1
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PELATIHAN RESOLUSI KONFLIK
RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RUBELMAS)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)
Program Pelatihan : Resolusi Konflik (Pelatihan Dasar dan Lanjutan)
Pelaksana
: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Departemen Dalam Negeri RI
Peserta
: Masyarakat Penerima Program PNPM MP
Waktu
: 3195 menit @ 45 menit
Deskripsi Singkat:
Dalam pembelajaran ini dibahas tentang kaidah dan sistem hukum di Indonesia, konsep senketa/konflik, nilai-nilai dasar penyelesaian
masalah, jenis dan sumber konflik, pemetaan konflik, prosedur dalam penyelesaian konflik melalui jalur hukum dan nonhukum,
alternatif dispute resolution (ADR), Keterampilan negosiasi, keterampilan mediasi (Perma No 1/2008), keterampilan konseling,
dokumentasi kasus konflik, penyusunan kontrak/perjanjian di masyarakat, peran paralegal, advokasi dan bantuan hukum bagi
masyarakat Penerima PNPM Mandiri Perdesaan.
Tujuan Kurikuler:
Optimalisasi ruang belajar masyarakat (RUBELMAS) dalam meningkatkan kompetensi masyarakat penerima manfaat program untuk
mendukung pencapaian tujuan, peningkatan kinerja dan penyelesaian masalah dan sengketa/konflik terkait pelaksanaan program
PNPM Mandiri Perdesaan.
Tujuan Instrusional Umum:
1.
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sistem dan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia dalam menyelesaikan
masalah dan sengketa terkait pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan.
2
3.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam manajemen konflik dan penyelesaian kasus sengketa dan konflik yang
dihadapi melalui mekanisme litigasi dan nonlitigasi.
Struktur Materi Pelatihan:
Pelatihan ini dibagi dalam dua tahap yaitu:
1.
Pelatihan Dasar: Meteri pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman, keterampilan dan pengalaman belajar
kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam mediasi dan resolusi konflik terkait penyelesaian sengketa/konflik
yang dihadapi dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan. Kisi-kisi materi modul pelatihan dasar digambarkan
sebagai berikut;
Tabel 1. Kisi-Kisi Materi Modul Pelatihan Dasar
Modul Pokok Bahasan Durasi Kompetensi Dasar Tingkat
Kedalaman*) Pengetahuan Keterampilan Tindakan
(1) (2) (3) (4) (5)
Modul 1 Memahami Masalah, Sengketa dan Konflik x 1
1.1.1 Pengertian masalah, sengketa, dan konflik. ’ x 1
1.1.2 Membangun Nilai-nilai Dasar ’ x x 1
1.1.3 Memahami Jenis dan Dinamika Konflik ’ x x 1
Modul 2 Analisis Konflik
2.1.1 Analisis Pemangku Kepentingan yang berkonflik (Who analysis?)
’ x x 2
2.1.2 Analisis sumber konflik (What analysis?) ’ x x 2
2.1.3 Analisis Faktor Pendorong dan pemecah konflik (How analysis?
’ x x 2
2.1.4 Analisis konteks konflik (Where analysis?) ’ x x 2
Modul 3 Merumuskan strategi penyelesaian sengketa/konflik ’ x x 2
Modul 4 Merumuskan strategi penyelesaian sengketa/konflik berbasis kearifan lokal
’ x x 2
Modul 5 Penyelesaian Sengketa melalui mekanisme hukum ’ x x x 3
Modul 6 Alternative Dispute Resolution (ADR) ’ x x 3
3
penyelesaian sengketa/konflik.Modul 8 Keterampilan Negosiasi ’ x x 2
Modul 9 Keterampilan Mediasi ’ x x 2
Modul 10 Membangun Kesepakatan ’ x x 2
Modul 11 Membangun Kerja Advokasi ’ x x x 3
Jumlah Jam Pelatihan ’
4
2.
Pelatihan Lanjutan: Meteri pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman, keterampilan dan pengalaman belajar
kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam melakukan pendampingan hukum (paralegal) terkait penyelesaian
sengketa/konflik yang dihadapi dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan. Kisi-kisi materi modul pelatihan lanjutan
digambarkan sebagai berikut;
Tabel 2. Kisi-Kisi Materi Modul Pelatihan Lanjutan
Modul Pokok Bahasan Durasi Kompetensi Dasar Tingkat
Kedalaman*) Pengetahuan Keterampilan Tindakan
(1) (2) (3) (4) (5)
Modul 1 Mengenal Sistem dan Proses Pembentukan Hukum di Indonesia
x 2
1.1.1 Pengertian dan Kaidah Hukum di Indonesia ’ x 2
1.1.2 Sistem dan Proses pembentukan Hukum di Indonesia
’ x 2
Modul 2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan Hukum ’ x 1
Modul 3 Kesadaran Hukum Masyarakat ’ x x 2
Modul 4 Prespektif HAM dalam penyelesaian sengketa ’ x x 2
Modul 5 Konsep Paralegal ’ x x 2
Modul 6 Kompetensi Dasar Paralegal ’ x x 2
Modul 7 Keterampilan Fasilitasi bagi paralegal
7.1 Keterampilan Mendengar Efektif ’ x x 2
7.2 Keterampilan konseling ’ x x 2
Modul 8 Dokumentasi Kasus ’ x x 3
Modul 9 Strategi Penanganan Kasus Perdata ’ x x 3
Modul 10 Strategi Penanganan Kasus pidana ’ x x 3
Modul 11 Keterampilan membuat dokumen hukum dan perjanjian ’ x x 3
Modul 12 Pengembangan bantuan Hukum bagi penerima PNPM-MP
’ x x 2
Modul 13 Membangun Jaringan Advokasi Hukum ’ x x 2
Jumlah Jam Pelatihan ’
5
Garis-Garis Besar Materi Pelatihan(GBPP)
Berikut ini diuraikan kerangka umum materi pelatihan dalam RUBELMAS yang terdiri dari (a) Pelatihan Dasar dan (b) Pelatihan
Lanjutan. GBPP menyangkut tujuan, substansi materi, metode, waktu dan evaluasi sebagai panduan bagi penyelenggara, pelatih dan
peserta dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
A.
Pelatihan Dasar
Tabel 3. GBPP Modul Pelatihan Dasar (Resolusi Konflik)
No. Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Uraian Metode Waktu Evaluasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Peserta diharapkan memahami masalah, sengketa, konflik dan nilai dasar dalam penyelesaian masalah
1.1. Memahami Masalah, Sengketa dan Konflik 1.1.4 Pengertian masalah, sengketa, dan konflik.
Pengertian masalah, konflik dan sengketa dalam program
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Perbedaan masalah, sengketa dan konflik.
Curah pendapat Diskusi
Tukar pengalaman
90 menit Tes tulis Tes Lisan
1.1.5 Membangun Nilai-nilai Dasar
Mengggali secara mendalam nilai-nilai yang selama ini menjadi panduan dalam upaya
penyelesaian masalah. Misalnya; a. Perlindungan dan HAM b. Kedaulatan Rakyat c. Keragaman d. Anti kekerasan e. Lingkungan f. Kesataraan gender
Curah pendapat Kartu nilai, Diskusi kelompok
45 menit Tes tulis Tes Lisan
1.1.6 Memahami Jenis dan Dinamika Konflik
Jenis konflik yang terjadi dalam masyarakat;
a. Konflik personal b. Konflik relasional c. Konflik struktural, dan d. Konflik kultural.
Jendela Konflik Berbagi pengalaman, Diskusi kelompok
6
Dinamika konflik; a. Tanpa konflik b. Konflik laten c. Konflik permukaan d. Konflik terbuka 2. Peserta diharapkan mampu
mengidentifikasi sengketa dan konflik dalam pelaksanan program PNPM Mandiri Perdesaan
Analisis Konflik 2.1 Analisis Pemangku
Kepentingan yang berkonflik (Who analysis?)
Mengidentifikasi siapa pelaku atau pemangku kepentingan yang terlibat dalam konflik yaitu;
Pelaku utama
Pelaku pendukung dan
Pelaku lain yang berpengaruh
Pelaku netral
Sosiometrik Curah pengalaman Simulasi
presentasi
90 menit Observasi
2.2 Analisis sumber konflik (What analysis?)
Mengidentifikasi mengapa terjadinyanya konflik dengan menemukan apa saja yang menjadi penyebab konflik dengan menggali hal-hal berikut;
Inti masalah yang diperselisihkan.
Penyebab masalah itu muncul.
Akibat yang ditimbulkan dari masalah.
Pohon Masalah
Problem Tree
Simulasi, dan diskusi kelompok.
90 menit Observasi
2.3 Analisis Faktor Pendorong dan pemecah konflik (How analysis?)
Mengidentifikasi Faktor-faktor pendorong konflik dan perekat hubungan dengan menggali hal-hal berikut;
(a) Faktor Pendorong Perdamaian;
Proses Perdamaian
Pemberdayaan Masyarakat.
Hubungan dagang
Kelompok perdamaian (b) Faktor Pemicu Konflik;
Kekerasan sebelumnya
Analisis Tulang
Ikan Fishborn
Simulasi, dan diskusi kelompok.
7
Kemiskinan
Perbedaan Politik
Eksploitasi sumber daya. 2.4 Analisis konteks konflik
(Where analysis?)
Mengkaji hubungan antara perilaku, tata ruang dan konteks dimana konflik itu terjadi dengan menggali hal-hal berikut;
(a) Pemetaan wilayah (Geografic mapping)
(b) Pemetaaan ruang sosial. (c) Pemetaan sumber daya.
Pemetaan tata ruang sosial, ekonomi dan lingkungan Simulasi, dan diskusi kelompok.
90 menit Observasi
3. Peserta mampu merumuskan strategi penyelesaian sengketa/konflik dalam pelaksanaan program PNPM-MP
Merumuskan strategi
penyelesaian sengketa/konflik
Berdasarkan hasil analisis konflik (analisis siapa, analisis, apa, analisis bagaimana dan analisis dimana) kemudian disusun beberapa alternatif penyelesaian dengan menggunakan kerangka kerja pembangunan peka konflik. Asepk perumusan strategi alternatif dengan melihat faktor-faktor pendorong perdamaian dan pemecah konflik yang terjadi dalam berbagai tingkatan dalam pelaksanaan program PNPM-MP. Menggali kasus atau pengalaman peserta dalam menyelesaikan masalah, sengketa/konflik dalam pelaksanaan program.
Matrik Divider & Connector Piramida Konflik Simulasi Presentasi
90 menit Observasi
4. Peserta diharapkan mampu mengembangkan pilihan dalam penyelesaian sengketa/konflik berbasis kearifan lokal.
Merumuskan strategi
penyelesaian sengketa/konflik berbasis kearifan lokal
Menggali kasus atau pengalaman peserta dalam menyelesaikan masalah, sengketa/konflik
berdasarkan nilai-nilai, budaya dan kearifan lokal yang berlaku di Indonesia. Mekanisme
penyelesaian konflik lokal dengan memperkuat institusi sosial dan
Local Wisdom Approach
Role Play Dokumentasi Apresiasi Budaya
8
pranata masyarakat dengan mengedepankan nilai, norma, kebiasaan, sistem religi, potensi, kepemimpinan, sistem sosial dan budaya.
5. Peserta mampu memahami pola penyelesaian sengketa/konflik melalui mekanisme hukum
Penyelesaian Sengketa melalui mekanisme hukum
Mekanisme penyelesaian sengketa/konflik melalui jalur huum di Indonesia mencakup. (a) Jenis Kasus Hukum;
Kasus Perdata
Kasus Pidana.
Kasus Tata Usaha Negara (b) Pembagian Hukum Acara;
Hukum Acara Perdata.
Hukum Acara Pidana.
Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. (c) Mekanisme Penyelesaian
Perdata melalui;
Gugatan kelompok (class action)
Hak Gugat Organisasi (Legal Standing)
Gugatan warga Negara (Citizen Law Suit)
Presentasi Studi kasus dan Dokumentasi
90 menit Tes tulis Tes lisan
6. Peserta diharapkan memahami konsep Alternative Dispute Resolution (ADR) sebagai pendekatan penyelesaian sengketa/konflik melalui Non Litigasi.
Alternative Dispute Resolution (ADR)
ADR merupakan salah satu pendekatan dalam menyelesaikan berbagai kasus sengketa atau konflik tanpa melalui jalur hukum dengan mengembangkan berbagai pendekatan yang mungkin
dilakukan oleh masyarakat, mencakup. Landasan hukum ADR didasarkan pada Perma No. 1 tahun 2008 tentang mediasi.
Presentasi- Pemaparan, Tanya Jawab dan Curah Pendapat
90 menit Tes tulis Tes lisan
9
menemukan pilihan penyelesaian sengketa/konflik secara kreatif.
mengembangkan pilihan penyelesaian sengketa/konflik.
mental dalam mengembangkan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan atau ide baru. Proses kreatif (divergen) mencakup:
(a) Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
(b) Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama.
(c) Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti oh ya . (d) Tahap Verifikasi; adalah tahap
munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Simulasi Presentasi
8. Peserta mampu menyelesaikan sengketa/konflik melalui negosiasi
Keterampilan Negosiasi Negosiasi merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan sengketa yang memandang
Role play (sosiodrama) Studi kasus
10
kedudukan kedua pihak sejajar dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip negosiasi dan peran negosiator.
Perbedaan negosiasi dengan pendekatan lain.
Proses negosisasi mencakup; (a) persiapan
(b) membuka negosiasi (c) Negosiasi, dan
(d) Penutupan-Kesepakatan
Apresiasi
9. Peserta mampu menyelesaikan sengketa/konflik melalui mediasi
Keterampilan mediasi Mediasi merupakan salah satu cara dalam penyelesaian sengketa dengan menggunakan pihak ketiga sebagai mediator.
Prinsip-prinsip mediasi dan peran mediator.
Perbedaan mediasi dengan pendekatan lain.
Proses mediasi mencakup; (a) Persiapan
(b) Pendahuluan (c) Pemaparan Kisah (d) Pemecahan Masalah (e) Kesepakatan (f) Menuju Rekonsiliasi
Role play (sosiodrama) Studi kasus Apresiasi
180 menit Observasi Refleksi
10. Peserta mampu membangun kesepakatan antarpemangku
kepentingan yang terlibat dalam konflik
Membangun Kesepakatan Pengertian dan prinsip-prinsip dalam membangun kesepakatan dalam kerangka penyelesaian masalah/sengketa/konflik secara lestari.
Memahami motivasi, tujuan dan kepentingan parapihak yang bersengketa.
Proses membangun kesepakatan antarpihak yang bersengketa;
Problem solving
induktif dan deduktif
Studi Kasus Diskusi kelompok
11
(a) Mengembangkan Analisis bersama.
(b) Pengambilan keputusan dan Perumusan Kesepakatan. (c) Komitmen dan aksis bersama 11. Peserta mampu memahami Advokasi
sebagai sarana untuk mempengaruhi kebijakan publik
Membangun Kerja Advokasi Pengertian, fungsi dan tujuan advokasi dalam mempengaruhi kebijakan publik dalam rangka mendorong partisipasi masyarakat membela kepentingannya.
Beberapa alasan masyarakat melakukan advokasi. Terdapat dua pendekatan dalam melakukan advokasi;
(a) Advokasi kebijakan (non-litigasi)
(b) Advokasi hukum (litigasi) Proses advokasi;
(a) Mengidentifikasi isu yang akan diadvokasi
(b) Investigasi
(c) Menentukan sasaran dan menentukan
(d) Merumuskan strategi (e) Membangun aliansi (f) Mendidik konstituen. (g) Melakukan loby
Presentasi Curah gagasan kerangka kerja advokasi Studi Kasus Diskusi kelompok
12
B.
Pelatihan Lanjutan
Tabel 4. GBPP Modul Pelatihan Lanjutan (Paralegal)
No. Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Uraian Metode Waktu Evaluasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Peserta diharapkan memahami Sistem dan kaidah Hukum yang berlaku di Indonesia.
Mengenal Sistem dan Proses Pembentukan Hukum di Indonesia
1.1 Pengertian dan Kaidah Hukum di Indonesia
Pengertian dan landasan filosofis tentang hukum yang berlaku di Indonesia. Beberapa norma hukum dan norma lain yang berlaku dalam masyarakat. Konstruksi hukum, moralitas dan keadilan hukum bagi masyarakat dengan memberikan beberapa contoh praktis di lapangan
Presentasi- Pemaparan, Tanya Jawab dan Curah Pendapat
45 menit Tes tulis Tes lisan
1.2 Sistem dan Proses pembentukan Hukum di Indonesia
Penjelasan tentang sistem hukum di Indonesia mencakup konsep, fungsi dan kedudukan dalam sistem peraturan dan perundang-undangan. Pembagian hukum di Indonesia meliputi;
a. Hukum Publik; hukum tatausah/administasi Negara (HAN), hukum tatanegara (HTN), hukum
agrarian/pertanahan dan hukum pidana
b. Hukum Privat (sipil); hukum perdata.
Hirarki hukum menyangkut tata urutasn peraturan
perundang-Presentasi- Pemaparan, Tanya Jawab dan Curah Pendapat
13
undangan berdasarkan UU No. 10/2004 tentang Hirarki Hukum di Indonesia.
2. Peserta diharapkan mampu berpartisipasi dalam proses pembentukan hukum
Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan Hukum
Peran masyarakat dalam proses pembentukan hukum khususnya menyangkut peraturan di daerah yang berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan.
Mekanisme penyusunan peraturan daerah (Perda) sebagai tahapan yang harus dilalui untuk
melibatkan masyarakat dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan di daerah. Pelibatan berbagai kelompok masyarakat, para pihak yang berkonflik dan perempuan.
Participation Action Research
(PAR) Konsultasi Curah pendapat Diskusi kelompok.
90 menit Tindakan Obeservasi
3. Peserta memiliki kesadaran hukum dalam menyelesaikan berbagai sengketa/konflik.
Kesadaran Hukum Masyarakat Pengertian kesadaran hukum dalam kerangka penyelesaian sengketa/konflik dalam masyarakat.
Memahami tingkat kesadaran masyarakat melalui beberapa indikator; tingkat kriminalitas, pelanggaran, KDRT, indeks korupsi, dan Pelayanan Hukum. Peran penegakan hukum dalam mendorong keadilan masyarakat.
Curah pendapat Diskusi kelompok Studi kasus.
90 menit Self- assessment
4. Peserta diharapkan memiliki kesadaran tentang prespektif HAM dalam
penyelesaian sengketa/konflik
Prespektif HAM dalam penyelesaian sengketa
Hak Azasi Manusia (HAM) merupakan hak yang dimiliki oleh setiap manusia yang harus dilindungi. Latar belakang lahirnya Deklarasi Universal HAM (1947) sebagai standar umum semua Negara untuk menjung martabat manusia. Instrumen yang
Pemaparan konsep HAM Curah pendapat Studi kasus Analisis HAM
14
digunakan dalam HAM seperti; Konvensi HAM, DUHAM, CEDAW, Deklarasi Anti Kekerasan dan UU PKDRT. Konsep pemenuhan dan pelanggaran HAM menyangkut prosedur dan mekanisme penyelesaiannya.
5. Peserta diharapkan memahami konsep, fungsi dan kedudukan paralegal dalam pelaksanaan program PNPM-MP
Konsep Paralegal Paralegal merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan peran dan fungsi pendamping masyarakat dalam membangun kesadaran hukum masyarakat; Fungsi Paralegal;
(a) Agen penguatan hukum (b) Mediator antara korban
dengan pihak lainnya (c) Pendamping hukum
masyarakat
(d) Psikososial terhadap korban. (e) Akses perlindungan korban (f) Membantu pengacara dalam
pendampingan kasus hukum Peran Paralegal dalam mendukung pelaksanaan PNPM-MP
Pemaparan konsep paralegal Curah pendapat Diskusi kelompok Nara sumber
90 menit Tes Tulis Tes Lisan
6. Peserta diharapkan memiliki
keterampilan dasar sebagai paralegal
Kompetensi Dasar Paralegal Secara umum kompetensi yang harus dimiliki diantaranya; (a) Negosiasi, mediasi, konsiliasi
dan lobby.
(b) Komunikasi (mendengar efektif, bertanya dan
reframing). (c) Pendidikan hukum
(d) Dokumentasi dan investigasi. (e) Administrasi dan informasi
hukum.
Jendela Paralegal Studi kasus Kartu Kompetensi Paralegal
Role play/simulasi Game
90 menit
Self-Assessment
15
keterampilan dasar fasilitasi
penanganan sengketa/konflik dalam pelaksanaan program PNPM-MP
Paralegal
7.1 Keterampilan Mendengar Efektif
Mengenali gaya komunikasi peserta dengan memahami karakter dan kebiasaan dalam bertanya dan mendengar. Teknik mendengar efektif; (a) Paraphrasing.
(b) Menarik Keluar (Drawing people out).
(c) Memantulkan (Mirroring) (d) Pengumpulan gagasan (e) Mengurutkan (Stacking) (f) Mengembalikan jalur
(Tracking)
(g) Menguatkan (Encouraging) (h) Menyeimbangkan (Balancing) (i) Membuka ruang (Making
space)
Game Simulasi Curah pendapat
135 menit Observasi Lembar Praktek
7.2 Keterampilan konseling Konseling adalah suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang pendamping paralegal. Prinsip-prinsip konseling korban (non diskriminatif,
penerimaan, kesetaraan, kerahasiaaan, tidak menghakimi, keunikan, dll)
Tahapan konseling meliputi; (a) Tahap permulaan/pembinaan
raport
(b) Tahap eksplorasi masalah. (c) Tahap eksplorasi penyelesaian
masalah.
(d) Tahap pemberian rujukan. (e) Tahap
akhir/kontrak/penyimpulan
Studi kasus Simulasi Curah pendapat
16
(f) Tahap pencatatan 8. Peserta diharapkan mampu
mendokumentasikan berbagai kasus sengketa/konflik dan pengaduan
(complaint) dalam pelaksanaan
PNPM-MP
Dokumentasi Kasus Pengertian pendokumentasian kasus terkait pelaksanaan PNPM-MP. Manfaat dokumentasi kasus dalam penyelesaian sengketa baik yang bersifat perdata maupun pidana. Penetapan kualifikasi kasus dan tingkat urgensi penyelesaian.
Jenis pendokumentasian kasus; (a) Observasi (participant
observation).
(b) Urutan kronologis kejadian, yang mencoba mengumpul=-kan informasi tentang kejadian suatu sengeketa.
(c) Studi kemasyarakatan, (community study). (d) Mikroethnografi.
Prosedur pendokumentasian kasus meliputi;
(a) Tahap menerima, mencari dan mempelajari informasi awal. (b) Tahap persiapan.
(c) Tahap Observasi dan Investigasi.
(d) Tahap pengumpulan dan klasifikasi.
(e) Analisis hasil dan Pelaporan.
Studi kasus Pemaparan kasus Dokumentasi Asistensi
180 menit Observasi Lembar Kerja
9. Peserta diharapkan mampu mendampingi penyelesaian kasus perdata dalam pelaksanaan program PNPM-MP
Strategi Penanganan Kasus Perdata
Pola penyelesaian kasus perdata meliputi;
(a) Perbuatan melawan hukum. (b) Pelanggaran kontrak. (c) Persoalan ganti rugi.
Bedah kasus praktek acara hukum perdata.
Microteaching; Praktek Hukum Acara Perdata. Studi kasus perdata Simulasi Konsultasi
17
(a) Teknik pembuatan surat kuasa (b) Teknik penyusunan gugatan
dan jawaban.
(c) Proses penanganan kasus perdata melalui proses mediasi (mengajukan gugatan, jawaban atas gugatan, replik, duplik, pembuktian,
kesimpuilan dan putusan). Upaya hukum:
(a) Pengadilan Tingkat I: PN/PA (b) Pengadilan Tingkat II/Banding:
PTN/PTA.
(c) Pengadilan Tingkat Kasasi: MA
10. Peserta diharapkan mampu mendampingi penyelesaian kasus pidana dalam pelaksanaan program PNPM-MP
Strategi Penanganan Kasus pidana
Hukum acara pidana mengatur cara bagaimana menjaga
kelangsungan pelaksanaan hukum materil berkaitan dengan
kepentingan umum (pencurian, korupsi, penghinaan, pelecehan dsb);
(a) Proses penegakan hukum (pelaporan, pemanggilan, pemeriksaan, penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemberkasan) (b) Proses Pengadilan (pra
pemeriksaan dan
pemeriksanaan di pengadilan) (c) Eksekusi putusan pengadilan.
Microteaching; Praktek Hukum Acara Pidana. Studi kasus pidana Simulasi
Konsultasi
135 menit Observasi Tindakan
11. Peserta diharapkan terampil dalam membuat dokumen hukum dan perjanjian berkaitan dengan pelaksanaan PNPM-MP
Keterampilan membuat dokumen hukum dan perjanjian
Pengertian dokumen perjanjian kontrak. Struktur dan anatomi kontrak serta tahapan penyusunan k ontrak. Asas kontrak/perjanjian Syaratnya kontrak/perjanjian Berakhirnya kontrak/perjanjian.
Presentasi Praktek Kerja Asistensi
18
Kontrak menurut namanya dibedakan menjadi dua, yaitu kontrak bernama atau kontrak nominat, dan kontrak tidak bernama atau kontrak innominat. kontrak bernama adalah kontrak jual beli, tukar menukar, sewa-menyewa, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penanggungan utang, perdamaian, dll. Kontrak tidak bernama adalah kontrak yang timbul, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat. Jenis kontrak ini belum tercantum dalam kitab undang-undang hukum perdata, misalnya leasing, sewa-beli, keagenan, franchise, kontrak rahim, joint venture, kontrak karya, production sharing. Kontrak menurut bentuknya dibedakan menjadi kontrak lisan dan kontrak tertulis. Kontrak lisan adalah kontrak yang dibuat secara lisan tanpa dituangkan kedalam tulisan. Kontrak tertulis adalah kontrak yang ituangkan dalam tulisan.
12. Peserta diharapkan dapat
menemukenali sumberdaya hukum yang tersedia dalam penyelesaian sengketa terkait pelaksanaan program PNPM-MP
Pengembangan bantuan Hukum bagi penerima PNPM-MP
Mengidentifikasi kasus yang sering muncul dan mendapatkan prioritas dalam program PNPM-MP
Mengidentifikasi mekanisme penyelesaian kasus.
Mengidentifikasi sumber daya untuk mengembangkan
mekanisme bantuan hukum bagi
Pemaparan Curah pendapat Studi Kasus Diskusi Kelompok
19
masyarakat.
Mengintegrasikan bantuan hukum masyarakat dalam program PNPM-MP
13, Peserta diharapkan memahmi pentingan membangun jaringan advokasi hukum dalam pelaksanaan program PNPM-MP
Membangun Jaringan Advokasi Hukum
Pengertian jaringan advokasi hukum dan manfaatnya dalam mendorong perlindungan hak penerima manfaat program PNPM-MP. Prinsip-prinsip dalam
membangun jaringan advokasi hukum. Mengidentikasi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam mendorong pembelaan dan perlindungan hak hukum bagi masyarakat.
Strategi dalam membangun jaringan advokasi hukum
Pemaparan Curah pendapat Studi Kasus Diskusi Kelompok
90 menit Tes Lisan Tes Tulis
wb328905