EPIDEMIOLOGI
DIABETES MELLITUS
Definisi dan etimologi
Diabetes mellitus
,
DM
diabaínein (bhs yunani
):
διαβαίνειν,, tembus atau pancuran air
Mellitus (
bahasa Latin): rasa manis
dikenal di Indonesia dengan istilah
penyakit
kencing manis
Merupakan penyakit kelainan metabolik yang
disebabkan oleh banyak faktor, dengan gejala berupa
hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau
keduanya
Tipe Diabetes Melitus
Diabetes Tipe 1
Diabetes Tipe 2
Klasifikasi
WHOmengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan gejala :
Diabetes tipe 1 :
Disebabkan rusaknya sel beta di dalam pankreas yang
disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik (tidak khas).
Diabetes tipe 2:
yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
Diabetes gestasional:
meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan
gestational diabetes mellitus, GDM.
Klasifikasi
Klasifikasi
Malnutrion-related diabetes mellitus
(MRDM) tidak lagi digunakan karena walaupun
malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi
beberapa tipe diabetes, tetapi hingga saat ini
belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau
defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes.
Subtipe MRDM;
Protein-deficient pancreatic
diabetes mellitus
, PDPDM, PDPD, PDDM, masih
dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang
DM tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak atau juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat
disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas
maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1
DM tipe 1
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat
diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap
tingkat glukosa darah. Pengobatan dasar
diabetes tipe 1 adalah penggantian insulin.
Tanpa insulin bisa menyebabkan koma
bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Penekanan juga diberikan pada
DM tipe 2
Diabetes mellitus tipe ( adult-onset diabetes,
obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi
bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi
darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen yang
menyebabkan :
disfungsi sel β
gangguan sekresi hormon insulin
resistansi sel terhadap insulin yang yang menyebabkan sel
jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin
serta penekanan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun terjadi
peningkatan sekresi gula darah oleh hati.
DM tipe 2
Pada tahap awal kelainan yang
muncul adalah berkurangnya
sensitifitas terhadap insulin, yang
ditandai dengan meningkatnya
kadar insulin di dalam darah.
namun semakin parah penyakit,
sekresi insulin pun semakin
Ada beberapa teori yang menyebutkan
penyebab pasti dan mekanisme terjadinya
resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui
sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi
terhadap insulin, dalam kaitan dengan
pengeluaran dari adipokines ( suatu kelompok
hormon) itu merusak toleransi glukosa.
Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien
dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2
kencing manis.
Energi
glukosa
“The Best Prescription is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/ Adip/Witri
“The Best Prescription is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/ Adip/Witri
Kelainan pada DM tipe 2
Orang normal:
Glukosa dapat masuk ke
dalam sel dengan mudah
Penderita DM tipe 2:
Glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel
karena sel resisten
Diabetes mellitus tipe 3
Diabetes mellitus gestasional
(
gestational diabetes, insulin-resistant type 1
diabetes, double diabetes, type 2 diabetes
which has progressed to require injected
insulin, latent autoimmune diabetes of
adults, LADA
) atau diabetes melitus yang
terjadi hanya selama kehamilan dan pulih
setelah melahirkan
GDM mungkin dapat merusak kesehatan
Sejarah DM
manuskrip Mesir di th 1500 SM menyebutkan "pengosongan terlalu besar dari
urin".
Tabib-tabib India sekitar waktu yang sama mengidentifikasi penyakit dan
diklasifikasikan sebagai madhumeha atau "madu urin" , mencatat urin akan menarik semut
Istilah "diabetes” pertama kali digunakan pada 230 SM oleh Appollonius dari
Yunani
Diabetes Tipe 1 dan tipe 2 diidentifikasi sebagai kondisi yang terpisah untuk
pertama kalinya oleh Sushruta dokter India dan Charaka di th 400-500 dengan tipe 1 berhubungan dengan pemuda dan tipe 2 dengan kelebihan berat badan
Thomas Willis yang pada tahun 1675 menambahkan "mellitus" ke "diabetes"
kata sebagai sebutan untuk penyakit ini, ketika ia melihat air seni diabetes memiliki rasa manis
Sumber lain mengatakan Istilah "mellitus" atau " dari madu "ditambahkan oleh
pembalap Inggris John Rolle di akhir 1700-an untuk memisahkan kondisi dari diabetes insipidus, yang juga dikaitkan dengan sering buang air kecil
Frederick Banting dan Charles Herbert mengembangkan insulin pada tahun
Faktor Risiko Diabetes
Mellitus
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Beberapa faktor pemicu
DM:
Defek genetik sel β-cell
Maturity onset diabetes of the young Mutasi Mitochondrial DNA
Defek genetik pada pemrosesan insulin atau kinerja insulin
Defects in proinsulin conversion Insulin gene mutations
Insulin receptor mutations
Defek pada pankreas
Chronic pancreatitis Pancreatectomy
Pancreatic neoplasia Cystic fibrosis
Beberapa faktor pemicu
DM
Kelainan endokrin
Growth hormone excess (acromegaly)
Sindrom Cushing
Hyperthyroidism
Infeksi
Cytomegalovirus
Coxsackievirus B
Obat-obatan
Glucocorticoids /steroid
Hormon Thyroid
β-adrenergic agonists
Epidemiologi
Secara global, pada 2010, diperkirakan 285 juta orang
menderita diabetes, dengan tipe 2 sekitar 90% dari kasus
insiden DM meningkat dengan cepat, dan pada tahun
2030, jumlah ini diperkirakan hampir dua kali lipat.
Diabetes mellitus terjadi di seluruh dunia, namun lebih
umum (terutama tipe 2) di negara-negara yang lebih maju. Peningkatan terbesar dalam prevalensi, dipekirakan terjadi di Asia dan Afrika, di mana kebanyakan pasien mungkin akan ditemukan pada tahun 2030
Peningkatan kejadian di negara berkembang mengikuti
tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Beberapa juga meyakini adanya faktor lingkungan, tapi masih sedikit
Epidemiologi
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti
akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan
terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural.
Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan :
prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15
tahun diperkotaan 5,7%.
Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan
sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas sentral pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional.
prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di
perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi nasional.
proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
DIAGNOSIS
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang diabetes.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di
bawah ini:
Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan,
DIAGNOSIS
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM
2. Pemerksaan glukosa plasma puasa≥
126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik
Menyebabkan stroke & serangan jantung
Menyebabkan kebutaan
Peredaran darah ke tungkai atau lengan
terganggu, luka sukar sembuh
Ginjal menjadi rusak dan gagal berfungsi
Gangguan sel saraf, sehingga reaksi
terhadap rangsang terganggu
Gangguan fungsi seksual
“The Best Prescription is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/ Adip/Witri
Komplikasi
Semua bentuk diabetes mempunyai risiko komplikasi jangka panjang.
Komplikasi Jangka panjang terutama berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, baik
"macrovascular” ( atau yang berhubungan dengan aterosklerosis arteri besar)seperti penyakit jantung iskemik (angina dan infark miokard), stroke dan penyakit pembuluh darah perifer, juga "mikrovaskuler" komplikasi-kerusakan pada pembuluh darah kecil, misalnya :
Diabetic retinopathy, yang mempengaruhi pembentukan pembuluh darah di retina
mata, dapat menyebabkan gejala visual, visi berkurang, dan berpotensi kebutaan
Nefropati diabetes, dampak diabetes pada ginjal, dapat menyebabkan jaringan
parut perubahan dalam jaringan ginjal, hilangnya jumlah kecil atau semakin besar protein dalam urin, dan akhirnya memerlukan dialisis/cuci darah.
Neuropati diabetik merupakan dampak diabetes pada sistem saraf, yang paling
Pencegahan
Sidang Umum PBB mengeluarkan Resolusi Nomor
61/225/2006 yang mendeklarasikan bahwa epidemic Diabetes Melitus merupakan ancaman global dan serius sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menitik-beratkan pada pencegahan dan pelayanan diabetes di
seluruh dunia menetapkan tanggal 14 Nopember sebagai Hari Diabetes Se-Dunia (World Diabetes Day) yang dimulai tahun 2007
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575 tahun 2005,
pembentukan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang mempunyai tugas pokok memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat melalui pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya penyakit DM
Pencegahan
Pilar penatalaksanaan DM
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani