• Tidak ada hasil yang ditemukan

JASA ASSURANCE LAIN DAN JASA NON ASSURAN (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JASA ASSURANCE LAIN DAN JASA NON ASSURAN (8)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JASA ASSURANCE LAIN DAN JASA NON ASSURANCE

Dibuat untuk memenuhi tugas harian mata kuliah

“Pengauditan 2”

Disusun oleh :

Desi Khoiriyah

(2014017084)

Fakultas Ekonomi

Akuntansi 3

(2)

Jasa Assurance (Penjaminan)

Jasa Assurance adalah jasa seorang profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Oleh karen itu pengambil keputusan mencari jasa assurance untuk meningkatkan kualitas informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance harus memiliki kompetensi dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya. Salah satu jasa assurance yang diberikan oleh profesi akuntan publik atau auditor independen adalah jasa atestasi.

Jasa atestasi adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

1. Audit atas Laporan Keuangan Historis

Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

2. Atestasi Mengenai Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan

Manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan.

3. Telaah (Review) atas Laporan Keuangan Historis

Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih sedikit bukti yang diperlukan.

4. Jasa Atestasi Mengenai Teknologi Informasi

Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi Internet dan perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan jenis-jenis assurance ini. Oleh karena transaksi dan informasi dipakai bersama secara onlinedan real-time, para pelaku bisnis meminta kepastian yang lebih tinggi lagi mengenai informasi, transaksi, dan sistem pengamanan yang melindunginya.

(3)

Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya.

Perbandingan standar audit Astestasi dengan standar Audit yang diterima Umum A. Standar Umum

Standar Atestasi

1. Penugasan harus dilakukan oleh seorang yangpraktisi yang memiliki pelatihan teknis dan kemahiranyang memadai dalam fungsi atestasi

2. Penugasan harus dilakukan oleh seseorang praktisi yang memiliki pengetahuan mencukupi mengenai persoalan.

3. Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alasan untuk merasa yakin bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan tersedia bagi pemakai.

4. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dijaga oleh praktisi

5. Ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan penugasan.

Standar Audit yang diterima secara umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh orang atau orang-orang yang memilki pelatihan teknis yang memadai dan kemahiran sebagai auditor.

2. Auditor harus menjaga Independensi dalam sikap mental dalam semua persoalan yang berhubungan dengan audit.

3. Auditor harus melaksanakan ketelitian profesional dalam pelaksanaan audit dan persiapan laporan.

B. Standar Pekerjaan Lapangan Standar Atestasi

1. Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan asisten jika ada, harus di supervisi dengan benar.

2. Bukti yang mencukupi haru diperoleh untuk menyediakan dasar yang masuk akal untuk kesimpulan yang diekspresikan dalam laporan.

Standar audit yang diterima umum

(4)

2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang mencukupi mengenai entitas dan lingkungan, termasuk pengendalian internal, untuk mengukur resiko salah saji material dari laporan keuangan baik akibat kesalahan atau kecurangan dan untuk merancang sifat, waktu, dan luas dari prosedur audit selanjutnya.

3. Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dengan melakukan prosedur audit unutk memperoleh dasar yang masuk akal untuk suatu opini berkenaan dengan laporan keuangan yang diaudit.

C. Standar Pelaporan Standar Atestasi

1. Laporan harus mengidentifikasi persoalan atau asersi yang dilaporkan dan menyatakan karakter dari penugasan.

2. Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi dalam hubungannya dengan kriteria mengevaluasi persoalan tersebut. 3. Laporan harus menyatakan seluruh pernyataan signifikan dari praktisi mengenai penugasan, persoalan,dan jika memungkinkan, asersi yang berhubungan.

4. Laporan harus menyatakan bahwa pemakai laporan dibatasi pada pihak-pihak tertentu, dalam situasi tertentu.

Standar Audit Yang Diterima Secara Umum

1. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum.

2. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan audit situasi di mana prinsip-prinsip akuntansi tidak diamati secara konsisten dalam periode saat ini sehubungan dengan periode sebelumnya.

3. Ketika auditor menentukan bahwa pegungkapan yang informatif tidak mencukupi auditor harus menyatakan hal tersebut dalam laporan auditor. 4. Auditor harus mengekspresikan suatu opini mengenai laporan keuangan,

(5)

mengindikasikan secara jelas karakter dari pekerjaan audit jikan ada dan tingkatkan tanggung jawab yang ditanggung auditor dalam laporan auditor. Jasa Non Assurance

Jasa Non Assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa non assurance yang dihasilkan olah akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.

Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan transaksi akuntansi sampai dengan penyusunan laporan keungan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertidak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan. Jasa konsultasi diatur dalam Standar Jasa Konsultasi. Jasa konsultasi dapat meliputi jasa-jasa berikut ini:

1. Konsultation (consultations)

2. Jasa pemberian saran profesional (advisory service) 3. Jasa Implementasi

4. Jasa Transaksi

(6)

Nama : Desi Khoiriyah NIM : 2014017084 Kelas : 4a3

INTERNAL AUDIT

Pengendalian Intern al

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.

Pengawasan internal (Internal Control) dalam arti sempit, pengawasan internal merupakan pengecekan penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun penjumlahan menurun (footing).

Fungsi Pengendalian Intern

Dengan melihat definisi sistem pengendalian intern di atas maka fungsi pengendalian intern dapat dibagi atas:

a. Melindungsi harta perusahaan dari tindakan dan keadaan yang merugikan, misalnya pencurian, kerugian dan kerusakan.

b. Mengecek kerusakan data akuntansi, sehingga dapat menghasilkan data yang dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan.

c. Meningkatkan efisiensi usaha dalam beroperasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengulangan kerja yang tidak perlu dan merupakan pemborosan dalam seluruh aspek usaha.

d. Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen membuat berbagai peraturan dan prosedur untuk pencapaian tujuan perusahaan. Unsur-unsur Pengendalian Intern yang Berbasis Komputer.

Suatu pengendalian intern yang baik tidak luput dari berbagai unsur-unsur yang mendukung. Unsur-unsur pengendalian intern yang berbasis komputer terdiri dari:

Pengendalian umum

(7)

Pengendalian organisasi, ditujukan untuk melakukan pemisahan secara jelas antara fungsi pengolahan data elektronik (EDP) dengan fungsi-fungsi lainnya dalam organisasi. Di dalam fungsi EDP itu sendiri perlu diadakan pemisahan antara fungsi perencanaan sistem dan penyusunan program, fungsi operasi fasilitas pengolahan data, serta fungsi penyimpanan program dan library. Hal ini dimaksud untuk:

1. Menciptakan pengecekan silang terhadap ketelitian dan kewajaran perubahan yang dimaksud dalam sistem.

2. Mencegah operator komputer melakukan perubahan terhadap program tanpa ijin dan tanpa pengujian terlebih dahulu.

3. Mencegah akses terhadap komputer oleh pihak yang tidak berwenang.

4. Mendorong efisiensi karena tiap fungsi memerlukan kemampuan serta keahlian yang berbeda dalam melaksanakan kegiatannya.

Pengendalian Input

Pengendalian input merupakan pengendalian masukan yang dimaksud untuk meyakinkan bahwa semua data transaksi telah dicatat dengan teliti, lengkap dan tepat waktu. Ada beberapa langkah pengumpulan data yaitu:

1. Otorisasi transaksi penjualan yang terkomputerisasi secara tumpuk dilakukan dengan memeriksa tumpukan dokumen sedangkan secara online verifikasi dilakukan dengan menggunakan kata sandi.

2. Pendesainer screen data entry, harus terprogram dengan baik sehingga memudahkan dalam proses pencatatan data transaksi secara online.

3. Validasi terhadap data input dilakukan dengan melakukan cek validitas yang memeriksa apakah data yang dimaksudkan sudah ada dalam sistem komputer, malekukan cek field (data item) yang memeriksa apakah data yang dimasukkan ke dalam suatu field sudah sesuai, mencek batas untuk memeriksa apakah data kuantitatif yang dmasukkan tidak melewati batas meksimum yang telah ditetapkan, melakukan cek logika untuk memeriksa apakah data input tersebut sudah logis, mencek digit untuk memeriksa apakah kode yang dimasukkan susunannya sudah benar.

(8)

Pengendalian Proses

Pengendalian proses merupakan pengendalian yang dirancang sesuai dengan aplikasi-aplikasi tertentu. berikut ini kategori pengendalian proses, yaitu:

1. Total check dipergunakan untuk mendeteksi apakah semua data yang dioleh sudah lengkap dan telah benar, kontrol check dihitung oleh komputer sewaktu proses pengolahan data dicetak mesin printer dan hasilnya dibandingkan dengan total yang seharusnya. Pengecekan total hasil penginputan dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan seperti hilang atau rusaknya data.

2. Cek logika proses dilakukan untuk mengetahui kesalahan secara logika data yang dihasilkan oleh proses komputer.

3. Pengendalian setiap proses dilakukan dengan mencetak laporan setiap kali selesai menjalankan suatu proses.

Pengendalian Output

Pengendalian output dirancang untuk menjamin bahwa output yang dihasilkan oleh sistem sudah lengkap, akurat, dan didistribusikan kepada pemakai yang tepat. Pengendalian output meliputi:

a. Pengendalian Pendesainan Format Laporan. Laporan yang merupakan hasil output dari suatu sistem informasi yang baik memudahkan pemakai untuk memahami lebih baik isi laporan tersebut.

(9)

Nama : Desi Khoiriyah NIM : 2014017084 Kelas : 4a3

AUDIT OPERASIONAL DAN AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH

Audit Operasional

Di luar kegiatan audit keuangan, auditor internal, auditor pemerintah, dan akuntan publik juga melakukan audit operasional, yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas organisasi. Beberapa auditor lain menggunakan istilah audit manajemen atau audit kinerja, bukan audit operasional, sementara juga ada yang tidak memisahkan antara istilah audit kinerja, audit manajemen, dan audit operasional serta menggunakan istilah tersebut bergantian. Istilah audit operasional digunakan selama tujuan pengujian yang dilakukan adalah untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dari unit-unit organisasi.

Perbedaan Antara Audit Operasional dan Audit Keuangan

Terdapat tiga perbedaan utama antara audit operasional dan audit keuangan, yaitu: 1. Tujuan Audit

Audit keuangan menekankan pada ketepatan pencatatan informasi historis, sedangkan audit operasional menekankan pada efektivitas dan efisiensi. Audit keuangan berorientasi pada masa lampau, sementara audit operasional berfokus pada peningkatan kinerja masa depan.

2. Distribusi Laporan

Laporan audit keuangan biasanya didistribusikan kepada pengguna laporan keuangan eksternal, misalnya pemegang saham dan pihak bank, sedangkan laporan audit operasional ditujukan terutama kepada manajemen.

3. Area Non Keuangan

Audit keuangan terbatas hanya pada hal-hal yang langsung mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, sedangkan audit operasional meliputi aspek efektivitas dan efisiensi dalam organisasi.

Efektivitas Versus Efisiensi

(10)

penentuan kecukupan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, seperti menentukan apakah suku cadang diproduksi pada biaya minimum.

Efektivitas. Dalam audit operasional untuk efektivitas, seorang auditor misalnya, mungkin perlu menilai apakah seorang agen pemerintah memenuhi tujuan penugasannya untuk menguji keamanan tangga berjalan untuk suatu kota. Untuk menentukan efektivitas kinerja agen tersebut, auditor harus menentukan kriteria tertentu untuk keamanan tangga berjalan. Efisiensi.Misalnya terdapat dua proses produksi dengan kualitas yang sama, maka proses dengan biaya lebih rendah akan lebih efisien. Audit operasional biasanya menemukan beberapa jenis inefisiensi tertentu.

Hubungan Antara Audit Operasional dan Pengendalian Internal

Manajemen melakukan pengendalian internal untuk membantu pencapaian tujuannya. Terdapat tiga hal penting untuk mencapai pengendalian internal yang efektif, yaitu:

a. Keandalan pelaporan keuangan b. Efektivitas dan efisiensi operasi

c. Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku

Hal kedua di atas berkaitan langsung dengan audit operasional, tetapi dua hal lainnya berkaitan dengan efisiensi dan operasi. Terdapat dua hal yang membedakan evaluasi pengendalian internal dan pengujian audit keuangan dan operasional, yaitu:

1. Tujuan

Tujuan audit operasional atas pengendalian internal adalah untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dan membuat rekomendasi kepada manajemen.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup audit operasional ditujukan pada seluruh pengendalian yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi, sedangkan ruang lingkup evaluasi pengendalian internal untuk audit keuangan dibatasi pada efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan dan dampaknya atas kewajaran penyajian laporan keuangan.

Jenis Audit Operasional

Audit operasional terdiri atas tiga kategori utama, yaitu:

1. Audit Fungsional, yang dimaksud denga fungsional adalah kategori aktivitas dalam suatu bisnis, misalnya fungsi penagihan atau fungsi produksi. Fungsi dapat dikategorikan dan dibagi dalam banyak cara.

(11)

Audit operasional dalam organisasi mengurusi seluruh unit organisasi seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Audit organisasional menekankan pada efektivitas dan efisiensi dalam interaksi fungsi tersebut.

3. Penugasan Khusus

Dalam audit operasional, penugasan khusus muncul atas permintaan dari manajemen dengan bermacam-macam jenis audit, misalnya untuk menentukan penyebab inefisiensi sistem TI, meneliti kemungkinan kecurangan dalam divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi.

Pelaksana Audit Operasional

Audit operasional biasanya dilakukan oleh salah satu dari tiga kelompok, yaitu: 1. Auditor Internal

Auditor internal merupakan posisi unik yang melakukan audit operasional dimana beberapa orang menggunakan istilah audit internal dan audit operasional secara bergantian.

2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah regional dan pusat melakukan audit operasional, yang seringkali menjadi bagian dalam pelaksanaan audit keuangan. Kelompok auditor pemerintah yang paling dikenal adalah BPK, namun auditor pemerintah lainnya juga harus melakukan audit keuangan dan operasional.

Buku kuning mendefinisikan dan menetapkan standar untuk audit kinerja, yang pada dasarnya sama dengan audit operasional. Audit kinerja tersebut meliputi:

a. Audit ekonomi dan efisiensi. Tujuan dari audit ekonomi dan efisiensi adalah untuk menentukan:

1. Apakah entitas sudah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber daya secara ekonomis dan efisien

2. Apa penyebab inefisiensi atau ketidakekonomisan tersebut

3. Apakah entitas telah mematuhi hukum dan peraturan tentang hal-hal ekonomis dan efisiensi dalam program audit

b. Program audit. Tujuan dari program audit ini adalah untuk menentukan:

1. Sejauh mana hasil yang diinginkan atau manfaat yang ditetapkan oleh badan legislatif atau yang ditetapkan badan otoritas lainnya

(12)

4. KAP

Referensi

Dokumen terkait

Standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor memperoleh pemahaman pengendalian intern yang berlaku dalam entitas, sebelum auditor melaksanakan audit secara

Penialaian auditor atas efektivitas internal control untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material (risiko pengendalian). Efektivitas sedang

Karna jasa review dan kompilasi menyediakan keyakinan lebih rendah dari audit,akuntan harus membentuk pemahaman dengan klien mengenai jasa yang akan disediakan

adalah resiko terjadinya salah saji materialdalah suatu asersi yang tidak dapat di cegah atau di deteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas. • DR = Detection

Jasa konsultasi meliputi konsultasi, jasa pemberian saran profesional, jasa implementasi, jasa transaksi, jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya,

Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi dimana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menytakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut

Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut

company. Tujuan mendapatkan pemahaman awal dari setiap komponen pengendalian internal, Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol, auditor mungkin mengidentifikasi kontrol