidupan siang dan malam, zat yang

maha suci dan yang maha mulia.

(22)

Pada jaman dulu

Pada jaman dulu KaharinganKaharingan disebut dengan disebut dengan Agama Agama Helu

Helu, karena kata , karena kata KaharinganKaharingan berasal dari kata berasal dari kata

Haring

Haring yang artinya yang artinya hiduphidup, , (Tjilik Riwut (Tjilik Riwut, 2003: 478)., 2003: 478). Tjilik Riwut dalam bukunya “

Tjilik Riwut dalam bukunya “Meneser Panatau Tatu Meneser Panatau Tatu Hiang

Hiang” (2003: 478) menjelaskan bahwa, ” (2003: 478) menjelaskan bahwa,

Kaharingan tidak dimulai sejak zaman tertentu, Kaharingan tidak dimulai sejak zaman tertentu,

Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak

awal Ranying Hatalla menciptakan manusia, sejak awal Ranying Hatalla menciptakan manusia, sejak

adanya kehidupan, Ranying Hatalla telah mengatur adanya kehidupan, Ranying Hatalla telah mengatur

segala sesuatu untuk menuju jalan kehidupan ke segala sesuatu untuk menuju jalan kehidupan ke

(23)

Sejak tahun 1980 Kaharingan integrasi

Sejak tahun 1980 Kaharingan integrasi

dengan Hindu Dharma dengan dikokohkan

dengan Hindu Dharma dengan dikokohkan

oleh Keputusan menteri Agama Republik

oleh Keputusan menteri Agama Republik

Indonesia tanggal 19 April 1980 dengan surat

Indonesia tanggal 19 April 1980 dengan surat

Keputusan Nomor II/37/SK/1980. sejak

Keputusan Nomor II/37/SK/1980. sejak

intergasi tahun 1980, kata Kaharingan

intergasi tahun 1980, kata Kaharingan

berubah nama menjadi Hindu Kaharingan.

berubah nama menjadi Hindu Kaharingan.

Jadi dengan demikian Hindu Kaharingan

Jadi dengan demikian Hindu Kaharingan

adalah agama Hindu di Kalimantan Tengah

adalah agama Hindu di Kalimantan Tengah

yang pemeluknya berasal dari umat

yang pemeluknya berasal dari umat

(24)

Umat Hindu Kaharingan memiliki Kitab

Umat Hindu Kaharingan memiliki Kitab

Suci “PANATURAN”

Suci “PANATURAN”

Sehingga Hindu Kaharingan adalah Sehingga Hindu Kaharingan adalah agama Hindu yang berkembang dan

agama Hindu yang berkembang dan

tumbuh sesuai konsep

tumbuh sesuai konsep Dharma Dharma Siddhyartha

Siddhyartha (iksa, sakti, Kelurahan, (iksa, sakti, Kelurahan, kala, tattwa/patra) pada suatu

kala, tattwa/patra) pada suatu

daerah atau kepulauan di Kalimantan

daerah atau kepulauan di Kalimantan

dengan nuansa dan ciri khas

dengan nuansa dan ciri khas

Kaharingan.

(25)

III. KEPERCAYAAN/KEYAKINAN MENURUT AGAMA

III. KEPERCAYAAN/KEYAKINAN MENURUT AGAMA

HINDU

HINDU

A. PANCA SRADHA/LIME SARAHAN

A. PANCA SRADHA/LIME SARAHAN

Ajaran pokok keimanan Agama Ajaran pokok keimanan Agama

Hindu dibagi kedalam 5 bagian yang

Hindu dibagi kedalam 5 bagian yang

disebut dengan Panca Sradha, Yaitu :

disebut dengan Panca Sradha, Yaitu :

1. Percaya adanya Tuhan, 2. Percaya

1. Percaya adanya Tuhan, 2. Percaya

adanya Atamn, 3. Percaya adanya

adanya Atamn, 3. Percaya adanya

Hukum Karma Phala, 4. Percaya

Hukum Karma Phala, 4. Percaya

adanya Punarbhawa (Reingkarnasi),

adanya Punarbhawa (Reingkarnasi),

dan 5. Percaya adanya Moksa.

(26)

B. Konsep Ketuhanan Dalam Agama Hindu

B. Konsep Ketuhanan Dalam Agama Hindu

Dalam Kitab Suci Agama Hindu mengajarkan

Dalam Kitab Suci Agama Hindu mengajarkan

bahwa Tuhan itu hanya ada satu Beliau

bahwa Tuhan itu hanya ada satu Beliau

Maha Besar Maha Tahu dan Ada

Maha Besar Maha Tahu dan Ada

dimana-mana yang menjadi sumber dari segala yang

mana yang menjadi sumber dari segala yang

adadi alam raya ini Tetapi dalam

adadi alam raya ini Tetapi dalam

manisfestasinya atau perwujudan nya

manisfestasinya atau perwujudan nya

sebagai

(27)

Tuhan yang hanya satu di percaya mempunyai Tuhan yang hanya satu di percaya mempunyai Tiga wujud kekuatan. Tri yang berarti Tiga dan Tiga wujud kekuatan. Tri yang berarti Tiga dan

Mukti yang berarti perwujudan, Tiga kekuatan atau Mukti yang berarti perwujudan, Tiga kekuatan atau

kebesaran itu yang di maksud adalah: kebesaran itu yang di maksud adalah:

1. Tuhan sebagai maha Pencipta,dalam wujudnya 1. Tuhan sebagai maha Pencipta,dalam wujudnya

sebagai pencipta Tuhan di berinama

sebagai pencipta Tuhan di berinama Dewa Dewa Brahma

Brahma ,dikatakan sebagai maha pencipta ,dikatakan sebagai maha pencipta

karena Tuhanlah yang menciptakan alam semesta karena Tuhanlah yang menciptakan alam semesta

beserta isinya,

beserta isinya, Dewa BrahmaDewa Brahma di simbolkan di simbolkan denganaksara suci A (Ang)

(28)

2. Tuhan sebagai maha pemelihara,

2. Tuhan sebagai maha pemelihara,

Tuhan sebagai pemelihara yang

Tuhan sebagai pemelihara yang

melindungi segala ciptaanNya dalam

melindungi segala ciptaanNya dalam

manisestasinya sebagai pemelihara

manisestasinya sebagai pemelihara

Umat Hindu menyebut Tuhan sebagai

Umat Hindu menyebut Tuhan sebagai

Dewa Wisnu

Dewa Wisnu, dan disimbolkan dengan , dan disimbolkan dengan aksara suci U(ung)

aksara suci U(ung)

3. Tuhan sebagai maha pemrelina,

3. Tuhan sebagai maha pemrelina,

berasal dari kata pralina yang berarti

berasal dari kata pralina yang berarti

kembali pada asalnya, pemralina

kembali pada asalnya, pemralina

berarti mengembalikan kepada asalnya

berarti mengembalikan kepada asalnya

yang disebut juga sebagai pelebur,

(29)

Tuhan sebagai pelebur umat Hindu menyebut Tuhan sebagai pelebur umat Hindu menyebut Tuhan sebagai

Tuhan sebagai Dewa SiwaDewa Siwa, dan disimbolkan , dan disimbolkan

dengan aksara suci M (Mang) Pengertian Dewa dengan aksara suci M (Mang) Pengertian Dewa

dalam Agama Hindu adalah Kata Dewa muncul dari dalam Agama Hindu adalah Kata Dewa muncul dari

kata Deva atau Daiwa dalam bahasa sansekerta kata Deva atau Daiwa dalam bahasa sansekerta

yang berasal dari kata Div yang berarti Sinar, jadi yang berasal dari kata Div yang berarti Sinar, jadi

Dewa adalah merupakan perwujudan sinar suci Dewa adalah merupakan perwujudan sinar suci

Tuhan Yang Maha Esa.Disamping Tri Murti dalam Tuhan Yang Maha Esa.Disamping Tri Murti dalam

agama hindu juga ada dewa dan dewi yang di agama hindu juga ada dewa dan dewi yang di

percaya sebagai manispestasi dari Tuhan, seperti percaya sebagai manispestasi dari Tuhan, seperti

(30)

•• Agni (Dewa api)Agni (Dewa api)

•• Aswin (Dewa pengobatan, putera Aswin (Dewa pengobatan, putera

Dewa Surya)Dewa Surya)

•• Candhra (Dewa bulan)Candhra (Dewa bulan)

•• Durgha (Dewi pelebur, istri Dewa Durgha (Dewi pelebur, istri Dewa

Siva) Siva)

•• Ganesha (Dewa pengetahuan, Dewa Ganesha (Dewa pengetahuan, Dewa

kebijaksanaan, putera Dewa Siva)kebijaksanaan, putera Dewa Siva)

•• Indra (Dewa hujan, Dewa perang, raja Indra (Dewa hujan, Dewa perang, raja

(31)

 Kuwera (Dewa kekayaan)Kuwera (Dewa kekayaan)

 Laksm i(Dewi kemakmuran, Dewi Laksm i(Dewi kemakmuran, Dewi

kesuburan, istri Dewa Visnu)kesuburan, istri Dewa Visnu)

 Saraswati (Dewi pengetahuan, istri Saraswati (Dewi pengetahuan, istri

Dewa Brahma)Dewa Brahma)

 Sri (Dewi pangan)Sri (Dewi pangan)

 Surya (Dewa matahari)Surya (Dewa matahari)

 Waruna (Dewa air, Dewa laut dan Waruna (Dewa air, Dewa laut dan

samudra)samudra)

 Bayu (Dewa angin)Bayu (Dewa angin)

 Yama (Dewa maut, Dewa akhirat, hakim yang Yama (Dewa maut, Dewa akhirat, hakim yang

(32)

Sifat-Sifat Atman Dalam Agama Hindu

Sifat-Sifat Atman Dalam Agama Hindu

 Achedya : tak terlukai oleh senjataAchedya : tak terlukai oleh senjata  Adahya : tak terbakar oleh apiAdahya : tak terbakar oleh api

 Akledya :tak terkeringkan oleh anginAkledya :tak terkeringkan oleh angin  Acesyah : tak terbasahkan oleh air Acesyah : tak terbasahkan oleh air  Nitya : abadiNitya : abadi

 Sarwagatah : di mana- mana adaSarwagatah : di mana- mana ada  Sthanu : tak berpindah- pindahSthanu : tak berpindah- pindah  Acala : tak bergerak Acala : tak bergerak

 Sanatana : selalu samaSanatana : selalu sama  Awyakta : tak dilahirkanAwyakta : tak dilahirkan  Acintya : tak terpikirkanAcintya : tak terpikirkan

 Awikara : tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun Awikara : tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun

(33)

IV. SUMBER HUKUM HINDU

IV. SUMBER HUKUM HINDU

A. Pengertian Hukum Hindu

A. Pengertian Hukum Hindu

Hukum adalah perturan-peraturan Hukum adalah perturan-peraturan

yang mengatur tingkah laku manusia

yang mengatur tingkah laku manusia

dalam kehidupan sehari-hari, baik

dalam kehidupan sehari-hari, baik

yang ditetapkan oleh penguasa,

yang ditetapkan oleh penguasa,

pemerintah maupu Unsur-unsur

pemerintah maupu Unsur-unsur

terpenting dalam peraturan hukum

terpenting dalam peraturan hukum

memuat dua hal, yaitu :

(34)

1. Unsur yang bersifat mengatur atau

1. Unsur yang bersifat mengatur atau

normatif 

normatif 

2. Unsur yang bersifat memaksa atau

2. Unsur yang bersifat memaksa atau

represif 

represif 

Kebutuhan akan pengetahuan

Kebutuhan akan pengetahuan

tentang hukum Hindu dirasakan

tentang hukum Hindu dirasakan

sangat perlu oleh umat Hindu untuk

sangat perlu oleh umat Hindu untuk

dipelajari dan dipahami, latar

dipelajari dan dipahami, latar

belakang kenapa Hukum Hindu

belakang kenapa Hukum Hindu

penting untuk dipelajari antara lain :

(35)

a. Hukum Hindu merupakan bagian dari

a. Hukum Hindu merupakan bagian dari

hukum positif yang berlaku bagi

hukum positif yang berlaku bagi

masyarakat Hindu di Indonesia yang

masyarakat Hindu di Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan

berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal

Undang Dasar 1945, khususnya pasal

29 ayat 1 dan 2, serta pasal II Aturan

29 ayat 1 dan 2, serta pasal II Aturan

Peralihan Undang-Undang Dasar 1945.

Peralihan Undang-Undang Dasar 1945.

b.Untuk memahami bahwa berlakunya

b.Untuk memahami bahwa berlakunya

hukum Hindu di Indonesia dibatasi

hukum Hindu di Indonesia dibatasi

oleh filsafah negara Pancasila dan

oleh filsafah negara Pancasila dan

ketentuan-ketentuan dalam

ketentuan-ketentuan dalam

Undang-Undang Dasar 1945.

(36)

c.Untuk dapat mengetahui

c.Untuk dapat mengetahui

persamaan-persamaan dan

persamaan-persamaan dan

perbedaan antara hukum adat

perbedaan antara hukum adat

Bali dengan hukum agama

Bali dengan hukum agama

Hindu atau hukum Hindu.

Hindu atau hukum Hindu.

d. Untuk dapat membedakan

d. Untuk dapat membedakan

antara adat murni dengan

antara adat murni dengan

adat yang bersumber kepada

adat yang bersumber kepada

ajaran-ajaran agama Hindu.

(37)

Bentuk hukum Tuhan yang murni dalam ajaran agama Bentuk hukum Tuhan yang murni dalam ajaran agama

Hindu disebut Rta atau Rita,yaitu hukum Tuhan Hindu disebut Rta atau Rita,yaitu hukum Tuhan

yang murni bersifat absolut transendental. Rta yang murni bersifat absolut transendental. Rta

adalah hukum Tuhan yang bersifat abadi. Rta ini adalah hukum Tuhan yang bersifat abadi. Rta ini

kemudian dijabarkan ke dalam tingkah laku kemudian dijabarkan ke dalam tingkah laku

manusia dan disebut Dharma. manusia dan disebut Dharma.

kata Dharma mengandung dua hal, yaitu : kata Dharma mengandung dua hal, yaitu :

a. Dharma mengandung pengertian norma. a. Dharma mengandung pengertian norma.

b.

b. Dharma mengandung pengertian keharusan, yang Dharma mengandung pengertian keharusan, yang kalau dilanggar dapat dipaksakan dengan ancaman kalau dilanggar dapat dipaksakan dengan ancaman

(38)

B. Sumber Hukum Hindu

B. Sumber Hukum Hindu

1. Peninjauan sumber hukum dalam

1. Peninjauan sumber hukum dalam

arti sejarah

arti sejarah

2. Peninjauan sumber hukum dalam

2. Peninjauan sumber hukum dalam

arti sosiologis

arti sosiologis

3. Peninjauan sumber hukum dalam

3. Peninjauan sumber hukum dalam

arti filsafat

arti filsafat

4. Peninjauan sumber hukum dalam

4. Peninjauan sumber hukum dalam

arti formil

(39)

V. CARA-CARA BERIBADAH MENURUT V. CARA-CARA BERIBADAH MENURUT

AGAMA HINDU AGAMA HINDU

Persiapan sembahyang meliputi

Persiapan sembahyang meliputi

persiapan lahir dan persiapan

persiapan lahir dan persiapan

batin. Persiapan lahir seperti

batin. Persiapan lahir seperti

pakaian, bunga, dupa, sikap

pakaian, bunga, dupa, sikap

duduk, pengaturan nafas dan

duduk, pengaturan nafas dan

sikap tangan. Sedangkan

sikap tangan. Sedangkan

persiapan bathin adalah

persiapan bathin adalah

ketenangan dan kesucian pikiran.

(40)

Langkah-langkah persiapan dan

Langkah-langkah persiapan dan

sarana-sarana sembahyang

sarana sembahyang

a.

a. Asuci laksanaAsuci laksana, yaitu membersihkan badan dengan mandi., yaitu membersihkan badan dengan mandi.

 b. Pakaian, hendaknya memakai pakaian sembahyang b. Pakaian, hendaknya memakai pakaian sembahyang

yang bersih serta tidak mengganggu ketenangan pikiran

yang bersih serta tidak mengganggu ketenangan pikiran

dan sesuai dengan

dan sesuai dengan Desa Kala PatraDesa Kala Patra (waktu, tempat dan (waktu, tempat dan keadaan).

keadaan).

 c. Bunga dan Kawangen, yaitu lambang kesucian sehingga c. Bunga dan Kawangen, yaitu lambang kesucian sehingga

diusahakan memakai bungan yang segar, bersih dan

diusahakan memakai bungan yang segar, bersih dan

harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kawangen,

harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kawangen,

maka dapat diganti dengan bunga.

(41)

Sembahyang terdiri atas dua kata, Sembahyang terdiri atas dua kata,

yaitu: (1) Sembah yang berarti sujud

yaitu: (1) Sembah yang berarti sujud

atau sungkem yang dilakukan dengan

atau sungkem yang dilakukan dengan

cara-cara tertentu dengan tujuan

cara-cara tertentu dengan tujuan

untuk menyampaikan penghormatan,

untuk menyampaikan penghormatan,

perasaan hati atau pikiran baik dengan

perasaan hati atau pikiran baik dengan

ucapan kata-kata maupun tanpa

ucapan kata-kata maupun tanpa

ucapan, misalnya hanya sikap pikiran.

ucapan, misalnya hanya sikap pikiran.

(2) Hyang berarti yang dihormati atau

(2) Hyang berarti yang dihormati atau

dimuliakan sebagai obyek dalam

dimuliakan sebagai obyek dalam

pemujaan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa

(42)

Manfaat sembahyang adalah untuk Manfaat sembahyang adalah untuk

memelihara kesehatan. Selain pikiran

memelihara kesehatan. Selain pikiran

menjadi jernih, sikap-sikap

menjadi jernih, sikap-sikap

sembahyang seperti

sembahyang seperti asanaasana

(

(padmasana, siddhasana, sukhasana, padmasana, siddhasana, sukhasana, dan

dan bajrasana bajrasana) membuat otot dan ) membuat otot dan

pernafasan menjadi bagus. Selain

pernafasan menjadi bagus. Selain

untuk kesehatan, bersembahyang dan

untuk kesehatan, bersembahyang dan

berdoa juga mendidik kita untuk

berdoa juga mendidik kita untuk

memiliki sifat ikhlas karena apa yang

memiliki sifat ikhlas karena apa yang

ada di dalam diri dan di luar diri kita

ada di dalam diri dan di luar diri kita

tidak ada yang kekal

(43)

Bersembahyang juga dapat Bersembahyang juga dapat

menentramkan jiwa karena adanya menentramkan jiwa karena adanya

keyakinan bahwa Tuhan selalu ak keyakinan bahwa Tuhan selalu ak

Sembahyang dengan tekun akan dapat Sembahyang dengan tekun akan dapat

menghilangkan rasa benci, marah, menghilangkan rasa benci, marah,

dendam, iri hati dan mementingkan diri dendam, iri hati dan mementingkan diri

sendiri, sehingga meningkatkan cinta sendiri, sehingga meningkatkan cinta

kasih kepada sesama. Membenci orang kasih kepada sesama. Membenci orang

lain sama saja dengan membenci diri lain sama saja dengan membenci diri

sendiri karena

sendiri karena JiwatmanJiwatman yang ada pada yang ada pada semua makhluk adalah satu, bersumber semua makhluk adalah satu, bersumber

(44)

seperti yang diajarkan dalam ajaran seperti yang diajarkan dalam ajaran

Tat Twam Asi

Tat Twam Asi. Kemudian dengan . Kemudian dengan

sembahyang kita dimotivasi untuk

sembahyang kita dimotivasi untuk

melestarikan alam karena

melestarikan alam karena

bersembahyang membutuhkan

bersembahyang membutuhkan

sarana yang berasal dari alam,

sarana yang berasal dari alam,

seperti bunga, daun, buah, sumber

seperti bunga, daun, buah, sumber

mata air, dan sebagainya.

(45)

Banten Untuk Upacara

Banten Untuk Upacara

Persembahyangan

(46)

Cara Sembahyang menurut agama Hindu

Cara Sembahyang menurut agama Hindu

Kaharingan

Kaharingan

yang perlu dipersiapkan untuk yang perlu dipersiapkan untuk Pelaksanaan Upacara Basarah

Pelaksanaan Upacara Basarah

(Persembahyangan) adalah sebagai

(Persembahyangan) adalah sebagai

berikut :

berikut :

 1. Sangku yang berikan Beras1. Sangku yang berikan Beras

 2. Benang Alas Sangku 2. Benang Alas Sangku

(47)

4. Beras Hambaruan satu Bungkus ( 7 Biji atau 8 Biji ) 4. Beras Hambaruan satu Bungkus ( 7 Biji atau 8 Biji )

yang dibungkus menyesuai tradisi setempat. yang dibungkus menyesuai tradisi setempat. 5. Duit Singah Hambaruan / Lilis Lamiang.

5. Duit Singah Hambaruan / Lilis Lamiang.

6. Dandang Tingang ditancapkan ditengah – ditengah 6. Dandang Tingang ditancapkan ditengah – ditengah

Sangku. Sangku.

7. Tampung Tawar, Minyak Undus dan Telor 7. Tampung Tawar, Minyak Undus dan Telor

8. Bunga ( Paramun Sandah / Hiasan Janur yang 8. Bunga ( Paramun Sandah / Hiasan Janur yang

(48)

Tata Cara Persembahyangan Basarah

Tata Cara Persembahyangan Basarah

1. Narinjet Behas

1. Narinjet Behas

2. Manggaru Sangku Tambak Raja

2. Manggaru Sangku Tambak Raja

3. Doa Pembukaan

3. Doa Pembukaan

4. Kandayu/Kidung Suci Manggaru

4. Kandayu/Kidung Suci Manggaru

Sangku Tambak Raja

Sangku Tambak Raja

5. Pembacaan Kitab Suci “PANATURAN”

5. Pembacaan Kitab Suci “PANATURAN”

6. Kandayu/Kidung Suci Mantang Kayu

6. Kandayu/Kidung Suci Mantang Kayu

Erang

Erang

7. Pandehen/Dharmawacana

(49)

8. Kandayu/Kidung Suci Parawei

8. Kandayu/Kidung Suci Parawei

9. Doa Panutup

9. Doa Panutup

10. Menerima Berkat dengan cara

10. Menerima Berkat dengan cara

Manampung Nawar, Mantis Undus,

Manampung Nawar, Mantis Undus,

Nyaki Malas dan Membuwur Behas

Nyaki Malas dan Membuwur Behas

Hambaruan

(50)
(51)

VI. AJARAN TRI HITAKARANA

VI. AJARAN TRI HITAKARANA

Kata Tri Hita Karana berasal dari Kata Tri Hita Karana berasal dari

bahasa Sanskerta, dimana kata Tri

bahasa Sanskerta, dimana kata Tri

artinya tiga, Hita artinya sejahtra

artinya tiga, Hita artinya sejahtra

atau bahagia dan Karana artinya

atau bahagia dan Karana artinya

sebab atau penyebab. Jadi Tri Hita

sebab atau penyebab. Jadi Tri Hita

Karana artinya tiga hubungan yang

Karana artinya tiga hubungan yang

harmonis yang menyebabkan

harmonis yang menyebabkan

kebahagiaan bagi umat manusia.

(52)

Bagian Ajaran Tri Hitakarana

Bagian Ajaran Tri Hitakarana

1. Hubungan Manusia dengan

1. Hubungan Manusia dengan

Tuhan

Tuhan

2. Hubungan Manusia Dengan

2. Hubungan Manusia Dengan

Manusia

Manusia

3. Hubungan Manusia dengan

3. Hubungan Manusia dengan

(53)

VII. KAIDAH DAN ETIKA DALAM AGAMA VII. KAIDAH DAN ETIKA DALAM AGAMA

HINDU HINDU

Kaidah atau norma adalah pedoman atau ukuran Kaidah atau norma adalah pedoman atau ukuran berperilaku atau bersikap dalam kehidupan

berperilaku atau bersikap dalam kehidupan bermasyarakat. Ada kaidah

bermasyarakat. Ada kaidah

kepercayaan/agama,kaidah kesusilaan, kaidah kepercayaan/agama,kaidah kesusilaan, kaidah

kesopanan/adat dan kaidah hukum. Kaidah kesopanan/adat dan kaidah hukum. Kaidah

kepercayaan/agama menyangkut hubungan antara kepercayaan/agama menyangkut hubungan antara

manusia dengan TuhanNya, yang didasarkan pada manusia dengan TuhanNya, yang didasarkan pada

ajaran agama berupa perintah dan larangan serta ajaran agama berupa perintah dan larangan serta

(54)

Kaidah kesusilaan berhubungan dengan Kaidah kesusilaan berhubungan dengan manusia sebagai makhluk individu,

manusia sebagai makhluk individu,

berasal dari manusia juga dan bertujuan

berasal dari manusia juga dan bertujuan

untuk menjaga akhlak pribadi. Kaidah

untuk menjaga akhlak pribadi. Kaidah

kesopan ukurannya kebiasaan, kepatutan

kesopan ukurannya kebiasaan, kepatutan

atau kepantasan dan mempunyai tujuan

atau kepantasan dan mempunyai tujuan

untuk  pencap Kaidah Agama menurut

untuk  pencap Kaidah Agama menurut

pandangan Agama Hindu adalah

pandangan Agama Hindu adalah

mengatur hubungan antara manusia

mengatur hubungan antara manusia

dengan Tuhan yang menjadi

dengan Tuhan yang menjadi

kepercayaannya, bisa berupa Larangan

kepercayaannya, bisa berupa Larangan

dan Anjuran bagi pemeluknya.aian

dan Anjuran bagi pemeluknya.aian

ketertiban masyarakat

(55)

ETIKA DALAM AGAMA HINDU

ETIKA DALAM AGAMA HINDU

Pengertian Etika adalah Secara etimologis Pengertian Etika adalah Secara etimologis

‘ethos’(yunani) = adat kebiasaan; cara

‘ethos’(yunani) = adat kebiasaan; cara

bertindak.

bertindak.

Sebagai ilmu : refleksi kritis, metodis dan Sebagai ilmu : refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia.

sistematis tentang tingkah laku manusia.

Sifat fisiologisnya : melampaui data Sifat fisiologisnya : melampaui data daktual. Bertanya tentang yang harus

daktual. Bertanya tentang yang harus

dan tidak boleh, yang baik dan yang

dan tidak boleh, yang baik dan yang

buruk.

(56)

Fungsi Etika Fungsi Etika

Memberi orientasi kritis dan rasional Memberi orientasi kritis dan rasional dalammenghadapi pluralisme moral,

dalammenghadapi pluralisme moral,

yang diakibatkan oleh :

yang diakibatkan oleh :

Adanya aneka pandangan moral.Adanya aneka pandangan moral.

Adanya gelombang modernisasi.Adanya gelombang modernisasi.

Munculnya bebagai ideologi.Munculnya bebagai ideologi.

Tugas pokok etika mepelajari norma-Tugas pokok etika mepelajari norma-norma yang dianggap berlaku.

norma yang dianggap berlaku.

Mempersoalkan hak dari setiap Mempersoalkan hak dari setiap lembaga normatif.

(57)

Mengarahkan orang untuk :

Mengarahkan orang untuk :

Kritis dan rasional.Kritis dan rasional.

Percaya pada diri sendiri.Percaya pada diri sendiri.

Bertindak sesuai yang dapat Bertindak sesuai yang dapat

dipertanggung jawabkan secara

dipertanggung jawabkan secara

moral.

(58)

Etika dalam Agama Hindu

Etika dalam Agama Hindu

Etika Agama pada rasio

Etika Agama pada rasio Orang beriman menemukan Orang beriman menemukan orientasi dasar kehidupannya dalam agamanya. orientasi dasar kehidupannya dalam agamanya.

Etika membantu memberi orientasi rasional Etika membantu memberi orientasi rasional

terhadap iman terhadap iman

Secara khusus etika diperlukan untuk dua hal berikut: Secara khusus etika diperlukan untuk dua hal berikut:

Mengatasi interpretasi yang berbeda-beda atas Mengatasi interpretasi yang berbeda-beda atas

ajaran-ajaran moral yang termuat dalam wahyu ajaran-ajaran moral yang termuat dalam wahyu

Membantu pemecahan masalah-masalah moral Membantu pemecahan masalah-masalah moral

yang baru muncul kemudian yang tidak secara yang baru muncul kemudian yang tidak secara

Referensi

Dokumen terkait

24 JP  Buku Teks  pelajaran  Agama  Hindu  Buku  Panca  Yajñā  Gambar­.. gambar  pelaksanaa n Panca 

Tujuan hidup menurut Ajaran Agama Hindu sangat ideal, namun kita juga harus realistis dengan keterbatasan dalam durasi hidup, situasi dan kondisi didalam hidup

diraba, yaitu alam pikiran manusia. Alam pikiran letaknya jauh di dalam badan sehingga disebut dengan badan halus. Badan Halus dalam Agama Hindu disebut Suksma Sarira. Suksma

Guru juga mengamati dan memberikan penilaian sikap spiritual dan sosial, yaitu seperti menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya dan menunjukkan

14 Menurut agama Hindu disebutkan secara umum bahwa perbuatan yang baik yang disebut cubhakarma dan kriteria cubhakarma yakni segala bentuk tingkah laku yang dibenarkan oleh

Ajaran agama Hindu mengenai pemujaan kepada binatang saat ini tidak ditekankan, hal itu dikarenakan proses akulturasi agama Hindu dengan budaya setempat. Namun

Manfaat/fungsi Kitab suci Veda sebagai sumber hukum agama Hindu Setelah kita membaca masing-masing pengertian dari kelima sumber hukum di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa

Ungkapan informan di atas menyatakan bahwa sebagian besar ajaran agama hindu di pelajari setelah masuk ke agama hindu. Hal tersebut dilakukan melalui belajar