• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan reaksi kimia pada siklus logam t

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan reaksi kimia pada siklus logam t"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA

Oleh :

JERRY MARCH CARVER 1708511064

Kelompok 9B

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

I. Tujuan Percobaan

Mempelajari perubahan kimia yang terjadi pada siklus logam Cu. II. Dasar Teori

Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Reaksi kimia dimana satu atau lebih zat berubah menjadi zat-zat baru yang sifatsifatnya berbeda dibandingkan dengan zat-zat penyusunnya sebelumnya. Semua materi selalu mengalami perubahan. Zat yang mengalami perubahan disebut zat pereaksi (reaktan) dan zat yang terbentuk disebut hasil reaksi (produk). Rumus-rumus pereaksi diletakan disebelah kiri dan hasil reaksi diletakan disebelah kanan. Diantara dua sisi tersebut digabungkan dengan tanda kesamaan (=) atau tanda panah (→). Dan berikut adalah ciri dari perubahan kimia : a. Timbulnya Gas

Banyak reaksi kimia menghasilkan zat baru yang ditandai terbentuknya gas pada suhu kamar. Sebagai contoh, apabila kapur tulis dimasukkan ke dalam larutan asam klorida encer maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari larutan. Gelembung-gelembung gas tersebut merupakan zat baru (gas karbon dioksida) hasil reaksi antara larutan asam klorida dan kapur. Peristiwa tersebut dihasilkan zat baru (yang keduanya berwujud gas pada suhu kamar) maka peristiwa tersebut merupakan contoh reaksi kimia. Dengan demikian, timbulnya gas dapat menjadi petunjuk bahwa suatu reaksi kimia telah terjadi

Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan munculnya gelembung-gelembung dalam larutan yang direaksikan.

b. Timbulnya Endapan

(3)

NaOH maka kita akan memperoleh endapan Cu(OH)2. Endapan yang ada merupakan zat baru yang terbentuk akibat akibat pencampuran 2 macam zat. Melalui contoh tersebut, adanya endapan merupakan salah satu ciri terjadinya perubahan kimia. c. Timbulnya Perubahan Warna

Banyak reaksi kimia yang terjadi tidak disertai oleh timbulnya endapan atau gas, tetapi ditandai oleh timbulnya warna yang baru. Sebagai contoh adalah saat kita mencampurkan tembaga dengan larutan HNO3. Dapat kita lihat bahwa terjadi perubahan warna dari yang awalnya bening menjadi biru muda. Selain itu bisa juga saat kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna merah dengan serbuk belerang yang berwarna kuning. Setelah dipanaskan maka akan terbentuk zat baru yang berwujud padatan berwarna hitam. Pada kedua contoh peristiwa ini terjadi perubahan kimia karena terbentuk zat yang baru. Dengan demikian, adanya perubahan warna dapat menjadi petunjuk telah terjadi perubahan kimia.

d. Timbulnya Perubahan Suhu

Timbulnya perubahan suhu dapat juga menjadi petunjuk terjadinya reaksi kimia. Sebagai contoh adalah reaksi antara butiran karbit dengan air yang terdapat dalam tabung reaksi. Reaksi ini pun menyebabkan naiknya suhu air dalam tabung reaksi. Pada peristiwa ini terbentuk zat baru yang larut dalam air dan zat baru yang berwujud gas pada suhu kamar. Jadi, selain timbul panas, pada reaksi ini juga timbul gelembung gas.

Perubahan suhu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Reaksi eksotern : merupakan reaksi pembebasan panas dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan bertambah

Reaksi endoterm : merupakan reaksi penyerapan panas dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang.

(4)

Reaksi Kimia dapat diamati dengan habisnya zat yang bereaksi disertai dengan produk baru yang dihasilkan. Suatu reaksi kimia dihasilkan dengan perbandingan massa yang tetap sesudah dan sebelum hasil reaksi. Seperti hilangnya Cu(s) pada saat ditambahkan HNO3(aq). Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya interaksi antara molekul Cu dengan molekul HNO3.

f. Timbulnya Bau

Adanya bau bisa timbul pada reaksi kimia dikarenakan pencampuran suatu zat. Misalnya, pada reaksi logam tembaga (Cu) dengan larutan asam nitrat (HNO3) yang menghasilkan larutan tembaga (II) nitrat , gas nitrogen monoksida, dan air akan menimbulkan bau.

Dalam mereaksikan suatu zat, diperlukan juga adanya ketelitian dalam menghitung banyaknya suatu zat yang akan direaksikan. Dalam percobaan kali ini harus ditentukan berapa mol Cu dan volume HNO3 yang digunakan agar reaksi dapat berlangsung. Konsep mol digunakan untuk menyatakan jumlah zat yang bereaksi. Secara umum mol merupakan satuan jumlah zat yang menyatakan jumlah partikel zat yang sangat besar. Dimana 1 mol adalah banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram C-12, yaitu 6,02 x 1023. Kemolalan atau molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam kg zat pelarut.

(5)

Keterangan: n = mol unsur/senyawa m = massa unsur/senyawa Ar = massa atom relative

Mr = massa molekul relative

Volume merupakan ukuran besarnya ruang yang ditempati oleh suatu zat yang dilambangkan (V) dengan satuan liter (L). Avogadro menyatakan bahwa volume setiap mol gas pada suhu 0˚C (273K) dan tekanan 1 atm (76 cmHg) mempunyai volume 22,4 liter. Sehingga kondisi tersebut dinamakan sebagai keadaan standar/STP (Standard Temperature and Pressure) yang dituliskan dengan (0˚C, 1 atm). Hubungan volume gas dengan mol dapat dituliskan sebagai berikut.

atau

Keterangan : V = volume gas STP n = mol unsur/senyawa

(6)

Keterangan : n = mol gas (mol)

Langkah I ( Reaksi antara Logam Cu dengan Larutan HNO3 )

Serbuk Logam Cu

Ditimbang sebanyak 0,2 gram

Serbuk Logam Cu 0,2 gram

(7)

Langkah 2 ( Penambahan Larutan NaOH )

Langkah 3 ( Pemanasan )

Gelas kimia berisi Cu

Ditambahkan HNO3 sebanyak 1,3 mL

Gelas kimia yang telah ditambahkan HNO3

Ditutup dengan kaca arloji dan amati perubahan yang terjadi

Gelas kimia yang berisi kaca arloji dibuka

Ditambahkan NaOH sebanyak 6mL dan amati perubahan yang terjadi

Gelas kimia yang berisi kaca arloji dibuka

Ditambahkan air suling sebanyak 50 mL

Gelas kimia yang ditambahkan air suling sebanyak 50 mL

Dipanaskan di atas steambath

(8)

Langkah 4 ( Penambahan Larutan H2SO4 )

Dikeluarkan dari larutan

Gelas kimia yang telah dipanaskan

Dibiarkan hingga dingin

Gelas kimia yang telah dingin

Didekantasi

Gelas kimia hasil dekantasi

Ditambahkan air suling sebanyak 50 mL

Gelas kimia yang berisi air suling

Didekantasi kembali sebanyak 2 kali lalu disimpan untuk langkah berikutnya

Gelas kimia hasil dekantasi

Ditambahkan Larutan H2SO4 sebanyak 3 mL

(9)

Langkah 5 ( Penambahan Logam Fe )

Langkah 6 ( Recovery Cu )

Digoyangkan kemudian disimpan untuk langkah berikutnya

Gelas kimia yang berisi Larutan H2SO4

Ditambahkan serbuk Fe sebanyak 0,2 gram

Gelas kimia yang berisi Fe

Ditutup dengan kaca arloji, kemudian disimpan untuk langkah berikutnya

Gelas kimia yang berisi kaca arloji dibuka

Ditambahkan air suling sebanyak 50 mL

Gelas kimia yang berisi air suling

(10)

V. Data Pengamatan

1. Percobaan 1 (Reaksi antara logam Cu dan larutan HNO3)

No .

Logam Cu Pengamatan

1. Massa 0,2 gram

2. Wujud Padat

3. Warna Merah Bata

4. Bentuk Serbuk

No .

Larutan HNO3 Pengamatan

1. Volume 1,3 mL

Gelas kimia hasil dekantasi

Dituangkan ke cawan penguap

Cawan penguap berisi padatan

Dipanaskan

Cawan penguap berisi padatan sudah kering

(11)

2. Wujud Cair

6. Zat yang berekasi Serbuk Cu habis

berekasi

2. Percobaan II (Penambahan larutan NaOH/KOH)

No

1. Warna Biru Pekat menjadi

Biru Muda

2. Bau Ada

3. Peningkatan Suhu Meningkat

4. Adanya Gas

-5. Endapan

-6. Zat yang berekasi Cu(NO3)2 bereaksi

dengan NaOH

3. Percobaan III (Pemanasan)

(12)

No .

Cu(OH)2 → CuO + H2O Pengamatan

1. Warna Larutan Biru Muda

2. Warna Endapan Endapan Hitam

Pekat

3. Bau

-4. Peningkatan Suhu Meningakat

5. Adanya Gas Ada

6. Endapan Ada

7. Zat yang bereaksi CuO bereaksi dengan

H2O *Endapan yang timbul adalah endap

4. Percobaan IV ( Penambahan H2SO4)

No Larutan H2SO4 Pengamatan

1. Warna Bening

6. Zat yang Bereaksi Cu bereaksi dengan

H2SO4

(13)

No .

Logam Fe Berbentuk Serbuk Pengamatan

1. Wujud Padat

1. Warna Larutan Biru Muda

2. Warna Endapan Merah bata

3. Bau

-4. Adanya Gas Ada

5. Endapan Ada

6. Zat yang bereaksi Terdapat sisa serbuk

Cu

*Endapan yang tersisa merupakan serbuk Cu yag telah terbentuk kembali

6. Percobaan VI (Recorvery)

No. Objek Pengamatan Ciri-ciri

1. Cu yang didekantasi denganmenggunakan air suling

Adanya padatan Cu

Padatan Cu yang diperoleh setelah dipanaskan di atas steambath menggunakan uap air dari gelas

beker yang telah diisi air

Padatan Cu berwarna merah bata dan berbentuk

serbuk kering.

3. Proses Recovery Cu selesai

(14)

VI. Perhitungan

1. Langkah I

3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O

Perhitungan larutan HNO3 yang ditambahkan : Logam Cu = 0,2 gram

(15)

V = Mn

Massa cawan penguap = 34,42 gram

Massa cawan penguap berisi Cu = 34,62 gram

Massa Cu = 34,62 gram – 34,42 gram mengoksidasi logam Cu agar membentuk larutan Cu(NO3)2 yang bersifat asam dan akan menimbulkan gas NO serta terdapat juga H2O. Langkah pertama ini membuktikan bahwa reaksi kimia pada logam Cu terjadi dengan perubahan warna larutan yang semula bening menjadi biru kekuningan, adanya bau baru, timbulnya gas yaitu NO dan logam Cu habis bereaksi.

2. Langkah II

(16)

bereaksi dengan NaOH membentuk Cu(OH)2 yang menyebabkan warna larutan dari biru pekat berisi kuning menjadi biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa Cu(NO3)2 telah habis beraksi dengan larutan NaOH membentuk larutan Cu(OH)2.

3. Langkah III

Larutan Cu(OH)2 yang telah diencerkan dengan menambahkan air suling sebanyak 50mL dipanaskan dengan kompor elektrik. Tujuan pemanasan ini adalah memisahkan air dan larutan agar dapat diamati perubahannya. Setelah pemanasan, timbul endapan berwarna hitam pekat kemudian larutan mulai berubah warna dari biru menjadi bening. Larutan Cu(OH)2 teroksidasi menjadi endapan CuO dan menghasilkan H2O. Sebelum endapan di simpan hasil pemanasan tadi di dekantasi.Tujuan memisahkan air bekas pemanasan dan endapan CuO agar logam CuO benar-benar bersih.

4. Langkah IV

Penambahan H2SO4 dengan tujuan mengikat Cu yang ada pada senyawa CuO agar Cu dalam keadaan asam kembali.

5. Langkah V

Penambahan serbuk Fe bertujuan untuk mengikat SO4 dalam senyawa CuSO4 agar terbentuk endapan logam Cu murni. Setelah logam Fe ditambahkan kedalam larutan CuSO4 larutan berubah warna menjadi biru muda kemudian timbul endapan Cu yang berwarna merah bata.

6. Langkah VI

Untuk mendapatkan Cu kembali, setelah dekantasi dilakukan sebanyak 2 kali, kemudian cawan bersih ditimbang dan didapatkan massa sebanyak 34,42 gram. Endapan logam Cu kemudian dipindahkan ke cawan dengan menggunakan batang pengaduk. Lalu, logam yang berada di cawan tersebut dikeringkan di atas gelas kimia yang berisi air yang dipanaskan dengan steambath. Ini dilakukan untuk menguapkan air sisa dekantasi. Setelah logam Cu kering, kaca arloji tersebut diangkat dengan sapu tangan lalu dihitung massanya. Massa cawan setelah berisi padatan Cu adalah 34,62 gram.

(17)

Diketahui :

Massa cawan penguap = 34,42 gram

Massa cawan berisi padatan Cu = 34,62 gram

Ditanyakan :

- Massa Cu kembali = .... ?

- Rendemennya = ... ?

Jawaban :

a. Massa Cu kembali = massa cawan berisi Cu – massa cawan bersih

= 34,62 gram – 34,42 gram

= 0,2 gram

b. Rendemen Cu = Massa Cu akhir/Massa Cu awal x 100%

= (0,2 gram /0,2 gram) x 100%

= 100%

Jadi, massa logam Cu yang diperoleh dari hasil recovery Cu adalah 0,2 gram, dengan hasil rendemennya adalah 100%.

Diperoleh massa cawan yang ditimbang dengan endapan Cu seberat 34,62 gram. Dalam percobaan yang dilakukan dalam siklus tembaga (Cu), diperoleh massa Cu akhir = 0,2 gram, sedangkan massa Cu di awal yang diperoleh adalah 0,2 gram. Cu akhir yang kami dapatkan hasilnya sama dengan massa Cu awal.

VIII. Kesimpulan

1. Dalam percobaan tentang beberapa reaksi kimia dengan menggunakan siklus logam tembaga maka dapat diperoleh kesimpulan tentang beberapa peristiwa yang menandakan berlangsungnya perubahan kimia yaitu :

1. Habisnya zat yang direaksikan.

(18)

4. Terjadinya perubahan warna 5. Timbulnya endapan

6. Adanya beberapa baru dari beberapa reaksi

7. Pada perubahan atau reaksi kimia berlaku hukum kekekalan massa yang ditemukan oleh Lavoiser yaitu jumlah massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Massa suatu zat berbanding lurus dengan jumlah atom-atom, maka jumlah atom yang bereaksi akan sama dengan jumlah atom-atom hasil reaksi.

8. Perhitungan zat-zat yang terlibat dalam proses reaksi menggunakan perhitungan stoikiometri yang terdiri dari beberapa konsep mol yaitu pencarian mol, massa, volume dan hubungannya dengan perbandingan koefisien.

IX. Daftar Pustaka

Staf Kimia Dasar.2014.Penuntun Praktikkum Kimia Dasar I.Jurusan Kimia FMIPA , Universitas Udayana :Bukit Jimbaran, Bali

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif disebabkan karena perubahan perilaku afektif melalui

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Kelebihan dari desain kolom destilasi ini adalah adanya packing yang disusun dalam kolom distilasi, yang dapat meningkatkan luas permukaan kontak antara

pelaku usaha bahwa melakukan perdagangan elektronik juga merupakan hal yang wajib pajak sekaligus memperkaya serta menambah wawasan ilmiah baik dalam tulisan ini maupun dalam

Sistem pemantau elevasi muka air adalah suatu prosedur untuk mendapatkan seri data elevasi muka air pada beberapa titik pengamatan baik di lahan yang terukur pada

Pengukuran konduktansi, baik pada frekuensi rendah, maupun frekuensi tinggi, mempunyai perilaku yang sama untuk putih telur yaitu mengalami penurunan dengan bertambahnya

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain one group pretest-postest. Dalam desain tersebut, terdapat dua jenis tes, yaitu pretest dan

This hydroxyl radical has caused the lignin degradation on substrate and therefore the releasing of some phenolic compounds as derivative of lignin has come up,