• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab XII - DOCRPIJM 64f255eae0 BAB XIIBAB 12 Aspek Kelembagaan Kabupaten Takalar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab XII - DOCRPIJM 64f255eae0 BAB XIIBAB 12 Aspek Kelembagaan Kabupaten Takalar"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Bab XII

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

1

(2)

Aspek Kelembagaan Kabupaten

Takalar

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

2

(3)

12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Arah Kebijakan kelembagaan daerah di Kabupaten Takalar terkait erat dengan pelaksanaan program pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang fungsi kinerjanya dilakukan melalui suatu koordinasi baik secara vertikal maupun horisontal dan intensif untuk tujuan sinkronisasi di dalam pelaksanaan program dengan instansi-instansi terkait. Untuk itu, peningkatan dari kapasitas kelembagaan diperlukan dalam

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

3

(4)

pelaksanaan pembangunan agar kegiatan investasi pengembangan infrastruktur dapat terjamin keberlanjutannya secara optimal.

Beberapa kebijakan yang merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2JM Takalar, antara lain :

1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

2. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

4

(5)

3. PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Daerah; 4. PP No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014;

5. Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 6. Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

Nasional

7. Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimum;

8. Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

5

(6)

9. Permendagri No. 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Estandar pelayanan Perkotaan;

10. Kepmen PAN No. 75 Tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

6

(7)

Peran dan hubungan atas keterlibatan unsur pemerintahan seperti Bappeda, Dinas/Instansi terkait dan PDAM, swasta dan masyarakat diperlukan agar pelaksanaan program menjadi satu kesatuan dengan pelaksanaan program lainnya. Pembentukan perangkat daerah didasarkan pada urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan dengan memperhatikan kebutuhan, kemampuan keuangan, cakupan tugas, kepadatan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

7

(8)

penduduk, potensi, karakteristik serta sarana dan prasarana. Penataan organisasi perangkat daerah ini dilakukan melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang memadai, sehingga fungsi pelayanan yang terdapat dalam urusan yang menjadi kewenangannya dapat terlaksana secara lebih optimal.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

8

(9)

Pergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, membawa implikasi yang mendasar terhadap keberadaan, tugas, fungsi dan tanggung jawab lembaga serta aparatur

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

9

(10)

pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance.

Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana Kabupaten Takalar bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dioperasionalkan secara maksimal oleh Pemerintah Kabupaten Takalar. Dalam hal pembangunan kota, wilayah kegiatan pembangunan mencakup

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

10

(11)

wilayah lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota, perlu dikaji kelembagaan secara lebih mendalam dan melibatkan peran pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat sehingga dapat diwujudkan kerjasama antar Kabupaten/Kota dan fungsi koordinasi yang bersifat sinergi. Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

11

(12)

masing-masing unit organisasi/instansi. Kelembagaan di Kabupaten Takalar perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk di dalamnya Bappeda, Dinas-Dinas, PDAM dll.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

12

(13)

12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Kondisi Kelembagaan pemerintah Kabupaten Takalar serta kapasitas dan

kewenangan instansi untuk mendukung Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang PU/ Cipta Karya menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus diemban dalam

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

13

(14)

menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak sederhana bahkan cendrung cukup rumit.

Kondisi kelembagaan dalam pelaksanaan dan implementasi program keciptakaryaan, jika dikaji secara mendalam masih mengalami berbagai hambatan dan permasalahan. Hambatan dan permasalahan yang dimaksud sebagai berikut:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

14

(15)

a. Struktur organisasi kelembagaan pada pemerintah Kabupaten Takalar belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang dibutuhkan sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah.

b. Dukungan peraturan belum memadai.

c. Terbatasnya dan relevansi sumberdaya manusia yang dimiliki dengan bidang tugas belum terselenggara secara optimal.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

15

(16)

d. Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan.

Kondisi dan potensi kelembagaan, khususnya yang terkait dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh bidang PU/ Cipta Karya Kabupaten Takalar. Organisasi pelaksana kegiatan fasilitasi penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Takalar terdiri dari:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

16

(17)

 Satgas Pusat, didukung oleh Sekretariat Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2JM).

 Satgas Provinsi, didukung oleh Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Provinsi dan Konsultan.

 Satgas Kabupaten/Kota, didukung oleh Satker Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Provinsi dan Konsultan.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

17

(18)

12.1.1 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang

Cipta Karya

Kondisi kelembagaan Kabupaten Takalar dalam mendukung pelaksanaan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang PU Cipta Karya Kabupaten Takalar, perlu didukung dengan strategi pelaksanaan dengan memperhatikan faktor ekternal dan internal wilayah

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

18

(19)

Kabupaten Takalar, guna menentukan arah dan kebijakan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program yang diusulkan dalam Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang PU Cipta Karya Kabupaten Takalar.

Kelembagaan daerah Kabupaten Takalar, khususnya di bidang kecipta-karyaan dalam mendukung pelaksanaan program-program infrastruktur di Kabupaten Takalar. Lemahnya koordinasi ditingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyebabkan beberapa program yang disusun tidak sesuai

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

19

(20)

No. Instansi

Peran Instansi dalam Pembangunan

Bidang CK

Unit/Bagian yang Menangani Pembangunan CK

(1) (2) (3) (4)

1. Bappeda

Koordinasi dengan dinas/ SKPD yang membidangi kecipta-karyaan

Pelaksanaan program

2. Dinas PU berkoordinasi dengan

Badan Perencanaan

Penganggaran

pelaksanaan program

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

20

(21)

Pembangunan Daerah

3. Dinas SKPD

Membidangi kecipta-karyaan, berkoordinasi dengan dinas/ instansi yang terkait langsung dengan pelaksanaan program, melalui koordinasi dari Bappeda.

Pelaksanaan program

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

21

(22)

No. Nama SOP Instansi yangTerlibat Instansi dalam SOPTugas dan Fungsi

(1) (2) (3) (4

)

Pengembangan Permukiman 1

dst

Penataan Bangunan dan Lingkungan 1

dst

Pengembangan Air Minum

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

22

(23)

1 dst

Pengembangan PLP 1

dst

SOP Non-Teknis 1

dst

12.1.2 Kondisi Sumber Daya Manusia

(SDM) Bidang Cipta Karya

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

23

(24)

No Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai yang Ada

Jumlah Pegawai yang Masih Diperlukan

1 S-2 MM 6 2

2 S-2 MP -

-3 S-2 MS 6

-4 S-1 Sipil - 1

5 S-1 Planologi -

-6 S-1 Teknik Lingkungan -

-7 S-1 Administrasi Negara 6 1

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

24

(25)

8 S-1 Lain – lain 23

-9 D3 1

-10 SMA 4 3

Total 44 7

Sumber: Dinas PU Cipta Karya Kab. Takalar Tahun 2011.

12.3 Analisis Kelembagaan

Untuk program pengembangan kelembagaan ini dibagi dalam 3 tahap

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

25

(26)

pengembangan yaitu : 1. Tahap Konsolidasi

Dalam tahap konsolidasi, kegiatan peningkatan koordinasi lembaga baik itu lembaga vertikal maupun lembaga horizontal pada dinas atau instansi sangat penting, penambahan aparat pada bidang atau seksi yang terkait RPI2JM sehingga kebutuhan aparat tercukupi, peningkatan kualitas aparat terkait dengan penyusunan program atau

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

26

(27)

pelaksanaan RPI2JM, melengkapi organisasi ekstrastruktural dan sebagainya.

Terciptanya kesinambungan penyusunan dan pelaksanaan program sangat penting sehingga diperlukan adanya tim ahli yang memberikan input terhadap pemerintah daerah dalam aspek pengembangan kota, teknis, keuangan dan kelembagaan RPI2JM yang bersifat in-house consultant yang merupakan bantuan teknis dari Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PU.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

27

(28)

2. Tahap Optimalisasi

Dalam tahap optimalisasi program berjalan terdapat kegiatan-kegiatan seperti optimalisasi kinerja struktur organisasi dinas atau instansi terkait keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan, sehingga implikasi optimalisasi kinerja tersebut baik itu mampu atau kurang mampu dalam menangani program pembangunan dapat disempurnakan, penambahan sumber daya manusia pada dinas atau instansi sehingga

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

28

(29)

kebutuhan sumber daya manusia tercukupi, peningkatan kualitas aparat yang berkaitan dengan pelaksanaan program dan sebagainya.

3. Tahap Penyempurnaan

Dalam tahapan penyempurnaan terdapat kegiatan evaluasi atau uji hasil terhadap pelaksanaan program pembangunan yang berjalan seperti penggunaan hasil evaluasi pelaksanaan program untuk memperbaiki pelaksanaan program yang belum

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

29

(30)

optimal, merekomendasikan penggunaan aparatur yang telah terlatih dalam menangani program untuk tetap bekerja sampai akhir pelaksanaan program sehingga akan tercipta organisasi yang baik, kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi dari segi aparatur khususnya dibidang perencana, bidang pelaksana dan bidang pengawas, adanyan pelatihan-pelatihan teknis dan manajemen untuk lebih meningkatkan kualitas aparatur.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

30

(31)

12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang

Cipta Karya

Secara umum masalah yang dihadapi di dalam pelaksanaan pembangunan, khususnya Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Takalar yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Organisasi belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang dibutuhkan;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

31

(32)

b. Dukungan peraturan belum memadai;

c. Koordinasi antar SKPD yang membidangi KeciptaKaryaan yang belum padu d. Terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki; dan

e. Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;

Adapun usulan program dalam rangka mengoptimalkan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Takalar adalah :

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

32

(33)

 Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui jalur pendidikan bagi staf yang tingkat pendidikannya masih sarjana muda dan non sarjana melalui jalur pendidikan formal.

 Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparat bidang PU/ Cipta Karya melalui pelatihan dan kursus di bidang teknis dan manajerial untuk pengelolaan infrastruktur kecipta-karyaan.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

33

(34)

 Peningkatan koordinasi antar instansi/ Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bidang kecipta-karyaan di Kabupaten Takalar, dalam rangka pelaksanaan program-program yang direncanakan.

12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang

Cipta Karya

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

34

(35)

Sebagai antisipasi kebijaksanaan strategi pengembangan fisik sosial dan ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan dan pengawasan strategi pengembangannya. Beberapa kebijaksanaan dasar dalam strategi pengembangan kelembagaan :

 Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan di setiap tingkatan pemerintahan dan dinas-dinas/lembaga/instansi beserta seluruh

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

35

(36)

perangkat pemerintahan lainnya untuk menyamakan persepsi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian program.

 Memacu peningkatan sektor-sektor dalam rangka merealisasikan Kabupaten Takalar sebagai salah satu PKW di Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan rendahnya kualitas dan kapasitas aparatur sangat mengurangi efektifitas kelembagaan pemerintah. Dengan rendahnya SDM dalam

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

36

(37)

kelembagaan dapat mengurangi efektifitas kerja dan banyak kegiatan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu, sehingga keinginan para investor untuk masuk ke Kabupaten Takalar kurang berminat apalagi faktor keamanan belum menjamin dalam pelaksanaan program. Dengan masuknya berbagai investor dan pelaku usaha yang turut dan ingin membantu, sangat besar memperhatikan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

37

(38)

kepada kualitas SDM pada kelembagaan pemerintah daerah Kabupaten Takalar.

Hal itu ditunjang dengan perkembangan dunia sekarang ini dan akan di berlakukannya pasar bebas, oleh karena itu telah menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pemerintah daerah untuk mempersiapkan aparaturnya untuk mampu bersaing.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

38

(39)

12.3.3 Analisis Sumberdaya Manusia

(SDM) Bidang Cipta Karya

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang keciptakaryaan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

39

(40)

tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme aparatur

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

40

(41)

sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPI2JM dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas adalah :

 Pengembangan kapasitas bersifat multi-dimensional, mencakup beberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek,

 Pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

41

(42)

Unit

Kerja Golongan KelaminJenis

Latar Belakang Pendidika

n

Jabatan Fungsional

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Bappeda SMA/Sederajat Diploma - D3 Teknik - D3 Sekretaris - dst

S1/Sederajat - S1 Teknik

………..orang

……….. orang ……….. orang ……….. orang

……….. orang

………..oran g

……….. orang ……….. orang

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

42

(43)

- S1 Ekonomi - dst

S2/S3

……….. orang ……….. orang ……….. orang

……….. orang

……….. orang ……….. orang ……….. orang ……….. orang 2. Dinas PU SMA/Sederajat ………..orang ………..oran

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

43

(44)

Diploma - D3 Teknik - D3 Sekretaris - dst

S1/Sederajat - S1 Teknik - S1 Ekonomi - dst

S2/S3

……….. orang ……….. orang ……….. orang

……….. orang ……….. orang ……….. orang ……….. orang

g

……….. orang ……….. orang ……….. orang

……….. orang

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

44

(45)

……….. orang ……….. orang ……….. orang

3. Dinas ……

4. Dinas ……

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

45

(46)

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di Kabupaten Takalar sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Untuk meningkatkan SDM dapat dilakukan melalui pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

46

(47)

Dengan Pengembangan teknologi dan informasi dunia yang sangat cepat dan ini perlu percepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus dalam berbagai sektor bidang dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan SMA ke S-1, S-1 ke S-2) serta dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) masih sangat dibutuhkan.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

47

(48)

12.3.3.1 Analisis SWOT Kelembagaan

Lebih jauh analisis dan kajian permasalahan yang dihadapi dalam aspek kelembagaan dapat dilakukan dengan melakukan analisis organisasi dengan menggunakan model SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threath). Analisis tersebut akan mengacu kepada tingkat kebutuhan pada aspek

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

48

(49)

kelembagaannya beserta perangkat pendukungnya dalam penyelenggaraan program RPI2JM yang jelasnya adalah sebagai berikut :

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

49

(50)

Tabel 12.5

Matriks Analisis SWOT Aspek Kelembagaan

Strategi

STRENGTH (S) / KEKUATAN WEAKNESS (W) / KELEMAHAN

 Sumber pembiayaan bidang PU/Cipta Karya yang besar dari pemerintah

 Peluang pengembangan infrastruktur wilayah desa &

 Rendahnya kualitas SDM aparat pada bidang kecipta-karyaan

 Kurangnya koordinasi antar SKPD ditingkat

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

50

(51)

kota

 Terbukanya peluang

investasi yang besar di Kab. Takalar

Prov. Dan Kab.

 Terbatasnya pendanaan dibidang

kecipta-karyaan di Kab. Takalar

OPPORTUNITY (O )/

PELUANG STRATEGI S-O STRATEGI W-O

 Dukungan Pemda

Kab. Takalar terhadap

 Peningkatan pembiayaan bidang PU/Cipta Karya.

Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM melalui

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

51

(52)

Program RPI2JM Bidang PU/Cipta Karya

 Potensi Kualitas SDM Kab. Takalar

 Peran serta

masyarakat terhadap pelaksanaan program yang cukup tinggi

 Peningkatan kualitas SDM di bidang kecipta-karyaan pada setiap SKPD terkait.

 Optimalisasi partisipasi swasta dan masyarakat untuk ikut serta di dalam pembiayaan program bidang PU/Cipta Karya

jalur pendidikan dan pelatihan bidang PU/Cipta Karya

Optimalisasi sumberdaya dan koordinasi dalam pelaksanaan

pembangunan bidang PU/Cipta Karya

Efektifitas dan efisiensi di

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

52

(53)

dalam penganggaran yang dibarengi dengan peningkatan pelayanan THREATS (T) /

HAMBATAN STRATEGI S-T STRATEGI W-T

 Rendahnya Kualitas SDM Kab. Takalar, khususnya dibidang

 Perlu Peningkatan

Kualitas SDM Melalui Pendidikan Pada Jenjang

 Peningkatan

koordinasi dan

manajemen tata

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

53

(54)

kecipta-karyaan

 Kurangnya

Koordinasi Antar SKPD dalam bidang kecipt-karyaan di Kabupaten Takalar  Perkembangan

wilayah yang cukup pesat, membutuhkan

Yang Lebih Tinggi

 Perlu Koordinasi Yang Lebih Baik Antar SKPD Guna Sinkronisasi Program Antar Instansi

 Perlu kegiatan

Pelatihan-Pelatihan Aparat Bidang PU/Cipta Karya Dalam Meningkatkan

pemerintahan yang baik.

 Peningkatan dan

pemberdayaan

manejemen bida

PU/Cipta Karya Kota Makassar.

 Peningkatan

kapasitas kelembagaan masyarakat untuk

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

54

(55)

penanganan dibidang

infrastruktur Kualitas SDM Yang Ada

mendukung terselenggaranya pelaksanaan program bidang PU/Cipta Karya

Sumber: Hasil Analisis, Th. 2013

12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Rencana pengembangan kelembagaan pemerintah Kabupaten Takalar serta

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

55

(56)

kapasitas dan kewenangan instansi untuk mendukung RPI2JM menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak sederhana bahkan cendrung cukup rumit. Kondisi kelembagaan dalam pelaksanaan dan implementasi program keciptakaryaan, jika dikaji secara mendalam masih mengalami berbagai hambatan dan permasalahan. Hambatan dan permasalahan yang dimaksud sebagai berikut :

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

56

(57)

 Struktur organisasi kelembagaan pada pemerintah Kabupaten Takalar belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang dibutuhkan sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah;

 Dukungan peraturan belum memadai;

 Terbatasnya dan relevansi sdm yang dimiliki dengan bidang tugas belum terselenggara secara optimal;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

57

(58)

 Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;

Sebagai antisipasi kebijaksanaan dan strategi pengembangan fisik, sosial dan ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan dan pengawasan khususnya dalam menjabarkan strategi pengembangannya. Beberapa kebijaksanaan dasar dalam strategi pengembangan kelembagaan yang akan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

58

(59)

dikembangkan di Kabupaten Takalar untuk mendukung pelaksanaan RPI2JM 2014-2018 sebagai berikut :

1. Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan disetiap tingkatan pemerintahan dan dinas-dinas/lembaga/instansi beserta seluruh perangkat pemerintahan lainnya untuk menyamakan persepsi perencanaan tata ruang;

2. Koordinasi didalam pelaksanaan program diawali dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program secara berkala;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

59

(60)

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan SDM yang menangani langsung pelaksanaan program melalui pelatihan dan diseminasi.

12.4.1 Rencana Pengembangan

Keorganisasian

Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Takalar merupakan institusi yang menangani penyusunan dan implementasi program investasi Bidang Cipta

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

60

(61)

Karya, memiliki kewenangan yang terbatas dalam pengambilan keputusan dalam proses perencanaan, penganggaran dan hubungan antar instansi terkait. Diusulkan untuk dibentuk satuan kerja yang terdiri dari seluruh unit kerja terkait Bidang Cipta Karya, perencanaan dan penganggaran Antara lain Dinas PU, Bappeda, Badan Pengelola Keuangan Daerah. Untuk mendukung pelaksanaan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

61

(62)

program keciptakaryaan Takalar, maka diperlukan langkah-langkah koordinasi sebagai berikut :

1. Dalam hal penganggaran pelaksanaan program, maka Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan (bidang cipta karya) akan berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

62

(63)

2. Dalam hal pelaksanaan program maka Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan (bidang cipta karya) Kab. Takalar, akan berkoordinasi dengan dinas/instansi yang terkait langsung dengan pelaksanaan program.

Dalam upaya untuk mempermudah pelaksanaan koordinasi perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya di level Kabupaten/Kota, maka harus di bentuk Satgas Randal Kabupaten/kota (Surat Edaran Direktorat

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

63

(64)

Jenderal Cipta Karya No. 11/SE/DC/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Perencanaan dan Pengendalian Bidang Cipta Karya dan Surat Keputusan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan No. 650/386/Distarkim tanggal 31 Januari 2013 tentang Pembentukan SATGAS RANDAL Kabupaten/Kota). Satgas Randal Kabupaten/Kota sebaiknya beranggotakan dengan melibatkan unsur-unsur dari :

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

64

(65)

1. Pokjanis Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP);

2. Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman/Sanitasi (AMPL/Sanitasi) Kab/Kota;

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten/Kota bidang Cipta Karya;

4. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kab./Kota;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

65

(66)

5. Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP). Adapun penjelasan dari masing-masing unsur Satgas Randal Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :

a. Pokjanis SPPIP

Kelompok kerja teknis (Pokjanis) SPPIP bertugas terutama untuk menghasilkan dokumen SPPIP dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) di bidang permukiman. Dokumen

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

66

(67)

SPPIP dan RPKPP diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui pengurangan luasan kawasan kumuh, peningkatan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan permukiman dan peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman. Dalam melakukan tugasnya Pokjanis SPPIP didampingi oleh tim tenaga ahli, untuk menghasilkan dokumen SPPIP kemudian dikonsultasikan kepada publik

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

67

(68)

sebelum dirumuskan menjadi acuan dalam merencanakan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan. Dokumen SPPIP dan RPKPP ini selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten Takalar, maka keanggotaan Satgas Randal Kabupaten/kota harus melibatkan unsur Pokjanis SPPIP.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

68

(69)

b. Kelompok kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Permukiman/Sanitasi (Pokja AMPL/Sanitasi) Kabupaten Takalar Pokja AMPL/Sanitasi merupakan wadah bagi para pelaku yang berkepentingan dalam penanganan masalah air minum dan sanitasi. Fokusnya adalah menyusun Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang merupakan portofolio yang diperlukan dalam menarik investasi sanitasi. Pemerintah daerah yang telah menyusun Buku Putih dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

69

(70)

SSK, terbukti berhasil meningkatkan investasi sanitasinya dengan pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di kabupaten/kota.

c. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten/kota adalah wadah koordinasi lintas sektor, lintas pemangku kepentingan dalam rangka menanggulangi kemiskinan di

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

70

(71)

tingkat kab/kota. TKPKD kab/kota bertugas melakukan koordinasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan di kabupaten/kota sekaligus sesuai keputusan tim nasional. Anggota TKPKD terdiri dari unsur: pemerintah ,masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan organisasi perangkat daerah yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

71

(72)

pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan yang dilimpah sesuai dengan kewenangannya. Dalam hal ini yang di maksud SKPD terutama yang melaksanakan kegiatan berkaitan dengan bidang Cipta Karya di daerah.

Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Kab/kota adalah tim yang mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan berbasis

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

72

Gambar

Gambar 12.1 Struktur Organisasi pelaksana kegiatan fasilitasi penyusunan RPI2JMBidang Cipta Karya Kabupaten Takalar
Tabel 12.6Jenis  Pelatihan Bidang Cipta Karya
Tabel 12.7Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas

Referensi

Dokumen terkait

Berpedoman pada metode HOT Fit Model terdapat karakteristik perpustakaan digital yang masuk dalam komponen Organization (organisasi), yaitu perpustakaan digital

Taat dan patuh terhadap segala ketentuan atau peraturan yang berlaku sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negari

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: (1) Sistem rekam medis pasien rawat jalan yang dibangun dapat membantu mempermudah pekerjaan petugas puskesmas dalam mencatat pasien baru

Tujuan penyusunan pedoman adalah untuk menyediakan petunjuk teknis dalam pengumpulan dan pengolahan data penginderaan jauh untuk identifikasi tanaman mangrove yang

dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat Hal ini disebabkan karena endometrium dianggap mengalami luka atau kecacatan, apalagi pada ibu riwayat abortus yang

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu sistem yang terintegrasi dimana sistem-sistem ini dapat melakukan pendeteksian suhu ruangan, pendeteksian asap,

a) Topi Baret berbahan bludru warna coklat. c) Sepatu PDL, berbahan kulit warna hitam, bertali dan bersleting di sebelah dalam. d) Peluit berwarna hitam dan Tali

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik