• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Per

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Per"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produktifitas kinerja karyawan dianggap sangat penting dalam suatu perusahan. Hal ini perlu mendapatkan pengamatan yang khusus karena, kinerja karyawan di suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah perusahaan menjalankan kerjanya dan baik buruknya hasil akhir yang didapatkan perusahaan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari omset yang didapat, banyaknya konsumen.

Selain mempengaruhi kesuksesan suatu perusahaan, Kinerja karyawan ternyata juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam menjalankan tugasnya di sebuah perusahaan, karyawan tentu saja harus bisa beradaptasi dengan pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik atau maksimal. Maksud dari hasil yang baik disini adalah membuat pimpinannya bangga terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan tersebut.

Berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan sangat banyak, seperti yang telah diuraikan diatas hal ini perlu diamati agar terjalin keuntungan antara kedua belah pihak baik dari pihak pimpinan perusahaan maupun dari karyawan perusahaan itu sendiri. Apabila salah satu dari pihak tersebut mendapatkan “kerugian” maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam melakukan suatu pekerjaan dan hasil akhir yang tidak sesuai dengan target pencapaian.

Yang dimaksud dengan “kerugian” disini adalah apabila salah satu pihak merasa keadaan yang dijalani tidak sesuai dengan kontrak kerja kedua belah pihak. Hal ini jangan sampai terjadi karena akan menimbulkan konflik yang mempengaruhi pekerjaan di perusahaan tersebut. Dan akan terus berpengaruh di kemudian hari apabila masalah “kerugian” disini tidak bisa diselesaikan dengan segera.

(2)

Kemudian contoh “kerugian” yang lain diambil dari pihak selanjutnya yaitu Pimpinan Perusahaan misalnya : Karyawan yang bekerja dengan semaunya, Karyawan yang menuntut gaji lebih namun tidak seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan, Karyawan yang melakukan kecurangan, dll.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya apabila “kerugian” tidak dapat segera diatasi maka akan berpengaruh dan merembet kepada banyak hal untuk itu diperlukan komunikasi yang baik untuk menghindari kesalah pahaman di kedua belah pihak selain itu untuk mencegah kemungkinan buruk yang lain terjadi maka diperlukan adanya pemahaman mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktifitas kinerja karyawan.

Mengapa yang dilihat hanya karyawan? Karena apabila dari pimpinan perusahaan sendiri dapat memahami apa saja yang membuat karyawannya merasa nyaman bekerja maka karyawan akan bekerja dengan senang dan dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu pimpinan juga harus bisa menerima kritik dengan tangan terbuka agar komunikasi dua arah terjalin dengan baik. Hal ini sangat baik agar kedua belah pihak sama sama memahami satu sama lain sehingga mencegah terjadinya timbulnya “kerugian”.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan : Mental seseorang (Disiplin kerja, Motivasi dari banyak hal untuk meraih prestasi kerja, Etika dan Sikap) Pendidikan, Keterampilan, Manajemen, Fasilitas Kantor atau Perusahaan, Gaji / Pendapatan, Lingkungan Kerja, Komunikasi dua arah baik vertikal maupun horizontal yang dimaksud disini adalah komunikasi interpersonal yang terjadi di sebuah Perusahaan baik itu komunikasi ke pimpinan (vertikal) dan komunikasi ke sesama karyawan (horizontal).

Komunikasi interpersonal dalam suatu perusahaan berarti terjadi antar dua orang atau lebih yang ada di dalam perusahaan tersebut. Yang dikomunikasikan tentu saja bisa bermacam-macam dan biasanya menyangkut masalah perusahaan. Hal ini sangat penting karena dalam suatu organisasi atau perusahaan diperlukan adanya komunikasi interpersonal yang baik agar tidak terjadi adanya misscomunication atau kesalah pahaman yang kerap timbul.

(3)

menyesuaikan dan disesuaikan bagaimana dalam menyampaikan sebuah pesan agar terjadi komunikasi yang baik dan benar.

Misal komunikasi sesama karyawan tentu akan berbeda bila dibandingkan dengan komunikasi dari karyawan ke pimpinan perusahaan. Bahasa dan gaya penyampaian pesan tentu akan berbeda pula. Dan hal yang biasanya terjadi adalah intensitas komunikasi antar sesama karyawan cenderung lebih sering dilakukan ketimbang komunikasi dari karyawan ke pimpinan. Padahal komunikasi vertikal tersebut juga penting untuk dilakukan.

Maksud dari komunikasi vertikal penting dilakukan adalah seperti misalnya pemberian motivasi kerja dari pimpinan perusahaan ke karyawannya, hal hal sepele namun juga memberikan semangat kepada karyawannya karena hal seperti ini lah yang akan membuat karyawan merasa nyaman sehingga produktifitas kinerja karyawan menjadi meningkat.

Dalam penelitiaan ini, saya mengambil contoh perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta karena dilihat dari komunikasi interpersonal yang terjadi cukup banyak. SMARTGAMA Yogyakarta adalah sebuah lembaga bimbingan belajar untuk pelajar SD, SMP, SMA. Tentunya dalam melakukan komunikasi tidak hanya sekedar antara perusahaan-konsumen. Karena dilihat konsumen merupakan pelajar yang otomatis cara berkomunikasinya tentu berbeda apabila dengan karyawan maupun pemimpin perusahaan.

(4)

1.2. Rumusan Masalah

 Seberapa besar hubungan komunikasi interpersonal mempengaruhi kinerja karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian

 Mengetahui komunikasi Interpersonal Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, setidaknya dapat menyumbangkan pemikiran bagi dunia perusahaan. b) Penelitian ini untuk menguji teori Adaptasi Interaksi dan Communication

Acomodation Theory. 2. Manfaat Praktis

a) Bagi Penulis : Dapat menambah wawasan mengenai komunikasi Interpersonal dalam praktek kerja yang sesungguhnya.

b) Bagi Pemimpin Perusahaan : Dapat mengevaluasi cara berkomunikasi yang baik agar menimbulkan kinerja yang lebih baik bagi karyawan. c) Bagi karyawan perusahaan : Dapat lebih memahami pentingnya

(5)

1.5. Kerangka Teori

Dalam Penelitian ini, diambil teori untuk menunjang sebuah penelitian agar sesuai dengan penelitian yang diteliti.

1. Teori Adaptasi Interaksi

Teori ini menjelaskan tentang ketika kita mulai melakukan komunikasi dengan orang lain maka biasanya kita memiliki sebuah pemikiran kasar tentang apa yang akan terjadi. Hal inilah yang disebut dengan interaction position.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya teori adaptasi interaksi adalah (RED) Requirement, Ekspectation dan Desire. Faktor Requirement adalah kebutuhan atau sesuatu yang memaksa dan membuat kita ingin untuk berinteraksi. Sedangkan Ekspectation adalah acuan untuk memperediksi apa yang akan terjadi. Seperti missal kita melakukan sesuatu yang dianggap melanggar norma namun hal ini dilakukan kepada seseorang yang sudah dekat dengan kita. Sehingga kita tidak menyinggung perasaannya. Kemudian yang dimaksud dengan Desire adalah terjadinya sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan.

Teori ini berpengaruh tidak hanya bagi para karyawan namun juga bagi pemimpin perusahaan karena pada dasarnya koomunikasi yang terjalin akan saling berhubungan satu sama lain. Apalagi apabila kita berbicara tentang masalah hubungan kedekatan yang terjalin antar karyawan dan pemimpin perusahaan. (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/11696363/TEORI_KONTEKSTUAL ) 2. Communication Acomodation Theory

(6)

Proses yang pertama yaitu Konvergensi adalah Strategi yang digunakan untuk beradaptasi dengan perilaku orang lain. Ketika orang melakukan Konvergensi maka biasanya mereka bergantung pada persepsi mereka mengenai tuturan dan perilaku orang lainnnya. Selain persepsi, konvergensi juga dipengaruhi oleh ketertarikan. Apabila antar komunikator dan komunikan saling tertarik atau ada ketertarikan maka mereka akan melakukan konvergensi.

Kemudian ada Divergensi yang menggunakan strategi untuk menonjolkan perbedaan verbal dan non verbal diantara para komunikator. Terdapat beberapa alasan mengapa orang melakukan divergensi yang pertama untuk mempertahankan identitas soial. Kedua, berkaitan dengan kekuasaan dan perbedaan peranan dalam percakapan. Terakhir, divergensi cenderung terjadi karena lawan bicara dalam percakapan dipandang sebagai anggota dari kelompok yang tidak diinginkan.

Sedangkan Akomodasi Berlebihan adalah strategi yang mencoba secara berlebihan usaha usaha dalam mengatur, memodifikasi atau merespon orang lain. Tiga proses atau cara beradaptasi itulah yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana cara berkomunikasi antar karyawan dan pemimpin perusahaan dalam melakukan interaksi. (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/11727589/Teori_Komunikasi_Interpersonal dan

https://www.academia.edu/7106313/Materi_CAT ) 1.6. Hipotesis

H1 : Adanya pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan

SMARTGAMA Yogyakarta.

H0 : Tidak ada pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan

(7)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini saya menggunakan metode penelitian survey. Metode penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan mengunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan yang nantinya akan di survey adalah karyawan SMARTGAMA Yogyakarta. Lebih tepatnya adalah bagaimana kinerja karyawan SMARTGAMA Yogyakarta apabila dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal didalamnya.

2.2.Variabel yang akan diteliti

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang akan dibahas. Dua variable tersebut adalah Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta (Variable X) dan Kinerja Karyawan (Variabel Y). Pada nantinya penelitian ini akan difokuskan pada kesimpulan yang mengarah pada bagaimana pengaruh komunikasi interpersonal di perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta terhadap kinerja karyawan.

Pada penelitian Pengaruh Komunikasi Interpersonal di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta terhadap kinerja karyawan, tingkat pengukuran atau jenis datanya akan didasarkan pada kedua variable tersebut. Yaitu Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta (Variable X) dan Kinerja Karyawan (Variabel Y).

2.2.1 Jenis Pengukuran

(8)

2.2.2. Definisi Konseptual

1. Komunikasi Interpersonal di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta sebagai variable X. 1. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dapat dikatakan terjadi secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu. (Suranto, 2011:5)

2. Perusahaan SMARTGAMA

Perusahaan SMARTGAMA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan lebih tepatnya merupakan lembaga bimbingan belajar bagi siswa SD, SMP, SMA dan Alumni. Melayani kegiatan bimbingan baik pendidikan maupun konsultasi bagi siswanya.

2. Kinerja Pegawai sebagai Variabel Y. 1. Kinerja Pegawai

Pengertian dari Kinerja Pegawai adalah suatu hasil yang dicapai oleh seorang pegawai dalam bidang pekerjaan menurut criteria tertentu yang berlaku atas sebuah pekerjaanyang dievaluasi oleh orang tertentu.

2.2.3 Definisi Operasional

(9)

Komunikasi Interpersonal di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta adalah variable yang memaksa timbulnya perubahan pada variable dependent atau variable terikat. Variable ini memiliki beberapa indicator yaitu :

1. Tingkat Kuantitas Komunikasi

Tingkat Kuantitas Komunikasi merupakan seberapa sering komunikasi terjalin antara pihak satu dengan pihak yang lain. Semakin sering komunkasi terjalin maka semakin baik dan lancar hubungan antar dua pihak tersebut, selama noise dapat diatasi. 2. Keterbukaan

Keterbukaan adalah ketersediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan , asalkan pengungkapan diri informasi ini tidak bertentangan dengan kepatutan. Sikap keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran dengan merespon segala stimuli komunikasi. Jadi salah satu kunci hubungan yang baik antar karyawan dan pemimpin perusahaan adalah keterbukaan karena dengan adanya keterbukaan semua masalah dapat diselesaikan tanpa perlu adanya ditutup tupi. (dikutip

dari :

https://www.academia.edu/5514163/HUBUNGAN_ANTARA_KOMUNIKASI_INTERP ERSONAL_YANG_EFEKTIF_DENGAN_HASIL_BELAJAR_KEWIRAUSAHAAN_P ADA_SISWA_KELAS_XI_TKR )

3. Sikap Mendukung

Sikap Mendukung memiliki arti dimana masing masing pihak yang berkomuikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Jadi sikap mendukung ini ditunjukkan kepada kedua belah pihak yaitu antara karyawan dan pemimpin perusahaan, karena dengan adanya sebuah dukungan sangat mempengaruhi

(10)

penghargaan, komitmen menjalin kerja sama. Karena dalam sebuah hubungan terutama dalam bahasan ini adalah hubungan kerja yang dibutuhkan adalah rasa saling percaya untuk menghasilkan suatu hubungan yang baik dan positif bagi kedepannya. (Dikutip

dari : merasakan apa yang dirasakan orang lain dan dapat memahami sutu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain. Dalam sebuah hubungan kerja tidak selalu hanya karyawaan yang harus memahami pemimpin perusahaan namun disini dihasilkan dari perubahan yang ditimbulkan variable independent.

1. Kenyamanan karyawan dalam bekerja

Dalam bekerja dibutuhkan sebuah kenyamanan untuk dapat menghasilkan hasil yang optimal bagi peusahaan tersebut. Apabila karyawan bekerja dengan hati yang nyaman maka ia pun dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan tulus dan ikhlas dan yang seperti itu akan menghasilkan pekerjaan yang lebih memuaskan dibandingkan dengan yang tidak memiliki rasa nyaman.

2. Motivasi Bekerja

(11)

sesuatu yang akan dilakukan yang bersifat menggiatkan individu untuk bertindak atau bertingkah laku guna memenuhi kebutuhannya. Hubungan motivasi dan kinerja menunjukkan semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin tinggi pula kinerja yang

dihasilkan. (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/4083100/Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kemampuan_Kerja_Dan _Tingkat_Pendidikan_Formal_Terhadap_Kinerja_Pegawai_Di_Dinas_Pariwisata_Kabup aten_Cilacap ).

3. Kemampuan Kerja

Kemampuan Kerja adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas yang dibebankan kepadanya, dimana dapat terbentuk dari pendidikan dan pelatihan, inisiatif dan pengalaman kerja yang diperoleh baik didalam maupun diluar instansi tempat dia bekerja. Jadi untuk menambah keampuan kerja agar semakin baik salah satunya dapat mengikti pelatihan atau diklat yang diberikan. (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/4083100/Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kemampuan_Kerja_Dan _Tingkat_Pendidikan_Formal_Terhadap_Kinerja_Pegawai_Di_Dinas_Pariwisata_Kabup aten_Cilacap).

2.2.4 Indikator

(12)

Komunikasi Interpersonal

 Tingkat Kuantitas Komunikasi  Keterbukaan  Sikap mendukung  Sikap Positif  Empati

2.3 Sumber Data

Kinerja Karyawan

 Kenyamanan karyawan dalam bekerja

 Motivasi Bekerja

(13)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber data Primer dan Sekunder .

1. Peneliti membutuhkan Sumber Data Primer melalui kuesiner yang disebar kepada Karyawan Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang sebenarnya dan melalui sumber data primer, peneliti dapat terjun langsung ke tempat penelitian dan dapat bertemu langsung dengan responden. Data primer juga lebih “jujur” karena mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan dapat dimasukkan ke dalam penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Karyawan Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta.

2. Selanjutnya ada Sumber Sekunder. Dimana sumber sekunder dapat didapatkan melalui buku, catatan laporan, dll. Data Sekunder merupakan didapat melalui cara yang secara tidak langsung untuk mendapatkan berbagai sumber penelitian. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan Buku dan Website yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai sumber pustaka dan sumber sekunder.

2.4. Populasi dan Sampel A. Populasi

Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis. Populasi merupakan himpunan semua hal yang ingin diketahui. Dapat berupa kumpulan semua kota, semua

wanita, semua perusahaan. (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling )

Adapun yang menjadi Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan Perusahaan SMARTGAMA cabang Yogyakarta. Pemilihan perusahaan tersebut sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang pendidikan dan secara tidak langsung berhubungan dan berkomunikasi dengan banyak orang.

(14)

meneliti apakah komunikasi yang terjalin di dalam perusahaan ini juga mempengaruhi kinerja karyawan.

Populasi Karyawan yang saya teliti berjumlah 30 orang terdiri dari 7 cabang di Yogyakarta yaitu Sleman, Kaliurang, Condong Catur, Kalasan, Godean, Imogiri dan Wates.

B. Sampel

Menurut Suharsimi Arkunto, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling ).

Sementara dalam Penelitian ini penulis tidak menggunakan sampel untuk penelitian karena banyaknya populasi sudah mencukupi untuk diteliti. Dan apabila menggunakan sampel maka akan semakin sedikit responden yang diambil dan akan semakin sedikit informasi dan data yang diperoleh.

2.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner (angket). Angket atau kuesioner adalah alat yang dipakai untuk menjembatani antara subyek dan obyek (secara substansial antara hal halteoritis dengan empiris, antara konsep dengan data) sejauhmana data mencerminkan konsep yang ingin diukur tergantung pada instrument (yang substansinya disusun berdasarkan penjabaran konsep/penentuan indicator) yang dipergunakan untuk mengumpulkan data. (dikutip dari :

https://www.academia.edu/7417231/Kuisioner ).

(15)

disebarkan secara pribadi oleh penulis. Keterangan mengenai kuesioner ini adalah responden hanya perlu memberi tanda ( √ ) dalam kolom yang telah tersedia. Keterangan kolom antara lain, SS ( Sangat Setuju), S ( Setuju), R ( Ragu-Ragu), TS ( Tidak Setuju), STS ( Sangat Tidak Setuju). Dan dalam setiap keterangan nantinya akan memiliki nilai yang berbeda beda pula.

2.6 Analisa Data

Penulis menggunakan analisa kuantitatif hubungan dalam penelitian ini. Tujuan penggunaan analisis ini adalah untk mengetahui seberapa bessar dan kuat kah hubungan antar suatu variable. Dimana dalam penelitian ini adalah hubungan variable X (Pengaruh Komunikasi Interpersonal) dan Y (Kinerja Karyawan Smartgama). Dan untuk menghitung dan menemukan hasil penelitian, maka penulis menggunakan rumus statistic pearsons correlation (product moment).

Pearsons Correlation atau Product Moment adalah salah satu teknikuntuk mencari korelasi antar dua variable yang kerap kali dgunakan. Korelasi Product Moment (KPM) atau sering juga disebut Korelasi Pearson merupakan alat uji statistik yangdigunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan) dua variabel bila datanya berskala interval atau rasio. Teknik korelasi produk momen ini dikembangkan KarlPearson. KorelasiProduct moment merupakan salah satu bentuk statistik parametris karenamenguji data pada skala interval atau rasio. Disebut Korelasi Product moment karenakoefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari

momen-momenariabel yang dikorelasikan.( Dikutip dari :

https://www.academia.edu/9156459/TEKNIK_KORELASI_PRODUCT_MOMENT )

(16)

Validitas adalah kesesuaian antara suatu konstruk dengan indicator yang digunakan untuk mengukurnya. Kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi operasional. Uji Validitas adalah tingkat keandalan alat ukur yang digunakan. Instrument dikatakn valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. (Sugiyono, 2004:137) (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/5170798/Uji_Validitas_Dan_Reliabilitas ) r = nΣxy – (Σx) (Σy)

. √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

Dimana :

n = Banyaknya Pasangan data X dan Y Σx = Total Jumlah dari Variabel X Σy = Total Jumlah dari Variabel Y

Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X

Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y

Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y B. Reliabilitas

Berkaitan dengan konsistensi suatu alat ukur, bila penelitian dilakukan dengan alat ukur yang sama lebih dari satu kali, hasil pengamatan (seharusnya) sama. uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yangsama akan menghasilkan data yang konsisten.. Reliabilitas suatu penelitian merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. (Dikutip dari :

https://www.academia.edu/5170798/Uji_Validitas_Dan_Reliabilitas )

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

(17)

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Karyawan Smartgama Yogyakarta. Rata rata subjek berusia 20 hingga 30 tahun. Dalam penelitian ini penulis membagikan kuesioner ke cabang cabang smartgama yang berada di wilayah Yogyakarta. Jumlah karyawan Smartgama sendiri adalah 30 karyawan dan semua tersebar di 7 cabang di Yogyakarta yaitu Sleman, Kaliurang, Condong Catur, Kalasan, Godean, Imogiri dan Wates. Semua karyawan bersatus aktif dan memiliki bagian atau divisi pekerjaan masing masing. Baik Keuangan, Akademik, Pemasaran, Teknis, Office Boy. Tentor atau pengajar tidak termasuk dalam subjek yang penulis teliti karena diketahui tentor tidak termasuk karyawan. Namun karyawan Smartgama bisa jadi termasuk tentor.

3.2 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus produk momen untuk mendapatkan hasil penelitian. Produk moment adalah Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara duavariabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya tidak ada yang ditempatkan sebagai predictor dan respon (IV dan DV).

Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakinmendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah hubungan.Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel) Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)

(18)
(19)

= 30 X 178.764 – (3006) X (1779)

. √{30X 302.196 – (9.036.036 } {30X105.877- (3.164.841) } = 5.362.920 – 5.347.674

. √{9.065.880-9.036.036 } {3.176.310 – 3.164.841} = 15.246

. √{29.844 } {11.469} = 15.246 . √342.280.836 = 15.246 . 18.500

= 0,82

3.3 Pembahasan

Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan melalui rumus product moment didapatkan hasil sebesar 0,82. Menurut data Interprestasi angka korelasi dari Prof. Sugiyono. Angka 0,82 termasuk dalam golongan yang sangat kuat. Sangat kuat disini memiliki arti bahwa hubungan antar 2 variabel sangatlah kuat.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan sangat baik dan saling mempengaruhi. Komunikasi Interpersonal yang terjalin di perusahaan Smartgama dapat dikatakan berlangsung secara efektif dan baik apabila dilihat dari data yang didapatkan banyak karyawan yang memberikan nilai yang cukup tinggi di bagian Komunikasi Interpersonal.

(20)

Dari Indikator tingkat kuantitas sendiri dapat diketahui bahwa perusahaan ini sangat sering melakukan komunikasi Interpersonal apabila dilihat dari data yang didapatkan. Hal ini menunjukkan kuantitas berkomunikasi bisa dikatakan sangat sering dan perusahaan tidak hanya dalam keadaan “sepi”.

Untuk Indikator Keterbukaan sepertinya sedikit berbeda dibandingkan dengan indicator lain karena disini banyak ditemukan data yang mennjukkan bahwa banyak responden yang mendapatkan nilai 3 atau ragu ragu untuk masalah keterbukaan. Sedangkan untuk Sikap Mendukung nilai yang diberikan cenderung tinggi hal ini berarti karyawan smartgama sangat memiliki sikap mendukung tidak hanya untuk keputusan perusahaan namun juga untuk mendukung keputusan karyawan lain dengan memberikan semangat.

Seperti yang diketahui penulis saat melakukan penelitian langsung ke lokasi, ternyata baik dari karyawan maupun pimpinan perusahaan selalu mendukung dan mencoba membantu maupun mengahargai setiap keputusan yang diberikan baik dari pihak perusahaan maupun karyawan. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan dukungan apabila salah satu karyawan akan mencoba tes CPNS padahal tentunya dengan hal itu secara otomatis karyawan tersebut akan keluar dari Smartgama. Namun semua mencoba saling menghargai keputusan masing masing baik dari pihak perusahaan maupun dari pihak karyawan.

Untuk Sikap Positif juga mendapatkan nilai yang bisa dibilang tinggi, karyawan smartgama memiliki pemikiran yang sangat positif dari optimisme dalam melakukan pekerjaan hingga kepercayaan kepada satu sama lain. Sedang untuk indicator empati juga para karyawan smartgama mendapatkan nilai yang cukup tinggi bila dilihat dari data yang sudah diolah.

(21)

Karena dengan adanya komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik antar karyawan di Smartgama kinerja Karyawannya pun juga akan semakin meningkat dan baik apabila dibandingkan dengan yang komunikasi interpersonalnya sangat minim atau tidak efektif.

Dari beberapa Indikator yang sudah diberikan penulis, dapat terlihat jelas bahwa banyak responden yang memilih atau menjawab kuesioner dengan pasti dan tidak ragu ragu. Jarang sekali responden yang mendapat angka 3 disini dimana pengertian angka 3 adalah ragu ragu. Rata rata responden kebanyakan mendapat nominal 4 atau 5.

Penulis sendiri telah mengelompokkan berbagai pertanyaan yang sesuai indicator. Dan didalam masing masing pertanyaan tersebut memiliki nilai yang berbeda seperti tidak semua jawaban sangat setuju memeiliki nilai 5. Karena nya setiap soal memiliki nilai yang berbeda tergantung pertanyaan soal itu sendiri.

Perlu untuk diketahui komunikasi interpersonal ternyata sangat berpengaruh dan memepengaruhi seseorang. Dalam kasus ini tentunya tidak hanya kinerja karyawan saja yang dipengaruhi. Penulis membuat tiga indicator dalam variable kinerja karyawan. Tiga indicator tersebut adalah Kenyamanan karyawan dalam bekerja, Motivasi bekerja, dan Kemampuan Bekerja.

Dalam penelitian ini penulis memilih indicator Kenyamanan karyawan dalam bekerja sebagai salah satu variable (Y) atau Kinerja karyawan untuk mengetahui apakah banyak karyawan yang merasa nyaman untuk bekerja di Perusahaan Smartgama. Karena ternyata setelah dilakukan penelitian banyak karyawan atau responden yang mendapat nilai tinggi (4) dan sangat tinggi (5) untuk indicator tersebut. Hal ini berarti menunjukkan bahwa karyawan atau rsponden sudah merasa nyaman untuk bekerja di Perusahaan Smartgama.

(22)

maka karyawan sendiri tentunya merasa tidak nyaman atau betah untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Komunikasi Interpersonal tentunya juga tidak hanya terjadi antar karyawan. Karena komunikasi interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih. Dan dalam sebuah perusahaan tentunya ada pimpinan perusahaan yang juga termasuk dan menjadi bagian dari komunikasi interpersonal. Pimpinan Perusahaan juga memberikan pengaruh terhadap kenyamanan bekerja. Apalagi ditambah dengan adanya komunikasi interpersonal.

Dengan adanya komunikasi interpersonal yang baik dan efektif antara karyawan dan pimpinan perusahaan tentunya juga akan memberikan kedekatan bagi karyawan dan pimpinan perusahaan. Dengan kedekatan yang baik dan juga memberikan pengaruh bagi kinerja karyawan, tentunya hal ini akan berpengaruh juga terhadap Motivasi Bekerja seorang karyawan. Karena apabila seorang Karyawan sudah merasa nyaman bekerja di sebuah perusahaan maka ia akan memberikan yang kerja atau hasil yang terbaik untuk perusahaan tersebut.

Nilai untuk Motivasi bekerja yang diberikan oleh responden juga cukup tinggi yaitu antara 4, 5 dan sedikit memberikan nilai 3 mengingat kenyamanan yang didapat juga tinggi dan hal ini memiliki arti bahwa semakin nyaman seorang karyawan bekerja di perusahaan semakin tinggi pula motivasi bekerja yang ia berikan. Tentunya hal ini sangat sesuai dengan Perusahaan Smartgama sendiri dimana motivasi bekerja yang didapatkan sangat tinggi karena kenyamanan bekerja juga ada dan tentunya sangat dipengaruhi dari komunikasi interpersonal yang terjalin.

(23)

3.4 Hipotesis Pembahasan

Hipotesis yang didapatkan melalui penelitian ini adalah H1 yang berarti terdapat

pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan SMARTGAMA Yogyakarta.Dan pengaruh atau hubungan tersebut juga memiliki nilai yang dapat dikatakan sangat kuat dan menghasilkan nilai sebesar 0,82.

Dan hasil tersebut disangkut pautkan dengan teori yang telah dibuat sebelumnya, dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teori, yaitu Teori Adaptasi Interaksi dan Communication Acomodation Theory.

Dalam teori pertama, yaitu adaptasi Interaksi disini terdapat hubungan komunikasi yang tidak hanya antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain namun juga karyawan ke pimpinan perusahaan. Dalam pembahasan penelitian ini di teori menyebutkan faktor Requirement yang mana memiliki arti kebutuhan atau sesuatu yang memaksa dan membuat kita ingin untuk berinteraksi.

Dan tentunya yang dimaksud dengan kebutuhan atau sesuatu tersebut adalah baik masalah pekerjaan, atau mengisi waktu luang di dalam kantor atau sekedar berbasa basi. Walau bagaimanapun juga komunikasi sangatlah dibutuhkan semua orang. Sedangkan faktor lain yang menghasilkan Requirement bisa dikatakan masuk kedalam indicator Tingkat Kuantitas Komunikasi dan Keterbukaan dimana tentunya tingkat kuantitas atau seberapa sering karyawan berkomunikasi kemudian sikap keterbukaan tentunya seperti mengeluarkan isi hati, atau mengkritik dan dapat menerima kritik orang lain.

Kemudian untuk ekspectation dan desire . Ekspectation adalah proses memperediksi apa yang akan terjadi dan Desire adalah terjadinya sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan. Seperti dalam kasus ini adalah proses penerimaan kritik tentunya bagi penerima kritik akan mengira ngira apa yang akan dikritik dan proses desire sendiri berlaku bagi pengkritik. Disinilah ada komunikasi yang menghasilkan interaksi.

(24)

Pada akhirnya karyawan sendiri yang nantinya akan mengetahui proses adpatasi yang mereka gunakan. Sedangkan dalam penelitian ini terdapat berbagai macam macam karyawan yang tentunya memiliki kepribadian yang berbeda beda. Setiap karyawan memiliki cara beradaptasinya sendiri dalam sebuah perusahaan untuk mengahsailkan kenyamanan dalam bekerja.

Hal seperti ini tentunya masuk ke dalam indicator kenyamanan dalam bekerja. Dan menurut peneitian ini banyak ditemukan apabila karyawan banyak menggunakan Communication Acomodation Theory dengan karakteristik Konvergensi karena karyawan lebih tertarik melakukan pendekatan dengan cara ketertarikan atau tuturan orang lain. Namun beberapa lainnya juga memilih Divergensi dan Akomodasi.

Hal seperti ini dapat diketahui penulis melalui Penelitian langsung di lokasi penelitian dan bertemu langsung dengan para responden. Penelitian ini juga sudah disetujui dan diizinkan oleh Pimpinan Perusahaan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Kesimpulan dari Penelitian ini adalah Komunikasi Interpersonal yang baik ternyata sangat mempengaruhi Kinerja Karyawan. Semakin baik komunikasi karyawan atau semakin efektif maka akan berpengaruh juga untuk kinerja seorang karyawan.

Selain itu dari penelitian ini juga dapat disimpulkan apabila Komunikasi Interpersonal yang terjadi di kalangan karyawan Perusahaan Smartgama terjalin sangat kuat. Pengaruhnya terhadap Kinerja karyawan juga dapat dikatakan sangat kuat setelah melihat hasil penelitian melalui product moment memberikan nilai 0,82.

4.2 Saran

(25)

peningkatan kinerja karyawan namun untuk berbagai hal yang lain komunikasi sangatlah dibutuhkan.

Selain itu, Komunikasi juga diperlukan untuk hal lain salah satunya adalah masalah keterbukaan karena apabila antar satu pihak dengan pihak yang lain berani terbuka maka akan lebih terasa nyaman untuk berkomunikasi tanpa perlu adanya sesuatu yang ditutup tutupi.

LAMPIRAN

1. KUESIONER

PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DI PERUSAHAAN SMARTGAMA YOGYAKARTA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Cara Pengisian :

1. Baca dan jawab Pertanyaan dengan teliti

2. Pilih dan Isi kuesioner sesuai jawaban anda dengan memberikan tanda ( √ ) dalam kolom yang telah tersedia.

3. Petunjuk :

 SS = Sangat Setuju  S = Setuju

 R = Ragu-Ragu

 TS = Tidak Setuju

 STS = Sangat Tidak Setuju

(26)

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan hati nurani anda.

4. Isilah semua pertanyaan sesuai dengan jawaban anda, Jangan ada yang di lewatkan. 5. Terimakasih untuk kerjasamanya.

Indikator : Tingkat Kuantitas Komunikasi

SS S R TS STS

Saya selalu berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan

Saya selalu berkomunikasi dengan rekan kerja

Saya hanya berkomunikasi apabila penting

Saya selalu menjawab apabila ditanya

Saya selalu bertanya apabila tidak bisa melakukan sesuatu

Indikator : Keterbukaan

SS S R TS STS

Saya selalu bercerita apabila sedang ada masalah

(27)

Saya selalu berbicara jujur dalam masalah pribadi

Saya bisa menerima kritik dan saran dari rekan kerja

Saya selalu memberikan kritik dan saran terhadap rekan kerja

Indikator : Sikap Mendukung

SS S R TS STS

Saya selalu mendukung semua keputusan perusahaan

Saya selalu mendapat semangat dari rekan kerja

Saya selalu memberi semangat untuk rekan kerja

Saya selalu mendapat semangat dari pimpinan perusahaan

Saya selalu bersedia membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan

Indikator : Sikap Positif

SS S R TS STS

Saya selalu percaya kepada sesama rekan kerja

Saya selalu berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan

Saya selalu optimis terhadap hasil kerja saya

Saya selalu optimis terhadap keputusan perusahaan

Saya selalu bisa menyelesaikan tugas kerja dengan baik

Indikator : Empati

SS S R TS STS

Saya selalu berusaha untuk mengerti perasaan rekan kerja

(28)

kerja

Saya selalu menjenguk rekan kerja apabila tertimpa musibah

Pimpinan perusahaan selalu bisa memahami perasaan saya

Saya berusaha mengetahui masalah rekan kerja melalui sudut pandang yang berbeda

Indikator : Kenyamanan Karyawan dalam Bekerja

SS S R TS STS

Saya sudah nyaman bekerja dengan rekan kerja

Saya sudah nyaman bekerja dengan pemimpin perusahaan

Perusahaan ini sesuai dengan harapan saya

Perusahaan terlalu banyak menuntut target kerja

Perusahaan ini terlalu memforsir tenaga saya

Indikator : Motivasi Bekerja

SS S R TS STS

Saya berkeinginan untuk dapat sukses bersama perusahaan

Saya berkeinginan membuat perusahaan ini semakin sukses

Saya selalu datang bekerja tepat waktu

Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu

Saya selalu bersemangat dalam bekerja

Indikator : Kemampuan Kerja

SS S R TS STS

Saya memiliki kemampuan mengambil keputusan

(29)

mencapai efisiensi kerja

Saya memiliki ketrampilan teknis untuk menyelesaikan pekerjaan

Saya memiliki ide yang kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Suranto. 2011. Komunikasi Interpesonal. Yogyakarta.Graha Ilmu.

Supratiknya. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Penerbit Kanisius.

https://www.academia.edu/5514163/HUBUNGAN_ANTARA_KOMUNIKASI_INTERPE RSONAL_YANG_EFEKTIF_DENGAN_HASIL_BELAJAR_KEWIRAUSAHAAN_PADA_SI SWA_KELAS_XI_TKR . Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 21.05.

https://www.academia.edu/11696363/TEORI_KONTEKSTUAL. Diakses pada tanggal 2o Oktober 2015.

https://www.academia.edu/11727589/Teori_Komunikasi_Interpersonal. Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul 18.35.

https://www.academia.edu/7106313/Materi_CAT ). Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015 pada pukul 18.39.

https://www.academia.edu/4083100/Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kemampuan_Kerja_Dan_Ti ngkat_Pendidikan_Formal_Terhadap_Kinerja_Pegawai_Di_Dinas_Pariwisata_Kabupaten_Cilac ap . Diakses Pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 22.18.

https://www.academia.edu/7417231/Kuisioner. Diakses Pada Tanggal 27 Oktober 2015 pada pukul 22.23.

https://www.academia.edu/5170798/Uji_Validitas_Dan_Reliabilitas. Diakses pada tanggal 1 November 2015 pukul 18.31.

(31)

Makalah Penelitian

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Perusahaan

SMARTGAMA Yogyakarta terhadap Kinerja Karyawan

Disusun Oleh

Nama : Mega Artami Adiningsih Nim / Kelas : 153140058 / MPK 2/ F

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UPN “Veteran” Yogyakarta

Gambar

TABEL :No

Referensi

Dokumen terkait

(pelanggan). Akan tetapi, dalam proses pembiayaan dana talangan umroh ini masih terdapat kelemahan dalam prosedur pemberian dan secara administrasi kerangka prosedur

Pelaksanaan praktek Quality Control dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan dan mengevaluasi proses pembuatan Manisan Rambutan “CERAKUR” dari bahan baku, proses

sasaran yang berasal dari SES A. Dan, warna yang digunakan untuk merancang kampanye ini.. adalah warna dingin karena akan lebih memberikan

Hasil penelitian ini adalah kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten sudah baik.. Jadi

Berdasarkan prasurvey di MTs NU Maslakul Falah Undaan Kudus adalah salah satu contoh MTs yang menerapakan strategi pembelajaran strategi crossword puzzle

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kental umbi bit merah (Beta vulgaris L. var rubra) (15%; 20% dan 25%) yang digunakan sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan

Yoga adalah bentuk kuno dari promosi kesehatan, yang melibatkan aktivitas fisik, latihan pernapasan, teknik relaksasi dan latihan medita si yang berguna

Makna afiks bahasa Melayu dalam Koba Sastra Lisan Orang Riau (dalam dialek daerah Rokan Hilir) diklasifikasikan berdasarkan bentuk afiksnya, maka makna afiks