commit to user SKRIPSI
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM JAWA
TIMUR DAN JAWA BARAT
Oleh :
Dian Purnamasari
H 0708166
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM JAWA
TIMUR DAN JAWA BARAT
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Oleh :
Dian Purnamasari
H 0708166
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user SKRIPSI
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM JAWA
TIMUR DAN JAWA BARAT
DIAN PURNAMASARI
H 0708166
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Ir. Sri Hartati, MP.
NIP. 195705201980032002
Dra. Linayanti Darsana M.Si NIP. 195207111980032001
Surakarta, Januari 2013
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian
Dekan
Prof. Dr. Ir. Bambang Pudjiasmanto, MS
commit to user SKRIPSI
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM JAWA
TIMUR DAN JAWA BARAT
yang dipersiapkan dan disusun oleh
Dian Purnamasari
H 0708166
telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal: 22 Januari 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Program Studi Agroteknologi
Susunan Tim Penguji
Ketua Anggota I Anggota II
Ir. Sri Hartati, MP.
NIP. 195705201980032002
Dra. Linayanti Darsana M.Si NIP. 195207111980032001
Dr. Ir. Parjanto, MP
commit to user KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya kepada
penulis sehingga penyusunan skripsi dengan judul “ Karakterisasi Morfologi
Beberapa Anggrek Alam Jawa Timur dan Jawa Barat ” dapat terselesaikan
dengan baik tanpa halangan yang berarti. Penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak yang telah membantu. Terima kasih penulis ucapkan kepada
pihak-pihak antara lain :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pudjiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
atas penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Hadiwiyono, MSi selaku Ketua Jurusan/Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Ir. Sri Hartati, MP selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing
Akademik yang dengan sabar memberikan saran, pengarahan, bimbingan, dan
bantuan penelitian kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas
Pertanian Jurusan/Program Studi Agroteknologi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
4. Ibu Dra. Linayanti Darsana M.Si selaku Pembimbing Pendamping yang juga
telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
5. Bapak Dr. Ir. Parjanto, MP selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan
masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Keluarga yang saya sayangi Ibu, Bapak, Kakak yang telah memberikan
dukungan baik materi, semangat, dan doa.
7. Rekan- rekan Gocelu, Solmated yang telah memberikan semangat dan
dukungan yang luar biasa.
commit to user
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
berkepentingan dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
commit to user
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...3
II. TINJAUAN PUSTAKA...4
A. Anggrek Alam ...4
B. Karakterisasi Morfologi anggrek. ...5
C. Clustering ...10
D. Hubungan Kekerabatan anggrek ...11
E. Hipotesis ...12
III.METODE PENELITIAN...13
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...13
B. Bahan dan Alat ...13
C. Tata Laksana ...13
1. Rancangan Penelitian... 13
2. Analisis Data ...13
3. Pelaksanaan Penelitian ...13
4. Variabel Pengamatan ...14
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ...19
A. Tinjauan Lokasi ...19
B. Karakterisasi Morfologi Anggrek Jawa Timur dan Jawa Barat ...20
C. Identifikasi Morfologi Anggrek Alam ...22
D. Diskripsi Tanaman ...34
commit to user
1. Deskripsi Tipe Pertumbuhan ...34
2. Deskripsi Daun ...35
3. Deskripsi Bunga ...42
4. Deskripsi Akar ...57
E. Kemiripan Anggrek Jawa Berdasarkan Karakter Morfologi ...59
F. Matriks Jarak Genetik Anggrek Jawa Berdasarkan Karakter Morfologi ..61
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...63
A. Kesimpulan ...63
B. Saran ...63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user DAFTAR TABEL
Nomor Judul dalam Teks Halaman
1.Karakterisasi morfologi anggrek alam dengan menggunakan Skoring ...15
2.Pengamatan morfologi hasil scoring berdasarkan Panduan Karakterisasi tanaman Hias Anggrek (Anonim, 2007) ...33
3. Macam tipe pertumbuhan pada anggrek ...34
4. Bentuk daun pada anggrek ...35
5. Penampang melintang daun pada anggrek ...37
6. Bentuk ujung daun pada anggrek ...38
7. Bentuk tepi daun pada anggrek ...39
8. Tekstur permukaan daun pada anggrek ...40
9. Bentuk tepi daun pada anggrek ...41
10.Warna daun pada anggrek ...42
11. Bentuk bunga pada anggrek ...43
12. Bentuk sepal dorsal lateral pada anggrek ...44
13. Bentuk petal pada anggrek ...45
14. Bentuk ujung sepal petal pada anggrek ...46
15. Tipe callus pada anggrek ...47
16. Letak lekuk pada bibir pada anggrek ...48
17. Sunggut pada labellum pada anggrek ...49
18. Posisi pembungaan ...50
19. Jumlah pollinia pada anggrek ...51
20. Corak warna sepal dorsal pada anggrek ...52
21. Corak warna sepal lateral pada anggrek ...53
22. Corak warna petal pada anggrek ...54
23. Aroma bunga anggrek ...55
24. Bentuk penampang bujur pseudobulb pada anggrek ...56
25. Bentuk penampang melintang pseudobulb pada anggrek ...57
26. Tipe perakaran pada anggrek ...58
27. Jarak Genetik Anggrek jawa Berdasarkan Karakter Morfologi ...62
commit to user
Nomor Judul dalam Lampiran Halaman
27. Data biner dalam microsoft excel untuk menentukan kedekatan hubungan
kemiripan ...64
commit to user DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul dalam Teks Halaman
1. Tanaman anggrek secara umum dan bagian- bagian bunga ...22
2. Tanaman utuh Arundina graminifolia ...23
3. Bunga Arundina graminifolia ...23
4. Tanaman utuh Sarcogliphis comberii ...24
5. Bunga Sarcogliphis comberii ...24
6. Tanaman utuh Coelogyne spesiosa ...25
7. Bunga Coelogyne spesiosa ...25
8. Tanaman utuh Coelogyne flexiosa ...26
9. Bunga Coelogyne flexiosa ...26
10. Tanaman utuh Paphiophedilum glaucophylum ...27
11. Bunga Paphiophedilum glaucophylum ...27
12. Tanaman utuh Paphiophedilum purpurescen ...28
13. Bunga Paphiophedilum purpurescen ...28
14. Tanaman utuh Dendrobium mutabile ...29
15. Bunga Dendrobium mutabile ...29
16. Tanaman utuh Dendrobium crumenantum ...30
17. Bunga Dendrobium crumenantum ...30
18. Tanaman utuh Arachnis flos aeris ...31
19. Bunga Arachnis flos aeris...31
20. Tanaman utuh Bulbophyllum blumei ...32
21. Bunga Bulbophyllum blumei ...32
22. Dendogram Kekerabatan Anggrek Alam Jawa Berdasarkan Karakterisasi Morfologi ...60
Nomor Judul dalam Lampiran Halaman 23. Lampiran. 2 Kemiripan anggrek Dendrobium mutabile, Sarcogliphis comberii dengan 70 % ...68
commit to user
24. Lampiran. 3 Kemiripan Paphiophedilum glaucophyllum, Paphiophedilum
purpurescen dengan 95% ...70
25. Lampiran. 4 Kemiripan anggrek Bulbophyllum blumei, Arachnis flos aeris
sebesar 62 % ...71
commit to user RINGKASAN
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM JAWA BARAT DAN TIMUR. Skripsi : Dian Purnamasari (H0708166). Pembimbing: Ir. Sri Hartati, MP, Dra. Linayanti Darsana M.Si, Dr. Ir. Parjanto, MP. Program studi: Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Anggrek merupakan tanaman hias dengan nilai estetika tinggi. Keanekaragaman anggrek alam semakin mendekati kepunahan. Upaya untuk memperkaya keanekaragaman anggrek dapat dilakukan dengan persilangan. Persilangan antar individu yang berkerabat jauh sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu mengetahui hubungan kekerabatan antar tetua sebagai sumber gen. Tujuan penelitian ini mempelajari karakteristik anggrek alam, hubungan kekerabatan antar anggrek alam dan mempelajari tingkat kemiripan beberapa anggrek alam Jawa Timur dan Jawa Barat.
Penelitian dilakukan bulan Mei sampai Oktober 2012. Bahan yang
digunakan yaitu Sarcogliphis comberii, Arachnis flos aeris, Arundina
graminifolia, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexiosa, Paphiophedilum glaucophyllum, Paphiophedilum purpurescen, Dendrobium mutabile, Dendrobium crumenantum, Bulbophyllum blumei. Variabel pengamatan terdiri dari 25 karakter, meliputi karakterisasi batang, daun, bunga,dan tipe perakaran. Keragaman morfologi dianalisis secara deskriptif berdasarkan pengamatan langsung dan pendokumentasian bagian anggrek alam. Kemudian dianalisisa menggunakan program NTSYSpc versi 2.02i dengan metode UPGMA fungsi SimQual.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dendrogram terdapat
3 kelompok anggrek, kemiripan 70% yaitu Dendrobium mutabile, Sarcogliphis
comberii, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexiosa dan Dendrobium crumenantum. Kemiripan 96% yaitu Paphiophedilum glaucophyllum dan Paphiophedilum purpurescen dan kemiripan 62% yaitu Bulbophyllum blumei, Arachnis flos aeris.
commit to user SUMMARY
CHARACTERIZATION MORPHOLOGICAL SOME NATURAL ORCHID EAST JAVA AND WEST JAVA. Thesis-S1: Dian Purnamasari (H0708166). Advisers: Ir. Sri Hartati, MP, Dra. Linayanti Darsana M.Si, Dr. Ir. Parjanto, MP. Program of study: Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University Eleven March (UNS) Surakarta.
Orchids are plants with high aesthetic value. Diversity of natural orchids closer to extinction. Attempts to enrich the diversity of orchids can be done with a cross. Crosses between distantly related individuals difficult. Therefore it is necessary to know the kinship between the elders as a source of genes. The purpose of this research study the diversity of natural orchids, orchid phylogenetic relationship between the degree of similarity of nature and learn some natural orchids East Java and West Java.
The study was conducted from May to October 2012. The materials used are Sarcogliphis comberii, Arachnis flos Aeris, Arundina graminifolia, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexiosa, Paphiophedilum glaucophyllum, Paphiophedilum purpurescen, Dendrobium mutabile, Dendrobium crumenantum, Bulbophyllum blumei. Variables observation consists of 25 characters, including characterization of the stems, leaves, flowers and roots type. The diversity of morphology analyzed descriptively based on direct observation and documentation of parts of natural orchids. Then use NTSYSpc program version 2.02i with UPGMA method SimQual function.
Based on the results of the study showed that the dendrogram there are 3
groups of orchids, similarity of 70% is Dendrobium mutabile, Sarcogliphis
comberii, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexiosa and Dendrobium crumenantum. The similarity of 96% is Paphiophedilum glaucophyllum and Paphiophedilum purpurescen and 62% similarity, namely Bulbophyllum blumei, Arachnis flos Aeris.
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM JAWA
BARAT DAN JAWA TIMUR1)
Dian Purnamasari2), Sri Hartati3),
Linayanti Darsana3)
ABSTRAK
Anggrek merupakan tanaman hias dengan nilai estetika tinggi. Keanekaragaman anggrek alam semakin mendekati kepunahan. Upaya untuk memperkaya keanekaragaman anggrek dapat dilakukan dengan persilangan. Persilangan antar individu yang berkerabat jauh sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu mengetahui hubungan kekerabatan antar tetua sebagai sumber gen. Tujuan penelitian ini mempelajari keragaman anggrek alam, hubungan kekerabatan antar anggrek alam dan mempelajari tingkat karakterisasi beberapa anggrek alam Jawa Timur dan Jawa Barat. Penelitian dilakukan bulan Mei sampai Oktober 2012. Bahan yang digunakan yaitu Sarcogliphis comberii, Arachnis flos aeris, Arundina graminifolia, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexiosa, Paphiophedilum glaucophyllum, Paphiophedilum purpurescen, Dendrobium mutabile, Dendrobium crumentum, Bulbophyllum blumei. Variabel pengamatan terdiri dari 25 karakter, meliputi karakterisasi batang, daun, bunga,dan tipe perakaran. Keragaman morfologi dianalisis
secara deskriptif berdasarkan pengamatan langsung dan
pendokumentasian bagian anggrek alam. Kemudian dianalisisa menggunakan program NTSYSpc versi 2.02i dengan metode UPGMA fungsi SimQual. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dendrogram terdapat 3 kelompok anggrek, kemiripan 70% yaitu Dendrobium mutabile, Sarcogliphis comberii, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexuosa dan Dendrobium crumenantum. Kemiripan 96% yaitu Paphiophedilum glaucophyllum dan Paphiophedilum purpurescen dan kemiripan 62% yaitu Bulbophyllum blumei, Arachnis flos aeris.
Kata Kunci: Anggrek Alam, Hubungan Kekerabatan, Morfologi Anggrek
__________________________________________________________ 1) Makalah disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian tingkat Sarjana
Fakultas Pertanian UNS Surakarta
2) Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS Surakarta
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM
JAWA BARAT DAN JAWA TIMUR1)
Dian Purnamasari2), Sri Hartati3),
Linayanti Darsana3)
ABSTRACT
Orchids are plants with high aesthetic value. Diversity of natural orchids closer to extinction. Attempts to enrich the diversity of orchids can be done with a cross. Crosses between distantly related individuals difficult. Therefore it is necessary to know the kinship between the elders as a source of genes. The purpose of this research study the diversity of natural orchids, orchid phylogenetic relationship between the degree of similarity of nature and learn some natural orchids East Java and West Java. The study was conducted from May to October 2012. The materials used are Sarcogliphis comberii, Arachnis flos Aeris, Arundina graminifolia, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexiosa, Paphiophedilum glaucophyllum, Paphiophedilum
purpurescen, mutabile Dendrobium, Dendrobium crumenantum,
Bulbophyllum blumei. Variables observation consists of 25 characters, including characterization of the stems, leaves, flowers and roots type. The diversity of morphology analyzed descriptively based on direct observation and documentation of parts of natural orchids. Then dianalisisa use NTSYSpc program version 2.02i with UPGMA. Based on the results of the study showed that the dendrogram there are 3 groups of orchids, similarity of 70% is Dendrobium mutabile, Sarcogliphis comberii, Coelogyne spesiosa, Coelogyne flexuosa and Dendrobium crumenantum. The similarity of 96% is Paphiophedilum glaucophyllum and Paphiophedilum purpurescen and 62% similarity, namely Bulbophyllum blumei, Arachnis flos Aeris. Keywords: Natural Orchids, Orchids Morphology
____________________________________________________
1) Present at result seminar of research S1 grading Faculty of Agriculture University of Sebelas Maret (UNS) Surakarta
2) Student of Study Program Agrotechnology Faculty of Agriculture University of Sebelas Maret (UNS) Surakarta
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika
tinggi. Bentuk dan warna bunganya yang unik menjadikan daya tarik sendiri.
Salah satu hal terpenting dalam budidaya anggrek adalah penggunaan media
tumbuh, dimana fungsi dari media tumbuh pada tanaman anggrek sebagai
tempat berpijak tanaman serta penyimpanan hara dan air yang diperlukan
untuk pertumbuhan anggrek (Litbang 2010).
Anggrek alam adalah keanekaragaman hayati yang perlu dijaga
kelestariannya, karena semakin mendekati kepunahan. Anggrek alam
memiliki keindahan yang dapat menjadi kebanggaan suatu bangsa dan
dijadikan bunga nasional. Di seluruh dunia, ada sekitar 12 negara yang telah
menjadikan anggrek alam khas negaranya sebagai bunga nasional.Di
Indonesia, anggrek bulan Phalaenopsis amabilis dijadikan bunga nasional
bersama dengan melati (Jasminum sambac) dan bunga bangkai (Rafflesia
arnoldii) (Leon dan Zulkifli 2009).
Anggrek bersifat hermaphrodit, yaitu pollen (serbuk sari) dan putik
terdapat didalam satu bunga, sedangkan sifat kelaminnya adalah monoandrae
(kelamin jantan dan betina terletak pada satu tempat) sehingga anggrek
termasuk tanaman yang mudah mengalami penyerbukan. Penyerbukan dapat
terjadi secara tidak sengaja oleh alam, misalnya serangga. Jatuhnya serbuk
sari ke kepala putik akan menyebabkan terjadinya penyerbukan. Proses ini
lebih mudah terjadi pada tipe bunga anggrek yang memiliki zat perekat pada
putiknya (discus viscidis). Bunga anggrek yang tidak memiliki zat perekat
disebut polinia, sedangkan bunga anggrek yang memiliki perekat disebut
polinaria (Calvin 2006).
Dalam mempertahankan hidupnya di alam, anggrek rawan mengalami
kepunahan karena selain penyerbukannya tergantung pada serangga juga
karena adanya konversi habitat alamnya yang dijadikan sebagai tempat
commit to user
2
alam. Situasi ini semakin diperparah dengan pengambilan berbagai jenis
anggrek alam secara liar dan berlebihan untuk memenuhi permintaan pasar,
baik dalam tingkat regional maupun global. Semakin meningkatnya
permintaan pasar ini semakin mengancam keberadaan jenis-jenis anggrek
alam pada tingkat yang sangat membahayakan, sehingga untuk menghindari
kepunahan dan meningkatkan kelestarian kekayaan flora di Indonesia ini,
maka dibutuhkan suatu usaha konservasi ex-situ yaitu usaha perbanyakan
tanaman di habitat aslinya (Puspitaningtyas dan Mursidawati 1999).
Anggrek alam atau anggrek hutan biasanya dikenal sebagai anggrek
spesies. Anggrek-anggrek spesies ini tumbuh alami di tempat yang tidak
terpelihara oleh manusia. Anggrek-anggrek spesies ini memegang peranan
penting sebagai induk persilangan (Sarwono 2002). Salah satu cara atau
metode untuk menginventarisasi jenis anggrek di alam yaitu metode
eksplorasi. Eksplorasi adalah pelacakan atau penjelajahan atau dalam plasma
nutfah tanaman dimaksudkan sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan, dan
meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan.
Plasma nutfah yang ditemukan perlu diamati sifat dan asalnya.
Upaya untuk memperkaya keanekaragaman anggrek dapat dilakukan
dengan persilangan dengan jenis lain. Persilangan individu antar individu
yang berkerabat jauh biasanya sulit dilakukan, dan apabila diperoleh hibrida,
biji yang dihasilkan sukar berkecambah atau steril. Oleh karena itu untuk
mencapai keberhasilan dalam perbaikan genetik melalui persilangan yang
dikendalikan oleh manusia, perlu mengetahui hubungan kekerabatan antar
tetua yang dipilih sebagai sumber gen. Salah satu pembatas keberhasilan
persilangan adalah kedekatan hubungan kekerabatan genetik antar tetua. Oleh
sebab itu dalam penelitian ini dilakukan untuk mengelompokkan anggrek
commit to user
3
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat karakter morfologi antar anggrek alam Jawa Timur dan
Jawa Barat?
2. Bagaimana pola pengelompokan keragaman antar anggrek alam Jawa
Timur dan Jawa Barat?
3. Bagiamana tingkat kemiripan antara anggrek alam Jawa Timur dan Jawa
Barat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu :
1. Mempelajari karakter anggrek alam Jawa Timur dan Jawa Barat secara
morfologi.
2. Mempelajari kemiripan antar anggrek alam Jawa Timur dan Jawa Barat
berdasarkan karakterisasi morfologi.
3. Mempelajari jarak genetik atau tingkat kemiripan beberapa anggrek alam
khususnya di Jawa sebagai informasi pendukung dalam program
pemuliaan tanaman.
Manfaat dari penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Manfaat dari penelitian ini yakni mendukung pemuliaan tanaman,
khususnya pada tanaman anggrek untuk menciptakan suatu anggrek
dengan keunikan tersendiri serta melestarikan sumber genetik agar tidak
commit to user
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggrek alam
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling
tinggi di dunia setelah Brazil, dan keanekaragaman hayati yang tercermin
oleh spesies besar flora ditemukan di sana. Orchidaceae adalah salah satu
keluarga terbesar dan paling beragam di kerajaan tanaman (Sumiarti et al.
2010). Di Indonesia, anggrek merupakan tanaman hias yang sangat populer,
baik sebagai bunga potong dan bunga pot. Banyak spesies anggrek milik
keluarga Orchidaceae hanya dapat ditemukan di Indonesia. Sebagian besar
spesies diklasifikasikan sebagai anggrek tropis, yang terdiri dari bagian
terbesar dari keanekaragaman anggrek. Bunga anggrek memiliki variasi yang
luar biasa berdasarkan ukuran, bentuk, struktur, bau, warna, dan letak bunga.
Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika
tinggi. Bentuk dan warna bunganya yang unik menjadikan daya tarik sendiri
(Litbang 2010). Anggrek alam adalah keanekaragaman hayati yang perlu
dijaga kelestariannya, karena semakin mendekati kepunahan. Anggrek alam
memiliki keindahan yang dapat menjadi kebanggaan suatu bangsa dan
dijadikan bunga nasional. Di seluruh dunia, ada sekitar 12 negara yang telah
menjadikan anggrek alam khas negaranya sebagai bunga nasional. Di
Indonesia, anggrek bulan Phalaenopsis amabilis dijadikan bunga nasional
bersama dengan melati (Jasminum sambac) dan bunga bangkai atau Rafflesia
arnoldii (Leon dan Zulkifli 2009).
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias berbunga yang
keindahannya tidak kalah dengan tanaman hias berbunga lainnya. Anggrek
memiliki bentuk, warna dan corak bunga yang beraneka ragam.
Keindahannya telah membuat tanaman ini banyak dikoleksi oleh semua orang
sebagai hobi, bahkan sampai diperjualbelikan. Tanaman anggrek merupakan
tipe tanaman yang memiliki kecepatan tumbuh yang relatif lambat. Cepat
lambatnya pertumbuhan setiap jenis anggrek adalah berbeda-beda karena
sangat tergantung dari segi pemeliharaan anggrek itu sendiri.
commit to user
B. Karakterisasi Morfologi anggrek
Karakteristik merupakan kegiatan awal untuk mengetahui variasi sifat
pertumbuhan vegetatif dan generatif maupun sifat morfologi tanaman yang
bertujuan untuk menghasilkan deskrepsi tanaman (Suryadi 2003).
Identifikasi berdasarkan karakter morfologi ini memiliki keterbatasan,
diantaranya yaitu faktor lingkungan, jumlah karakter yang diamati terbatas
dan adanya sifat dominan dan resesif pada tanaman. Meskipun demikian,
identifikasi terhadap karakter morfologi tetap penting dan masih tetap
digunakan dalam program pemuliaan tanaman karena pengamatannya sangat
mudah dan cepat (Rusdiansyah 2002 dalam Hayat 2008).
Morfologi bunga anggrek memiliki ciri khas yang membedakannya dari
famili lain. Salah satu hal yang membedakan yaitu letak bunga muncul ada
dua variasi. Pertama, muncul di sekitar ketiak daun atau sisi-sisi batang yang
disebut pleuranthe. Contohnya dari Genus Dendrobium dan Vanda. Kedua
bunga muncul pada ujung batang yang dinamakan Acranthe misalnya
Cattleya dan Oncidium. Ada 5 bagian utama pada bunga anggrek yaitu
Sepal (kelopak bunga), Petal (mahkota bunga), Benang sari (stamen), Putik
(pistil) dan Ovari (bakal Buah). Sepal merupakan pelindung terluar pada saat
bunga anggrek masih kuncup, jumlahnya ada 3 helai dan umumnya memiliki
warna khas yang berbeda dengan sepal tumbuhan lain. Letaknya membentuk
sudut segitiga, satu di atas (sepal dorsal) dan 2 sepal samping ( lateral ).
Pengecualian pada angggrek-anggrek yang tergolong slipper orchids
(Anggrek sepatu atau anggrek kantung), hanya memiliki satu sepal dorsal,
dan satu sepal lateral (dua sepal lateral menyatu dan membentuk seperti
kantung). Misalnya pada Paphiopedillum. Petal (mahkota) anggrek juga
berjumlah 3 helai dengan posisi juga membentuk segitiga dengan dua helai di
bagian atas membentuk sudut 120 derajat dan satu helai lagi termodifikasi
membentuk bibir atau labellum. Warna labellum biasanya lebih cerah dan
merupakan tempat hinggapnya serangga yang berperan dalam proses
commit to user
Kadang anggrek hanya memiliki satu benang sari (monandrae) tapi ada
juga yang memiliki dua benang sari (diandrae). Benang sari dan kepala putik
ini menyatu dan membentuk bagian yang disebut column, pada ujung column
terdapat polinia (gumpalan serbuk sari) yang terhubung melalui sebuah
plasenta dan tertutup cap. Jumlah polinia ini tergantung pada masing-masing
spesies ada yang 2, 4, 6 atau 8. Letak kepala putik (stigma) berada di bawah
cap dan polinia dan menghadap ke labellum tampak seperti lubang dangkal
bulat yang lengket. Posisi bakal buahnya adalah inferior ovary, yaitu terletak
dibawah struktur mahkota (Jumani 2010).
Koleksi yang ada dan telah dikarakterisasi dapat menghasilkan
deskripsi yang bermanfaat sebagai materi dalam pembentukan varietas
unggul baru (Suryadi dkk 2003). Karakterisasi dilakukan terhadap batang,
daun, dan bunga. Karakter kualitatif yang diamati meliputi warna bunga,
warna bulb, warna batang, warna daun, lama mekar bunga, dan warna bibir.
Data karakterisasi disimpan dalam file khusus untuk kemudian dibuatkan
deskripsi masing-masing jenis anggrek (Sabran et al. 2003).
Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang membentang di daerah
khatulistiwa yang luasnya lebih dari 8.000.000 km persegi, ditumbuhi oleh
lebih dari 6.000 jenis anggrek spesies dan lebih dari 200 jenis mempunyai
nilai komersial. Jumlah terbanyak ialah Dendrobium yang tumbuh di daerah
panas, tumbuh didaerah Indonesia Bagian Timur, dan merupakan induk induk
bunga anggrek potong jenis Dendrobium. Dan sudah banyak hibrida-hibrida
Dendrobium yang telah dihasilkan dan didaftarkan ke Sander List (Santoso S
1988 dalam Solvia 2008).
1. Arundina graminifolia
Arundina graminifolia sepal dan petal anggrek jenis ini mempunyai
warna putih, untuk Arundina yang didapati pada dataran tinggi. Sedangkan
pada dataran rendah, sepal dan petalnya berwarna merah jambu sampai
keunguan. Di habitat asalnya tanaman ini tumbuh pada daerah yang
terbuka dengan tanah liat yang berpasir dengan akar yang dangkal. Karena
commit to user
tanah yang berpasir. Penggunaan tanaman ini sebagai tanaman hias,
umumnya di tempat terbuka dan ditanam sepanjang pagar atau sebagai
pembatas suatu taman. Tinggi tanaman berkisar antara 20 cm sampai 200
cm, dengan bunga yang mekar sepanjang tahun (Tjitropranoto P 2012).
Arundina gramnifolia merupakan keluarga Orchidaceae.
Merupakan tanaman terestrial memanjang yang dapat ditemui di India,
Nepal, Thailand, Malaysia, Singapura, Cina Selatan ke Indonesia dan di
seluruh Kepulauan Pasifik (Xuemei G et al. 2012).
2. Sarcogliphis comberii
Sarcogliphis comberii memiliki batang pendek sekitar 7 cm,
Perbungaan muncul bersama-sama menjelang akhir musim hujan, sampai
dengan panjang 40 cm, bunga banyak yang sebagian besar mekar
sekaligus. Luas bunga 12 cm, sepal dan kelopak berwarna kuning hingga
coklat muda, dengan beberapa garis coklat gelap di dasar, sisi bibir tegak
dan berwarna kuning, (Comber 1990).
3. Coelogyne spesiosa
Persebaran Coelogyne spesiosa Jawa di hutan hujan dan hutan
perbukitan pada ketinggian 700 hingga 2000 diatas permukaan laut.
Tanaman memiliki pseudobulb yang rapat dan berbentuk seperti ovate,
memiliki 2 daun berbentuk lanceolate dan memiliki alur lipatan-lipatan
yang sejajar. Bunga memiliki 1 hingga 3 bunga berukuran besar secara
berselang, muncul dari bagian tengah ujung pseudobulb, tepat
ditengah-tengah pangkal calon daun (Gravend 1999).
Coelogyne spesiosa merupakan anggrek epifit. Memiliki
pseudobulb bulat telur (ovate), panjang 6 cm, diameter 2 cm. Terdapat 1
atau 2 daun pada setiap pseudobulb, bentuk lanceolate, ujung meruncing,
tulang daun sejajar 3-5. Bunga majemuk, hanya mekar 1 – 2, mekar
bertahap. Sepala lateral lanceolate, ujung berlekuk meruncing. Petala
bentuk pita, lebar 2.5 – 3.3 mm, ujung berlekuk runcing atau meruncing,
commit to user
muda, bagian tengah coklat, ujung putih, tidak rata, berbulu. (Wardana
2012).
4. Coelogyne flexiosa
Pseudobulb besar dan berbentuk circular, masing-masing dengan
dua daun. daun 30 x 5 cm, petiole daun 2 cm, lebih panjang dari daun
perbungaan. Tangkai bunga tegak, panjang tangkai bunga sekitar 20 cm,
bunga muncul secara berseling sepanjang 15 cm dan sekitar 18 bunga,
semua bunga terbuka bersamaan, hampir seluruhnya berwarna putih
dengan hanya sedikit kuning pada bibir. Bunganya wangi dan kelopak
membuka hanya 45º, panjangnya sekitar 1,75 cm, bibir trilobed, lobus
besar, tegak dan bulat lobus tengah berbentuk segitiga, tepi bunganya
acute (Comber 1990).
5. Paphiopedilum glaucophylum
Paphiopedilum glaucophylum merupakan tanaman terastrial yang
banyak tumbuh ditebing- tebing tinggi. Daunnya ± 35 x 6 cm, daunnya
glaucous dan berwarna keabu- abuan. Bunga dapat mekar satu sampai
dua kali. Memiliki bunga yang lebar 8 cm, sepal dorsalnya lebar
berbentuk hampir circular dengan warna hijau kedoklatan dan memiliki
garis agak putih. Petalnya berombak namu tidak kembar, cilliate
berwarna kuning agak lebar dan memiliki bercak merah, bibirnya
berwarna pink dengan garis kuning (Comber 1990).
6. Dendrobium mutabile
Dendrobium mutabile merupakan anggrek epifit. bercabang,
ramping, beruas, zig-zag. Daun lanseolate, permukaan daun kadang
berwarna merah keunguan. Bunga 12 kuntum per tangkai. Sepal 0,8 x 0,7
cm, berwarna putih sampai merah muda. Sepala putih, dengan ujung
runcing, bunganya asimetris, panjang 1,5 x 0,5 cm. Petala berwarna merah
muda, ukuran 1,2 x 0,9 cm. Callus berwarnakuning. Polinia berjumlah 4
commit to user 7. Dendrobium crumenantum
Dendrobium crumenantum adalah sebuah jenis tanaman anggrek
dengan tingkat adaptasi yang luas, toleran terhadap minimnya air,
pertumbuhan akar dan tunas yang cepat. Yang kalau disimpulkan anggrek
ini memiliki ketangguhan dalam bertahan hidup (Adihadiputra 2007).
Di habitat alamnya, spesies bunga ini berbunga dalam jumlah
besar. Pembudidayaan Dendrobium crumenantum pada rumah kaca dapat
menginduksi pertumbuhan vegetatif. Pada bagian terminal dari
pertumbuhan ini, para malai panjang dan tumbuh di buku- buku terbentuk
kuncup bunga. Suhu yang dikehendaki oleh anggrek ini untuk berbunga
yaitu 35 °C sampai sekitar 29°C (Ferry 2009).
Dendrobium crumenantum merupakan anggrek epifit. Pseudobulb
beruas banyak, tersusun rapat satu sama lain, panjang 60-100 cm, memiliki
pangkal kecil, bagian tengah membesar seperi tabung dan ujungnya
mengecil kembali. Daun ellipticus, 9 x 2 cm, kadang daun berbintik ungu.
Bunga majemuk, 8-12 kuntum per tandan, diameter 2 – 3 cm. Sepala
median oblong. Sepala lateral linier, berwarna putih. Labellum berwarna
putih dengan pangkal kuning (Wardana 2012).
8. Arachnis flos aeris
Arachnis flos aeris memiliki batang sangat panjang, ketika
panjangnya hingga 10 m memiliki akar yang panjang, daun sekitar 7 cm.
Pembungaan hingga 1,5 cm. yang lebar dan bercabang, sebagian besar
tergantung ke bawah, pada saat bunga-bunga terbuka, lebar bunga sekitar 9
cm, bibir kuning kemerahan kecil (Comber 1990).
Tumbuh menempel ternaungi kanopi pohon dengan ketinggian 12
m di atas permukaan tanah, dekat dengan pinggiran sungai. Melingkar
batang pohon yang ditempelinya hingga tidak bisa terlihat pangkal
ujungnya. Selain itu pula dapat tumbuh di daerah pinggiran sungai
bersemak di atas kayu lapuk dekat dengan permukaan tanah atau di atas
permukaan batuan kapu pada tebing sungai dan tanpa ternaungi kanopi.
commit to user
ternaungi, daun berwarna kekuningan jika terkena sinar matahari langsung.
Lebar daun 5 cm berbentuk pita pipih (Strap Leaf), tersusun secara
horisontal pada samping batang dengan jarak antar daun 5 cm (Hendarsyah
K 2009).
9. Bulbophyllum blumei
Bulbophyllum blumei memiliki bunga dengan ukuran 6 cm.
Anggrek ini bersifat epifit anggrek yang ditemukan di Malaysia Barat,
Jawa, Sumatera, Kalimantan, ke Filipina, Papua dan New Guinea,
Kepulauan Solomon dan Australia pada ketinggian 50 sampai 800 meter di
hutan dekat pantai dan hutan hujan, hidup pada batang dan cabang-cabang
pohon besar dan masing-masing memiliki pseuobulb yang bentuknya
ovate, panjangnya 15 cm, bunga berjumlah 1 sampai 2 perbungaan terjadi
di musim semi (Wikia 2011).
C. Clustering (pengelompokan)
Analisis clustering atau pengelompokanyaitu suatu analisis yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan kekerabatan antara
satu jenis anggrek yang satu dengan lainnya yang berasal dari beberapa
daerah di pulau jawa. Hal ini dapat dilihat dari skoring berdasarkan
Panduan Karakteristik Tanaman Hias Anggrek (2007). Tujuan utama
analisis cluster menggabungkan objek-objek yang mempunyai kesamaan
kedalam sebuah kelompok atau cluster.
Analisis cluster adalah suatu analisis statistik yang bertujuan
memisahkan obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat
berbeda antar kelompok satu dengan yang lain. Dalam analisis ini tiap-tiap
kelompok bersifat homogen antar anggota dalam kelompok atau variasi
obyek dalam kelompok yang terbentuk sekecil mungkin. Tujuan utama
analisis cluster menggabungkan objek-objek yang mempunyai kesamaan
kedalam sebuah kelompok atau cluster (Prayudho 2009).
Analisis cluster merupakan teknik multivariant yang mempunyai
tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan
commit to user
sehingga setiap objek yang paling dekat kesamaanya dengan objek lain
berada dalam cluster yang sama. Cluster-cluster yang terbentuk memiliki
homogenitas internal yang tinggi dan heterogenitas eksternal yang tinggi
(Calvin 2006).
D. Hubungan kemiripan
Hubungan kekerabatan antara individu atau populasi dapat diukur
berdasarkan kemiripan dari sejumlah karakter, dengan asumsi karakter-
karakter berbeda menggambarkan susunan genetiknya. Jarak genetik
berasal dari data fenotipe tidak dapat digunakan untuk menduga kemiripan
(Kartikaningrum et al 2003).
Hubungan kekerabatan dari suatu populasi organisme dapat
dipelajari dengan menggunakan penanda sebagai alat untuk melakukan
karakterisasi genetik (Moritz dan Hillis cit. Kartikaningrum et al., 2002).
Pada anggrek, karakter morfologi daun dan bunga merupakan karakter
yang digunakan sebagai penanda untuk membedakan kelompok tanaman
(Bechtel et al. 1981). Namun karakterisasi genetik yang didasarkan pada
penanda fenotip biasanya dipengaruhi oleh lingkungan makro dan mikro,
serta umur suatu individu. Kesulitan lain akan terjadi apabila karakter
kuantitatif yang diatur oleh banyak gen tersebut terekspresi pada akhir
pertumbuhan, seperti karakter hasil (Weising et al.1995).
Kekerabatan fenotipik merupakan kekerabatan yang didasarkan pada
analisis sejumlah penampilan fenotipik dari suatu organisme. Hubungan
kekerabatan antara dua individu atau populasi dapat diukur berdasarkan
kesamaan sejumlah karakter dengan asumsi bahwa karakter- karakter
berbeda disebabkan perbedaan susunan genetik.
Untuk mempelajari hubungan kekerabatan dari suatu populasi
organisme dapat dilakukan dengan menggunakan penanda sebagai alat
untuk melakukan karakterisasi genetik (Moritz dan Hillis 1990).
Kekerabatan secara fenotipe merupakan kekerabatan yang
didasarkan pada analisis sejumlah penampilan fenotipe dari suatu
commit to user
diukur berdasarkan kesamaan sejumlah karakter dengan asumsi bahwa
karakter-karakter berbeda disebabkan oleh adanya perbedaan susunan
genetik. Karakter pada makhluk hidup dikendalikan oleh gen. Gen
merupakan potongan DNA yang hasil aktivitasnya (ekspresinya) dapat
diamati melalui perubahan karakter morfologi yang dapat diakibatkan oleh
pengaruh lingkungan (Kartikaningrum et al. 2002; Souza dan Sorells cit.
Hadiati 2003).
E. Hipotesis
Diduga terdapat keragaman morfologi dan kemiripan antar spesies
commit to user
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2012 sampai Oktober 2012. Bahan
tanaman berasal dari daerah Jawa Timur, Jawa Barat dan dilakukan
pengamatan di Jl. Pakel 50 RT 04/ X Sumber Banjarsari Solo.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan Tanaman: beberapa jenis anggrek alam (Anggrek alam yaitu
anggrek yang pada asalnya hidup di alam tanpa adanya campur tangan
manusia) asal Jawa Timur dan Jawa Barat yang merupakan koleksi dari
kebun anggrek di daerah Batu, Malang dan Kaliurang Jogjakarta. (Jawa
Barat: Sarcogliphis comberii, Arachnis flos aeris, Arundina graminifolia,
Coelogyne flexiosa, Paphiophedilum purpurescen, dan Jawa Timur:
Coelogyne spesiosa, Paphiophedilum glaucophyllum, Dendrobium
mutabile, Dendrobium crumentum, Bulbophyllum blumei).
2. Alat : Kaca Pembesar, Pisau, Alat Tulis, dan Kamera
C. Tata Laksana penelitian
1. Rancangan penelitian
Penelitian dengan judul Karakterisasi Morfologi Beberapa Anggrek
Alam Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan penelitian non eksperimen
dilakukan dengan pengamatan langsung melalui pencatatan data primer
serta pendokumentasian bagian-bagian anggrek alam khususnya pada
bagian batang, pseudobulb, daun, akar dan bunga. Pengamatan sifat
morfologi bagian batang, pseudobulb, daun, akar dan bunga dengan
menggunakan skoring berdasarkan Panduan Karakteristik Tanaman Hias
Anggrek (2007).
2. Analisis Data
Keragaman morfologi anggrek alam dianalisis secara deskriptif
berdasarkan pengamatan langsung dan pendokumentasian bagian-bagian
tanaman anggrek alam yang diamati secara spesifik pada bagian batang,
commit to user
pseudobulb, daun, akar dan bunga. Selanjutnya pengolahan data
menggunakan analisis cluster. Analisis cluster data yang bersifat deskriptif
dengan metode Agglomerative untuk mengidentifikasi sekelompok obyek
yang mempunyai kemiripan karakteristik tertentu yang dapat dilihat
dengan jelas. Dasar dari analisis cluster yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah dengan pengukuran jarak atau ketidaksamaan.
Analisis pengelompokan cluster data morfologi merupakan data
deskriptif yang tidak mempunyai nilai untuk dianalisa data tersebut
ditransfer ke dalam suatu bentuk skor secara biner atau masing-masing
kode deskripsi. Data yang dihasilkan dari hasil pengamatan morfologi
anggrek merupakan data mentah yang dibuat berdasarkan skoring yang
ada dalam buku panduan.
Selanjutnya data- data tersebut diolah dalam microsoft excel yang
selanjutnya dianalisis menggunakan program NTSYSpc versi 2.02i dengan
metode UPGMA fungsi SimQual. Pada program analisis data nTsys ini
terdapat dua (2) langkah yaitu pengolahan data pada Simqual dan Sahn.
Pada analisis dengan simqual digunakan untuk mengetahui jarak genetik
antar anggrek. Sahn digunakan untuk mengetahui dendogram masing-
masing anggrek yaituprosentase kedekatan masing- masing anggrek.
3. Pelaksanaan penelitian
a. Mendokumentasikan anggrek alam yang berasal dari daerah Jawa
Timur dan Jawa Barat.
b. Pengamatan morfologi bagian-bagian tanaman anggrek alam secara
langsung di Jl. Pakel 50 RT 04/ X Sumber Banjarsari Solo.
4. Variabel pengamatan
Karakterisasi morfologi dengan menggunakan skoring menurut
Panduan Karakterisasi Tanaman Hias Anggrek (Balithi 2007) , sebagai
commit to user
3.Penampang melintang daun 1=acute/lancip
2=acuminate/meruncing
4.Bentuk ujung daun 1=acute/lancip
commit to user
5.Bentuk tepi daun 1=entire/mengutuh
2=undulate/mengombak
6.Tekstur permukaan daun 1=glabrous/gundul
2=pilose/tertutup bulu halus
8.Warna daun RHS colour Chart
commit to user
14.Letak lekuk bibir 1 = Lekuk di ujung
2 = Lekuk di pangkal
17.Posisi pembungan 1 = pangkal
commit to user
4 = striped / bergaris 5 = netted / berjaring 6 = spoted / berbintik 7 = shaded and striped/
bercorak dan bergaris 8 = striped and spotted/
bertepi dan bergaris
9 = edged and striped/ bertepi dan bergaris
22.Aroma bunga 1 = tidak berbau
2 = berbau
4 pseudobulb 23.Bentuk penampang bujur
Pseudobulb
1 = linear/ pita/ lurus 2 = lanceolate/ mata lembing 3 = oblong/ lonjong
4 = elliptic/ jorong 5 = circular/ bulat 6 = ovate/ bulat telur 24Bentuk penampang
melintang pseudobulb
1 = elliptic/oval 2 = circular/bulat
5 Tipe
perakaran
25.Tipe Perakaran 1= akar tanah
commit to user
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Tinjauan Lokasi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 10 spesies
yang berbeda yaitu Arundina graminifolia, Sarcogliphis comberii, Coelogyne
spesiosa, Coelogyne flexiosa, Paphiophedilum glaucophylum, Paphiophedilum
purpurescen, Dendrobium mutabile, Dendrobium crumenantum, Arachnis flos
aeris, Bulbophyllum blumei. Anggrek- anggrek tersebut merupakan anggrek
yang berasal dari dua daerah yaitu Jawa timur dan Jawa Barat. Anggrek yang
berasal dari Jawa barat yaitu Arundina graminifolia, Coelogyne flexiosa,
Paphiaphedilum purpurescen, Sarcogyiphis comberii, Arachnis flosaeris. Jawa
timur yaitu Paphiaphedilum glauophylum, Dendrobium crumenantum,
Bulbophyllum blumei, Dendrobium mutabile, Coelogyne spesiosa. Bahan-
bahan ini telah banyak dibudidayakan dibeberapa tempat salah satunya yaitu
Malang dan Kaliurang Jogjakarta kedua tempat ini merupakan tempat bahan
penelitian ini diperoleh. Adapun letak dan kondisi lingkungan masing- masing
daerah yaitu:
1. Malang
Bahan penelitian yang diperoleh merupakan hasil dari budidaya
anggrek di Handoyo Orchid sendiri banyak dikembangkan berbagai
macam anggrek dari yang asli jawa sampai luar jawa. Kondisi lingkungan
Handoyo Budi Orchid sendiri sangat mendukung untuk dilakukan
pembudidayaan anggrek, karena memiliki suhu yang optimum guna
perkembangbiakan anggrek yang pada umumnya menyukai kondisi
lingkungan yang sejuk hingga dingin. Kota Malang berada di ketinggian
680-1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19
º C menjadikan kota ini cenderung dingin dan sejuk (Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia 2012).
2. Kaliurang, Yogyakarta
Selain diperoleh dari Malang, beberapa bahan penelitian juga
diperoleh dari Bunga Rinte orchid yang terletak di km 15,5 Kaliurang
commit to user
Yogyakarta. Kondisi lingkungan di Kaliurang yang sejuk dan segar
menjadikannya tempat yang sangat sesuai guna pembudidayaan beberapa
jenis anggrek. Di Bunga Rinte Orchid ini banyak dibudidayakan macam-
macam anggrek dari yang merupakan anggrek asli Yogyakarta hingga
anggrek yang berasal dari wilayah lain. Kaliurang berada pada ketinggian
900 meter diatas permukaan laut membuat udara di Kaliurang sejuk dan
segar. Suhunya berkisar 20-25º C (Vahmee 2012).
B.Karakterisasi morfologi Anggrek Jawa Timur dan Jawa Barat
1. Arundina graminifolia
Arundina graminifolia adalah salah satu anggrek alam yang berasal
dari Jawa Barat. Arundina graminifolia merupakan anggrek yang memiliki
tipe pertumbuhan simpodial, memiliki bentuk daun Subulate, anggrek ini
tumbuh ditanah dengan batang panjang dan memiliki bunga tunggal yang
berwarna ungu pada sepal petalnya serta wana ungu tua pada bibirnya.
2. Sarcogliphis comberii
Sarcogliphis comberii yaitu salah satu anggrek yang berasal dari Jawa
Barat. Anggrek ini tumbuh melekat pada media tanam lain, misalnya pada
pakis memiliki tipe pertumbuhan monopodial dengan bentuk daun
Lanceolate, memiliki bunga dengan ukuran kecil dan berwarna orange pada
sepal dan petalnya, serta warna merah muda pada bibirnya.
3. Coelogyne spesiosa
Coelogyne spesiosa merupakan jenis anggrek yang berasal dari Jawa
Timur, dengan tipe pertumbuhan simpodial, memiliki bentuk daun
Lanceolate. Coelogyne spesiosa hidup melekat pada media tanam lain
seperti pakis.Memiliki bunga tunggal yang berwarna orange.
4. Coelogyne flexiosa
Coelogyne flexiosa merupakan anggrek dengan Tipe pertumbuhan
Simpodial, bentuk daun Lanceolate memiliki bunga yang berkelompok
dengan warna putih merata pada sepal dan petalnya. Coelogyne flexiosa
commit to user 5. Paphiophedilum glaucophylum
Paphiophedilum glaucophylum merupakan anggrek alam yang berasal
dari Jawa Timur yang memiliki tipe pertumbuhan simpodial, bentuk daun
Lanceolate, anggrek ini tumbuh melekat dimedia tanam seperti pakis,
dengan warna bunga ungu muda pada petal dan berbintik ungu, sedangkan
pada sepal dorsal yang bergaris dan memiliki warna hijau. Pada sepal
lateral termodifikasi menjadi kantung.
6. Paphiophedilum purpurescen
Paphiophedilum purpurescen merupakan anggrek alam yang berasal
dari Jawa Timur dengan tipe pertumbuhan simpodial, bentuk
Lanceolate,anggrek ini tumbuh pada media pakis. Warna bunga kuning
pada petal dan berbintik merah, sedangkan pada sepal dorsal yang bergaris
dan memiliki warna hijau. Pada sepal lateral termodifikasi menjadi
kantung.
7. Dendrobium mutabile
Dendrobium mutabile merupakan anggrek yang berasal dari Jawa
Timur, memiliki tipe pertumbuhan simpodial, bentuk daun Lanceolate.
Anggrek ini hidup melekat pada media pakis, warna bunga putih merata
pada sepal dorsal dan lateral serta petalnya.
8. Dendrobium crumenantum
Dendrobium crumenantum adalah anggrek yang berasal dari Jawa
Timur, memiliki tipe pertumbuhan simpodial, bentuk daun Lanceolate,
Anggrek ini hidup melekat pada media pakis bisa juga melekat pada pohon,
warna bunga putih merata pada sepal dorsal dan lateral serta petalnya.
9. Arachnis flos aeris
Arachnis flos aeris merupakan anggrek yang berasal dari Jawa Barat,
memiliki tipe pertumbuhan monopodial, bentuk daun lanceolate. Anggrek
ini hidup melekat pada media pakis bisa juga hidup ditanah, warna bunga
commit to user 10.Bulbophyllum blumei
Bulbophyllum blumei merupakan anggrek asal Jawa Timur, memiliki
tipe pertumbuhan simpodial, bentuk daun lanceolate, anggrek ini tumbuh
melekat pada pakis. Anggrek ini memiliki bunga yang berwarna merah
pada sepal dorsal dan lateralnya.
C.Identifikasi Morfologi Anggrek Alam
Pada dasarnya untuk mengenali jenis atau spesies anggrek bisa di
lakukan dengan berbagai cara, misalnya cara yang paling umum adalah dengan
membandingkan spesimen dengan gambar yang ada pada majalah-majalah,
buku referensi, ataupun spesimen awetan yang sudah diberi nama. Namun
terkadang cara ini tidak efektif untuk menemukan nama spesimen yang kita
cari karena famili anggrek memiliki ribuan spesies dari berbagai genus.
Terlebih jika itu spesimen baru yang kita dapat di hutan.
Karakterisasi daun meliputi bentuk daun, penampang melintang daun,
bentuk ujung daun. Karakterisasi bunga meliputi bentuk bunga, bentuk serpal
dorsal dan lateral, bentuk petal, bentuk ujung sepal dan petal, tipe callus pada
bibir, letak lekuk pada bibir, sungut pada labellum, spur atau taji, posisi
pembungaan, jumlah polinia, corak warna sepal dorsal, corak warna sepal
lateral, corak warna petal dan aroma bunga.
commit to user
Hasil penelitian dari sepuluh macam anggrek menunjukkan anggrek alam
asal Jawa Timur dan Jawa Barat memiliki ciri morfologi sebagai berikut:
a) Arundina graminifolia
Arundina graminifolia yaitu anggrek dengan tipe pertumbuhan
simpodial. Diskripsi daun, bentuk daun Subulate, penampang melintang
daun Acuminate, bentuk ujung daun Acuminate, bentuk tepi daun Entire,
tekstur permukaan daun glabrous, simetri daun simetri, warna daun hijau.
Diskripsi bunga, memiliki bentuk bunga bintang, bentuk sepal dorsal
lateral Lanceolate, bentuk petal Oblong, bentuk ujung sepal petal
Acuminate, tipe callus pada bibir Lamellate, letak lekuk bibir lekuk
dipangkal, memiliki sunggut pada labellum, posisi pembungaan di
pangkal, jumlah pollinia empat, corak warna sepal dorsal Even, corak
warna sepal lateral Even, corak warna petal shaded, bunga tidak aroma.
Diskripsi Pseudobulb tidak memiliki pseudobulb. Diskripsi akar, memiliki
akar lekat.
Gambar 2. Tanaman utuh anggrek Arundina graminifolia
Gambar 3. Bunga Arundina
commit to user b) Sarcogliphis comberii
Sarcogliphis comberii merupakan salah satu jenis anggrek yang
memiliki tipe pertumbuhan monopodial. Diskripsi daun, bentuk daun
Lanceolate, penampang melintang daun Acuminate, bentuk ujung daun
Emarginated, bentuk tepi daun Entire, tekstur permukaan daun Glabrous,
simetri daun tidak simetri, warna daun hijau. Diskripsi bunga, bentuk
bunga bulat, bentuk sepal dorsal lateral Linier, bentuk petal Oblong,
bentuk ujung sepal petal Acute, tipe callus pada Simple, letak lekuk pada
bibir diujung, sunggut pada labellum ada, posisi pembungaan pangkal,
jumlah polinia dua, corak warna sepal dorsal Even, corak warna sepal
lateral Even, corak warna petal Even, aroma bunga tidak berbau. Diskripsi
Pseudobulb tidak memiliki pseudobulb. Diskripsi akar memiliki akar
lekat.
Gambar 4. Tanaman utuh anggrek
Sarcogliphis comberii
Gambar 5. Bunga Sarcogliphis
commit to user c) Coelogyne spesiosa
Coelogyne spesiosa merupakan anggrek dengan Tipe pertumbuhan
Simpodial. Diskripsi daun, bentuk daun Lanceolate, penampang melintang
daun Plicata, ujung daun Acute, tepi daun Fimbriate, tekstur pemukaan
daun Glabrous, warna daun hijau, simetri daun simetri. Diskripsi bunga,
bentuk bunga bintang, bentuk sepal dorsal dan lateral Elliptic, bentuk
petal Linier, bentuk ujung sepal dan petal Acute, tipe callus Complex letak
lekuk bibir diujung, sungut pada labellum tidak ada, spur taji tidak ada,
posisi pembungaan di pucuk, jumlah pollinia dua, corak sepal dorsal Even,
corak sepal lateral Even, corak petal Even, aroma bunga tidak beraroma.
Diskripsi Pseudobulb, bentuk penampang bujur pseudobulb Oblong,
bentuk penampang melintang pseudobulb Elliptic. Diskripsi akar, tipe
perakaran akar lekat.
Gambar 6. Tanaman utuh anggrek
Coelogyne spesiosa
Gambar 7. Bunga
Coelogyne spesiosa
d) Coelogyne flexiosa
Coelogyne flexiosa merupakan anggrek dengan tipe pertumbuhan
Simpodial. Diskripsi daun, bentuk daun Lanceolate, penampang melintang
daun Plicata, ujung daun Acuminate, tepi daun Undulate, tekstur
permukaan daun Glabrous, warna daun hijau, simetri daun simetri.
commit to user
Elliptic, bentuk petal Linier, bentuk ujung sepal dan petal Retuse, tipe
callus Simple letak lekuk bibir diujung, sungut pada labellum ada, spur taji
tidak ada, posisi pembungaan di pucuk, jumlah pollinia dua, corak sepal
dorsal Even, corakn sepal lateral Even, corak petal Even, aroma bunga
tidak beraroma. Diskripsi Pseudobulb, bentuk penampang bujur
pseudobulb Elliptic, bentuk penampang melintang pseudobulb Elliptic.
Diskripsi akar, tipe perakaran akar lekat.
Gambar 8. Tanaman utuh anggrek
Coelogyne flexiosa
Gambar 9. Bunga Coelogyne flexiosa
e) Paphiophedilum glaucophylum
Paphiophedilum glaucophylum memiliki tipe pertumbuhan
simpodial. Diskripsi daun, bentuk daun Lanceolate, penampang melintang
daun Bilaterarly compressed, ujung daun Acuminate, tepi daun Siliate,
tekstur pemukaan Pilose, simetri daun simetri, warna daun hijau. Diskripsi
bunga, bentuk bunga bintang, bentuk sepal dorsal Ovate, bentuk ujung
petal Linier, bentuk petal Acute, tipe callus Simple, letak lekuk bibir
diujung, sungut pada labellum tidak ada, spur taji ada, posisi pembungaan
pucuk, jumlah pollinia 4, corak sepal dorsal striped, corak sepal lateral
commit to user
Pseudobulb, pada anggrek jenis Phapiopedilum glaoucophyllum tidak
memiliki pseudobulb. Diskripsi akar, tipe perakaran akar lekat.
Gambar 10. Tanaman utuh anggrek
Paphiophedilum glaucophylum
Gambar 11. Bunga
Paphiophedilum glaucophylum
f) Paphiophedilum purpurescen
Paphiophedilum purpurescen merupakan anggrek dengan Tipe
pertumbuhan simpodial. Diskripsi daun, bentuk daun Lanceolate,
penampang melintang daun Bilaterarly compressed, ujung daun
Acuminate, tepi daun Siliate, tekstur pemukaan Pilose, simetri daun
simetri, warna daun hijau. Diskripsi bunga, bentuk bunga bintang, bentuk
sepal dorsal Ovate, bentuk ujung petal Linier, bentuk petal Acute, tipe
callus Simple, letak lekuk bibir diujung, sungut pada labellum tidak ada,
spur taji ada, posisi pembungaan pucuk, jumlah pollinia 4, corak sepal
dorsal striped, corak sepal lateral striped, corak petal striped, aroma bunga
commit to user
gloucophyllum tidak memiliki pseudobulb. Diskripsi akar, tipe perakaran
akar lekat.
Gambar 12. Tanaman utuh anggrek
Paphiophedilum purpurescen
Gambar 13. Bunga Paphiophedilum
purpurescen
g) Dendrobium mutabile
Dendrobium mutabile merupakan anggrek yang memiliki tipe
pertumbuhan simpodial. Diskripsi daun, bentuk daun Lanceolate,
penampang melintang daun Bilaterary compressed, ujung daun
emarginate, tepi daun entire, tekstur pemukaan daun glabrous, warna
daun hijau, simetri daun simetri. Diskripsi bunga, bentuk bunga bulat,
bentuk sepal dorsal oblong,bentuk petal elliptic, ujung sepal petal acute,
tipe callus simple, letak lekuk bibir diujung, sungut pada labellum ada,
spur taji : ada, posisi pembungaan : pucuk, jumlah pollinia 2, corak sepal
dorsal edgeg and striped, corak sepal lateral even, corak petal even, aroma
bunga tidak beraroma. Diskripsi pseudobulb, penampang bujur pseudobulb
linier, penampang melintang pseudobulb circular. Diskripsi akar, tipe
commit to user Gambar 14. Tanaman utuh
anggrek Dendrobium mutabile
Gambar 15. Bunga Dendrobium mutabile
h) Dendrobium crumenantum
Dendrobium crumenantum adalah anggrek yang memiliki tipe
pertumbuhan simpodial. Diskripsi daun, bentuk daun Lanceolate,
penampang melintang daun Bilaterary compressed, ujung daun
emarginate, tepi daun entire, tekstur pemukaan daun glabrous, warna daun
hijau, simetri daun simetri,. Diskripsi bunga, bentuk bunga bulat, bentuk
sepal dorsalelliptic, bentuk petal linier, ujung sepal petal acute, tipe callus
simple, letak lekuk bibir diujung, sungut pada labellum ada, spur taji ada,
posisi pembungaan pucuk, jumlah pollinia 2, corak sepal dorsal edged and
striped, corak sepal lateral even, corak petal even, aroma bunga beraroma,
penampang bujur pseudobulb linier, penampang melintang pseudobulb
commit to user Gambar 16. Tanaman utuh
anggrek Dendrobium
crumenantum
Gambar 17. Bunga Dendrobium
crumenantum
i) Arachnis flos aeris
Arachnis flos aeris merupakan anggrek yang memiliki tipe
pertumbuhan monopodial. Diskripsi daun, bentuk daun lanceolate,
penampang melintang daun Bilaterary compressed, bentuk ujung daun
emarginate, bentuk tepi daun entire,, tekstur permukaan daun glabrous,
simetri daunnya simetri, warna daun hijau. Diskripsi bunga, bentuk bunga
bintang, bentuk sepal dorsal lateral obovate, bentuk petal ovate, bentuk
sepal petal obtuse, tipe callus pada bibir simple, letak lekuk pada bibir
diujung, sunggut pada labellum tidak ada, posisi pembungaan ketiak daun,
jumlah pollinia dua, corak warna sepal dorsal shaded, corak warna sepal
lateral shaded, corak warna petal shaded, aroma bunga tidak berbau.
Diskripsi pseudobulb, tidak memiliki pseudobulb. Diskripsi akar, bentuk
commit to user Gambar 18. Tanaman utuh anggrek
Arachnis flos aeris
Gambar 19. Bunga Arachnis flos
aeris
j) Bulbophyllum blumei
Bulbophyllum blumei memiliki tipe pertumbuhan simpodial.
Diskripsi daun, bentuk daun lanceolate, penampang melintang daun tipe
Bilaterary compressed, ujung daun acuminate, tepi daun entire, tekstur
pemukaan daun glabrous, warna daun hijau, simetri daun simetri.
Diskripsi bunga, bentuk bunga bulat, bentuk sepal dorsal lanceolate, tidak
memiliki petal, tipe callus simple, letak lekuk bibir diujung, sungut pada
labellum tidak ada, spur taji ada, posisi pembungaan: pucuk, jumlah
pollinia 2, corak sepal dorsal edged and striped, corak sepal lateral even,
commit to user
penampang membujur pseudobulb lanceolate, penampang melintang
pseudobulb circular. Diskripsi akar, tipe perakaran akar lekat.
Gambar 20. Tanaman utuh
anggrek Bulbophyllum blumei
Gambar 21. Bunga Bulbophyllum
commit to user
Tabel dibawah merupakan hasil dari pengamatan terhadap sepuluh anggrek,
hasil dibawah dapat dipergunakan untuk mengetahui tingkat kemiripan antara
anggrek yang satu dengan anggrek yang lain. Apakah satu anggrek dengan
anggrek yang lain memiliki kemiripan tidak.
Tabel 2. Pengamatan morfologi hasil scoring berdasarkan Panduan Karakterisasi
tanaman Hias Anggrek (Balithi 2007).
No karakterisasi Skor
23 Bentuk penampang membujur pseudobulb
0 0 3 4 0 0 0 1 0 2
24 Bentuk penampang melintang pseudobulb
0 0 1 1 0 0 0 2 0 2
25 Tipe perakaran 1 1 3 3 3 3 1 3 1 3
Keterangan:
A: Arundina graminifolia F: Paphiophedilum purpurescen
B: Sarcogliphis comberii G:Dendrobium mutabile
C: Coelogyne spesiosa H: Dendrobium crumenantum
D: Coelogyne flexiosa I: Arachnis flos aeris
commit to user D.Deskripsi tanaman
1. Diskripsi Tipe Pertumbuhan
1) Tipe Pertumbuhan
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi
2 tipe yaitu simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial yaitu anggrek
yang tidak memiliki batang utama. Anggrek tipe monopodial yaitu anggrek
yang dicirkan oleh adanya titik tumbuh diujung batang. Pertumbuhannya lurus
keatas pada satu batang tanpa batas (Darmono 2008).
Tabel 3. Macam tipe pertumbuhan pada anggrek
Sampel Tipe Pertumbuhan Skor
Arundina graminifolia Simpodial 2
Sarcogliphis comberii Monopodial 1
Coelogyne spesiosa Simpodial 2
Arachnis flos aeris Monopodial 1
Bulbophyllum blumei Simpodial 2
Batang anggrek diamati berdasarkan macam- macam tipe pertumbuhan
pada tanaman anggrek. Tipe Pertumbuhan Anggrek dibedakan menjadi dua
yaitu monopodial dan simpodial. Monopodial merupakan tipe pertumbuhan
yang terus tumbuh ke atas dan tidak akan berhenti. Tipe ini hanya memiliki
satu titik tumbuh (tidak bercabang), ia akan bercabang apabila titik tumbuh
tersebut dihilangkan atau rusak. Tipe simpodial merupakan pertumbuhan yang
dapat berhenti apabila bulb (batang semu) telah mencapai ukuran maksimal
dan kembali membentuk bulb baru di pangkal batang sehingga membentuk
rumpun bulb (Rudy dalam Rachmatullah 2010)
Berdasarkan Tabel. 3 maka dapat diketahui tipe pertumbuhan masing-
masing anggrek. Anggrek yang memiliki tipe pertumbuhan monopodial yaitu
Sarcogliphis comberii, Arachnis flos aeris. Sedangkan anggrek yang memiliki