• Tidak ada hasil yang ditemukan

WRAP UP SKENARIO 3 BLOK ENDOKRIN DAN MET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "WRAP UP SKENARIO 3 BLOK ENDOKRIN DAN MET"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

WRAP UP SKENARIO 3

BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME “MENSTRUASI TIDAK TERATUR”

KELOMPOK A.2

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

2014/2015

KETUA : Bella Amelia S 1102012043

SEKRETARIS: Chairunnisa Rifka 1102012044

ANGGOTA : Adi Wibowo 1102011006

(2)

Skenario 3

MENSTRUASI TIDAK TERATUR

Seorang wanita, 20 tahun, mahasiswi universitas yarsi, datang ke Poliklinik RS dengan keluhan haid tidak teatur yaitu sejak 6 bulan yang lalu. Setiap haid lamanya 2 – 3 minggu. Dua hari ini, haid banyak sekali (5 x ganti pembalut sehari). Pasien mendapatkan haid yang pertama sejak usia 12 tahun, teratur setiap bulan.

Pemeriksaan fisik didapatkan:

Keadaan umum : tampak pucat Kesadaran : komposmentis

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Jantung dan Paru : dalam batas normal

Pemeriksaan luar ginekologi: Abdomen:

Inspeksi : Perut tampak mendatar Palpasi : lemas

Auskultasi : bising usus normal Vulva/vagina : fluksus (+)

Pemeriksaan penunjang:

USG Ginekologi: Uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium kanan dan kiri normal. Tidak tampak massa pada adneksa kanan dan kiri.

Lab. Darah rutin: Hb 10 g/dL, trombosit 300.000 /uL, lain – lain normal.

Berdasarkan pemeriksaan di aras, Dokter menduga kelainan haid disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal.

(3)

Kata – kata Sulit

1. Fluksus : Cairan berlebih yang keluar dari vagina

2. Menstruasi : Luruhnya dindin endometrium karena tidak ada fertilisasi

3. Ginekologi : Pemeriksaan untuk mendeteksi keadaan atau ketidak normalan uterus dan ovarium

4. Adneksa : Benjolan di jaringan dekat Rahim . Biasanya di indung telur dan tuba falopi

5. Istihadhah : Darah yang keluar dari kemaluan wanita diluar haid. Serta bukan karena melahirkan.

(4)

1. Apa penyebab fluksus?

2. Apa hubungannya hb rendah dengan menstruasi tidak teratur? 3. Hormon apa yang mempengaruhi haid yang tidak teratur?

4. Pemeriksaan penunjang Gold standard untuk pasien dengan menstruasi tidak teratur?

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakseimbangan hormon? 6. Bagaimana cara membedakan haid dengan istihadhah?

7. Apa tatalaksana yang akan diberikan dokter? 8. Apa yang menyebabkan pasien pucat?

Jawaban

1. Karena ktidakseimbangannya hormon

2. Karena pengeluaran darah yang berlebih pada saat haid menyebabkan hb yang rendah.

3. Karena terganggunya hormon GnRH, FSH, LH, Progesteron dan estrogen. 4. Cek hormon yang dapat mempengaruhi menstruasi.

5. - Berat badan - Stress - Gaya hidup

- Kurang / kelebihan olahraga

6. darah haid yang keluar lebih dari 12/15 hari. 7. Terapi hormon & menghindarkan factor resiko. 8. Karena hb nya turun.

(5)

Haid tidak teratur dan Jumlah yang banyak, dapat disebabkan oleh berat badan, stress, gaya hidup seperti kurang atau olahraga yang berlebih dan makanan yang dikonsumsi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Fundus uteri tidak teraba dan ketidakseimbangan hormon. Dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosis (Gold Standard) yaitu cek hormon. Didapatkan ketidakseimbangan hormon atau terganggunya hormon GnRH, LH, Progesteron dan estrogen. Tatalaksana pada ketidakseimbangan hormon adalah terapi hormon dan menghindari factor resiko serta diberikan edukasi tentang perbedaan darah haid dan istihadhah.

(6)

L.I.1. Memahami dan menjelaskan Anatomi Reproduksi Wanita L.O.1.1. Makroskopis anatomi reproduksi wanita

L.O.1.2. Mikroskopis anatomi reproduksi wanita

L.I.2. Memahami dan menjelaskan Fisiologi & Biokimia haid dan hormonal wanita L.I.3. Memahami dan menjelaskan kelainan haid

L.O.3.1. Berdasarkan kelainan Siklus

L.O.3.2. Berdasarkan kelainan jumlah dan lamanya pendarahan L.O.3.3. Berdasarkan gangguan lainnya

L.O.3.4. Metroragia

L.I.4. Memahami dan menjelaskan perbedaan haid dengan istihadhah dalam prespeksi islam L.I.5. Memahami dan menjelaskan ibadah yang dapat dijalankan dalam keadaan suci dan tidak suci

(7)

L.O.1.1. Makroskopis anatomi reproduksi wanita Anatomi Makroskopis

OVARIUM

Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii. Bagian ligamentum latum yang teletak diantara perlekatan Mesovarium dan dinding lateral pelvis disebut ligamentum suspensorium ovarii. Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan sisa bagian atas gubernaculums, menghubungkan pinggir lateral uterus dengan ovarium.

Ovarium biasanya terletak di depan dinding lateral pelvis pada lekukan yang disebut fossa ovarica. Letak ovarium sering ditemukan tergantung ke bawah ke dalam excavation rectouterina (cavum Douglasi). Ovarium dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis disebut tunica albuginea. Bagian luar capsula ini dibungkus oleh lapisan peritoneum yang mengalami modifikasi disebut epithelium germinativum.

Fungsi

Ovarium merupakan organ yang bertanggung jawab terhadap produksi sel benih perempuan yang disebut ovum dan hormon seks perempuan (estrogen dan progesterone) pada perempuan dewasa.

Pendarahan

Ovarium disuplai oleh A.ovarica (cabang aorta abdominalis), sedangkan venanya muncul dari hilus ovarium sebagai pleksus pampiniformis, diteruskan ke V.ovarica dextra lalu ke V.cava inferior (kecuali V.ovarica kiri yang terlebih dahulu bermuara ke V.renalis sinistra).

(8)

Pembuluh limf ovarium mengikuti arteria ovarica dan mengalirkan limf ke nodi para aortici, setinggi vertebra L1.

Persarafan

Persarafan ovarium berasal dari plexus aorticus dan mengikuti perjalanan arteria ovarica. TUBA UTERINA

Setiap wanita yang normal memiliki sepasang di kiri dan kanan terletak pada pinggir atas ligamentum latum. Panjang masing-masing saluran ini sekitar 10-12 cm. Masing-masing menghubungkan kavitas uteri. Pada tuba ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian, sebagai berikut :

1. Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai pada ostium internum tubae.

2. Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum dan merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S.

3. Pars Isthmica, bagian tuba sebelah keluar dari dinding uterus dan merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.

4. Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya menghadap ke rongga perut, Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna sebagai alat penangkap ovum.

Fungsi

Saluran telur (tuba uterina falopii) adalah saluran antara rongga rahim dengan indung telur. Pada bagian ujungnya saluran telur berbentuk seperti jemari disebut fimbria berfungsi menangkap sel telur yang dilepaskan indung telur saat ovulasi. Setiap wanita yang normal memiliki sepasang di kiri dan kanan. Panjang masing-masing saluran ini sekitar 10-12 cm.

Saluran telur bagian ujung, sekitar dua pertiga panjang saluran, disebut ampula yang merupakan tempat terjadinya pertemuan antara sel telur dan sel sperma (fertilisasi). Kemudian embrio yang berkembang akan bergerak menuju rongga rahim dengan bantuan sapuan rambut-rambut getar (silia) di dinding saluran telur dalam waktu 7 hari.

Pendarahan

Arteria uterine merupakan cabang arteria iliaca interna sedangkan arteria ovarica cabang dari aorta abdominalis. Vena mengikuti arteri.

Aliran Limf

Pembuluh limf mengikuti jalannya arteria dan bermuara ke nodi iliaci interni dan para aortici. Persarafan

Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastricus inferior. UTERUS

(9)

Fungsi

Uterus berfungsi sebagai tempat menerima, mempertahankan, dan memberi makan ovum yang telah dibuahi. Tempat pembuatan hormon. Sebagai tempat terjadinya menstruasi.

Pendarahan

Pendarahan disuplai oleh A.uterina cabang A.iliaca interna. A.uterina beranastomosis dengan A.ovarica dan A.vaginalis. Sistem venanya mengikuti sistem pembuluh nadinya dan bermuara ke dalam vena iliaca interna.

Aliran Limf

Pembuluh limf dari fundus uteri berjalan bersama arteria ovarica dan mengaliran limf ke nodi para aortici setinggi vertebrata L1. Pembuluh limf dari corpus uteri dan cervix uteri bermuara ke nodi iliaci externi.

Persarafan

Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hypogastricus inferior

VAGINA

Vagina merupakan saluran yang menghubungkan uterus dengan vulva dan merupakan tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus dan dialiri banyak pembuluh darah serta serabut saraf secara melimpah. Panjang Vagina kurang lebih 10-12 cm dari vestibula ke uterus, dan letaknya di antara kandung kemih dan rektum.

Fungsi

Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada perempuan, tetapi juga dapat sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah menstruasi, sebagai jalan lahir pada waktu partus.

Pendarahan

Arteri vaginalis, cabang arteria iliaca interna dan ramus vaginalis arteria uterina. Sedangkan pada vena, vena vagina membentuk sebuah plexus venosus vaginalis di sekeliling vagina dan bermuara ke vena iliaca interna.

Aliran Limf

Pembuluh limf dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke nodi iliaci externi dan interni, pembuluh limf dari sepertiga bagian tengah vagina bermuara ke nodi iliaci interni, sedangkan sepertiga bagian bawahnya bermuara ke nodi inguinales superficiales.

Persarafan

Saraf yang mempersarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus inferior.

Mons veneris

Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian paling atas dari vulva

Labium mayora

(10)

Labium minora

Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.

Clitoris

Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena banyak mengandung saraf.

L.O.1.2. Mikroskopis anatomi reproduksi wanita OVARIUM

http://lh6.ggpht.com/-1FBn29-u_Pc/TktEQmvoZEI/AAAAAAAABQ4/6U78HWcgklg/s1600-h/ovary4xLb1%5B2%5D.jpg

Fungsi ovarium :  Produksi sel germinal  Biosintesis hormon steroid

Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka.

(11)

Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.

Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida

Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma). Setelah pelepasan oosit, folikel mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum

(12)

Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium

. UTERUS

Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat miometrium.

(13)

Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis) tumbuh kedalam lapisan basal endometrium.Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut endometrium sekretorik. Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua. Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris menstruasi.

Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut.

Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain:  Prolaktin.

 Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin – like growth factor binding protein -IGFBP-1)

 Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid (parathyroid hormone-related peptide –PTHrP)_

SERVIK & VAGINA

(14)

L.I.2. Memahami dan menjelaskan Fisiologi & Biokimia haid dan hormonal wanita Menstruasi

Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (esterogen dan progesteron) menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah.

Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya esterogen dan progesteron, terutama progesteron, pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsangan terhadap sel-sel endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula. Kemudian, selama 24 jam sebelum terjadinya menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah ke lapisan mukosa endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek involusi, seperti pelepasan bahan vasokonstriktor – mungkin salah satu tipe vasokonstriktor prostaglandin yang terdapat dalam jumlah sangat banyak pada saat ini.

Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya rangsangan hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium, khususnya dari pembuluh darah. Sebagai akibatnya, darah akan merembes ke lapisan vaskular endometrium, dan daerah perdarahan akan bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24 sampai 36 jam. Perlahan-lahan, lapisan nekrotik bagian luar dari endometrium terlepas dari uterus pada daerah perdarahan tersebut, sampai kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan superfisial endometrium sudah berdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di dalam kavum uteri, ditambah efek kontraksi dari prostaglandin atau zat-zat lain di dalam lapisan yang terdeskuamasi, seluruhnya bersama-sama akan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.

Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35 ml cairan serosa dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak membentuk bekuan, karena fibrinosin dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik endometrium. Bila terjadi perdarahan yang berlebihan dari permukaan uterus, jumlah fibrinolisin mungkin tidak cukup untuk mencegah pembekuan. Adanya bekuan darah selama menstruasi sering merupakan bukti klinis adanya kelainan patologi dari uterus.

Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan berhenti, karena pada saat ini endometrium sudah mengalami epitelisasi kembali. (Guyton, 2006)

(15)

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi: 1) Siklus ovarium (indung telur)

a. Fase folikel  awal  akhir b. Fase luteal 2) Siklus endometrium

a. Fase menstruasi b. Fase proliferasi c. Fase sekresi

 Kedua siklus tersebut berjalan bersamaan.

(16)

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.

Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

Pada siklus endometrium, terbagi jadi 3 fase, yaitu:

1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah

2) Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)

3) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium:

1) Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan

2) Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari

(17)

1) Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya

2) Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium

3) Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)

4) Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron

5) Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal

6) Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum 7) Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah

terjadi ovulasi

8) Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.

Faktor hormonal dalam siklus haid

Ovarium sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan tugas ganda, yaitu menghasilkan ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormon-hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini bekerja bersama untuk mendorong fertilisasi ovum dan untuk mempersiapkan sistem reproduksi wanita untuk kehamilan.

Hormon Estrogen

 Hormon ini disekresikan terutama oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta.

 Hampir semua estrogen ini berasal dari ovarium dan terdapat dua puncak sekresi : puncak pertama terjadi tepat sebelum ovulasi dan satu lagi terjadi selama fase midluteal.

 Efek Hormon :

1. Efek pada pada genitalia wanita : estrogen membantu pertumbuhan folikel ovarium dan meningkat motilitas tuba uterina. Hormon ini meningkatkan aliran darah uterus dan memiliki efek penting pada oto polos uterus.

2. Efek pada organ endokrin : estrogen mengurangi sekresi FSH. Pada keadaan tertentu estrogen menghambat sekresi LH (feedback negatif), pada keadaan lain, estrogen meningkatkan sekresi LH (feedback pisitif)

3. Efek pada SSP : hormon ini meningkatkan libido pada manusia.

(18)

 Fungsi estrogen:

 Pematangan pemeliharaan seluruh sistem reproduksi wanita,  Pembentukan karakteristik seks sekunder wanita,

 Penting pada masa prakonsepsi,

 Penting untuk pematangan dan pengeluaran ovum,

 Pembentukan berbagai karakteristik fisik yang menarik perhatian pria secara seksual,

 Mengangkut sperma dari vagina ke tempat fertilisasi di oviduktus,  Ikut berperan dalam perkembangan payudara sebagai antisipasi laktasi. Hormon Progesteron

 Pada fase folikular lanjut, sekresi progesteron mulai meningkat. Selama fase luteal, korpus luteum menghasilkan banyak progesteron, dan prrogesteron plasma meningkat pesat hingga mencapai kadar puncak sekitar 18 ng/mL.

 Efek Hormon :

1. Di uterus : mengubah progestasional di endometrium.

2. Di payudara : progesteron merangsang pertumbuhan lobulus dan alveolus.

a. Sintesis, fungsi dan sekresi Hormon

Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan. Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari.Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.

(19)

b. Siklus Haid

Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause. Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1folikel-folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.

Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. Lama haid biasanya antara 3– 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari.

(20)

silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda. Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14,terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tubafalopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase: 1. Fase Folikuler

Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 - 283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2. Fase ovulasi

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Seltelur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.

3. Fase Luteal

Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormonechorionic gonadotropin) Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

(21)

1. Fase Menstruasi atau dekuamasi

Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel-sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.

2. Fase pasca haid atau fase regenerasi

Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.

3. Fase Proliferasi

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung darihari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase,yaitu:

a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)

Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.

b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)

Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus). c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)

Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.

4. Fase pra haid atau fase sekresi

(22)

reseptor (penerima) hormon LHyang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlahhormon progesteron Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fasetransisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke lutealKadar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fasepertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum

Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteumdan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.

(Ganong, 1997)

LO. 2. 2 . Menjelaskan hormone yang berperan dalam siklus menstruasi Hormon-Hormon yang Berperan dalam Siklus Menstruasi Normal Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.

2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.

4. Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

5. Progesteron, hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

6. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

7. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone) Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

(Sherwood, 2001)

(23)

L.I.3. Memahami dan menjelaskan kelainan haid a. Amenore

Bersifat primer ataupun sekunder (yaitu, tidak pernah haid) atau sekunder (yaitu, menstruasi, tetapi tidak ada periode selama 3 bulan berturut-turut). Amenore primer adalah tidak adanya menstruasi pada usia 16 tahun di hadapan perkembangan pubertas normal atau pada usia 14 tahun dengan tidak adanya perkembangan pubertas yang normal. Mengevaluasi untuk payudara dan pembangunan rahim pada pasien dengan gangguan menstruasi adalah penting. Amenore sekunder lebih sering dibandingkan amenore primer. Etiologi yang paling umum adalah disfungsi dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium (HPO).

(24)

Dismenore adalah keluhan yang sangat umum dan dapat bersifat primer atau sekunder, meskipun dismenore primer yang lebih dominan. Gejalanya meliputi nyeri kram perut bawah dan panggul yang menjalar ke paha dan kembali tanpa patologi pelvis terkait. Dismenore disebabkan oleh prostaglandin dan leukotrien selama siklus ovulasi. Tingkat prostaglandin endometrium meningkat selama fase luteal dan siklus menstruasi, menyebabkan kontraksi uterus. Dismenore sekunder jarang terjadi, dan rasa sakit berhubungan dengan patologi pelvis (misalnya, rahim Bicornuate, endometriosis , penyakit radang panggul, fibroid rahim). Sebuah patologi pelvis yang mendasari (misalnya, endometriosis) atau anomali uterus (misalnya, fibroid) dapat hadir di sekitar 10% dari kasus dismenore parah

c. Menorrhagia

Perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari 80 mL dianggap berlebihan.

d. oligomenore

jarang menstruasi (oligomenore) mengacu pada periode menstruasi yang terjadi lebih dari 35 hari terpisah. Biasanya tidak menjadi perhatian, kecuali jika menstruasi terjadi lebih dari 3 bulan terpisah

e. Perdarahan berat

Selama siklus menstruasi normal, rata-rata wanita kehilangan sekitar 1 ons (30 ml) darah. Kebanyakan wanita mengubah tampon atau pembalut sekitar 3 - 6 kali per hari. Menorrhagia adalah istilah medis untuk pendarahan secara signifikan lebih berat. Menorrhagia dapat disebabkan oleh sejumlah faktor.

Wanita sering melebih-lebihkan jumlah darah yang hilang selama periode mereka. Pembentukan bekuan cukup umum selama pendarahan berat dan tidak menjadi perhatian. Namun, perempuan harus berkonsultasi dengan dokter mereka jika salah satu dari berikut terjadi:

 Perendaman melalui setidaknya satu pad atau tampon setiap 1 - 2 jam selama beberapa jam

 Berat periode yang secara teratur terakhir 10 hari atau lebih

 Pendarahan di antara periode atau selama kehamilan. Bercak atau perdarahan cahaya antara periode adalah umum pada anak perempuan yang baru mulai menstruasi dan kadang-kadang selama ovulasi pada wanita dewasa muda, tetapi masih ide yang baik untuk berbicara dengan dokter.

Beberapa istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pola yang berbeda dari perdarahan berat:

Menorrhagia mengacu pada panjang (lebih dari 7 hari) atau berlebihan (lebih dari 80 ml) perdarahan yang terjadi secara berkala

Metrorrhagia mengacu pada perdarahan yang terjadi pada interval yang sering tapi tidak teratur, dan dengan jumlah variabel

Menometrorrhagia mengacu pada episode perdarahan berkepanjangan yang terjadi pada interval yang tidak teratur

f. Sindrom Premenstrual (PMS)

(25)

mereka. Setelah didirikan, gejala cenderung tetap cukup konstan sampai menopause, meskipun mereka dapat bervariasi dari siklus ke siklus.

L.O.3.1. Berdasarkan kelainan Siklus Amenorrhea

Tidak adanya haid 3 buan berrturut-turut. Dibagi menjadi fisiologis dan patologis. 1. Amenorea fisiologis :

Terdapat dalam masa sebelum pubertas,masa kehamilan,masa laktasi dan post menopause

2. Amenorea patologis: Amenorea primer:

 Bila wanita berumur 18 thn keatas tidak pernah haid. Penyebab amenorea primer lebih berat dan lebih sulit diketahui. Misalnya kelainan-kelainan kongenital dan kelainan genetik

Amenorea sekunder:

 Bila seorang wanita pernah haid tapi kemudian tidak dapat haid lagi

 Amenorea sekunder biasanya disebabkan oleh hal2 yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita , misalnya gangguan gizi , gangguan metabolisme, tumor , penyakit infeksi , dan lain-lain.

ETIOLOGI

Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:

o Pubertas terlambat

o Kegagalan dari fungsi indung telur

o Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) o Gangguan pada susunan saraf pusat

o Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:

o Obat-obatan o Stres dan depresi

o Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas o Gangguan hipotalamus dan hipofisis

o Gangguan indung telur o Penyakit kronik

GEJALA KLINIS

o Tinggi, berat badan, dan pertumbuhan grafik

o Payudara pembangunan, rambut kemaluan

o Sindromik penampilan (misalnya, perawakan pendek, leher berselaput)

o Visual bidang, pemeriksaan neurologis menyeluruh, optik fundus

o Bukti hiperandrogenisme (misalnya, jerawat, hirsutisme, klitoromegali)

(26)

o Bukti penyakit kronis

o Bukti kehamilan PATOFISIOLOGI

Perubahan hormonal dalam siklus haid normal

Dalam siklus ovulasi, hipotalamus gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang merangsang hipofisis untuk melepaskan follicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan folikel ovarium untuk tumbuh dan matang. Pada pertengahan siklus, gelombang luteinizing hormone (LH) terjadi dengan lonjakan FSH, sehingga ovulasi. Folikel berkembang menghasilkan estrogen, yang merangsang endometrium untuk berkembang biak. Setelah sel telur dilepaskan, FSH dan LH jatuh tingkat, korpus luteum berkembang di lokasi folikel pecah, dan progesteron dilepaskan dari indung telur. Progesteron menyebabkan endometrium berkembang biak untuk membedakan dan menstabilkan. Empat belas hari setelah ovulasi, hasil dari menstruasi sekunder mengisi endometrium dengan penurunan cepat dalam tingkat estrogen dan progesteron dari corpus luteum involuting.

Perubahan hormon selama siklus anovulasi

Siklus anovulasi yang umum dalam 2 tahun pertama setelah menarche karena ketidakmatangan sumbu HPO. Hal ini juga dapat terjadi dalam kondisi patologis berbagai. Dalam siklus anovulasi, pertumbuhan folikel terjadi dengan rangsangan dari FSH, namun karena kurangnya lonjakan LH, ovulasi gagal terjadi. Akibatnya, tidak ada korpus luteum terbentuk dan progesteron tidak disekresikan. Endometrium terus melanjutkan fase proliferasi secaara berlebihan. Ketika folikel involusi, kadar estrogen menurun drastis dan perdarahan terjadi. Kebanyakan siklus anovulasi teratur dengan perdarahan yang normal, namun, proliferasi endometrium tidak stabil dapat menghasilkan teratur, sehingga menyebabkan perdarahan berat yang berkepanjangan

Secara fisiologi ada empat kompartemen yang berperan dalam proses haid dan keempat kompartemen inilah yang menjadi dasar untuk mengevaluasi terjadinya amenorea (keadaan patologis), yaitu :

 Kompartemen I : kelainan di saluran keluar kelamin sebagai target organ (uterus dan vagina).

 Kompatemen II : kelainan di ovarium

 Kompartemen III : kelainan di anterior hipofisis

 Kompaetemen IV : kelainan karena faktor susunan sarap pusat (hipotalamus) Amenorea primer

Sindroma Adrenogenital (AGS) Pengertian

 Bentuk ini adalah bentuk yang paling sering dari hermafroditismus feminismus, yang di akibatkan oleh kerusakan pada sistim enzim suprarenal, sehingga terjadi kekurangan produksi kortisol.

(27)

Diagnosis

 Pengaruh androgen yang berlebihan, berupa virilisasi, atau hirsutisme pada tubuh, dan dampak dari rendahnya hormon mineralokortikoid.

 Beratnya virilisasi sangat tergantung pada usia berapa kelainan ini muncul.Akibat pengaruh anabolik dari androgen terjadi penutupan yang lebih cepat dari tulang epifisis, sehingga si wanita tersebut kelihatan lebih kecil dari teman-temannya. Pada bayi ditemukan pembesaran klitoris. Pada wanita yang lebih dewasa terjadi amenorea, klitoris membesar, atrofi pajudara, dan perubahan suara.

 Pemeriksaan ginekologik diperlukan untuk membedakan jenis-jenis AGS (lihat gambar)  Pemeriksaan kromosom didapatkan kariotip XX, Barr body +.

 Pemeriksaan urine di dapatkan 17-ketosteroid yang meningkat

A. Uretra berada di vagina dan keluar melalui ujung klitoris, labia minora menyatu. B. Pembesaran klitoris, muara vagina berada di sinus urogenitalis, muara uretra berada di pangkal klitoris yang membesar, penyatuan labia tidak sempurna C. Pembesaran klitoris, genitalia/eksterna normal

Manajemen  Konseling

 Pengobatan harus di mulai sedini mungkin. Diberikan kortikosteroidjangka panjang, sehingga terjadi penekanan sintesis androgen.

 Perlu di ketahui, bahwa penyebab kelainan ini adalah kerusakan padasistim enzim yang tidak mungkin dapat di perbaiki. Bila produksigonadotropin suatu saat kelak normal, maka bisa saja wanita inimendapat siklus haid normal, bahkan dapat menjadi hamil. (tipe c)

 Andai kata pengobatan tidak berhasil, harus dipikirkan adanya tumor di suprarenal dan ovarium yang menghasilkan androgen. Penanganannya adalah dengan mengangkat tumor tersebut.

Wanita dengan kariotip XY Pengertian

 Sindroma Feminisasi Testikuler (Androgen insensitivity), atau disebut juga Pseudoherma-phrodtismus masculinus.

(28)

 Kelenjar kelamin adalah testis yang relatif normal dengan sel-sel sertoli dan sel-sel Leydig, tetapi tanpa spermatogenesis (azoospermia). Testis juga memproduksi estrogen, sehingga wanita ini sama seperti wanita normal, bahkan tampak lebih cantik, cocok untuk pramugari.

Diagnosis

 Wanita dengan penampilan normal, cantik, datang dengan keluhan tidak pernahhaid  Payudara normal

 Rambut ketiak, dan pubis tidak ada, atau sangat sedikit (“hairless women”)  Vagina tidak ada , atau jika ada terlihat pendek, namun introitus vagina normal  Aplasia uteri

 Pemeriksaan kromosom, ditemukan ,Barr body negatif, kariotip XY  Kadar testosteron serum tinggi

 Kadang-kadang di temukan testis intraabdominal, inguinal, atau labial. Manajemen

 Konseling

 Karena wanita ini sudah merasakan dirinya sebagai wanita, maka tidakperlu dilakukan tindakan apapun.

 Bila di temukan testis intraabdominal perlu tindakan pengangkatan testis,karena sebanyak 10 % dari kasus dengan testis intraabdominal menjadi ganas.

 Pengangkatan testis sebaiknya dilakukan, bila pertumbuhan prepubertas telah selesai. Setelah di lakukan pengangkatan testis, perlu segera diberikan pengobatan subsitusi dengan Estrogen.

Hipo/Agenesis Gonad Pengertian

 Dijumpai gonad yang rudimenter( tanpa folikel). Gonad terdiri hanya dari stroma ovarium dan se-sel hilus saja, sehingga tidak mampu memproduksi estrogen. Organ genitalia interna dan eksterna tidak terbentuk. Ada 3 bentuk dari agenesis gonad, yaitu:

1. Ulrich -Turner Sindrom, agenesis gonad dengan tubuh kecil, anomalia pada bagian tubuh tertentu.

2. Agenesis gonad murni, pertumbuhan tubuh tidak terganggu, tidak ditemukan anomalia

3. Atipikal Turner sindrom (sering dengan virilisasi) 1. Ulrich -Turner Sindrom

Pengertian

 Jenis ini paling banyak di temukan.

 Analisa kromoson di dapatkan kariotip 45 XO. Kadang-kadang juga bentuk mosaik 45/XO-46/XX, atau bentuk mosaik komplek (45/XO-46/XX- 47/XXX). Selain kelainan dalam jumlah kromosom, ditemukan juga kelainan morpologik dari X -kromosom, sebagai penyebab dari agenesis gonad. Perubahan morfologik ini dapat menyebabkan anomali yang sangat berat.

 Akibat tidak ada hormon estrogen, maka alat genitalia wanita tidak terbentuk, atau hipoplasi. Wanita tersebut terlihat pendek, leher pendek dengan batas bawah rambut pendek (pterigium kolli), torak yang menonjol,cubitus valgus Kadang-kadang di temukan osteoporosis. Rambut pubis dan ketiak sangat sedikit. Anomalia lain yang dapat di temukan adalah, anak lidah yang tertarik ke dalam, spina bifida, aortaismusstenosa, naevus pikmentosus, garis tangan lurus.

(29)

Pengertian

 Pada pemeriksaan kromosom didapatkan kariotip normal (46/XX, atau 46/XY;barr body +) .

 Penyebab tidak adanya folikel hingga kini belum di ketahui.  Tidak ditemukan anomalia maupun gangguan pertumbuhan.

 Keluhan yang muncul di sebabkan karena tidak adanya estrogen. Uterus dan payudara hipoplasia

3. Atipikal Turner Sindrom Pengertian

 Analisa kromosom di dapatkan mosaik (XO/XY, XO/Xy). Sel-sel hilus memproduksi androgen, sehingga tampak gambaran virilisasi.

Diagnosis

 Hipo Agenesis Gonad

 Pada wanita dewasa terlihat pendek, mengeluh tidak pernah haid, tampak beberapa anomali pada tubuh.

 Pemeriksaan hormon didapatkan FSH dan LH serum yang tinggi.  Pada bayi wanita yang baru lahir terlihat edema pada kaki dan lengan.

 Diagnosa pasti adalah analisa kromosom. Anomalia ekstragenital tidak begitu spesifik , karena anomalia tersebut juga di jumpai pada Trisomi 17/18. Pada kariotip 46/XY kadang dapat terbentuk Seminoma dan Gonadoblastoma. Ke dua tumor ini berpotensi menjadi ganas.

Manajemen

 Substitusi hormonal jangka panjang dengan estrogen, minimal sampai usia 45 tahun.. Andaikata terjadi haid, maka perlu di tambahkan progesteron.

Amenorea sekunder Amenorea hipotalamik Prinsip Dasar

 Terjadi gangguan organik maupun fungsional pada hipotalamik. Penyebab: gangguan pada organ-organ tertentu, sehingga dapat terjadi kerusakan organ (atrofi). Bentuk gangguan makan lain adalah Bulemia

 Obat-obatan:

o Penotiazin, cimetidine, domperidon, metoclopromide HCL.

o Menghambat prolaktin inhibiting faktor, sehingga terjadi hiperprolaktin dengan atau tanpa galaktorea.

Manajemen

(30)

 Psikoterapi, ataupun penggunaan obat-obat psikofarmaka hanya pada keadaan yang berat saja, seperti pada anoreksia nervosa dan bolemia. Penting diketahui, bahwa obat-obat psikofarmaka dapat meningkatkan prolaktin. Agar merasa tetap sebegai seorang wanita, dapat di berikan estrogen dan progesteron siklik.

 Kekurangan Gn-RH. Diberikan Gn-RH pulsatif (bila mungkin), atau pemberian FSH-LH dari luar.

Amenorea hipofisis Prinsip Dasar

Penyebab

 Terbanyak adalah kelainan organik, seperti Sheehan sindrom. Sheehan sindrom terjadi akibat iskemik/nekrotik adenohipofisis pospartum (trombosis vena hipofisis). Adenohipofisis sangan sensitif dalam kehamilan.

 Produksi FSH dan LH terganggu akibat kekurangan stimulasi oleh Gn-RH. Gejala:

 Biasanya baru muncul, bila ¾ dari adenohipofisis rusak, dan biasanya hampir semua hormon yang diproduksi oleh adenohipofisis terganggu, sehingga terjadi: amenorea, lemah otot, hipotermi, berkurangnya produksi air susu, tidak ada rambut pubis/ketiak, gangguan libido, gejala hipoteroid.

Tumor hipofisis Prinsip Dasar

 Beberapa tumor hipofisis dapat menyebabkan amenorea akibat tekanan masa tersebut terhadap hipofisis, ataupun akibat gangguan dalam produksi hormon. Kranioparingeoma merupakan tumor yang tidak memproduksi hormon. Adenoma eosinofil, memproduksi hormon somatotropin. Prapubertas terjadi penutupan tulang lebih awal, sedangkan setelah pubertas terjadi akromegali. Adenoma basofil menyebabkan morbus Cushing.

Manajemen

 Substitusi hormon yang kurang (FSH:LH), atau pemberian steroid seks secara siklik  Pengangkatan tumor

Sindroma Amenorea Galaktorea Prinsip Dasar

 Hampir 20% wanita dengan amenorea sekunder dijumpai hiperprolaktinemia. Pengeluaran prolaktin dihambat oleh prolactin inhibiting factor (PIF), yang identis dengan dopamin.

 Hiperprolaktin terjadi, bila PIF tidak berfungsi, seperti pada:

o Gangguan di hipotalamus, dimana sekresi PIF berkurang

o Kerja PIF dihambat oleh obat-obat tertentu, seperti: penotiazine, transquilaizer, psikofarmaka dan estrogen, domperidon, dan simetidin

o Kerusakan pada sistim vena portal hipofisis

o Prolaktinoma, hipertiroid, akromegali  Hiperprolaktin dapat menyebabkan :

o Sekresi FSH dan LH berkurang

o Sensitivitas ovarium terhadap FSH dan LH berkurang

o Memicu produksi air susu

o Memicu sintesis androgen di suprarenal.

o Hiperprolaktinemia dan hiperandrogenemia dapat menjebabkan

(31)

 Pada umumnya terjadi amenorea dengan atau tanpa galaktorea.

 Pematangan folikel terganggu, dan ovulasi tidak terjadi. Produksi Estrogen berkurang. Kesemua ini akan mengakibatkan infertilitas. Bila seorang wanita mengeluh sakit kepala, disertai dengan amenorea, serta gangguan penglihatan, maka harus dipikirkan adanya prolaktinoma.

Diagnosis

 Dijumpai kadar prolaktin yang tinggi di dalam serum (normal 5-25 ng/ml). Pemeriksaan darah sebaiknya dilakukan antara jam 8-10 pagi. Kadar prolaktin > 50 ng/ml, perlu dipikirkan adanya prolaktinnoma. Sehingga dianjurkan untuk pemeriksaan kampimetri, dan foto selatursika. Untuk melihat mikroprolaktinoma, dianjurkan penggunaan CT scan, atau MRI.

 Untuk mengetahui, apakah hiperprolaktinemia tersebut disebabkan oleh prolaktinoma, atau oleh penyebab yang lain, dapat dilakukan uji provokasi atau untuk mengetahui apakah operasi prolaktinoma berhasil atau tidak. Kadang-kadang dengan CT scanpun mikroadenoma tidak dapat ditemukan. Berikut ini beberapa uji provokasi: (pilih satu)

o Uji dengan TSH (berikan terapi sulih hormon)

TSH diberikan intravena dengan dosis antara 100-500 ug. 15-25 menit kemudian terjadi peningkatan prolaktin serum. Pada wanita yang tidak menderita prolaktinoma terjadi peningkatan prolaktin 4- 14 kali harga normal,sedangkan wanita dengan prolaktinoma pemberian TSH tidak dijumpai perubahan kadar Prolaktin serum.

o Uji dengan Cimetidine (Tagamet)

Cimetidine adalah histamin-reseptor antagonis. Pemberian 200 mg intravena terjadi peningkatan prolaktin serum, dan mencapai maksimum 15-20 menit setelah suntikan. Pada penderita prolaktinoma, uji ini tidak meningkatkan prolaktin serum.

o Uji dengan Domperidon (Motillium)

Pemberian 10 mg intravena meningkatakan kadar prolaktin serum 8 -11 kali nilai normal. Pada penderita prolaktinoma tidak dijumpai peningkatan prolaktin serum.

Manejemen

(32)

tinggi dalam kehamilan dapat menyebabkan prolaktinoma membesar, sehingga sebelum merencanakan kehamilan, perlu dipikirkan untuk pengangkatan tumor terlebih dahulu. Wanita harus mengikuti kontrasepsi (progestogen saja, IUD).

 Tidak semua wanita dengan hiperprolaktinemia dijumpai galaktorea. Pemberian bromokriptin pada wanita dengan galaktorea tanpa hiperprolaktinemia tidak memberikan efek apapun.

Amenorea ovarium Pengertian

 Kedua ovarium tidak terbentuk, atau hipoplasia, seperti pada sindroma turner, atau ke dua ovarium masih ada, namun tidak ditemukan folikel (menopause prekok) atau folikel tersedia, namun resisten terhadap gonadotropin (sindroma ovarium resisten gonadotropin).

 Pasien umumnya infertil, dan miskipun masih ada folikel, tetap tidak bereaksi terhadap pemberian gonadotropin.

 Gambaran sek sekunder kurang terbentuk

 Untuk membedakan menopause prekok dan sindrom ovarium resisten, perlu dilakukan biopsi ovarium. Hasil PA : menopause prekok tidak ditemukan folikel. Sindrom ovarium resisten masih ditemukan folikel.

Manajemen

 Untuk menekan sekresi FSH dan dapat diberikan estrogen dan progesteron, atau estrogen saja secara siklik.

 Selain itu untuk menekan sekresi FSH dan LH yang berlebihan dapat juga diberikan Gn-RH analog selama 6 bulan. Pada menopause prekok maupun sindroma ovarium resisten gonadotropin, steroid seks diberikan sampai terjadi haid. Kemungkinan menjadi hamil sangat kecil.

Tumor ovarium Pengertian

 Tumor ovarium yang tidak memproduksi hormon. Tumor jenis ini merusak seluruh jaringan ovarium.

 Tumor ovarium yang memproduksi hormon:

o Tumor yang menghasilkan androgen. Androgen yang tinggi akan menekan sekresi gonadotropin.

o Selain itu ditemukan hirsutismes, hipertropi klitoris, perubahan suara, akne dan seborrea.

(33)

Amenorea Uteriner Prinsip Dasar

 Andaikata telah diberikan stimulasi dengan steroid seks (estrogen dan progesteron) tetap saja tidak terjadi perdarahan, maka perlu dipikirkan:

o Aplasia uteri. Uterus dan endometrium tidak ada. (amenorea uteriner primer)

o Kerusakan pada endometrium akibat perlengketan (sindrom Asherman), atau adanya infeksi berat (TBC) disebut sebagai amenorea uteriner sekunder.

o Endometrium ada dan normal, tetapi tidak bereaksi sama sekali terhadap hormon.

DIAGNOSIS Amenorea

 Anamnesis

o Usia menars. Gangguan psikis, aktivitas fisik berlebihan, menderita penyakit DM, penyakit lever atau riwayat penyakit lever, gagguan tiroid (riwayat operasi), penembahan, atau pengurangan berat badan, sedang atau riwayat penggunaan obat psikofarmaka, obat-obat penurunan/penambahan berat badan, obat-obat tradisional, frekuensi seksual.

 Pemeriksaan fisik

o Berat badan, tinggi badan, pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut pubis dan ketiak, perut membesar, akne, seborrhoe, pembesaran klitoris, deformitas torak.

o Pemeriksaan ginekologik: singkirkan kehamilan, pemeriksaan genitalia interna/eksterna.

 Pemeriksaan Penunjang Laparaskopi

o Dapat mengetahui adanya hipoplasia uteri berat,aplasia uteri,disgenesis ovarium,tumor ovarium,ovarium polikistik (sindrom Stein-Leventhal),dsb Pemeriksaan Kromatin seks

o Apakah penderita secara genetik seorang wanita Pembuatan kariogram

o Untuk mempelajari hal-ikhwal kromosom,eg: fenotip tidak cocok dengan genotip

Uji Progesteron

(34)

o Bagi wanita yang belum menginginkan anak, cukup diberikan P dari hari ke 16 sampai hari ke 25 siklus haid. Pengobatan berlangsungselama 3 siklus berturut-turut. Setelah itu di lihat , apakah siklus haid menjadi normal kembali, atau tidak. Kalau masih belum terjadi juga siklus haid normal, maka pengobatan dilanjutkan lagi, sampai terjadi siklus haid yang normal lagi.

o Perlu diingat, bahwa akibat pengaruh E yang terus menerus dapat menyebabkan hiperplasia endometrii, dan risiko terkena kanker endomtrium lebih besar. Pemberian P pada wanita ini sekaligus mencegah kanker endometrium. Masalah akan muncul, bila wanita tersebut telah mendapat siklus haid normal, namun belum ingin punya anak. Untuk itu, perlu dianjurkan penggunaan kontrasepsi, seperti IUD, atau yang paling sederhana adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi dosis rendah.

Uji progestogen negatif

o Wanita dengan uji P negatif, dilakukan uji estrogen dan progesteron (Uji E+P) Diberikan estrogen selama 21 hari, dan dari ke 12 sampai hari ke 21 diberikan progesteron 5 -10 mg/hari. Jenis estrogen seperti etinilestradiol (50 ug), estrogen valerianat (2 mg), atau estrogen konyugasi (0,625 mg). Paling sederhana adalahpemberian pil kontrasepsi kombinasi. Uji E+P dikatakan positif, bila 2 atau 3 hari kemudian terjadi perdarahan (bervariasi), dan bila tidak terjadi perdarahan, uji E+P dikatakan negatif, yang artinya ada gangguan di uterus (Asherman sindrom), atau atresia genitalia distal.

Uji E+P positif

o Uji E+P positif artinya wanita tersebut hipoestrogen. Terjadi gangguan pembentukan E di folikel. Selanjutnya perlu dicari penyebabnya dengan analisa hormonal. FSH dan LH rendah/normal,PRL normal. Biasanya dengan atau tanpa tumor hipofisis, sehingga perlu pemeriksaan radiologik. Diagnosis adalah amenorea hipogonadotrop, dengan atau tanpa tumorhipofisis. Penyebabnya adalah insufisiensi hipotalamus hipofisis.

o Bila hasil analisa hormonal ditemukan FSH , atau LH yang tinggi, pRL normal, maka penyebab amenoreanya adalah di ovarium (insufisiensi ovarium), misalnya menopause prekok. Diagnosisnya adalah amenorea hipergonadotrop. Selanjutnya perlu dilakukan biopsi ovarium per Laparoskopi. Bila hasil hormon FSH dan LHsangat rendah, maka perlu dilakukan uji stimulasi dengan HMG (Uji HMG) untuk memicu fungsi ovarium. Ovarium yang normal akanmemproduksi E, yang dapat diperiksa melalui urine atau darah (Uji HMG+).

Uji FSH-LH serum

Kondisi Awal FSH serum LH serum

Wanita dewasa normal 5 – 30 IU/L, dengan

(35)

hipergonadotropik : masa postmenopause

oophorektomi dan kegagalan ovarium

Uji hMG (human menopausal gonadotropin)

o Dilakukan bila FSH dan LH sangat rendah, maka dilakukan uji hMG untuk memicu fungsi ovarium, dimana ovarium yang normal akan memproduksi estrogen yang dapat diperiksa melalui urin atau darah.

Uji HMG positif

o Amenorea terjadi karena kurangnya produksi gonadotropin dihipofisis, atau produksi LH-RH di hipotalamus. Amenorea disebabkan karena gangguan sentral berupa hipogonadotrophipogonadism.

Uji HMG negatif

o Ovarium tidak memiliki folikel, atau memiliki folikel, tetapi tidaksensitif terhadap gonadotropin, seperti pada kasus sindroma ovarium resisten.

o Bila ditemukan kadar FSH dan LH normal sampai rendah , makaperlu di periksa PRL. Kadar serum PRL melebihi kadar normal, termasuk kasus dengan hiperprolaktin Pemeriksaan radiologik dapat atau tidak ditemukan tumor hipofisis (Prolaktinom).Diagnosis wanita ini adalah amenorea hiperprolaktinemia, danbila di temuakan tumor hipofisis, maka penyebabnya mikro pada makro-prolatinoma, sedangan yang tanpa tumor hipofisis, penyebabnya tidak di ketahui. Kadar PRL,FSH dan LH normal, ( amenorea normoprolaktin ), maka tindakan selanjutnya dapatdilakukan uji stimulasi dengan klomifen sitrat (uji klomifen).Klomifen di berikan 100 mg/hari, selama 5-10 hari. Uji klomifen dikatakan +, bila selama penggunaan klomifen di jumpai penigkatan FSH dan LH serum dua kali lipat, dan7 hari setelah penggunaan klomifen, dijumpai peningkatan serum estradiol palingsedikit 200 pg/ml. Darah untuk pemeriksaan FSH,LH dan E2 diambil dari ke 7 penggunaan klomifen sitrat.Peningkatan hormon gonadotropin menunjukkan hipofisis normal.

o Pada wanita dengan uji P+ terjadi perdarahan, dan terjadipeningkatan kadar serum progesteron (Ovulasi +)

o Pada uji klomifen negatif, dapat dilakukan uji stimulasi dengan LHRH(uji LH-RH). Uji ini untuk mengetahui fungsi parsial adenohipofisis, apakah sel-sel yang memproduksi FSH dan LH mampu mengeluarkan FSH dan LH, bila diberikan LH-RH dari luar.LH-RH diberikan dengan dosis 25-100 ug, intravena. Tiga puluh menit setelah pemberian LH-RH, dilakukan pengukuran kadar LH dan FSH plasma.

o Uji LH-RH dikatakan +, bila dijumpai kadar FSH dan LH yang normal, ataupun tinggi. Disini dapat disimpulkan adanya gangguan di hipotalamus, sedangkan bila tidak dijumpai peningkatan, berarti ada kelainan di hipofisis. Uji 17-ketosteroid

o Hasil metabolisme hormon steroid dari adrenal korteks yang dikeluarkan di urine 24 jam

(36)

dan obat-obat: deuretik, tiazid, estrogen, kontrasepsi oral, reserpin, klordiazepoksida, promazin, quinidin, meprobamat, dan salisilat.

o Peningkatan kadar 17-KS ditemukan pada hiperfungsi kortek adrenal, sindrom cushing’s, karsinoma adrenocorte, tumopr testis, tumor ovarium, infeksi dan stres hebat, serta obat-obat: ACTH, antibiotika, fenitoin, deksametason, dan spironolakton.

Nilai normal :

Dewasa pria : 8-25 mg/24 jam

Wanita : 5-15 mg/24 jam

Bayi : < 1 mg/24 jam

Anak 1-3 tahun : < 2 mg/24 jam

Anak 3-6 tahun : < 3 mg/24 jam

Remaja wanita : 3-12 mg/24 jam

Lansia : 4-8 mg/24 jam

Foto Ro

o Di Thoraks adanya TB pulmonum dan dari politomografi sella tursika apakah ada perubahan di sella tersebut

o Mengetahui keadaan retina dan luas pandang visus bila ada tumor hipofisis Kerokan Uterus

o Keadaan endometrium dan bila ada endometritis tuberkulosa Pemeriksaan Metabolisme Basal

o Fungsi tiroid

TATALAKSANA

Manajemen amenorea pada wanita dengan uji P negatif dan uji E-P Positif

o Pada wanita dengan hiperprolaktin, ditangani dengan pemberian bromokriptin. Pada normoprolaktin cukup pemberian Estrogenprogesteron siklik, meskipun cara ini tidak mengobati penyebab dari amenorea tersebut. Bila di duga kelainan di hipofisis, maka untuk memicu ovarium dapat di berikan hMG+hCG , sedangkankelainan di hipotalamus dapat diberikan LH-RH

Manajemen amenorea pa da wanita dengan uji P dan E+ P negatif

o Pemeriksaan FSH, LH, PRL serum, dan bila normal, maka diagnosisnya adalah normogonadotrop amenorea, denganpenyebabnya defek endometrium (aplasia uteri, sindroma asherman, TBC).

PROGNOSIS

(37)

KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejala-gejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis.

Oligomenorrhea Definisi

Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang. Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya berkurang.

Etiologi

Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas. Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.

Gejala

Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

Pengobatan

(38)

dengan hormonal. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.

Komplikasi

Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

Polimenorrhea Definisi

Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari.

Etiologi

Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti TBC.

Patofisiologi

Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh. Atau bisa juga terjadi karena penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor di indung telur. Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya seperti stres, kelelahan, gangguan gizi dan penggunaan kontrasepsi, Siklus haid yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal. Seorang wanita yang memiliki hormon estrogen dan progesterone secara berlebihan memungkinkan terjadinya haid dalam waktu yang lebih cepat. Jika gangguan haid dikarenakan oleh faktor hormonal, maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami gangguan kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur.

Terapi

Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron.

L.O.3.2. Berdasarkan kelainan jumlah dan lamanya pendarahan 1. Menorrhagia

Definisi

(39)

Etiologi

1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika

2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.

3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.

4. Hipertensi

5. Dekompensio cordis

6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.

7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik. 8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili

Patofisiologi

Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi.

Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dariFSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidak stabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

Manifestasi Klinis

Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

Terapi

Gambar

Gambar Siklus Hormonal

Referensi

Dokumen terkait

STEL batas paparan jangka pendek: 2) batas paparan jangka pendek: nilai batas yang di atasnya paparan hendaknya tidak terjadi dan yang terkait dengan jangka 15-menit (kecuali

Lembar jawab subjek T2 kosong. Hal ini dikarenakan subjek tidak mau mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2OO5 Nomor 137, Tambahan kmbaran Negara Republik. (ndonesia

Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan kecambah ramin sampai 60 hst menunjukkan bahwa persentase pertumbuhan bibit yang normal, abnormal, kematian maupun tunas lebih dari

Dye-sensitized Solar Cell (DSSC) berhasil difabrikasi menggunakan material semikonduktor TiO 2 yang dikompositkan dengan graphene dan dye dari ekstrak bunga geranium

Permendikbud no 87 tahun 2013 mengemukakan bahwa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan

suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan yang tepat Agar pasien yang tidak bisa ditangani di Puskesmas

Melakukan Leopold I dengan meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian janin yang ada di fundus dengan cara menekan secara lembut