BAB II
METODE PENELITIAN
2.1.Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan selama semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di kelas VIII SMP Anak Terang Salatiga.
2.2.Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Anak Terang Salatiga semester I tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 22 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
2.3.Sumber Data
Data penelitian peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui penerapan modeldiscovery learningdikumpulkan dari berbagai sumber meliputi: a) informasi yang didapat dari guru dan siswa, b) tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran, c) kolaborator untuk mengobservasi hasil belajar dan keterlaksanaan modeldiscovery learning.
2.4.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah:
2.4.1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi penerapan model discovery learning. Lembar observasi kegiatan discovery learning digunakan untuk mengamati proses pembelajaran IPA berlangsung di kelas baik dari kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Lembar observasi kegiatandiscovery learningmenggunakan skala 3 dengan kategori baik (3), cukup (2), dan kurang (1). Lembar observasi diisi oleh observer ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap siklus.
2.4.2. Angket
Angket untuk observasi awal diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Anak Terang Salatiga untuk mengobservasi kesulitan dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran IPA selama ini serta untuk melihat kemampuan berpikir tigkat tinggi siswa.
Angket respon siswa diberikan kepada siswa untuk melihat bagaimana respon siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui penerapan model discovery learning. Kriteria penilaian item soal angket kemampuan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan skala Likert dapat dilihat pada Tabel 1. Angket ini diberikan di akhir tiap siklus.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Angket Skala Likert
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang setuju 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
(Widoyoko, 2014) 2.4.3. Wawancara
Wawancara dilakukan pada saat observasi awal untuk mengetahui proses pembelajaran dan di setiap siklus setelah proses pembelajaran. Wawancara dilakukan dengan guru untuk membahas hasil proses pembelajaran menggunakan modeldiscovery learning.
2.4.4. Tes
Dalam penelitian ini dilakukan tes tertulis yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Tes dalam bentuk soal essay terdiri dari post-test yang diberikan setelah proses pembelajaran menggunakan model discovery learning. Tes akan diberikan disetiap akhir siklus.
2.5.Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data akan dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas dari instrumen yang digunakan dalam mengambil data penelitian. Analisis yang digunakan meliputi validitas dan reabilitas. Menurut Sudijono (2011) dan Arikunto (2012) analisis dapat dilakukan secara rasional maupun empiris. Pengujian instrumen secara rasional dapat dilihat dari segi isi maupun konstruksinya.
2.5.1. Validitas isi (content validity)
Validitas ini merupakan validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelurusan atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam hasil tes belajar. Validitas isi dilihat dari segi isi tes sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagi alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan.
2.5.2. Validitas konstruk (construct validity)
Suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas konstruk, apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti ranah kognitif.
2.6.Prosedur Penelitian
Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan (Didasarkan pada Kemmis dan McTaggart, 1998: 14)(Hopkins, 2011)
2.6.1. Perencanaan
a. Peneliti melakukan diskusi dengan guru untuk melihat permasalahan yang ada di kelas dari pandangan guru.
b. Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas, kemudian guru dan kolaborator merencanakan alternatif tindakan yang diplih untuk mengatasi permasalahan.
c. Berdasarkan identifikasi masalah dan observasi yang telah dilakukan, alternatif pemecahan masalah yang diajukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yaitu dengan menerapkan modeldiscovery learning. d. Peneliti dan guru membuat kisi-kisi instrumen tes, lembar observasi
keterlaksanaan model discovery learning, dan angket kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
e. Peneliti dan guru menyiapkan RPP dan lembar kerja siswa (LKS).
f. Peneliti dan guru mempersiapkan alat, bahan, dan media pembelajaran yang digunakan.
h. Peneliti dan guru menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera digital untuk mendokumentasi seluruh kegiatan pembelajaran.
2.6.2. Pelaksanaan
a. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa secara keseluruhan yang berhubungan dengan pokok bah asan yang akan dipelajari.
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur dari pembelajaran menggunakan modeldiscovery learning.
c. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok beranggotakan 3 atau 4 orang. d. Guru memberikan masing-masing kelompok LKS, alat dan bahan praktikum,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca petunjuk LKS, dan bertanya jika ada yang belum dipahami.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk yang ada dalam LKS.
f. Guru mengamati, membimbing, dan mengarahkan siswa dalam kelompok untuk bekerja sama melakukan praktikum, mengumpulkan data, dan mengolah data hasil praktikum .
g. Guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil praktikum.
h. Guru membimbing, mengoreksi, dan mengkorfimasi hasil praktikum kelompok.
i. Guru bersama dengan siswa mengambil kesimpulan dari hasil praktikum dan presentasi dari hasil pembelajaran.
j. Guru dan peneliti melakukan evaluasi untuk menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap materi yang baru saja dipelajari melaluipost test. k. Guru menggunakan hasil evaluasi sebagai data awal untuk siklus berikutnya
hingga didapatkan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2.6.3. Observasi
a. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan berdasarkan lembar observasi yang diisi oleh peneliti. Lembar observasi ini menunjukkan kinerja guru dalam menerapkan model discovery learning dan performa siswa dalam proses pembelajaran.
b. Pengamatan hasil dilakukan berdasarkan nilai post test kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil post test akan menunjukkan secara kuantitatif bagaimana peningkatan hasil belajar kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2.6.4. Refleksi
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, hasil belajar dan lembar observasi keterlaksanaan penerapan model discovery learning yang dibandingkan antara sebelum dan sesudah penerapan model pembelajarandiscovery learning. Jika hasil penerapan model tersebut baik, dibuktikan melalui 75% siswa yang tuntas mencapai nilai KKM 75 dan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi meningkat sebesar 70% dengan kategori baik atau sangat baik.
2.7.Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa uraian deskriptif tentang peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011), yaitu meliputi tahapan :
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan tahap merangkum dan menfokuskan data hasil analisis penelitian. Data-data kemudian dikumpulkan dan dipilih sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Data hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dihitung. c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian verifikasi dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna.
Teknik yang digunakan dalam menjaga validitas data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data diperoleh dari guru, siswa, dan observer. Triangulasi metode dilakukan dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui observasi, angket, maupun wawancara.
2.7.1. Analisis hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif siswa dihitung dengan rumus:
Nilai = x 100
Hasil belajar kognitif masing-masing siswa, dianalisis persentase siswa yang telah tuntas mencapai nilai KKM 75 dan belum mencapai nilai KKM 75 di kelas tersebut menggunakan rumus:
2.7.2. Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
Hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dihitung menggunakan rumus:
Kemampuan berpikir tingkat tinggi(%) = x 100
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dikategorikan menjadi 4 yaitu sangat rendah, rendah, baik, dan sangat baik. Interval kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi dihitung menggunakan rumus :Interval =( ) Berdasarkan rumus diatas didapatkan kategori penilaian hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi pada tabel 1.
Tabel 1. Kategori Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Rentang Kategori
0 25 25 50 50 75 75 - 100
Buruk Cukup Baik Sangat Baik (Widoyoko, 2009)
2.8.Target Penelitian