• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filsafat Filsafat Ilmu dan Ruang Lingkup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Filsafat Filsafat Ilmu dan Ruang Lingkup"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

฀ugas Kelompok

฀ENGERTIAN FILSAFAT, FILSAFAT ILMU DAN RUANG LINGKU฀NYA

DISUSUN OLEH: KELOM฀OK I

AKHSRULLAH : 105031 0013 14 RISMAN JAYA : 105031 0003 14 ALFIAN NURSYAM : 105031 0012 14

฀ROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI ฀UBLIK ฀ASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

(2)

KATA ฀ENGANTAR

฀฀





฀



฀engan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Puji฀ syukur฀ kepada฀ Allah฀ SWT,฀ yang฀ telah฀ menciptakan฀ manusia฀

dan฀alam฀seisinya฀untuk฀makhluknya฀serta฀mengajari฀manusia฀tentang฀Al-qur’an฀ dan฀ kandungannya,฀ yang฀ dengan฀ akal฀ pikiran฀ sebagai฀ potensi฀

dasar฀ bagi฀ manusia฀ untuk฀ menimbang฀ sesuatu฀ itu฀ baik฀ atau฀ buruk,฀

menciptakan฀ hati฀ nurani฀ sebagai฀ pengontrol฀ dalam฀ tindak฀ tanduk,฀ yang฀

telah฀ menciptakan฀ fisik฀ dalam฀ sebagus฀ bagusnya฀ rupa฀ untuk฀

mengekspresikan฀ amal฀ ibadah฀ kita฀ kepada-Nya.฀ Shalawat฀ dan฀ salam฀

selalu฀tercurahkan฀kepada฀Rasulullah฀SAW.฀Berkat฀limpahan฀dan฀rahmat-Nya฀penyusun฀mampu฀menyelesaikan฀tugas฀makalah฀ini฀guna฀memenuhi฀

tugas฀mata฀kuliah฀Filsafat฀Ilmu฀dan฀Kemuhammadiyahan.

Dalam฀ penyusunan฀ tugas฀ atau฀ materi฀ ini,฀ tidak฀ sedikit฀ hambatan฀

yang฀penulis฀hadapi.฀Namun฀penulis฀menyadari฀bahwa฀kelancaran฀dalam฀

penyusunan฀materi฀ini฀tidak฀lain฀berkat฀bantuan,฀dorongan,฀dan฀bimbingan฀

orang฀ tua,฀ dan฀ teman-teman฀ kelompok฀ sehingga฀ kendala-kendala฀ yang฀

penulis฀hadapi฀teratasi.

Makalah฀ini฀disusun฀agar฀pembaca฀dapat฀memperluas฀ilmu฀tentang฀

Filsafat,฀ Filsafat฀ Ilmu฀ dan฀ Ruang฀ Lingkupnya,฀ yang฀ kami฀ sajikan฀

berdasarkan฀ pengamatan฀ dari฀ berbagai฀ sumber฀ informasi,฀ referensi,฀ dan฀

berita.฀ Makalah฀ ini฀ di฀ susun฀ oleh฀ penyusun฀ dengan฀ berbagai฀ rintangan.฀

(3)

Namun฀ dengan฀ penuh฀ kesabaran฀ dan฀ terutama฀ pertolongan฀ dari฀ Allah฀

akhirnya฀makalah฀ini฀dapat฀terselesaikan.

Semoga฀ makalah฀ ini฀ dapat฀ memberikan฀ wawasan฀ yang฀ lebih฀ luas฀

dan฀ menjadi฀ sumbangan฀ pemikiran฀ kepada฀ pembaca฀ khususnya฀ para฀

mahasiswa฀Pascasarjana฀Administrasi฀Publik฀Universitas฀Muhammadiyah฀

Makasssar.฀Kami฀sadar฀bahwa฀makalah฀ini฀masih฀banyak฀kekurangan฀dan฀

jauh฀ dari฀ sempurna.฀ Untuk฀ itu,฀ kepada฀ dosen฀฀ pengampuh฀ mata฀ kuliah฀

kami฀meminta฀masukannya฀demi฀perbaikan฀pembuatan฀฀ makalah฀kami฀di฀

masa-masa฀ yang฀ akan฀ datang฀ dan฀ mengharapkan฀ kritik฀ dan฀ saran฀ dari฀

para฀pembaca.

Akhirnya฀ kami฀ mengucapkan฀ jazakumullahu khaeran katsiran,

billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat

Wassalamu฀‘alaikum฀warahmatullahi฀wabarakatuh

Makassar,฀15฀Januari฀2015

Penyusun,

(4)

DAFTAR ISI

Kata฀Pengantar฀ ... i

Daftar฀Isi฀... iii

BAB฀I PENDAHULUAN฀...฀ 1

A. Latar฀Belakang฀ ...฀ 1

B. Rumusan฀Masalah฀... 3

C. Tujuan฀Penulisan฀... 3

BAB฀II PEMBAHASAN฀ ... 5

A. Konsep฀Filsafat฀... 5

1. Pengertian฀Filsafat฀ ... 5

2. Objek฀Filsafat฀ ... 8

3. Cabang-cabang฀Filsafat฀ ... 10

4. Bidang฀Kajian฀Filsafat฀ ... 17

B. Konsep฀Filsafat฀Ilmu฀ ... 20

1. Hakikat฀Ilmu฀dan฀Pengetahuan฀ ... 20

2. Pengertian฀Filsafat฀Ilmu฀ ... 24

3. Objek฀Filsafat฀Ilmu฀ ... 25

4. Ruang฀Lingkup฀Filsafat฀Ilmu฀... 26

BAB฀III PENUTUP฀... 29

A. Simpulan฀... 29

(5)

BAB I ฀ENDAHULUAN A. Latar Belakang

Filsafat฀ adalah฀ studi฀ tentang฀ seluruh฀ fenomena฀ kehidupan฀ dan฀

pemikiran฀manusia฀secara฀kritis฀dan฀dijabarkan฀dalam฀konsep฀mendasar.฀

Filsafat฀ tidak฀ didalami฀ dengan฀ melakukan฀ eksperimen-eksperimen฀ dan฀

percobaan-percobaan,฀ tetapi฀ dengan฀ mengutarakan฀ masalah฀ secara฀

persis,฀ mencari฀ solusi฀ untuk฀ itu,฀ memberikan฀ argumentasi฀ dan฀ alasan฀

yang฀tepat฀untuk฀solusi฀tertentu.฀Akhir฀dari฀proses-proses฀itu฀dimasukkan฀

ke฀dalam฀sebuah฀proses฀dialektika.฀Untuk฀studi฀falsafi,฀mutlak฀diperlukan฀

logika฀berpikir฀dan฀logika฀bahasa.

Logika฀ merupakan฀ sebuah฀ ilmu฀ yang฀ sama-sama฀ dipelajari฀ dalam฀

matematika฀ dan฀ filsafat.฀ Hal฀ itu฀ membuat฀ filasafat฀ menjadi฀ sebuah฀ ilmu฀

yang฀pada฀sisi-sisi฀tertentu฀berciri฀eksak฀di฀samping฀nuansa฀khas฀filsafat,฀

yaitu฀spekulasi,฀keraguan,฀rasa฀penasaran฀dan฀ketertarikan.฀Filsafat฀juga฀

bisa฀berarti฀perjalanan฀menuju฀sesuatu฀yang฀paling฀dalam,฀sesuatu฀yang฀

biasanya฀tidak฀tersentuh฀oleh฀disiplin฀ilmu฀lain฀dengan฀sikap฀skeptis฀yang฀

mempertanyakan฀segala฀hal.

Dalam฀ membangun฀ tradisi฀ filsafat฀ banyak฀ orang฀ mengajukan฀

pertanyaan฀ yang฀ sama,฀ menanggapi,฀ dan฀ meneruskan฀ karya-karya฀

pendahulunya฀ sesuai฀ dengan฀ latar฀ belakang฀ budaya,฀ bahasa,฀ bahkan฀

agama฀ tempat฀ tradisi฀ filsafat฀ itu฀ dibangun.฀ Oleh฀ karena฀ itu,฀ filsafat฀ biasa฀

(6)

Dewasa฀ ini฀ filsafat฀ biasa฀ dibagi฀ menjadi฀ dua฀ kategori฀ besar฀ menurut฀

wilayah฀dan฀menurut฀latar฀belakang฀agama.฀Menurut฀wilayah,฀filsafat฀bisa฀

dibagi฀ menjadi:฀ filsafat฀ barat,฀ filsafat฀ timur,฀ dan฀ filsafat฀ Timur฀ Tengah.฀

Sementara,฀menurut฀latar฀belakang฀agama,฀filsafat฀dibagi฀menjadi:฀filsafat฀

Islam,฀filsafat฀Budha,฀filsafat฀Hindu,฀dan฀filsafat฀Kristen.

Filsafat฀ sebagai฀ suatu฀ ilmu฀ pengetahuan฀ yang฀ berusaha฀ mencari฀

kebenaran฀ telah฀ memberikan฀ banyak฀ pelajaran,฀ misalnya฀ tentang฀

kesadaran,฀kemauan,฀dan฀kemampuan฀manusia฀sesuai฀dengan฀posisinya฀

sebagai฀ makhluk฀ individu,฀ makhluk฀ sosial฀ dan฀ makhluk฀ Tuhan฀ untuk฀ di฀

aplilkasikan฀dalam฀kehidupan.

Secara฀umum,฀mempelajari฀filsafat฀bertujuan฀untuk฀mengendalikan฀

manusia฀ yang฀ susila,฀ bermoral,฀ bermartabat,฀ dan฀ mempunyai฀ etika฀

bahkan฀ estetika฀ yang฀ baik.฀ Secara฀ khusus,฀ filsafat฀ mengajarkan฀

bagaimana฀ “cara฀ berpikir”.฀ Berpikir฀ secara฀ sungguh-sungguh฀ untuk฀

mencari฀ kebenaran.filsafat฀ menekankan฀ aspek฀ akal฀ (rasio)฀ dalam฀

menemukan฀kebenaran฀suatu฀kebenaran.

Secara฀ kodrati,฀ manusia฀ dianugerahi฀ akal,฀ daya฀ pikir,฀ yang฀ tidak฀

diperoleh฀ makhluk฀ lain.฀ Akal฀ ini฀ seyogyanya฀ dapat฀ dipergunakan฀

semaksimal฀ mungkin฀ untuk฀ kemampuan฀ berpikir฀ tersebut.฀ Menurut฀

Purwanto฀ (1990:43),฀ berpikir฀ adalah฀ daya฀ yang฀ paling฀ utama฀ dan฀

merupakan฀cirri฀khas฀yang฀membedakan฀manusia฀dengan฀hewan.

Pada฀setiap฀aktivitas฀kehidupan฀manusia฀penerapan฀berpikir฀sangat฀

(7)

sama฀ halnya฀ dengan฀ pentingnya฀ perencanaan฀ sebelum฀ melakukan฀

sesuatu.฀ Bukankah฀ Allah฀ SWT,฀ sangat฀ menganjurkan฀ hambanya฀ untuk฀

senantiasa฀ berpikir.฀ Banyak฀ ayat฀ yang฀ menyatakan฀ tentang฀ pentingnya฀

berpikir฀ ini฀ dengan฀ kata-kata฀ ‘apala ta’ qilun’, ‘apala tafakkarun’, ‘la

ya’lamun’, ‘ullil albab’,฀dan฀lain-lain฀yang฀kesemuanya฀mengajak฀manusia฀

untuk฀ berpikir.฀ Dari฀ perintah-perintah฀ Allah฀ SWT฀ yang฀ tersurat฀ dalam฀

wahyunya฀ itu฀ mengisyaratkan฀ bahwa฀ dengan฀ mengoptimalkan฀ proses฀

berpikir,฀ memungkinkan฀ seseorang฀ akan฀ dapat฀ memperoleh฀ ilmu฀

pengetahuan฀yang฀banyak฀dan฀berguna฀bagi฀kehidupan฀manusia฀dengan฀

cara฀ banyak฀ membaca,฀ dan฀ menganalisis฀ serta฀ mengadakan฀ riset฀

(penelitian).

Berdasarkan฀ uraian฀ singkat฀ dari฀ latar฀ belakang฀ di฀ atas,฀ maka฀

penulis฀membahas฀ke฀dalam฀sebuah฀makalah฀yang฀berjudul฀“Pengertian฀

Filsafat,฀Filsafat฀Ilmu฀dan฀Ruang฀Lingkupnya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan฀ penjelasan฀ singkat฀ dari฀ latar฀ belakang฀ di฀ atas,฀ maka฀

penulis฀merumuskan฀permasalahan฀pada:

1. Apa฀yang฀dimaksud฀dengan฀filsafat฀dan฀filsafat฀ilmu?

2. Apa฀saja฀ruang฀lingkup฀filsafat฀ilmu?

C. Tujuan ฀enulisan

Berdasarkan฀ hasil฀ dari฀ rumusan฀ masalah฀ di฀ atas,฀ maka฀ adapun฀

tujuan฀dari฀penulisan฀ini฀adalah฀sebagai฀berikut:

(8)
(9)

BAB II ฀EMBAHASAN A. Konsep Filsafat

1. ฀engertian Filsafat

Kata฀filsafat฀berasal฀dari฀bahasa฀Yunani฀yang฀terdiri฀dari฀dua฀suku฀

kata฀ yaitu฀ ‘philos’ dan฀‘Sophia’.฀Philos฀ biasanya฀ diterjemahkan฀ dengan฀

istilah฀ gemar,฀ senang,฀ atau฀ cinta.฀ Sedangkan฀ Sophia฀ dapat฀ diartikan฀

kebijaksanaan฀ atau฀ kearifan฀ (Siagian,฀ 2003:2).฀ Hal฀ tersebut,฀ senada฀

dengan฀penjelasan฀dari฀Susanto฀(2014:1),฀yang฀mengatakan฀bahwa฀kata฀

filsafat฀ berasal฀ dari฀ kata฀ ‘philosophia’฀ (bahasa฀ Yunani)฀ diartikan฀ dengan฀

‘mencintai kebijaksanaan’.฀Sedangkan฀dalam฀bahasa฀Inggris฀kata฀filsafat฀

disebut฀ dengan฀ istilah฀ ‘philosophy’฀ dan฀ dalam฀ bahasa฀ Arab฀ disebut฀

dengan฀ istilah฀ ‘falsafah’,฀ yang฀ biasanya฀ diterjemahkan฀ dengan฀ ‘cinta

kearifan’.

Istilah฀philosophia฀memiliki฀akar฀kata฀philien yang฀berarti฀mencintai฀

dan฀ sophos฀ yang฀ berarti฀ bijaksana.฀ Jadi,฀ istilah฀ philosophia฀ berarti฀

mencintai฀ akan฀ hal-hal฀ yang฀ bersifat฀ bijaksana.฀ Berdasarkan฀ uraian฀

tersebut,฀ dapat฀ dipahami฀ bahwa฀ filsafat฀ berarti฀ cinta฀ kebijaksanaan.฀

Sedangkan฀ orang฀ yang฀ berusaha฀ mencari฀ kebijaksanaan฀ atau฀ pecinta฀

pengetahuan฀disebut฀dengan฀filsuf฀atau฀filosof.฀Sumber฀dari฀filsafat฀adalah฀

manusia฀dalam฀hal฀ini฀akal฀dan฀kalbu฀manusia฀yang฀sehat฀yang฀berusaha฀

keras฀ dengan฀ sungguh-sungguh฀ untuk฀ mencari฀ kebenaran฀ dan฀ akhirnya฀

(10)

Proses฀ mencari฀ kebenaran฀ itu฀ melalui฀ berbagai฀ tahap.฀ Tahap

pertama,฀manusia฀berspekulasi฀dengan฀pemikirannya฀tentang฀semua฀hal.฀

Tahap kedua,฀ dari฀ berbagai฀ spekulasi฀ disaring฀ menjadi฀ beberapa฀ buah฀

pikiran฀ yang฀ dapat฀ diandalkan.฀Tahap ketiga,฀ buah฀ pikiran฀ tadi฀ menjadi฀

titik฀ awal฀ dalam฀ mencari฀ kebenaran฀ (penjelajahan฀ pengetahuan฀ yang฀

didasari฀ kebenaran),฀ kemudian฀ berkembang฀ sebagai฀ ilmu฀ pengetahuan,฀

seperti;฀matematika,฀fisika,฀hukum,฀politik,฀dan฀lain-lain.฀(Susanto,฀2014:1).฀

Lebih฀ lanjut฀ menurut฀ Plato฀ (dalam฀ Suhartono,฀ 2008:34),฀ filsafat฀

digambarkan฀ sebagai฀ pengetahuan฀ atau฀ pemikiran฀ kritik฀ terhadap฀

pendapat-pendapat฀ yang฀ sedang฀ berlaku.฀ Jadi,฀ kearifan฀ atau฀ pengertian฀

intelektual฀ diperoleh฀ melalui฀ suatu฀ proses฀ pemeriksaan฀ secara฀ kritis,฀

diskusi฀dan฀penjelasan฀mengenai฀gagasan-gagasan.฀Sedangkan฀menurut฀

muridnya,฀Aristoteles,฀filsafat฀adalah฀ilmu฀yang฀menyelidiki฀tentang฀hal฀ada฀

sebagai฀ hal฀ yang฀ berbeda฀ dengan฀ bagian-bagiannya฀ yang฀ satu฀ atau฀

lainnya.

Al฀Farabi฀(dalam฀Atjeh,฀1970:10),฀filsafat฀adalah฀ilmu฀pengetahuan฀

tentang฀ alam฀ yang฀ maujud฀ dan฀ bertujuan฀ untuk฀ menyelidiki฀ hakekatnya฀

yang฀ sebenarnya.฀ Sedangkan฀ menurut฀ Immanuel฀ Kant฀ (dalam฀ Anshari,฀

1985:83),฀ filsafat฀ adalah฀ ilmu฀ pokok฀ dan฀ pangkal฀ segala฀ pengetahuan฀

yang฀mencakup฀di฀dalamnya฀4฀(empat)฀persoalan,฀yaitu:

a) Apakah฀yang฀dapat฀kita฀ketahui?

(dijawab฀oleh฀metafisika)

(11)

(dijawab฀oleh฀etika)

c) Sampai฀dimanakah฀pengharapan฀kita?

(dijawab฀oleh฀agama)

d) Apakah฀yang฀dinamakan฀manusia?

(dijawab฀antropologi)

Banyaknya฀ definisi฀ dan฀ rumusan฀ tentang฀ filsafat฀ yang฀

berbeda-beda฀ dari฀ para฀ ahli฀ disebabkan฀ oleh฀ berbedanya฀ konotasi฀ filsafat฀ pada฀

tokoh-tokoh฀ itu฀ sendiri,฀ karena฀ perbedaan฀ keyakinan฀ hidup฀ yang฀ dianut฀

mereka฀ pun฀ berbeda-beda.฀ Perbedaan฀ itu฀ juga฀ dapat฀ muncul฀ karena฀

perkembangan฀ filsafat฀ itu฀ sendiri฀ yang฀ menyebabkan฀ beberapa฀

pengetahuan฀khusus฀memisahkan฀diri฀dari฀filsafat.฀(Tafsir,฀2002:11).฀

Berdasarkan฀beberapa฀rumusan฀filsafat฀yang฀dikemukakan฀di฀atas,฀

terlihat฀ jelas฀ bahwa฀ ilmu฀ filsafat฀ didefinisikan฀ berbeda฀ oleh฀ satu฀ tokoh฀

dengan฀tokoh฀lainnya.฀Hal฀ini฀juga฀sekaligus฀menunjukkan฀bahwa,฀filsafat฀

merupakan฀ilmu฀yang฀maha฀penting฀untuk฀dikaji฀dan฀dikembangkan.฀Dari฀

waktu฀ ke฀ waktu฀ orang฀ terus฀ mengkaji฀ dan฀ mendalami฀ ilmu฀ filsafat฀ ini฀ di฀

berbagai฀ belahan฀ penjuru฀ dunia.฀ Selain฀ itu,฀ tidak฀ seperti฀ disiplin฀ ilmu฀

lainnya,฀ ilmu฀ filsafat฀ itu฀ sangat฀ sulit฀ diberikan฀ batasan฀ secara฀ ketat฀ dan฀

pasti.฀ Dengan฀ demikian,฀ masing-masing฀ orang฀ atau฀ tokoh฀ memberikan฀

makna฀dan฀definisi฀yang฀berbeda฀terhadap฀istilah฀filsafat฀ini.

Menurut฀Saebani฀(2009:21),฀perbedaan฀definisi฀yang฀dikemukakan฀

oleh฀para฀tokoh฀tersebut฀disebabkan฀oleh฀beberapa฀hal,฀yaitu;฀(a)฀Setiap฀

(12)

dan฀berkembang฀dalam฀lingkungan฀hidup฀yang฀berbeda;฀(c)฀Setiap฀tokoh฀

dengan฀ kapasitas฀ keilmuwan฀ dan฀ lain-lain฀ memiliki฀ konotasi฀ dan฀ kesan฀

makna฀ yang฀ berbeda฀ tentang฀ definisi฀ filsafat;฀ (d)฀ Karena฀ perkembangan฀

filsafat฀itu฀sendiri.

2. Objek Filsafat

Isi฀ filsafat฀ ditentukan฀ oleh฀ objek฀ yang฀ dipikirkan.฀ Objek฀ adalah฀

sesuatu฀ yang฀ menjadi฀ bahan฀ dari฀ kajian฀ dari฀ suatu฀ penalaahan฀ atau฀

penelitian฀ tentang฀ pengetahuan.฀ Dan฀ setiap฀ ilmu฀ pengetahuan฀ pasti฀

mempunyai฀objek,฀baik฀objek฀yang฀bersifat฀materiil฀maupun฀objek฀formal฀

(Susanto,฀ 2014:11).฀ Objek฀ yang฀ dipikirkan฀ oleh฀ filosof฀ adalah฀ segala฀

sesuatu฀ yang฀ ada฀ dan฀ yang฀ mungkin฀ ada.฀ Objek฀ yang฀ diselidiki฀ oleh฀

filsafat฀ini฀meliputi฀objek฀materil฀dan฀objek฀formal.

Objek฀materiil฀dari฀filsafat฀ini฀adalah฀suatu฀kajian฀penalaahan฀atau฀

pembentukan฀ pengetahuan฀ itu,฀ yaitu฀ segala฀ sesuatu฀ yang฀ ada฀ dan฀

mungkin฀ada.฀Objek฀materiil฀filsafat฀ini฀mencakup฀segala฀hal,฀baik฀hal-hal฀

yang฀konkret฀atau฀nyata฀maupun฀hal-hal฀yang฀abstrak฀atau฀tidak฀nampak.฀

Menurut฀Poedjawijatna฀(2002:8),฀objek฀materiil฀filsafat฀ialah฀yang฀ada฀dan฀

yang฀ mungkin฀ ada.฀ Objek฀ filsafat฀ materiil฀ ini฀ meliputi฀ segala฀ dari฀

keseluruhan฀ ilmu฀ yang฀ menyelidiki฀ segala฀ sesuatu.฀ Hampir฀ senada฀

dengan฀ Poedjawijatna,฀ Mohammad฀ Noor฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:12),฀

berpendapat฀ bahwa฀ objek฀ filsafat฀ itu฀ dibedakan฀ atas฀ objek฀ materiil฀ dan฀

non฀ material.฀ Objek฀ materiil฀ mencakup฀ segala฀ sesuatu฀ yang฀ ada฀ dan฀

(13)

meliputi฀hal-hal฀yang฀abstrak,฀dan฀psikis.฀Termasuk฀juga฀objek฀non฀materiil฀

ini฀ menurut฀ Mohammad฀ Noor฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:12),฀ adalah฀

pengertian฀abstrak-logis,฀konsepsional,฀spiritual,฀nilai-nilai,฀dan฀lain-lain.

Tentang฀ objek฀ materiil฀ filsafat฀ ini฀ banyak฀ sama฀ dengan฀ objek฀

materiil฀ sains,฀ namun฀ bedanya฀ dalam฀ dua฀ hal,฀ yaitu฀ pertama,฀ sains฀

menyelidiki฀ objek฀ materiil฀ yang฀ empiris,฀ sementara฀ filsafat฀ menyelidiki฀

bagian฀ objek฀ yang฀ abstraknya.฀Kedua,฀ ada฀ objek฀ materiil฀ filsafat฀ yang฀

memang฀ tidak฀ dapat฀ diteliti฀ oleh฀ sains,฀ seperti฀ Tuhan,฀ hari฀ akhir,฀ yaitu฀

objek฀ materiil฀ yang฀ selamanya฀ tidak฀ empiris.฀ Jadi,฀ dengan฀ melihat฀ dari฀

beberapa฀ pendapat฀ mengenai฀ objek฀ filsafat฀ ini,฀ dapat฀ dipahami฀ bahwa฀

objek฀filsafat฀meliputi฀berbagai฀hal,฀atau฀dengan฀kata฀lain฀objek฀filsafat฀ini฀

tidak฀ terbatas฀ yang฀ dalam฀ pandangan฀ Louis฀ O.฀ Kattsoff฀ (dalam฀ Salam,฀

1997:39),฀ bahwa฀ lapangan฀ kerja฀ filsafat฀ itu฀ bukan฀ main฀ luasnya,฀ yaitu฀

meliputi฀segala฀pengetahuan฀manusia฀serta฀segala฀sesuatu฀apa฀saja฀yang฀

ingin฀ diketahui฀ manusia.฀ Begitu฀ luasnya฀ kajian฀ atau฀ objek฀ filsafat฀ ini฀

menyangkut฀hal-hal฀yang฀fisik฀atau฀tampak฀maupun฀yang฀psikis฀atau฀yang฀

tidak฀ tampak.฀ Hal-hal฀ yang฀ fisik฀ adalah฀ segala฀ sesuatu฀ yang฀ ada,฀ baik฀

yang฀ ada฀ dalam฀ pikiran,฀ ada฀ dalam฀ kenyataan,฀ maupun฀ ada฀ dalam฀

kemungkinan.฀ Hal-hal฀ yang฀ fisik฀ ini฀ juga฀ meliputi฀ alam฀ semesta,฀ semua฀

keberadaan,฀ masalah฀ hidup,฀ dan฀ masalah฀ manusia.฀ Sedangkan฀ hal-hal฀

(14)

Sedangkan฀objek฀formal,฀yaitu฀sifat฀penelitian.฀Objek฀formal฀adalah฀

penyelidikan฀ yang฀ mendalam.฀ Kata฀ mendalam฀ berarti฀ ingin฀ tahu฀ tentang฀

objek฀ yang฀ tidak฀ empiris.฀ Penyelidikan฀ sains฀ tidak฀ mendalam฀ karena฀ ia฀

hanya฀ ingin฀ tahu฀ sampai฀ batas฀ objek฀ itu฀ dapat฀ diteliti฀ secara฀ empiris.฀

Objek฀penelitian฀sains฀adalah฀pada฀batas฀dapat฀di฀riset,฀sedangkan฀objek฀

penelitian฀ filsafat฀ ada฀ pada฀ daerah฀ tidak฀ dapat฀ di฀ riset,฀ tetapi฀ dapat฀

dipikirkan฀secara฀logis.

Selanjutnya฀ dapat฀ dikemukakan฀ objek฀ formal฀ filsafat฀ menurut฀

Lasiyo฀ dan฀ Yuwono฀ (1985:6),฀ adalah฀ sudut฀ pandang฀ yang฀ menyeluruh฀

secara฀ umum,฀ sehingga฀ dapat฀ mendapai฀ hakikat฀ dari฀ objek฀ materiilnya.฀

Jadi,฀ objek฀ formal฀ filsafat฀ ini฀ membahas฀ objek฀ materiilnya฀ sampai฀ ke฀

hakikat฀atau฀esensi฀dari฀yang฀dibahasnya.

3. Cabang-cabang Filsafat

Filsafat฀ merupakan฀ induk฀ dari฀ segala฀ ilmu฀ pengetahuan฀ (The

Mother Of Science),฀ sehingga฀ ilmu-ilmu฀ yang฀ lain฀ merupakan฀ anak฀ dari฀

filsafat฀itu฀sendiri.฀Filsafat฀merupakan฀bidang฀studi฀yang฀memiliki฀cakupan฀

yang฀sangat฀luas,฀sehingga฀diperlukan฀pembagian฀yang฀lebih฀kecil฀lagi.

Meskipun฀demikian,฀dalam฀hal฀pembagian฀lapangan-lapangan฀atau฀

cabang-cabang฀ filsafat฀ ini฀ masing-masing฀ tokoh฀ memiliki฀ metode฀ yang฀

berbeda฀ dalam฀ melakukan฀ penghimpunan฀ terhadap฀ lapangan-lapangan฀

pembicaraan฀ kefilsafatan.฀ Plato฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:19),฀ misalnya฀

membagi฀lapangan฀filsafat฀ke฀dalam฀tiga฀macam฀bidang,฀yaitu฀dialektika,฀

(15)

persoalan฀ ide-ide฀ atau฀ pengertian฀ umum.฀ Adapaun฀ fisika฀ merupakan฀

cabang฀ filsafat฀ yang฀ di฀ dalamnya฀ atau฀ membicarakan฀ persoalan฀ materi.฀

Sedangkan฀ etika฀ adalah฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ di฀ dalamnya฀ mengandung฀

atau฀membicarakan฀persoalan฀baik฀dan฀buruk.

Sedangkan฀ menurut฀ Aristoteles฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:19),฀

pembagian฀filsafat฀itu฀digolongkan฀ke฀dalam฀empat฀cabang,฀yaitu฀logika,฀

filsafat฀ teoritis,฀ filsafat฀ praktis฀ dan฀ filsafat฀ poetika.฀ Logika฀ adalah฀ ilmu฀

pendahuluan฀bagi฀filsafat,฀ilmu฀yang฀mendasari฀dalam฀memahami฀filsafat.฀

Filsafat฀ teoritis฀ atau฀ filsafat฀nazariah฀ di฀ dalamnya฀ tercakup฀ ilmu-ilmu฀ lain฀

yang฀ sangat฀ penting฀ seperti฀ ilmu฀ fisika,฀ ilmu฀ matematika,฀ dan฀ ilmu฀

metafisika.฀ Bagi฀ Aristoteles฀ ilmu฀ metafisika฀ inilah฀ yang฀ menjadi฀ inti฀ atau฀

bagian฀ yang฀ paling฀ utama฀ dari฀ filsafat.฀ Sedangkan฀ filsafat฀ praktis฀ atau฀

filsafat฀alamiah,฀di฀dalamnya฀tercakup฀tiga฀macam฀ilmu฀yang฀tidak฀kalah฀

pentingnya฀ yaitu:฀ (a)฀ Ilmu฀ etika,฀ yang฀ mengatur฀ kesusilaan฀ dan฀

kebahagiaan฀dalam฀hidup฀perorangan;฀(b)฀Ilmu฀ekonomi,฀yang฀mengatur฀

kesusilaan฀dan฀kemakmuran฀dalam฀keluarga฀(rumah฀tangga),฀dan฀(c)฀Ilmu฀

politik฀ yang฀ mengatur฀ kesusilaan฀ dan฀ kemakmuran฀ dalam฀ negara.฀ Lebih฀

lanjut฀ filsafat฀ poetika฀ merupakan฀ filsafat฀ kesenian,฀ yakni฀ filsafat฀ yang฀

membicarakan฀ tentang฀ keindahan,฀ pengertian฀ seni,฀ penggolongan฀ seni,฀

nilai฀seni,฀aliran฀dalam฀seni,฀dan฀teori฀penciptaan฀dalam฀seni.

Berbeda฀ dengan฀ Plato฀ dan฀ Aristoteles,฀ Kattsoff฀ (dalam฀ Susanto,฀

2014:20),฀ menggolongkan฀ cabang-cabang฀ filsafat฀ ini฀ secara฀ lebih฀

(16)

dalam฀urutan-urutan฀yang฀umum฀menjadi฀semakin฀menurun฀kepada฀yang฀

lebih฀ khusus.฀ Penggolongan฀ lapangan-lapangan฀ filsafat฀ menurut฀ Kattsoff฀

ini฀menjadi฀cabang-cabang฀filsafat฀sebagai฀berikut:

1. Logika,฀ adalah฀ ilmu฀ yang฀ membicarakan฀ teknik-teknik฀ untuk฀

memperoleh฀kesimpulan฀dari฀suatu฀perangkat฀bahan฀tertentu.฀Logika฀

terbagi฀ke฀dalam฀dua฀cabang฀utama,฀yakni฀logika deduktif฀dan฀logika

induktif.฀ Logika deduktif฀ berusaha฀ menemukan฀ aturan-aturan฀ yang฀

dapat฀ dipergunakan฀ untuk฀ dapat฀ menarik฀ kesimpulan-kesimpulan฀

yang฀ berifat฀ keharusan฀ dari฀ satu฀ premis฀ tertentu฀ atau฀ lebih.฀

Memperoleh฀ kesimpulan฀ yang฀ bersifat฀ keharusan฀ itu฀ yang฀ paling฀

mudah฀ ialah฀ bila฀ didasarkan฀ atas฀ susunan฀ proposisi-proposisi฀

tersebut.฀Logika฀yang฀membicarakan฀susunan฀proposisi-proposisi฀dan฀

penyimpulan฀ yang฀ sifatnya฀ keharusan฀ berdasarkan฀ susunannya,฀

dikenal฀ sebagai฀ logika deduktif฀ atau฀ logika formal.฀ Adapun฀logika

induktif,฀ mencoba฀ untuk฀ menarik฀ kesimpulan฀ dari฀ susunan฀

proposisi-proposisi฀ yang฀ spesifik฀ dengan฀ memperhatikan฀ sifat-sifat฀ dari฀ bahan฀

yang฀diamati.฀Logika induktif฀mencoba฀untuk฀bergerak฀dari:฀(1)฀Suatu฀

perangkat฀ fakta฀ yang฀ diamati฀ secara฀ khusus฀ menuju฀ kepada฀

pernyataan฀yang฀bersifat฀umum฀mengenai฀semua฀fakta฀yang฀bercorak฀

demikian,฀atau฀(2)฀Suatu฀perangkat฀akibat฀tertentu฀kepada฀sebab฀atau฀

sebab-sebab฀ dari฀ akibat-akibat฀ tersebut.฀ Bila฀ logika deduktif฀ atau฀

(17)

otomatis,฀ bagi฀logika induktif฀ tidak฀ ada฀ aturan-aturan฀ yang฀ demikian,฀

kecuali฀hukum-hukum฀probabilitas.

2. Metodologi,฀ ialah฀ sebagaimana฀ yang฀ ditunjukkan฀ oleh฀ pernyataan,฀

yakni฀ ilmu฀ pengetahuan฀ atau฀ mata฀ pelajaran฀ tentang฀ metode,฀ dan฀

khususnya฀ metode฀ ilmiah.฀ Tetapi฀ metodologi฀ dapat฀ membahas฀

metode-metode฀ yang฀ lain,฀ misalnya฀ metode-metode฀ yang฀ dipakai฀

dalam฀ sejarah.฀ Metodologi฀ membicarakan฀ hal-hal฀ seperti฀ observasi,฀

hipotesis,฀hukum,฀teori,฀susunan฀eksperimen,฀dan฀sebagainya.

3. Metafisika,฀ yaitu฀ hal-hal฀ yang฀ terdapat฀ sesudah฀ fisika,฀ hal-hal฀ yang฀

terdapat฀ di฀ balik฀ yang฀ tampak.฀ Metafisika฀ oleh฀ Aristioteles฀ disebut฀

sebagai฀ ilmu฀ pengetahuan฀ yang฀ mengenai฀yang ada฀ sebagai฀yang

ada,฀ yang฀ dilawankan฀ dengan฀yang ada฀ sebagai฀yang digerakkan

atau฀yang ada sebagai฀yang dijumlahkan.฀ Kita฀ dapat฀ mendefinisikan฀

Metafisika฀ sebagai฀ bagian฀ pengetahuan฀ manusia฀ yang฀ berkaitan฀

dengan฀ pertanyaan฀ mengenai฀ hakikat฀ yang ada฀ yang฀ terdalam.฀

Secara฀ singkat,฀ dapat฀ dinyatakan฀ bahwa฀ pertanyaan-pertanyaan฀ ini฀

menyangkut฀ persoalan฀ kenyataan฀ sebagai฀ kenyataan,฀ dan฀ berasal฀

dari฀ perbedaan฀ yang฀ cepat฀ disadari฀ oleh฀ setiap฀ orang,฀ yakni฀

perbedaan฀ antara฀ yang฀ nampak฀ (apperence)฀ dengan฀ yang฀ nyata฀

(reality).

4. Ontology dan Kosmologi.฀Ontology membicarakan฀ asas-asas฀ yang฀

rasional฀ dari฀ yang฀ ada,฀ sedangkan฀kosmologi฀ membicarakan฀

(18)

megetahui฀esensi฀yang฀terdalam฀dari฀yang฀ada,฀sedangkan฀kosmologi฀

berusaha฀untuk฀mengetahui฀ketertiban฀serta฀susunannya.

5. Epistimologi,฀ ialah฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ menyelidiki฀ asal฀ mula,฀

susunan,฀ metode-metode฀ dan฀ sah฀ nya฀ pengetahuan.฀ Terdapat฀ dua฀

pertanyaan฀ berkaitan฀ dengan฀epistimologi.฀Pertama,฀ perangkat฀ yang฀

mengacu฀ pada฀ sumber฀ pengetahuan฀ kita;฀ pertanyaan-pertanyaan฀ ini฀

dapat฀ dinamakan฀ pertanyaan-pertanyaan฀ epistimologi kefilsafatan,฀

dan฀ erat฀ kaitannya฀ dengan฀ ilmu฀ jiwa.฀Kedua,฀ pertanyaan-pertanyaan฀

yang฀ lain฀ merupakan฀ masalah-masalah฀ semantik,฀ yakni฀ menyangkut฀

hubungan฀ antara฀ pengetahuan฀ kita฀ dengan฀ objek฀ pengetahuan฀

tersebut.฀ Secara฀ singkat,฀ epistimologi฀ dapat฀ diartikan฀ dengan฀

bagaimana฀cara฀kita฀untuk฀mengetahui฀sesuatu.

6. Biologi kefilsafatan,฀ membicarakan฀ persoalan-persoalan฀ mengenai฀

biologi.฀Biologi kefilsafatan฀ mencoba฀ untuk฀ menganalisis฀

pengertian-pengertian฀ hakiki฀ dalam฀ biologi.฀ Ia฀ mengajukan฀

pertanyaan-pertanyaan฀ mengenai฀ pengertian-pengertian฀ hidup,฀ adaptasi,฀ teologi,฀

evolusi,฀ dan฀ penurunan฀ sifat-sifat.฀ Biologi kefilsafatan฀ juga฀

membicarakan฀tentang฀tempat฀hidup฀dalam฀rangka฀sesuatu,฀dan฀arti฀

pentingnya฀ hidup฀ bagi฀ penafsiran฀ kita฀ tentang฀ alam฀ semesta฀ tempat฀

hidup฀ kita.฀Biologi kefilsafatan฀ membantu฀ untuk฀ bersifat฀ kritis,฀ bukan฀

(19)

kenyataan฀ tidak฀ boleh฀ bertentangan฀ dengan฀ fakta-fakta฀ biologi฀ yang฀

sudah฀ditetapkan฀dengan฀baik.

7. Psikologi kefilsafatan,฀ memberikan฀ pertanyaan-pertanyaan฀ psikologi฀

yang฀meliputi฀apakah฀yang฀dimaksud฀dengan฀jiwa,฀nyawa,฀ego,฀akal,฀

perasaan,฀dan฀kehendak.฀Pertanyaan฀dapat฀dijelaskan฀oleh฀psikologi฀

sebagai฀ ilmu,฀ namun฀ psikologi฀ kefilsafatan฀ membantu฀ tingkat฀

kehakikian฀dari฀penjelasan฀tersebut.

8. Antropologi kefilsafatan,฀ mengemukakan฀ pertanyaan-pertanyaan฀

tentang฀ manusia.฀ Apakah฀ hakikat฀ terdalam฀ dari฀ manusia฀ itu?฀ Yang฀

manakah฀ lebih฀ mendekati฀ kebenaran?฀ Ada฀ pilihan฀ penafsiran฀ apa฀

sajakah฀ mengenai฀ hakikat฀ manusia฀ itu?฀ Antropologi฀ kefilsafatan฀ juga฀

membicarakan฀ tentang฀ makna฀ sejarah฀ manusia.฀ Apakah฀ sejarah฀

manusia฀ itu฀ dan฀ kemanakah฀ arah฀ kecenderungannya?฀ Apakah฀

sejarah฀ manusia฀ tergantung฀ pada฀ apakah฀ manusia฀ itu,฀ dan฀ apakah฀

manusia฀itu฀dapat฀dipahami฀berdasarkan฀sejarahnya?

9. Sosiologi kefilsafatan,฀ mengemukakan฀ pertanyaan-pertanyaan฀

mengenai฀ hakikat฀ masyarakat฀ serta฀ hakikat฀ Negara.฀ Kita฀ ingin฀

mengetahui฀ lembaga-lembaga฀ yang฀ terdapat฀ di฀ dalam฀ masyarakat,฀

dan฀ kita฀ ingin฀ menyelidiki฀ hubungan฀ antara฀ manusia฀ dengan฀

negaranya.฀ Apakah฀ makna฀ serta฀ bagaimanakah฀ cara฀ penggunaan฀

istilah-istilah฀ seperti฀ proletariat,฀ kebebasan,฀ massa,฀ individu,฀ dan฀

sebagainya.฀ Pada฀ saat฀ ini฀ pertanyaan-pertanyaan฀ tersebut,฀ menjadi฀

(20)

serta฀ hari฀ depan฀ kita฀ menanti฀ pilihan฀ kita฀ mengenai฀ ideologi฀ politik฀

serta฀ideologi฀sosial.

10. Etika,฀ adalah฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ membicarakan฀ tentang฀ baik฀ dan฀

buruk.฀ Cabang฀ filsafat฀ yang฀ menyajikan฀ dan฀ memperbincangkan฀

tentang฀ istilah-istilah฀ seperti฀ baik,฀ buruk,฀ kebajikan,฀ kejahatan,฀ dan฀

sebagainya.฀ Istilah-istilah฀ ini฀ merupakan฀ predikat-predikat฀ kesusilaan฀

(etik),฀ dan฀ merupakan฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ bersangkutan฀ dengan฀

tanggapan-tanggapan฀ mengenai฀ tingkah฀ laku฀ yang฀ betul฀ yang฀

mempergunakan฀sebutan-sebuatan฀tersebut.

11. Estetika,฀adalah฀cabang฀filsafat฀yang฀membicarakan฀definisi,฀susunan,฀

dan฀peranan฀keindahan,฀khususnya฀di฀dalam฀seni.฀Estetika฀menggali฀

jawaban฀dari฀pertanyaan-pertanyaan;฀Apakah฀keindahan฀itu?฀Apakah฀

hubungan฀ antara฀ yang฀ indah฀ dengan฀ yang฀ benar฀ dan฀ yang฀ baik?฀

Apakah฀ada฀ukuran฀yang฀dapat฀dipakai฀untuk฀menanggapi฀suatu฀karya฀

seni฀dalam฀arti฀yang฀objektif?฀Apakah฀fungsi฀keindahan฀dalam฀hidup฀

kita?฀ Apakah฀ seni฀ itu฀ sendiri?฀ Apakah฀ seni฀ itu฀ hanya฀ sekedar฀

reproduksi฀ alam,฀ kodrat฀ belaka,฀ ataukah฀ suatu฀ ungkapan฀ perasaan฀

seseorang,฀ ataukah฀ suatu฀ penglihatan฀ ke฀ dalam฀ pernyataan฀ yang฀

terdalam?

12. Filsafat agama,฀adalah฀cabang฀filsafat฀yang฀membicarakan฀jenis-jenis฀

pertanyaan฀ berbeda฀ mengenai฀ agama.฀ Pertama-tama฀ ia฀ mungkin฀

bertanya;฀Apakah฀agama฀itu?฀Apa฀yang฀anda฀maksud฀dengan฀istilah฀

(21)

mengetahui฀ adanya฀ Tuhan?฀ Apa฀ makna฀ “eksistensi”฀ bila฀ istilah฀ ini฀

dipergunakan฀ dalam฀ hubungannya฀ dengan฀ Tuhan?฀Filsafat agama

tidak฀berkepentingan฀mengenai฀apa฀yang฀orang฀percayai,฀tetapi฀mau฀

tidak฀mau฀harus฀menaruh฀perhatian฀kepada฀makna฀istilah-istilah฀yang฀

dipergunakan,฀ ketentuan฀ diantara฀ kepercayaan-kepercayaan,฀

bahan-bahan฀bukti฀kepercayaan,฀dan฀hubungan฀antara฀kepercayaan฀agama฀

dengan฀kepercayaan-kepercayaan฀yang฀lain.

4. Bidang Kajian Filsafat

Filsafat฀ merupakan฀ telaahan฀ yang฀ ingin฀ menjawab฀ berbagai฀

persoalan฀ secara฀ mendalam฀ tentang฀ hakikat฀ sesuatu,฀ atau฀ dengan฀ kata฀

lain฀filsafat฀adalah฀usaha฀untuk฀mengetahui฀sesatu.฀Kegiatan฀penelaahan,฀

penalaran,฀atau฀argumentasi฀secara฀mendasar฀tentang฀masalah-masalah฀

tertentu฀disebut฀ber-filsafat,฀dan฀pendalamannya฀ditekankan฀pada฀bidang฀

yang฀lebih฀diminati฀dari฀pada฀masalah-masalah฀lain.

Secara฀ umum฀ bidang฀ kajian฀ filsafat฀ cukup฀ luas฀ dan฀ meliputi฀

berbagai฀ jenis฀ bidang฀ kajian.฀ Menurut฀ Titus฀ (dalam฀ Poedjiadi,฀ 1987:4),฀

cabang-cabang฀ tradisional฀ yang฀ dibahas฀ dalam฀ filsafat฀ meliputi฀ logika,฀

metafisika,฀ epistimologi,฀ dan฀ etika.฀ Sedangkan฀ menurut฀ Arifin฀ (2003:16),฀

ruang฀lingkup฀kajian฀filsafat฀meliputi฀bidang-bidang฀sebagai฀berikut:

a. Kosmologi,฀ yaitu฀ suatu฀ pemikiran฀ dalam฀ permasalahan฀ yang฀

berhubungan฀ dengan฀ alam฀ semesta,฀ ruang฀ dan฀ waktu,฀ kenyataan฀

hidup฀ manusia฀ sebagai฀ ciptaan฀ Tuhan,฀ serta฀ proses฀ kejadian฀ dan฀

(22)

b. ontology,฀ yaitu฀ suatu฀ pemikiran฀ tentang฀ asal฀ usul฀ kejadian฀ alam฀

semesta,฀dari฀mana฀dan฀ke฀arah฀mana฀proses฀kejadiannya.

c. Philosophy of mind,฀ yaitu฀ pemikiran฀ filosofis฀ tentag฀ jiwa฀ dan฀

bagaimana฀ hubungannya฀ dengan฀ jasmani฀ serta฀ bagaimana฀ tentang฀

kebiasaan฀berkehendak฀manusia,฀dan฀sebagainya.

d. Epistimologi,฀ yaitu฀ pemikiran฀ tentang฀ apa฀ dan฀ bagaimana฀ sumber฀

pengetahuan฀ manusia฀ diperoleh;฀ apakah฀ dari฀ akal฀ pikiran฀ (aliran฀

rasionalisme),฀dari฀pengalaman฀panca฀indera฀(aliran฀empirisme),฀dari฀

ide-ide฀(aliran฀idealism),฀atau฀dari฀Tuhan฀(aliran฀teologisme),฀termasuk฀

juga฀pemikiran฀tentang฀validitas฀pengetahuan฀manusia,฀artinya฀sampai฀

dimana฀kebenaran฀pengetahuan฀kita.

e. Aksiologi,฀ yaitu฀ suatu฀ pemikiran฀ tentang฀ masalah-masalah฀ nilai,฀

termasuk฀nilai-nilai฀tinggi฀dari฀Tuhan.฀Misalnya฀nilai฀moral,฀nilai฀agama,฀

dan฀ nilai฀ keindahan฀ (estetika).฀ Aksiologi฀ ini฀ mengandung฀ pengertian฀

lebih฀ luas฀ daripada฀ etika฀ atau฀ haigher values of life฀ (nilai-nilai฀

kehidupan฀yang฀bertaraf฀tinggi).

Menurut฀ Suriasumantri฀ (2003:33),฀ secara฀ garis฀ besar฀ filsafat฀

memiliki฀ tiga฀ bidang฀ kajian฀ utama฀ yaitu฀ ontology,฀ epistimologi,฀ dan฀

aksiologi.฀Pertama ontology,฀ontology฀berasal฀dari฀bahasa฀Yunani฀“ontos”฀

yang฀ berarti฀ “yang ada”฀ dan฀ “logos”฀ yang฀ berarti฀ “penyelidikan tentang”.฀

Jadi,฀ ontology฀ membicarakan฀ asas-asas฀ rasional฀ dari฀ “yang ada”,฀

berusaha฀untuk฀mengetahui฀(“penyelidikan tentang”)฀esensi฀yang฀terdalam฀

(23)

membicarakan฀ pengetahuan฀ itu฀ sendiri.฀ Sementara฀ Langeveld฀ (dalam฀

Susanto,฀2014:27),฀menamai฀ontology฀ini฀dengan฀teori฀tentang฀keadaan.฀

Hakikat฀ adalah฀ kenyataan฀ yang฀ sebenarnya,฀ kebenaran฀ sebenarnya฀

sesuatu,฀ bukan฀ keadaan฀ sementara฀ atau฀ keadaan฀ yang฀ menipu฀ dan฀

bukan฀ keadaan฀ yang฀ berubah.฀ Dengan฀ ontology,฀ diharapkan฀ terjawab฀

pertanyaan฀ tentang฀ “apa”.฀ Misalnya;฀ Objek฀ apa฀ yang฀ ditelaah฀ ilmu?฀ Apa฀

wujud฀ yang฀ hakiki฀ dari฀ objek฀ tersebut?฀ Hal-hal฀ apa฀ yang฀ harus฀

diperhatikan฀ agar฀ kita฀ mendapatkan฀ ilmu?฀ Apa฀ yang฀ disebut฀ kebenaran฀

itu?฀Apa฀kriterianya?฀Tehnik฀apa฀yang฀membantu฀kita฀mendapatkan฀ilmu?.฀

Bidang฀ kajian฀ filsafat฀ontology฀ ini฀ terbagi฀ menjadi฀ beberapa฀ aliran,฀ yaitu฀

materialism,฀idealism,฀dualism,฀skeptisisme,฀dan฀agnotisme.

Kedua, epistimologi.฀Epistimologi merupakan฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀

menyelidiki฀ asal฀ mula,฀ susunan,฀ metode-metode,฀ dan฀ status฀ sahnya฀

pengetahuan.฀Epistimologi membicarakan฀ sumber-sumber฀ pengetahuan฀

dan฀ bagaimana฀ cara฀ memperoleh฀ pengetahuan฀ tersebut.฀ Epistimologi฀

juga฀ disebut฀ sebagai฀ teori฀ pengetahuan,฀ itulah฀ sebabnya฀ kita฀ sering฀

menyebutnya฀dengan฀filsafat฀pengetahuan,฀karena฀ia฀membicarakan฀hal-hal฀yang฀berkenaan฀dengan฀pengetahuan.฀Istilah฀epistimologi฀ini฀pertama฀

kali฀muncul฀dan฀digunakan฀oleh฀J.Ferrier฀pada฀tahun฀1854฀M.

Pengetahuan฀ manusia฀ itu฀ ada฀ tiga฀ macam,฀ yaitu฀ pengetahuan฀

sains,฀ pengetahuan฀ filsafat,฀ dan฀ pengetahuan฀ mistik.฀ Pengetahuan฀ ini฀

dapat฀diperoleh฀manusia฀melalui฀berbagai฀cara฀dan฀dengan฀menggunakan฀

(24)

“bagaimana”.฀Misalnya;฀Bagaimana฀cara฀kita฀memperoleh฀pengetahuan?฀

Bagaimana฀ proses฀ yang฀ memungkinkan฀ digalinya฀ pengetahuan฀ yang฀

berupa฀ilmu?฀Bagaimana฀prosedurnya?฀Bagaimana฀cara฀kita฀mengetahui฀

bila฀ kita฀ mempunyai฀ pengetahuan?฀ Bagaimana฀ cara฀ kita฀ membedakan฀

antara฀ pengetahuan฀ dengan฀ pendapat?.฀ Epistimologi฀ ini฀ terbagi฀ atas฀

beberapa฀aliran,฀yaitu฀empirisme,฀rasionalisme,฀dan฀intuisionisme.

Ketiga, aksiologi.฀Aksiologi฀adalah฀ilmu฀pengetahuan฀yang฀menyelidiki฀

hakikat฀ nilai,฀ yang฀ umumnya฀ ditinjau฀ dari฀ sudut฀ pandang฀ kefilsafatan.฀

Nama฀lain฀dari฀bidang฀kajian฀aksiologi฀ini฀adalah฀disebut฀dengan฀teori฀nilai.฀

Teori฀nilai฀ini฀membahas฀mengenai฀kegunaan฀atau฀manfaat฀pengetahuan.฀

Untuk฀menggunakan฀kegunaan฀filsafat,฀kita฀dapat฀melihatnya฀dari฀tiga฀hal:

a. Filsafat฀sebagai฀kumpulan฀teori

b. Filsafat฀sebagai฀pandangan฀hidup,฀dan

c. Filsafat฀sebagai฀metode฀pemecahan฀masalah.

B. Konsep Filsafat Ilmu

1. Hakikat Ilmu dan ฀engetahuan

Definisi฀filsafat฀ilmu฀terdiri฀dari฀dua฀kata,฀yaitu฀kata฀filsafat฀dan฀kata฀

ilmu.฀ Masing-masing฀ memiliki฀ makna฀ yang฀ berbeda฀ dan฀ hakikat฀ yang฀

berlainan.฀ Kata฀ filsafat,฀ sebagaimana฀ telah฀ disinggung฀ pada฀ penjelasan฀

sebelumnya฀ diartikan฀ sebagai฀ pengetahuan฀ tentang฀ kebijaksanaan฀

(Sophia),฀ prinsip-prinsip฀ mencari฀ kebenaran,฀ atau฀ berpikir฀ rasional-logis,฀

(25)

filsafat฀ sendiri฀ berasal฀ dari฀ bahasa฀ Yunani฀ yang฀ diambil฀ dari฀ akar฀ kata฀

‘philos’฀yang฀berarti฀cinta,฀dan฀‘Sophia’฀yang฀berarti฀kebijaksanaan.

Adapun฀kata฀ilmu฀(Science)฀diartikan฀sebagai฀pengetahuan฀tentang฀

sesuatu,฀atau฀bagian฀dari฀pengetahuan.฀Menurut฀Badudu฀(1996:528),฀ilmu฀

adalah:฀Pertama,฀ diartikan฀ sebagai฀ pengetahuan฀ tentang฀ suatu฀ bidang฀

yang฀disusun฀secara฀sistematis;฀contoh:฀ilmu฀agama,฀berarti฀pengetahuan฀

tentang฀ ajaran฀ agama฀ atau฀ teologi,฀ ilmu฀ bahasa฀ berarti฀ pengetahuan฀

tentang฀ hal฀ ikhwal฀ bahasa฀ atau฀ tata฀ bahasa,฀ linguistik฀ dan฀ lain-lain.฀

Kedua,฀ ilmu฀ diartikan฀ sebagai฀ “kepandaian”฀ atau฀ “kesaktian”.฀ Sebagai฀

contoh฀ dalam฀ penggunaan฀ kata฀ yang฀ kedua฀ ini฀ adalah:฀ ‘sudah lama ia

menuntut “ilmu” atau “kesaktian” dari jago tua itu’.฀Dan฀orang฀yang฀banyak฀

memiliki฀ ilmu฀ pengetahuan฀ mengenai฀ suatu฀ ilmu฀ disebut฀ ‘ilmuan’฀ atau฀

orang฀yang฀ahli฀dalam฀bidang฀tertentu.

Sedangkan฀ Maufur฀ (2008:30),฀ menjelaskan฀ bahwa฀ ilmu฀ adalah฀

sebagian฀ dari฀ pengetahuan฀ yang฀ memiliki฀ dan฀ memenuhi฀ persyaratan฀

tertentu,฀ artinya฀ ilmu฀ tentu฀ saja฀ merupakan฀ pengetahuan฀ tetapi฀

pengetahuan฀ belum฀ tentu฀ ilmu.฀ Karena฀ pengetahuan฀ untuk฀ dapat฀

dikategorikan฀ sebagai฀ ilmu฀ harus฀ memenuhi฀ beberapa฀ persyaratan.฀

Beberapa฀syarat฀yang฀perlu฀dipenuhi฀oleh฀suatu฀pengetahuan฀untuk฀dapat฀

masuk฀kategori฀sebagai฀ilmu฀pengetahuan,฀menurut฀Maufur฀(2008:32-34)฀

adalah฀sebagai฀berikut:

a. Sistematis,฀ adalah฀ ada฀ urutan฀ dari฀ awal฀ hingga฀ akhir,฀ dan฀ ada฀

(26)

dengan฀lainnya฀yang฀tersusun฀secara฀runtut.฀Hubungan฀yang฀bersifat฀

sistematik฀ vertikal฀ diusahakan฀ juga฀ dengan฀ saling฀ mempertemukan,฀

dengan฀sekoheren฀mungkin,฀agar฀dapat฀kepastian฀dengan฀kadar฀yang฀

tinggi.

2. General,฀ yaitu฀ keumuman฀ sifat฀ yang฀ bisa฀ berlaku฀ dimanapun฀ (lintas฀

ruang฀ dan฀ waktu฀ dengan฀ keterbatasannya)฀ berkaitan฀ dengan฀ kadar฀

mutu฀ yang฀ standar.฀ Dapat฀ juga฀ disebut฀ universal,฀ karena฀ dapat฀

dikomunikasikan฀ kapan฀ dan฀ dimanapun,฀ paling฀ tidak฀ di฀ bumi฀ ini.฀

Semisal฀hukum-hukum฀fisika฀yang฀berlaku฀di฀Amerika,฀maka฀berlaku฀

juga฀ di฀ Indonesia,฀ Inggris,฀ Belanda,฀ dan฀ Afrika.฀ Baik฀ untuk฀ saat฀

sekarang฀maupun฀yang฀akan฀datang,฀dengan฀catatan฀kondisi-kondisi฀

yang฀ relevan฀ (tempat฀ dan฀ waktu)฀ sama.฀ Akan฀ tetapi,฀ mungkin฀ saja฀

tidak฀berlaku฀di฀planet฀lain฀apalagi฀di฀luar฀tata฀surya฀kita.

3. Rasional,฀maksudnya฀adalah฀bahwa฀ilmu฀sebagai฀pengetahuan฀ilmiah฀

bersumber฀ pada฀ pemikiran฀ rasional฀ yang฀ mematuhi฀ kaidah-kaidah฀

logika.฀ Pengujian฀ atas฀ pengetahuan฀ ilmiah฀ adalah฀ penalaran฀ yang฀

betul-betul฀dan฀perbincangan฀yang฀logis฀tanpa฀melibatkan฀faktor-faktor฀

nonrasional,฀ seperti฀ emosi฀ sesaat฀ dan฀ kesenangan฀ pribadi.฀ Dengan฀

demikian,฀ilmu฀pengetahuan฀merupakan฀hasil฀pemikiran฀yang฀rasional฀

dan฀ memenuhi฀ kaidah-kaidah฀ logika.฀ Kaum฀ rasional฀ berpandangan฀

bahwa฀pengetahuan฀yang฀dapat฀diandalkan฀bukanlah฀yang฀diturunkan฀

dari฀ dunia฀ pengalaman฀ melainkan฀ melalui฀ dunia฀ pikiran,฀ dunia฀ yang฀

(27)

4. Objekltif,฀ adalah฀ apa฀ adanya฀ mengungkap฀ realitas฀ yang฀ sahih฀ bagi฀

siapa฀ saja.฀ Sesuatu฀ sebagai฀ sasaran฀ yang฀ dijadikan฀ objek฀ untuk฀

diketahui.฀ Suatu฀ pengetahuan฀ disebut฀ objektif฀ bila฀ pengetahuan฀ itu฀

dibimbing,฀ baik฀ pada฀ tahap฀ proses฀ pembentukannya฀ maupun฀ pada฀

tahap฀sesudah฀selesai฀sebagai฀produk฀pengetahuan,฀oleh฀objek฀kajian฀

atau฀penelitian,฀dan฀bukan฀oleh฀berbagai฀tipe฀prasangka฀dari฀subjek-subjek฀ tertentu฀ termasuk฀ yang฀ melaksanakan฀ pengkajian฀ atau฀

penelitian.฀ Meskipun฀ kita฀ sadari฀ hampir฀ semua฀ yang฀ ada฀ di฀ alam฀ ini฀

merupakan฀ hasil฀ kesepakatan,฀ yang฀ dipelopori฀ oleh฀ individu-individu฀

atau฀ kelompok-kelompok฀ yang฀ dipandang฀ memiliki฀ otoritas฀ dalam฀

suatu฀bidang฀tertentu,฀yang฀kemudian฀diikuti฀oleh฀masyarakat฀secara฀

luas.฀ Terutama฀ pada฀ hasil฀ penelitian฀ kualitatif,฀ subjektivitas฀ peneliti฀

cukup฀berpengaruh,฀sehingga฀hasilnya฀sering฀diragukan.

5. Menggunakan฀metode฀tertentu฀dalam฀mempertanyakan฀objek฀tertentu,฀

mencari฀ dan฀ menemukan฀ sesuatu฀ sebagai฀ kebenaran,฀ dan฀ secara฀

terus฀ menerus.฀ Karena฀ ilmu฀ pengetahuan฀ akan฀ terus฀ berkembang฀

ketika฀ ditemukan฀ jawaban฀ sekaligus฀ memunculkan฀ pertanyaan฀

susulan,฀dan฀terus฀dicari฀jawabannya฀lagi.฀Demikian฀seterusnya.

6. Dapat฀ dipertanggungjawabkan฀ dengan฀ menggunakan฀ argumentasi฀

logis฀ rasional,฀ apalagi฀ jika฀ telah฀ melalui฀ eksperimen฀ yang฀ berulang฀

kali.

Ada฀sebagian฀ahli฀yang฀berpandangan฀bahwa฀pengetahuan฀dengan฀

(28)

ubahnya฀sebagai฀ilmu฀(science),฀sehinga฀ilmu฀dengan฀pengetahuan฀tidak฀

berbeda.฀Sebagian฀lagi฀memahami฀bahwa฀pengetahuan฀berbeda฀dengan฀

ilmu฀ atau฀ ilmu฀ pengetahuan฀ atau฀ pegetahuan฀ ilmiah.฀ Sebagaimana฀

pendapat฀ Thoyibi฀ (1994:35),฀ pengetahuan฀ ilmiah฀ tidak฀ lain฀ adalah฀ ‘a

higher level’฀ dalam฀ perangkat฀ pengetahuan฀ manusia฀ dalam฀ arti฀ umum฀

sebagaimana฀ kita฀ saksikan฀ dalam฀ kehidupan฀ sehari-hari.฀ Sedangkan฀

menurut฀Bahtiar฀(2005),฀pengetahuan฀merupakan฀hasil฀proses฀dari฀usaha฀

manusia฀untuk฀tahu.

2. ฀engertian Filsafat Ilmu

Merumuskan฀ pengertian฀ atau฀ definisi฀ tertentu฀ tidaklah฀ mudah฀

begitu฀juga฀tentang฀definisi฀filsafat฀ilmu.฀Beberapa฀ahli฀memberikan฀definisi฀

tentang฀filsafat฀ilmu฀ini฀diantaranya฀adalah฀sebagai฀berikut:

a. Michael฀ V.฀ Berry,฀ filsafat฀ ilmu฀ adalah฀ “The study of inner logic of

scientific theories, and the relations between experiment and theory,

i.e. of scientific method”.฀ Menurut฀ Berry฀ filsafat฀ ilmu฀ adalah฀

penelaahan฀tentang฀logika฀intern฀dan฀teori-teori฀ilmiah,฀dan฀hubungan-hubungan฀ antara฀ percobaan฀ dan฀ teori,฀ yakni฀ tentang฀ metode฀ ilmiah.฀

Bagi฀ Berry,฀ filsafat฀ ilmu฀ adalah฀ ilmu฀ yang฀ dipakai฀ untuk฀ menelaah฀

tentang฀logika,฀teori-teori฀ilmiah,฀serta฀฀ upaya฀pelaksanaannya฀untuk฀

menghasilkan฀suatu฀metode฀atau฀teori฀ilmiah.

2. May฀ Brodbeck,฀ ia฀ memberikan฀ definisi฀ filsafat฀ sebagai:฀ “the ethically

and philosophically neutral analysis, description and clarification of the

(29)

analisis฀netral฀฀ yang฀secara฀etis฀dan฀falsafi,฀pelukisan฀dan฀penjelasan฀

mengenai฀landasan-landasan฀ilmu.฀Bagi฀Brodbeck,฀ilmu฀itu฀harus฀bisa฀

menganalisis,฀menggali,฀mengkaji฀dan฀bahkan฀melukiskannya฀sesuatu฀

secara฀netral,฀etis,฀dan฀filosofis,฀sehingga฀ilmu฀itu฀dapat฀dimanfaatkan฀

secara฀benar฀dan฀relevan.

3. The฀ Liang฀ Gie,฀ merumuskan฀ filsafat฀ ilmu฀ merupakan฀ segenap฀

pemikiran฀reflektif฀terhadap฀persoalan-persoalan฀mengenai฀segala฀hal฀

yang฀ menyangkut฀ landasan฀ ilmu฀ maupun฀ hubungan฀ ilmu฀ dengan฀

segala฀ segi฀ kehidupan฀ manusia.฀ Bagi฀ Gie,฀ filsafat฀ ilmu฀ bukan฀ hanya฀

dipahami฀ sebagai฀ ilmu฀ untuk฀ mengetahui฀ metode฀ dan฀ analisis฀

terhadap฀ ilmu-ilmu฀ lain,฀ tetapi฀ filsafat฀ ilmu฀ sebagai฀ usaha฀ seseorang฀

dalam฀ mengkaji฀ persoalan-persoalan฀ yang฀ muncul฀ melalui฀

perenungan฀ yang฀ mendalam฀ agar฀ dapat฀ diketahui฀ duduk฀

persoalannya฀secara฀mendasar,฀sehingga฀dapat฀dimanfaatkan฀dalam฀

kehidupan฀manusia.฀(Susanto,฀2014:48).

3. Objek Filsafat Ilmu

Menurut฀Suriasumantri฀(1999:2)฀tiap-tiap฀pengetahuan฀memiliki฀tiga฀

komponen฀ yang฀ merupakan฀ tiang฀ penyangga฀ tubuh฀ pengetahuan฀ yang฀

disusunnya.฀Komponen฀tersebut฀adalah฀sebagai฀berikut:

a. Ontologi,฀objek฀telaahan฀ontologi฀adalah฀yang฀ada,฀yaitu฀ada฀individu,฀

ada฀ umum,฀ ada฀ terbatas,฀ ada฀ tidak฀ terbatas,฀ ada฀ universal,฀ ada฀

mutlak,฀ termasuk฀ kosmologi฀ dan฀ metafisika฀ dan฀ ada฀ sesudah฀

(30)

Esa,฀ pencipta฀ dan฀ pengatur฀ serta฀ penentu฀ alam฀ semesta.฀ Studi฀

tentang฀yang฀ada,฀pada฀tataran฀studi฀filsafat฀pada฀umumnya฀dilakukan฀

oleh฀ filsafat฀ metafisika.฀ Istilah฀ ontologi฀ banyak฀ digunakan฀ ketika฀ kita฀

membahsa฀yang฀ada฀dalam฀konteks฀filsafat฀ilmu.

b. Epistimologi,฀menurut฀Semiawan,฀dkk฀(2005:157),฀epistimologi฀adalah฀

cabang฀ filsafat฀ yang฀ menjelaskan฀ tentang฀ masalah-masalah฀ filosofis฀

sekitar฀teori฀penngetahuan.฀Epistimmologi฀memfokuskan฀pada฀makna฀

pengetahuan฀yang฀dihubungkan฀dengan฀konsep,฀sumber฀dan฀kriteria฀

pengetahuan,฀jenis฀pengetahuan,฀dan฀sebagainya.

c. Aksiologi,฀aksiologi฀adalah฀ilmu฀pengetahuan฀yang฀menyelidiki฀hakikat฀

nilai,฀ yang฀ umumnya฀ ditinjau฀ dari฀ sudut฀ pandang฀ kefilsafatan.฀

Aksiologi฀ juga฀ menunjukkan฀ kaidah-kaidah฀ apa฀ yang฀ harus฀ kita฀

perhatikan฀di฀dalam฀menerapkan฀ilmu฀ke฀dalam฀praktis.฀Filsafat฀ilmu฀

juga฀ menyibukkan฀ diri฀ dengan฀ berbagai฀ masalah฀ yang฀ datang฀ dari฀

konsep-konsep฀khusus฀dalam฀statistik,฀pengukuran,฀teologi,฀misalnya฀

penjelsan฀ peristiwa-peristiwa฀ dipandang฀ dari฀ tujuannya฀ atau฀

kesudahannya,฀ penjelasan฀ sebab฀ musabab,฀ hubungan฀ antara฀

ilmu-ilmu฀ yang฀ berbeda,฀ keadaan฀ dimana฀ satu฀ ilmu-ilmu฀ berkurang฀ untuk฀ ilmu-ilmu฀

lain,฀dan฀konsep-konsep฀spesifik฀mengenai฀ilmu-ilmu฀satu฀persatu.

4. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Ruang฀ lingkup฀ filsafat฀ ilmu฀ meliputi฀ beberapa฀ bidang,฀ antara฀ lain฀

(31)

a. Peter฀Angeles,฀yang฀merumuskan฀filsafat฀ilmu฀terbagi฀ke฀dalam฀empat฀

bidang฀ kajian,฀ yaitu:฀ (1)฀ telaah฀ mengenai฀ berbagai฀ konsep,฀ pra฀

anggapan฀ dan฀ metode฀ ilmu,฀ berikut฀ analisis,฀ perluasan,฀ dan฀

penyusunannya฀untuk฀memperoleh฀pengetahuan฀yang฀lebih฀ajeg฀dan฀

cermat;฀ (2)฀ telaah฀ dan฀ pembenaran฀ mengenai฀ proses฀ penalaran฀

dalam฀ ilmu,฀ berikut฀ struktur฀ perlambangannya;฀ (3)฀ telaah฀ mengenai฀

saling฀kaitan฀diantara฀berbagai฀ilmu;฀(4)฀telaah฀mengenai฀akibat-akibat฀

pengetahuan฀ ilmiah฀ bagi฀ hal-hal฀ yang฀ berkaitan฀ dengan฀ penerapan฀

dan฀ pemahaman฀ manusia฀ terhadap฀ realitas,฀ hubungan฀ logika฀ dan฀

matematika฀ dengan฀ realitas,฀ entitas฀ teoretis,฀ sumber฀ dan฀ keabsahan฀

pengetahuan,฀serta฀sifat฀dasar฀kemanusiaan.

b. A.฀Cornelius฀Benjamin,฀merumuskan฀filsafat฀ilmu฀ke฀dalam฀tiga฀bidang฀

kajian,฀ yaitu:฀ (1)฀ telaah฀ mengenai฀ metode฀ ilmu,฀ lambang฀ ilmiah฀ dan฀

struktur฀logis฀dari฀perlambangan฀ilmiah.฀Telaah฀ini฀banyak฀menyangkut฀

logika฀ dan฀ teori฀ pengetahuan฀ dan฀ teori฀ umum฀ tentang฀ tanda;฀ (2)฀

penjelasan฀ mengenai฀ konsep฀ dasar,฀ pra฀ anggapan฀ dan฀ pangkal฀

pendirian฀ ilmu,฀ berikut฀ landasan-landasan฀ empiris,฀ rasional฀ atau฀

pragmatis฀yang฀menjadi฀tempat฀tumpuannya.฀Segi฀ini฀banyak฀hal฀yang฀

berkaitan฀ dengan฀ metafisika,฀ karena฀ mencakup฀ telaah฀ terhadap฀

berbagai฀keyakinan฀mengenai฀dunia฀kenyataan,฀keragaman฀alam฀dan฀

rasionalitas฀dari฀proses฀alamiah;฀(3)฀aneka฀telaah฀mengenai฀saling฀kait฀

diantara฀ berbagai฀ ilmu฀ dan฀ implikasinya฀ bagi฀ suatu฀ teori฀ alam฀

(32)

c. Edward฀ Madden,฀ merumuskan฀ lingkup฀ filsafat฀ ilmu฀ ke฀ dalam฀ tiga฀

bidang฀kajian,฀yaitu:฀(1)฀probabilitas;฀(2)฀induksi฀dan;฀(3)฀hipotesis.

d. Ernest฀ Nagel,฀ memberikan฀ rumusan฀ luang฀ lingkup฀ filsafat฀ ilmu฀ ke฀

dalam฀ tiga฀ bidang฀ kajian,฀ yaitu:฀ (1)฀ pola฀ logis฀ yang฀ ditunjukkan฀ oleh฀

penjelasan฀dalam฀ilmu ;฀logical pattern exhibited by explanations in the

sciences;฀ (2)฀ pembentukan฀ konsep฀ ilmiah;฀construction of scientific

concepst;฀(3)฀pembuktian฀keabsahan฀kesimpulan฀ilmiah;฀validation of

scientific conclusions.฀(Susanto,฀2014:55-57).

Dengan฀ memerhatikan฀ beberapa฀ pendapat฀ ahli,฀ seperti฀ yang฀

dikemukakan฀ di฀ atas,฀ maka฀ ruang฀ lingkup฀ filsafat฀ ilmu฀ pada฀ dasarnya฀

mencakup฀ dua฀ pokok฀ bahasan฀ utama,฀ yaitu฀ membahas฀ sifat-sifat฀

pengetahuan฀ ilmiah฀ (epistimologi),฀ dan฀ menelaah฀ cara-cara฀

mengusahakan฀pengetahuan฀ilmiah฀(metodologi).฀Sehingga฀filsafat฀ilmu฀ini฀

pada฀ akhirnya฀ dapat฀ dikelompokkan฀ menjadi฀ dua฀ bagian฀ besar฀ yaitu฀

sebagai฀ berikut:฀ (1)฀ filsafat฀ ilmu฀ umum,฀ yang฀ mencakup฀ kajian฀ tentang฀

persoalan฀ kesatuan,฀ keseragaman,฀ serta฀ hubungan฀ diantara฀ segenap฀

ilmu.฀ Kajian฀ ini฀ terkait฀ dengan฀ masalah฀ hubungan฀ antara฀ ilmu฀ dengan฀

kenyataan,฀kesatuan,฀perjenjangan,฀susunan฀kenyataan,฀dan฀sebagainya;฀

(2)฀ filsafat฀ ilmu฀ khusus,฀ yaitu฀ kajian฀ filsafat฀ ilmu฀ yang฀ membicarakan฀

kategori-kategori฀ serta฀ metode-metode฀ yang฀ digunakan฀ dalam฀ ilmu-ilmu฀

tertentu฀ atau฀ dalam฀ kelompok-kelompok฀ ilmu฀ tertentu,฀ seperti฀ dalam฀

kelompok฀ ilmu฀ alam,฀ kelompok฀ ilmu฀ kemasyarakatan,฀ kelompok฀ ilmu฀

(33)

BAB III ฀ENUTU฀ A. Simpulan

Berdasarkan฀ penjelasan฀ pada฀ bab฀ sebelumnya฀ terkait฀ pengertian฀

filsafat,฀ filsafat฀ ilmu฀ dan฀ ruang฀ lingkupnya,฀ maka฀ penulis฀ memberikan฀

simpulan฀sebagai฀berikut:

1. Filsafat฀merupakan฀fikiran฀manusia,฀yang฀radikal,฀artinya฀yang฀dengan฀

mengesampingkan฀pendirian-pendirian฀dan฀pendapat-pendapat฀‘yang฀

diterima฀saja’฀mencoba฀memperlihatkan฀pandangan฀yang฀฀merupakan฀

akar฀ dari฀ lain-lain฀ pandangan฀ dan฀ sikap฀ praktis.฀ Sedangkan฀ filsafat฀

ilmu฀ mencakup฀ permasalahan฀ yang฀ menyangkut฀ berbagai฀ hubungan฀

ke฀ luar฀ dari฀ kegiatan฀ ilmiah฀ seperti฀ implikasi฀ ontologik-metafisik฀ dan฀

citra฀ dunia฀ yang฀ bersifat฀ ilmiah,฀ tata฀ susila฀ yang฀ menjadi฀ patokan฀

dalam฀ penyelenggaraan฀ ilmu฀ dan฀ konsekuensi฀ pragmatik-etik฀

penyelenggara฀ilmu.

2. Ruang฀lingkup฀filsafat฀ilmu฀dikelompokkan฀menjadi฀dua฀bagian฀besar฀

yaitu:฀(1)฀filsafat฀ilmu฀umum,฀yang฀mencakup฀kajian฀tentang฀persoalan฀

kesatuan,฀ keseragaman,฀ serta฀ hubungan฀ diantara฀ segenap฀ ilmu.฀

Kajian฀ ini฀ terkait฀ dengan฀ masalah฀ hubungan฀ antara฀ ilmu฀ dengan฀

kenyataan,฀ kesatuan,฀ perjenjangan,฀ susunan฀ kenyataan,฀ dan฀

sebagainya;฀ (2)฀ filsafat฀ ilmu฀ khusus,฀ yaitu฀ kajian฀ filsafat฀ ilmu฀ yang฀

membicarakan฀ kategori-kategori฀ serta฀ metode-metode฀ yang฀

(34)

ilmu฀ tertentu,฀ seperti฀ dalam฀ kelompok฀ ilmu฀ alam,฀ kelompok฀ ilmu฀

(35)

DAFTAR ฀USTAKA

Anshari,฀ Endang฀ Saifuddin.฀ 1985.฀Ilmu, Filsafat dan Agama.฀ Surabaya:฀

PT.฀Bina฀Ilmu.

Arifin,฀M.฀2003.฀Filsafat Pendidikan Islam.฀Jakarta:฀Bumi฀Aksara. Atjeh,฀Abubakar.฀1970.฀Sejarah Filsafat Islam.฀Semarang.

Badudu,฀ JS.฀ 1996.฀Kamus Umum Bahasa Indonesia.฀ Cet.฀ III.฀ Jakarta:฀

Pustaka฀Sinar฀Harapan.

Lasiyo฀dan฀Yuwono.฀1985.฀Pengantar Ilmu Filsafat.฀Yogyakarta:฀Liberty. Maufur.฀2008.฀Filsafat Ilmu.฀Bandung:฀CV.฀Bintang฀Warli฀Artika.

Poedjawijatna.฀ 2002.฀ Pembimbig ke Arah Alam Filsafat.฀ Cetakan฀ XI.฀

Jakarta:฀Rineka฀Cipta.

Poedjiadi,฀A.฀1987.฀Sejarah dan Filsafat Sains.฀Jakarta:฀Debdikbud.

Saebani,฀Beni฀Ahmad.฀2009.฀Filsafat Ilmu, Kontemplasi Filosofis tentang

Seluk-beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan.฀ Cetakan฀ I.฀ Bandung:฀Pustaka฀Setia.

Salam,฀Burhanuddin.฀1997.฀Logika Materiil.฀Jakarta:฀Rineka฀Cipta.

Semiawan,฀ Conny,฀ dkk.฀ 2005.฀ Panorama Filsafat Ilmu Landasan

Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman.฀Bandung:฀Teraju.

Siagian,฀ Sondang฀ P.฀ 2003.฀Filsafat Administrasi.฀ Edisi฀ Revisi.฀ Jakarta:฀

Bumi฀Aksara.

Suhartono,฀ Suparlan.฀ 2008.฀ Filsafat Ilmu Pengetahuan : Persoalan

Eksistensi dan Hakikat Ilmu Pengetahuan.฀ Yogyakarta:฀ Ar฀ Ruz฀ Media.

Susanto,฀ A.฀ 2014.฀ Filsafat Ilmu : Suatu Kajian dalam Ontologis,

Epistimologis, dan Aksiologis.฀Jakarta:฀Bumi฀Aksara.

Suriasumantri,฀ Jujun฀ S.฀ 1999.฀ Ilmu dan Perspektif Sebuah Kumpulan

Karangan tentang Hakekat Ilmu.฀ Jakarta:฀ Yayasan฀ Obor฀ Indonesia.

Suriasumantri,฀ Jujun฀ S.฀ 1999.฀Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.฀

(36)

Referensi

Dokumen terkait

c. Memenuhi persyaratan teknis minimal dan berlabel. Lahan bera atau tidak ditanami dengan tanaman yang satu familli minimal satu musim tanam. Untuk tanaman rimpang lahan yang

Sistem pengukuran kinerja BSC yang menggunakan beragam ukuran baik keuangan maupun non keuangan menunjukkan adanya target dan sasaran khusus yang lebih jelas untuk dicapai

Gambar 3- Kromatogram Gas Eugenol pada Sampel Minyak Atsiri Bunga Cengkeh dari Daerah di Maluku. Gambar 4-Kromatogram Gas Eugenol pada Sampel Minyak Atsiri Bunga

Tuntutan tugas Intelijen sesuai kebutuhan kegiatan operasi Penggalangan mempunyai aspek taktis dan strategis dimana akal pikiran lawan atau bakal lawan merupakan sasaran utama

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang sangat mudah dipelajari, dengan teknik pemrograman visual yang memungkinkan penggunanya untuk berkreasi lebih baik dalam

Sebuah pusat perbelanjaan bertema industri kreatif dengan konsep city walk dapat menjadi wadah yang pas selaras dengan perkembangan sektor komersil dan pariwasata

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul: ANALISIS KESESUAIAN ANTARA SINGLE TUNED FILTER