STIE DEWANTARA
Hubungan Bisnis Dengan Tenaga Kerja
Setiap usaha/bisnis membutuhkan tenaga kerja sebagai mesin
penggerak produksi.
Tenaga kerja memegang peran vital karena tanpa adanya tenaga
kerja tidak ada produktivitas.
Tenaga kerja dapat menjadi asset/modal dari sebuah bisnis apabila memiliki kompetensi yang memadai, namun dapat juga hanya sekedar menjadi liabilities/biaya bila tidak berdaya guna.
Tenaga kerja diberi upah oleh pemilik bisnis atas segala daya
Pengertian
Hukum ketenagakerjaan/perburuhan didefinisikan sebagai himpunan
peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah (Prof. Iman Soepomo, S.H.).
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan:
• Ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja (Ps 1 angka 1 UU No.13 Tahun 2003).
• Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
Hubungan Hukum
BURUH / TENAGA
KERJA
PEMBERI KERJA /
PENGUSAHA
Perjanjian Kerja
Terjadi Perikatan Melaksanakan pekerjaan
Memberikan upah Menerima upah
Bisnis berjalan
Timbul Hubungan
Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja didefinisikan secara umum sebagai perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak (Ps 1 angka 14 UU No. 13 tahun 2003).
Unsur-Unsur Perjanjian Kerja
1. Pekerjaan
Tenaga kerja berkewajiban melaksanakan suatu pekerjaan yang diperjanjikan dan menjadi prestasinya
2. Pelayanan
Pekerja haruslah tunduk pada perintah orang lain, yaitu pihak pemberi pekerja (majikan), karenanya pekerja harus melayani majikan dengan bekerja yang baik.
3. Waktu tertentu
Hubungan kerja yang timbul haruslah dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan di perjanjian.
4. Upah
Majikan sebagai pihak pemberi kerja wajib pula memenuhi prestasinya, yaitu pembayaran upah kepada tenaga kerja sebagai imbalan prestasi atas
Bentuk Hubungan Kerja
HUBUNGAN
KERJA
P K W T
a. Pekerjaan yg sekali selesai atau bersifat sementara; b. Kerja selesai dlm jangka
waktu tdk terlalu lama, max. 3 thn ( 2 thn masa kerja & dpt diperpanjang 1 thn) c. Bersifat musiman
d. Berkaitan dgn produk baru, kegiatan baru atau produk tambahan yang masih dlm percobaan atau penjajakan
P K W T T
a. Pekerja / karyawan TETAP; b. Dpt diberlakukan masa
percobaan asal tertulis dlm kontrak atau surat pengangkatan;
Berakhirnya Perjanjian Kerja
–
Pekerja meninggal dunia
–
Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
–
Putusan pengadilan/putusan atau
penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial
–
Adanya keadaan/kejadian tertentu yang
tercantum dalam Perjanjian Kerja,
Pemutusan Hubungan Kerja
PHK Oleh Pengadilan
(PPHI) PHK
Demi Hukum
PHK Oleh TENAKER PHK Oleh
Perushn, Majikan, Pengusaha
PHK Oleh Majikan
a. PHK karena pekerja/buruh melakukan kesalahan berat (Ps 158 ayat 4 UU No.13 tahun 2003);
b. PHK karena pekerja/buruh (setelah) ditahan pihak berwajib selama 6 (bulan) berturut-turut disebabkan melakukan tindak pidana di luar perusahaan (Ps 160 ayat 3 UU No.13 tahun 2013);
c. PHK setelah melalui SP (surat peringatan) I, II, dan III (Ps 161 ayat 3 UU No.13 tahun 2003);
d. PHK oleh pengusaha yang tidak bersedia lagi menerima pekerja/buruh (melanjutkan hubungan kerja) karena adanya perubahan status, penggabungan dan peleburan perusahaan (Ps 163 ayat 2 UU No.13 tahun 2003);
e. PHK karena perusahaan tutup (likuidasi) yang disebabkan bukan karena perusahaan mengalami kerugian (Ps 164 ayat 2 UU No.13 tahun 2003);
f. PHK karena mangkir yang dikualifikasi mengundurkan diri (Ps 168 ayat 3 UU No.13 tahun 2003);
g. PHK atas pengaduan pekerja/buruh yang menuduh dan dilaporkan pengusaha kepada pihak yang berwajib melakukan "kesalahan" dan ternyata tidak benar (Ps 169 ayat 3 UU No.13 tahun 2003);
PHK Oleh Tenaga Kerja
a. PHK karena pekerja/buruh mengundurkan diri (Ps 162 UU No.13 tahun 2003);
b. PHK karena pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja disebabkan adanya perubahan status, penggabungan, peleburan dan
perubahan kepemilikan perusahaan ( Ps 163 ayat 1 UU No.13 tahun 2003);
c. PHK atas permohonan pekerja/buruh kepada lembaga PPHI karena pengusaha melakukan "kesalahan" dan ternyata benar (Ps 169 ayat 2 UU No.13 tahun 2003);
PHK Demi Hukum
a. PHK karena perusahaan tutup (likuidasi) yang disebabkan mengalami kerugian (Ps 164 UU No.13 tahun 2003);
b. PHK karena pekerja/buruh meninggal (Ps 166 UU No.13 tahun 2003);
c. PHK karena memasuki usia pensiun (Ps 167 UU No.13 tahun 2003);
PHK Oleh Pengadilan
a. PHK karena perusahaan pailit berdasarkan putusan Pengadilan Niaga (Ps 165 UU No.13 tahun 2003);
b. PHK terhadap anak yang tidak memenuhi syarat untuk bekerja yang digugat melalui lembaga PPHI (Ps 68 UU No.13 tahun 2003);
Perselisihan Hubungan Industrial
Perselisihan KEPENTINGAN
Perselisihan P H K Perselisihan
H A K
perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
Perselisihan yang timbul akibat tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak (pengusaha dan pekerja)
Lembaga Penyelesaian Perselisihan
BIPARTIT MEDIASI KONSILIASI ARBITRASE PENGADILAN HI
Upaya I sebelum perselisihan diajukan pada lembaga penyelesai perselisihan
musyawarah antara pekerja dan pengusaha
diselesaikan dlm waktu paling lama 30 (tiga puluh hari)
Jika tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu atau kedua belah pihak harus mencatatkan perselisihannya ke disnaker
B’wenang thdsemua jenis perselisihan
Semula dikenal dgn istilah
TRIPARTIT
Mediator adlh pegawai Disnaker yg akan memberikn anjuran tertulis
Selain perselisihan hak, Disnaker akan menawarkan penyelesain akan dilakukan via Konsiliasi atau Arbitrase
Bila para pihak berselisih tdk memberi tanggapan dlm 7 hari, perselisihan akan dilimpahkan kpd Mediator
Untuk perselisihan hak, sengketa wajib melalui mendapatkan anjuran tertulis Mediator krn Pengadilan HI hanya memproses sengketa yg telah melalui proses Mediasi
B’wenang untuk menjadi penengah pada: Perselisihan Kepentingan, PHK dan Antar Serikat Pekerja
Konsiliator adlh orang yang memenuhi syarat-2 sesuai ketetapan menteri & wajib
m’berikan anjuran tertulis kpd para pihak yg berselisih
B’wenang menjadi wasit pada: P’selisihan
Kepentingan & Antar Serikat Pekerja
arbiter dapat dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh menteri
lembaga peradilan yang berwenang memeriksa dan memutus semua jenis perselisihan
Hakim terdiri atas hakim dari lembaga peradilan dan hakim Ad Hoc
serikat pekerja dan organisasi pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukum mewakili anggotanya
SKB