• Tidak ada hasil yang ditemukan

Style Dalam Program Pertandingan Sepak B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Style Dalam Program Pertandingan Sepak B"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Style Dalam Program Pertandingan Sepak Bola di Televisi Indonesia

Oleh Leistar Adiguna

Abstrak

Program pertandingan sepak bola di televisi Indonesia memiliki unsur-unsur audio video, seperti unsur naratif dan unsur stilistik. Unsur stilistik yang selalu ditemui dalam modus penyampaian narasi program ini mewujud menjadi semacam style khas program pertandingan sepak bola di televisi Indonesia. Style khas tersebut antara lain, suara non-diegetic komentator, slow motion, dan penggunaan superimpose.

Keywords: Sepak bola, narasi, stilistik, style

1. PENDAHULUAN

Menonton pertandingan sepak bola di Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah di temui di masyarakatnya. Tradisi nonton bareng ataupun kerusuhan antar suporter menjadi hal yang lebih lazim pula. Bahkan kalau PSSI bermasalah, seluruh media cetak akan gencar memeberitakannya, seolah-olah berita tentang PSSI yang bermasalah sama bernilainya dengan kenaikan harga BBM. Sebagai ilustrasi, pada gelaran Piala Asia Football Federation (AFF) Desember tahun 2010 lalu, rata-rata 12 juta orang lebih menonton pertandingan tersebut di televisi. Puncaknya, pada saat pertandingan semifinal antara Indonesia vs Malaysia, ratingnya mencapai 26,1% (Nielsen Newsletter Ed.12:2010 ) ! Bandingkan dengan rating untuk sinetron yang pernah booming pada Januari 2011, Putri yang Ditukar dengan artis utama Nikita Willy. Ratingnya, 11%, adalah yang tertinggi pada periode itu menurut data dari Nielsen Newsletter Edisi 13, 31 Januari 2011. Jelas sekali bahkan Nikita Willy yang tertukar pun tidak dapat menyaingi Bambang Pamungkas, kapten timnas Indonesia.

(2)

ID/news/1571/fokus/2012/05/18/3110457/fokus-final-liga-champions-even-paling-banyak-ditonton

Jumlah manusia seperti ini barang tentu mengundang nilai bisnis dan ekonomi dalam jumlah besar. Hal ini dimanfaatkan benar oleh klub sepak bola untuk mendongkrak pendapat mereka. Menurut laporan dailymail.co.uk, Liga Premier Inggris telah menjual hak siar televisi dengan harga 3,018 milyar poundsterling untuk 3 tahun kepada Sky, perusahaan media transnasional. Kejadian ini menunjukkan tontonan sepak bola sudah menjadi industri raksasa bernilai milyaran poundsterling. Didukung dengan jumlah penonton hingga ratusan juta orang, bahkan mendekati angka semilyar (dalam kasus piala dunia 2010), pemasukan iklan yang besar bagi stasiun televisi adalah hal yang pasti. Sepak bola, lebih khusus lagi, tontonan sepak bola di televisi menjadi industri hiburan yang bahkan bisa mengalahkan program tradisional yang lebih dulu laris, soap opera (lihat perbandingan rating Putri yang Ditukar dengan semifinal Piala AFF 2010).

).

Ouriel Daskal dalam tulisannya “Why is Football so Popular?” sepak bola menjadi lebih populer daripada olahraga lainnya, basket misalnya. Semua orang bisa memainkannya, itulah alasan utamanya, menurut Daskal. Hanya butuh teman dan sebuah bola untuk memainkannya. Aturannya pun relatif lebih sedikit dibandingkan rugby atau basket. Daskal kemudian mengaitkan kepopuleran sepak bola dengan pendapat Desmond Morris, zoolog dari Inggris, dan Norbert Elias, sosiolog dari Jerman, mengenai civilizing process, yaitu proses manusia berubah dari makhluk hewan menjadi makhluk yang lebih beradab. Salah satu caranya adalah pengalihan agresivitas alami manusia dan perilaku kekerasan alaminya ke tempat seperti olahraga. Daskal pun menyimpulkan sepak bola adalah salah satunya.

(3)

Menurut Gerrad Millerson dan Jim Owens dalam buku mereka, Television Production, meskipun teknologi penyiaran televisi telah berubah dengan cepatnya, konsep kunci dalam program televisi tetaplah bercerita (story-telling). Pertandingan sepak bola di televisi, biar bagaimanapun rumitnya teknik yang digunakan (dalam satu pertandingan, kamera yang digunakan bisa mencapai belasan kamera), tetaplah upaya bercerita. Yang diceritakan adalah jalannya pertandingan. Yang bercerita adalah para kerabat kerja yang terlibat dalam proses produksi videonya. Tentang bagaimana pencerita menceritakannya adalah masalah kamera ini mengambil gambar yang mana dan sebaiknya kapan gambar ini muncul.

Masalahnya, story-telling dalam program audio video menjadi tidak berhasil apabila capaian teknis berkenaan dengan gambar dan suara tidak bagus atau tidak sinkron dengan hal yang ingin disampaikan. David Bordwell dan Kristin Thompson dalam Film Art : An Introduction berpandangan bahwa dari bentuk film sebagai sebuah sistem kesatuan bisa diidentifikasi dua subsistem dalam keseluruhan sistem pembentuk film, yaitu naratif dan stilistik. Persamaan antara video sepak bola dan film adalah kenyataan bahwa dua benda ini menggunakan media yang sama, yakni media audio video. Yang berbeda mungkin peralatan teknis yang menyesuaikan dengan medium masing-masing, seperti film memakai seluloid dan video memakai pita kaset. Dengan persamaan tersebut, maka seyogyianya ada subsistem elemen naratif dan subsistem elemen stilistik.

Dalam video sepak bola, ada banyak cerita yang terjadi. Cerita-cerita ini yang tetap membuat tontonan sepak bola melekat dan memiliki basis penonton yang luar biasa banyaknya, di samping kepopuleran sepak bola itu sendiri. Dengan kata lain, ada story yang menunggu untuk diceritakan. Ada naratif yang menunggu untuk distilistikan. Pemikiran inilah yang menimbulkan pertanyaan style macam apa yang digunakan sebagai modus untuk menyampaikan naratif dalam program sepak bola ? Tulisan ini akan berupaya membedah unsur stilistik yang menjadi trademark program sepak bola untuk menyampaikan naratifnya kepada penonton.

2. SEKILAS SEPAK BOLA

(4)

yang paling inti bukanlah jumlah pemainnya. Aturan intinya yaitu untuk menang, sebuah tim harus memasukkan bola sesering mungkin ke gawang lawan. Bola yang masuk ke gawang lawan disebut gol. Sebuah tim menjadi pemenang bila tim ini bisa membuat gol lebih banyak dari lawannya.

Dalam pertandingan resmi, waktu yang tersedia adalah 90 menit. Jika misalnya, jumlah gol yang tercipta di antara kedua tim sama banyaknya, maka akan diadakan perpanjangan waktu sebanyak 30 menit. Dan jika jumlah gol masih tetap sama, maka akan diadakan tendangan adu penalty untuk menentukan pemenangnya. Waktu 90 menit dibagi menjadi dua babak, babak pertama dan babak kedua. Dua babak masing-masing berjumlah 45 menit. Babak perpanjangan waktu 30 menit juga diadakan dua babak. Hanya pada adu penalti-lah semuanya terjadi dalam satu babak akhir.

Dalam waktu normal 90 menit dan perpanjangan waktu 30 menit, permainan bisa terhenti jika ada kejadian-kejadian penting, seperti keluarnya bola dari garis batas lapangan, terjadi pelanggaran serta terjadi gol. Keluarnya bola dari batas lapangan terjadi jika bola bergerak, baik sedikit ataupun banyak, melewati garis yang membatasi lapangan permainan dengan tempat pelatih dan staf tehnik suatu tim serta tempat penonton. Untuk memulai permainan, bola akan dilempar dengan dua tangan dari posisi bola keluar oleh pemain tim yang tidak menyebabkan bola keluar. Sementara pemain tim yang menyebabkan bola keluar lapangan akan menunggu saat bola dilempar ke dalam lapangan.

Dalam sepak bola sedikitnya ada dua jenis pelanggaran berdasarkan macam aturannya, yaitu jenis pelanggaran aturan fisik dan jenis pelanggaran aturan sepak bola. Namun semua jenis pelanggaran tersebut akan membuat permainan terhenti. Untuk memulainya kembali, seorang pemain dari tim yang menerima pelanggaran akan memperoleh kesempatan tendangan bebas. Bola akan diletakkan di posisi kejadian pelanggaran. Pemain dari tim yang dilanggar akan menendang bola itu ke mana pun ia mau sehingga permainan bisa kembali berjalan.

(5)

offside. Semua pelanggaran tersebut terjadi dalam pertandingan resmi yang dipimpin oleh wasit dan wasit garis.

Wasit bertugas memulai dan mengakhiri pertandingan. Wasit juga yang menentukan apakah terjadi pelanggaran atau tidak. Sedangkan wasit garis bertugas mengawasi pertandingan dari luar garis pembatas lapangan. Wasit garis menentukan apakah bola keluar dari garis atau tidak dan siapa yang berhak melemparnya ke dalam. Namun yang paling utama, wasit garis yang menetukan apakah offside terjadi atau tidak.

Pemain dari tim yang melanggar biasanya akan diberi kartu. Ada dua macam kartu, yaitu kartu kuning dan kartu merah. Kartu kuning berarti tanda atau peringatan kepada pemain untuk tidak lagi melakukan pelanggaran lainnya. Sebab, jika ia menerima satu kartu kuning lagi, ia akan menerima kartu merah. Kartu merah berarti tanda si pemain yang melakukan pelanggaran harus keluar dari permainan. Tendangan bebas akan dilakukan berdasarkan pelanggaran tersebut. Kalau semisal posisi pelanggaran dekat dengan kotak penalti tim yang melanggar, para pemain dari tim yang melanggar akan berdiri berjajar membentuk tembok manusia untuk menahan tendangan menuju arah gawang. Jika posisi pelanggaran terjadi di kotak penalti, maka akan diadakan tendangan penalti oleh tim yang dilanggar. Tendangan penalti dilakukan di titik putih sekitar 12 langkah dari depan gawan. Hanya ada satu penendang dan satu kiper yang berduel untuk menentukan apakah akan terjadi gol atau tidak.

Pengetahuan mengenai aturan main sepak bola di pertandingan resmi sangat penting untuk kepentingan cerita dalam tontonan sepak bola. Rangkaian kejadian yang terjadi dalam waktu pertandingan sepak bola merupakan cerita yang disusun oleh kerabat kerja program pertandingan sepak bola melalui gambar-gambar dari kamera. Aturan main adalah salah satu penyebab terjadinya kejadian-kejadian yang membangun cerita.

3. STILISASI NARASI : MODUS PENYAMPAIAN

(6)

mengapa tokoh A dikejar tokoh B. Untuk mengetahui lanjutan ceritanya, penonton pun rela menghabiskan waktunya untuk terus menonton adegan tersebut. Ilustrasi singkat ini menunjukkan unsur naratif dalam film. Sedangkan unsur stilistik terdapat pada, misalnya, akting dua pemeran tokoh A dan tokoh B. Apakah ekspresi wajah mereka sesuai dengan situasi yang mereka hadapi atau tidak. Unsur stilistik juga terdapat pada pergerakan kamera yang muncul, bentuk jalanannya, rangkaian gambar apa saja yang muncul, dan juga pada bedak apa yang dipakai oleh kedua aktor tersebut.

Lebih lanjut lagi, Bordwell-Thompson menjelaskan bahwa unsur naratif terdiri dari plot, karakter atau tokoh, setting dan juga narasi. Plot adalah rangkaian kejadian atau aksi. Karakter adalah aktan, orang yang melakukan aksi atau mengalami kejadian tersebut. Setting adalah waktu dan tempat kejadian atau aksi berlangsung. Adapun narasi adalah bagaimana rangkaian kejadian sampai kepada penonton. Unsur stilistik dalam film, menurut Bordwell-Thompson, mencakup mise-en-scene, sinematografi, editing, dan suara. Mise-en-scene adalah segala sesuatu yang terlihat di layar, terdiri dari pencahayaan, set tempat berserta benda-benda di dalamnya atau properti, tata rias dan busana, serta akting pemain, mencakup ekspresi dan gestur. Sinematografi adalah perlakuan pembuat film terhadap kamera dan filmnya, mencakup angle, pergerakan kamera, penggunaan lensa juga penggunaan jenis stok film. Editing mengacu pada pengertian rangkaian gambar yang saling berhubungan. Suara adalah semua hal yang terdengar dari film, mencakup dialog, musik serta efek-efek suara dari benda dalam film. Dua unsur ini, baik naratif atau ceritanya dan stilistik atau elemen teknisnya, sama-sama saling melengkapi. Elemen teknis seperti komposisi gambar tidak akan berarti apa-apa jika cerita yang disampaikan tidak membutuhkan komposisi semacam itu. Di sini narasi, sebagai proses sampainya cerita kepada penontonnya, memberikan ketegasan mana elemen teknis yang dibutuhkan untuk sebuah cerita dan mana yang tidak. Dengan kata lain, setiap elemen teknis yang tampil atau dirasakan di layar, semacam pergantian gambar secara cepat atau penggunaan rack focus, harus berfungsi dalam penyampaian cerita dalam suatu karya audio visual.

(7)

lainnya. Mau sepanjang apa pun arus tersebut (jika arus itu adalah hitungan jam, 24 jam non-stop), narasi tetap ada di sana.

Biasanya, istilah narasi – secara longgar diartikan cerita – kerap dilekatkan pada program fiksi. Tapi sejatinya semua program televisi mengandung narasi karena “setiap program mengandung sejumlah tingkatan intensi dan struktur di baliknya” (Burton, 2011:133). Perkara apa narasi tersebut dapat disadari oleh pemirsa atau tidak sangat tergantung pada penempatan pemirsa dalam hal penyampaian narasi tersebut. Dalam program sinetron, misalnya, penonton akan dapat dengan mudah mengenali struktur dan bentuk narasi karena modus atau cara penyampaiannya memakai konvensi-konvensi film fiksi. Di sana ada alur cerita, akting para pemeran, pengaturan dekupase yang rapi, dan akhir cerita yang terbuka dan dalam beberapa episode dibiarkan menggantung. Konvensi tersebut dapat langsung dikenali oleh penonton sebagai bentuk fiksi.

Narasi menjadi samar-samar keberadaannya dalam format program lain seperti, berita, feature, talk show, bahkan variety show. Tersamarkannya narasi ini karena modus penyampaiannya hanya sedikit memakai konvensi yang ada dalam bentuk fiksi. Namun, semua program berbasis fakta, seperti berita memiliki pesan dan struktur untuk menyampaikan pesan itu. Paling tidak program-program faktual seperti berita atau dokumenter juga program-program artistik studio seperti variety show, terbagi dalam segmen-segmen naratif. Dan perlahan-lahan cerita pun sampai kepada pemirsanya dengan modus penyampaian khas masing-masing program.

4. NARASI DALAM TONTONAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA

(8)

Dengan adanya berbagai kamera dalam sebuah liputan sepakbola ini, maka biasanya berlaku prinsip-prinsip dalam sebuah tayangan yang memiliki narasi. Gambar-gambar di kamera itu dibagi dalam main-shot atau master-shot atau gambar utama yang menjadi batang tubuh cerita tersebut. Kemudian beberapa kamera lain yang memuat gambar-gambar dari jarak lebih dekat dan memberi gambaran lebih detil, akan menjadi cover-shot yang menutupi lubang-lubang dalam main-shot ketika peristiwa yang terjadi di lapangan terlalu menegangkan untuk dilihat dari jarak jauh. Prinsip ini adalah prinsip storytelling atau prinsip penceritaan yang biasanya digunakan oleh para sutradara dalam menyusun cerita mereka di layar. Dengan demikian, sesungguhnya telah terbentuk narasi dalam format paling sederhana di layar ketika sebuah pertandingan sepakbola sedang berlangsung

Akibat terbentuknya struktur narasi tersebut, munculah plot dan karakter dalam sebuah tontonan sepak bola. Menurut Eric Sasono, plot dalam video pertandingan sepak bola berjalan secara alami sehingga tidak mungkin plot tersebut disamakan dengan plot pada film-film utama. Operan-operan bola, aksi pemain membawa atau menguasai bola ataupun usaha perebutan bola dapat dianggap sebagai pembukaan adegan, demikian tulis Eric. Lalu ketika permainan terhenti, yaitu saat bola keluar atau terjadi pelanggaran, maka satu adegan pun berakhir. Termasuk jika terjadinya gol.

Penjelasan Eric tentang sebuah adegan dalam tontonan sepak bola bisa diandaikan sebagai sebuah scene. Semua scene tersebut lalu berkumpul membentuk sekuen atau babak. Di waktu pertandingan resmi 90 menit ada dua babak yang terdiri dari 45 menit. Itulah sekuen. Berarti dalam satu pertandingan normal tanpa babak perpanjangan waktu, terdiri dari dua sekuen. Dan jika ada babak perpanjangan waktu sekuen pun bertambah lagi menjadi empat sekuen. Jika ada tambahan adu penalti, maka sekuen pun bertambah menjadi lima sekuen.

(9)

memerankan diri mereka sendiri. Namun tetap saja penonton televisi dapat melihat dengan jelas ekspresi atau luapan emosi para pemain di lapangan.

Meskipun formatnya sangat sederhana, jelas sekali narasi tampak dalam sebuah pertandingan di layar kaca. Kemudian narasi tersebut disampaikan oleh penonton televisi dengan kesatuan sistem bentuk audio video yang kompleks dengan mode-mode penyampaian khas televisi. Mode-mode penyampaian tersebut yang berkepentingan menyampaikan narasi dalam pertandingan melalui stilisasi elemen-elemen audio video.

5. STYLE PROGRAM SEPAK BOLA DI TELEVISI

Stilisasi atau penyampaian narasi dalam program pertandingan sepak bola selalu melibatkan modus-modus yang khas. Bisa dibilang elemen stilistik ini berkembang menjadi style setelah program pertandingan sepak bola menjadi mapan dan memiliki basis penonton yang begitu besar. Style, menurut Bordwell-Thompson, bisa terjadi karena adanya pengulangan-pengulangan modus stilistik yang begitu sering dalam film. Istilah film noir, memiliki style seperti penggunaan kontras yang tinggi di setiap filmnya dan permainan bentuk bayangan. Film-film French new wave memiliki style khas seperti penggunaan long take dan juga set luar studio. Film-film Jackie Chan juga punya style khas seperti penggunaan properti di sekitarnya sebagai bagian dari koreo laga aksi.

Style inilah yang kemudian terlihat dalam tayangan pertandingan sepak bola di televisi. Program sepak bola di pertelevisian di Indonesia kebanyakan berasal dari pembelian hak tayang liga-liga Eropa. Liga Eropa yang ditayangkan di televisi swasta nasional Indonesia hingga tahun 2013 ini berjumlah enam, yaitu Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Champion, dan Piala EUFA. Selain liga-liga dari Eropa, liga Indonesia juga ditayangkan oleh televisi swasta nasional. Berikut stasiun televisi yang menayangkan tayangan pertandingan sepak bola.

(10)

9 TV ONE Pertandingan Liga Super Indonesia 10 ANTV Pertandingan Liga Super Indonesia

Tabel 5.1 Daftar Stasiun Televisi Swasta Nasional dan Pertandingan Sepak Bola yang Disiarkannya Pada Tahun 2013

Dari daftar di atas terlihat 9 stasiun televisi swasta nasional yang menyiarkan program pertandingan sepak bola dari 7 kompetisi, baik lokal maupun internasional. Program pertandingan dari 7 kompetisi tersebut ternyata menggunakan beberapa modus stilistik yang sama. Kesamaan itu, meski berbeda dalam tampilannya secara visual, tampak dan bisa dikenali dengan mudah oleh para penonton. Beberapa di antaranya :

1. Suara Non-Diegetic Komentator

Adanya komentator dalam sepak bola adalah salah satu style sinematik yang digunakan untuk menyampaikan narasi tersebut. Sebenarnya, dalam pertandingan sepak bola di stadion tidak ada komentator yang resmi ada. Hanya kadang saja, pada pertandingan-pertandingan besar, baru ada komentator. Namun di televisi, komentator menjadi seperti hal yang harus ada dalam setiap pertandingan, baik pertandingan besar maupun pertandingan kecil.

Asal suara dalam sebuah tayangan audio video merupakan salah satu aspek stilistik yang dapat didesain sekehendak pembuatnya. Secara garis besar, asal suara berdasarkan keterkaitannya dengan cerita dalam adegan yang tengah berlangsung dapat dibedakan menjadi suara diegetic dan non-diegetic.Suara diegetic berarti suara yang berasal dari dunia cerita dalam adegan yang tengah berlangsung. Sedangkan suara non-diegetic berarti suara yang tidak ada kaitannya dalam cerita adegan yang tengah berlangsung.

Dalam film, biasanya para penonton akan menemui satu keadaan di mana ada suara yang memberitakan narasi cerita yang tengah berlangsung. Padahal penonton tidak tahu suara siapa itu, sebab suara tersebut bukan berasal dari karakter dalam cerita. Suara narasi itu adalah salah satu contoh suara non-diegetic.

(11)

didengar oleh penonton di televisi saja. Fungsi utama suara narator adalah memberitahukan situasi terkini pertandingan yang berlangsung. Kadang juga narator memberitahukan secara singkat profil pemain yang tengah membawa bola atau tengah menendang bola. Di luar fungsi pemberian informasi tersebut, suara komentator turut menghasilkan atmosfer atau keadaan yang lebih emosional bagi penonton. Kehadiran komentator, meski itu dalam bahasa asing misalnya, akan lebih menambah aspek emosionalnya daripada tidak ada sama sekali. Fungsi yang sama ada pada musik ilustrasi dalam film.

2. Slow Motion

Kualitas kamera sangat diperlukan untuk mendukung teknik utama yang paling penting dalam program sepak bola, yaitu tayangan ulang dengan kecepatan rendah (slow motion). Kecepatan rendah digunakan untuk menunjukkan pentingnya mengamati detail

adegan yang diulang. Adegan yang setidaknya harus diulang adalah adegan gol dan adegan pelanggaran-pelanggaran. Pengulangan shot terkait adegan-adegan tersebut menunjukkan betapa pentingnya adegan tersebut. Penonton juga tidak merasakan masalah dengan pengulangan tersebut. Sebab, si penonton sadar bahwa adegan tersebut adalah informasi penting. Selain itu, dengan kecepatan normal yang sama dengan kecepatan waktu yang terjadi, kadang sebuah gol menjadi kurang terasa geregetnya. Padahal, gol adalah hal yang paling ditunggu oleh para penonton. Sebabnya sederhana. Karena dengan gol, sebuah tim bisa menang. Tidak mungkin penonton tidak menunggu kemenangan.

Maka dengan gerakan pelan dalam tayangan ulang, penonton bisa mendapatkan kembali kemenangan yang ditunggunya dengan puas. Bahkan kadang dalam tayangan ulang tidak disajikan dari satu angle saja melainkan dari banyak angle. Terjadilah overlapping editing yang banyak dipakai film-film laga Hong Kong, terutama film yang dibintangi Jackie Chan. Menurut Himawan Pratista dalam bukunya Memahami Film, overlapping editing dipakai untuk menggambarkan secara rinci adegan-adegan berbahaya. Dalam kasus video sepak bola, yang digambarkan secara rinci bukanlah adegan berbahaya, melainkan proses terjadinya gol dengan rinci.

(12)

adegan-adegan penting yang menandai permainan dihentikan oleh wasit. Adegan tackling yang dilakukan oleh seorang pemain kadang terlihat begitu cepat di waktu normal. Penonton hanya mendapati shot seorang pemain kesakitan. Untuk memperlihatkan detail kejadian tersebut, maka diputar ulanglah shot-shot terjadinya kejadian saat terjadinya tackle. Demikian pula saat handsball. Dalam waktu normal, penonton kebanyakan tidak begitu memperhatikan apakah si pemain menggunakan tangan sewaktu menerima bola atau memblok bola. Padahal, handsball termasuk pelanggaran yang cukup berat, jika disengaja. Maka, pengulangan diperlukan untuk memberikan informasi yang detail mengenai keabsahan handsball tersebut. Lebih detail lagi, frame yang dijadikan bukti nyata apakah seorang pemain handsball atau tidak (frame yang menunjukkan apakah bola terkena tangan atau tidak), akan dihentikan untuk sesaat, sehingga menjadi freeze frame. Teknik ini menjadi sangat efektif bila terjadi keraguan dalam benak penonton karena wasit ragu-ragu memberi keputusan, atau bila keputusan wasit tampak tidak tepat. Teknik tayang ulang slow motion dengan kombinasi freeze frame juga digunakan saat terjadi offside. Dalam perkembangan kasus offside sepanjang sejarah persepakbolaan, banyak kontroversi terjadi dengan keputusan wasit dan hakim garis soal offside. Dengan adanya kombinasi teknik tayang ulang slow motion dan freeze frame,

keputusan controversial wasit bisa dipertanggungjawabkan kembali. Penonton pun terpuaskan dengan teknik ini karena hal abu-abu kini menjadi terang dan jelas. Penonton merasa puas karena mereka mengetahui kebenaran lebih dari panitia pengawas kompetisi.

3. Superimpose

(13)

gambar. Penonton pun hanya akan melihat jika ia butuh dan tidak akan merasakan adanya masalah dengan hal tersebut. Akan tetapi fungsi yang paling utamanya adalah memberikan dampak ketegangan. Waktu adalah hal yang paling mendasar dalam sepak bola karena sepak bola dibatasi waktu. Dengan memberikan informasi tersebut kepada penonton, efek ketegangan bertambah. Strategi ini sering dipakai sutradara dan editor film horor dan thriller. Dengan membiarkan penonton mengetahui sang pembunuh sedang mendekati korbannya, sedangkan korbannya tidak tahu, akan muncul efek ketegangan yang dapat membawa penonton meraih klimaksnya pada akhir adegan.

Penggunaan modus stilistik yang sama, bisa diidentifikasikan sebagai style atau semacam gaya khas dalam program pertandingan sepak bola. Kekhasan inilah yang kemudian dijadikan oleh para produser sebagai formula gaya program pertandingan sepak bola. Formula program selanjutnya mewujud menjadi salah satu dari sekian banyak faktor yang menambah kelekatan program dalam benak pemirsanya. Ke depannya, para penonton kemungkinan besar masih akan disuguhi style yang sama. Sekilas, style yang sama ini akan berujung pada kebosanan. Tapi sebenarnya, style yang sama ini justru semakin mengukuhkan identitas program pertandingan sepak bola bagi penontonnya.

6. KESIMPULAN

Narasi dalam program pertandingan sepak bola di televisi bisa sampai kepada penonton melalui elemen-elemen stilistiknya. Elemen-elemen stilistik sangat berkaitan erat dengan hal-hal teknis seperti tata kamera, tata suara, grafis-grafis dan lain sebagainya. Elemen-elemen stilistik yang selalu dapat ditemukan dalam program-program pertandingan sepak bola di stasiun televisi yang berbeda menjadi semacam style yang khas dari program ini. Style yang khas dari sepak bola terlihat pada :

1. suara non-diegetic komentator, 2. penggunaan slow motion, dan

3. penggunaan superimpose dengan karakter grafis yang muncul di layar.

(14)

layaknya senyuman seseorang yang merupakan hal yang sederhana namun berefek besar, style juga punya kesederhanaan berefek besar tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bordwell, David, Kristhin Thompson. Film Art : An Introduction Seventh Editon. McGraw-Hill. New York, 2004.

Burton, Graeme. Membincangkan Televisi (Terj. Laily Rahmawati). Jalasutra. Yogyakarta. 2011. Daskal, Ouriel. Why is Football So Popular.

Eric Sasono. Narasi Sepak Bola 24 Agustus 2004.

Himawan Pratista. Memahami Film. Homerian Pustaka. Yogyakarta. 2008.

Millerson , Gerald, Jim Owens. Television Production Fourteenth Edition. Focal Press. Oxford. 2009.

Mona Okto. Fokus: Final Liga Champion, Event Paling Banyak Ditonton?.

Nielsen Media, Data Highlights Timnas Memenangkan 12 juta Penonton TV, Nielsen Newsletter Edisi 12, 30 Desember 2010, Nielsen Company.

Nielsen Media, Data Highlights Soap Opera is Back, Nielsen Newsletter Edisi 13, 31 Januari 2011, Nielsen Company.

Sale, Charles. Forget the financial crisis- BT Joins The Premier League Party and Football Lands An Incredible £3 Billion.

(15)
(16)

MAKALAH SEMINAR

Style Dalam Program Pertandingan Sepak Bola

Di Televisi Indonesia

Disusun oleh:

Leistar Adiguna

1010433032

PROGRAM STUDI S-1 TELEVISI

JURUSAN TELEVISI

FAKULTAS SENI MEDIA REKAM

ISI YOGYAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 2 yang dilakukan di SDN Tugurejo 01 juga bertujuan memberikan pengalaman nyata mengajar di lingkungan sekolah untuk berinteraksi

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur berpengaruh terhadap audit report lag karena lebih banyak perusahaan yang sangat memperhatikan profitabilitas dimana profitabilitas

proposed procedures to determine the optimal order quantities and total purchasing and inventory costs when products have either all-units or incremental quantity discount

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan

Berdasarkan hasil diskusi antara pemakai informasi dengan analis sistem dalam menyajikan ususlan desain secara garis besar dan evaluasi sistem, analis membuat :

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan

Seiring berjalanya waktu rasanya sudah tidak memadai lagi jika metode di ajarkan dengan metode pembelajaran tradisional yang cenderung berdasarkan kepada

17 SKK-MIGAS-01-025 Mempekerjakan Kembali Tenaga Kerja Indonesia di Atas Usia Pensiun 18 SKK-MIGAS-01-026 Melakukan Evaluasi Kinerja Pengelolaan SDM dari SKK Migas 19