BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari perkembangan
perekonomian Indonesia. Investor saat ini lebih memilih untuk menginvestasikan
modalnya dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia
merupakan pasar modal, yaitu tempat bagi perusahaan untuk memperoleh dana
dari pihak eksternal dengan menjual sahamnya, dan tempat dimana investor dapat
memilih untuk menanamkan investasinya.
Dalam hal ini termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada
sektor perbankan. Industri Perbankan memegang peranan penting bagi
pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Ali (2004), bank
didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki izin usaha untuk
beroperasi sebagai bank, yaitu menerima penempatan dana-dana yang
dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada
masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi akseptasi atas berbagai
bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek.
Usaha perbankan sendiri lahir karena pada kenyataannya tidak semua orang
yang menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya sehari-hari,
sedangkan banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak
diberikan kebebasan untuk menentukan atau menciptakan produk perbankan telah
menyebabkan bank kurang berhati-hati dan menyimpang dari aturan yang berlaku
bagi perbankan. Bank-bank tersebut hanya saling berlomba untuk menarik dana
masyarakat dengan menawarkan tingkat bunga deposito dan tabungan yang lebih
tinggi dari yang lain dan kemudian menyalurkannya kembali bagi dalam bentuk
kredit kepada masyarakat dengan tujuan mencapai keuntungan maksimal tanpa
memperhatikan penentuan kebijakan dan risikonya.
Berinvestasi pada pasar modal dapat meningkatkan laba pada perusahaan.
Investasi merupakan salah satu pilihan masyarakat pada saat mereka
mengalokasikan kelebihan dananya dengan harapan memperoleh hasil yang lebih
baik di masa yang akan datang. Setiap investor atau calon investor memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui keputusan investasi yang diambil. Pada
umumnya motif investasi adalah memperoleh keuntungan, keamanan, dan
pertumbuhan dana yang ditanamkan. Untuk itu dalam melakukan investasi dalam
bentuk saham investor harus melakukan analisis terhadap faktor yang
mempengaruhi market value atau nilai pasar saham perusahaan. Investor terlebih dahulu memahami kondisi keuangan perusahaan yang menjadi tujuan untuk
berinvestasi. Nilai pasar yang semakin tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut
sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan
menghasilkan capital gain yang semakin besar. Ada dua kemungkinan yang akan dihadapi pemodal dalam berinvestasi yaitu memperoleh tingkat keuntungan yang
terbesar dengan risiko tinggi atau tingkat keuntungan tertentu dengan risiko
Economic Value Added (EVA) adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari
besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan
harga saham perusahaan (Tandelilin, 2010:195).
ROE (Return on Equity) menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh
besar kecilnya utang perusahaan yang dimiliki. Dengan rasio ini investor maupun
manajer dapat mengidentifikasikan kekuatan laba dalam nilai investasi dari para
investor. Namun, ada beberapa faktor lain yang terlibat. Seperti leverage keuangan umumnya akan meningkatkan ROE tetapi juga akan meningkatkan
risiko perusahaan, yang tidak disukai investor. Jadi, jika ROE yang tinggi
diperoleh melalui penggunaan utang dalam jumlah yang sangat besar, harga
saham kemungkinan akan lebih rendah dari yang seharusnya dengan utang yang
lebih sedikit dan ROE yang lebih rendah (Brigham dan Houston, 2008:150). EPS
(Earning Per Share) mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham (Syahyunan, 2013:94-95).
Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham
tersebut di pasar (Tandelilin, 2010:183). Nilai pasar yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan
Berikut data laba bersih, total hutang, total ekuitas, dan harga saham
perusahaan perbankan pada akhir tahun 2011 sampai tahun 2013 yang disajikan
pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Laba Bersih, Total Hutang, Total Ekuitas, dan Harga Saham Perbankan Indonesia Tahun 2011-2013
(dalam jutaan Rupiah, kecuali harga saham)
Kode
BBCA 2011 10.817.798 339.165.506 42.027.340 8.000
2012 11.718.460 390.067.244 51.897.942 9.650
2013 14.256.239 430.893.993 63.966.678 9.600
BBKP 2011 741.478 52.809.369 4.374.094 580
2012 834.719 60.693.088 4.996.742 670
2013 934.622 63.244.294 6.213.369 620
BBNI 2011 5.808.218 261.215.137 37.843.024 3.800
2012 7.048.362 289.778.215 43.525.291 3.925
2013 9.057.941 338.971.310 47.683.505 3.950
BBNP 2011 68.145 5.989.736 582.910 1.300
2012 85.429 7.550.948 661.259 1.300
2013 105.234 8.933.337 1.052.398 1.480
BBRI 2011 15.087.996 420.078.955 49.820.329 6.750
2012 18.687.380 486.455.011 64.881.779 7.950
BMRI 2011 12.695.885 451.379.750 62.654.408 6.750
BNBA 2011 42.624 2.487.017 476.131 139
2012 57.115 2.961.011 522.505 172
2013 56.197 3.481.269 564.402 157
BNGA 2011 3.176.960 148.431.639 18.369.491 1.220
2012 4.249.861 174.760.569 22.651.912 1.180
Sumber : data sekunder (diolah) (2014)
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa terdapat 4 perusahaan
yang mengalami kenaikan harga saham dan diikuti peningkatan laba bersih serta
peningkatan total ekuitas perusahaan dari tahun 2011 sampai dengan 2013 yaitu:
BBNI, BBNP, SDRA, dan BVIC. Kemudian terdapat 3 perusahaan yang
mengalami penurunan harga saham dan diikutin penurunan laba bersih serta
kenaikan total hutang perusahaan tersebut dari tahun 2011 sampai dengan 2013
yaitu: BABP, MEGA, dan BKSW . Kemudian terdapat 6 perusahaan yang
mengalami fluktuasi pada harga saham, tetapi sejalan dengan peningkatan
maupun penurunan laba bersih, total hutang, serta total ekuitas perusahaan
BNBA, BNLI, dan MCOR. Hal tersebut sesuai menurut (Darmadji, 2006:154)
bahwa setiap perusahaan tentu berusaha dan pemegang saham pun demikian, agar
harga saham terus meningkat dari waktu ke waktu. Dan itu hanya bisa terjadi
kalau kinerja perusahaan terus membaik, sebagaimana ditunjukkan terus
meningkatnya penjualan dan tentu saja yang paling penting adalah laba bersih.
Bilamana penjualan meningkat, tetapi laba bersih tidak naik, maka harga saham
belum tentu bergerak naik. Sebaliknya bilamana karena efisiensi dari operasi, laba
bersih bisa meningkat, meskipun penjualan tetap sama, maka harga saham bisa
naik. Sementara terdapat 4 perusahaan yang mengalami penurunan harga saham
diikutin oleh pergerakan laba bersih yang stagnan dan terjadi peningkatan jumlah
hutang perusahaan pada tahun 2012-2013 yaitu: BAEK, BEKS, BMRI, dan
BNGA.
Berdasarkan hal tersebut, kemungkinan banyak faktor yang mempengaruhi
harga saham dan menjadikan bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi
pada perusahaan perbankan di Indonesia. Unsur kepercayan yang dimiliki
perusahaan perbankan menjadi modal besar bagi perbankan di Indonesia untuk
terus memastikan para investor maupun nasabah yang dimilikinya untuk tetap
merasa aman dan nyaman untuk dapat menginvestasikan ataupun menanamkan
dananya kepada perusahaan perbankan terutama di Indonesia. Termasuk penilaian
kesehatan bank berdasarkan Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to market risk yang dimiliki perusahaan perbankan menjadi faktor penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan perbankan. Namun, peneliti
menjadi dasar investor dalam menginvestasikan dananya terhadap nilai pasar dari
saham perusahaan perbankan di Indonesia.
Dari permasalahan yang dikemukakan di atas dan data yang ditampilkan,
peneliti tertarik untuk menganalisis apakah ada pengaruh antara Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) terhadap Market Value (MV). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini disebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian
terdahulu. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu
dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan untuk periode laporan
keuangan tahun 2011-2013 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Market Value
(MV) pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2013”.’
1.2. Rumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan diatas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia?
3. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada pada sub-bab sebelumnya, tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Return on equity (ROE) terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis,
khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi market value.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini mampu menjadi dasar pertimbangan untuk
melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
equity, return on assets, profitability, earning per share untuk diterapkan dalam strategi portofolio investasi.
4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis khususnya yang