BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen
untuk mengoperasionalkan prinsi-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam
SAP dan kebijakan akuntansi. SAPD menunjukkan rangkaian proses akuntansi
yang terdiri dari proses identifikasi transaksi keuangan, menjurnal kedalam buku
jurnal, memposting ke buku besar, menyusun neraca saldo, menyusun kertas kerja
konsolidasi, dan diakhiri dengan penyusunan laporan keuangan.Pada prinsipnya,
SAKPD disusun agar para petugas yang menjalankan fungsi akuntansi dapat
memahami dan menjalankan proses akuntansi dengan baik dan benar.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD), sedangkan Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat
Dinas (SKPD) dilakukan oleh PPK-SKPD.
Berdasarkan peraturan Menteri dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang
pedoman pengelola keuangan daerah bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah
sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut :
1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
3. Prosedur Akuntansi Aset
2.1.1 Prosedur akuntansi Penerimaan Kas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 tahun 2007 tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 241 mengatakan bahwa prosedur
akuntansi penerimaan kas adalah : “serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer”.
Prosedur akuntansi penerimaan kas dilaksanakan oleh
pejabat pengelola keuangan (PPK-SKPD) PPK-SKPD berdasarkan buku transaksi
penerimaan kas melakukan pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas dengan
mencantumkan uraian rekening lawan asal penerimaan kas berkenaan, secara
periodik jurnal tersebut diposting ke buku besar.
Buku transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi
penerimaan kas yaitu : 1. Surat tanda bukti pembayarana, 2. Bukti transfer, 3.
Nota kredit Bank.
2.1.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007 tentang
pedoman pengelola keuangan daerah pasal 247 mengatakan bahwa prosedur
akuntansi pengeluaran kas adalah : “ serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan
2.1.3 Prosedur Akuntansi Aset
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 253 mengatakan bahwa
prosedur akuntansi aset adalah ; “serangkaian pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, pemeliharaan, relibilitas, perubahan klasifikasi dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai atau digunakan SKPD”.
2.1.4 Prosedur Akuntansi Selain Kas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 259 mengatakan bahwa
prosedur akuntansi selain kas adalah : “ serangkaian proses mulaidari pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua
transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer”
2.2 Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan bagian dari pengelolaan
keuangan daerah secara keseluruhan. Adanya UU No.32 Tahun2004 tentang
pemeirntah daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan kewenangan yang
cukup besar bagi daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Akan
tetapi selain mempunyai kewenangan, pemerintah daerah juga mempunyai
Sistem akuntansi pemerintah daerah memiliki beberapa karakteristik yang
sama dengan sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) :
a. Basis Akuntansi
Sistem akuntansi pemerintahan daerah pada saat ini menggunakan basis kas
untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan basis akrual untuk neraca, dengan
basis kas, pendapatan diakui dan dicatat pada saat kas diterima oleh rekening kas
daerah serta belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas
daerah.
b. Sistem Pembukuan Berpasangan
sistem pembukuan berpasangan (double entry system) didasarkan atas
persamaan dasar akuntansi, yaitu : Aset = Utang + Ekuitas Dana. Setiap transaksi
dibukukan dengan mendebit suatu perkiraan dan mengkredit perkiraan yang lain.
Ssistem akuntansi pemerintahan daerah sekurang-kurangnya meliputi
prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur
akuntansi aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur akuntansi selain kas.
Seperti halnya SAPP,SAPD juga terdiri dari dua subsistem, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPKD, yang akan
mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh level pemda, seperti pendapatan
dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi
hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga, transaksi-transaksi pembiayaan,
2. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Sistem akuntansi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dilaksanakan oleh
pejabat penatausahaan keuangan (PPK) SKPD. Transaksi-transaksi yang terjadi di
lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan oleh PPK SKPD.
2.3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan informasi yang
memuat data berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur informasi yang
merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu. Istilah laporan keuangan
pemerintah daerah meliputi semua laporan dan berbagai penjelasannya yang
mengakui laporannya tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan.
2.3.2 Penyusunan Laporan keuangan
Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. Selanjutnya laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh PPKD
menjadi laporan keuangan pemerintah provinsi/kota/kabupaten.
Laporan keuangan yang harus dibuat oleh SKPD adalah : a. LRA
b.Neraca
c. Catatan atas laporan keuangan
laporan keuangan tersebut dibuat dua kali dalam satu tahun
anggaran, yaitu : semester pertama dan semester kedua. Laporan keuangan
semster kedua berisi data dan informasi keuangan semester I dan II. Proses
menempatkan jurnal yang telah dibuat ke buku besar, penyusunan neraca saldo,
pencatatan jurnal penyesuaian neraca saldo yang telah disesuaikan, hingga
membuat LRA dan Neraca. Proses tersebut dapat dibantu menggunakan
woorksheet atau kertas kerja.
Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan dikolom
neraca saldo pada woorksheet SKPD. PPK kemudian membuat jurnal
penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan
penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas
transaksi-transaksi yang bersifat akrual.
2.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Karakteristik kualitas laporan keuangan daerah merupakan ciri khas yang
membuat informasi dan laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik pokok, yaitu :
1. Mudah dipahami
Kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan daerah adalah
kemudahaanya untuk segera dipahami pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki
kemampuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya. Informasi yang relevan adalah :
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat koreksi di masa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yan akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3. Keandalan
Informasi harus andal (reliable), informasi memiliki kualitas handal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat
diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
4. Bisa dibandingkan
Pemakai harus dapat diperbandingkan laporan keuangan entitas antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antara entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan
penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa
2.5 Penelitian Terdahulu
Adapun penulis telah merangkum kedalam sebuah tabel penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan judul dari penelitian ini dan menjadi
referensi tambahan untuk penelitian ini antara lain :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Permadi (2013)
Independen:
Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Dependen :
Kualitas Lpaoran Keuangan Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi keuangan pemerintah
daerah sangat berpengaruh pada laporan
keuangan menuju hasil yang berkualitas baik. Winda
(2011)
Independen:
Analisis penerapan Sistem akuntansi keuangan Daerah
Dependen :
Badan kepegawaian Kota
Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada badan kepegawaian daerah kota padang telah sesuai dengan ketentuan yang
terdapat dalam
Kinerja SKPD pemerintahan Kota Padang Panjang
Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap terhadap kinerja SKPD pemerintahan kota padang panjang.
Sandy (2008)
Independen :
Penerapan Sistem akuntansi Keuangan
Dependen :
Penyusunan Laporan Keuangan pemerintah Kabupaten Deli serdang
Kabuptaen Toba Samosir telah menggunakan sistem akuntansi keuangan daerah dengan
2.6 Kerangka Konseptual
Berdasrkan dari pandangan diatas bahwa pemerintah daerah menyusun
dan melaporkan informasi keuangannya mengacu pada suatu sistem pemerintahan
yaitu penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan PP No. 71
Tahun 2010. Adapun turunan dari kerangka konseptual pada penelitian ini ialah,
Gambar 2.1
Turunan kerangka pemikiran Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan keuangan
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
Penyusunan laporan Keuangan Daerah Menurut PP No. 71
Tahun 2010 Otonomi Daerah dan
Reformasi Keuangan Daerah
Kualitas Laporan keuangan Pemerintah
Daerah
(variabel Y) Sistem Keuangan Pemerintah Daerah
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Peraturan yang telah dibuat dalam peraturan pemerintah tentang standar
akuntansi pemerintahan yang menjadi tumpuan suatu sistem keuangan pemerintah
daerah untuk membuat atau mensajikan laporan keuangannya berdasarkan
peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah, ketidak pandaian
sumberdaya manusia dalam mengoperasikan suatu sistem laporan keuangan tanpa
mengikuti standar yang telah ada akan mempenagruhi kualitas dari laporan
keuangan itu sendiri.
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalah yang
menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu dibuktikan
atau diuji kebenarannya. Berdasarkan beberapa kajian empiris dan penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah:
Ho : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah tidak Berpengaruh
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Ha : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Berpengaruh
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Sistem Keuangan
Pemerintah Daerah
(variabel X)
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah