• Tidak ada hasil yang ditemukan

pajak bumi dan bangunan adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pajak bumi dan bangunan adalah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)

Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena

adanya keuntungan dan atau kedudukan social ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan

yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat daripadanya. Dasar pengenaan

pajak dalam PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak ( NJOP). NJOP ditentukan berdasarkan harga

pasar per wilayah dan ditetapkan setiap tahun oleh menteri keuangan.

PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan

oleh keadaan objek pajak yait u bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subyek (siapa yang

membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

Istilah penting dalam PBB

a. Bumi adaldah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya

b. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah

dan atau perairan

c. NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara

wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Obyek Pajak ditentukan

melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru,

atau NJOP pengganti

d. Surat Pemberitahuan Obyek Pajak adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk

melaporkan data obyek pajak menerut ketentuan undang undang ini

e. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang adalah surat yang digunakan oleh Direktorat

(2)

Objek pajak bumi dan bangunan Yang menjadi objek pajak adalah :

a. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya

b. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada

tanah dan/atau perairan

Yang termasuk pengertian bangunan adalah jalan lingkungan yang terletak dalam suatu

kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya dan lain-lain yang merupakan satu

kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut; jalan tol; kolom renang; pagar mewah; tempat

olahraga; galangan kapal; dermaga; taman mewah

Objek pajak bumi dan bangunan yang dikecualikan Objek pajak yang dikecualikan adalah :

a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah social,

pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh

keuntungan seperti masjid, rumah sakit, sekolah, panti asuhan, candid an lain lain

b. Digunakan untuk kuburan

c. Digunakan sebagai tempat penyimpanan peninggalan purbaka;a

d. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional dan lain-lain

e. Dimiliki oleh Perwakilan Diplomatik berdasarkan asas timbal balik dan Organisasi

Internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan

Subjek pajak bumi dan bangunan

(3)

a. Mempunyai hak atas bumi/tanah dan atau;

b. Memperoleh manfaat atas bumi/tanah dan /atau;

c. Memiliki, menguasai atas bangunan dan/atau;

d. Memperoleh manfaat atas bangunan

Dasar pengenaan PBB

Adanya NJOP adalah Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara

wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan

harga dengan objek lain yang sejenis, atai nilai perolehan baru atau nilai objek pajak pengganti.

Besarnya NJOP ditetapjan oleh Menteri Keuangan setiap 3 tahun sekali, kecuali untuk daerah

tertentu ditetapkan setiap tahun denga perkembangan daerahnya.

Dasar perhitungna pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan serendah-rendahnya 20 %

dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Kena Pajak

Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan denga Peraturan Pemerintah dengan

memperhatikan kondisi ekonomi nasional

Tariff PBB

Tariff pajak yang dikenakan atas obyek pajak adalah sebesar 0.5% dan jenis tariff ini disebut

sebagai tariff tunggal yang berlaku terhadap obyek pajak jenis apapun diseluruh wilayah

Indonesia. Tariff Efektif PBB adalah 0,1% untuk objek yang NJOP kurang dari 1 milyar dan

(4)

Dasar perhitungan PBB

Dasar perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pahak. Besarnya NJKP adalah :

a. Obyek pajak perkebunan adalah 40%

b. Obyek pajak kehutanna adalah 40%

c. Objek pajak pertambangan adalah 20%

d. Apabila NJOPnya < Rp 1.000.000.000 adalah 40%

e. Apabila NJOPnya > Rp 1.000.000.000 adalah 20%

Rumus perhitungan PBB

Rumus perhitungna PBB = tariff x NJKP

Contoh :

Jika NJKP = 40% x (NJOP-NJOPTKP)

Maka besarnya PBB = 0,5% x 40% x ( NJOP-NJOPTKP)

= 0,2% x ( NJOP-NJOPTKP)

Jika NJKP = 20% x (NJOP-NJOPTKP)

Maka besarnya PBB = 0,5% x 20% x ( NJOP-NJOPTKP)

= 0,1% x ( NJOP-NJOPTKP)

Contoh perhitungan PBB

1. Tuan Bonco seorang mahasiswa DIII perpajakan univbraw pada tahun 2007 hanya

memiliki sebuah objek pajak berupa bumi di kawasan soekarno hattta, malang dan

diketahui NJUOB bumi tersebut sebesar Rp 10.000.000. berapakah besar PBB yang

(5)

Jawab :

Karena besarnya NJOP kurang dari Rp 12.000.000 maka objek pajak tidak dikenakan

PBB

2. Tuan ponco seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah pada tahun 2007. Objek

pertama terletak di desa wlingi, blitar dan objek kedua terletak di desa bendo blitar.

Diketahui bahwa untuk objek pertama NJOP bumi sebesar Rp 8.000.000 dan NJOP

bangunan sebesar Rp 7.500.000. untuk objek yang kedua diketahui NJOP bumi sebesar

Rp 9.000.000 dan NJOP bangunan sebesar Rp 6.000.000

Hitung PBB terhutang tahun 2007 tuan ponco atas kedua objek tersebut !

Jawab :

PBB terhutang = tariff 0,5% x NJKP

NJKP = NJOP-NJOPTKP

Dimana NJOP = NJOP bumi + NJOP Bangunan

NJOP di desa wlingi

NJOP Bumi + NJOP bangunan = Rp 8.000.000 + Rp 7.500.000

= Rp 15.500.000

NJOP di desaBendo

NJOP Bumi + NJOP bangunan = Rp 9.000.000 + Rp 6.000.000

= Rp 15.000.000

NJKP = (NJOP desa wlingi + NJOP desa bendo) – NJOPTKP

= Rp 15.500.000 + Rp 15.000.000 – Rp 12.000.000

(6)

Tariff PBB terhutang : Tarif x NJKP

: 0,5% x 20% x Rp 18.500.000

: Rp 18.500

3. Tuan Poneng adalah seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah yang terletak di

Blitar. Objek pertama terletak di jalan semeru dan objek kedua terletak di jalan raya

rinjani. Diketahui objek pertama NJOP bumi sebesar Rp. 1.000.000.000,- (1 M) dan

NJOP bangunan Rp. 3.500.000,- (3,5 M) sedangkan untuk yang kedua diketahui NJOP

bumi sebesar Rp. 1.000.000.000,- (1 M) dan NJOP Bangunan sebesar Rp.

4.500.000.000,- (4,5 M). Hitunglah PBB terhutang Tuan Poneng atas kedua objek

tersebut.

Jawab :

NJOP terbesar adalah terletak pada NJOP di Jalan Raya Rinjani dengan :

NJOP Bumi = Rp. 1.

000.000.000,-NJOP Bangunan = Rp. 4.500.000.000,- +

NJOP sbg dasar

Pengenaan PBB = Rp.

5.500.000.000,-NJOPTKP = Rp. 12.000.000,- (-)

NJOP utk

(7)

Jl. Semeru :

NJOP Bumi = Rp.

NJOP bangunan = Rp. 3.500.000.000,- +

NJOP sbg dasar

Pengenaan PBB = Rp. 4.500.000.000,-

NJOPTKP = Rp. 0,- (-)

NJOP utk

Perhitungan PBB = Rp.

4.500.000.000,-NJOP = 4.500.000.000,-NJOP Bumi + 4.500.000.000,-NJOP Bangunan = Rp. 5.488.000.000 + Rp. 4.500.000.000=

Rp.9.988.000.000.

PBB Terhutang = Tarif x NJKP = Tarif x (NJOP-NJOPTKP)

= 0,5% x 40% x 9.988.000.000.

= Rp.

19.970.000,-4. Tuan Boni seorang pegawai negeri yang memiliki 2 buah rumah pada suatu Kawasan

Real Estate bernama Pondok Indah. Objek pertama terletak di Pondok Indah Estate

dengan NJOP sebesar Rp. 28.000.000,- dan NJOP Bangunan sebesar Rp. 23.500.000,-

Untuk Objek kedua terletak di Puncak Dieng dengan NJOP Bumi sebesar Rp.

31,000,000,- dan NJOP Bangunan sebesar Rp. 10.000.000,-. Hitunglah PBB terhutang

(8)

Jawab :

Rumah di kawasan Pondok Indah :

NJOP Bumi = Rp.

28.000.000,-NJOP Bangunan = Rp.

23.500.000,-Total NJOP = Rp. 41. 500.000

Rumah di kawasan Puncak Dieng :

NJOP Bumi = Rp,

NJOP Bangunan = Rp,

10.000.000,-Total NJOP = Rp.

NJOP terbesar terletak Pada Rumah Di kawasan Pondok Indah.

NJOP Bumi = Rp.

28.000.000,-NJOP Bangunan = Rp.

23.500.000,-NJOP sbg dasar

Pengenaan PBB = Rp. 41.

NJOPTKP = Rp 12. 000.000,- (-)

NJOP utk

Perhitungan PBB Rp 29.500.000,-.

(9)

Kemudian untuk Pondok Dieng Estate :

NJOP Bumi = Rp.

NJOP Bangunan = Rp.

10.000.000,-NJOP sbg dasar

Pengenaan PBB = Rp.

NJOPTKP = Rp. 0,- (-)

NJOP utk

Perhitungan PBB Rp.

PBB Terhutang = Tarif x NJKP = Tarif x (NJOP-NJOPTKP)

= 0,15% x 20% x Rp.

Referensi

Dokumen terkait

• Menganalisis kebijakan-kebijakan pemerintah yang masuk dalam scope fungsi pengawasan (oversight function) DPR RI untuk membantu DPR dalam mengawasi efisiensi dan

Untuk kayu bung bulang, besarnya penetrasi bahan peng awet dengan cara konvensional adalah 77,91 % sedangkan dengan interpretasi gambar digital adalah 78,13 % dan

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan lebih banyak lokus dan ternak pada kromosom yang lain untuk mendeteksi adanya lokus yang dapat digunakan

(2014) yang berjudul “Pengaruh Motivasi, Kepuasan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah Telkom Pekalongan)”

interaksi biaksial juga diperoleh data yang menunjukkan bahwa kolom lingkaran memiliki kapasitas beban aksial nominal (9247,36 kN) yang lebih besar dibandingkan dengan

Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu dokumentasi tertulis terkait pengetahuan tukang ambiek kambie di Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu

“Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, dan psikologis, dan/atau

Maka pada analisa antara Nc simulasi dengan Nc eksperimen diketahui semakin ketengah poros suatu massa maka nilai Nc simulasi semakin rendah, dikarenakan pada posisi