• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN DARI FILE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN DARI FILE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN DARI FILE VIDEO (AVI)

Bagus Priambodo

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana, Indonesia Email : bagus@lembagarating.com

Abstrak

Dalam penelitian ini, dikembangkan aplikasi untuk menghitung kendaraan yang melewati loket pembayaran jalan tol secara otomatis dari hasil rekaman video (AVI). Pengembangan aplikasi ini menggunakan alat bantu software Visual C++ 6.0. Dari hasil implementasi dan ujicoba, dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Hanya saja keberhasilan system penghitungan ini sangat bergantung pada dua parameter yaitu pertama parameter batas toleransi selisih nilai antara pixel frame dengan pixel frame patokan dan kedua adalah parameter batas maximum jumlah pixel yang melewati batas toleransi. Diharapkan aplikasi ini dapat menjadi pemicu pengembangan aplikasi pencacah kendaraan secara real time dan cerdas, artinya dapat menentukan parameter dengan otomatis

Kata kunci : C++, Pengenalan Pola, Pengolahan Citra, Video

I. PENDAHULUAN

PT. JASAMARGA (Persero) adalah BUMN yang bertugas mengelola jaringan jalan tol di Indonesia dan memelihara seluruh ruas jalan tol agar selalu berfungsi sebagaimana mestinya. Ada beberapa layanan yang diberikan kepada publik yang berhubungan dengan jalan tol, diantaranya adalah:

a. layanan transaksi, seperti layanan berlangganan tol.

(2)

Namun, selain layanan-layanan yang diberikan kepada publik, PT. JASAMARGA sebagai suatu perusahaan juga tidak lepas dalam hal kegiatan manajerial yang sifatnya internal. Ada masalah internal yang harus di kelola salah satunya adalah penghitungan jumlah kendaraan yang melewati loket pembayaran jalan tol. Pada dasarnya, bila prosedur dan pekerjaan dijalankan sebagaimana mestinya, jumlah kendaraan yang melewati loket dapat tercatat sebagaimana mestinya. Namun, seringkali di lapangan terjadi ketidaksesuaian antara jumlah kendaraan yang lewat dengan yang tercatat di loket. Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh PT. JASAMARGA adalah merekam kendaraan yang melewati loket pembayaran dengan menggunakan kamera yang diletakkan pada fixed position (yang telah ditetapkan posisinya), dan menghitung secara manual dengan melihat hasil rekaman kamera tersebut. Namun, keterlibatan manusia dalam sistem penghitungan manual seperti ini ternyata tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Faktor human error, itulah yang menyebabkan hasil penghitungan kendaraan lewat dengan yang tercatat di loket pembayaran tidak sama.

Untuk itu pada penelitian ini, dikembangkan satu cara untuk mengatasi masalah tersebut diatas dengan membuat sebuah program atau aplikasi menghitung jumlah kendaraan lewat secara otomatis dari file video hasil rekaman di loket pembayaran jalan tol.

II. METODE

Computer vision terdiri dari teknik-teknik untuk mengestimasi ciri-ciri obyek di dalam citra, pengukuran ciri yang berkaitan dengan geometri obyek, dan menginterpretasi informasi geometri tersebut. Persamaan berikut penting untuk diingat dalam bidang computer vision.

Vision = Geometry + Measurement + Interpretation

Proses-proses di dalam computer vision dapat dibagi menjadi tiga aktivitas, yaitu :

1. Memperoleh atau mengakuisisi citra digital.

(3)

3. Menganalisis dan menginterpretasi citra dan menggunakan hasil pemrosesan untuk tujuan tertentu, misalnya memandu robot, mengontrol peralatan, memantau proses manufaktur, dan lain-lain.

Bitmap adalah array bit dua dimensi yang berisi data yang berhubungan dengan pixel dari sebuah citra atau image (untuk selanjutnya citra akan disebut image). Ketika gambar dari dunia nyata di tangkap dalam bentuk bitmap, gambar tersebut akan di pecah menjadi grid dan pixel. Nilai dari masing-masing pixel dalam bitmap menunjukan rata-rata warna dari gambar. Monochrome bitmap memerlukan hanya satu bit per pixel, gray shade atau bitmap berwarna membutuhkan perkalian bits per pixel.

Device independent bitmap (DIB) diperkenalkan di Windows 3.0 untuk memberikan format berkas image yang sangat diperlukan dan cocok untuk pertukaran. Sebagaimana diketahui, format berkas image lain seperti .GIF atau .JPEG, lebih banyak dikenal dan digunakan. Ini dikarenakan format .GIF dan .JPEG telah dikompresi sehingga berukuran kecil dan secara signifikan dapat mengurangi waktu pengunduhan. Kebanyakan DIB selalu tak dikompresi. Ini merupakan keuntungan yang besar. Tidak seperti berkas .GIF dan .JPEG, DIB secara langsung didukung fungsi Windows API.

(4)

Perancangan Sistem dengan Flow Chart

Gambar 2.1 Flow Chart Sistem Keseluruhan

Diagram Konteks

Perancangan dimulai dengan pembuatan diagram konteks, berupa penggambaran sistem dari penerapan algoritma penghitungan secara garis besar.

isiArrayAwal() bKetemu = false

bAwal = true

If !stop

isiArrayNext()

jmlPixelBeda = hitungSelisihPixel()

If jml Pixel Beda > = max pixel beda

(5)

Pengguna Penghitungan Sistem AVI

Jumlah Kendaraan

Gambar 2.2 Diagram Konteks

Diagram Aliran Data

Dari diagram Konteks diturunkan Diagram Aliran Data(DAD) Level 0 untuk penjabaran sistem penghitungan kendaraan.

Gambar 3.4 Diagram Aliran Data Level 0

Gambar 2.3

Kamus Data

• AVI merupakan masukan untuk proses sistem adalah file Audio Video 24 bit. • State A merupakan hasil perubahan bentuk masukkan dari AVI menjadi

bitmap

• State B merupakan hasil perubahan bentuk state setelah nilai RGB dari pixel diambil ditaruh dalam tiga buah array awal dan tiga buah array Next. • State C merupakan hasil penghitungan selisih antara tiga buah array next

dan tiga buah array awal di dapatkan Jumlah selisih warna.

• Angka (Jumlah kendaraan) merupakan hasil penghitungan berupa total jumlah kendaraan yang berhasil dihitung oleh sistem.

Spesifikasi Proses

Sistem menerapkan beberapa proses yang saling berhubungan sehingga akan membentuk suatu sistem utuh yang diharapkan.

Pengguna

(6)

Proses pecah AVI menjadi frame-frame bitmap (DIB)

Logika File AVI dipecah menjadi Frame-frame bitmap (DIB)

Proses isi Array dari nilai RGB bitmap Nomor

Proses 0.2 Masukkan State A

Keluaran State B

Bitmap diambil Nilai RGB dari Pixelnya

Logika

Lalu nilai RGBnya di masukkan dalam Array

Proses Fungsi Beda Pixel Nomor

Proses 0.3

Masukkan State B

Keluaran State C

Masing-masing Nilai dari Array Awal (Patokan) – Array Next Logika Lalu selisihnya dibandingkan apabila > toleransi maka stace

C (Jumlah Beda) ditambah 1

Proses hitung kendaraan (count car) Nomor

Proses 0.4

Masukkan State C

(7)

Bandingkan Jumlah Beda frame sekarang dan frame sebelumnya

Jika masih sama besar atau dalam batas toleransi maka tidak ada

kendaraan yg lewat

Jika sebelumnya telah terjadi lonjakan nilai atau berada diluar toleransi maka

perhatikan jika jml Beda mendekati 0 berarti kendaraan telah lewat

Logika

Kemudian jumlah kendaraan ditambah 1

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk meninjau kinerja atau keberhasilan program dalam menghitung

kendaraan, diambil beberapa potongan frame awal beserta nilai-nilainya.

Uji Kinerja Penghitungan Kendaraan

• Setelah area ditentukan dan penghitungan dimulai akan tampak tampilan

sebagai berikut:

(8)

Perhatikan maximum beda pixel yang dijadikan patokan adalah 600

artinya area awal dan area berikut akan dianggap berbeda jika nilai pixel

beda lebih dari 600. Terlihat semua nilai masih 0.

• Setelah beberapa kali menekan tombol > mulai terlihat ada kendaraan

mendekat pada Area II Berikut, Nilai Pixel Beda pun berubah

Gambar 2.5 Frame ke dua

Nilai Pixel Beda Area(II) berubah menjadi 516 namun masih di bawah

batas ambang toleransi, batas ambang atau Max BedaPixel adalah 600

(lihat pada Gambar 2.5 diatas).

Nilai Pixel Beda Area(I) terlihat masih 0, dan memang tidak terlihat

kendaraan disana.

• Kemudian menekan tombol > lagi, untuk menuju ke frame berikutnya,

(9)

Gambar 2.6 Frame ke tiga

Pada Area I Berikut terlihat mulai ada kendaraan yang memasuki area, dan

nilai Pixel Beda Area (I) berubah menjadi 282, masih di bawah toleransi.

Jumlah mobil pada Area I masih terlihat 0.

Pada Area II Berikut terlihat kendaraan sudah memasuki area, nilai Pixel

Beda Area (II) melonjak menjadi 3131, artinya frame benar-benar berbeda

dan sudah jauh dari batas ambang (max beda pixel hanya 600).

Jumlah mobil pada area II masih terlihat 0

• Kemudian menekan tombol > kembali untuk menuju ke frame

(10)

Gambar 2.7 Frame ke empat

Pada Area I Berikut terlihat mobil telah memasuki Area I dan nilai Pixel

Beda Area I berubah drastis menjadi 982. Artinya frame awal telah berbeda

dengan frame sekarang karena telah di atas batas toleransi (600). Jumlah

mobil pada Area I masih telihat 0.

Pada Area II Berikut terlihat mobil mulai menjauhi Area II dan nilai Pixel

Beda area II telah turun dari sebelumnya 3131 menjadi 473. Nilai sekarang

sudah berada di bawah toleransi, artinya frame awal dan sekarang dapat

dikatakan sama, sehingga Jumlah mobil Area II bertambah.

Jumlah mobil Area II berubah menjadi 1.

(11)

Gambar 2.8 Frame ke lima

Pada Area I Berikut terlihat mobil telah memasuki Area I dan nilai Pixel

Beda Area I berubah drastis menjadi 982. Artinya frame awal telah berbeda

dengan frame sekarang karena telah di atas batas toleransi (600). Jumlah

mobil pada Area I masih telihat 0. Pada Area II Berikut terlihat mobil mulai

menjauhi Area II dan nilai Pixel Beda Area II telah turun dari sebelumnya

3131 menjadi 473. Nilai sekarang sudah berada di bawah toleransi, artinya

frame awal dan sekarang dapat dikatakan sama, sehingga Jumlah mobil

Area II bertambah. Jumlah mobil Area II berubah menjadi 1.

(12)

Gambar 2.9 Frame ke enam

Pada Area I Berikut terlihat mobil telah menjauhi Area I dan nilai Pixel Beda

Area I turun menjadi 323. Artinya frame di bawah batas toleransi, sehingga

frame awal dapat dikatakan sama atau kembali ke awal sehingga Jumlah

mobil Area I bertambah. Terlihat jumlah mobil pada Area I sekarang adalah

1.

Pada Area II Berikut terlihat mobil sudah tidak ada dalam area dan nilai

Pixel Beda Area II telah turun kembali menjadi 0, frame sakarang sama

dengan frame awal

Jumlah mobil Area II sekarang adalah 1 (tidak berubah)

(13)

Gambar 2.10 Frame ke tujuh

Pada Area I Berikut terlihat mobil sudah tidak ada dalam area dan nilai Pixel

Beda Area I telah turun kembali menjadi 0, frame sakarang sama dengan

frame awal.

Jumlah mobil Area I sekarang adalah 1 (tidak berubah)

Pada Area II Berikut terlihat belum ada mobil yang mendekati area II dan

nilai Pixel Beda area II masih 0, frame sakarang sama dengan frame awal

Jumlah mobil Area II sekarang adalah 1 (tidak berubah)

Hasil Kinerja

Dari hasil uji coba beberapa frame, yaitu dari frame awal hingga ada

kendaraan memasuki area dan kendaraan menjauhi area. Terlihat bahwa

(14)

dihitung jumlah kendaraan yang melewati area yang telah ditentukan. Namun

penempatan atau pengambilan area yang baik sangat menentukan keakuratan

dari sistem. Juga pemberian batas toleransi yang tepat sangat mempengaruhi

keakuratan dari sistem.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem dapat menghitung jumlah kendaraan yang melewati loket

pembayaran jalan tol. Berdasarkan hasil rekaman video yang diperoleh

melalui kamera yang telah ditetapkan posisinya, yaitu di atas loket

2. Sistem masih tergantung pada dua buah parameter untuk penghitungan

kendaraan, antara lain :

ƒ Parameter batas toleransi selisih nilai antara pixel frame dengan pixel

frame patokan.

ƒ Parameter batas maximum jumlah pixel yang melewati batas toleransi.

3. Secara umum sistem ini telah dapat menghitung jumlah kendaraan secara

otomatis.

Kedepan sebaiknya pengembangan sistem mampu menentukan

parameter-parameter toleransi secara otomatis.

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Petzold, Charles (1998), Programming Windows, 5th Edition. Microsoft

Press; November 11, 1998; 1479 pages..

Gambar

Gambar 2.1 Flow Chart Sistem Keseluruhan
Gambar 3.4  Diagram Aliran Data Level 0 Fungsi Beda
Gambar 2.4 Frame pertama
Gambar 2.5 Frame ke dua
+6

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 9 Grafik hubungan antara rasio tulang terhadap pelarut dengan viskositas Semakin tinggi volume asam sitrat maka viskositas semakin meningkat hingga pada penggunaan

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan maka peneliti membatasi penelitian ini sebagai berikut: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Tegak Bersambung

Metode angket adalah salah satu metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berisi aspek yang hendak diukur, yang harus dijawab atau dikerjakan oleh

Setelah melempar kubus, apabila warna pertama yang keluar adalah merah, maka peserta harus meletakkan salah satu jari di atas warna merah pada papan permainan.. Lalu, kubus

Penelitian Panggabean (2005) menemukan bahwa EVA perusahaan LQ 45 mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga sahamnya, menandakan perusahaan berhasil

Kegiatan IbDM (Ipteks bagi Desa Mitra) berlokasi di Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap. Mitra kegiatan ini yaitu kelompok PKK, kelompok mitra perikanan dan

Untuk itu dibutuhkan sebuah disaster recovery plan yang dapat menjamin data tetap konsisten walaupun database mengalami gangguan bahkan kerusakan.. Adapun

Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan citra yang digunakan untuk identifikasi manifestasi panasbumi dengan melihat perubahan suhu yang ada