• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karyawisata sebagai Upaya Meningkatkan keaktifan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karyawisata sebagai Upaya Meningkatkan keaktifan "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KARYAWISATA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SEJARAH

Yunita Nana Afika (140731604224)

A. PENDAHULUAN

Pendahuluan memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan dari makalah.

1. Latar Belakang

Nilai-nilai pendidikan yang diterima oleh peserta didik tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber (Djamarah, 2010:122). Ada banyak sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa. Sumber belajar siswa ini tidak hanya berasal dari dalam sekolah melainkan dari luar sekolah juga. Sumber belajar dari luar sekolah bisa dijadikan sebagai sumber penunjang dalam pembelajaran. Akan tetapi dalam penggunaannya harus sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh suatu kurikulum. Sehingga pembelajaran melalui sumber dari luar sekolah menjadi tetap terarah dan tidak keluar dari materi pembelajaran.

Sumber belajar ini merupakan salah satu komponen dalam sistem

pembelajaran. Maka sumber belajar harus bekerja sama, saling berhubungan, dan saling ketergantungan dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya, bahkan sumber belajar tidak bisa berjalan sendiri tanpa berhubungan dengan komponen lain (Rohani, 2004:164). Komponen lain yang menjadi jembatan dalam penyampaian informasi dari sumber belajar kepada siswa adalah metode

pembelajaran. Jadi metode pembelajaran merupakan hal yang penting dalam pengajaran.

(2)

menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik, bengkel mobil, peternakan, atau pertanian, museum, dan sebagainya.

Dalam metode karyawisata, guru sejarah bisa memanfaatkan situs yang berada di sekitar sekolah sebagai sumber belajar siswa. Siswa keluar dari kelas yang sehari-hari biasa digunakan sebagai tempat pembelajaran dan mengunjungi suatu situs atau tempat bersejarah lainnya. Metode pembelajaran ini dinilai dapat membantu siswa dalam pemahamannya terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Siswa menjadi lebih paham dengan dihadirkannya suatu contoh konkret. Selain itu, metode pembelajaran ini juga dapat meningkatkan nilai manfaat dari suatu tempat bersejarah dan mengajarkan siswa untuk menjaga benda-benda bersejarah. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran sejarah melalui kunjungan ke suatu situs bersejarah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar dari metode karyawisata?

2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari metode karyawisata jika diterapkan dalam pembelajaran sejarah?

3. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan konsep dasar dari metode karyawisata.

2. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari metode karyawisata jika diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

(3)

B. PEMBAHASAN

Bagian pembahasan memaparkan tentang penjelasan dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan dalam pendahuluan.

1. Konsep Dasar dari Metode Karyawisata

Karyawisata atau yang biasa disebut field trip bukan sekedar rekreasi melainkan salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas. Karyawisata lebih mementingkan unsur pendidikan dari pada unsur hiburan seperti yang ada dalam rekreasi. Ada pun pengertian karya wisata menurut beberapa ahli adalah.

a. Menurut Hamalik (1986:176) karyawisata adalah suatu kunjungan ke suatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian integral daripada seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. b. Menurut Djamarah (2010:93) teknik karyawisata yang merupakan cara

mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang digunakan pada metode karyawisata ini, seperti widyawisata, studytour, dan sebagainya. Karyawisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

c. Menurut Sagala (dalam Hasnawati, 2014) karyawisata (field trip) ialah pesiar (eksursi) yang dilakukan oleh peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dai kurikulum sekolah. d. Menurut Pusat Bahasa Indonesia (2010) karyawisata adalah kunjungan ke

suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa karyawisata adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengunjungi suatu tempat yang berada di luar sekolah yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa.

(4)

tersebut tidak bisa dibawa ke dalam kelas. Selain itu, apabila sumber belajar tersebut dibawa ke dalam kelas, keasliannya tidak dapat diamati lagi atau mengalami perubahan sehingga tidak akan memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai informasi yang akan diajarkan kepada siswa.

Dalam penerapan metode karyawisata, dapat juga diterapkan metode-metode pembelajaran yang lain seperti metode-metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan sebagainya. Jadi metode karyawisata mencakup semua metode pembelajaran yang lain. Selain itu, metode karyawisata erat kaitannya dengan lingkungan tempat karyawisata digunakan. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Metode karyawisata ini juga bertujuan untuk mengenalkan lingkungan di luar sekolah kepada siswa sehingga siswa dapat belajar bersosialisasi di lingkungan sosial secara langsung.

Penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah antara lain dengan cara mengunjungi situs bersejarah guna menambah pengetahuan, pengalaman, serta pemahaman siswa. Situs yang dikunjungi harus berada di sekitar lingkungan sekolah karena selain untuk menambah pengetahuan siswa, kunjungan ini juga mengenalkan siswa tentang kekayaan budaya daerah tempat tinggal siswa. Dari kunjungan ini, siswa dapat menganalisis objek sejarah dan membuktikan secara langsung teori-teori yang dipelajari di kelas sehingga pengetahuan yang didapat di kelas menjadi relevan dengan kenyataan. Selain itu, pengalaman sosial siswa juga bertambah ketika mereka berpartisipasi secara langsung dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas di situs sejarah tersebut.

2. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Karyawisata

Setiap metode pembelajaran memang mempunyai kelebihan dan

(5)

a. Siswa dapat berpartipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada objek karyawisata itu.

Siswa mengalami dan menghayati secara langsung pekerjaan petugas objek wisata tersebut. Hal ini tidak mungkin siswa dapatkan di sekolah sehingga dalam kesempatan ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan mereka. b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu, maupun

secara kelompok, lalu menghayatinya.

Pengamatan yang dilakukan oleh siswa akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka. Pengalaman ini bisa mereka dapat ketika bersosialisai dengan orang-orang yang berada di sekitar objek karyawisata tersebut. c. Siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi untuk

memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehinga mereka dapat

menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mengaplikasikan teorinya secara praktis.

Jadi siswa dapat membuktikan kebenaran teori atau pengetahuan yang mereka dapat ketika belajar di kelas. Pembuktian secara langsung ini biasanya akan meningkatkan pemahaman dan mudah untuk diingat oleh siswa karena mereka merasa terlibat secara langsung dalam pembelajaran.

d. Siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang integratif.

Objek karyawisata dapat memberikan berbagai pengetahuan yang tidak hanya diperoleh dari belajar di kelas. Selain itu mereka juga mendapatkan

pengalaman yang telah berpadu bersama pengetahuan yang mereka dapatkan. e. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

Karyawisata merupakan pembuktian yang nyata dari pengetahuan yang mereka dapatkan ketika belajar di kelas dengan objek karyawisata yang berada di lingkungan masyarakat.

f. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

(6)

Sedangkan kekurangan dari metode karyawisata antara lain (Asmani, 2009:154). a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

Karyawisata bukanlah kegiatan yang mudah untuk dilaksanakan. Pelaksanaannya memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak agar karyawisata dapat berjalan dengan lancar.

b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

Selain melibatkan banyak pihak, karyawisata juga memerlukan perencanaan yang matang. Apabila tidak direncanakan secara tepat, karyawisata bisa berantakan sehingga siswa tidak bisa memperoleh pengetahuan dan hanya akan membuang-buang waktu pihak-pihak yang terlibat.

c. Dalam metode ini, unsur rekreasi sering menajadi prioritas sedangkan unsur studinya terabaikan.

Hal ini terjadi karena rata-rata objek karyawisata yang dikunjungi merupakan tempat rekreasi yang ditujukan untuk masyarakat umum sehingga unsur rekreasi tampak ketika kunjungan berlangsung. Jadi guru harus bisa

mengarahkan siswa agar tetap bertujuan untuk mencari pengetahuan karena unsur hiburan juga akan didapatkan ketika kunjungan berlangsung.

d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.

Mengelola siswa dalam jumlah banyak bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa siswa yang tenang dan patuh. Tetapi ada juga beberapa siswa yang aktif dan memiliki keingintahuan yang tinggi dengan mencoba untuk meneliti objek karyawisata dengan cara yang dilarang. Sedangkan guru memiliki keterbatasan dalam pengawasan siswa secara satu-persatu.

e. Biayanya cukup mahal.

Walaupun masih berada di lingkungan sekitar sekolah, karyawisata

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Perlu dipikirkan juga transportasi ke tempat karyawisata, tiket masuk ke tempat karyawisata, dan biaya-biaya lain yang menyangkut karyawisata ini.

(7)

Meskipun kegiatan berada di luar sekolah, akan tetapi kegiatan ini masih merupakan kegiatan pembelajran yang menjadi tanggung jawab sekolah. Begitu juga guru yang mengajar harus ikut bertanggung jawab atas siswa selama karyawisata berlangsung. Apalagi untuk karyawisata yang

berlangsung cukup lama dan berada di tempat yang jauh.

Jadi berdasarkan pendapat Asmani tentang kelebihan dan kekurangan metode karyawisata secara umum, dapat diambil kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan karyawisata ketika diterapkan dalam pembelajaran sejarah. Kelebihannya antara lain adalah siswa bisa meneliti dan membuktikan teori yang mereka pelajari di kelas secara lebih jelas sehingga akan menambah pemahaman siswa terhadap pembelajaran sejarah. Selain itu, siswa juga dapat mengamati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh petugas pada situs sejarah sehingga bisa menambah pengetahuan dan pengalaman sosial mereka.

Sedangkan kekurangan karyawisata ketika diterapkan dalam pembelajaran sejarah antara lain adalah memerlukan perencanaan yang matang dan keterlibatan dari berbagai pihak terutama ketika mengurus izin berkunjung ke situs bersejarah dan pada saat kunjungan. Selain itu, juga dibutuhkan pengawasan yang ketat terhadap siswa ketika pelaksanaan karyawisata karena di situs bersejarah terdapat banyak objek sensitif yang terkadang tidak boleh disentuh.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Karyawisata

Terdapat beberapa langkah-langkah dalam penerapan metode karyawisata. Menurut Tim Penyusun Strategi Pembelajaran dan Pemilihannnya (2008:30) ada tiga langkah pokok dalam pelaksanaan metode karyawisata.

a. Perencanaan Karyawisata

Langkah ini merupakan langkah awal ketika akan melaksanakan karyawisata. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini adalah.

1. Merumuskan tujuan karyawisata.

Tujuan karyawisata haruslah jelas dan efektif agar pelaksanaan karyawisata bisa tertib dan lancar.

(8)

Setelah menetapkan tujuan, guru juga harus menetapkan objek karyawisata yang sesuai dengan pembelajaran dan berada tidak terlalu jauh dari lokasi sekolah.

3. Menetapkan lamanya karyawisata.

Sebaiknya lama karyawisata disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Apabila pembelajaran dirasa sudah selesai, maka hendaknya siswa

dipulangkan agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. 4. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.

Rencana belajar siswa selama karyawisata harus jelas dan tidak keluar dari materi pembelajaran. Dengan demikian karyawisata bisa berjalan dengan tertib dan lancar.

5. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.

Tentukan perlengkapan belajar yang harus dibawa oleh siswa agar memperlancar kegiatan karyawisata.

b. Pelaksanaan Karyawisata

Tahap ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan di atas. Tahap ini sangat membutuhkan pengawasan guru agar kegiatan karyawisata berjalan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. Selain itu, guru juga perlu membuat dokumentasi sebagai bukti bahwa kegiatan karyawisata telah terlaksana dan untuk kepentingan penulisan laporan pertanggungjawaban.

c. Tindak Lanjut

Pada akhir karyawisata guru bisa memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan kegiatan karyawisata baik lisan maupun tertulis. Laporan ini berisi tentang inti dari karyawisata dan hal-hal yang telah dipelajari siswa selama karyawisata berlangsung. Sedangkan guru juga harus membuat laporan

pertanggungjawaban kegiatan karyawisata sesuai dengan kebutuhan instansi pendidikan.

Sedangkan pelaksanaan karyawisata dalam pembelajaran sejarah bisa dilaksanakan sebagai berikut.

(9)

Guru sejarah menentukan tujuan, lama pelaksanaan, dan situs sejarah yang akan dijadikan sebagai tempat karyawisata. Setelah tempat ditentukan, guru harus meninjau lokasi dan meminta izin kepada petugas pengurus situs untuk

melaksanakan karyawisata. Selain itu, guru juga harus menyusun rencana pembelajaran bagi siswa yang juga berisi tata tertib ketika pelaksanaan karyawisata.

b. Pelaksanaan karyawisata

Siswa berkunjung ke situs bersejarah dalam bimbingan dan pengawasan guru. Pada tahap ini pembelajaran siswa harus sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun guru ketika dalam tahap perencanaan. Siswa juga ditunjukkan tata tertib selama berkunjung ke situs bersejarah agar mereka

mengetahui tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan terhadap benda bersejarah sebagai objek pembelajaran.

c. Tindak lanjut

(10)

C. PENUTUP

Pada bagian penutup akan dipaparkan simpulan dari makalah dan saran. 1. Simpulan

Karyawisata adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengunjungi suatu tempat yang berada di luar sekolah yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa. Penerapan metode karyawisata dalam

pembelajaran sejarah antara lain dengan cara mengunjungi situs bersejarah guna menambah pengetahuan dan pengalaman siswa. Dari kunjungan ini, siswa juga dapat menganalisis objek sejarah dan membuktikan secara langsung teori-teori yang dipelajari di kelas sehingga pengetahuan yang didapat di kelas menjadi relevan dengan kenyataan.

Kelebihannya karyawisata ketika diterapkan dalam pembelajaran sejarah antara lain adalah siswa bisa meneliti dan membuktikan teori yang mereka pelajari di kelas secara lebih jelas sehingga akan menambah pemahaman siswa terhadap pembelajaran sejarah. Selain itu, siswa juga dapat mengamati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh petugas pada situs sejarah sehingga bisa menambah pengetahuan dan pengalaman sosial mereka. Sedangkan

kekurangannya antara lain adalah memerlukan perencanaan yang matang dan keterlibatan dari berbagai pihak ketika mengurus izin berkunjung ke situs bersejarah. Selain itu, juga dibutuhkan pengawasan yang ketat terhadap siswa ketika pelaksanaan karyawisata karena di situs bersejarah terdapat banyak objek sensitif yang terkadang tidak boleh disentuh.

Ada tiga langkah-langkah pelaksanaan karyawisata ke situs sejarah yaitu tahap perencanaan karyawisata, pelaksanaan karyawisata, dan yang terakhir adalah tindak lanjut.

2. Saran

Ketika melaksanakan pembelajaran sejarah, hendaknya dilakukan metode pembelajaran yang beragam agar siswa tidak mengalami kebosanan. Jadi

(11)

D. DAFTAR PUSTAKA

Asmani, J. M. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.

Djamarah, B. S. & Zain. 2010. Stategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Hasnawati, N. 2014. Perbedaan Hasil Belajar IPS Sejarah antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Metode Karyawisata dan Metode

Konvensional di Kelas VII MTs Sunan Kalijogo Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiawan, E. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Versi Offline 1.3. (http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran rasio C/N pada feses sapi dan daun kelapa sawit dari setiap perlakuan yang memiliki nilai ≤ 30 sebagai angka optimal rasio C/N

Seperti yang terjadi pada beberapa pasangan suami istri di Dusun Watu Agung yang mengalami masalah- masalah keluarga, misalnya yang mana istri mulai berkeinginan

Berdasarkan hasil observasi kegiatan mengajar guru yang tertera pada lembar observasi yang ditunjukan pada tabel tersebut di atas masih ada kekurangan antara lain

Keunggulan medium ADP yang mengguna- kan darah manusia (5 hari sebelum dan sudah kadaluwarsa) dengan proses pencucian satu kali, dua kali dan sentrifugasi dilihat dari

Tingkah laku anak di masa yang akan datang merupakan cerminan dari perilaku yang ditirunya sewaktu dini. Sebagai bagian dari pembelajarannya, anak akan melakukan

Pada saat-saat seperti ini semua orang memahami kalau pelaku cosplay tersebut sedang berperan menjadi sebuah pribadi yang lain, yakni dengan memakai kostum, berakting, dan

™ Grameen Bank didirikan oleh Muhammad Yunus, sebagai bank untuk kaum papa, bank yang memberikan pinjaman tanpa jaminan. Industry

Tulisan ini menjelaskan tentang proses perhitungan konversi tahun Masehi ke Hijriyah dan sebaliknya dimana rumus yang digunakan tidak jauh berbeda dengan rumus