• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan, yang terdiri dari

pulau-pulau yang terpampang dari Sabang sampai Merauke. Dengan banyaknya pulau-pulau

yang tersebar di Indonesia maka Indonesia juga memiliki berbagai kebudayaan.

Setiap kebudayaan memunculkan bahasa yang berbeda, dimana bahasa tersebut

digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dalam suatu kebudayaan. Menurut

Badan pusat statistik (BPS) pada tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia ±

273.775.796 juta jiwa, sehingga bahasa yang ada di Indonesia juga beragam

sesuai dengan adat-istiadat dari masing-masing daerah. Dengan banyaknya bahasa

yang ada maka dibuat bahasa pemersatu (lingua franca) antar suatu suku dengan

suku yang lainnya, agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Bahasa

pemersatu tersebut adalah bahasa Indonesia atau yang dikenal sebagai bahasa

nasional.

Negara Indonesia juga kita kenal sebagai negara agraris, dimana jumlah

penduduknya mayoritas bermata pencaharian dari hasil pertanian dan berlatar

belakang pendidikan rendah. Rendahnya pendidikan di kalangan masyarakat pada

umumnya banyak dimanfaatkan politikus-politikus yang mengklarifikasi tanah

mereka adalah tanah sengketa, sehingga para mafia tanah menyarankan tanah

mereka lebih baik dijual daripada dipertahankan. Dengan kata lain mereka digusur

dari tanah nenek moyang mereka sendiri.

Setiap manusia membutuhkan komunikasi di dalam kehidupannya

sehari-hari. Kebutuhan itu bukan sekedar berbentuk material, tetapi juga kebutuhan yang

bersifat non material. Salah satunya musik atau lagu. Kadang manusia membuat

atau menyanyikan lagu untuk menyampaikan pesan ungkapan kasih sayang, sakit

hati, kritikan, dukungan dan lain-lain. Lagu tersebut dinyanyikan atau

disampaikan tanpa harus berkomunikasi secara langsung terhadap orang yang

dituju.

Sebuah lagu merupakan sebuah alat komunikasi verbal yang memiliki

(2)

yang disampaikan mengandung sebuah keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka

tertentu. Pesan yang disampaikan dalam lagu bukan hanya berasal dari suatu

peristiwa yang dirasakan langsung oleh pencipta, tetapi bisa juga yang dirasakan

orang lain ataupun suatu peristiwa bertema kealaman, manusiawi, politik, dan rasa

untuk penyampaian kasih sayang. Pola pemikirannya terbentuk dari interaksinya

dengan lingkungan sosial sekitar.

Berkomunikasi dengan orang lain bukan hanya merupakan berkomunikasi

langsung dengan orang tersebut, tetapi penyampaian pesannya dapat dilakukan

dengan cara membuat lagu, puisi, soneta, gurindam dan yang lainnya. Umumnya

orang-orang menggunakan musik dan lagu untuk menyampaikan hal-hal tertentu

yang tercipta karena didorong oleh kondisi sosial, politik dan ekonomi masyarakat

serta perilaku-perilaku umum yang dilakukan pejabat dan masyarakat.

Pesan yang terdapat dalam sebuah lirik lagu merupakan representasi dari

pemikiran dan perasaan dari orang yang menciptakan lagu untuk menyampaikan

pesan yang ingin dia sampaikan kepada khalayak banyak. Konsep dari pesan yang

ingin disampaikan dapat berupa perasaan senang, marah, kritikan, pendapat, sedih

bahkan pujian atas sesuatu hal yang yang dirasakan pencipta lagu tersebut. Ketika

pendengar mengerti atas suatu lirik lagu yang diperdengarkan dan dapat

memaknai isi liriknya, maka hal ini disebut sebuah proses komunikasi. Lagu

merupakan sebuah kebudayaan yang menarik dalam kehidupan masyarakat karena

dapat mempersatu manusia walaupun dari suku yang berbeda. Lagu identik

dengan musik, karena musik mempunyai hubungan yang erat dengan lagu dalam

penyampaian lirik dalam lagu.

Musik adalah perpaduan dari beberapa jenis alat musik yang

dikombinasikan menjadi satu sehingga menimbulkan bunyi yang harmonis dan

menarik untuk didengar. Dengan kata lain musik mewakili nada, ritme yang

mengalun secara teratur. Terciptanya musik dapat terjadi karena faktor dorongan

dari politik, kondisi sosial masyarakat, menunjukkan rasa bersyukur dan

perekonomian masyarakat. Sehingga musik dan masyarakat adalah elemen yang

sulit untuk dipisahkan, sebab masyarakat membutuhkan musik sedangkan musik

(3)

Penggunaan bahasa sangat penting dalam proses penyampaian pesan

kepada masyarakat. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki

bersama untuk mengungkapkan gagasan. Secara formal, bahasa diartikan sebagai

semua kalimat yang bisa diimajinasikan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata

bahasa. Lirik dalam lagu menggunakan bahasa dengan tujuan agar lagu tersebut

bisa diterima dan dimaknai oleh pendengar.

Lagu diaransemen sedemikian rupa agar lebih menarik dan proses

penyampaian pesannya dapat menjadi lebih efektif, maka ditambahkan cuplikan

video klip lagu tersebut yang telah disesuaikan dengan lirik lagu. Hal ini agar

masyarakat dapat lebih terbantu memaknai pesan yang ingin disampaikan oleh

pencipta lagu setelah adanya video klip dalam lirik lagu yang dilantunkan

tersebut.

Belakangan ini, banyak konflik yang terjadi antara masyarakat dengan

para politikus maupun mafia tanah diangkat ke media. Baik dari sengketa lahan

garapan ataupun penggusuran yang dialami masyarakat kecil. Hal tersebut yang

membuat masyarakat merasa tidak terlindungi karena masyaraka yang telah lama

mendiami wilayah tersebut tiba-tiba saja tanah mereka diklaim oleh para politikus

untuk kepentingan pribadi para politikus tersebut. Kasus tersebut sebenarnya

sudah lama terjadi jauh sebelumnya ketika para penjajah seperti Portugis,

Belanda, Jepang datang ke Indonesia untuk mengklaim dan ingin menguasai

tanah air kita.

Di Indonesia banyak lagu yang dilantunkan bersifat kritikan pada akhir

Orde Baru. Pada dasarnya karena banyak kasus dalam hal mengklaim tanah

masyarakat yang dilakukan para politikus pemerintahan dan mafia tanah. Sedikit

menyinggung masalah hak pribumi yang pernah terjadi sepanjang masa, sengketa

tanah menjadi perbincangan hangat dikedai-kedai warung kopi. Sayang ketika

lagu itu menjadi hits dikalangan para pemuda, mereka belum siap dengan segala

bentuk permasalahan sehingga mereka hanya terbuai oleh lantunan keindahan

sebuah syair. Keluguan para penghuni masih menyimpan potret kepasrahan

sebagai ketidakberdayaan, maklum waktu itu segala bentuk penghambat

pembangunan sangat ditakuti

(4)

Salah satu penyanyi yang telah banyak mengkritik lewat lagunya adalah

Iwan Fals. Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir d

menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret'

suasana sosial kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang,

kehidupan dunia pada umumnya, dan dari segi kondisi kehidupan sosial itu pula

dia mengkr itik perilaku sekelompok orang yang dianggap tidak bertanggung

jawab lewat lagu“Ujung Aspal Pondok Gede” salah satunya.

Ujung Aspal Pondok Gede atau nama lainnya yang tidak asing bagi

masyarakat setempat adalah dengan sebutan nama Keranggan karena memang

lokasinya sama. Sebelah Selatan Kota Bekasi dan juga perbatasan dengan

Cilengsi Bogor, itulah Kampung Keranggan. Masyarakat disana masih mengenal

kepercayaan nenek moyang, meskipun ajaran Islam sudah lama berkembang.

Memang tradisi sangat sulit untuk dihilangkan, disudut-sudut jalan ataupun

pertigaan jalan masih sering kita temui sebuah suguhan ancak (berbagai macam

suguhan untuk para leluhur).

Lagu Iwan Fals yang berjudul “Ujung Aspal Pondok Gede” sering

dijadikan sebagai sound track ketika ada berita tentang penggusuran masyarakat

ataupun tanah masyarakat yang diklaim oleh para politikus maupun mafia tanah.

Sebab lagu ini mencerminkan kehidupan masyarakat yang tergusur dari tanah

yang sudah ditempati oleh nenek moyang mereka sendiri akibat ulah mafia tanah

untuk kepentingan bisnis mereka. Itu disebabkan karena dulu awalnya minim ilmu

pengetahuan masyarakat pada saat itu, serta masyarakat Ujung Aspal Pondok

Gede yang nasibnya diangkat oleh Iwan Fals ke dalam lagu terkenal ramah,

sehingga kesempatan itu dimanfaatkan mafia tanah dan politikus-politikus untuk

menggusur mereka dari tanah mereka.

Peneliti merasa tertarik dan ingin mengetahui makna atau pesan yang

terkandung di dalam sebuah lagu yang berjudul “Ujung Aspal Pondok Gede”, di

mana kasus yang serupa juga pernah menimpa salah satu dari kerabat peneliti di

wilayah jalan Ngumban Surbakti Medan pada tahun 2010 yang mengakibatkan

terjadinya hal sengketa tanah, sehingga peneliti mencoba menguraikan akar

(5)

ini baik untuk diteliti karena sampai sekarang belum ada orang yang tertarik untuk

menelitinya dan memaparkan pesan yang disampaikan. Penelitian ini terfokus

pada pemaknaan dan pesan dalam lirik lagu dan terbatas dalam lingkup

keberagaman yang dituangkan dalam lagu Ujung Aspal Pondok Gede. Dan

didukung oleh gambar serta unsur lain yang membantu peneliti dalam memaknai

lirik lagu “Ujung Aspal Pondok Gede”.

Dengan adanya penelitian ini, peneilti berharap dapat menyumbang ide

dalam rangka membantu konflik yaitu dalam konflik komunikasi yang terjadi

antara masyarakat dengan para politikus. oleh sebab itu peneliti tertarik meneliti

lirik lagu Ujung Aspal Pondok Gede seperti peneliti uraikan di atas. Penelitian ini

menggunakan analisis semiotika yang mempelajari hakikat tentang keberadaan

suatu tanda. Semiotika sebagai ilmu tanda (sign)dan segala yang berhubungan

dengannya, cara berfungsinya, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka

yang menggunakannya (Sobur, 2004: 19)

Dalam penelitian ini, peneliti befokus pada perangkat analisis Semiologi

Roland Barthes, yang menggunakan pemaknaan terhadap tanda (sign)yang

terdapat dalam lirik lagu dan gambar secara signifikasi dua tahap (two order

signification)yaitu tahap denotasi dan konotasi. Dengan meneliti makna konotasi

dari setiap tanda dalam lagu ini, peneliti juga berupaya mengetahui ideologi yang

dibangun dalam lagu ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan analisis semiotika lirik lagu “Ujung Aspal Pondok Gede” yang

dipopulerkan oleh Iwan Fals.

1.2. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah representasi kehidupan masyarakat Indonesia dalam lirik lagu

Iwan Fals yang berjudul “Ujung Aspal Pondok Gede”?

1.3. Pembatasan masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti merasa

perlu untuk melakukan pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas dan terarah.

(6)

1. Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu penelitian yang tidak terpaku pada

jumlah namun lebih berfokus pada pengembangan proses mental yang

terjadi antara peneliti dan objek penelitian

2. Subjek penelitian ini adalah lirik lagu Iwan Fals yang berjudul “Ujung

Aspal Pondok Gede”.

3. Penelitian ini menggunakan perangkat analisis Semiologi Roland Barthes.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui representasi kehidupan masyarakat Indonesia dalam

lirik lagu Iwan Fals yang berjudul “Ujung Aspal Pondok Gede”.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan di bidang Ilmu Komunikasi khususnya studi analisis

semiotika.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala

pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi konflik

serta mempresentasikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan

Referensi

Dokumen terkait

(Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Tentang Pesan Bahaya Korupsi Dalam Lirik Lagu Tikus Tikus Kantor Karya Iwan

Bagaimanakah bentuk pemakaian gaya bahasa perbandingan pada lirik lagu-lagu Iwan Fals dalam Album Sarjana Muda?.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk pemakaian majas dalam lirik lagu pada album The Very Best of Iwan Fals, (2) mendeskripsikan bentuk pemakaian tuturan

“ Kajian Diksi dan Gaya Bahasa Perbandingan pada Lirik Lagu Iwan Fals dalam Album Sarjana Muda ”.. Universitas

Penelitian ini dilatarbelakangi album Iwan Fals In Love diciptakan berbeda dengan album-album Iwan Fals lainnya. Album Iwan Fals In Love terdapat lagu- lagu kisah asmara Iwan

Hasil dan pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Tema pada lirik lagu Iwan Fals secara dominan berisi kritik atas berbagai ketimpangan sosial yang

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) jenis majas yang terkandung dalam lirik lagu Iwan Fals yang berjudul Tikus-Tikus Kantor, Kuli Jalan, Tak

KRITIK SOSIAL PADA LIRIK LAGU ALBUM MANUSIA SETENGAH DEWA KARYA IWAN FALS Oleh HERWINDA AULIA AYU PUTRI NPM 1310013111082 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam