• Tidak ada hasil yang ditemukan

Toleransi Beragama Di Indonesia. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Toleransi Beragama Di Indonesia. docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.

Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara.

(2)

Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini untuk mengulas pandangan Islam tentang toleransi. Ulasan ini akan membahas sikap toleransi terhadap agama lain yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan toleransi?

2. Bagaimana konsep toleransi dan bagaimana cara bertoleransi dalam Islam? 3. Bagaimanakah langkah dan strategi untuk memupuk jiwa toleransi

beragama?

4. Apakah manfaat toleransi hidup beragama dalam pandangan Islam?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Mengetahui pengertian toleransi,

2. Memahami konsep dan cara bertoleransi dalam Islam,

3. Menguraikan langkah dan strategi untuk memupuk jiwa toleransi baragama,

(3)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Toleransi

Kata toleransi sebenarnya bukanlah bahasa “asli” Indonesia, tetapi serapan dari bahasa Inggris “tolerance”, yang definisinya juga tidak jauh berbeda dengan kata toleransi/toleran. Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English, toleransi adalah quality of tolerating opinions, beliefs, customs, behaviors, etc, different from one’s ow.

Adapun dalam bahasa Arab, istilah yang lazim dipergunakan sebagai padanan dari kata toleransi adalah ةحامس atau حماست. Kata ini pada dasarnya berarti al-jûd (kemuliaan) atau sa’at al-shadr (lapang dada) dan tasâhul (ramah, suka memaafkan). Makna ini selanjutnya berkembang menjadi sikap lapang dada/ terbuka (welcome) dalam menghadapi perbedaan yang bersumber dari kepribadian yang mulia.

Secara etimologi, toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada.[1] Sedangkan menurut istilah (terminology), toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan ) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.

Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.

(4)

Jadi, toleransi beragama adalah ialah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.

2.2 Konsep Toleransi Dalam Islam

Dari kajian bahasa di atas, toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adapt-istiadat, budaya, bahasa, serta Agama. Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujuraat ayat 13yang artinya:

“Orang-rang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

Dalam ayat di atas, Allah menyatakan bahwa orang-orang mu’min bersaudara, dan memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi kesalahpahaman diantara 2 orang atau kelompok kaum muslim. Al-Qur’an memberikan contoh-contoh penyebab keretakan hubungan sekaligus melarang setiap muslim melakukannya.

Ayat di atas juga memerintahka orang mu’min untuk menghindari prasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, serta menggunjing, yang diibaratkan al-Qur’an seperti memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal dunia (QS.Al-Hujuraat:12) yang artinya:

(5)

Untuk mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih dahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan mensikapi perbedaan (pendapat) yang (mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara kita sesama muslim. Sikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari adanya perbedaan.

Dan menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara. Maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian dan pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pendapat dan pengamalan Agama, al-Qur’an secara tegas memerintahkan orang-orang mu’min untuk kembali kepada Allah (al-Qur’an) dan (Sunnah).

Dalam kaitannya dengan toleransi antar umat beragama, toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut Agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihakl ke pihak lain.

Hal demikian dalam tingkat praktek-praktek social dapat dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap kebersamaan antara penganut keagamaan dalam praktek social, kehidupan bertetangga dan bermasyarakat, serta bukan hanya sekedar pada tataran logika dan wacana.

Sikap toleransi antar umat beragama bias dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong.

(6)

Artinya: Untukmu Agamamu, dan untukkulah, Agamaku."

Bahwa perinsip menganut Agama tunggal merupakan suatu keniscayaan. Tidak mungkin manusia menganut beberapa Agama dalam waktu yang sama; atau mengamalkan ajaran dari berbagai Agama secara simultan. Oleh sebab itu, al-Qur’an menegaskan bahwa umat islam tetap berpegang teguh pada system ke-Esaan Allah secara mutlak; sedangkan orang kafir pada ajaran ketuhanan yang ditetapkannya sendiri. Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan tentang prinsip dimana setiap pemeluk Agama mempunyai system dan ajaran masing-masing sehingga tidak perlu saling hujat menghujaraat. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hujarat:40-41:

Artinya :

40. Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur’an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.

41. Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku

(7)

Pada taraf ini konsepsi tidak menyinggung Agama kita dan Agama selain kita, juga sebaliknya. Dalam masa kehidupan dunia, dan untuk urusan dunia, semua haruslah kerjasama untuk mencapai keadilan, persamaan dan kesejahteraan manusia. Sedangkan untuk urusan akhirat, urusan petunjuk dan hidayah adalah hak mutlak Tuhan SWT. Maka dengan sendirinya kita tidak sah memaksa kehendak kita kepada orang lain untuk menganut Agama kita.

Al-Qur’an juga menganjurkan agar mencari titik temu dan titik singgung antar pemeluk Agama. Al-Qur’an menganjurkan agar dalam interaksi social, bila tidak dotemukan persamaan, hendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan.

Bahkan al-Qur’an mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan ummatnya untuk menyampaikan kepada penganut Agama lain setelah kalimat SAWa’ (titik temu) tidak dicapai (QS. Saba: 24-26).

Artinya: Katakanlah: "Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan Sesungguhnya Kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang Kami perbuat dan Kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat". Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".

Jalinan persaudaraan dan toleransi antara umat beragama sama sekali tidak dilarang oleh Islam, selama masih dalam tataran kemanusiaan dan kedua belah pihak saling menghormati hak-haknya masing-masing (QS. Al-Mumtahanah: 8):

(8)

Al-Qur’an juga berpesan dalam QS 16: 125 agar masing-masing Agama mendakwahkan Agamanya dengan cara-cara yang bijak.

Tak ada paksaan dalam Agama. Islam mengajarkan pemeluknya untuk membiarkan orang untuk menganut kepercayaan masing-masing. Artinya, Islam sekedar menganjurkan pemeluknya untuk mengajak orang lain, bukan memaksanya untuk memeluk Agama Islam.

Allah swt berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 256 :

Artinya:“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) Agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Adapun hadist yang membahas tentang toleransi yaitu; Hadis Pertama Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasullah bersabda:ada lima kewajiban orang

islam terhadap orang islam lainnya, yaitu membalas salam, memenuhi undangan, melayat jenazah, menengok orang sakit, dan berdoa bagi orang

yang bersin yang memuji Allah (membaca hamdallah).(Ibnu majah (

Dalam hadis di atas Rasullah Saw memberi pelajaran kepada orang-orang islam tentang kewajiban dan haknya dalam pergaulan sehari-hari. Hak dan kewajiban itu antara lain:

(9)

Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu “assalamu’alaikum” maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau menjawab salam itu. Memberi salam adalah sunah.

2) Kewajiban memenuhi Undangan

Orang islam apabila diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau menghadirinya, terutama adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.

3) Kewajiban Melayat orang islam yang meninggal

Apabila ada orang islam yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya berkewajiban melayatnya. Hukumnya adalah wajib kifayah.

4) Kewajiban mendoakan orang islam yang bengkis

Apabila ada oarng islam bengkis lalu ia mengucapkan “alhamdulilah” maka orang islam yang mendengarkannya berkewajiban mendoakannya dengan mengucapkan doa” Yarhakumullah”.

(10)

Hadis Kedua

رلئلاسع هملع ىععادعتع وسضسعم همنسمل ىكعتعسساادعال دلسعجعلاس لمثعمع مسهلفلطماععتعوع مسهلملحلارعتعوع مسهلدلاوعتع يفل نعيسنلملؤسمملاس لمثعمع

. ملسملاو ىراخبلا هاور ىمعحملاسوع رلهعسعلابل دلسعجعلاس

Perumpamaan sesama orang-orang mukmin dalam mencinta, menyayangi, dan merasakan lemah lembut seperti satu tubuh manusia, Jika diantara satu

anggotanya merasa sakit maka seluruh tubuh akan merasakan gelisah dan sakit panas.(HR.Bukhori dan Muslim)

Hadis ini menerangkan tentang etika atau tata pergaulan sosial kemasyarakatan sesama muslim. Dalam hadis ini Rasullalah memberi pelajaran bagaimana hubungan sosial orang-orang islam dengan orang islam lainnya. Cinta kasih sayang dan kemesraan hubungan orang0orang muslim dengan muslim lainnya itu digambarkan oleh Rasulallah SAW ibarat satu tubuh. Dalam hadis ini juga menjelaskan tentang pentingnya solideritas dalam kehidupan antara umat islam.

Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam kebersamaan. Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas tercermin dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist tersebut kepada umat islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka merupakan ajakan yang positif dan itulah etika pergaulan sesama umat islam.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk melakukan toleransi terhadap agama lain, diantaranya:

a. Menghormati Saat Umat Lain Beribadah

(11)

b. Menghormati Acara Umat Lain

Disaat teman mu sedang puasa usahakan jangan membuatnya membatalkan puasanya hormati dia kalau mau makan ya jangan sampai menganggu puasanya.

c. Tidak Menganggu

Kalau anda tidak bisa menghormati agama lain setidaknya jangan menganggu orang lain beribadah .Itu lebih baik dan merupakan sikap sederhana menjaga hubungan antar umat beragama.

2.3 Langkah dan Strategi Memupuk Jiwa Toleransi Beragama

Beberapa langkah dan strategis untuk memupuk jiwa toleransi beragama dan membudidayakan hidup rukun antar umat beragama. Kiat-kiat itu adalah sebagai berikut :

1. Menonjolkan segi-segi persamaan dalam agama; tidak memperdebatkan segi-segi perbedaan agama .

2. Melakukan kegiatan sosial yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda.

3. Mengubah orientasi pendidikan agama yang menekankan aspek sektoral fiqhiyah menjadi pendidikan agama yang berorientasi pada pengembangan aspek universal-rabbaniyah.

4. Meningkatkan pembinaan individu yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlakul karimah.

5. Menghindari jauh-jauh sikap egoism dalam beragama sehingga mengklaim diri yang paling benar.

(12)

Beberapa manfaat toleransi hidup beragama dalam pandangan Islam yaitu: 1. Menghindari Terjadinya Perpecahan

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.

Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT:

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada -Nya orang yang kembali.”(As-Syuro:13)

”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-Imran:103)

(13)

2. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan

Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.

Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.

3.Mengokohkan Iman

(14)

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Toleransi beragama adalah ialah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak

mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.

2. Islam tidak memaksa agama lain untuk memeluk Islam, tetapi Islam menganjurkan agar dalam interaksi social, bila tidak dotemukan persamaan, hendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan.

3. Langkah dan strategi yang dapat dilakukan untuk memupuk jiwa toleransi yaitu menonjolkan segi-segi persamaan dalam agama, melakukan kegiatan sosial yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda, mengubah orientasi pendidikan agama yang menekankan aspek sektoral fiqhiyah menjadi pendidikan agama yang berorientasi pada pengembangan aspek universal-rabbaniyah, meningkatkan pembinaan individu yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlakul karimah, dan menghindari jauh-jauh sikap egoism dalam beragama sehingga mengklaim diri yang paling benar.

4. Manfaat toleransi hidup beragama yaitu menghindari terjadinya perpecahan, memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan, serta memperkokoh iman.

(15)

Saran penulis yaitu sebaiknya setiap manusia saling menghargai dan menghormati walaupun berbeda agama karena dalam Al-Qur’an pun Allah menganjurkan kita untuk bersikap toleransi dengan agama lain sehingga tercipta kedamainan antarumat beragama.

DAFTAR PUSTAKA

Djam’annuri. 2003Studi Agama-Agama, Yogyakarta: Pustaka Rihlah.

Kuswandi, Irwon. 2012. Toleransi Menurut Al-Qur’an, (http://qral-m4ndily.blogs pot.com/2012/01/toleransi-menurut-al-quran.html), (diakses tanggal 7 Oktober 2013).

Rozan, Muhammad. 2011. Memahami Ayat-Ayat Al-Qur’anToleransi dan Etika

Pergaulan, (http://ngawadul.wordpress.com/2011/06/15/memahami-ayat-ayat

-al-qur%E2%80%99an-toleransi-dan-etika-pergaulan/), (diakses tanggal 7

Oktober 2013).

Syatriadi, Tommy. 2013. Toleransi Umat Beragama, (http://tommysyatriadi.blogs pot.com/2013/02/toleransi-umat-beragama.html), (diakses tanggal 7 Oktober 2013).

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis bivariat bertujuan mempresentasikan hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi

Sport je danas vrlo respektabilna aktivnost zbog čega se istražuje i kao posebna djelatnost kroz razvoj specifičnog oblika turizma koji se naziva sportski

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Fiin chambers dan IQ chambers memiliki kemampuan yang sama baik dalam mendeteksi sensitizer penyebab DKA di RSUPMH

Dalam pengerjaan laporan ini difokuskan pada perancangan antarmuka, langkah yang dilakukan untuk merancang aplikasi ini adalah dengan menganalisis gedung dan sumber

Pemuda Ushuluddin yang biasanya akrab dengan kajian Tafsir Al-Quran dan Hadis, Studi Agama, Sosiologi Agama dan Filsafat menjadi penting untuk mengambil peran

mendapatkan data yang valid dilakukan

Peningkatan Pemahaman Pemeliharaan Kesehatan Tubuh Manusia Dalam Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Penelitian Tindakan

Dengan ini menyatakan bahwa seluruh materi dalam skripsi saya yang berjudul ANALISIS PRODUCT PLACEMENT DALAM SINETRON TUKANG OJEK PENGKOLAN , adalah hasil karya tulis