• Tidak ada hasil yang ditemukan

aljabar linear elementer i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "aljabar linear elementer i"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Drs. Darmo

(2)

Definisi:

Susunan bilangan berbentuk persegi panjang

yang diatur dalam baris dan kolom.

Contoh:

  

 

  

  

7 1

0 2

3 4

A

   

  

1 3

3 1

(3)
(4)

aij adalah elemen baris ke-i, kolom ke-j

 Matriks yang terdiri dari m baris dan n kolom disebut

berordo m n.

 Matriks berordo mxn yang banyak baris sama dengan

banyaknya kolom disebut matriks persegi.

Contoh:

 Elemen 3, -6, -1 disebut elemen-elemen diagonal utama.

  

 

  

 

 

1 8

9

7 6

4

1 2

3

(5)

Kesamaan Dua MatriksKesamaan Dua Matriks

Dua matriks disebut sama jika ordonya sama dan elemen-elemen yang seletak sama.

Jumlah Dua MatriksJumlah Dua Matriks

Dua Matriks A dan B dapat dijumlahkan jika ordonya sama.

Jumlah dua matriks A dan B ialah matriks C yang ordonya sama dengan ordo matriks A maupun B, sedangkan elemen-elemen yang seletak dijumlahkan:

Contoh:

  

 

 

    

 

 

    

 

3 2

3 1

8 2

4 3

5 0

(6)

Hasil Kali Matriks dengan SkalarHasil Kali Matriks dengan Skalar

Hasil kali matriks A dengan skalar k ialah matriks yang ordonya sama dengan ordo matriks A sedangkan elemen-elemennya dikalikan dengan k.

Hasil Kali 2 Matriks Hasil Kali 2 Matriks

Jika A adalah sebuah matriks m  r dan B adalah matriks r 

n maka hasil kali A B adalah matriks mxn yang

(7)
(8)

Misalkan ordo matriks-matriks berikut memenuhi syarat agar operasi-operasi berikut terdefinisi maka berlaku:

1.A+B = B+A (H. Komutatif Penjumlahan)

2.A+(B+C) = (A+B)+C (H. Asosiatif Penjumlahan)

3.k(A+B) = kA+kB k skalar

4.(k+l)A = kA + lA k dan l skalar 5.(kl)A = k(lA) k dan l skalar

6.k(AB) = kA(B) = A(kB) k skalar

7.A(BC) = (AB)C (H. Asosiatif Perkalian)

8.A(B+C) = AB + AC (H. Distributif)

(9)

1. Misalkan A dan B adalah matriks-matriks 45 dan misalkan

C, D, dan E berturut-turut adalah matriks-matriks: 52,

42, dan 54. Tentukanlah yang mana diantara pernyataan

berikut terdefinisi dan berapakah ordo hasilnya.

2. Hitunglah a, b, c dan d jika

3. Ditentukan: dan

(10)

dengan tidak menghitung hasil keseluruhan,

hitunglah:

4. Misalkan Q adalah matriks nn yang elemen di dalam baris

ke-i, kolom ke-j adalah 1 jika i = j, dan 0 jika i ≠ j. Perlihatkan bahwa aI = Ia = a untuk setiap matriks A nn .

5. Jika A dan B matriks-matriks persegi yang ordonya sama,

(11)

Definisi:

Jika A suatu matriks persegi didefinisikan Ao = I (matriks

Identitas) An =AA A A … A sebanyak n faktor.

 Jika A suatu matriks mn maka transpose matriks A ditulis At

atau A’ didefinisikan sebagai matriks nxm dengan kolom ke-i diperoleh dari baris ke-i dalam A, untuk i=1,2, …, m.

Contoh:

   

  

  

 

  

   

0 1

2

3 5 4

0 3

1 5

2 4

t

(12)

 Berdasarkan pengertian transpose dapat dibuktikan sifat

berikut:

Jika ordo matriks-matriks berikut memenuhi syarat agar operasinya terdefinisi maka:

1. (At)t = A

2. (A+B)t = At + Bt

3. (kA)t = k(At)

4. (AB)t = Bt . At

Contoh:

(13)
(14)

Matriks nol

adalah matriks yang semua elemennya nol.

Contoh:

Matriks satuan / Identitas

adalah matriks persegi yang semua elemen diagonal utamanya satu, sedangkan elemen lainnya nol. Matriks identitas dinyatakan dengan I.

Contoh:

Matriks diagonal

adalah matriks persegi yang semua elemen di luar diagonal utamanya adalah nol, sedangkan elemen diagonal utamanya tidak semua nol.

Contoh:

   

 

0 0

0 0

  

 

  

 

1 0 0

0 1 0

0 0 1

  

 

  

 

 4

0 0

0 2

0

0 0

(15)

Matriks segitiga atas

adalah matriks persegi yang semua elemen di bawah diagonal utama nol, sedangkan yang lain tidak semua nol.

Contoh:

Matriks segitiga bawah

adalah matriks persegi yang semua elemen di atas diagonal utama nol, sedangkan yang lain tidak semua nol.

Contoh:

Matriks simetri

adalah matriks persegi yang berlaku A = At.

Contoh:

(16)

Matriks Eselon

adalah matriks yang memenuhi sifat-sifat berikut: 1. Jika ada baris nol maka letaknya di bawah.

2. Jika suatu baris tak nol maka elemen tak nol pertama adalah satu. Satu ini disebut satu utama / satu pemuka / leading entry.

3. Satu utama pada baris yang lebih awal terletak pada kolom yang lebih awal pula. Contoh:

Matriks Eselon Tereduksi

adalah matriks eselon yang pada setiap kolom yang memuat satu utama maka elemen lainnya nol.

Contoh:

(17)

 Misalkan pada suatu matriks dilakukan operasi-operasi sebagai

berikut:

1. Saling menukar dua baris. (misalnya menukar baris ke-i dengan baris ke-j).

2. Mengalikan sutu baris dengan bilangan real tak nol. (Misalnya mengalikan baris ke-i dengan k, k ≠ 0).

3. Menambahkan suatu baris dengan kelipatan baris lain (Misalnya baris ke-i

ditambah k kali baris ke-j)

Setiap operasi di atas disebut: OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE) dan berturut-turut dinyatakan dengan:

1. Rij

2. Ri(k) atau k. Ri

(18)

Contoh:

 Jika matriks B diperoleh dari matriks A dengan satu kali atau

beberap kali OBE, maka dikatakan A ekuivalen baris B di tulis A B.

 Jika matriks B diperoleh dari matriks A melalui suatu OBE

maka dari B dapat diperoleh kembali matriks A melalui OBE sejenis.

(19)

 Misalkan:

 A Rij B B Rij AA

 A Ri(k) B  B Ri(1/k) AA

 A Rij(k) B B Rij(-k) AA

 Jika A, B, dan C tiga matriks berordo sama makaJika A, B, dan C tiga matriks berordo sama maka

1.

1. Jika A Jika A  B maka B B maka B  A (sifat simetri) A (sifat simetri)

2.

2. Jika A Jika A  B dan B B dan B  C maka A C maka A  C (sifat transitif) C (sifat transitif)











(20)

Matriks elementer adalah matriks identitas yang dikenai satu

kali OBE.

 Jika E suatu matriks elementer berordo mm, dan A suatu

matriks berordo mn maka EA hasilnya akan sama dengan

matriks yang diperoleh dari A dengan melakukan operasi baris elementer yang sesuai.

  

 

  

   

 

 

  

  

0 1 0

1 0 0

0 0 1

1 0 0

0 1 0

0 0 1

23

3 E

(21)

Contoh:

Diketahui :

(22)

Definisi:

matriks persegi A disebut invers B jika AB = BA = I. A disebut invers B dan B disebut invers A.

invers A di tulis A-1.

Invers matriks elementer merupakan matriks elementer juga.

 (Iij)-1 = Iij

 (Ii(k))-1 = Ii(1/k)

(23)
(24)

 Perhatikan sekarang dengan menggunakan

beberapa kali OBE akan kita ubah metriks tersebut menjadi matriks eseleon baris tereduksi.

(25)
(26)

 Banyaknya permutasi dari n elemen yang berlainan ialah n!, ditulis Pn = n!

Contoh:

untuk n=3, misalnya {1, 2, 3} permutasinya P3 = 3! = 321 = 6; yaitu:

(1, 2, 3)(2, 1, 3)(3, 1, 2) (1, 3, 2)(2, 3, 1)(3, 2, 1)

 Suatu inversi terjadi jika dalam suatu permutasi tercatat bilangan yang lebih besar mendahului yang lebih kecil.

Contoh:

1 2 3 4 5 6 inversinya 0, karena tidak ada bilangan yang lebih besar menadhului

yang lebih kecil.

(27)

Permutasi genap  permutasi yang banyak inversinya genap.  Permutasi ganjil  permutasi yang banyak inversinya ganjil.

Permutasi Banyaknya inversi Klasifikasi

(1, 2, 3) 0 Genap

(1, 3, 2) 1 Ganjil

(2, 1, 3) 1 Ganjil

(2, 3, 1) 2 Genap

(3, 1, 2) 2 Genap

(28)

 Perkalian elementer dari Ann ialah hasil kali n elemen dari A yang tidak

sebaris dan tidak sekolom.

Contoh:

 Yaitu:

 Perkalian elementer bertanda dari Ann adalah perkalian elementer dari A

dikalikan (-1) berpangkat jumlah inversinya.

Contoh: di atas

  

 

  

  

33 32

31

23 22

21

13 12

11

a a

a

a a

a

a a

a A

33 22 11a a

a a11a23a32 a12a21a33

31 23 12a a

a a13a22a31 a13a21a32

33 22 11a a

a

  a11a23a32a12a21a33

31 23 12a a

a

(29)

 Determinan matriks Ann ditulis det A atau |A| didefinisikan sebagai

jumlah semua perkalian elementer bertanda dari A.

Contoh:

(30)

A Dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

(31)

 Determinan yang terjadi jika baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan disebut

MINOR unsur aij; ditulis Mij

Contoh:

 Kofaktor elemen aij ditulis Kij=(-1)(i+j)Mij

 maka K23=(-1)2+3M23 = 1

  

 

  

 

 

1 9

5

6 7 4

3 2

1

A 9 10 1

9 5

2 1

23    

M

1 10

9 9 5

2 1

23    

(32)

Determinan matrik A dapat Juga

dihitung dengan :

(diuraikan atas baris ke i)

Atau

(diuraikan atas kolom ke j)

  

M

a

M

a

M

a

in in

n i

i i

i

i i

i

A

 

  

  

( 1) ( 1) 2 2 .... ( 1)

2

1 1

1

K

a

K

a

K

a

j j j j nj nj

(33)

Contoh :

    

    

 

    

    

 

    

    

 

1 9

5

6 7

4

3 2

1

1 9

5

6 7

4

3 2

1

1 9

5

6 7

4

3 2

(34)

 Tuliskan sifat-sifat determinan beserta contohnya.

 Jangan lupa tuliskan referensi yang Anda pakai.

 Tugas ditulis tangan dengan rapi dalam kertas folio.

(35)

 Jika A adalah sebarang matriks n × n maka matriks kofaktor A adalah

matriks yang berbentuk

 Transpose matriks kofaktor A disebut matriks adjoin A dan dinyatakan

dengan adj(A)

adj

(36)
(37)

 Invers matriks A dihitung menggunakan matriks adjoint adalah sebagai

berikut.

Contoh:

Jadi

(38)

 Menggunakan matriks adjoint

Jadi dan

adj

(39)

Bentuk umum :

dimana x1, x2, . . . , xn variabel tak diketahui, aij , bi, i = 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n bil. diketahui.

Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel.

SPL

Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN

Tidak mempunyai penyelesaian disebut TIDAK KONSISTEN

TUNGGAL

(40)

 SPL 2 persamaan 2 variabel:

 Masing-masing pers berupa garis lurus.

Penyelesaiannya adalah titik potong kedua garis ini.

(41)

SPL

BENTUK MATRIKS

STRATEGI MENYELESAIKAN SPL:

(42)

SPL

1. Mengalikan suatu persamaan

dengan konstanta tak nol.

2. Menukar posisi dua persamaan sebarang.

3. Menambahkan kelipatan suatu

persamaan ke persamaan lainnya.

MATRIKS

1. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tak nol.

2. Menukar posisi dua baris sebarang.

3. Menambahkan kelipatan suatu

baris ke baris lainnya.

Ketiga operasi ini disebut OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)

(43)

DIKETAHUI

kalikan pers (i) dengan (-2), kemu-dian tambahkan ke pers (ii).

kalikan baris (i) dengan (-2), lalu tambahkan ke baris (ii).

…………(i) …………(ii) …………(iii)

kalikan pers (i) dengan (-3), kemu-dian tambahkan ke pers (iii).

kalikan baris (i) dengan (-3), lalu tambahkan ke baris (iii).

kalikan pers (ii) dengan (1/2).

(44)

kalikan pers (iii)

dengan (-2). kalikan brs (iii) dengan (-2).

kalikan pers (ii) dengan (1/2).

kalikan baris (ii) dengan (1/2).

kalikan pers (ii) dengan (-3), lalu tambahkan ke pers (iii).

kalikan brs (ii) dengan (-3), lalu

tambahkan ke brs (iii).

kalikan pers (ii) dengan (-1), lalu tambahkan ke pers (i).

(45)

kalikan pers (ii) dengan (-1), lalu tambahkan ke pers (i).

kalikan brs (ii) dengan (-1), lalu tambahkan ke brs (i).

kalikan pers (iii) dengan (-11/2), lalu tambahkan ke pers (i) dan kalikan pers (ii) dg (7/2), lalu tambahkan ke pers (ii)

kalikan brs (iii)

dengan (-11/2), lalu tambahkan ke brs (i) dan kalikan brs (ii) dg (7/2), lalu

tambahkan ke brs (ii)

Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3. Terdapat kaitan menarik antara bentuk SPL dan representasi matriksnya. Metoda ini berikutnya disebut dengan

METODA ELIMINASI GAUSS.

(46)

Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut:

maka SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3. Matriks ini disebut bentuk echelon-baris tereduksi.

Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb: 1. Jika suatu brs matriks tidak nol semua maka elemen

tak nol pertama adalah 1. Brs ini disebut mempunyai leading 1.

2. Semua brs yg terdiri dari nol semua dikumpulkan di bagian bawah.

3. Leading 1 pada baris lebih atas posisinya lebih kiri daripada leading

1 baris berikut.

(47)

Matriks yang memenuhi kondisi (1), (2), (3) disebut

bentuk echelon-baris.

CONTOH bentuk echelon-baris tereduksi:

(48)
(49)
(50)

Ide pada metoda eliminasi Gauss adalah

mengubah

matriks ke dalam bentuk

echelon-baris

tereduksi

.

CONTOH: Diberikan SPL berikut.

(51)
(52)

Akhirnya diperoleh:

Akhirnya, dengan mengambil x2:= r, x4:= s dan x5:= t maka diperoleh penyelesaian:

(53)

Misalkan kita mempunyai SPL dalam matriks berikut:

Bentuk ini ekuivalen dengan:

LANGKAH 1: selesaikan variabel leading, yaitu x6. Diperoleh:

(54)

LANGKAH 3: subtitusi baris 2 ke dalam baris 1, diperoleh:

LANGKAH 4: Karena semua persamaan sudah tersubstitusi

(55)

Mengubah menjadi bentuk echelon-baris (tidak perlu direduksi), kemudian menggunakan substitusi mundur.

CONTOH: Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian

PENYELESAIAN: Diperhatikan bentuk matriks SPL berikut:

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAKSI : Pada zaman seperti saat ini, dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, kebutuhan terhadap informasi-informasi berbasiskan komputer sangat dibutuhkan.

Persamaan linear adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri (seperti sin,.. cos, dll.), perkalian, pembagian dengan

Pembina Jabatan Fungsional yang bersangkutan. Teknis Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS,

Adanya perubahan tata guna lahan sesuai yang direncanakan dalam perencanaan RDTRK Semarang periode 2000-2010 dengan dibangunnya lapangan golf Candi Semarang Golf Club sangat

Ada respon semacam surat edaran yang dikeluarkan oleh kepala daerah atau sekretaris daerah bahwa sebelum FITRA melakukan uji akses informasi harus menunjukkan bukti bahwa

jika semua pasangan vektor yang berbeda dalam himpunan tersebut adalah ortogonal (saling tegak lurus). Himpunan ortonormal  himpunan ortogonal yang setiap vektornya

Perencanaan Sarana Pusat Data & Informasi Bencana Alam Ditinjau dari banyaknya bencana alam yang terjadi, maka fungsi sebuah Pusat Data & Informasi Bencana Alam sangatlah

・注目オブジェクト以外によって影響される音