Menggambar dan menentukan dimensi alat
Memilih bahan
Mengukur bahan yang Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian
Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
dimensi pada gambar
Mengelas alat Merangkai alat
Menggerinda permukaan alat yang kasar
a b
Mengecat alat Merancang bentuk alat
tidak
Lampiran 1. (Lanjutan)
Menguji alat
Menganalisa data Data Layak?
Mengukur parameter a
Selesai b
Lampiran 2. Perhitungan daya motor listrik
v = kecepatan linear (m/s) m = massa (kg)
g = gravitasi (9,8 m/s2) ω = kecepatan sudut (rad/s)
Lampiran 2. (Lanjutan) Jadi,
P = (5 kg x 9,8 m/s2) (376,8 rad/s x 0,0415 m) P = 49N x 15,6372 m/s
P = 766,22 Nm/s P = 766,22 W Lampiran 2. (Lanjutan)
P = 0,76622 KW 0,746
P = 1,027 HP
Lampiran 3. Kapasitas efektif alat Percobaan Berat Bahan
Lampiran 4. Analisis ekonomi 1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 3.000.000 efektif berdasarkan tahun 2014) 2. Perhitungan biaya produksi
a. Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (D) Dt= (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Lampiran 4. (Lanjutan)
2. Bunga modal dan asuransi (I)
Bunga modal pada bulan Agustus 6% dan Asuransi 2% I = i(P)(n+1)
2n
= (8%)Rp . 3.000.000 (5+1) 2(5)
= Rp. 144.000/tahun Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun D (Rp) I (Rp)/tahun Biaya tetap
(Rp)/tahun
1 2.700.000 144.000 2.844.000
2 1.389.214,80 144.000 1.533.214,80
3 952.891,45 144.000 1.096.891,45
4 735.109,02 144.000 879.109,02
5 604.712,25 144.000 748.712,25
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi = 1,2%(P−S)
100
= 1,2%(Rp .5.100.000−Rp .510.000) 100 jam
= Rp. 324/jam
2. Biaya operator
Lampiran 4. (Lanjutan)
Biaya operator per hari =Jumlah produksi
50 kg x Rp. 6000
= 809,42 kg
100 kg x Rp. 6000 = Rp. 48565,20/hari = Rp. 6937,89/jam 3. Biaya listrik
Motor penggerak 1 HP = 0,75 KW
Biaya Listrik = 0,75 KW × Rp. 708/KWH
= Rp. 531/jam Total biaya tidak tetap = Rp. 7.792,89/jam
c. Biaya pemipilan jagung
Lampiran 5. Break even point
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
Penerimaan setiap produksi (R) = Rp.200/kg (harga ini diperoleh dari perkiraan di lapangan)
Alat akan mencapai break even point jika alat telah mengupas jagung sebanyak :
N = F (R−V)
= Rp .748.712,25/tahun (Rp .200/kg−Rp .67,39/kg )
Lampiran 6. Net present value
Berdasarkan persamaan (9), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus: CIF-COF ≥ 0
Pendapatan = penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh = Rp. 48.720.000/tahun
Pembiayaan = biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun
Tahun BP (Rp/kg) Kap. Alat (kg/jam)
Jam kerja
(jam/tahun) Pembiayaan
1 78,855 116 2100 19.209.069
2 73,474 116 2100 17.898.283,80
3 71,683 116 2100 17.461.960,45
4 70,789 116 2100 17.244.178,02
Lampiran 6. (Lanjutan)
Jumlah CIF = Rp. 205.452.318
Cash out Flow 6%
1. Investasi = Rp. 3.000.000
2. Pembiayaan = Pembiayaan x (P/F, 6%,n) Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n) Biaya (P/F, 6%, n) Pembiayaan (Rp)
1 19.209.069,00 0,9434 18.121.835,69
2 17.898.283,80 0,89 15.929.472,58
3 17.461.960,45 0,8396 14.661.062,00
4 17.244.178,02 0,7921 13.659.113,41
5 17.113.781,25 0,7473 12.789.128,73
Lampiran 6. (Lanjutan)
Jumlah COF = Rp. 3.000.000 + Rp. 71.556.558,80 = Rp.78.160.612,41
NPV 6% = CIF – COF
= Rp. 205.452.318 – Rp.78.160.612,41 = Rp. 127.291.705,59
Lampiran 7. Internal rate of return
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :
IRR = p% + 𝑋𝑋
𝑋𝑋+𝑌𝑌x (q% - p%) (positif dan negatif)
dan
IRR = q% + 𝑋𝑋
𝑋𝑋−𝑌𝑌x (q% - p%) (positif dan positif)
Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
Lampiran 7. (Lanjutan)
Jumlah CIF = Rp. 194.728.524
Cash out Flow8%
1. Investasi = Rp. 3.000.000
2. Pembiayaan = Pembiayaan x (P/A, 8%,5) Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n) Biaya (P/F, 6%, n) Pembiayaan (Rp)
1 19.209.069,00 0,9259 17.785.676,99
2 17.898.283,80 0,8573 15.344.198,70
3 17.461.960,45 0,7938 13.861.304,21
4 17.244.178,02 0,735 12.674.470,84
5 17.113.781,25 0,6806 11.647.639,52
Lampiran 7. (Lanjutan)
Jumlah COF = Rp. 3.000.000 + Rp. 71.313.290,26 = Rp. 74.313.290,26
NPV 8% = CIF – COF
= Rp. 194.728.524 – Rp. 74.313.290,26 = Rp. 120.415.233,74
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:
IRR = q% + 𝑋𝑋
𝑋𝑋−𝑌𝑌x (q% - p%)
= 8% + 127.291.705,59
127.291.705,59 – 120.415.233, x (8% - 6%)
Lampiran 8. Spesifikasi alat Mata Pisau Pemipil
Keterangan : 1. Penutup
2. Saluran pengeluaran 3. V-belt
4. Motor listrik Lampiran 9. Gambar teknik
Skala 1 : 20
Tampak atas Tampak isometri
Lampiran 9. (Lanjutan)
RANGKA ALAT
Tampak atas Tampak isometri
Lampiran 9. (Lanjutan)
MATA PISAU PEMIPIL
Skala 1 : 20
Tampak atas Tampak isometri
Lampiran 10. Gambar buah jagung
Jagung sebelum dipipil
Biji jagung setelah dipipil
Lampiran 11. Alat pemipil jagung
Tampak depan
Tampak samping