• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Diagram Profil Pohon Taman Wisat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa Diagram Profil Pohon Taman Wisat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Diagram Profil Pohon Taman Wisata Alam Situ Gunung

1)Atiah A*, 1)Farianita M*, 1)Kurniawan F A*, 1)Hasna D.L*, 1)Nilna M*, 1)Risma D*, 1)Hajar I.W 1)Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Corresponding author: atiaakbar98@gmail.com Abstrak

Diagram profil vertical dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai stratifikasi dan struktur vegetasi hutan, sedangkan diagram profil horizontal dilakukan untuk mengetahui gambaran tutupan lantai hutan oleh kanopi pohon. Tujuan praktikum kali ini untuk mengetahui cara pembuatan diagram profil vertical dan horizontal, mengetahui struktur dan stratifikasi vegetasi hutan di Situ Gunung dan untuk mengetahui struktur tutupan lantai buatan. Praktikum dilakukan pada hari Sabtu, 22 April 2017 di hutan arah ke Curug Situ Gunung dan hutan arah ke Danau Situ Gunung Desa Kadudampit, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan transect 20x60 meter. Alat yang digunakan pada praktikum adalah tali rafiah 60x20 m, klinometer, tabulasi data, alat tulis, pita meter, lux meter, anemometer, thermometer dan soil moisture tester. Total pohon yang berada di hutan ke arah Curug berjumlah 46 pohon dari 7 spesies berbeda, dan pada hutan ke arah Danau 78 pohon dengan 6 spesies berbeda. Dua lokasi tersebut di dominasi oleh spesies Agathis dammara dari suku Araucariaceae. Struktur vegetasi pada dua lokasi pengamatan tersebut menempati stratum B dan pola penyebaran vegetasi menunjukkan pola distribusi seragam (uniform). Dengan demikian, stratifikasi, struktur vegetasi dan struktur tutupan lantai hutan bersifat sedang.

Kata kunci:Diagram profil vertical dan horizontal, struktur, stratifikasi vegetasi hutan,

PENDAHULUAN

Kehadiran vegetasi pada suatu

landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum, peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu (Indriyanto, 2006).

Menurut Baker (1999) Stratifikasi kanopi merupakan salah satu konsep tertua dalam ekologi hutan tropis. Konsep ini telah dikembangkan sejak permulaan abad ke-19, namun masih menjadi perdebatan mengenai metode yang digunakan untuk

penelitian mengenai metode yang tepat untuk menggambarkan vegetasi hutan secara representative, digunakan metode yang paling umum untuk mengetahui stratifikasi vegetasi hutan yaitu diagram profil vertical dan horizontal.

(2)

Situ Gunung merupakan Taman Wisata Alam yang terletak di kaki Gunung Pangrango yang memiliki ketinggian antara 950-1.036 meter dari permukaan laut. Keadaan topografinya sebagian kecil datar dan sebagian besar bergelombang sampai berbukit. Menurut administrasi pemerintahan, TWA Situ Gunung termasuk wilayah Desa Kadudampit, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Pada daerah Situ Gunung terdapat danau yang dikelilingi oleh hutan alam sub pegunungan dan hutan tanaman Damar, ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 461/Kpts/Um/11/1975 tanggal 27 Nopember 1975 seluas 100 Ha. Secara geografis, kawasan ini terbentang diantara 106’54’37”-106’55’30” BT dan 06’39’40”-06’41’12” LS. Situ gunung memiliki tipe iklim B, dengan curah hujan berkisar 1611-4311 mm pertahun dan berada di ketinggian berkisar 950-1036 m dpl dan memiliki suhu 16ºC-28ºC (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, 2007).

Tujuan praktikum kali ini untuk mengetahui cara pembuatan diagram

profil vertical dan horizontal, mengetahui struktur dan stratifikasi vegetasi hutan di Situ Gunung dan untuk mengetahui struktur tutupan lantai buatan.

METODE

Praktikum dilakukan pada hari Sabtu, 22 April 2017 di hutan arah ke Curug Situ Gunung dan hutan arah ke Danau Situ Gunung. Alat yang diagram profil adalah menentukan plot, kemudian letakkan plot berukuran 60x20 m ke arah dalam hutan, ukur jarak horizontal dari titik 0 (pusat) ke masing-masing pohon sebagai dxi, ukur jarak vertical dari sumbu x (panjang transect 60m) ke masing-masing pohon sebagai dyi, ukur tinggi total masing-masing individu pohon, ukur tinggi bebas cabang masing-masing pohon, ukur panjang tajuk (pt), ukur lebar tajuk (lt), ukur tebal tajuk (tt) dan ukur Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Dalam praktikum ini dibagi menjadi 15

plot berdasarkan jumlah kelompok, 7 plot di hutan arah Curug, 8 plot lainnya di hutan arah Danau.

Tabel 1. Komposisi Vegetasi di hutan arah ke Curug Situ Gunung

No. Spesies Famili Jumlah

1. Agathis dammara Araucariaceae 27

2 Alsophila latebrosa Cyatheaceae 2 3 Altingia excels Altingiaceae 3

4 Ficus sp. Moraceae 1

5 Litsea sp. Lauraceae 5

6 Calliandra houstoniana Fabaceae 5

7 Schima wallichii Theaceae 3

(3)

Berdasarkan praktikum yang dilakukan di daerah hutan arah ke Curug Situ Gunung, dapat diperoleh bahwa pada lokasi ini semua spesies tercatat sebanyak 7 jenis dengan famili yang berbeda-beda. Komposisi spesies pada lokasi ini terdiri atas Agathis dammara dari famili Araucariaceae dengan jumlah 27 pohon. Diikuti dengan spesies Alsophila latebrosa dari

famili Cyatheaceae dengan jumlah 2 pohon, spesies Altingia excels dari suku Altingiaceae 3 pohon, spesies Ficus sp.

dari suku Moraceae 1 pohon, spesies

Litsea sp. dari suku Lauraceae 5 pohon, spesies Calliandra houstoniana dari suku Fabaceae 5 pohon dan spesies

Schima wallichii dari suku Theaceae dengan jumlah 3 pohon.

Tabel 2. Komposisi Vegetasi di hutan arah ke Danau Situ Gunung

No. Spesies Famili Jumlah

1. Agathis dammara Araucariaceae 56

2 Calliandra houstoniana Fabaceae 4

3 Schima wallichii Theaceae 3

4 Acacia sp. Fabaceae 4

5 Malvaceae sp. Malvaceae 1

6 Agathis loranthifolia salisb Araucariaceae 10

Total 78

Berdasarkan praktikum yang dilakukan di daerah hutan arah ke Danau Situ Gunung, dapat diperoleh bahwa pada lokasi ini semua spesies tercatat sebanyak 6 spesies dengan 4 famili yang berbeda. Komposisi spesies pada lokasi ini terdiri atas Agathis dammara dengan 56 pohon, Calliandra houstoniana dengan 4 pohon, Schima wallichii 3 pohon, Acacia sp. 4 pohon, sebuah pohon Malvaceae sp. dan

Agathis loranthifolia salisb dengan jumlah 10 pohon.

Vegetasi di hutan arah Danau Situ Gunung memiliki keanekaragaman pohon yang lebih sedikit dibandingkan hutan ke arah Curug jika dilihat dari Tabel 1 dan 2. Namun jumlah Agathis dammar yang mendominasi vegetasi hutan ke arah Danau Situ Gunung lebih banyak jumlah pohonnya dibandingkan dengan hutan arah ke Curug.

Spesies yang mendominasi dua lokasi tersebut adalah Agathis dammara

dari suku Araucariaceae. Hal ini membuktikan bahwa spesies tersebut merupakan spesies yang memiliki daya toleransi dan adaptasi paling tinggi terhadap faktor lingkungan di lokasi praktikum. Menurut Odum (1993), bahwa akibat dari interaksi ada spesies dengan pengaruh terbesar (spesies pesaing yang paling kuat) yang akan membatasi, mengusir ataupun melenyapkan spesies lain dari tempat hidup tersebut.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Struktur dan Sebaran Vegetasi

Gambar 1 dan 3 merupakan struktur tegakan vertikal atau tampak samping di hutan yang ada di Situ Gunung. Struktur vegetasi ini dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung pada lokasi pengamatan dengan menggunakan metode belt transect pada diagram profil dengan panjang 60 meter dan lebar 20 meter.

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat vegetasi tertinggi terletak pada plot ke-1 yaitu Agathis dammara

dengan tinggi pohon 39.5 meter. Struktur vegetasi berdasarkan diagram profil dapat diketahui bahwa pada hutan tersebut menempati stratum B karena pohon yang ada pada hutan tersebut memiliki rata-rata pohon 20-30 meter. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Indriyanto (2006) bahwa stratifikasi tajuk dibagi dalam beberapa kategori yaitu stratum A yang merupakan lapisan teratas, terdiri atas pohon-pohon yang tinggi totalnya mencapai 30 meter ke atas. Biasanya memiliki tajuk diskontinu, batang pohon tinggi dan lurus, batang bebas cabang (clear bole) tinggi. Jenis-jenis pohon pada stratum ini pada waktu mudanya tingkat semai hingga sapihan perlu naungan sekedarnya, tetapi cukup untuk pertumbuhan selanjutnya perlu cahaya yang cukup banyak. Stratum B merupakan tingkatan yang terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 20-30 meter, tajuknya kontinu, batang pohon biasanya memiliki cabang dan batang bebas cabang tidak terlalu tinggi. Pohon-pohon pada stratum ini kurang memerlukan cahaya atau naungan (toleran). Stratum C terdiri dari pohon-pohon yang memiliki tinggi 4-20 meter, tajuknya kontinu, kecil dan banyak cabang. Stratum D terdiri dari lapisan perdu dan semak. Tingginya 1-4 meter dan stratum E terdiri dari tumbuhan

penutup tanah (ground cover) yang memiliki tinggi 0-1 meter.

Pohon tertinggi pada vegetasi di hutan arah danau Situ Gunung terdapat pada plot ke-8 yaitu pohon Agathis dammara dengan tinggi mencapai 45 meter, hal ini dapat dilihat dari Gambar 3. Struktur vegetasi pada hutan tersebut sama dengan hutan ke arah Danau yaitu menempati stratum B. Pohon-pohon yang terdapat pada hutan arah Danau lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang berada di hutan arah Curug, karena proses pertumbuhan pohon tersebut lebih awal pada hutan arah Danau dibandingkan dengan hutan arah Curug.

Berdasarkan Gambar 2 dan 4, dapat diketahui bahwa vegetasi di hutan Situ Gunung memiliki pola distribusi yang seragam (uniform), dimana distribusi seragam terjadi apabila kondisi lingkungan cukup seragam di seluruh area dan ada kompetisi yang kuat antar individu anggota populasi. Hasil ini didukung dengan pernyataan Odum (1993) bahwa individu-individu yang ada di dalam populasi mengalami distribusi atau penyebaran di dalam habitatnya mengikuti salah satu diantara tiga penyebaran yang disebut dengan pola distribusi intern. Tiga pola tersebut adalah distribusi acak (random), distribusi seragam (uniform) dan distribusi bergerombol (clumped).

Pohon Agathis dammara yang mendominasi di hutan Situ Gunung memiliki jarak antar pohon yang teratur karena terjadinya kompetisi yang sangat kuat untuk mendapatkan cahaya dan unsur hara.. Jarak Agathis dammara

(9)

persaingan antar tetumbuhan yang memiliki spesies yang sama, sehingga tegakan besar dari spesies tunggal sangat jarang ditemukan di alam (Vickery, 1984).

Pengamatan diagram profil pada daerah hutan di Situ Gunung dapat disimpulkan bahwa komposisi vegetasi pada hutan ke arah Curug berjumlah 46 pohon dengan 7 spesies yang berbeda. Sedangkan pada hutan ke arah Danau Situ Gunung berjumlah 78 pohon dengan 6 jenis spesies. Dua lokasi tersebut di dominasi oleh spesies

Agathis dammara dari suku Araucariaceae. Struktur vegetasi pada dua lokasi pengamatan tersebut menempati stratum B dan pola penyebaran vegetasi menunjukkan pola distribusi seragam (uniform). Dengan demikian, stratifikasi, struktur vegetasi dan struktur tutupan lantai hutan bersifat sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Baker, J.P & J.S. Wilson.1999.A quantitative technique for the identification of canopy stratification in tropical and temperate forests.Journal of Forest Ecology and Management.127(2000):77-86

Indriyanto.2006.Ekologi

Hutan.Jakarta:Bumi Aksara.

Soerianegara, I.N.R., et al.2002.Sumber Daya Nabati Asia Tenggara: Pohon Penghasil Kayu Perdagangan yang Utama.Jakarta:Prosea Balai Pustaka.

Odum,E.P.,1983.Basic

Ecology.Philadelphia:Saunders

Gambar

Gambar 1. Struktur Tegakan Vertikal (Tampak Samping) di Hutan Arah Curug SituGunung
Gambar 2. Struktur Tegakan Horizontal (Tampak Atas) di Hutan Arah Curug SituGunung
Gambar 3. Struktur Tegakan Vertikal (Tampak Samping) di Hutan Arah Danau SituGunung
Gambar 4. Struktur Tegakan Horizontal (Tampak Atas) di Hutan Arah Danau SituGunung

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pada hutan sekunder tidak hanya didominansi satu jenis saja sebab umumnya pohon – pohon yang hidup yang hidup di hutan sekunder

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi kepada peneliti selanjutnya mengenai struktur dan komposisi vegetasi pohon serta potensi karbon tersimpan di Kawasan

Vegetasi hutan kota sangat dipengaruhi oleh komposisi pohon yang di tanam dalam areal hutan tersebut, yang di maksud dengan pohon adalah tumbuhan yang berkayu yang

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh potensi vegetasi tingkat pohon pada kawasan hutan gunung kapur Sangkulirang-Mangkalihat peroleh Individu (N/Ha)

Judul Tesis : STUDI ALTITUDINAL VEGETASI POHON DAN POLE SERTA POTENSI KARBON TERSIMPAN DI JALUR PENDAKIAN SIGARANG-GARANG HUTAN GUNUNG SINABUNG, KABUPATEN KARO..

Tabel Pengamatan Vegetasi Pohon di Kawasan Hutan Sekunder 30 Tahun Desa Telagah Kabupaten Langkat.. No No Koleksi Famili Spesies

Berdasarkan spesimen yang diperoleh dari hasil eksplorasi pohon yang dilaksanakan di Hutan Lindung Gunung Sahendaruman, telah berhasil diidentifikasi 70 spesies, 58 genus,

Untuk mengetahui komposisi vegetasi tingkat pohon, pada kawasan Gunung Aseupan masing- masing plot studi di buat ke dalam 3 subplot studi yang secara umum hasil