IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA (SWOT) PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ANAK
A. PENGUMPULAN DATA (KASUS)
Lingkungan untuk mencapai proses manajerial keperawatan dan kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan adalah ruang anak kelas I, II dan III denngan kapasitas tempat tidur 9 buah (kelas I = 5 tempat tidur dan kelas II = 4 tempat tidur, kelas II wanita = 12 tempat tidur, kelas II laki-laki = 17 tempat tidur). Kasus penyakit terbanyak pada ruangan anak antara lain: diare. Gastroenteritis, kejang demam, DHF, demam typoid
B. FASILITAS
1. Fasilitas untuk klien
Ruangan kelas I ada 5 tempat tidur, 5 buah meja pasien dan 5 buah
kipas angin, 5 buah kursi dan 5 tempat jemuran pakaian (masing-masing kamar 1 buah)
Ruang kelas II wanita ada 4 tempat tidur, 5 buah meja dan 4 buah kursi
(masing-masing tempat pasien 1 buah)
Ruang kelas III masing-masing punya 1 meja dan kursi untuk
penunggu.
Kamar mandi dan WC untuk kelas I, II dan III terletak samping
dibelakang masing-masing ruangan.
Wastafel 2 buah yang terdapat di ruangan III wanita & pria,
masing-masing 1 buah.
2. Fasilitas petugas kesehatan
3. Alat-alat kesehatan
Ruang anak mempunyai persediaan obat-obatan
emergensi, nebulizer, senter.
Infusion pump 2 buah dan syringe
Emergency kid 1 unit
Tensio meter, stetoskop 2 buah
Bak ijeksi 4 buah
C. KETENAGAAN
1. Jumlah tenaga yang diruangan anak 16 orang terdiri :1 orang dokter spesialis anak 3 orang lulusan S1 perawat, 10 orang lulusan D3/AKPER, 3 orang lulusan SMU, sedangkan perawat yang bertanggung jawab di ruangan kelas I dan II, untuk dinas pagi adalah 1 orang dengan jumlah pasien saat ini (31 Agustus 2015) dan untuk dinas sore dan malam perawat yang bertanggung jawab khusus tidak ada tetapi digabung dengan perawat ruangan kelas III yang rata-rata perawat yang bertugas untuk shif tersebut berjumlah 2 orang perawat.
2. Dengan adanya mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang menggunakan ruang anak sebagai lahan praktik, terutama untuk ruangan kelas I dan II untuk diterapkan model praktik keperawatan primer dengan jumlah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang praktik 7 orang.
D. TINGKAT KETERGATUNGAN PASIEN DAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
1. Ketergantungan Pasien
a. Gambaran umum pasien ruangan anak berdasarkan tingkat ketergantungan (dari tanggal 30-31 Agustus 2015) :
Total care : 9 orang
Partial care : 18 orang
Minimal care : 5 orang
b. Gambaran ketergantungan pasien ruangan anak kelas I dan II. ( dari 30-31 Agustus 2015) :
Total care : 0 orang
Partial care : 6 orang
Minimal : 2 orang
c. Gambaran umum jumlah tempat tidur diruangan anak. Tanggal 30 Agustus 2015
Kelas I : 5 tt (0 bed kosong )
Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong) Kelas II pria : 2 tt (0 bed kosong) Kelas III wanita : 12 tt ( 3 bed kosong)
Kelas III pria : 17 tt ( 7 bed kosong)
BOR : 29/40 x 100 % = 72,5 %
Tanggal 31 Agustus 2015
Kelas I : 5 tt (1 bed kosong ) Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong) Kelas II pria : 2 tt (0 bed kosong) Kelas III wanita : 12 tt ( 5 bed kosong)
Kelas III pria : 17 tt ( 10 bed kosong)
d. Gambaran jumlah tempat tidur di ruangan anak kelas I dan II Tanggal 30 Agustus 2015
Kelas I : 5 tt (0 bed kosong )
Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)
BOR : 8/9 x 100 % = 88,89 %
Tanggal 30 Agustus 2015
Kelas I : 5 tt (1 bed kosong )
Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)
BOR : 7/9 x 100 % = 77,78 %
2. Kebutuhan Tenaga Perawat (dari tanggal 30-31 Agustus) a. Ruang anak secara umum
Klasifikasi Pasien
Kebutuhan Tenaga Perawat
Pagi Sore Malam
Total Care 9 x 0,36 = 3,24 9 x 0,30 = 2,7 9 x 0,20 = 1,8 Partial Care 18 x 0,27 = 4,46 18 x 0,15 = 2,7 18 x 0,07 = 0,26 Minimal Care 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,7 5 x 0,10 = 0,5
Jumlah 8,55 6,1 3
Kesimpulan Jumlah tenaga perawat
Pagi : 9 orang
Sore : 6 orang
Malan : 3 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di ruang anak berjumlah 18 orang
b. Ruang anak Kelas I dan II
Kesimpulan Jumlah tenaga perawat yang bertugas :
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malan : 1 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan per hari yang bertanggung jawab di ruang anak kelas I dan II berjumlah 4 orang
E. ANALISA SWOT
Model praktik keperawatan profesional . 1. Strength ( Kekutan )
a. Dokter spesialis anak 1 b. Memiliki visi dan misi
c. SDM : S1 Keperawatan 3 orang, D3 10 orang, SMU 3 orang.
d. Tempat PBK D III dan S 1 keperawatan e. Punya protaf khusus perawatan anak
f. Punya sarana dan prasarana penunjang untuk kasus anak g. Punya ruang pertemuan perawat/dokte
2. Weakness ( Kelamahan )
a. Kuantitas & kualitas SDM masih belum memadai
b. MPKP belum pernah dilaksanakan dengan sistem penugasan primer c. Tanggung jawab perawat & model penugasan yang dipakai masih
belum jelas.
3. Oppurtunity ( Kesempatan )
a. Program D 3 khusus, dan S1 keperawatan b. Sosialisasi, belajar bersama
c. Pelatihan dan seminar 4. Thretened ( Ancaman )
Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat tentang pelayanan yang baik Adanya permintaan tanggung jawab dan tanggung gugat
F. PERMASALAHAN
Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang belum adanya metode penugasan yang jelas dalam praktik keperawatan profesional di ruangan anak.
G. RENCANA STRATEGIS
Melakukan penerapan model praktik keperawatan profesional dengan metode penugasan Primer.
Metode Primer :
Metode penugasan primer adalah dimana perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien tersebut masuk sampai dengan keluar rumah sakit. Metode ini mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana asuhan keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar tanggung jawab dan tanggung gugat model praktik keperawatan primer sebagai berikut :
Keuntungan / Kelebihannya :
Kelebihan dari “primery Nursing adalah :
1. Sifatnya kontinyu dan komrehensif
2. Perawat primer mendapat akontabilitas tinggi terhadap hasil dan kesempatan besar untuk mengembangkan diri.
3. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan
4. Tim kesehatan lain senantiasa akan mendapat informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.
5. Bagi pasien merasa dimanusiakan karena terpenenuhinya kebutuhan secara individu
Kelemahan :
Proses keperawatan dilakukan oleh perawat-perawat yang memilki pengalaman dan pengetahuan memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.
Tugas Perawat Primer :
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan 3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
PA PA
PA
PP. 1 PP.2 PP.3
4. Mengkomunikasikan dan koordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain/perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai 6. Menerima dan menyelesaikan rencana
7. Melakukan rujukan
8. Membuat perjanjian klinik
9. Mengadakan kunjungan rumah
Peran Kepala Ruangan :
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer 2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten 4. Evaluasi kerja
5. Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf
6. Membuat 1 – 2 pasien untuk model agar dapat mengenal masalah hambatan yang terjadi
Ketenagaan :
Setiap perawat primer adalah perawat bed side Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat Penugasan dilakukan oleh kepala bangsal
Perawat primer dibantu perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat asisten.
Tangung jawab utama perawat primer :
1. Memberikan dan menyiapkan informasi klinik yang diperlukan dari kliennya, terutama saat perawat primer of duty
2. Perawat primer bertanggung jawab dalam menentukan memutuskan pemberian intervensi keperawatan yang sesuai dengan klien dan instruksi yang diberikan dapat dilaksanakan oleh perawat associate
TIMBANG TERIMA
Analisa SWOT Timbang Terima 1. Strength ( Kekutan )
a. Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal b. Perawat terlibat langsung
c. SDM : 3 orang S1 Keperawatan, D 3 Keperawatan 10 orang, SMU 3 orang
d. Adanya kemampuan perawat untuk melaksanakan timbang terima e. Punya protaf khusus perawatan anak
2. Weakness ( Kelamahan )
a. Bahasa yang digunakan bukan bahasa Indonesia
b. Isi materi laporan masih kurang terarah pada masalah keperawatan. 3. Oppurtunity ( Kesempatan )
a. Kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi b. Tersedianya waktu untuk timbang terima
c. Adanya kesempatan pengembangnan tenaga keperawatan kejenjang yang lebih tinggi dan pelatihan keperawatan baik di dalam dan luar negeri 4. Thretened ( Ancaman )
a. Masuknya perawat asing ke Indonesia. b. Persaingan antar rumah sakit
PERMASALAHAN
Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa sistem timbang terima masih belum dilaksanakan secara optimal, karena hal-hal yang disampaikan dalam timbang terima belum mencakup secara keseluruhan, antara lain :
a. Masalah keperawatan yang masih muncul
b. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan masih terlalu umum.
RENCANA STRATEGIS
Pelaksanaan timbang terima akan tetap dilaksanakan hanya saja perlu adanya pembenahan agar dapat lebih optimal. Pembenahan kegiatan ini mulai pada minggu kedua dengan menetapkan alur timbang terima serta format timbang terima yang efektif dan efesien.
Timbang terima
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dinas sudah siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan. 2. Pelaksanaan
a. Di Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara penuh mengenai masalah keperawatan pasien serta segenap tindakan yang telah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan ( tanya jawab ).
b. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada petugas berikutnya.
c. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima : Identitas klien dan diagnosa medis
Masalah keperawatan yang masih muncul.
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum)
Intervensi kolaboratif.
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin dilaksanakan.
d. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
e. Sedapat dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
f. Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit. g. Timbang terima dilaksanakan oleh mahasiswa langsung dengan
perawat ruangan yang dinas shift berikutnya, meskipun mahasiswa dinas pagi semua.
h. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan langsung pada buku laporan ruangan oleh mahasiswa yang berperan sebagai PP.
Alur timbang terima adalah sebagai berikut :
PASIEN
DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN
PERKEMBANGAN KEADAAN PASIEN
FORMAT TIMBANG TERIMA
Nama : ... Dx. Medis : ... Umur : ... No Reg : ... Dokter : ... Kamar/Ruangan: ...
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan Tanda tangan/nama
terang
K e t Sudah
dilaksanakan
Surabaya, ...200 2
Petugas Yang Menerima Petugas Yang Menyerahkan
... ...
Mengetahui
Kepala Ruangan ...
... NIP...
Strength Weakness Opportunity Threatened
dukungan dari kepala ruangan
Belum dilaksanakannya sistem ronde keperawatan Perencanaan :
Menetapkan ronde keperawatan di ruangan anak RSUD Dr. Soebandi Jember
Ronde Keperawatan.
adalah kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping pasien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat Assosiet) serta melibatkan seluruh anggota tim
Karakteristik Pelaksanaan Ronde Keperawatan 1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. PP, PA dan konsuler melakukan diskusi 4. Konsuler memfasilitasi kreatifitas
kemampuan mangatasi masalah.
Kriteria pasien yang akan dilakukan ronde , adalah: 1. Pasien dengan penyakit kronis.
2. Pasien dengan komplikasi. 3. Pasien dengan penyakit akut.
Tujuan Ronde Keperawatan :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan 3. Meningkatkan validitas data klien
4. Menilai kemampuan justifikasi
5. Meningkatkan intervensi kemampuan menilai hasil kerja 6. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana keperawatan
Peran PP dan PA
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien 2. Menjelaskan masalah keperawatan utama klien
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan sudah dilakukan 4. Menjelaskan tindakan selanjutnya
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil
Peran PP lain / konsuler 1. Memberikan justifikasi 2. Memberikan reinforcement
3. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan 4. Mengarahkan dan koreksi
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
a. Menetapkan pasien dan jenis kasus serta masalah keperawatan yang dialami pesien.
b. Memberikan infomed consent pada klien/ keluarga c. Pembuatan proposal
d. Mencari literatur atau referensi untuk memperjelas kasus yang akan diambil.
e. Mendiskusikan hasil proposal dengan pembimbing klinik dan kepala ruangan anak
f. Mengkaji data yang telah dilakukan terhdp seluruh pasien, maka kelompok mengadakan analisa data berdasakan peran masing-masing.
2. Pelaksanaan
a. Perawat primer melakukan presentasi di ruang perawatan pasien mengenai pengkajian yang didapatkan pada paien, menentukan masalah keperawatan yang masih ada pada pasien, menjelaskan implementasi yang telah dilaksanakan.
b. Membuka acara diskusi, dimana kegiatan ini dilaksanakan di ruangan perawatan.
c. Tim ronde bersama-sama melakukan validasi terhadap masalah-masalah yang ditemukan di nurse station.
PP
PENETAPAN PASIEN PROPOSAL
PERSIAPAN PASIEN :
INFORM CONSENT
HASIL
DOKUMENTASI KEPERAWATAN Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Sudah terdapat format dokumentasi yang lengkap
Pendokumentasian proses keperawatan belum dilaksanakan secara optimal.
Rencana Strategis :
PENYAJIAN MASALAH APA YANG MENJADI MASALAH
CROSS CEK DATA YANG ADA
APA YANG MENYEBABKAN
MASALAH TERSEBUT
BAGAIMANA PENDEKATAN
TAHAP RONDE PADA BED
VALIDASI DATA
Tahap Ronde pada bed pasien
JUSTIFIKASI & DISKUSI DGN KARU, PP, PERAWAT KONSELOR
DISKUSI & EVALUASI
HASIL RONDE MASALAH TERATASI
TAHAP POST
1. Pembenahan format dokumentasi asuhan keperawatan
2. Perlu adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan
3. Perlu adanya reward system terhadap dokumentasi keperawatan yang baik.
Manfaat Dokumentasi keperawatan : 1. Aspek legal
2. Sebagai jaminan mutu 3. Aspek komunikasi
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
o Orang
dukungan dari kepala ruangan
perawat untuk lebih
Tidak ada sentralisasi obat
Perencanaan Strategis :
Perlu pelaksanaan sentralisasi obat di ruangan anak pada minggu ke –2
Sentralisasi Obat :
Sentralisasi obat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, karena dengan sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi ( pengobatan ) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat dilaksanakan pada ruang anak dengan jumlah tempat tidur 16 buah.
1. Persiapan
a. Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu lemari obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat
b. Melakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien melalui informed concent.
a. Sentralisasi obat dilaksanakan di ruang anak kelas I dan II mulai minggu I hari ke 4 sampai dengan minggu IV
b. Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat. c. Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pada
lembar daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.
d. Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa dan perawat ruangan dinas shift berikutnya.
e. Alur pelaksanaan sentralisasi obat adalah sebagai berikut
DOKTER
KELUARGA/ PASIEN
FARMASI/ APOTIK
KELUARGA/ PASIEN
PP / PERAWAT YANG MENERIMA
PENGATURAN / PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
SUPERVISI Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Kepala
tertulis yang baku dari
Supervisor belum dilaksanakan secara optimal
Perencanaan Strategis :
Menerapkan supervisor keperawatan yang lebih optimal (efesien dan efektif )
Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan.
Dalam pelaksanaan supervisi keperawatan, kelompok melalui 3 tahap, yaitu : 1. Persiapan
Pada tahap persiapan, kelompok melakukan :
a. Penetapan hari dilakukan supervisi keperawatan.
b. Menetapkan siapa yang menjadi kepala ruang yang akan mensupervisi dan PP yang akan disupervisi.
c. Menetapkan hal-hal apa saja yang akan disupervisi.
d. Membuat proposal supervisi keperawatan dan membuat format supervisi harian
2. Pelaksanaan
a. Supervisi dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruang dan penyampaian tujuan dan manfaat supervisi.
b. Kepala ruang memanggil PP dan menyampaikan hal apa yang akan disupervisi saat itu.
c. Kepala ruang meminta keterangan dan informasi seputar sistem pendokumentasian yang dibuat PP.
d. Memberikan masukan bila didapati kekurangan dalam sistem pendokumentasian dan memuji bila didapati hal-hal yang baik dan khusus yang memberikan nilai lebih kepada PP
3. Evaluasi
a. Mencatat / menuliskan semua masukan dan hasil supervisi kedalam laporan supevisi.