66
Lampiran 1. Gambar Sampel Minuman Berenergi 1. Merek Kratingdaeng®
67
Lampiran 2. Komposisi Sampel Minuman Berenergi
Spesifikasi sampel minuman berenergi: Merek Kratingdaeng®
No. Bets 495P120 K 13 Tanggal Kadaluarsa: Mei 2015
Merek Kratingdaeng-S® No. Bets 437A110 C 11 Tanggal Kadaluarsa: September 2015
Taurin 1000 mg Taurin 1000 mg
Kafein 50 mg Kafein 50 mg
Inositol 50 mg Inositol 50 mg
Vitamin B3 20 mg Vitamin B3 20 mg
Vitamin B6 5 mg Vitamin B6 2 mg
Provitamin B5 5 mg Provitamin B5 5 mg
Vitamin B12 5 mcg Vitamin B12 5 mcg
Gula 25 mg Gula 25 mg
Ponceau 4R Cl 16255 Ponceau 4R Cl 16255 Tartrazine Cl 19140 Tartrazine Cl 19140
Asam Sitrat Asam Sitrat
Trisodium Sitrat Trisodium Sitrat
Natrium Benzoat Natrium Benzoat
Perasa BPOM RI SL 03160091 Perasa BPOM RI SL 03160091 Lisin 50 mg
Choline Bitartrate 50 mg Glukuronolakton 400 mg
Panjang gelombang maksimum bahan-bahan dalam sampel minuman berenergi:
Bahan Panjang gelombang
maksimum (nm)
Rujukan
Taurin 570 Draganov, dkk., 2014
Kafein 273 Moffat, dkk., 2005
Inositol 261 Moffat, dkk., 2005
Vitamin B3 261 Moffat, dkk., 2005
Vitamin B6 290 Moffat, dkk., 2005
Vitamin B12 361 Moffat, dkk., 2005
Sukrosa 190 Sumantri, dkk., 2013
Natrium Benzoat 230 Moffat, dkk., 2005
Tartrazin 425 Moffat, dkk., 2005
Asam sitrat 208 Sari, 2014
Ponceau 4R 506 Kartadarma, dkk., 2007
68
69
Lampiran 4. Uji Kualitatif Asam Sitrat dengan Pereaksi Deninges
Zat Identifikasi Hasil Pengamatan Larutan asam sitrat
(pembanding)
+ pereaksi Deninges
70
Lampiran 5. Perhitungan Pembuatan HCl 0,1N
71 Lampiran 6. Bagan Alir Prosedur Penelitian
diambil 2,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
ditimbang 25 mg
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
72 Lampiran 6. (Lanjutan)
Baku 1
ditimbang 250 mg
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
73 Lampiran 6. (Lanjutan)
Persamaan Regresi
dibuat kurva kalibrasi Larutan Baku Kafein
(4; 6; 8; 10; 12 μg/mL )
diukur serapan pada λ 200-400 nm
ditransformasikan ke serapan derivat pertama
ditransformasikan ke serapan derivat kedua
ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis
74 Lampiran 6. (Lanjutan)
Persamaan Regresi
dibuat kurva kalibrasi Larutan Baku Asam Sitrat
(200; 300; 400; 500; 600 μg/mL)
diukur serapan pada λ 200-400 nm
ditransformasikan ke serapan derivat pertama
ditransformasikan ke serapan derivat kedua
ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis
75 Lampiran 6. (Lanjutan)
Sampel
diambil 25 mL
dimasukkan ke dalam beaker gelas disaring
dibuang ± 10 ml filtrat pertama filtrat selanjutnya ditampung diambil 0,3 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
diukur pada λ 293.60 nm dan 236.0 nm
Nilai Absorbansi
Kadar
76
Lampiran 7. Kurva Serapan Kafein Baku dan Asam Sitrat Baku
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
2.00000
1.50000
1.00000
0.50000
77 Lampiran 7. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
1.00000
0.50000
78 Lampiran 7. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
1.50000
1.00000
0.50000
79 Lampiran 7. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.40000
0.20000
80 Lampiran 7. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.40000
0.20000
81
Lampiran 8. Kurva Serapan Derivat Pertama Kafein dan Asam Sitrat
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00000
-0.05000
-0.10000
82 Lampiran 8. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00000
-0.05000
83 Lampiran 8. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.05000
0.00000
-0.05000
-0.10000
84 Lampiran 8. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00000
-0.01000
85 Lampiran 8. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00000
-0.01000
-0.02000
86
Lampiran 9. Kurva Serapan Derivat Kedua Kafein dan Asam Sitrat
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00000
-0.02000
87 Lampiran 9. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00500
0.00000
-0.00500
-0.01000
88 Lampiran 9. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00000
-0.02000
89 Lampiran 9. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00100
0.00000
-0.00100
90 Lampiran 9. (Lanjutan)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00
A
bs
.
0.00100
0.00000
-0.00100
-0.00200
91
Lampiran 10. Kurva Serapan Panjang Gelombang Analisis Kafein dan Asam Sitrat
Kurva serapan derivatif kedua kafein konsentrasi 10 μg/mL pada λ = 293.60 nm
92 Lampiran 10. (Lanjutan)
93
94 Lampiran 11. (Lanjutan)
98
Lampiran12. Data Kalibrasi Kafein BPFI, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi
Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Kafein pada Panjang Gelombang 293,60 nm
No. Konsentrasi (μg/mL) (X) Absorbansi (Y)
1. 0,0000 0,00000
Perhitungan Persamaan Garis Regresi
No. X Y XY X2` Y2
1. 0,0000 0,00000 0,0000 0,0000 0,000000000 2. 4,0000 0,00118 0,00472 16,0000 0,000001392 3. 6,0000 0,00179 0,01074 36,0000 0,000003204 4. 8,0000 0,00238 0,01904 64,0000 0,000005702 5. 10,0000 0,00299 0,02990 100,0000 0,000008940 6. 12,0000 0,00358 0,04296 144,0000 0,000012816
ΣX = 40
99 Lampiran 12. (Lanjutan)
Perhitungan Koefisien Korelasi ( )
=
0,9997
100
Lampiran 13. Data Kalibrasi Asam Sitrat, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi
Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Asam Sitrat Pada Panjang Gelombang 236,0 nm
No. Konsentrasi (μg/mL) (X) Absorbansi (Y)
1. 0,0000 0,00000
Perhitungan Persamaan Garis Regresi
No. X Y XY` X2 Y2
101 Lampiran 13. (Lanjutan)
Perhitungan Koefisien Korelasi ( )
=
102
Lampiran 14. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation,LOQ) Kafein dan Asam Sitrat 1. Persamaan garis regresi kafein adalah
No. X Y Yi (10-6) Y-Yi (10-6) (Y-Yi)2 (10-12)
103
Lampiran 15. Kurva Serapan Derivat Kedua Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-1
104 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-3
105 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-5
106 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-1 adisi asam sitrat sebanyak 500 µg/mL
107 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-1 adisi asam sitrat sebanyak 600 µg/mL
108 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S®-1
109 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S®-3
110 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S®-5
111 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S®-1 adisi asam sitrat sebanyak 500 µg/mL
112 Lampiran 15. (Lanjutan)
Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S®-1 adisi asam sitrat sebanyak 600 µg/mL
113
Lampiran 16. Hasil Analisis Kandungan Jumlah Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel
1. Sampel Kratingdaeng® a. Absorbansi kafein
No Absorbansi Kafein pada λ 293,60 nm
Konsentrasi Kafein
(µg/mL) Kadar Kafein persaji (mg)
1 0,00119 3,9632 49,5400
b. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 500 µg/mL
No baku asam sitrat
500 µg/mL
c. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 600 µg/mL
No baku asam sitrat
114 Lampiran 16. (Lanjutan)
2. Sampel Kratingdaeng-S® a. Absorbansi kafein
No Absorbansi Kafein pada λ 293,60 nm
Konsentrasi Kafein
(µg/mL) Kadar Kafein persaji (mg)
1 0,00122 4,1020 50,7828
b. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 500 µg/mL
No
c. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 600 µg/mL
No baku asam sitrat
115
Lampiran 17. Contoh Perhitungan Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kratingdaeng®
Volume sampel yang digunakan = 0,3 mL
Absorbansi analisis (Y) kafein (293,60 nm) = 0,00119
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ= 293,60 nm) : Y = 298,9X – 6,1 . 10-6
Untuk mendapatkan kadar (X) sampel, disubtitusikan absorbansi (Y) terhadap persamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang.
Konsentrasi Kafein : Y = 298,9X – 6,1 . 10-6
0, 00119 = 298,9X – 6,1 . 10-6
0,00119 + 0,0000061 = 298,9 . 10-6 X X = 4,0016 μg/mL
Kadar Kafein dalam sampel:
C : konsentrasi kafein dalam larutan sampel (μg/mL) V : volume larutan pengenceran sampel (mL) Fp : faktor pengenceran
W : volume sampel (mL)
Kadar kafein dalam sampel =
116 Lampiran 17. (Lanjutan)
Kadar kafein sebenarnya = kadar kafein dalam sampel x persen baku kafein = 333,4667 µg/mL x 99,04%
= 330,2654 µg/mL
Volume setiap botol sampel Kratingdaeng® = 150 mL Kadar kafein = Kadar kafein sebenarnya x volume sampel
= 330,5624 µg/mL x 150 mL = 495400 µg
= 49,5400 mg
Volume sampel yang digunakan = 0,3 mL
Absorbansi awal asam sitrat (236,0 nm) = -0,00079
Absorbansi baku asam sitrat C = 500 µg/mL (236,0 nm) = 0,00150
Absorbansi asam sitrat setelah diadisi baku asam sitrat C = 500 µg/mL (236,0 nm). Maka Abs. analisis asam sitrat adalah
= perubahan Abs. asam sitrat setelah diadisi – Abs. baku asam sitrat
= (Abs. asam sitrat setelah diadisi – Abs. awal asam sitrat) – Abs. baku asam sitrat = 0,00075 – (-0,00079) – 0,00150
= 0,00154 – 0,00150 = 0,00004
117 Lampiran 17. (Lanjutan)
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum asam sitrat (λ = 236,0 nm) Y = 3,009X . 10-6
C : kosentrasi asam sitrat dalam larutan sampel (μg/mL) V : volume larutan pengenceran sampel (mL)
Fp : faktor pengenceran W : volume sampel (mL)
Kadar asam sitrat dalam sampel =
=
1107,7917 µg/mLKadar asam sitrat sebenarnya = Kadar asam sitrat dalam sampel x persen baku asam sitrat
= 1107,7917 µg/mL x 99,50% = 1102,2527 µg/mL
Dilakukan penyetaraan dalam berat dengan melakukan penimbangan dalam 100 mL sampel yang wadahnya telah dikalibrasi dengan hasil sebagai berikut:
100 mL sampel setara dengan berat sampel 104,8991 g Kadar asam sitrat = 1102,2527 µg/mL
= 110225,27 µg/100 mL = 110225,27 µg g/104,8991 g
118
Lampiran 18. Contoh Perhitungan Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kratingdaeng-S®
Volume sampel yang digunakan = 0,3 mL
Absorbansi analisis (Y) kafein (293,60 nm) = 0,00121
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ= 293,60 nm) : Y = 298,9X – 6,1 . 10-6
Untuk mendapatkan kadar (X) sampel, disubtitusikan absorbansi (Y) terhadap persamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang.
Konsentrasi Kafein : Y = 298,9X – 6,1 . 10-6
C : konsentrasi kafein dalam larutan sampel (μg/mL) V : volume larutan pengenceran sampel (mL) Fp : faktor pengenceran
W : volume sampel (mL)
Kadar kafein dalam sampel =
119 Lampiran 18. (Lanjutan)
Kadar kafein sebenarnya = kadar kafein x persen baku = 341,8333 µg/mL x 99,04% = 338,5517 µg/mL
Volume setiap botol sampel Kratingdaeng-S® = 150 mL Kadar kafein = kadar kafein sebenarnya x volume sampel
= 338,5517 µg/mL x 150 mL = 50782,755 µg
= 50,7828 mg
Volume sampel yang digunakan = 0,3 mL
Absorbansi awal asam sitrat (236,0 nm) = -0,00061
Absorbansi baku asam sitrat C = 500 µg/mL (236,0 nm) = 0,00150
Absorbansi asam sitrat setelah diadisi baku asam sitrat C = 500 µg/mL (236,0 nm). Maka Abs. analisis asam sitrat adalah
= perubahan Abs. asam sitrat setelah diadisi – Abs. baku asam sitrat
= (Abs. asam sitrat setelah diadisi – Abs. awal asam sitrat) – Abs. baku asam sitra = 0,00096 – (-0,00061) – 0,00150
= 0,00157 – 0,00150 = 0,00007
120 Lampiran 18. (Lanjutan)
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum asam sitrat (λ= 236,0 nm) Y = 3,009X . 10-6
C : kosentrasi larutan sampel (μg/mL)
V : volume larutan pengenceran (mL) Fp : faktor pengenceran
W : volume sampel (mL)
Dilakukan penyetaraan dalam berat dengan melakukan penimbangan dalam 100 mL sampel yang wadahnya telah dikalibrasi dengan hasil sebagai berikut:
100 mL sampel setara dengan berat sampel 105,1568 g Kadar asam sitrat = 1928,9319 µg/mL
= 192893,19 µg/100 mL = 192893,19 µg g/105,1568 g
121
Lampiran 19. Perhitungan Statistik Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kratingdaeng®
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung 1 = = 0,5428
t hitung 2 = = 2,7230
122 Lampiran 19. (Lanjutan)
t hitung 4 = = 3,8177
t hitung 5 = = 0,5428
t hitung 6 = = 2,7230
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar Kafein dalam sampel Kratingdaeng® :
μ = ± (tα/2, dk) x SB/√n)
= 49,4713 mg ± (4,0321 x 0,3103/√6) = 49,4713 mg ± (4,0321 x 0,1267) = (49,4713 ± 0,5109) mg/sajian 2. Kadar Asam Sitrat
No. X
Kadar (μg/g)
1 1050,7742 0,0013 0,00000169
2 1050,7742 0,0013 0,00000169
3 788,0779 -262,6950 69008,6630
4 1050,7742 0,0013 0,00000169
5 1050,7742 0,0013 0,00000169
6 1313,4631 262,6902 69006,1412
1050,7729 Σ = 138014,8042
123 Lampiran 19. (Lanjutan)
=
=
166,1414Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5, maka t(α/2,dk) = 4,0321
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung 1 = = 0,00002
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar asam sitrat pada sampel Kratingdaeng® :
μ = ± (tα/2, dk) x SB/√n)
= 1050,7729 μg/g ± (4,0321 x 166, 1414/ ) = (1050,7729 ± 273,4848) μg/g
124
Lampiran 20. Perhitungan Statistik Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kratingdaeng-S®
1. Jumlah Kafein
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung 1 = = 1,5812
t hitung 2 = = 1,5812
t hitung 3 = = 1,5812
125 Lampiran 20. (Lanjutan)
t hitung 5 = = 3,1636
t hitung 6 = = 3,1636
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar Kafein dalam sampel Kratindaeng-s :
μ = ± (tα/2, dk) x SB/√n)
= 50,9210 mg ± (4,0321 x ) = (50,9210 ± 0,3524) mg
2. Kadar Asam Sitrat
No. Kadar (μg/g)X
1 1834,3387 87,3474 7629,5683
2 1572,2932 -174,6981 30519,4261
3 1834,3387 87,3474 7629,5683
4 1572,2932 -174,6981 30519,4261
5 2096,3909 349,3996 122080,0805
6 1572,2932 -174,6981 30519,4261
1746,9913 Σ = 228897,4954
SB =
=
126 Lampiran 20. (Lanjutan)
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5, maka t(α/2,dk) = 4,0321
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung 1 = = 1,0000
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S® :
μ = ± (tα/2, dk) x SB/√n)
= μg/g ± (4,0321 x )
127
Lampiran 21. Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S®
Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-1
128 Lampiran 21. (Lanjutan)
Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-3
129 Lampiran 21. (Lanjutan)
Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng®-5
130
Lampiran 22. Hasil Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat Setelah Penambahan Masing-Masing Larutan Standar Pada Sampel 1. Hasil Analisis Kafein Setelah Penambahan Larutan Standar Kafein
Sampel 2. Hasil Analisis Asam Sitrat Setelah Penambahan Larutan Standar Asam Sitrat
Sampel
Serapan pada λ 236.0 nm Setelah penambahan Baku
(Sampel + Standar Asam Sitrat 500 µg/mL + Standar Asam
Sitrat 200 µg/mL )
Sebelum penambahan Baku (Sampel + Standar Asam Sitrat
500 µg/mL)
1 35726,2020 19701,9471 15808,8424 101,36
2 35463,5048 19701,9471 15808,8424 99,70
3 35726,2020 19964,6397 15808,8424 99,70
4 35988,8899 19964,6397 15808,8424 101,36
5 35726,2020 19964,6397 15808,8424 99,70
6 35726,2020 19964,6397 15808,8424 99,70
131
Lampiran 23. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dengan Menggunakan Sampel Kratingdaeng®
Volume sampel yang digunakan = 0,3 mL Absorbansi analisis (Y) :
Kafein (293.40 nm) = 0,0048 Asam sitrat (213.20 nm)= 0,0058
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ=293.40 nm) : Y = (3,0214X – 0,1782) . 10-4
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum natrium benzoat (λ= 213.20 nm) : Y = (6,1027X + 0, 4019) . 10-4
1. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kafein
Konsentrasi kafein setelah penambahan larutan baku = 8,0498 μg/mL
Kadar kafein =
132 Lampiran 23. (Lanjutan)
=
= 670,8208 µg/mL
CF = kadar kafein x persen baku kafein
= 670,8208 µg/mL x 99,04% = 664,3809 µg/mL
Kadar kafein sampel setelah ditambah larutan baku (CF ) 664,3809 µg/mL
Kadar kafein sampel sebelum ditambah larutan baku (CA) = 330,2667 µg/mL
Kadar larutan baku yang ditambahkan (C*A)
C*A = ml yang ditambahkan
=
1 mL= 333,3333 µg/mL
Maka persen perolehan kembali kafein = 100 %
=
100%= 100,23 % 2. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Asam Sitrat
Konsentrasi asam sitrat setelah penambahan larutan baku = 451,9774 µg/mL Kada rasam sitrat =
133 Lampiran 23. (Lanjutan)
=
= 37664,7883 µg/mL = 3766478,83 µg/100 mL = 3766478,83 µg/104,8991 g = 35905,7307 µg/g
CF = kadar asam sitrat x persen baku asam sitrat
= 35905,7307µg/g x 99,5% = 35726,2020 µg/g
Kadar asam sitrat sampel setelah ditambah larutan baku (CF ) = 35726,2020 µg/g
Kadar asam sitrat sampel sebelum ditambah larutan baku (CA) = 19701,9471 µg/g
Kadar larutan baku yang ditambahkan (C*A)
C*A = mL yang ditambahkan
=
0,5 mL= 16666,6667 µg/mL = 16666,6667 µg/100 mL = 1666666,67 µg/ 104,8991 g = 15888,2838 µg/g
C*A = kadar asam sitrat x persen baku asam sitrat
= 15888,2838 µg/g x 99,5% = 15808,8424 µg/g
Maka persen perolehan kembali asam sitrat
= 100 %
=
100%134
Lampiran 24. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard
Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Kafein
No. Persen Perolehan Kembali
135
Lampiran 25. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Asam Sitrat
No. Persen Perolehan Kembali
136 Lampiran 26. Daftar Nilai Distribusi t
138 Lampiran 28. Label Asam Sitrat Pro Analisis
139
142