• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Peran Sosial dalam Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4. Peran Sosial dalam Politik"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

Pokok Bahasan :

Struktur PolitikProses PolitikBudaya PolitikElite Politik

(3)

Struktur Politik

Struktur politik dapat diartikan sebagai pelembagaan hubungan organisasi antara elemen-elemen yang

membentuk suatu sistem politik.

Struktur politik berkaitan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif dipengaruhi oleh distribusi serta

penggunaan kekuasaan.

(4)

Struktur politik pada kenyataannya terdiri dari :

1. unsur-unsur yang bersifat informal, yaitu unsur di luar lembaga

pemerintahan yang dapat mempengaruhi, menyalurkan, menterjemahkan, dan mengkonversikan tuntutan dan dukungan untuk dirumuskan kedalam keputusan politik.

a) partai politik, yaitu kelompok masyarakat dengan keanggotaan terbuka yang memfokuskan kegiatannya pada seluruh spektrum negara atau

politik,

b) kelompok kepentingan, yaitu kelompok atau organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah untuk mempromosikan dan

mempertahankan kepentingan tertentu dan

c) elite politik, yaitu sejumlah tokoh politik yang mempunyai peran dalam

(5)
(6)

Struktur politik pada dasarnya menjalankan tiga fungsi politik pokok : 1. Sosialisasi politik

Adalah proses dimana seorang individu dapat mengenali sistem politik yang kemudian dapat menentukan sikap dan persepsi-persepsinya mengenai politik dan reaksinya terhadap gejala politik.

2. Rekrutmen politik

(7)

3. Komunikasi politik.

(8)

Proses Politik

Proses politik dapat dimulai dari mana saja, misalnya aktivitas dimulai dengan usulan masyarakat yang berupa input ke suprastruktur. Dalam menanggapi usulan ini, suprastruktur dapat memilih satu diantara beberapa pilihan yaitu : memilih satu di antara masukan, mengonversikan semua masukan dan

mencari alternatif lain. Setelah masukan diolah, suprastruktur melahirkan hasil atau output yang berupa kebijakan/peraturan/UU untuk kemudian

(9)

Jika masyarakat setuju, tentu akan membuat feed back berupa dukungan dan mungkin akan ada masukan berupa tuntutan yang lain. Akan tetapi bagi masyarakat yang tidak setuju, akan memberikan masukan berupa peningkatan tuntutan. Proses ini akan berlangsung terus. Jika kelompok yang tidak setuju selalu diabaikan, pada suatu ketika akan sampai pada

(10)

Budaya Politik

Budaya politik merupakan aspek penting dan berpengaruh terhadap sistem politik.

Budaya politik berkembang dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat.

Kegiatan politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik perilaku aparat negara, dan gejolak masyarakat terhadap kekuasaan. Dengan

(11)

Budaya pada dasarnya merupakan perkembangan pemikiran dan akal budi manusia yang menghasilkan tata nilai.

Alan R. Ball menyatakan bahwa budaya politik dapat diartikan sebagai seperangkat sikap, keyakinan,

simbol-simbol, dan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.

Dalam hal ini budaya politik terdiri dari sikap,

(12)

Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell Jr. menyatakan, bahwa budaya Politik

merupakan dimensi psikologi dari sistem politik yang bersumber dari perilaku

lahiriah manusia berdasarkan

penalaran-penalaran yang sadar. Artinya budaya politik menjadi lingkungan

(13)

Budaya politik merupakan aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul atau mitos, yang dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat.

Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin yang menekankan pada materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme dan dari aspek generik atau menekankan pada analisis bentuk, ciri-ciri, dan peranan, seperti militan, terbuka, tertutup.

Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, dan tingkat militan seseorang terhadap orang lain dalam

pergaulan masyarakat, pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan, sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo

(14)

Gabriel Almond dan Sidney Verba membedakan budaya politik berdasarkan sikap politik sebagai cerminan budaya politik :

1. Budaya Politik Partisipan, yaitu budaya politik dimana warga negara mempunyai kesadaran tinggi dan membedakan perhatian terhadap sistem politik. Budaya politik ini pada umumnya terdapat pada

(15)

2. Budaya Politik Subyek, yaitu budaya politik dimana warga negara memiliki pemahaman dan perhatian terhadap sistem politik, namun memiliki keterlibatan secara pasif. Dalam budaya ini sulit untuk

mengharapkan partisipasi politik warga negara dan tidak banyak menumbukan kontrol terhadap

berjalannya, sistem politik. Budaya ini terdapat pada sistem otoriter, dimana walaupun ada partisipan

(16)

3. Budaya Politik Parokial, yaitu merupakan bentuk budaya politik yang paling rendah, dimana

masyarakat tidak memiliki minat maupun

kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Dalam budaya ini ada kesulitan untuk membangun

demokrasi, karena kompetensi dan keberdayaan

(17)

Elit Politik

Elite politik menurut Pareto, Mosca, dan Michels adalah sekelompok kecil masyarakat yang mempunyai pengaruh besar dan atau kekuasaan politik besar dalam sebuah sistem politik.

Elite politik menurut Pareto terbagi berdasarkan : 1. Kekuasaan politik.

Gagasan Pareto tentang pemeringkatan orang berdasarkan pemilikan akan barang, yang berwujud kekayaan, kecakapan, atau kekuasaan politik

(18)

2. Hakikatnya orang hanya dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan politik penting dan yang tidak memiliki.

3. Secara internal, elit bersifat homogen, bersatu dan memiliki kesadaran kelompok

4. Elit mengatur sendiri kelangsungan hidupnya (self perpectuating) dan anggotanya berasal dari suatu lapisan masyarakat yang sangat terbatas.

5. Kelompok elit pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapapun di luar kelompoknya

(19)

Untuk mengkaji elit politik perlu diperhitungkan beberapa hal ;

1. Ruang lingkup kekuasaan.

Dalam kaitan ini perlu dilihat jangkauan kekuasaan seseorang dalam pembuatan keputusan.

2. Kualitas pengaruh,

Apakah mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung 3. Reaksi dari aktor lain,

(20)

Stratifikasi Politik

Stratifikasi politik muncul karena ketidaksamaan kekuasaan yang dipunyai manusia.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. minat pada politik,

2. pengetahuan dan pengalaman politik, 3. kecakapan dan sumberdaya politik, 4. partisipasi politik,

(21)

Stratifikasi politik menurut Robert D. Putnam :

Strata 1 :

Kelompok pembuat keputusan, yaitu orang-orang yang secara langsung terlibat dalam pembuatan kebijakan nasional

Strata 2 :

Kaum berpengaruh, yaitu individu-individu yang memiliki pengaruh tidak langsung atau implikasi yang kuat, biasa dimintakan nasehatnya,

pendapatnya yang diperhitungkan oleh pembuat kebijakan.

Strata 3 :

(22)

Stara 4:

Publik peminat politik, yaitu orang-orang yang menganggap politik

sebagai tontonan yang menarik. Biasanya terdiri dari orang-orang yang attentive public, yang memiliki banyak informasi, membentuk

pendapatnya sendiri, memiliki wawasan luas dan dapat

mendiskusikannya dengan baik jalan permainan, walaupun jarang langsung terjun dalam praktik.

Strata 5:

Kaum pemilih, adalah warga negara yang biasa dan hanya dapat

mempengaruhi kehidupan politik nasional saat diselenggarakan pemilu.

Strata 6:

(23)

Dramaturgi Politik

Dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh manusia.

• Menurut Goffman kehidupan sosial itu dapat dibagi menjadi “wilayah depan” (front region) dan “wilayah belakang” (back region). Wilayah depan merujuk

kepada peristiwa sosial yang menunjukan bahwa individu bergaya atau

menampilkan peran formalnya. Sebaliknya wilayah belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang yang memungkinkannya mempersiapkan perannya di wilayah depan. Wilayah depan ibarat panggung sandiwara bagian depan

(front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedang wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat

(24)

Personal front mencakup bahasa verbal dan bahasa tubuh sang aktor. Misalnya, berbicara sopan, pengucapan istilah-istilah asing,

intonasi, postur tubuh, ekspresi wajah,

(25)

Back stage atau wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai,

mempersiapkan diri, atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.

(26)

Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin

menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu

sebagai “pengelolaan pesan” (impression

(27)

Dramaturgi atau peran social dalam politik adalah peranan yang diambil para actor politik dalam mencapai tujuan politiknya. Peranan ini meliputi peran yang dilihat orang atau rakyat atau konstituen/pemilih maupun peran dibelakang layar dalam mempersiapkan kemenangan dirinya.Para actor politik ini berusaha menarik perhatian khalayak dengan

mencitrakan dirinya secara positif (gagah, ganteng, cantic, kharismatik, bijaksana, pintar, kaya, peduli pada rakyat, cinta tanah air dsb.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila disamping rumah dipasang sebuah penangkal petir, yang lebih tinggi dari rumah 

Setelah menggunakan metode SQ4R pengamatan dilakukan dengan cara pengamat menyimak proses tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh subjek penelitian mulai dari persiapan

Perlakuan campuran pupuk organik cair sampah pasar dengan air berpengaruh terhadap parameter pertambahan tinggi bibit, pertambahan diameter bonggol, pertambahan jumlah

Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat memonitoring kecelakaan lalu lintas, meningkatkan keamanan dan keselamatan berkendara, serta memantau apabila terjadi

Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern

(usia 13 – 15 tahun ) tentang dysmenorrhea di SMPN 29 Kota

18/Pid.Sus/TPK/2014/PN.Pdg, Nomor 20/Pid.Sus-TPK/2014/PN.Pdg, Nomor 5/Pid.Sus/2014/PN.Pdg, ditemukan aturan tentang uang pengganti yaitu berdasarkan Pasal 18 ayat (1) huruf