• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pemilihan Presiden Tahun 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelaksanaan Pemilihan Presiden Tahun 201"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KEWARGANEGARAAN Mengenai

PELAKSANAAN PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DI INDONESIA TAHUN 2014

Di susun oleh :  Ali Syibro

 Dalilah Saadah F.A  Divia Yannasandy  Huzaifah Al’an  Yogie Iswara

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA

(2)

KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai bahan diskusi mengenai Pelaksanaan Pemilihan Presiden di Indonesia.

Kami mencari bahan referensi makalah ini dari berbagai sumber yang berhubungan dengan tema kami dan menghimpunnya agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kami berusaha seobjektif mungkin dan sekritis mungkin dalam menyusun makalah ini.

Penyusunan makalah ini didasarkan untuk melaksanakan kewajiban kami sebagai mahasiswa dan memenuhi tuntutan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kewarganegaraan.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang lebih baik dalam mendukung pemilihan presiden dan wakil presiden selanjutnya. Dan diharapkan dengan makalah ini, pembaca dapat mengamalkan tingkah laku yang baik dalam berdemokrasi.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata pelajaran Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga mempermudah kami dalam pemahaman konsep tentang pelaksanaan pemilihan umum.

Segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa diharapkan demi penyempurnaan dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penulisan... 3

1.5 Kegunaan ... 3

 1.5.1 Manfaat Teoritis ... 3

 1.5.2 Manfaat Praktisi... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... 4

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Keamaanan dalam pemilihan Presiden 2014 ... 10

3.2 Penggunaan hak pilih pada pemilihan Presiden 2014 ... 11

3.3 Mekasnisme pemilihan Presiden ... 12

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 16

4.2 Saran ... 17

(4)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara demokrasi, dimana demokrasi dikenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Suatu kesatuan yang kental dari jiwa indonesia yang berjati luhur membuat demokrasi di indonesia menjadi hal penting dalam Negara ini. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari pemerintahan oleh rakyat adalah dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional melalui mekanisme yang dinamakan dengan pemilihan umum.

Sejak tahun 1999 Indonesia melaksanakan pemilihan umum secara langsung. Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD, dan DPD. Setelah amandemen ke-IV UUD 1945 pada 2002, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukan ke dalam rezim pemilihan umum.

Pilpres sebagai bagian dari pemilihan umum diadakan pertama kali pada pemilu 2004. pada 2007, berdasarkan UU No.22 Tahun 2007, pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) juga dimasukan sebagai bagian dari rezim pemilihan umum. Ditengah masyarakat, istilah “pemilu” lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan lima tahun sekali.

Pemilihan umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat berpartisipasi menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan kenegaraan, Pemilu juga bisa dikatakan pengejewantahan sistem demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam parlemen, dan dalam struktur pemerintahan. Terkait dengan pentingnya pemilu dalam proses demokratisasi di suatu Negara, maka penting untuk mewujudkan pemilu yang memang benar-benar mengarah pada nilai-nilai demokrasi dan mendukung demokrasi itu sendiri.

(5)

dari bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negara tersebut. Kebanyakan dari sistem pemilu yang ada sebenarnya bukan tercipta karena dipilih, melainkan karena kondisi yang ada di dalam masyarakat serta sejarah yang mempengaruhinya. Untuk menguraikan substansi dalam pemilu, selanjutnya di bawah ini akan dikemukakan lebih lanjut pendefenisian pemilihan umum. Ada negara yang menyelenggarakan pemilihan umum hanya apabila memilih wakil rakyat duduk dalam parlemen, akan tetapi adapula negara yang juga menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih para pejabat tinggi negara.

Umumnya yang berperan dalam pemilu dan menjadi peserta pemilu adalah partai-partai politik. Partai politik yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengajukan calon-calon untuk dipilih oleh rakyat melalui pemilihan itu, namun banyak sekali kemiringan yang terjadi didalam pelaksanaan pemilihan umum. Terlebih lagi pada pemilihan presiden 2014 yang dilaksanakan bulan juli lalu.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Kurangnya keamanan pada saat pelaksanaan pemilihan presiden 2014. 2. Kurangnya sosialisasi tentang adanya pemilihan presiden pada tahun 2014. 3. Banyak terjadi kecurangan dalam pelaksanaan pemilihan presiden 2014.

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah keamanan dalam pelaksanaan pemilihan presiden tahun 2014 sudah terorganisir dengan baik ?

2. Mengapa banyak masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan presiden 2014 silam ?

3. Bagaimana mekanisme pelaksanaan pemilihan presiden yang benar ?

1.4 TUJUAN PENULISAN

1. Memahami dan menganalisis tentang keamanan dalam pelaksanaan pemilihan presiden tahun 2014 sudah terorganisir dengan baik atau belum .

2. Memahami dan menganalisis tentang banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan presiden tahun 2014 .

3. Memahami dan menganalisis tentang mekanisme pelaksanaan pemilihan presiden yang baik dan benar.

(6)

1.5.1 MANFAAT TEORITIS

Sebagai pemuda kita harus mengetahui apa itu demokrasi yang sebenarnya dan juga terus berpartisipasi dalam melancarkan demokrasi. Dan mensosialisasikan kepada penerus-penerus bangsa tentang apakah demokrasi itu sebenarnya dan apa manfaat berdemokrasi.

1.5.2 MANFAAT PRAKTIS

Untuk mengulas kekurangan yang terjadi selama pemilihan presiden 2014 silam. Agar segala sesuatu yang tidak diharapkan tidak terulang kembali pada pelaksanaan pemilihan presiden yang akan mendatang.

BAB 2

LANDASAN TEORI

(7)

Pada saat ini Indonesia telah mengalami begitu banyak perubahan di bidang kehidupan sosial dan politiknya, termasuk tata laksana pemilihan eksekutif, karena itu pada bahasan kali ini akan disajikan tentang pemilihan presiden langsung sebagai pencerminan dari demokrasi partisipatoris. Berikut melalui bahan bacaan ini, kami akan mengupas makna yang terkandung dalam demokrasi partisipatoris, yang pembahasannya akan dimulai melalui sistem pemilihan presiden langsung.

Dalam sistem pemerintahan presidensial seperti Indonesia, kedudukan presiden teramat sangat penting, presiden memegang posisi kunci dalam menentukan keputusan-keputusan bersifat nasional. Oleh karena itu, proses pemilihan presiden harus mampu menghasilkan seorang presiden yang benar-benar mencerminkan kehendak rakyat berdasarkan UUD 1945 (yang sudah diamandemen), yakni melalui proses dua jenjang.

Pada jenjang pertama, rakyat menentukan wakil-wakilnya di MPR melalui pemilihan umum. Pada jenjang berikutnya, wakil-wakil rakyat di MPR memberikan suaranya untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pada praktiknya, Indonesia belum memiliki tradisi pemilihan presiden yang kukuh. Sepanjang sejarah, pemilihan presiden oleh MPR dengan lebih dari satu kandidat presiden baru terjadi pada tahun 1999 dan tahun 2004 ketika presiden Abdurrahman Wahid dan SBY terpilih menjadi presiden. Berikut ini akan diuraikan masing-masing Pemilu tersebut.

Bagi Indonesia terlaksananya Pemilu pada tahun 1999, merupakan babak baru yang menjadi tonggak terlaksananya sistem pemerintahan yang demokratis di republik ini. Perwujudannya adalah dengan dimulainya sistem pemilihan presiden secara langsung. Sistem ini memungkinkan rakyat untuk memberikan suaranya secara langsung kepada kandidat presiden pilihannya. Sistem ini oleh para pendukungnya dianggap sebagai suatu mekanisme yang lebih demokratis dan merupakan solusi untuk mencegah berbagai distorsi yang terjadi pada sistem pemilihan presiden yang pernah ada.

2. Tujuan diadakannya sistem pemilihan langsung

(8)

kita seperti di Thailand dan Filipina. Tumbuhnya perkembangan ke arah demokrasi partisipatoris adalah hasil upaya rakyat untuk menciptakan sistem pengawasan yang lebih efektif terhadap penyalahgunaan mandat rakyat oleh politikus, baik pejabat pemerintah maupun anggota parlemen.

Perlu ditekankan bahwa tumbuhnya demokrasi partisipatoris bukan untuk menggantikan demokrasi perwakilan, melainkan untuk memperkukuh demokrasi perwakilan dan membuatnya semakin efektif dalam mencerminkan kehendak rakyat.

Pengalaman pemilihan presiden tahun 1999 lalu, sarat dimuati intrik-intrik politik yang menodai hasil pemilu, sampai saat terakhir sebelum hari penghitungan suara, masih terdapat kesimpangsiuran terhadap calon-calon presiden yang ada. Para pemimpin fraksi melakukan tawar-menawar di belakang layar. Kriteria calon presiden pun tidak ditetapkan secara transparan dan demokratis. Pada akhirnya calon-calon yang ditetapkan lebih merupakan hasil konsesi politis antara blok-blok politik yang ada di MPR.

3. Kelebihan sistem pemilihan langsung

Kelebihan pemilihan presiden langsung diharapkan akan mengurangi distorsi-distorsi atau masalah-masalah yang dihadapi saat pemilihan presiden yang dilakukan oleh MPR. Ada beberapa poin dari sistem pemilihan presiden langsung (SPPL) ini.

1. presiden terpilih akan memiliki mandat dan legitimasi yang sangat kuat karena didukung oleh suara rakyat yang memberikan suaranya secara langsung.

2. presiden terpilih tidak perlu terikat konsesi pada partai-partai atau faksi-faksi politik yang telah memilihnya.

3. sistem ini menjadi lebih accountable dibandingkan sistem yang sekarang digunakan karena rakyat tidak harus menitipkan suaranya melalui MPR yang tidak seluruhnya merupakan anggota terpilih hasil pemilu.

(9)

5. kriteria calon presiden dapat dinilai secara langsung oleh rakyat.

4. Kekurangan sistem pemilihan langsung

Meskipun sistem pemilihan presiden langsung punya kelebihan, masih ada beberapa pihak yang keberatan.

1. ada keraguan bahwa rakyat Indonesia sudah siap untuk menerapkan sistem ini pada pemilihan presiden tahun 2004.

2. sistem ini memberi peluang menguntungkan terhadap:

a) kandidat dari partai besar dengan dana besar,

b) kandidat yang karismatik, dan

c) Kandidat dari Pulau Jawa.

3. memperlemah kedudukan MPR:

a) bagaimana tugas utama MPR apabila wewenang Pemilihan presiden tidak lagi berada di tangan MPR?

b) kepada siapakah presiden bertanggung jawab apabila presiden tidak lagi dipilih oleh MPR?

4. memperlemah kedudukan DPR. Pemilihan presiden langsung akan memperkokoh kedudukan dan legitimasi terhadap presiden sehingga kemungkinan besar akan memperlemah posisi DPR.

(10)

6. sistem pemilihan langsung perlu diterapkan di tingkat lokal terlebih dahulu atau untuk lembaga legislatif terlebih dulu sebelum dilaksanakan untuk pemilihan presiden.

Dalam mekanisme pelaksanaan pemilihan langsung rakyat Indonesia, siap atau tidak, tetap akan melakukan pemilihan presiden pada tahun 2004. Rakyat Indonesia pada dasarnya sudah menyadari penuh akan hak-haknya sebagai warga negara. Andai pemilihan presiden langsung merupakan suatu mekanisme yang menyempurnakan pemenuhan hak-hak rakyat sebagai warga negara, tentu akan lebih demokratis. Pada Pemilu 1999 dalam waktu kurang dari satu tahun, rakyat Indonesia diperkenalkan pada suatu sistem pemilihan baru, berupa sistem pemilihan campuran. Rakyat juga digiring untuk melaksanakan pemilu setelah hanya dua tahun dari pemilu terakhir yang dinyatakan merupakan salah satu pemilu yang memakan banyak korban dalam sejarah Indonesia. Ternyata, berbagai prediksi buruk yang mengawali pelaksanaan Pemilu 1999 tidak menjadi kenyataan.

5. Pemilihan presiden tahun 1999

Pemilihan presiden tahun 1999 paling damai yang pernah terjadi di Indonesia, bahkan di dunia. Hal ini dikemukakan oleh mantan presiden AS, Jimmy Carter, yang turut memantau pemilu tersebut. Carter pada saat itu menyatakan kekagumannya terhadap antusiasme, kesabaran, serta toleransi yang ditunjukkan oleh rakyat Indonesia pada saat pemungutan suara dan penghitungan suara.

Justru yang belum siap adalah elite politik yang tidak dapat menerima hasil pemilu dan bertikai terus sehingga menunda hasil penghitungan suara. Ini merupakan pembelajaran dan kesadaran politik yang rendah disebabkan karena partisipasi politik rakyat selama masa Orde Baru sangat dibatasi. Akibatnya, kedewasaan politik rakyat tidak pernah diasah atau dilatih.

(11)

Mengingat bahwa pemilu tahun 1999 merupakan pemilu pertama di Indonesia yang relatif bebas dan adil sejak tahun 1955 maka rakyat masih harus melalui beberapa pemilu sebelum kedewasaan politik dicapai. Namun, apabila proses pelatihan itu tidak dimulai sedini mungkin, tingkat kesiapan tersebut tidak akan pernah tercapai. Pendidikan politik tidak dapat ditempuh melalui pendidikan formal. Pendidikan politik adalah pendidikan melalui praktik menerapkan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Pemilu merupakan metode pendidikan politik yang paling sederhana melatih rakyat untuk menggunakan hak-haknya.

6. Sistem pemilihan langsung

Negara-negara yang telah menerapkan sistem pemilihan presiden langsung kebanyakan adalah negara dengan tingkat pendidikan rakyat yang masih rendah, bahkan jauh lebih rendah dari Indonesia. Jadi alasan bahwa tingkat pendidikan formal yang rendah akan menghambat pelaksanaan sistem pemilihan presiden langsung sebenarnya tidak dapat diterima. Sekali lagi, ini merupakan mekanisme untuk meningkatkan partisipasi dan akuntabilitas publik, bukan ujian untuk mengukur kecerdasan suatu bangsa. Menganggap bahwa rakyat tidak punya tingkat rasionalitas yang cukup untuk dapat menentukan pilihan presidennya merupakan anggapan yang elitis dan seharusnya tidak lagi dikemukakan dalam era reformasi. Ukuran rasionalitas tidak bisa lagi ditentukan oleh elite politik yang relatif berpendidikan tinggi. Rasionalitas pemilih diukur berdasarkan kepentingan, pengalaman, dan ruang lingkup khusus dari para pemilih.

Potensi konflik akan tetap ada selama rasa ketidakpuasan tidak ditangani. Apabila sejak awal sistem pemilihan, kriteria kandidat dan proses tawar-menawar dilakukan secara terbuka, tingkat ketidakpuasan tidak akan begitu memuncak sehingga timbul kerusuhan.

(12)
(13)

BAB 3 PEMBAHASAN

1. Apakah keamanan dalam pelaksanaan pemilihan presiden tahun 2014 sudah terorganisir dengan baik?

Persiapan pelaksanaan Pemilu 2014 masih ditandai sejumlah kerawanan dan ancaman. Setidaknya ada beberapa kerawanan dan ancaman yang perlu mendapatkan perhatian dan pencermatan tersendiri.

Pertama, Lembaga Advokat Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat misalnya menilai terdapat daerah pemilihan (dapil) yang rawan konflik komunal di Mamuju. Kerawanan itu timbul karena terdapat basis-basis massa parpol yang kuat di dalam satu dapil tersebut. Selain itu, dapil tersebut merupakan daerah transmigrasi yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku. Isu sukuisme sering muncul dalam kampanye, sehingga menimbulkan ketegangan antar kelompok warga seperti pada beberapa pemilihan kepala desa di dapil itu.

Sementara itu, di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, berdasarkan hasil pemantauan sementara Panwaslu Kabupaten Tegal ternyata pemasangan alat peraga kampanye masih belum tertata dan rawan konflik, karena pihaknya masih menemukan pelanggaran zona kampanye hampir di setiap kecamatan. Selain itu, ditemukan pula pemasangan alat peraga kampanye di halaman rumah penduduk tanpa izin pemilik rumah. Seharusnya pemasangan alat peraga kampanye oleh parpol juga harus berkoordinasi dengan pihak desa. Namun, hingga saat ini beberapa Kepala Desa (Kades) menyatakan belum ada parpol yang melakukan koordinasi dengan pihak desa.

(14)

yang ada dapat disalurkan melalui jalur hukum, dan tidak dilakukan dengan mengerahkan kekuatan massa. Potensi kerawanan keamanan dapat saja terjadi dalam pelaksanaan tahapan kampanye, sebab akan ada pengerahan kekuatan massa yang berpotensi menimbulkan terjadinya konflik sosial di masyarakat. Oleh sebab itu, perlu ada konsolidasi bersama antara kekuatan TNI dan Polri untuk pengamanan Pemilu 2014. Permasalahan DPT yang tidak valid terjadi di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, hampir semua kabupaten di Bengkulu kecuali Kabupaten Kepahiang serta Yogyakarta dan Sleman.

Ketiga, menjelang pelaksanaan Pemilu 2014, masyarakat diharapkan dapat mewaspadai peredaran uang palsu. Politik uang yang biasanya dihalalkan para peserta Pemilu menjadi salah satu pintu masuk beredarnya uang palsu di masyarakat. Bank Indonesia hingga Perum Percetakan Uang Republik Indonesia diharapkan dapat memantau peredaran uang. Menurut Abdullah Dahlan, peneliti ICW, karena Peruri berada dibawah kendali partai penguasa, penting juga dalam menjaga netralitas dan kemudian tidak menjadi alat kekuasaan dalam kontestasi Pemilu.

2. Mengapa banyak masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan presiden tahun 2014 silam?

Antusiasme masyarakat untuk mencoblos di Pilpres 2014 ini meningkat. Jumlahnya sangat banyak. Bagaimana perbandingan data dengan Pilpres sebelumnya?

Dari data KPU, total jumlah pemilih yang terdaftar tahun 2014 ini adalah 193.944.150. Dari jumlah itu, total warga yang menggunakan hak pilihnya adalah 134.953.967 atau sekitar 69,58 persen. Artinya ada sekitar 58.990.183 yang golput , meski demikian jumlah angka tersebuat masih banyak masyarakat yang tidak mencoblos.

Jokowi-JK menang dalam pemilihan tersebut dengan perolehan suara 70.997.833 (53,15 persen), sementara lawannya Prabowo-Hatta mendapat suara 62.576.444 (46,85 persen).

(15)

Sementara Pilpres tahun 2004, khususnya putaran II, partisipasi pemilihnya adalah: 116.662.705 orang (77,44% dari DPT) dengan angka golput: 33.981.497 (22,56%). Pada ajang tersebut, pasangan SBY-JK yang menang atas pasangan Mega-Hasyim.

Hal tersebut menandakan bahwa meningkatnya partisipasi masyarakat pada pilpres 2014, namun jumlah masyarakat yang golput juga masih cukup banyak, hal tersebut di akibatkan kurangnya pengenalan masyarakat terhadap capres dan cawapres nya, atau memang kurangnya pendidikan kepada masyarakat tentang hal akan pentingnya sifat partisipasi dalam demokrasi.

3. Bagaimana mekanisme pelaksanaan pemilihan presiden yang benar ?

Ada 2 permasalahan dalam Pilpres 2014 adalah peserta berjumlah dua pasangan calon yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-JK. Sementara, UU 42/2008 tidak mengatur secara eksplisit mengenai tata cara menang jika pesertanya dua calon.

1. Sebagaimana diatur dalam pasal 159 ayat (1) dan ayat (2) undang-undang nomor 42 tahun 2008 tentang Pilpres, setidaknya dua syarat yang harus dipenuhi agar pasangan calon dinyatakan sebagai pemenang.

2. Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara dalam pemilu presiden dan wakil presiden dengan sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.

3. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh dua pasangan calon, kedua pasangan calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam pemilu presiden dan wakil presiden.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta masukan dari tim pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 terkait mekanisme penentuan kandidat yang dapat dilantik. Masukan itu menyusul diskusi yang pernah digelar KPU bersama semua tim kandidat.

(16)

lebih lanjut dengan pasangan calon dan kami minta hari ini mereka berikan pendapat yang lebih final," ujar Komisioner KPU Sigit Pamungkas di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2014).

Sigit mengatakan, pihaknya belum juga memutuskan langkah mekanisme keterpilihan pilpres karena membutuhkan persetujuan kedua pasangan calon. KPU memutuskan untuk menetapkan mekanisme penentuan pasangan calon terpilih melalui peraturan KPU.

Penentuan presiden dan wakil presiden terpilih menurut Pasal 6A UUD 1945 disebutkan, pasangan capres dan cawapres yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara dalam pemilih umum dengan sedikitnya 20 persen di setiap provinsi, yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.

Regulasi soal sebaran suara di provinsi juga tertuang dalam UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dalam Pasal 159 ayat 1 disebutkan bahwa pasangan calon terpilih mesti memperoleh suara lebih dari 50 persen dan harus memperoleh sedikitnya 20 persen suara di setidaknya separuh dari total provinsi di Indonesia.

Sistem pemilihan presiden langsung :

1. first-past-the-post. Kandidat yang memperoleh suara terbanyak langsung memenangkan pemilihan presiden. Dalam sistem ini, seorang kandidat presiden dapat memenangkan pemilihan meskipun hanya meraih kurang dari separuh suara pemilih.

2. preferential voting. Pada saat pemilihan, pemilih memberikan peringkat pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya terhadap kandidat presiden yang ada. Kandidat dengan perolehan peringkat pertama yang terbesar otomatis memenangkan pemilihan. Metode ini dapat membingungkan proses penghitungan suara di setiap TPS sehingga penghitungan suara mungkin harus dilakukan secara terpusat.

(17)

waktu setelah pemilihan tahap pertama. Jumlah suara minimum yang harus diperoleh para kandidat pada pemilihan tahap pertama agar dapat ikut dalam pemilihan tahap kedua bervariasi di beberapa negara. Di Nikaragua 40%, di Kosta Rika 45% dengan keharusan perbedaan sebanyak 10% di atas kandidat lain. Sistem ini paling populer dilaksanakan di negara-negara dengan sistem presidensial.

4. system electoral college. Setiap unit pemilihan (provinsi atau negara bagian) diberi alokasi atau bobot suara dewan pemilih (electoral college) sesuai dengan jumlah penduduknya. Setelah pemilihan presiden, keseluruhan jumlah suara yang diperoleh tiap kandidat di setiap unit pemilihan tersebut dihitung. Pemenang di setiap negara bagian berhak memperoleh keseluruhan suara dewan pemilih di negara bagian yang bersangkutan.

Berbagai kekhawatiran maupun keberatan terhadap sistem pemilihan presiden langsung dapat dicegah atau dikurangi dengan merancang mekanisme pemilihan presiden langsung yang lengkap mulai dari proses nominasi sampai dengan distribusi kekuasaan.

Di banyak negara yang punya sistem pemilihan presiden langsung, nominasi kandidat independen atau kandidat yang tidak memiliki basis parpol diizinkan. Biasanya, persyaratan nominasi kandidat independen akan berbeda dengan kandidat dari parpol. Apabila kandidat independen dibolehkan untuk mengikuti pemilihan presiden langsung, kami usulkan agar syarat-syarat nominasi adalah sebagai berikut.

a. Memperoleh dukungan tandatangan minimum 3% dari suara pemilih (sekira 120 juta)

b. Tandatangan tersebut terdistribusi secara proporsional di mayoritas provinsi di Indonesia.

MPR baru atau parlemen perlu mengatur mekanisme mengenai dana kampanye yang mencakup jumlah maksimum penerimaan dan pengeluaran, batas waktu pengeluaran untuk kampanye, jenis-jenis donatur kampanye, metode penggalangan dana, serta aturan mengenai penerimaan dana negara.

(18)

pelaksanaan impeachment tersebut. Usulan impeachment dapat berasal dari DPR, sedangkan proses peradilan dilakukan oleh dewan daerah.

BAB 4 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pemilihan Presiden adalah hal yang paling sakral dilakukan dalam suatu Negara demokrasi. Indonesia yang belum lama memilih Pemimpin Negara atau Presiden dan Wakil Presiden, didalamnya masih banyak kekurangan dalam aspek dan norma dalam mekanisme tersebut yang harus diperbaiki lebih baik lagi dalam pemilihan selanjutnya.

Pemilihan Presiden 2014 belum terorganisir dengan baik, dalam keamanan dan kenyamanan masyarakat. KPU belum cermat dalam mendata dengan teliti data pemilih tetap karna masih banyak masyarakat yang belum terdaftar di DPT, karena kurangnya data tersebut banyak masyarakat yang tidak mencoblos atau berpartisipasi pada Pemilihan Presiden 2014 (golput). Pemerintah kurang bersosialisasi tentang perkenalan Pemilihan Presiden kepada masyarakat pedalaman.

Kekuatan konstitusi sepenuhnya terletak pada kebulatan tekad setiap warga untuk memepertahankannya. Hanya bila setiap warga merasakan kewajiban untuk turut bertanggung jawab dalam penegakannya, hak-hak konstitusional akan terjamin (albert einstein)

3.2 SARAN

Kita sebagai warga Negara Indonesia harus terus mendukung penuh pemerintahan Negara kita, karena sebuah Negara tak berarti kalau masyarakatnya tidak mendukung Negaranya sendiri.

(19)

luput dari kesalahan dan dosa. Kami juga mohon kritik dan sarannya agar bisa memperbaiki makalah ini lebih baik lagi untuk selanjutnya.

3.3 DAFTAR PUSTAKA

http://news.detik.com/read/2014/01/10/124401/2463926/103/ancaman-dalam-pemilu-2014-harus-dapat-diatasi

http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/16/1331210/Mekanisme.Penentuan.Pemenang .Pilpres.KPU.Minta.Masukan.Capres

Referensi

Dokumen terkait

Taryana Sunandar, Perkembangan Hukum Perdagangan Internasional dari GATT 1947 Sampai Terbentuknya WTO, Jakarta,1996,h.1.. pendirian ITO mengakibatkan terjadinya kekosongan

Tetapi menjadi masalah bagi masyarakat tentang kaum homosekesual ketika mereka (kaum homoseksual) manyatakan orientasi seksualnya sebagai seorang homoseksual di tengah-tengah

Dengan demikian, pengaruh Kelelahan Emosional - 0,114 atau -11,4 % dianggap signifikan sehingga hipotesa kedua yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, di mana

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian dosis pupuk hayati cair (ultra gen) tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNGTERHADAP HASIL BELAJAR PASSING STOPPING DALAM PERMAINAN

Sepeuts contoh, jska aatu blok IP addueaa (202.91.8/26) dsalokaaskan untuk aejumlah hoat (komputeu) yani akan dsbais dalam bebeuapa jausnian (aubnet), maka

Orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah yang mempelajari pelajaran agama lebih dari sekolah umum seperti MIN, MTs dan MAN dengan alasan orang tua menginginkan

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa keterbukaan diri anak yang tinggal terpisah dengan orang tuanya mengenai hubungan asmara memiliki kedalaman