• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Defenisi - Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerasaan Kabupaten Simalungun Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Defenisi - Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerasaan Kabupaten Simalungun Tahun 2014"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Defenisi

Pre-hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang di tunjukkan oleh angka systolic

120-139 mmHg dan angka diastolic 80-89 mmHg. Pre-hipertensi merupakan suatu tanda peringatan bahwa seseorang mungkin memiliki tekanan darah tinggi di masa yang akan datang. Saat ini tekanan darah yang dikatakan normal adalah yang lebih rendah dari 120/80 mmHg, dengan titik acuan 115/75 mmHg, risiko terhadap serangan jantung dan stroke meningkat 2 kali lipat untuk setiap peningkatan sistolik 20 mmHg atau diastolik 10 mmHg pada orang dewasa berusia 40 – 70 tahun. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko terhadap serangan jantung, stroke, coronary heart disease (penyakit jantung koroner atau penyakit yang terjadi apabila arteri koroner yang memberi suplai darah dan oksigen kepada otot jantung mengalami pengerasan dan penyempitan akibat endapan lemak yang menumpuk di dinding dalamnya), gagal jantung dan juga gagal ginjal.10

(2)

tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat di waktu beraktifitas atau berolahraga.11

Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus-menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hipertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (heart attack). Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang di bawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderitanya, akan tetapi hipertensi memicu munculnya penyakit lain yang mematikan seperti jatung, gagal ginjal, dan stroke. Seiring berubahnya gaya hidup mengikuti era globalisasi, kasus hipertensi terus meningkat. Gaya hidup gemar makanan fast food yang kaya lemak, asin, malas berolahraga dan mudah tertekan ikut berperan dalam menambah jumlah pasien hipertensi.12

2. 2. Fatofisiologi Hipertensi12, 21

(3)

sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan, inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi

vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktifitas memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom. Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan darah ke normal.

(4)

akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ yang penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyaklit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

2. 3. Manifestasi Klinik Hipertensi11

Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi yaitu sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk, perasaan berputar serasa ingin jatuh, berdebar atau detak jantung terasa cepat dan telinga berdengung.

Gejala klinis yang di alami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan. Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun, gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia

(peningkatan urinasi pada malam hari). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi, atau gangguan tajam pengelihatan.

(5)

kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluarnya darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

2. 4. Klasifikasi Hipertensi

2. 4. 1. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi a. Hipertensi Esensial (Primer)

Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang di hasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal tanpa penyebab sekunder yang jelas. Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi yaitu sekitar 90% penderita hipertensi. Penyebabnya tidak diketahui, walaupun banyak dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktifitas) dan pola makan. Hipertensi primer juga disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.18

Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini di sebabkan peningkatan aktifitas simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang disebabkan oleh refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan

(6)

hemodinamik yang normal. Peninggian tekanan darah merupakan satu-satunya tanda hipertensi primer, muncul tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, otak, mata dan jantung.19

b. Hipertensi Sekunder

Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Penyebab dan fatofisiologinya diketahui, sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan. Tekanan darah tinggi tipe ini dapat disebabkan oleh kondisi medis misalnya penyakit ginjal atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu seperti pil KB. Contoh kelainan yang menyebabkan hipertensi sekunder adalah sebagai hasil dari salah satu atau kombinasi dari hal-hal berikut:13

1. Akibat stres yang parah, 2. Penyakit atau gangguan ginjal,

3. Kehamilan atau pemakaian hormon pencegah kehamilan, 4. Pemakaian obat-obatan seperti heroin, kokain, dan sebagainya, 5. Cidera di kepala atau pendarahan di otak yang berat,

6. Tumor atau sebagai reaksi dari pembedahan. 2. 4. 2. Klasifikasi berdasarkan TDS dan TDD

The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of

High Blood Pressure (JNC – VII) membedakan hipertensi berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik, sebagai berikut:2

a. Normal bila tekanan darah sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg. b. Prehipertensi bila tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan

(7)

c. Hipertensi stadium 1 bila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.

d. Hipertensi stadium 2 bila tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan

darah diastolik ≥100 mmHg.

2. 5. Komplikasi12

Stroke dapat dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang dialirinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang bingung, linglung, atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklorosis

(8)

perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan risiko pembentukan bekuan darah.

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.

Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain disebut edema. Cairan di paru-paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan di tungkai menyebabkan kaki bengkak. Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf pusat, menyebabkan neuron-neuron di sekitarnya kolap dan terjadi koma.

2. 6. Epidemiologi 2. 6. 1. Faktor Risiko

(9)

dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain umur, jenis kelamin, suku, keluarga memiliki riwayat hipertensi. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi antara lain asupan garam, stress, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal.11

a. Umur

Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya disebabkan oleb berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis yaitu terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktifitas simpatik. Pada usia lanjut peran ginjal sudah berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.

b. Jenis kelamin

(10)

c. Keluarga memiliki riwayat hipertensi

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua. Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.

d. Pola asupan garam dalam diet

(11)

Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan monosodium glutamate (MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan MSG.3

Tabel 2.1. Kandungan natrium pada beberapa makanan20

No Jenis Makanan Ukuran Rumah Tangga Kadar Na

200-400 mg

(12)

f. Obesitas

Berat badan merupakan faktor determinan tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional).

Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus menerus.15

g. Konsumsi Alkohol

Kebiasaan konsumsi alkohol dapat merusak fungsi saraf pusat maupun tepi, apabila saraf simpatis terganggu, maka pengaturan tekanan darah akan mengalami gangguan dan cenderung semakin meningkat.16 h. Merokok

Merokok merupakan salah satu penyebab meningkatnya tekanan darah, dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari

(13)

yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari.15

i. Pengguna Alat Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banyak dipakai oleh akseptor yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progesteron atau campuran keduanya yang dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme Renin-aldosteron-mediated volume expansion.17

2. 6. 2. Orang3, 8

Pada negara yang sudah maju, hipertensi merupakan masalah kesehatan yang memerlukan penanganan yang baik karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Di Amerika Serikat, proporsi hipertensi pada golongan kulit putih dewasa 15% dan proporsi hipertensi di jumpai pada golongan kulit hitam dewasa 25-30%. Penduduk kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi dibandingkan dengan penduduk yang berkulit putih. Menurut penelitian Ria Arihta Ujung (2013) di RSUD Sidi Kalang Tahun 2010-2012, diperoleh jumlah

(14)

kelamin tertinggi adalah laki-laki sebesar 5,2%. Umur 41-50 tahun tertinggi adalah perempuan sebesar 11,8%. Umur 51-60 tahun tertinggi adalah laki-laki sebesar 12,2% dan umur > 60 tahun tertinggi adalah perempuan sebesar 30,0%. 2. 6. 3. Tempat4

Prevalensi di tiap daerah berbeda-beda tergantung pola kehidupan masyarakat tersebut. Penduduk yang tinggal di daerah pesisir lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi dibandingkan daerah pegunungan yang lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Berdasarakan hasil pengukuran tekanan darah melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2013 menurut Provinsi, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner sebesar 9,4% yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 %. Ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7%. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (25,8% + 0,7 %).

2. 6. 4. Waktu4

(15)

2. 7. Pencegahan Hipertensi 2. 7. 1. Pencegahan Primordial10

Pencegahan hipertensi secara primordial adalah upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap hipertensi dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko. Upaya ini dimaksudkan agar masyarakat yang sehat tidak sampai terkena penyakit hipertensi. Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan pencegahan terjadinya hipertensi yang dilakukan melalui pendekatan populasi ataupun perorangan. Upaya pencegahan tersebut antara lain mempertahankan gaya hidup benar dalam masyarakat serta melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap risiko yang ada atau berlangsung dalam masyarakat.

2. 7. 2. Pencegahan tingkat pertama (Primer)13

Pencegahan primer hipertensi adalah pencegahan yang dilakukan terhadap seseorang/masyarakat sebelum terkena hipertensi. Sasaran pencegahan primer hipertensi adalah orang yang masih sehat dengan tujuan seseorang/masyarakat tersebut dapat terhindar dari hipertensi.

Pencegahan primer hipertensi adalah sebagai berikut :

(16)

b. Peningkatan tekanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu : melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol seperti senam aerobik, jalan kaki, berlari, bersepeda, berenang dan lain-lain, diet rendah lemak dan meningkatkan konsumsi buah-buahan/sayuran, mengendalikan stres dan emosi.

2. 7. 3. Pencegahan Tertier23

Sasaran utama adalah pada mereka yang terkena penyakit hipertensi melalui diagnosis dini serta pengobatan yang tepat dengan tujuan mencegah proses penyakit lebih lanjut dan timbulnya komplikasi. Tujuan secara khusus untuk penderita hipertensi adalah memastikan bahwa tekanan darahnya selalu tinggi, menilai kerusakan organ yang sudah ada dan penyakit yang menyertainya juga mencari penyebabnya.

(17)

2. 8. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Karakteristik : 1. Umur

2. Jenis Kelamin 3. Keluarga memiliki

riwayat hipertensi

Faktor Risiko :

1. Asupan garam

2. Stress 3. Obesitas

4. Konsumsi alkohol

5. Merokok

6. Kontrasepsi hormonal

Gambar

Tabel 2.1. Kandungan natrium pada beberapa makanan20

Referensi

Dokumen terkait

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan

Tabel 1. Taksa yang ditemui terdiri dari Nematoda, Copepoda, Polychaeta, Oligochaeta, Kinorhyncha, Insekta, Ostracoda, Isopoda, Tardigrada dan Tanaidacea. Pada ketiga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemilihan alat kontrasepsi pada wanita usia subur yang bersuami yang mempunyai dukungan rendah namun pemilihan alat kontrasepsinya yang

Iris mata merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang memiliki tingkat pembeda yang cukup baik untuk mengklasifikasikan tiap individu, karena pola iris mata memiliki

Contoh buah yang dapat diolah menjadi manisan basah adalah mangga, kedondong, kolang-kaling, dan nanas5.

Halaman administrator merupakan halaman untuk masuk kedalam pengolahan data sistem penentuan sekolah dasar terbaik kota palembang, pada halaman Administrator ini

Hasil penelitian tentang pengaruh self tapping terhadap intensitas nyeri dysmenorrhea primer pada mahasiswi PSIK FK UGM dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi

Penelitian ini menggunakan campuran perbandingan 1:2:3 terhadap berat beton dan hasil menunjukan bahwa terak sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tarik dan berat