• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN RAMAH KARIR SISWA MELALUI PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERENCANAAN RAMAH KARIR SISWA MELALUI PE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN RAMAH KARIR SISWA MELALUI PENDEKATAN STRATEGI PADA SMK SYUHADA BANJARMASIN

H. Jarkawi dan Zainal Fauzi

Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uniska MAB Banjarmasin

Email - jarkawi010462@gmail.com

Abstrak

Perencanaan ramah karir siswa merupakan hal yang sangat penting saat ini.Perencanaan ramah karir menpersiapkan siswa mengoptimalisasikan potensi dimilikinya sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa adanya unsur pemaksaan.

Fokus penelitian,Perencanaan ramah karir siswa di 4 prodi SMK Syuhada Banjarmasin melalui pendekatan stategi. Metode digunakan deskriptif kualitatif, Subjek penelitian siswa. Objek penelitian perencanaan ramah karir siswa. Teknik pengumpul data : wawancara, observasi, angket. Teknik analisa :Pengumpulan Data, Reduksi Data, Sajian Data dan Penarikan Kesimpulan

Hasil dan Pembahasan. Bersipat kualitatif : BK bidang karir mulai semester ganjil 2015/2016, Kebijakan kepala sekolah, wakasek kurikulum 1 jam masuk kelas. Diberikan layanan resposif, masalah karir, studi lanjut, bekeluarga. Masalah studi lanjut perencanaan ramah keperguruan tinggi sedikit karena faktor ekonomui. Respon siswa menanyakan biaya dimandirikan untuk studi lanjut ke peruguran tingggi, menanyakan lapangan kerja dimandirikan mengikuti latihan tenaga kerja, alternative studi lanjut mendapatkan beasiswa. Perencanaan ramah karir siswa melalui layanan konseling individual 30 siswa datang keruang BKdan konseling kelompok dengan tehnik diskusi. Sebelumnya siswa bingung merencanakan karirnya di masa depan, berpikiran ingin bekerja, sangat kurang berpikir studi lanjut, mengambang. Setelah perencanaan ramah karir dengan pendekatan strategi siswa tanpa pemaksaan, atas dasar kesukarelaan, inisiatif siswa datang keruangan BK meminta informasi karir.Terlihat perbedaan sebelum dan sesudah. Sedangkan bersifat kualitatif perencanaan ramah karir dengan pendekatan strategi sebelum dengan niali rata-rata = 163 katagori C (cukup) setelah diberikan layanan informasi dengan bimbingan klasikal nilai rata-rata naik menjadi 191 dengan katagori T (tinggi). Ada perbedan sebelum dan sesudah secara kuantitatif dan secara progres rata-rata sebesar 28 atau rata-rata sekitar 12 %.

Kesimpulan : 1. Perencanaan ramah karir sebelumnya masih rendah, studi lanjut keperguruan tinggi sedikit karena factor ekonomi, bingung merencanakan karir masa depan dan secara kuantitattif sebesar 163 kategori C (cukup), 2. Sesudah diberikan layanan bimbingan perencanaan ramah karir siswa merspon positif, kesadaran diri sendiri tanpa paksaan, dan secara kuantitatif ada kenaikan sebesar 191 dengan kategori T (tinggi) 3. Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan karir tentang perencanaan ramah karirdan secara kuantitatif skor progress sebelum dan sesudah sebesar 28 atau 12 %.

(2)

DIRECTION OF STUDENTS CAREER PLANNING STRATEGY THROUGH APPROACH IN SMK SHUHADA BANJARMASIN

H. Jarkawi

Study Program Guidance and Counseling. Faculty of Teacher Training and Education MAB Uniska Banjarmasin

Email - jarkawi010462@gmail.com Abstract

Planning friendly student's career is very important today. Prepare students planning careers friendly optimize its potential in accordance with the interests and talents without any element of coercion.

The focus of research, planning careers friendly 4 Prodi SMK students in Banjarmasin Martyrs approach strategy. Methods used qualitative descriptive study subject the students. The object of research students planning careers friendly. Pact collection techniques: interviews, observations, questionnaires. Mechanical analysis: Pact Collection, Pact Reduction, and Withdrawal Pact Serving Conclusion Results and Discussion.

Results and Discussion. Are qualitative: GC career fields ranging semester of 2015/2016, policy principal, vice principal of curriculum 1 hour class. Granted resposif services, career issues, further studies, family. Issues of further studies teacher training friendly planning a little high because of factors economic.Problems friendly planning further studies to college a little due to economic factors. Check the cost of student responses on the self for further studies to university campuses, asking self-employment in the labor training, alternative further study scholarship. Friendly planning careers students through individual counseling services 30 students come chamber GC and group counseling with technical discussions. Previous students confused plotting his career in the future, thinking to work, much less think of further studies, floating. After a career with a friendly planning strategy approach students without coercion, on a voluntary basis, the initiative asks student comes spatial GCcareer information. Visible difference before and after. Being the qualitative planning careers friendly approach strategy before the average value = 163 category S (sufficient) after being given information services with guidance classical average value rose to 191 in the category H (High). There is a difference before and after the progress quantitatively and an average of 28, or an average of about 12%.

(3)

1. Pendahuluan

Perencanaan ramah karir setiap individu merupakan salah satu hal yang sangat penting saat ini. Perencanaan ramah karir ini dimaksudkan untuk menpersiapkan peserta didik mengoptimalisasikan potensi yang dimilikinya. Setiap peserta didik berhak unruk menentukan arah perencanaan ramah karirnya kedepan, namun terlepas dari itu semua. peserta didik tersebut harus memahami betul akan dunia karir yang akan digeluti nantinya, terlebih peserta didik tersebut harus memahami potensi yang dimilikinya apakah sudah sesuai dengan minat dan bakatnya sehingga individu tersebut tidak salah dalam menentukan ataupun merencanakan karir yang di inginkanya tanpa keterpaksaan.

Karir seringkali disamakan dengan pekerjaan. Perencanaan ramahkarir disamakan dengan pemilihan pekerjaan. Sebenarnya arti karir lebih luas darisekedar memilih pekerjaan. Karir berkaitan dengan perkembangan seseorang dan menjadi bagian penting dalam kesuksesan hidup seseorang, untuk itu karir perlu direncanakan dengan baik dan ramah. Kemampuan perencanaan ramah karir yang matang erat kaitannya dengan pemahaman siswa mengenai karir itu sendiri. Suksesnya pencapaian karir seseorang dipengaruhi oleh adanya kemampuan perencanaan ramahkarir dan pengambilan keputusan yang matang tanpa keterpaksaan. Seseorang yang memiliki kemampuan perencanaan ramahkarir, tentunya mampu memahami dirinya. Dengan demikian, individu tersebut dapat memutuskan pilihan yang paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya tanpa ada unsur keterpaksan.

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada kesiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Orientasi masa depan atau karir merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Seperti yang dikemukakan oleh Syamsul Yusuf ( 2012 : 12) tugas kunci masa remaja adalah persiapan menghadapi masa dewasa

Siswa yang duduk SMK sudah mulai merencanakan masa depan atau karir yang sesuai dengan yang mereka harapkan sebelum mereka benar-benar menginjak dunia kerja setelah lulus SMK. Menurut Montessori (dalam Suryabrata.2001 :189) periode III (12.0-18.0) adalah periode penemuan diri dan kepekan rasa social, dalam masa ini kepribadian harus dikembangkan sepenuhnya dan harus sadar akan keharusan-keharusan. Kemudian Demita (2015 : 36) masa rema (12-21) tahun merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa.

(4)

keluarga besar dan keluarga inti, (5) pendidikan sekolah, (6) pergaulan dengan teman sebaya, dan (7) tuntutan.

2. Kajian Teori 2.1. Karir

Karir merupakan suatu proses yang menunjukkan kepada fungsidevelopmental dalam pengambilan keputusan sebagaimana dijelaskan Suherman (2008: 27) Kariradalah jalannya peristiwa-peristiwa kehidupan ; sekuensi okupasi-okupasi dan peranan-peranan kehidupan lainnya yang keseluruhan nya menyatakan tanggung jawab seorang kepada pekerjaan dalam keseluruahnnya keseluruhan pola perkembangan dirinya; serangkaian posisi-posisi yang diberi upah atau tidak berupah yang diduduki oleh seorang sejak remaja sampai pension, yang mana okupasinya hanya satu; mencakup peranan-pernan yang berkaitan dengan pekerjaan Herr & Crammaer (1984 : 4) dalam Suherman ( 2008 : 29 mengunkapkan bahwa karir menggambarkan seseorang yang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresap keseluruhan atau pikiran dan perasaan sekaligus mewarnai seluruh gaya hidup (life styles) kehidupannya; karir lebih dari sekedar pekerjaan; karir berhubungan dengan bagaimana individu (self development) dlam rentang kehidupan yang meliputi peran-peran hidup, setting-setting dan peristiwa-peristiwa kehidupan seseorang

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa karir merupakan suatu pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang untuk memajukan kehidupannya yang memiliki berbagai persyaratan misalnya tingkat pendidikan, tanggung jawab dan syarat lainnya.

Sedangkan karakteristik perkembangan karir remaja di usia 15 - 24 tahun dengan mulai mentelaah diri dan melakukan pencarian pekerjaan dengan tahapan perkembangan karir Super (dalam Suherman. 2013 : 112) tahapan perkembangan karir 1) tahap pertumbuhan 2) tahap eksplorasi 3) tahap pendirian 4) tahap pemeliharaan 5) tahap kemunduran. Bahkan guru dalam hal ini guru bimbingan dan konseling diungkapkan direktorat pembinaan tahun 2008 (dalam Husamah. 2013 : 80) harus mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari, membangun dan membentuk serta mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupannya. Serta dilihat dari tugas perkembangan pada masa rema (Hurlolock. 1980 : 209) dipusatkan kepada penanggulangan sikap dan pola prilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewa

2.2. Perencanaan Ramah Karir

(5)

pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja tanpa tekanan dan paksaan.

Menurut Winkel (2004: 682), “perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka panjang (long-range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek (short-range goals)”. Secara ideal, tujuan jangka pendek menjadi tujuan intermediar yang semakin mendekatkan siswa kepada tujuan jangka panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai termasuk tujuan dalam jangka panjang misalnya, dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan dalam hidup. Sertifikat, ijazah yang dipersiapkan untuk memegang suatu rencana pekerjaan di masa depan, termasuk tujuan dalam jangka pendek. Menurut Winkel (2004: 683), “kematangan perencanaan karir untuk jangka panjang juga tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam keluarga”. Hal ini sesuai dengan pandangan Anne Roe (dalam Winkel, 2004: 629), yang menekankan unsur perkembangan dalam pilihan karir, lebih-lebih pada corak pergaulan dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil sehingga berdampak terhadap perkembangan jabatan. Selain itu, Winkel (2004: 683) juga memaparkan bahwa “hasil dari perencanaan ialah keputusan tentang sesuatu yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih”. Keputusan tersebut akan semakin dimudahkan apabila dipikirkan secara matang dan merupakan hasil dari perencanaan ramah, bukan sekedar langkah yang mengawang-awang atau tingkah laku yang bersifat mencoba-coba saja dan jauh dari tekanan dan ancaman dari pihak lain di luar diri peserta didik. Dipertegas lagi oleh Wlgito (2010 : 208) dalam merencanakan masa depan siswa memahami apa yang ada dalam dirinya, keadaan dirinya, nilai-nilai yang ada dalam diri sendiri dan masyarakat, lingkungan.

Dalam merencanakan ramah karir, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri sendiri (eksternal). Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan satu sama lain, namun tidak dapat dipisahkan karena secara bersamaan faktor-faktor tersebut akan membentuk keunikan kepribadian seseorang.Winkel (2004:647) mengemukakan bahwa “ada beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan karir seseorang yang diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor internal, yang meliputi nilai-nilai kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaan jasmani. Faktor eksternal, yang meliputi masyarakat, keadaan sosial ekonomi negara, status sosial ekonomi keluarga, pengaruh keluarga, pendidikan sekolah, pergaulan teman sebaya, dan tuntutan jabatan. Kunci bagi perencanaan ramah yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidupnya tanpa pemaksaan ataupun tekanan kepada peserta didik. Dengan kata lain, hanyalah peserta didik yang memiliki informasi yang relevan dan menafsirkan maknanya bagi dirinya sendiri, dapat membuat pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, guru BK/konselor sekolah harus membantu siswa memperoleh dan menafsirkan informasi yang relevan, baik melalui kegiatan bimbingan karir dalam bentuk bimbingan kelompok maupun individual.

(6)

program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani berbicara dan bertindak, kooperatif, sopan, dapat diandalkan, bijaksana, rajin, berpotensi dalam bidang kepemimpinan, rapi, tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan, terbuka, jujur, dan berwatak baik; (f) perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan untuk mengadakan analisis dan sintesis, kemampuan mengatur arus pikiran sendiri dalam menghadapi suatu problem, kemampuan menguraikan secara lisan dan secara tertulis, kemampuan mengatur kegiatannya sendiri, kemampuan memahami dan berbicara bahasa asing, dan kemampuan menangkap keadaan orang lain; (g) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan; (h) bekal berupa keterampilan khusus yang dimiliki dalam bidang administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta koordinasi motorik, yang semuanya sangat relevan bagi program perencanaan karir yang diinginkan; (i) kesehatan fisik serta mental; (j) kematangan vokasional. 2). Data tentang keadaan keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup informasi tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya merupakan data sosial. Namun, keadaan keluarga sebagai lingkungan hidup yang paling bermakna bagi individu yang sehari-hari bersama keluarga ikut berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan keluarga dekat meliputi tentang: (a) posisi anak dalam keluarga; (b) pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan perempuan; (c) harapan keluarga untuk masa depan anak; (d) taraf sosial ekonomi kehidupan keluarganya; (e) gaya hidup dan suasana keluarga; (f) taraf pendidikan orang tua; (g) sumber konflik antara orang tua dan anak; (h) status perkawinan orang tua; (i) tinggal di rumah selain orang tua sendiri dan kakak adik sekandung. 3). Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karir, khususnya informasi pendidikan (educational information) dan informasi jabatan (vocational information), yang bersama-sama dikenal dengan informasi karir (career information). Pemberian informasi ini bertujuan agar siswa mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di dalam masyarakat, mengenai informasi-informasi jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat di masa depan. Berdasarkan uraian tersebut dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi perencanaan karir yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri sendiri (eksternal).

2.3. Pendekatan Strategi

Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli. Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Dapat dipahami bahwa pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan

(7)

oleh Nurihsan (2012 : 9) adalah suatu pola yang direncakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka strategi dapat dijelaskan sebagai suatu rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu lembaga dalam mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan, terutama perusahaan atau organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif. Dengan strategi diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki lembaga menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh.

Dari penjelasan strategis dalam dunia manajemen tersebut dapat kita ambil nilai yang terkandung dalam strategi itu adalah suatu yang berkaitan dengan perencanaan ramah yang kompetitif, efiesien, unggul, bersaing dan berselancar ditengah arus persaingan tanpa paksaan dan tekanan dari pihak lain.Siagian (2008:17) Strategi sebagai rencana berskala besar, berarti anatara lain pengambilan keputusan mendasar sekarang untuk dilaksanakan di masa depan. Dan di jelaskan Siagian (2008 :17) rencana yang baik apabila di dalamnya telah tercakup upaya memperhitungkan berbagai factor yang diduga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan rencana.

Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam suatu strategi agar mampu berkompetitif dan tepat sasaran maka ada beberal hal yang perlu mendapatkan perhatian dan dikenali dengan baik sebagaimana diungkapkan Siagian ( 2008 :18-20) sebagai berikut : a) keterlibatan, b). alokasi dana, sarana, prasarana, c) waktu, d) masa depan e) strategi multifaset f) lingkungan eksternal

Dalam lingkungan manajemen pelayanan bimbingan dan konseling, strategi memiliki peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi memberikan arah tindakan, dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Untuk melihat suatu kelayakan suatu lembaga harus dilakukan suatu analisis yang benar dan tepat sebagai mana diungkapkan Siagian (2008:172) salah satunya adalah dengan analisis “ SWOT (strengths, weaknesses, opurtunites, thereats ) yaitu :

a) Kekuatan dan kelemahan merupakan suatu yang terdapat padainternal b) Ancama dan peluang merupakan factor lingkungan yang dipahami terdapat

pada eksternal

Strategi yang tepat dan handal dalam perencanaan ramah karir siswa dalam studi lanjut dan dunia kerja dilakukan setelah melakukan suatu proses analisis kekuatan internal dan eksternal berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga siswa dalam merencanakan karir tidak ada paksaan dan tekanan batin akan tetapi benar benar atas kesadaran diri, inisiatif sendiri, kriatif dan bertanggung jawab untuk masa depannya sendiri dan bermakna bagi kehidupannya studi lanjut dan dunia kerja dimasa depan.

3. Metode Penelitian

(8)
(9)

kekeliruan dalam mereduksi, karena dapat saja data yang ternyata penting dan perlu, tetapi direduksi, dan data yang tidak penting justru tidak direduksi. 3) Sajian Data, Data yang telah direduksi, perlu disajikan dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematik, atau dibuat matrik, grafik atau tabel, supaya mudah dilihat dan dipahami hubungannya antara satu data dengan lainnya, sehingga memudahkan penarikan kesimpulan. 4) Penarikan Kesimpulan, Penarikan kesimpulan dilakukan selama penelitianberlangsung. Data yang diperoleh sejak awal penelitian sudah mulai ditafsirkan dan diambil kesimpulannya.Ketika data masih sedikit jumlahnya, kesimpulan yang ditarik masih belum jelas, makin banyak data yang didapat, maka kesimpulan akan makin jelas. Apabila kesimpulan dirasa masih kurang mantap, maka peneliti perlu kembali mengumpulkan data di lapangan. Untuk analisis Data KuantitatifDalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif persentase dengan menjelaskan hasil perhitungan skor pre test (evaluasi awal) dan post test (evaluasi hasil). Teknik analisis deskripsi persentase adalah teknik analisis data yang dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan perencanaan karir siswa sebelum diberikan layanan informasi karir dan setelah diberikan layanan informasi karir. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing indikator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat. Adapun cara menentukan kategori adalah sebagai berikut:

1) Banyaknya kategori

Ada 5 kategori, yaitu: Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Cukup (C), Rendah (R), Sangat Rendah (SR)

2) Menghitung persentase maksimal 4x60 = 240

3) Menghitung persentase minimal 1x60 = 60

4) Panjang kelas interval (240-60)+1/5 = 37

Bedasarkan perhitungan diatas maka kategori penilaian tentang tingkat kemampuan perencanaan karir siswa sebagai berikut :

Interval Kategori

240-277 Sangat Tinggi

171-239 Tinggi

134-170 Cukup

97-133 Rendah

60-96 Sangat Rendah

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dari hasil penelitian diperoleh ada dua jenis data yakni data yang bersipat kualitatif dan data yang bersipat kuantitatif lebih jelasnya dapat dilihat dari penyajian data dibawah ini :

4.1. Data Kualitatif

a. Keterlaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling bidang karir

(10)

melaksnaakan pemberian pelayanan Bimbingan dan Konseling. Sekarang mulai disemester ganjil 2015./2016 telah diberikan kebijakan oleh kepala sekolah dan wakasek kurikulum 1 jam masuk kelas untuk kelas I sampai dengan kelas III dengan jumlah kelas seluruhnya ada 12 kelas dan masing-masing guru Bimbingan dan Konseling di SMK Syuhad mendapat tugas sebanyak 6 kelas/guru bimbingan dan konseling, karena di SMK Syuhada ada 2 orang guru Bimbingan dan Konseling yakni (A) dan (B). Ini dijelaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling (A) dan dipertegas lagi oleh guru Bimbingan dan Konseling (B) dengan menjelaskan waktu untuk masuk kelas sebanyak 40 menit / pertemuan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

Untuk Pelayanan Bimbingan Karir sudah diberikan pada siswa Kelas 1 (A), dan Layanan resposif (B). Berkaitan dengan perencaan karir juga ada diberikan di kelas III bukan saja di kelas I (A). kelas masing masing guru BK dengan materi masalah kerja, studi lanjut, bekeluarga, (A). Masalah studi lanjut terlihat untuk kuliah peminatnya atau perencanaan kearah studi lanjut ke perguruan tinggi sedikit karena. Hal karena terbatas masalah ekonomui (orang tua rata rata pekerjaannya adalah petani, buruh)dan bahkan ada siswa sambil kerja (B) inilah kadang kadang siswa kelelahan di dalam kelas.

Respon siswa setelah diberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling (bertanya, kalau kuliah dimana dan bagaiaman masalah biaya) dijelaskan (B) untuk setudi lanjut ke peruguran tingggi hendaknya sesuaikan dengan jurusan yang sedang ditempuh sekarang ini ) ditambahkan (A) kalau masalah kerja yang ditanyakan oleh siswa adalah menanyakan lapangan kerja dan kebanyakan untuk jurusan teknik mesin kedunia kerja bengkel, dan ditambahkan (A) untuk menambah ketrampilan hendaknya mengikuti pelatihan melalui Latihan Tenaga Kerja (LTK) atau di Balai Latihan Kerja (BLK) daerah Banjar Baru sungai Ulin (A). ditambahkan (B) siswa bekerja kerja sambil kuliah dengan mengatur waktu siang kerja dan malam kuliah bagi yang tidak mampu.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMK Syuhada diberikan kepada siswa (A) berupa layanan studi lanjut, dunia kerja, karir seera strategi menghadapi UN dengan tehnik belajar yang teratur dan kontinu (B) menambahkanhany baru 4 kali layanan Bimbingan telah diberikan berkaitan dengan tentang kepribadian dengan cerita, permasalah pergaulan teman sebaya, narkoba, setelah diberikan layanan siswa responnya masih perlu ditingkatkan (A). dan menegaskan (B) Memang masa perkembangan pada usia SMK sekarang ini lebih banyak pergaualan ketimbangan masalah masa depan.

Pelaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling khusus dibidang karir dalam meningkatkan perencanaan karir siswa kedepan, (A) Melalui layanan Bimbingan dan Konseling karir dengan melalui layanan konseling individual sedangkan (B) dengan konseling kelompok dengan melalui tehnik diskusi dilakukan ditempat perpustakaan sekolah pada waktu jam pelajaran kosong.

(11)

kelompok ada 4 kali pertemua dengan kelompok membahasa masalah narkoba, membolos, spp, tentang kareir (studi lanjut merencanakan karir masa depan, dunia kerja) dan rat-rata 1 kelompok 6 sampai 7 orang siswa. Ditambahkan berkaitan dengan layanan konseling individual dalam layanan Bimbingan dan Konseling karir adalah tentang studi lanjut dan dunia kerja(A),dan (B) untuk bimbingan kelompok masalah studi lanjut lebih dominan kemana melanjutkan dan berapa lama studinya serta dimana lokasinya.

Baik (A) maupun (B) mengungkapkan bahwa hampir semua siswa berpikiran ingin bekerja sangat kurang untuk berpikir studi lanjut kalau studi lanjut ke Poltek (Unlam, Hasnor, Uniska) dan bahkan tidak ada untuk keluar Kalimantan

Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan karir adalah melalui broser yang diterima SMK Syuhada dari salah satu perguruan tinggi dari Malang. (A). Dari keperawatan, tahun kemaren dari FKM uniska 2015/2016 untuk sekarang tahun 2016/2017 belum ada satupun dari lembaga perguruan tinggi yang melakukan promosinya ke SMK Syuhada. Dari beberapa layanan yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan perencanaan karir siswa mengambang sesuai pengetahuan yang dialami siswa (B)

Pelaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling bidang karir untuk meningkatkan perencanaan karir siswa kedepan dengan mengunakan suatu pendekatan khusus, Dalam perencanaan karir siswa dilakukan oleh siswa atas dasar kesukarelaan siswa dan layanan diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling (A) atas inisiatif guru Bimbingan dan Konseling dan yang sering kali siswa yang datang keruangan Bimbingan dan Konseling untuk meminta informasi tentang karir (B) namun untuk masalah karir sudah lebih dominan masuk kelas memberikan informasi karir. Sedang ada beberapa kasus lain (A) lebih banyak merokok, Zinet dan tentang karir ada siswa cendrung berhenti karena sekolah sambil bekerja.(B) Guru Bimbingan dan Konseling menindak lanjuti dengan melakukan home visit dan bekerja sama orang tua siswa serta wali kelas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Hasil setelah dilakukan home visit, siswa kemudian melanjutkan studinya dan sekarang aktif kembali dengan kebijakaan kepala sekolah bebas SPP. (A) (B)

Pelaksanaan layanan BK bidang karir untuk meningkatkan perencanaan karir siswa kedepan mempunyai jadwal khusus(A). Jadwal khusus tentang perencaaan karir kadang kadang saja layanan diberikan sesuai keingan siswa namun kareir kadang kala diselipkan karena ada diantara siswa menanyakan tentang karirnya (B). Dan lama kelama diskusinya ujung ujungnya masalah masa depan tentang karir. Rata rata siswa belum memiliki rencana kareirnya namun setelah diberikan layanan karir siswa merasa ada keperyaan dirinya tentang karir (A) (B).

(A)(B) Melaksanakan layanan BK bidang karir untuk meningkatkan perencanaan karir siswa kedepan di perpustakaan untuk bimbingan kelompok, untuk individual di ruang BK kalau kelasikal sesuai jadwal yang diberikan kebijakan oleh kepala sekolah dan wakasek

b. Tujuan pelaksanaan layanan BK bidang karir

(12)

termotivasi melanjutkan studinya sesuai dengan minat dan bakatnya serta latar belakang pendidikan sekarang ini. (A) Adapun masalah dunia kerja ini memang disukai siswa rata-rata karena ekonomi siswa lemah sehingga pemikirannya cendrung kepada pekerjaan setelah selesai sekolah. (B) Bagi mampu yang mampu ekonomi nya di beikan layanan untuk melanjutkan studi lanjut ke PT

Bentuk tujuan khusus yang diprogramkan dalam pelaksanaan layanan BK bidang karir (A) (B)Layanan infromasi dalam leplet, brusur baik local maupun dari malang politeknik ITN malang (Hasnor politeknik ). (B) Diarahkan yang kampus ada kuliah malam hari sehingga siswa dapat studi lanjut sambil berja siang hari

c. Komponen layanan BK bidang karir

Menurut (A) Kompetensi yang harus dimiliki guru bimbingan dan konseling sebagai penyelenggara layanan : Guru BK berpendidikan S-1 BK. (B) Aktif mengikuti kegiatan di Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) kota Banjarmasin khusus SMK. Mengikuti pelatihan K 13 oleh LPMP malang di Banjarbaru (Bapelkes banjarbaru desember 2015 sekalimantan selatan)

(A) Melaksanakan sistem penilian program BK, Instrumen BK, mengobeservasiBK karir meminta rencana pemberian layanan (RPL) sebagai monitoring dari pihak yang berkepentingan, (B) PSB tentang peminatan tentang karir untuk siswa baru guru bk tidak banyak terlibat dengan PSB. (A) (B) Dari wawancara siswa berminat kejuruan listrik tapi dimasukkan ke jurusan tehnik permesianan dengan alasan kelas yang diminati koseong sehingga diarahkan ke yang kurang kelasnya.

(A) Kriteria yang dipertimbangkan dalam menentukan peserta layanan. Waktu menjelang UN, Sosialisasi PT kesekolah, Permintaan siswa, Sesuai jadwal masuk kelas. (A) Topik yang sering dibahas dalam pelaksanaan layanan BK bidang karir.Studi lanjut, dan dunia kerja. (B) Guru bimbingan dan konseling pernah membahas topik yang berkaitan dengan perencanaan karir mengenai dunia kerja dan studi lanjut

d. Perencanaan kegiatan BK bidang karir

Proses perencanaan layanan BK bidang karir yang sering dilakukan adalah konseling individual dan sekali kali kelompok dan masuk kelas (A). (B) Dengan menggunakan need assesment sebelum memberikan layanan BK bidang karir. Pada awanyal ada need asesssmen pertama kali bekerja selanjutnya kondisional sesuai kebutuhan atau permintaan siswa. (B) Instrument yang sering digunakan untuk need assesment,Test IQ aplikasi dari dari guru tehnik listrik (rekanan kerja), Problem cek list ( lebih dominan masalah studi lanjut / ekonomi)

e. Tahap-tahap pelaksanaan BK bidang karir

Dalam layanan BK bidang karir terdapat tahapan-tahapan tertentu. Masuk kelas absen, berbicara dan sapa, menanyakan masalah kelanjut setelah lulus (A). Dijawab siswa. (B) Penjelasan/ informasi yang dibutuh. Menyiapkan beberapa topik diarahkan ke pekerjaan(B) Usaha yang dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk menumbuhkan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan layanan BK bidang karir. Dengan spirit dan dorongan, (A) Memberikan gambaran masa depan, Kendala ekonomi dan siswa senang bercanda

(13)

sekolah lebih tinggi. (B) Guru bk memotivasi siswa yang ekomominya lemah untuk bekerja dan diberikan saran setelah ekonomi kuat atau ada peluang sambil kerja sambil kuliah dan dinformasi beasiswa untuk studi lanjut

f. Evaluasi dan tindak lanjut

Prosedur evaluasi yang dilakukan, pemantau dan ditanyakan lewat BBM lewat HP, Waktu bertemu / pertemuan, Siswa menghubungi guru BK memberikan informasi pekerjaan (A). Pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan, Kadang ada catatan,Untuk sekarang hanya lewat BBM (B)

Tingkat ketercapaian tujuan dalam setiap pertemuan layanan informasi karir Sekitar 40 % direspon siswa berkaitan lebih banyak masalah dunia kerja (A) sebelumnya tidak terpantau karena tidak ada jam sekarang ada namun kalau diminta (B)

Pertemuan layanan informasi karir dilaksanakan untuk membahas topik secara tuntas ada4 kali (B). Konsleing invidual 30 rata sartu semester (B)

g. Faktor penunjang dan faktor penghambat

Kendala yang muncul ketika pelaksanaan layanan informasi karir : segi waktu, biaya, siswa-siswi sebagai peserta layanan (B)stackholder sekolah, siswa kurang perhatian, waktu terbatas, dana tidak ada. (B) Faktor penunjang eefektivitas layanan informasi karir di sekolah : Ruang, Terjadwal, Mudah kerjasama, BKK ( badan ketenaga kerja) Sebelum non aktif sekarang mau diaktifkan. (A) Pendidikan guru BK S-1 Jurusan Bimbingan dan Konseling.Memiliki Instrumen : Tes IQ, problem cek list

4.2. Data Kuantitatif

Dari 117 Jumlah siswa kelas X SMK Syuhada Banjarmasin ditemukan 34 orang yang katagori cukup ( C ) .

Gafik .4.2.1 Perencanaan Ramah Karir Siswa Kelas X Dengan Kategori cukup

130 135 140 145 150 155 160 165 170 175

nilai

(14)

Gafik .4.2.2Perbandingan antara pre-test dengan pos-test serta progres perencanaan Ramah Karir Siswa Kelas X

0 50 100 150 200 250

PRE-TEST POST-TEST SKOR

5. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan Perencanaan Ramah Karir Siswa Melalui Pendekatan Strategi Pada SMK Syuhada Banjarmasin dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan ramah karirsiswa tanpa pendekatan strategi sebelumnya masihada siswa bingung menentukan minatnya dalam studi lanjut dan dunia kerja serta ada 34 orang katagori cukup

2. Sesudah diberikan layanan bimbingan informasi dengan pendekatan strategi perencanaan ramah karirsiswa meningkat dengan merspon positif dengan kesadaran diri sendiri tanpa paksaandalam menentukan studi lanjut dan dunia kerja dengan menja di katagori tinggi

3. Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan karir tentang perencanaan ramah karirdengan pendekatan strategi sebelumnya siswa bingung menentukan minatnya dalam studi lanjut dan dunia kerja dengan kategori cukup, setelah diberikan perencanaan karir dengan pendekatan strategi siswa merspon positif dengan kesadaran diri sendiri tanpa paksaan dengan kategori tinggi dan progresnya 12 %

Berdasarkan dari kesimpulan dari hasil penelitian disarankan :

1. Guru SMK dalam melakasanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMK harus menggunakan pendekatan strategi dimulai, kegiatan need asessmen, analisis SWOT factor internal dan ekternal kemudian menetapkan strategi inplementasi dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling Karir

2. Siswa SMK dalam perencanaan ramah karir dimasa depan yang efektif, efisien, kriatif dan produktif serta outcomes melalui layanan bimbingan dan konseling karir dengan pendekatan berbasis startegi

3. Siswa SMK dalam merencanakan studi lanjut, dunia kerja dengan kesadaran diri, inisitif sendiri, kriatif sendiri, tanpa ada unsur keterpaksaan berdasarkan suatu pendekatan strategi

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta

Eggen, Paul. Don Kauchak. 2012. Strategi dan Modul pembelajaran. Jakarta : PT Indeks Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung : Rosda

Dess..Gregory G & Miller Alex. 1993. Stategic Management. United state copyright Act of 1976 by McGraw-Hill,inc

Husamah. Yanur Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Hurlock, Elezabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga Kurniawan, Fitri Lukiastuti. Muliawan Hamdani. 2008. Manajemen Strategik Dalam

Organisasi. Jakarta : Medpress

Maolani,Rukaesih A. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Nurihsan, Achmad Juntika. 2012. Startegi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Refika Aditama

Yusuf, Syamsul. Nani M. Sugandhi. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Sodang, P. Siagian. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman AS, Uman. 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung : Program Studi Bimbingan dan konseling. Sekolah Pasca sarjana UPI.

Suryabrata. Sumadi. 2001. Psikologi pendidikan. Yogyakarta : Raja Grafindo Persada Winkel, WS dan MM. Siti Astuti. 2007. Bimbigan dan Konseling di Institut Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi

Referensi

Dokumen terkait

uji coba teknologi budidaya tanaman padi melibatkan seluruh anggota kelompok tani (100 % anggota kelompok tani). Budidaya tanaman padi yang mendapat prioritas

Adapun untuk perencanaan persediaan material box panel tersebut memerlukan peramalan yang optimal dengan memafaatkan metode Simple Moving Average (SMA) dan Single

Mandiri: mahasiswa mencari sumber atau referensi lain yang terkait materi.. Tujuan

Dilihat dari hasil akurasi tersebut, pengklasifikasian parameter eye blink untuk indikator gerak maju, kanan, mundur dan kiri dapat dilakukan dengan menggunakan fitur jumlah eye

Integrasi metode pencarian tabu ini dengan model TSK diharapkan dapat mengefektifkan proses eksplorasi jadwal tebangan untuk mendapatkan jadwal tebangan yang lebih

Biaya perjalanan bersifat at cost, artinya biaya yang akan diganti sebesar yang tercantum dalam bukti perjalanan pulang pergi, berupa tiket pesawat udara kelas

Teori lain menyebutkan bahwa, metal dan alloy stainless steel dapat menjadi lebih keras dan kuat bila diberi perlakuan yang berbeda yang dapat membuat kawat

Transfer pricing merupakan suatu aktifitas manipulasi harga atas transaksi produk yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang memiliki kerjasama