• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETHICS IN NURSING PRACTICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETHICS IN NURSING PRACTICE"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Latar belakang

Tenaga kesehatan berhubungan dengan

klien/pasien.

Hubungan dg klien :

- bentuk khusus hubungan antar baik dan tdk merugikan. hubungan terapetik.

(3)

Cont……….

Prinsip berbuat baik dan tdk

merugikan sbgi pertimbangan dlm interaksi tetapi kenyataan :

• msy masih tdk puas thd

pelayanan yg diterima sikap tdk percaya thd petugas kes.

Dampak sikap tidak percaya :

mempengaruhi jalannya hubungan teg.kes. Dg klien.

(4)

Cont………

Kritik dan ketdkpuasan klien 

banyak

faktor a.l. :

- ketdkmampuan teg.kes. dalam memberikan

pelayanan.

- tenaga kes. memiliki

kepribadian yg kurang terpuji - teg.kes mengalami krisis etika - peningkatan kesadaran

otonomi (hak dan kewajiban) klien.

(5)

Tuntutan moral

sebagai dampak dari :

• Perkembangan

IPTEK/tekanan global • Tuntutan masyarakat yg semakin kompleks • Kebijakan Pemerintah

thd pelayanan profesional

• Tuntutan profesi thd kaidah-kaidah profesi yg dianut serta

(6)

Pelayanan keperawatan bermutu/profesional

1. Penguasaan thd IPTEK yg terkait

2. Keterampilan tehnis dan kiat keperawatan 3. Pelayanan

berpedoman pada

(7)

Profesi

• Manusia memenuhi

kebutuhan hidup 

mempunyai pekerjaan/mata pencaharian.

• Diperlukan keahlian dalam bekerja Profesional.

• Profesi : suatu pekerjaan yg bertujuan mencari nafkah yg berdasarkan pada keahlian. • Profesi sebagai sumber mata

(8)

• Profesi keperawatan 

profesi luhur : Motivasi

utama adalah pengabdian kepada masyarakat bukan mencari keuntungan.

• Pekerjaan yg ditujukan

untuk kepentingan masy.

• Tututan  menjunjung

tinggi etika profesi. • Motivasi altruistik

(9)

Ciri Profesi :

• Berorientasi pada pelayanan masyarakat

• Body of knowledge 

penguasaan dan kemampuan implementasi

• Memiliki otonomi 

kemandirian, wewenang dan tanggung jawab

• Memiliki kode etik  norma yg diyakini oleh profesi dan menjadi acuan dalam

(10)

Pelayanan/asuhan keperawatan

• Pekerjaan yg menuntut

keahlian

• Profesi luhur, bukan sekedar mencari

nafkah motivasi utama : Pengabdian • Pengabdian sesuai

tuntutan etika profesi • Harus mengabdi pada

(11)

Pengertian Etika

• Ilmu ttg apa yg baik dan apa yg

buruk dan ttg hak dan kewajiban moral (akhlak)

• Kumpulan azas atau nilai yg berkenan dg akhlak

• Nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu golongan msy. • Etika : Ilmu yg mempelajari

moralitas perbuatan seseorang melalui kegiatan yg beralasan • Etika  studi ttg moral atau isu

(12)

Pengertian…..

Etiket/norma kesopanan

• Tata cara dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia

• Suatu norma yg terutama mengatur aspek kehidupan antar pribadi.

• Dasar etiket : Kepantasan, kebiasaan, kepatutan yg berlaku dlm pergaulan

(13)

PERBEDAAN ETIKA DENGAN ETIKET

ETIKA ETIKET

1. Memberi norma tentang apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak

2. Selalu berlaku, meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.

3. Lebih bersifat mutlak

4. Menyangkut aspek batiniah

1. Cara yang tepat/diharapkan dan ditentukan untuk dilakukan dalam kalangan masyarakat tertentu

2. Hanya berlaku dalam pergaulan yang membutuhkan kehadiran orang lain

3. Bersifat relatif, karena ukuran sopan santun antara masyarakat satu dengan lainnya bisa berbeda

(14)

Kebutuhan etika

• Setiap hari, perawat. Berhub. Dg pasien/klien. • Berhubungan keputusan : perawat dituntut

memberikan yg terbaik berdasarkan pertimbangan moral prinsip moral.

Apakah yg baik dan benar untuk klien? Bagaimana kebenaran moral dilakukan?

Keputusan moral  kebutuhan dijadikan

(15)

Prinsip-prinsip Etika

Moral/Etika : Nilai-nilai/norma yang menjadi pegangan bagi profesi dalam bersikap tindak

pelayanan.

Prinsip-prinsip etika :

Kpts dg mempertimbangkan

prinsip2 moral tanpa ini terjadi konflik moral.

Kpts moral merupakan

kebutuhan yg harus dijadikan pertimbangan dlm menetapkan tindakan yg tepat.

(16)

Prinsip moral….

1. Beneficence (doing good, loving, or caring 

berbuat baik) menolong sesama manusia dg

sebaik-baiknya/berkualitas

2. Nonmaleficence (no harm tidak merugikan) prinsip

menghindari/meminimalisir tindakan berbahaya

3. Otonomy(freedom) prinsip memberikan

(17)

6. Veracity (kejujuran) menyatakan hal yg sebenarnya dan tdk bohong. dasar hub. Saling percaya

7. Confidentially  respek thd orang lain.

4. Justice hak klien untuk diperlakukan setara.

(18)

Hak dalam etika profesi

• Tututan thd sesuatu sebagaimana mestinya

• Hak dipandang dari sudut pribadi dan sudut pandang hukum.

• Hak pribadi  mengacu pada konsep pribadi yg menyangkut pertimbangan kehidupannya, keputusan yg dibuat,

(19)

• Hak hukum hak untuk memberikan kekuasaan tertentu untuk mengontrol

situasi dan mempunyai kewajiban tertentu yg menyertai.

• Faktor mempengaruhi konsep pribadi ttg hak : hubungan sosial, orang tua,

(20)

Peranan hak

• Hak dpt digunakan untk mengekspresikan kekuasaan.

• Hak dpt digunakan untuk menjustifikasi tindakan

(21)

Jenis hak

1. Hak kebebasan mengekpresikan hak untuk hidup sebagaimana yg mereka

pilih dlm batas2 tertentu (Fromer, 1981) 2. Hak kesejahteraan

(22)

Membantu menentukan hak

(Badman dan Badman, 1986)

1. Kebebasan menggunakan hak tdk

disalahkan/dihukum untuk tdk

menggunakan atau menggunakan 2. Individu mempunyai tugas memberi

kemudahan orang lain dlm menggunakan haknya

3. Hak sesuai dg prinsip

(23)

• Hak dapat dilaksanakan. jaminan bahwa hak2 manusiawi dilaksanakan untk semua klien

• Apabila suatu hak membahayakan

(24)

Kode etik perawat

• Profesi  moral community : Cita-cita dan nilai bersama.

• Anggota profesi  disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama

• Profesi  memiliki keahlian yg tidak dimiliki oleh orang lain.

• Profesi mempunyai t.j. khusus.

• Profesi  memiliki monopoli untuk keahlian tertentu  risiko

(25)

• Pengguna jasa perlu terlindungi  KODE ETIK ad/ jaminan bahwa kepentingan konsumen akan terjamin.

• Kode etik  pedoman tertulis yg mengatur ttg norma-norma berperilaku.

• Kode etik  produk etika terapan ; penerapan dari pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu yaitu PROFESI.

(26)

• Membuat kode etik oleh profesi 

menetapkan niatnya mewujudkan nilai2 moral yg dianggapnya hakiki.

Pengertian :

Kode etik ad/ persetujuan bersama, yg timbul dari diri anggota itu sendiri u/ mengarahkan perkembangan mereka sesuai dg. Nilai2 ideal yg diharapkan. Kode etik ad/ hasil murni yg sesuai dg

(27)

Kode etik  ad/ kaidah-kaidah atau

peraturan2 yg ditetapkan bersama dan diterima oleh seluruh anggota suatu

profesi.

Kode etik pada dasarnya ad/suatu hukum etik  sikap mental yg wajib dipatuhi oleh para anggotanya dalam menjalankan

tugas.

Kode etik  merupakan aturan2 susila, atau sikap akhlak yg ditetapkan bersama dan diaati bersama oleh para anggota, yg

(28)

Kode etik  rumusan pedoman yg

menunjukkan hal-hal yg mana yg harus dilakukan dan yg mana yg tidak boleh dilakukan.

Tujuan Kode etik :

• Tanpa sanksi hukum, kode etik tidak akan dilanggar oleh para anggotanya.

• Sebagai jaminan kpd msy bahwa anggota profesi akan memberikan yg terbaik

(29)

• Profesi akan menggunakan pengethnya dan keahlian demi kepentingan msy.

• Sebagai kewajiban bagi profesi dalam memberikan pelayanan dilandasi

pertimbangan moral.

• Menghasilkan pelayanan yang bermutu tinggi.

Majelis Kode Etik

(30)

• Pada umumnya kode etik akan

mengandung sanksi2 yg dikenakan pada pelanggar.

• Kasus pelanggaran akan dinilai dan

ditindak oleh suatu “Dewan kehormatan” atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu.

• Tujuan ; mencegah perilaku yg tidak etis • Majelis Kode Etik profesi  diatur dlm

(31)

Hipocrates Fungsi Kode Etik

1. Menghindari ketegangan antara manusia 2. Memperbaiki status kepribadian

(32)

Kode etik penting dlm pelayanan

1. Etika akan menunjukkan standar profesi.

Standar akan melindungi dalam memberikan pelayanan

2. Kode etik menjadi alat menyusun standar

praktik, memperbaiki dan memeliharan standar 3. Kode etik ad/ pedoman resmi untk tindk.

Profesional

(33)

Masalah etika

1. Moral unpreparednesstidak didukung kemampuan yg memadai.

2. Moral blindness  ketdkmampuan melihat msl moral

3. Moral indifference  berkurangnya

keinginan/kemamuan thd kebut. Moral 4. Amoralism  tdk ada perhatian thd

(34)

5. Moral complacency  tdk ada keinginan menerima bahwa hal tsb salah

6. Fanatisme moralterlalu fanatik thd ide tertentu/bila ada baru sukar diterima

(35)

Malpraktik

• Kegagalan seorang profesional untuk melakukan praktik sesuai standar kesalahan (kelalaian, sengaja).

• Melakukan sesuatu yg seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional. • Tidak melakukan yg seharusnya dilakukan

(36)

Kelalaian :

• Ketidaksengajaan • Kurang teliti

• Kurang hati-hati • Acuh tak acuh

• Sembrono

• Tidak peduli terhadap kepentingan orang lain, namun akibatnya bukan

(37)

• Kelalaian bukan merupakan

pelanggaran hukum atau kejahatan jika tdk sampai menimbulkan kerugian atau

cedera dan orang itu dapat menerimanya

• Jika kelalaian mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merengut

(38)

Tuntutan bagi profesional yg

melakukan malpraktik :

1. Pelanggaran etika profesi  Majelis Kode Etik/Komite etik

2. Pelanggaran hukum (perdata/pidana) pengadilan

(39)

Bidang Pekerjaan yang berisiko :

1. Assessment errors : mengumpulkan data/info  berdampak pada ketidaktepatan

menentukan diagnosa  kesalahan dalam bertindak.

2. Planning errors : pendokomentasian rencana, mengkomunikasikan secara efektif, melakukan

tindakan yg didukung kurangnya info , memberi instruksi yg dapat dimengerti oleh

pasien

(40)

Vestal (1995), malpraktik bila penggugat menunjukkan :

- Duty  terkait dg kewajiban

- Breach of the duty  kewajiban/menyimpang dari yg.seharusnya

-Injury Pasien mengalami cedera akibat (fisik) pelangaran yg dapat dituntut secara hukum - Proximate caused  pelangaran terkait dg.

(41)

Sebagai penggugat  mampu menunjukkan bukti pada setiap elemen (4 elemen).

Jika semua elemen dapat dibuktikan hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi malpraktik  perawat berada pada tuntutan malpraktik.

Thd.tuntutan malpraktik, pelanggaran dapat bersifat :

• Pelangaran etika profesi  Penanganan

(42)

• Sanksi administratif  Keppres 56/1995 MDTK :meneliti/menentukan ada/tidak ada

kesalahan/kelalaian dalam menerapkan standart profesi tindakan disiplin.

• Pelanggaran hukum  perdata atau pidana - Perdata  ganti rugi (UU 23/92,Ps.55) - Pidana  UU 23/92 Bab X (ketentuan

(43)

Bagaimana menangani masalah

moral

Curtis dan Flaherty’s (1982) model membuat kpts moral : 5 tahapan : 1. Pengkajian situasi

2. Mendiagnosa atau mengidentifikasi masalah moral

3. Menetapkan tujuan moral dan rencana yang tepat

(44)

Pengkajian situasi

Mengidentifikasi Masalah moral

Menetapkan tujuan Dan rencana tindk Melaksanakan

Renc.tindk Penilaian

(45)

Levine Ariff and Groh model

1. Menjelaskan dan mengidentifikasi dilema 2. Mengidentifikasi fakta kes/medis

3. Mengidentifikasi fakta non medis : pasien dan kel, fakta2 eksternal

4. Memisahkan asumsi2 dari fakta2 yg ada

5. Mengidentifikasi bagian2 yg membutuhkan diklarifikasi

6. Mereview prinsip2 etika yg ditetapkan 7. Menjelaskan alternatif

(46)

Bagaimana tidak melakukan

kesalahan

:

1. Berikan kasih sayang 2. Gunakan pengetahuan 3. Utama kepentingan pasien 4. Klarifikasi order bila meragukan

5. Tingkatkan kemampuan secara terus menerus 6. Jangan pernah melakukan tindakan yang belum

dikuasai

7. Lakukan tindakan berdasarkan IPTEK

8. Dokumentasikan setiap tindakan yg dilakukan 9. Lakukan konsultasi dengan anggota tim

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Ciri lainnya yang teramati secara visual saat kuda estrus adalah tidak menolak jika didekati kuda pejantan dan berada dalam posisi siap kawin (Gambar 18) atau menghampiri

Penelitian yang berjudul “ Berbalas Pantun dalam Adat Perkawinan di Desa Muka Sungai Kuruk Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang ” mengangkat masalah pesan apa saja yang

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada Puskesmas di Kota Surabaya yang

Uji ANOVA menghasilkan angka F sebesar 0,196 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,659 (lebih besar dari 0,05) yang berarti bahwa siklus hidup perusahaan tidak berpengaruh

Kuman Papiloma Virus (HPV) ini bisa terjadi karena berhubungan sexsual dengan orang yang menderita penyakit kutil kelamin, karena penyakit ini merupakan penyakit

Menurut Owens (2001 dalam Sarioglu dkk., 2011), struktur organisasi dalam setting pendidikan orang dewasa yang terdiri dari beberapa dimensi, yaitu adanya

Alhamdulillah sebagai ekspresi syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, yang diajukan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas anugerah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Potensi Risiko Financial Statement Fraud Menggunakan